Anda di halaman 1dari 5

MUSAFIR

Di antara deburan ombak

Kutanya, siapa diriku?

Setelah berdialog dengan jurang yang berlagak

Lantas, aku pun tak menemukan namaku

Dari rahim ferri

Dia masih menunjuk dadaku yang kerontang

Langit tampak bernada sepi

Tanpa jejakjejak bintang

Dini hari hampir tiba

Sayupsayup sang fajar menata subuh

Awan hitam mengulum tawa

Dingin merayap membelai tubuh

Banyak alamat menuju kota

Siapakah dirimu? Yang tersesat dalam belantara

Siapakah dirimu? Yang mengaku dekat dan ingin bersua

Kau hanyalah musafir yang terperangkap di jantung rimba

Barabai, 30 Oktober 2019


TERJEBAK

1.

Pada remang yang tak bertuan

Kau memberi isyarat

Penuh syarat

2.

Melukis rimba

Pada celah kata

Yang tak dapat kubaca

3.

Pintu hati

Terlanjur terbuka

Hingga kau curi

4.

Gemuruh sesak dan meledak

Kudapati kau tergeletak

Dalam pelukan betina

Barabai, 27 Juli 2019


LEMBAR SUHUF ANAK MANUSIA

Seperti harihari yang telah lewat

Kita hanya diam dan saling menatap dalam etalase kolomkolom angka

Menelaah setiap jengkal lembaran suhuf anak manusia

Hingga membias beragam wajah pada koredor imajinasi

Menghitung setiap mentari yang terbit di bibir

Membaca mendung dan mendengar jerit perjalanan hidup

Di pelataran langit, ada yang sendiri, berdua hingga menua

Dan ada yang mendua hingga lupa ikrar janji suci

Biarkan bayu meneduhkan hujan di pipimu senja

“Aku tak tahu ibu di mana, dan ayahku hanya ada dalam mimpi”

Sungguh ironi, ketika mega putih telah tergadaikan

Masih bisakah kita memaknainya dengan sebuah hakikat cinta?

Tawa adalah irama yang nikmat. Tapi, ketika kau selami dan pahami hakikat liriknya

Saat itulah hujan menggenang di pelupuk mata

Barabai, 9 Juli 2019


DULU

Dulu, pernah terbit percikan cahaya pada museum berelif wajah senja. Ya, museum
yang tidak ada apaapa di dalamnya. Melainkan hanya suara angin malam den selarik
puisi cinta

Dulu, pernah ada percikan yang menerbitkan garis senyum pada museum Senja
yang akan memudar bilamana awan hitam datang. Lantas itu akan fana

Dunia kadang selalu bercanda dan memberikan perihal yang tak pasti. Sayupsayup
terdengar museum mengemas kekecewaan. Kejujuran tak akan fana

Museum terkekeh. Ia pikir ia sangat akrab dengan percikan itu. Ternyata ia keliru.
Percikan itupun kembali ke muasalnya. Yang berasal dari sudut paling riskan gunung
merapi yang menyimpan misteri dan magma

Barabai, 12 Juli 2019


ISYARAT RINA

Kulihat dari penghujung mataku yang samar. Dia berlarilari kecil sambil mengibaskan
selembar uang berlatar seorang penari Gambyong

Sepi, tanpa sepatah katapun dan aku menatapnya dalam ruang kebingungan. Kedua
tangannya memegangi kepala sambil menggerakan ke kanan dan ke kiri

Mataku mengecil dan menelaah kamus tafsir bahasa tubuhnya. Tetapi tetap saja
otakku gagal membacanya

Pada akhirnya dia membenturkan kepalanya ke dinding, terlihat meringis seolah


menjerit dan mengaduh

Barabai, 31 Juli 2019

Anda mungkin juga menyukai