Anda di halaman 1dari 19

Hukum perikatan (vermogensrecht)

Diatur dalam buku III-KUH Perdata ada 18 Bab:

BAB I perikatan pada umumnya

BAB II perikatan” bersumber pada perjanjian

BAB III perikatan bersumber pada undang-undang.

BAB IV tentang hapusnya perikatan-perikatan

BAB V – XVIII Perjanjian”bernama

Apa yang dimaksud dengan hukum perikatan?

: Definisi perikatan dalam UU tidak ada, definisi itu diberikan oleh sarjana

Hubungan hukum dalam lapangan harta kekayaan antara dua orang atau lebih dimana pihak
yang satu berhak atas sesuatu dan pihak lain berkewajiban atas sesuatu.

Hukum benda dan hukum perikatan itu masih satu rumpan tentang lapangan harta kekayaan.
Bedanya:

- Hukum benda: Hukum benda itu sistemnya tertutup, artinya bahwa orang tidak bisa
membuat hak-hak baru kecuali yang hanya ada di dalam UU. Kalau UU menentukan
itu maka hal itu, tidak ada yang lain. dalam UU hanya ada hak eigendom, hak bezit,
hak detendsi.
- Hukum perikatan: dikenal kebebasan berkontrak, sistemnya terbuka, artinya bahwa
orang boleh membuat periakatan-perikatan baru terutama yang bersumber pada
perjanjian baik yang telah diatur dalam UU maupun yang belum diatur dalam UU.
Pada saat membuat perjanjian, maka pernajian apa pun itu boleh walaupun belum
diatur dalam UU.
Sumber Perikatan

Pasal 1233 perikatan dpt terjadi krna perjanjian maupun karena uu.

Pasal 1352-Undang-udang saja.

Orang yang tidak berbuat suatu itu telah melakukan perikatan secara uu. Seperti pada Pasal
104 (buku I) ttg ortu dan anak, ortu wajib memelihara anak dan ketika anak sudah dewasa
anak memlihara orangtua.

Pasal 625 tentg tertangga / hukum tetangga.

Hukum tetangga dan hukum keluarga itu berada pada buku II. Terkait khusus tentang
perikatan-perikatan yang bersumber pada uu semata, tidak berada pada buku III melainkan
pada buku Buku I dan buku II.

Yang bersumber pada UU dan perbuatan manusia bisa sesuai degan hukum bisa juga bersifat
yang melawan hukum.

Pasal 1354 tentang melakukan perbuatan orang lain tanpa adanya perintah. Maka org tsb
harus melakukan perbuatan itu sampai selesai (orng tsb dapat mengerjakan sendiri). Contoh:
A ketinggallan hp di kelas, B melihat hp A oleh B dibawa (B tau itu milik A)……….

Pasl 1359 ttg pembayaran tak terhutang. Orang yang memperkiarkan ada hutang dan dia
membayar atas bayaran itu uangnya dapat di mintakan kembali. Conoth: A ke supermarket
ekmudian membeli barang RP.50.000 kemudian dia membyar dengan uang 100 rb, dia hanya
berkewajiban membyaar 50 rb dan 50 rbnya lagi dia berhak menerima kembali.

Sifat melawan hukum- Pasal 1365

Unsur-unsur dalam pasal ini:

1. Perbuatan
2. Perbuatan itu melawan hukum
3. Kesalahan
4. Kerugian
5. Hubungan sebab akibat perbuatan dan kerugian

Contoh : A main bola terus kena kacamata B. kacamatanya rusak/pecah.

Perbuatan, Kesalahan : karena lalai

Kerugian : B dapat minta ganti rugi ke A.

Ps 1338 ttg itikad baik

Orang yang melaksanakan perjanjian harus beritikad baik.

Pasal 1339 perjanjian tidak hanya dalam isi perjanjian tetapi juga kebiasaan yang terjadi
dimasyarakat.

Sumber:

1. Perjanjian
2. Uu
3. kebiasaan
4. Putusan hakim.

Sumber lain:

Moral dan fatsoen (kepatutan)

Subjek perikatan

Kreditur: orang yang berhak

Debitur: orang yang berkwajiban mmelakukan suatu

Apakah debitur selalu berkwajiaban melakukan? Belum tentu, bisa saja karena: dolus,
culpa, kasus ((1) kasus yang menyebakan debitur itu terhalang untuk melakukan presatasi,
(2) kasus yang sebenanya debitur dapat melakukan prestasi apbila dia berupaya) / keadaan
memaksa.
Dapat dikatakan wanprestasi, apabila debitur itu salah.

Ukuran kesalahan->

1. perbuatannya debitur dapat disesalkan


2. dia dapat menduga akibatnya (baik secara subjektif maupun objektif)
3. dia sudah dewasa dan dapat dipertanggung jawabkan.

Bentuk kesalahan->

1. dolus
2. culpa

Debitur yang tidak melakukan kewajibannya karena ia tidak bersalah maka bukan
wanprsetasi, overmagcth (keadaan memaksa)/ ada keadaan alam. Sehingga debitur tidak
wajib mengganti ganti rugi, dan kreditur tidak melakukan pembatalan. Maka dengan
overmatch perikatan itu hapus. Hapusnya barang yang terhutang itu karena overmacht.

Bentuk wanprestasi:

1. debitur tidak memenuhi prestasi sama sekali


2. Debitur terlambat dalam memenuhi prestasi.
3. Debitur berprestasi tidak sebagaimana mestinya.

Kalau prestasinya debitur tidak ada menfaatnya bagi kreditur, maka debtitur tidak sama sekali
berprestasi.

Wanprstasi keliru dapat berubah jadi prestasi terlambat. Misalnya, A mau ultah ke-17 dan ia
mau mengundang temannya diadakan pesta ultah dngn tema, pesta ultah malming dan ia cari
bahan baju untuk dibuatkan baju sesuai degnan tema. A meminta diselesaikan pada hari
jumat sebab sabtu malam mau dipakkai. Hari jumat dia mengambil pakaiannya, saat diambil
ternyata pakainnya tidak sesuai degnan yang ia minta, ia minta warna pink akan tetapi yang
jadi malah warna biru muda. Lalu A protes ke tmpt jahit, dan penjahit buatkan lagi dan sabtu
sore telah selseai dan A ambil. Atas contoh diatas brti dri kekeliruan menjadi keterlmbatan
karena (shrusnya jumat malah jadi sabtu).
Akibat wanprestasi

1. Debitur Mengganti kerugian


2. Benda objek prestasi ditanggung oleh debitur / sejak debitur berwanprestasi maka
tanggung jawab pindah ke debitur / resiko berpindah ke debitur. Dalam hal karena
kesalahan.
3. Debitur dapat meminta pembatalan karena pernjanjian timbal-balik. Misalnya, A
mengadakan perjanjian jual-beli, A sudah membayar tapi barangnya blum datang. A
dapat melakukan pembatalan akan barang itu dan meminta uangnya kembali.

Waktu wanprestasi itu kalau di dalam perjanjian itu sudah dicantumkan, maka wanprestasi
apabila melewati ketentutan waktu yang paling akhir. Kalau tidak ada dalam perjanjian, maka
kreditur membuat suatu peringatan dengan membuat pernyataan lalai kepada debitur untuk
terakhir prestasi kapan. Tapi berdasarkan kep.MA pernyataan lalai itu tidak digunakan lagi.

Apa yang bisa dilakukan Kredtiur jika Debitur ikar janji? kreditur dapat melakukan:

1. K meminta pemenuhan prestasi


2. K minta pembatalan prestasi
3. K minta ganti rugi prestasi
4. K minta pemenuhan dan ganti rugi prestasi
5. K minta pembatalan dang anti rugi prestasi

Bentuk kerugian kalau dalam perjanjian itu bentuknya adalah kerugian materiil, tidak ada
kerugian imaterril. Kerugian nyata itu bisa meliputi biaya, kerugian nyata, keuntungan yang
seharusnya diperoleh, dan bunga.

Jumlah kerugian itu bisa saat membuat perjanjian dapat dihitung,

Misalnya A nyewa mobil 12 jam (300.000) kalau terlambat itu perjam atau perhari? Kalau 1
jam 50.000. kalau terlambat 1 jam maka ganti kerugiannya rp.50.000.
Bisa aja jumlah kerugian tidak di atur dlm prjanjian, caranya yaitu meengikuti UU. Dalam
UU itu megnatur tentng bunga pasl 1250.

Kerugian nyata itu dihitung dari kekayaan kreditur

Misalnya A mau ke Jakarta kemudian sudah pesan mobil B, karena keretanya jam 8 maka
pesannya jam 7. Saat jam 7 si B belum datang ditunggu sampai jam 7.30. akhirnya A
memutuskan untuk menaik taksi, perjalanan sampai di statius jam 8.30. kretanya sudah
berangkat, tiketnya sudah tidak berguna. A akhirnya mencari kreta selanjutnya, dan ia
membeli tiket lagi. Kerugian itu dapat di hitung.

Syarat-syarat pengganti kerugian

pasal 1247-1248

- kerugian yang dapat diduga terlebih dahulu saat membuat perjanjian.


- Kerugian yang merupakan akibat seketika dari wanprestasi. Kerugian itu diakibatkan
karena kreditur?
Ada 2 teori:
Teori condicitianon. … , Sebab itu adalah rangkaian peristiwa yang dapat
menumbulkan akibat.
Teori adicuat, Sebab adalah peristiwa yang merupakan yang dapat dipikirkan kira-
kira akan seperti bagaimana (yang sekiranya akal sehat akan dapat menimbulkan
akibat)

Pembatasan-pembatasan pengganti kerugian

Pengganti kerugian itu harus dibatasi

Kerugiaan yang dapat diduga

Kerugaian yang sebab timbul dari krditur, kruignanya sebagian

Kreditur membatasi kerugian yang timbul.

Contoh: rumah A kondisi atapnya bocor, kemudian mengadakan perjnajian dengan tukang di
hari minggu untuk membetulkan atap. A juga sudah membeli genteng baru. Ternyata pada hri
minggu tukangnya tidak datang padahal kondisi mendung, sore hujan (shrusnya sore itu udah
selesai). Hujan itu mestinya kreditur membatasi.

Bunga
Ada dua macam:

1. Kovensional
Bunga konvensional itu bunga yang sudah disepakati saat perjanjian dibuat. Bunga
yang Saat perjanjian itu telah diperjanjian itulah disebut dengan bunga konvensional.
Konvensional mengenal bunga, syariah megenal bagi hasil.
2. Kompensatur /// kompensasi
Bunga yang tidak diperjanjian terlebih dahulu, tapi bunga itu muncul karena
keterlambatan dari kreditur, yang mengakibatkan debitur mengeluarkan bunga.
- Kompesator yang mengatur : misalnya …..
- Kompesatur yang tidak mengatur/montaur : misalnya A minjam uang ke B, tapi B
bilang oke tapi dalam wktu 1 minggu hrus kembali karena senin harus membayar
kredit. A menyepakatinya. Tapi ternyata minggu belum bisa membalikkannya, senin
B menagih. Kalau tidak membayar maka A kena Denda (kena bunga). Oleh
karenanya daripada B kena denda maka B minjam uang ke bank dripada menunggu
uang denda A.

Keadaan memaksa /overmacht


Dalam perikatan ada yang berhak dan ada yang berkewajiban.

Debitur belum prestasi belum tentu dia salah/wanprestasi. Salah apabila debitur dapat salah
(dolus/culpa), dapat dipertnggung jwabkan, melakuakn perbuatan. Bisa saja tidak salah
karena keadaan memaksa (overmacht), adanya halangan untuk berprestasi. Halangan itu
terjadi bukan karena salahnya debitur. Tidak disebabkan keadaan yang menjadi resiko bagi
debitur.

Resiko adalah siapa yang akan bertanggung jawab dalam hal tidak ada kesalahan.

Kalau K tidak menganggung, maka D tidak mengganti kerugian.


Missal A membuat baju ke B dan telah diberi kain. Ada keadaan kebakaran dari tentagg B
yang menyebabkan Kain A ikut terbakar.

Resiko berada pada A maka B tidak harus menganti kainnya A

Ada debitur yang harus menganti rugi

Misalnya penganggkutan, pengangkut berkewajiban membawa barang dari asal ke tujuan


dengan selamat. Kalau barang itu tidak sampai atau rusak atau tidak tepat waktu, maka
debitur harus bertanggung jawab. Misalnya: pengiriman JNE YES, besoknya tidak sampai
maka itu dapat diminta ganti rugi.

Senin membahas tentang: Akibat dari overmatch, jenis overmacht, ajaran overmacht.

Bisa dikatakan SYARAT overmacht karena ada:

1. Debitur terhalang untuk berprestasi


Belum tentu debitur tidak melakukan prestasi bukan karena hanya wanprestasi akan
tetapi bisa saja karena keadaan memaksa (debitur melakukan kesalahan)/ halangan
karena alam (missal gempa bumi,tsunami, penyakit,dsb), peraturan pemerintah
(missal tentang lockdown/psbb), halangan dari diri sendiri (misalnya A janji nanti
sore seblum maghrib akan mengadakan pertemuan dengan B, tapi A tidur dan dia lupa
(ini mrupakan halangan yang dibuat oleh diri sendiri).
2. halangan yang bukan salah debitur/ debitur tidak salah
3. Bukan suatu resiko yang harus ditanggung oleh debitur, karena debitur tidak
melakukan kesalahan.
MAKA KEPADA SIAPA YANG BERTANGGUNG JAWAB? Missal perjanjian
……. A beli batik lalu A nyuci lalau diluntur. Apakah A (debitur) wanprestasi? Tidak,
kecuali kalau debitur itu menjamin garansi tidak luntur, jika di cuci luntur maka
debitur wanprestasi. Contoh lain: A langganan suraat kabar biasanya datang pagi,
lalau suatu hari hujan lalu pengatar koran tidak dapat mengantar koran (takut basah)
sehingga hujan itu alasan pengantar koran. Missal kalau pengantar koran itu telah
berjanji akan mengantar koran apapun keadaannya (jaminan), suatu hari hujan lalu
pengantar koran tidak dapat mengatar karena hujan itu datangnya bukan dari
Resiko: Dalam hal tidak ada yang bertanggung jawab jika tidak ada kesalahan.

Akibat wanprestasi dan overmeacht beda: kalau wanprestasi debitur salah harus ganti rugi,
kalau overmacht tidak. Wanrerpestasi ada pembatlan kalau overmacht tidak.

Akibat Overmacht:

1. Debitur tidak diminta ganti rugi


Missal A minta buat pakaian sabtu sore harus uadh selesai. Tuakng jahit mengalami
kebakaran kain A kebakar, maka kang jahit tidak salah. Kecuali kalau sabtu dia tidak
melakukan dan minggunya baru kebakaran maka hal itu wanprestasi, di aharus gnti
rugi.
2. Debitur tidak bisa dapat meminta pemenuhan prestasi.
3. Gugur kewajiban debitur. Karena semua gugur, maka tidak ada pembatalan

Teori overmach/JENIS OVERMACHT:

1. Subjektif.
Ukurannya yaitu orang yang mengadakan perjanjian, missal A mengadakan perjanjian
dengan B, dikatakan ingin bertemuan dimana krna mau makan, A dan B brncana
makan di rumah makan padang. A udah dtng tepat waktu, B belum datang karena
hujann deras. B menggunakan hujan sebaagai alasan karena hujan bukan salahnya.
menurut teori subjektif, itu sudah termasuk overmacht. Kalau menurut pteori objektif
tidak.
2. Objektif.

Subejktif orang dikatakan jika semua orang tidak dapat melakukan. Tapi kalau objektif
dikatakan jika orang masih dapat melakukan.

Missal pengen kuliah lalu terhalng karena hujan.


Teori daya upaya: Debitur belum dikatakan overmacht jika dia belum berupaya.

Macam overmacht:

1. Tetap
Prestasi sudah tidak bermanfaat bagi kreditur.
Missal hujan pagi biasanya pengtar koran tidak dapat mengantarnya. Hujan itu sampai
malam. Hujan itu digunakan alasan oleh pengatar koran.
2. Sementara
Missal hujan pagi-siang, maka pengatar koran dapat mengatar korannya setelah hujan.

Overmacht keseluruhan: misalnya pesan batik 10 kodi, kemudian penjual tokonya


kebakaran. Kalau kebakaran habis, maka penjual tidak bisa berprestasi semuanya. Oleh
karena itu pelengkap.

Overmacht sebagaian: missal pesan 10 batik, pnjual tokonya kebakaran sisa 5 batik. Maka
penjual harus berpretasi 5 batik itu.

Penyebab overmacht tentunya: Harus ada halangan (halanagan itu bukan salahnya debitur).
HAPUSNYA PERIKATAN
Hapusnya periaktan dan hapusnya perjanjian itu beda

“PERSETUJUAN”

MENURUT Pasal 1381 BW, Hapusnya perikatan ada 10 macam.

Dalam BAB IV ada 8 macam:

1. Pembayaran
2. Penawaran pembayaraa diikuti dengan penitipan
3. Pembaharaun utang
4. Perjumpaan utang
5. Percampuran utang
6. Pembebasan utang
7. Meusnahnya barang yang terutang
8. Kebatalan dan pembatalan perikatan-perikatan.

DILUAR BAB IV:

1. Syarat yang membatalkan (diatur dalam bab I buku 3)


2. Kedaluwarsa (diatur dalam buku IV, bab7)

Kalau dilihat 1-10, dibagi bahwa.

1-5 itu …..

6-10 ….
6. Pembebasan utang, ….

7-10 kreditur tidak dapat apa-apa, karena ada syarat tertentu.

Dalam hukum periaktan arti “PEMBAYARAN”, artinya pelunasan hutang prestasi (baik
memberi sesuatu, melakukan sesuatu, maupun tidak berbuat sesuatu). Pembayaran itu dapat
dilakukan oleh debitur sendiri, namun juga dapati dibayar oleh pihak ketiga (orang yang
berkepentingan maupun yang tidak berkepentingan (dibayari oleh orang lain debitur) yang
terkait hutang.)

Namun ada bbrpa yang tidak bisa diahlikan ke pihak ketiga, yaitu “perikatan berbuat sesuatu”
tidak dapat dipenuhi oleh pihak ketiga jika berlawnan dengan kehendak kreditur.

Misalnya, A s

Menurut pasal 1381 ayat 1, bahwa perikatan dapat dibayar oleh orang yang berkepentingan.

Munurut pasal 1385, pembayaran harus dilakukan kepada oleh kreditur sendiri, orang yang
dikuasakan oleh kredtiur, orang yang dikuasakan oleh hakim atau undang-undang untuk
menerima pembayaran tersebut.

Bisa saja pembayaran tidak dilakukan oleh kreditur, penguasa, hakim/undang-undang bisa
saja terjadi, tetap DIANGGAP SAH. Tetapi harus ada syaratnya: harus disetujui oleh
kreditur, kredtiur mendapatkan manfaatnya dari pembayaran itu, debitur membayar dengan
beritikad baik.

Misalnya A hutang dengan B, janji tanggal 20 A membayar hutang B. Saat jatuh tempo
(tanggal 20), A ingin bayar, ternyata B sedng tidak di rumah karena B masuk rumah sakit,
kemudian A mendatangi rumah sakit, ternyata B sedang tidak sadarkan diri, rumah sakit
butuh pembayara. Lalu hutangnya A membayar biaya rumah sakit B, agar B cepat ditangani.
JELAS B MENDPAT MENFAAT DARI TINDAKAN A, DAN MUSTINYA B PASTI
SETUJU.

Orang yang dikuasakan oleh kreditur…. Kadang-kadan

Kreditur tidak ingin digantikan prestasinya dilakukan dngn phiak lain debitur…
Pembayaran tidak dapat dilakuakn oleh…

OBJEK PEMBAYARAN

Objeknya yaitu hutang barang yang diprestasikan.

TEMPAT PEMBAYARAN

Dilihat dulu didalam perjanjian, jika dalam janji tidak ditentukan, maka barang itu
penyerahannya saat buat janji, namun bisa juga di tempat krediturnya.

WAKTU PEMBAYARAN

Biasanya ditentukan dalam perjanjian. Kalau tidak di tentukan dalam perjanjian, maka
pembayaran harus dibayar sesegera mungkin setelah perikatan terjadi.

PASAL 1400 Tentang subrogasi

Maksudnya yaitu, penggantian kedudukan kreditur oleh pihak ketiga. Karena pihak ketiga itu
membayar hutang”nya debitur ke pihak ketiga. Bisa akrena perjanjian bisa juga karena UU.

Definisi ini dianggap ….

Subrogasi tanpa bantuan debitur, subrogasi terjadi demi undang-undang PASAL1402:

1. kreditur lebih dari satu. Kreditur itu melunasi kreditur yang lain. Maka kreditur itu
menggantikan kreditur-kreditur yang lain sebagai debitur. Missal A minjam uang ke B
dan C. berarti krediturnya 2, A belum bisa bayar oleh B dibayar hutangnya ke C.
maka B itu menjadi kreditur bagi Anisa.
2. Missal. Orang menganggungkan tanah tsb, kemudian sertifikat tanah itu masih
dipagang oleh penanggung.
3. Krediturnya lebih dari satu. Kemudian kreditur 1 melunasi kreditur” lainnya, sebagai
kredtiur.
4. Ahli waris melunasi hutang pewaris. Missal pembayara rumah sakit, uang
pembayaraan pengkuburan, dsb.
PENAWARAN

Diatur dalam PASAL 1404

Barang yang bisa dititpkan yaitu berupa Uang dan Benda Bergerak. Jadi kalau Tanah tidak
bisa. Jika penawaran ditolak oleh krediur dan menyebabkan debitur sulit melakukan
pembayaran maka dapat menitipkan uang/benda bergerak itu ke pengadilan. Namun juga bisa
jika tanpa penolakan dulu langsung menitipkan ke pengadilan. Menitipkan/Menggugat ke
Pengadilan di mana kreditur berada. Hal ini sama dengan seperti menghapus perikatan.

PASAL 1405

PASAL 1406

….

PASAL 1408

Debitur masih bisa menganbil barang yang dititipkannya, maka dapat dikatakan belum
terjadinya hapusnya periaktan karena itu sifatnya sementara selama adanya tindakand ari
kreditur atau putusan dari pengadilan.

NOVASI / PEMBAHARUAN UTANG

NOVASI: dengan perjanjian, Perikatan hapus muncul perikatan baru yang kemudian
menggantikan kedudukan perikatan yang lama dengan penggantian kreditur dan debitur.

APA YANG DIGANTI? Yang digantikan yaitu: bisa saja objeknya atau subjeknya:

- OBJEK
1. Mengubah/mengganti isi perikatan.
2. Mengubah sebab daripada periaktan.
- SUBJEK
1. SUBJEKTIF Pasif //// Kreditur (subjek pasif)
Expromissie; Perikatan hapus muncul perikatan baru yang kemudian menggantikan
kedudukan perikatan yang lama dengan penggantian debitur yang ditunjuk oleh
kreditur. Tidak perlu ada persetujuan dulu dari kreditur, karena kreditur yang
menunjuk.
Missal A hutang dengan B, kemudian B mengadakan perjanjian dengan A Karen B
ada urusan luar kota, B ingin A membayar hutang ke C yang ada di semarang. Maka
A membayar ke C.
Misal lainnya lagi A hutang dengan B kemudian megnadakan perjanjian. Atau C
mengadakan perjnajian dengan B. dan A pulang ke luar kota, lalu C membayar hutang
A. (subjektif pasif)

Delegasi: Perikatan hapus muncul perikatan baru yang kemudian menggantikan


kedudukan perikatan yang lama dengan penggantian debitur yang baru ditunjuk
oleh debitur lama dan harus mendapat persetujuan dulu dari Kreditur.

2. SUBJEKTIF AKTIF - debitur (aktif)

ADA TIGA MACAM JALAN UNTUK NOVASI PASAL 1413


KOMPENSASI / PERJUMPAAN UTANG

Hapusnya perikatan disebabkan oleh keadaan dimana Dua orang masing-masing merupakan
debitur satu dengan yang lainnya.

Kalau perikatan yang sesuai dengan undang-undang telah ditentukan ada 4. Kalau perikatan
perjanjian itu bebas.

PERCAMPURAN UTANG / KONFUSIO

Dapat terjadi kedudukan kreditur dan debitur bersatu dalam siri satu orang.

Misalnya kreditur meninggal dan debiturnya merupakan satu-satunya ahli waris.

Msial lain: A dan B kaka adek, tidak ada saudara lain, ortu sudah meninggal. A(debitur)
hutang dengan B (kreditur). A meninggal, maka harta benda (baik pasiva maupun aktiva) A
jatuh ke B, begitu pula sebaliknya.

Akibat percampuran utang: perikatan menjadi hapus, dan hapusnya periaktan menghapuskan
pula borgtocht (penanggung (ada jaminan kebendaan (hak tanggungan dan jaminan fidusia,
hipotik (khusus pesawat dan) jaminan perorangan). Hapusnya borgtocht dengan percampuran
utang tidak menghapuskan utang pokok.

PEMBEBASAN UTANG

Menurut UU, pembebasan undang-undang tidak boleh di persangkakan, tapi harus di


buktikan, sebab itu sbg bukti pembebasan utang.
MUSNAHNYA BARANG YANG TERUTANG

Tergantung pada kedudukan debitur (salah atau tidak salah), kalau salah harus tetap melunasi
prestasi jika tidak maka sebaliknya. Kalau karena overmacht maka musnah/gugur kewajiban
debitur untuk berprestasi dan gugur kreditur untuk melakukan pembatalan.

KEBATALAN DAN PEMBATALAN PERIKATAN

KEBATALAN itu batal demi hukum, PEMBATALAN dapat dibatalkan.

SYARAT SAH PERIKATAN/perjanjian:

- Syarat Subjektif (orang) pasal 1320, sah apabila adanya kesepakatan, kecakapan,hal tertentu,
dan ada suatu hal yang halal. Apabila tidak dipeneuhi, maka perjnajian dapat dibatalkan.
- Syarat objektif, jika tidak ada barangnya maka akan batal demi hukum, jika berbuat suatu dan
melanggar uu maka diaggap tidak pernah ada.

Anak kecil melakukan perjanjian sah tidak? Sah. Orang gila melakukan melakukan perjanjian sah
tidak? Sah. SETIAP ORANG BERHAK UNTUK MELAKUKAN PERJANJIAN. Selama
beelum adanya dilakukan pembatalan.

 Batal demi hukum dianggap tidak pernah anggap.

Batal demi hukum dan dibatalkan perlu ada keputusan hakim menyatakan putus/tidak.

Batal demi hukum sifatnya declaratory, tidak merubah hukum, jika hukum bilang batal maka
batal.

Dibatalkan sifatnya konstitutif, yang tidak dapat dibatalkan dapat dibatalkan. Orang yang
dapat membatalkan ialah orang dewasa yang cakap. Jadi anak kecil tidak bisa, yang bisa
orang tua.

Periakatan bersyarat

Ada yang mengangguhkan : justru dengan syarat itu terpenuhi maka perjanjian itu terjalan

Adanya yang bersyarat: ……………….Perjanjian putus/hapus


Kesepuluh: Daluwarsa – masuknya ke hukum acara, diatur dalam BUKU IV BAB VII

Menurtut Pasal 1381 BAB IV BUKU III, perikatan hapus bisa karena daluwarsa.

Kententuan daluwarsa

Pasal 1946, daluwarsa adalah suatu alat unutk memperoleh suatu atau untuk dibebaskan dari
suatu perikatan dengan lewatnya sewaktu waktu tertentu dan atas karena …….

Pasal 1381: Daluwarsa adalah mengakibatkan perikatan hapus / sebab hapusnya perikatan.

Pasal 1946 : Daluwarsa itu alat (bisa digunakan bisa juga tidak dapat digunakan),
Perikatan itu sebagai alat untuk memperoleh/dibebaskan dari sesuatu. BISA MERUBAH
PERIKATAN PERDATA (kewajiban hukum) MENJADI PERIKATAN ALAMI (kewajiabn
moral).

Hapusnya perikatan karena daluwarsa pendek, missal A makan di warmindo dan tidak
bawa dompet, lalu belum bisa bayar, batas waktunya(daluwarsanya) 1 tahun. Ketika lewat
batas~ Digunakan: jika A dengan alasan bahwa sudah lewat batas (secara hukum), tidak
digunakan: jika A membayar hutangnya stelah lebih dari1 tahun (MORAL).

Psal 1450: hakim tidak bisa memutus daluwarsa karena jabatannya.

Waktu pernghitungan daluwarsa, dihitung sejak saat debitur bisa ditagih oleh kreditur.
Missal A tidak bayar makan, maka pada saat itu juga sudah dihitung…

Perhentingungan daluwarsa itu bisa tercegah. Missal lampau waktu 1 tahun bisa saja
ditengah”nya bisa dicegah. Misalnya A makan di warung lupa bayar uang karena uang
ketinggalan, kemudian usdah jalan setengah tahun, lalau ditagih oleh penjual. Pada saat itu
penghitungan daluwarsa diulang dari awal lagi…

1369 pembayaran tak terhutang


1359 ayat 2 periktan alami/ perikatan bebas. Yang sudah dibayar tidak bisa dimintakan
kembali.

Sifat ibridis : 1 dilapangan hukum, 1 lagi di lapangan moral. Kalau sudah ke lpngan hukum,
maka tidak dapat kembali ke lapangan moral.

Lembaga hukum daluwarsa itu apa?

Bisa saja itu sebagai bnetuk kepastian hukum, jadi orang itu biar pasti bisa me……

Daluwarsa itu sebagai hukuman bagi kreditur, seharusnya kreditur tidak menggantung
debiturnya

Daluwarsa bisa tercegah. Misalnya,

Daluwarsa bisa ditanggunguhkan. Misalnya, ada orang sakit ingatan. Sebab Daluwarsa tidak
berlaku bagi orang yang tidak cakap

Kesembilan: berlakunya syarat batal..

Jenis-jenis perikatan ada yg perikatan bersyarat dan perikatan …..

Perikatan hapus karena syarat batal.

Syarat adalah sesuatu yang belum terjadi dan belum tertentu terjadi.

Syarat itu dapat menangguhkan (maka perjanjian bisa terjadi, misalnya perjanjiannnya A
boleh menempati rumah jika B pindah kerja ke Jakarta, kapan? Tidak tau bisa saja jadi bisa
jadi tidak, jika jadi maka prjanjian ini berlaku maka A boleh menempati rumah B) dan ada
pula syarat memutus (missal A kerja di Jakarta ada rumah di semarang, B diperbolehkan
tinggal di rumah yg di semarang, maka selama A krja dijakarta maka B boleh menempati
rumah A, jika A kembali ke semarang maka B tidak menempati rumah A lagi.)

Anda mungkin juga menyukai