Anda di halaman 1dari 10

JURNAL ILMIAH FARMASI IMELDA Vol.2, No.

2, September 2018

FREKUENSI PENGGUNAAN OBAT ANALGESIK PADA


PASIEN PASCA BEDAH SESAR DI RUMAH SAKIT
UMUM TANJUNG PURA KABUPATEN LANGKAT
PERIODE JANUARI SAMPAI JUNI 2018
1
Zola Efa Harnis, 2Murdiani
1
Dosen Farmasi STIKes IMELDA Medan, Jalan Bilal Nomor 52 Medan
2
Mahasiswa STIKes Imelda

Email: zola.efaharnis@gmail.com

ABSTRAK

Nyeri bukan merupakan penyakit, namun sebuah petunjuk adanya gangguan jaringan. Nyeri menjadi
permasalahan umum pada kesehatan masyarakat yang dapat diatasi dengan menggunakan analgesik.
Persalinan secara sesar yang belakangan ini sangat marak dilakukan oleh para calon ibu merupakan
salah satu faktor timbulnya rasa nyeri hebat. Pasca operasi sesar biasanya menimbulkan rasa nyeri yang
tidak akan mungkin dapat ditahan, oleh karena itu penggunaan analgesik pada pasien pasca bedah sesar
merupakan salah satu alternatif yang wajib. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui mengenai
berapa banyak jumlah obat analgesik yang digunakan pada pasien pasca bedah tersebut. Penelitian
mengenai Frekuensi Penggunaan analgesik pada pasien pasca bedah sesar merupakan penelitian non
eksperimental. Rancangannya adalah deskriptrif evaluatif. Lokasi penelitian ini berada di Instalasi
Farmasi RSUD Tanjung Pura Kabupaten Langkat. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Januari
sampai Juni 2018. Teknik analisis datanya adalah teknis analisis kuantitatif yang mengolah data berupa
angka. Hasil analisis secara deskriptif dengan menggunakan tabulasi dan histogram. Hasil dari
penelitian didapat 260 pasien BPJS dengan total 1234 resep. Pasien dimulai dari usia termuda dibawah
19 tahun sampai diatas 50 tahun. Obat analgesik yang paling banyak digunakan adalah asam mefenamat
sebanyak 469 resep dan yang paling sedikit digunakan yaitu ibuprofen sebanyak 9 resep. Kesimpulan
dari penelitian ini adalah Asam mefenamat 469 resep (38%), Ketorolac injeksi 401 resep (32,5%),
profenid supp 180 resep (14,6%), paracetamol tablet 149 resep (12,1%), paracetamol infus 26 resep
(2,1%), ibuprofen 9 resep (0,7%).

Kata Kunci : Penggunaan Obat Analgesik, Bedah Sesar, Pasca Bedah Sesar

ABSTRACT

Pain is not a disease, but an indication of a network disorder. Pain is a common problem in public health
that can be overcome using analgesics. Cesarean deliveries which have recently been very widespread by
prospective mothers are one of the factors that cause severe pain. Post-cesarean section usually causes
pain that will not be possible, therefore analgesic use in patients after cesarean section is a mandatory
alternative. Objective the purpose of this study wants to know how many analgesic drugs were used in
these post-surgical patients. Research on the Frequency of Usage of Analgesics in Patients After
Cesarean section is a non-experimental study. The design is evaluative descriptive. The location of this
study was at the Pharmacy Installation of Tanjung Pura Hospital, Langkat Regency. When the research
was conducted from January to June 2018, the data analysis technique was a quantitative technical
analysis that processed data in the form of numbers. Descriptive analysis results using tabulation and
histogram. The results of the study obtained 260 patients BPJS with a total of 1234 prescriptions.
Patients start from the youngest age under 19 years to over 50 years. The most widely used analgesic
drug is 469 prescription mefenamic acid and the least used is 9 prescription Ibuprofen. The conclusion of
this study is mefenamic acid 469 prescriptions (38%), Ketorolac injeksi 401 prescriptions (32.5%),

72
JURNAL ILMIAH FARMASI IMELDA Vol.2, No.2, September 2018

Profenid supp 180 recipes (14.6%), Paracetamol tablets 149 prescriptions (12.1%), Paracetamol
infusion 26 prescriptions (2.1%), Ibuprofen 9 prescriptions (0.7%).

Keywords : Analgesic drugs usage, cesarean section, Caesarean Section Post-Surgic

PENDAHULUAN dalam rahim (1). Persalinan bedah sesar


adalah persalinan melalui sayatan pada
Persalinan merupakan waktu yang dinding abdomen dan uterus yang masih
ditunggu oleh setiap calon ibu. Berbagai utuh dengan berat janin > 1,000 gram atau
kondisi dapat menjadi faktor pendukung umur kehamilan > 28 minggu (3).
calon ibu dalam memilih metode Indikasi bedah sesar biasanya
persalinan, diantaranya melahirkan secara merupakan indikasi absolut atau relatif.
normal atau melakukan tindakan bedah Setiap keadaan yang membuat kelahiran
sesar. Setiap calon ibu akan sangat berhati- lewat jalan lahir tidak mungkin terlaksana,
hati dalam memutuskan untuk memilih merupakan indikasi absolut untuk section
jenis persalinan mana yang baik menurut abdominal. Diantaranya adalah kesempitan
diri dan keluarganya. Namun sesuai dengan panggul yang sangat berat dan neoplasma
fakta, banyak calon ibu muda pada jaman yang menyumbat jalan lahir. Pada indikasi
sekarang ini banyak memilih persalinan relatif, kelahiran lewat vagina bisa
dengan melakukan tindakan bedah sesar. terlaksana dengan keadaan sedemikian rupa
Istilah bedah sesar (section caesarea) sehingga kelahiran lewat bedah sesar akan
berasal dari perkataan latin caedere yang lebih aman bagi ibu, anak ataupun
artinya memotong. Pengertian ini semula keduanya (4). Adapun beberapa faktor
dijumpai dalam Roman Law (Lex Regia) pendukung lainnya yang membuat calon
dan Emperor’s Law (Lex Caesarea) yaitu ibu memilih melahirkan secara sesar yaitu
undang-undang yang menghendaki supaya plasenta previa, panggul berukuran kecil,
janin dalam kandungan ibu-ibu yang kondisi bayi sungsang dan lain sebagainya.
meninggal harus dikeluarkan dari dalam Tindakan yang diyakini sebagai langkah
rahim (1). Bedah sesar (section caesarea) “penyelamatan” ini sebenarnya justru lebih
akhir-akhir ini sangat marak dilakukan oleh berisiko daripada persalinan normal (5).
wanita yang akan melahirkan. Sebagian Risiko yang sering muncul pada kasus
besar dari mereka beranggapan,bahwa bedah sesar adalah risiko infeksi dan
melakukan tindakan bedah sesar akan tetap pendarahan (6). Keluhan yang secara umum
menjaga keharmonisan rumah tangga dirasakan oleh pasien pasca bedah salah
mereka dibandingkan dengan melahirkan satunya adalah timbulnya rasa nyeri di
secara normal. Tindak lanjutnya, sebagian daerah bekas sayatan operasi. Rasa nyeri
wanita muda atau calon ibu yang mewarisi hanya merupakan suatu gejala, fungsinya
perspektif ini akan memilih bedah sesar memberi tanda tentang adanya gangguan-
untuk menyelamatkan elastisitas alat gangguan di tubuh seperti peradangan,
vitalnya dan dapat menjaga keharmonisan infeksi kuman atau kejang otot. Untuk
rumah tangga. menghilangkan rasa nyeri biasanya
Namun, dalam sejarah kedokteran, digunakan suatu analgesik. Analgesik
bedah sesar baru disebut sebagai cara adalah obat untuk mengurangi atau
melahirkan bayi setelah tahun 1974, yaitu melenyapkan rasa nyeri tanpa
ketika seorang dokter di Virginia Amerika menghilangkan kesadaran (7).
Serikat melakukan operasi pada istrinya (2). Nyeri adalah gejala penyakit atau
Bedah sesar adalah suatu cara melahirkan kerusakan yang paling sering. Nyeri sering
janin dengan membuat sayatan pada berfungsi untuk mengingatkan dan
dinding uterus melalui dinding depan perut melindungi, serta sering untuk
atau vagina atau bedah sesar adalah suatu mempermudah diagnosis. Akan tetapi,
histerotomia untuk melahirkan janin dari dengan adanya nyeri, pasien merasakan hal
73
JURNAL ILMIAH FARMASI IMELDA Vol.2, No.2, September 2018

yang tidak mengenakan, kebanyakan parasetamol-kodein dan NSAID kurang


menyiksa dan kerena itu berusaha untuk efektif atau tidak digunakan (11) (12).
bebas darinya (8). Nyeri bukan merupakan Penggunaan analgesik sudah menjadi
sebuah penyakit, namun sebuah petunjuk keharusan pada pengobatan dikarenakan
adanya gangguan jaringan. Nyeri terbagi tingkat daya tahan manusia terhadap rasa
menjadi beberapa macam: nyeri ringan dan sakit yang begitu rendah. Dan penggunaan
nyeri hebat. Faktor yang dapat analgesik pun semakin lama semakin
menyebabkan nyeri tidak hanya fisiologis meningkat di bidang medis. Tidak jarang
saja, tetapi juga psikis misalnya pada emosi dokter dapat menggunakan beberapa jenis
bisa menyebakan nyeri pada kepala. Nyeri analgesik sekaligus untuk dapat menangani
menjadi permasalahan umum pada rasa sakit dengan cepat agar tidak
kesehatan masyarakat yang dapat diatasi mengganggu proses penyembuhan. Rumah
dengan menggunakan obat analgesik. Sakit Umum Tanjung Pura merupakan
Analgesik diberikan kepada penderita salah satu Rumah Sakit milik Pemkab
untuk mengurangi rasa nyeri yang dapat Langkat yang bermodel RSU (Rumah Sakit
ditimbulkan oleh berbagai rangsang Umum), dikelola oleh Pemkab Langkat dan
mekanis, kimia, dan fisis yang melampaui tercatat kedalam Rumah Sakit tipe C.
suatu nilai ambang tertentu (nilai ambang Rumah Sakit ini telah terdaftar mulai
nyeri). Analgesik antiradang nonsteroid 28/01/2015 dengan Nomor Surat Izin 445-
(NSAID) berkhasiat analgetis, antipiretis 422/YANKES/II/2014 dan Tanggal Surat
serta antiradang (antiflogistis) dan banyak Izin 05/02/2014 dari Dinkes Kabupaten
digunakan untuk menghilangkan gejala Langkat dengan sifat tetap, dan berlaku
penyakit rema seperti rheumatoid arthritis sampai 5 Tahun. Setelah melaksanakan
(A.R.), artrosis dan spondylosis (9). metode Akreditasi Rumah Sakit Seluruh
Analgesik berdasarkan cara kerjanya Indonesia dengan proses pentahapan I (5
dibedakan menjadi analgesik narkotik dan pelayanan), akhirnya diberikan status Lulus
analgesik non narkotik, dimana Akreditasi Rumah Sakit. Rumah Sakit
penggunaanya berdasarkan skala nyeri. Umum ini bertempat di Jl. Khairil Anwar
Analgetika atau obat penghalang nyeri No. 9 Tanjung Pura Langkat (13).
adalah zat-zat yang mengurangi atau Berdasarkan uraian diatas, penulis
menghalau rasa nyeri tanpa menghilangkan ingin melakukan penelitian tentang
kesadaran. Analgesik diberikan kepada frekuensi penggunaan analgesik pada
penderita untuk mengurangi rasa nyeri yang pasien pasca bedah sesar di rumah sakit
dapat ditimbulkan oleh berbagai rangsang tanjung pura periode januari sampai juni
mekanis, kimia, dan fisis yang melampaui 2018. Tujuan dari penelitian ini untuk
suatu nilai ambang tertentu (nilai ambang mengetahui berapa frekuensi penggunaan
nyeri) (10). obat analgesik khusunya untuk pasien pasca
Adapun beberapa jenis analgesik bedah, agar bisa menjadi bahan acuan
seperti tramadol sudah tidak lagi digunakan khususnya untuk instalasi farmasi Rumah
untuk mengatasi nyeri untuk penaganan Sakit dalam pengadaan obat tersebut.
seperti biasa dikarenakan statusnya yang
sudah berubah menjadi obat analgesik METODE
golongan prukursor, Analegtikum opiat ini
tidak menekan pernapasan dan praktis tidak Penelitian mengenai Frekuensi
memengaruhi sistem kardiovaskuler dan Penggunaan Analgesik Pada Pasien Pasca
motilitas lambung-usus. Karena praktis Bedah Sesar Periode Januari sampai Juni
tidak bersifat adiktif di kebanyakan negara, 2018 merupakan penelitian non
juga indonesia, obat ini tidak dimasukkan eksperimental karena tidak ada perlakuan
dalam daftar narkotika. Efek analgetis dari pada subyek uji. Penelitian ini
120 mg tramadol oral setaraf dengan 30-60 menggunakan metode purposive sampling
mg morfin. Obat ini digunakan untuk nyeri (14). Rancangan penelitiannya ialah
yang tidak terlampau hebat bila kombinasi deskritif evaluatif, karena data yang telah
74
JURNAL ILMIAH FARMASI IMELDA Vol.2, No.2, September 2018

diperoleh dari lembar rekam medik dan penjelasannya. Teknik analisis data
Instalasi Farmasi kemudian dievaluasi, dan penelitian ini adalah teknik analisis
dideskripsikan dengan memaparkan kuantitatif yang mengolah data berbentuk
fenomena apa yang terjadi, yang angka(15). Hasil analisis secara deskriptif
ditampilkan dalam bentuk persentase, dengan menggunakan tabulasi dan
distribusi, frekuensi dan tabel. Pengambilan histogram sebagai dasar komparasi
datanya dilakukan secara prospektif, artinya (perbandingan) antara skor yang diperoleh
data yang diambil adalah data mulai dari untuk melihat penggunaan obat analgesik
pasien masuk sampai pulang (15). pada pasien pasca bedah sesar di Rumah
Penelitian ini dilakukan di Instalasi Farmasi Sakit Umum Tanjung Pura Kabupaten
Rumah Sakit Umum Tanjung Pura Langkat periode Januari sampai Mei 2018
Kabupaten Langkat, Jalan Khairil Anwar serta digunakan rumus persentase sebagai
No. 9 Tanjung Pura. Waktu penelitian berikut:
dilakukan pada bulan Januari sampai Juni
= 100%
2018.
Obat yang dimaksud dalam penelitian Keterangan :P = Presentase
ini adalah semua obat analgesik yang F = Frekuensi
diberikan untuk terapi pasien bedah sesar di n = responden
Rumah Sakit Umum Tanjung Pura periode 100% = Bilangan tetap
Januari sampai Juni 2018. Evaluasi
penggunaan obat adalah melihat serta HASIL
mengidentifikasi obat-obatan yang
diberikan pada pasien bedah sesar yang Karakteristik Responden
meliputi: golongan dan jenis obat. Jenis Karakteristik pasien pasca bedah sesar
obat analgesik yang diterima pasien bedah di Rumah Sakit Umum Tanjung Pura
sesar contohnya: asam mefenamat, Kabupaten Langkat periode Januari sampai
ketorolak injeksi, profenid supp, Juni 2018, berdasarkan data yang diperoleh,
paracetamol tablet, parasetamol infus, terdapat 260 kasus. Data yang diperoleh
ibuprofen. Subyek penelitian berjumlah 43 diambil mulai dari pasien datang sampai
pasien/bulan, yang meliputi seluruh pasien pasien pulang. Pengelompokan pasien
pasca bedah sesar yang menggunakan jasa bedah sesar berdasarkan usianya. Hasil
layanan BPJS. Sampel penelitian adalah selengkapnya dapat dilihat pada tabel 1.
resep yang ada obat analgesik yang
digunakan untuk terapi penghilang rasa Tabel 1. Data Usia Pasien Bedah Sesar Di
nyeri pada pasien pasca bedah sesar di Rumah Sakit Umum Tanjung Pura Periode
Rumah Sakit Umum Tanjung Pura Periode Januari-Juni 2018
Januari Sampai Juni 2018, data diambil USIA PASIEN JUMLAH PRESENTASE
mulai pasien masuk sampai pulang. Data (TAHUN) PASIEN (N=260) JUMLAH (%)
yang diperoleh dikelompokkan berdasarkan ≤19 8 3,1
usia pasien, presentase golongan, jenis dan 20-24 56 21,7
zat aktifnya obat analgesik yang diterima 25-29 68 26,4
pasien paca bedah sesar di Rumah Sakit 30-34 52 20,¹
Umum Tanjung Pura periode Januari 35-39 50 19,4
sampai Juni 2018. Semua ini disampaikan 40-44 21 8,1
dalam bentuk tabel, kemudian data tersebut ≥50 3 1,¹
akan diberi keterangan berupa narasi dan Jumlah 260 100

75
JURNAL ILMIAH FARMASI IMELDA Vol.2, No.2, September 2018

Gambar1. Grafik Persentase Pasien Berdasarkan Usia


DATA USIA PASIEN PASCA BEDAH SC DI RSUD TG. PURA
PERIODE JANUARI - JUNI 2018
80
68
70
56
JUMLAH PASIEN

60 52 50
50
40
30 26.4
21.7 20.2 19.4 21
20
8 8.1
10 3.1 3 1.2
0
≤19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 ≥50
USIA PASIEN (TAHUN)

JUMLAH PASIEN (n=258) PERSENTASE JUMLAH (%)

Pasien usia termuda dibawah 20 tahun digunakan adalah golongan Antiinflamasi


berjumlah 8 orang yaitu pada usia 17, 18 nonsteroid sebanyak 1059resep (R/) atau
dan 19 tahun. Sedangkan pasien usia tertua 85,8% resep, dibagi dalam 4 jenis obat
diatas 50 tahun berjumlah 3 orang yaitu yaitu Asam mefenamat, Ibuprofen,
pada usia 50 dan 54 tahun. Pasien Ketorolac inj, dan Profenid supp dan paling
terbanyak terdapat pada usia 25-29 tahun sedikit adalah golongan Analgesik dan
dan pasien yang paling sedikit terdapat antipiretik sebanyak 175 resep atau 14,2%
pada usia 50 tahun keatas. resep, dibagi dalam 2 jenis obat yaitu
Paracetamol tablet dan Paracetamol infus.
Obat Analgesik Berdasarkan Golongan Hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel
Penggunaan obat analgesik 2.
berdasarkan golongan, yang paling banyak

Tabel 2. Data Pemakaian Obat Analgesik Pada Pasien Pasca Bedah Sesar Berdasarkan
Golongan dan Jenis Obat di Rumah Sakit Umum Tanjung Pura Periode Januari-Juni 2018
GOLONGAN OBAT JENIS OBAT JLH R/(N=1234) PERSENTASE JLH (%)
Asam mefenamat, Ibuprofen
Antiinflamasi
tab, Ketorolac injeksi, 1059 85,8
nonsteroid
Profenid supp
Analgesik dan Paracetamol infus,
175 14,2
antipiretik Paracetamol tab

76
JURNAL ILMIAH FARMASI IMELDA Vol.2, No.2, September 2018

Gambar2. Grafik Persentase Golongan Obat dan Jenis Obat


DATA PEMAKAIAN OBAT ANALGESIK PER BULAN PADA
PASIEN PASCA BEDAH SC BERDASARKAN GOLONGAN &
JENIS OBAT DI RSUD TG. PURA PERIODE JANUARI - JUNI
2018
1059
1100
1000
900
800
700
600
500
400
300 175
200 85.8
100 14.2
0
Jlh R/ (n=1234) Persentase Jlh (%)

Antiinflamasi nonsteroid : Asam mefenamat, Ibuprofen tab, Ketorolac inj,


Profenid supp
Analgesik dan antipiretik : Paracetamol inf, Paracetamol tab

Data Pemakaian Obat Perbulan bedah sesar yaitu pada bulan Maret dan
Hasil penelitian retrospektif yang saya April, sedangkan pada bulan Februari
lakukan dalam periode Januari sampai Juni peresepan obat analgetik frekuensinya lebih
2018 menunjukan fluktuatif frekuensi rendah. Hasil selengkapya dapat dilihat
penggunaan analgetik pada pasien pasca pada tabel 3.

Tabel 3. Data Pemakaian Obat Analgesik Per Bulan Pada Pasien Pasca Bedah Sesar di Rumah
Sakit Umum Tanjung Pura Periode Januari-Juni 2018
NAMA OBAT JAN FEB MAR APR MEI JUN TOTAL
Asam Mefenamat 67 53 92 105 87 65 469
Ibuprofen tab 3 1 3 2 9
Ketorolac inj 60 45 82 79 80 55 401
Paracetamol inf 2 9 4 7 2 2 26
Paracetamol tab 20 16 37 27 33 16 149
Profenid supp 24 19 39 32 40 26 180
173 145 255 250 245 166 1234

77
JURNAL ILMIAH FARMASI IMELDA Vol.2, No.2, September 2018

Gambar 3. Grafik Pemakaian Obat Analgesik Per Bulan


DATA PEMAKAIAN OBAT ANALGESIK PER BULAN PADA
PASIEN PASCA BEDAH SC DI RSUD TG. PURA PERIODE
JANUARI - JUNI 2018
120
105
100 92
87
82 79 80
80 Asam Mefenamat
JUMLAH R/

67 65
60 Ibuprofen tab
60 53 55
45 Ketorolac inj
3739 40
40 32 33 Paracetamol inf
24 27 26
20
1619 16 Paracetamol tab
20 9 7
2 3 1 4 3 2 2 2 Profenid supp
0
JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI
BULAN

PEMBAHASAN umum (17). Ciri-ciri dalam penelitian ini


adalah resep pasien pasca bedah sesar yang
Nyeri merupakan persepsi yang terdapat obat analgesik yang sudah
kompleks, yang rasanya dapat bervariasi diketahui berdasarkan observasi yang
antara satu orang dengan yang lainnya, dilakukan sebelum penelitian. Dari 260
meskipun penderita mengalami cedera atau total pasien yang diperoleh dari bulan
penyakit yang sama. Pada keadaan yang Januari sampai Juni 2018 diperoleh
parah, nyeri dapat mengganggu 1234resep analgesik. Hal ini menunjukan
produktifitas atau kenyamanan hidup. Saat penggunaan resep analgesik yang cukup
ini nyeri menjadi gangguan universal, banyak. Dari 260 pasien pasca bedah sesar
menarik perhatian dan biaya yang besar, terdapat 1234 resep obat analgesik yang
dan menjadi tantangan bagi tenaga terdiri dari 2 jenis golongan obat yaitu
kesehatan untuk dapat memberikan solusi Antiinflamasi nonsteroid (85,8%) dan
yang tepat untuk penanganannya. Tujuan Analgesik dan Antipiretik (14,2%), ini
penanganan atau terapi nyeri adalah menunjukan berdasarkan jenis golongan
menghilangkan rasa nyeri yang obat terdapat perbedaan yang signifikan
menyebabkan perasaan tidak nyaman pada dalam penggunaan obat analgesik serta
pasien agar bisa menjalani aktifitas secara berpengaruh pada pemberiannya.
normal dan mencapai kualitas hidup yang Analgesik pada pasien pasca bedah
baik. Obat analgesik non narkotik sesar diberikan dengan tujuan untuk
merupakan salah satu terapi farmakologi mengurangi nyeri pasca operasi, karena
yang lazim digunakan untuk penanganan keluhan utama bagi pasien pasca bedah
nyeri ringan sampai sedang dan sesar adalah rasa nyeri yang timbul setelah
penggunaannya sangat bervariatif (16). operasi. Analgesik yang diberikan pada
Pada penelitian ini, peneliti akan pasien pasca bedah sesar di Rumah Sakit
membahas frekuensi penggunaan obat Umum Tanjung Pura adalah analgesik non
analgesik pada pasien pasca bedah sesar di opioid, yaitu Asam mefenamat, Ibuprofen,
Rumah Sakit Umum Tanjung Pura Ketorolac inj, Paracetamol infus,
Kabupaten Langkat. Merupakan Rumah Paracetamol tablet, Profenid supp adalah
Sakit pemerintah yang dikelola Pemerintah analgesik kelompok Anti Inflamasi Non
Daerah setempat dengan melayani pasien Steroid (AINS), tetapi sifat
peserta BPJS dan juga melayani pasien antiinflamasinya rendah. Penggunaan
78
JURNAL ILMIAH FARMASI IMELDA Vol.2, No.2, September 2018

analgesik non opioid mempunyai 469 resep (38%) dan paling rendah
keuntungan karena tidak bersifat adiktif, Ibuprofen tablet sebanyak 9 resep (0,7%).
walaupun sedikit atau tidak sama sekali Penggunaan Asam mefenamat paling
mempunyai efek antiinflamasi (9). banyak digunakan dengan tujuan
Menurut penelitian Elysa Setyawati mengurangi rasa nyeri setelah proses sesar
yang membahas mengenai evaluasi dilakukan. Sedangkan Ibuprofen digunakan
penggunaan obat analgesik antipiretik sebaga iobat tambahan untuk rasa nyeri
sebagai upaya pengobatan sendiri di yang dirasakan pasien jika tidak terlalu
kelurahan pondok karaganom klaten berat. Asam mefenamat yang diberikan
menyatakan obat yang paling banyak umumnya selama 2-4 hari setelah operasi,
digunakan untuk menyembuhkan atau tergantung pada lama timbulnya gejala
mengurangi demam, sakit kepala dan nyeri nyeri. Asam mefenamat tidak boleh
adalah golongan analgetik-antipiretik. diberikan lebih dari 7 hari karena dapat
Sebagian besar analgetik-antipiretik yang menyebabkan kerusakan hati. Asam
beredar adalah merupakan obat bebas dan mefenamat sebaiknya diberikan setelah
obat bebas terbatas yang banyak dipasarkan makan, karena dapat menimbulkan
dan mudah didapat baik di toko, apotek perangsangan lambung yang berakibat
bahkan di warung (18) (19). Untuk timbulnya nyeri pada lambung (9).
penggunaan obat analgesik pada pasien Pada survey awal yang dilakukan oleh
pasca bedah sesar berdasarkan usia, pasien penulis didapat data statistik penggunaan
dewasa yaitu sebanyak 74 pasien (28,7%) analgesik pada pasien pasca bedah sesar di
terdiri dari usia 35 tahun sampai diatas 50 Rumah Sakit Umum Tanjung Pura pada
tahun dan pada pasien usia termuda dengan bulan Juli sampai Desember 2017, terdapat
jumlah 184 pasien (71,3%) terdiri dari usia 1150 resep, obat analgesik yang digunakan
dibawah 19 tahun sampai 34 tahun. Dapat adalah Asam mefenamat 505 resep
disimpulkan, pasien pasca bedah sesar (43,9%), Ketorolac inj 430 resep (37,4%),
terdapat lebih banyak pasien usia muda. Paracetamol tab 129 resep (11,2%),
Penggunaan analgesik ditujukan Profenid supp 74 resep (6,4%), Ibuprofen
sebagai pereda nyeri contohnya: rematik, tab 9 resep (0,8%), Paracetamol infus 3
sakit gigi, nyeri luka dan pasca operasi. resep (0,3%). Obat analgesik pada periode
Paracetamol merupakan analgetik yang Juni sampai Desember 2017 menunjukan
mempunyai sifat antipiretik paling tinggi sedikit perbedaan pada tingkat
dibandingkan analgetik lain. Penggunaanya pemakaiannya, pada tahun 2017 analgesik
sebagai analgetik pada dewasa biasanya yang paling sedikit digunakan adalah
hanya untuk nyeri-nyeri ringan sepeti nyeri Paracetamol inf yaitu 3 resep atau (0.34%)
kepala. Dalam pemilihan terapi sedangkan pada tahun 2018 ini pemakaian
menggunakan analgetik ada beberapa faktor Paracetamol inf meningkat yaitu sebanyak
yang harus dipertimbangkan, salah satunya 26 resep atau (2,1%), pada tahun 2018
adalah usia dan kondisi kesehatan pasien penggunaan analgesik paling sedikit yaitu
(misalnya pasien dengan penurunan fungsi Ibuprofen tablet hanya 9 resep atau (0,7%),
ginjal), karena pada usia balita (bayi) perubahan ini menunjukkan perbedaan
pembentukan dan fungsi fisiologis tubuh keluhan tiap pasien yang signifikan.
dan organ-organ belum sempurna, Sampai saat ini terapi nyeri merupakan
sedangkan pada dewasa (usia < 50 thn) terapi utama jika pasien mengalami nyeri
sistem fisiologis berfungsi secara optimal simptomatik dari beberapa keadaan
serta pada usia > 50 thn (lansia) sudah patologis maupun nyeri yang memang
terjadi penurunan fungsi organ sehingga merupakan tanda adanya sebuah gangguan
dalam pemilihan terapi harus dilakukan jaringan yang dialami. Jika pasien
secara hati-hati. merasakan nyeri, tidak diperbolehkan
Obat Analgesik yang paling sering menunda pemberian analgetik sesuai
digunakan pada periode Januari sampai Juni dengan skala nyerinya, karena perasaan
2018 adalah Asam mefenamat sebanyak nyeri selain dapat mempengaruhi kondisi
79
JURNAL ILMIAH FARMASI IMELDA Vol.2, No.2, September 2018

psikologis pasien juga dapat menyebabkan ibuprofen karena paracetamol jauh lebih
perubahan pada sistim syaraf yang akan aman terhadap ibu yang baru melahirkan.
mengurangi respon pasien terhadap Paracetamol infus memiliki fungsi
analgesik. Jenis nyeri yang berespon baik yang sama dengan paracetamol tablet (20).
terhadap obat analgesik adalah nyeri Paracetamol infus diresepkan oleh dokter
nosiseptif. Nyeri nosiseptif merupakan apabila demam yang diderita pasien pasca
nyeri yang diakibatkan oleh aktifitas atau bedah sesar tidak dapat diatasi oleh
sensifitas nosiseptor perifer yang paracetamol tablet saja, dengan begitu
merupakan respetor khusus yang dilakukan penambahan terapi paracetamol
mengantarkan stimulus naxious. Nyeri infus. Ketoprofen adalah obat yang
nosiseptor ini dapat terjadi karna adanya digunakan untuk meredakan gejala
adanya stimulus yang mengenai kulit, peradangan, seperti nyeri hebat, obat ini
tulang, sendi, otot, jaringan ikat, dan lain- digunakan untuk meredakan nyeri pasca
lain (20). operasi (9). Ketoprofen supp hanya
Asam mefenamat adalah merupakan digunakan pada pasien setelah melakukan
obat golongan antiinflamasi nonsteroid operasi bedah sesar agar rasa nyeri hebat
yang berfungsi meredakan nyeri ringan yang diderita pasien pasca bedah cepat
sampai menengah dan mengurangi teratasi.
peradangan (5). Obat ini banyak diresep
kan oleh dokter dikarenakan salah satunya KESIMPULAN
untuk mengatasi nyeri setelah operasi, dan
juga nyeri lain seperti pada nyeri sendi, Berdasarkan nama obatnya yang
yang termasuk kedalam nyeri hebat. paling banyak digunakan adalah Asam
Ibuprofen tablet merupakan obat golongan mefenamat, sedangkan yang paling sedikit
antiinflamasi nonsteroid yang berfungsi digunakan adalah ibu profen tablet,
untuk meringankan nyeri ringan dan sakit dikarenakan asam mefenamat termasuk
akibat flu, ibuprofen juga berfungsi sebagai obat analgesik untuk nyeri berat yang dapat
menurunkan panas demam (5). Ibuprofen digunakan secara berkala. Berdasarkan
diresepkan oleh dokter apabila pasien pasca golongan obat analgesik yang diberikan
bedah tersebut mengalami gejala demam pada pasien pasca bedah sesar adalah
yang ringan dan disertai sakit kepala yang Antiinflamasi nonsteroid sebanyak dan
tidak begitu berat. Analgesik dan antipiretik.
Ketorolac inj merupakan obat
golongan antiinflamasi nonsteroid yang SARAN
berfungsi untuk mengatasi nyeri berat yang
bersifat sementara(5). Dokter meresepkan Untuk penelitian berikutnya, dapat
obat ini pada pasien pasca bedah sesar dilakukan penelitian frekuensi penggunaan
untuk mengatasi nyeri yang berat pada obat analgesik pada seluruh pasien di
pasien hanya untuk bersifat sementara saat Rumah Sakit Umum Tanjung Pura agar
setelah dilakukan operasi, jangka waktu bisa dijadikan pedoman untuk pengadaan
penggunaan ketorolac inj hanya beberapa obat analgesik di Instalasi Farmasi.
hari setelah operasi. Paracetamol adalah
salah satu obat yang masuk ke dalam DAFTAR PUSTAKA
golongan analgesik (pereda nyeri) dan
antipiretik (penurun demam). Obat ini Andarmoyo, S. (2013). Konsep & proses
dipakai untuk meredakan rasa sakit ringan keperawatan nyeri. Yogyakarta: ar-
hingga menengah, serta menurunkan ruzzmedia.
demam. Paracetamol tidak jauh berbeda Anief, M. (2000). Ilmu meracik obat: teori
fungsinya dengan ibuprofen tablet(20). dan praktik. Yogyakarta: Gadjah Mada
Alasan mengapa dokter lebih banyak University Press.
meresepkan paracetamol dibanding Badan POM. (2008). Informatorium Obat
Nasional Indonesia. Jakarta: Sagung
80
JURNAL ILMIAH FARMASI IMELDA Vol.2, No.2, September 2018

Seto. Penurunan Suhu Tubuh Mencit (Mus


Dayer, P., Collart, L., Desmeules, J. (1994). Musculus) Sebagai Media Belajar
The Pharmacology Of Tramadol, Pada Pembelajaran Biologi Sma.
Drugs, Springer. 47 (1): 3–7. Bengkulu: Universitas Bengkulu.
Ganiswara, S.G. (1995). Farmakologi dan Setyawati, E. (2012). Evaluasi Penggunaan
terapi Edisi 4. Jakarta: Bagian Obat Analgetik Antipiretik Sebagai
Farmakologi FKUI. Upaya Pengobatan Sendiri Di
Ganiswarna, S.G. (1995). Antihipertensi, Kelurahan Pondok Karanganom
dalam Ganiswarna. Farmakol dan Ter Klaten. Surakarta: Universitas
Ed IV. 315–42. Muhammadiyah Surakrta.
Hulliana, M. (2001). Panduan menjalani Siregar, C.J.P. (2006). Kumolosasi E.
Kehamilan sehat. Jakarta: Niaga Farmasi Klinik teori dan penerapan.
Swadaya. Jakarta: EGC.
Info RSU Tanjung Pura. Sugiyono, P. (2003). Metode Penelitian
http://listrumahsakit.com/info-rsu- Administrasi. Bandung: Alfabeta.
tanjung-pura/. Sulistyawati, A. (2009). Asuhan Kebidanan
Kasdu, D. (2003). Operasi caesar: Masalah Pada Masa Kehamilan. Jakarta:
dan solusinya. Jakarta: Puspa Swara. Salemba Medika.
Levy, M.H. (1996). Pharmacologic Supardi, S., Sampurno, O.D., Notosiswoyo,
Treatment Of Cancer Pain. N Engl J M. (2002). Pengaruh Metode Ceramah
Med. Mass Medical Soc; 335 (15): Dan Media Leaflet Terhadap Perilaku
1124–32. Pengobatan Sendiri Yang Sesuai
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Dengan Aturan. Buletin Penelitian
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Kesehatan. 30 (3 Sep).
Cipta. Tjay, T.H. (2015). Obat-obat Penting Edisi
Prawirohardjo, S. (2010). Ilmu Kebidanan Ketujuh. Jakarta: Elex Media
Edisi IV Cetakan ke-2. Jakarta: Tridasa Komputindo.
Printer. Wiknjosastro, H. (2010). Ilmu Bedah
Septiawan, E., Yennita, Y., Ruyani, A. Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina
Pengaruh Ekstrak Daun Sirih Merah Pustaka.
(Piper Crocatum) Terhadap

81

Anda mungkin juga menyukai