Anda di halaman 1dari 30

Journal of Management Vol.2 No.

2 , Maret 2016

PENGARUH PARTISIPASI , KOMITMEN DAN


KEMAMPUAN INOVASI ANGGOTA TERHADAP
ARAH PENGEMBANGAN KOPERASI
(Studi Empiris pada Koperasi Primer S-22 Kodam IV Diponegoro
Kota Semarang)
Rusyana1), Azis Fathoni2), M Mukeri Warso 3)
1)
Mahasiswa Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Pandanaran Semarang
2), 3)
Dosen Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Pandanaran Semarang

ABSTRAKSI
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis serta mendiskripsikan pengaruh
langsung dan tidak langsung antara Partisipasi Anggota, Komitmen Anggota dan
Kemampuan Inovasi terhadap Arah Pengembangan Koperasi. Populasinya adalah
koperasi Primer S-22 Kodam Diponegoro Semarang. Sedangkan sampelnya
adalah anggota active koperasi sebanyak 100 responden.. Berdasarkan hasil
perhitungan menunjukkan bahwa variabel Partisipasi Anggota, Komitmen
Anggota dan Kemampuan Inovasi terhadap Arah Pengembangan Koperasi adalah
signifikan. Adjusted R square 0,731 menunjukkan bahwa 73,1 persen dari varian
Arah Pengembangan Koperasi adalah dijelaskan oleh variabel independen dalam
persamaan regresi. Sedangkan 21,4 persen lainnya dijelaskan oleh variabel lain
yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Kata kunci : Partisipasi Anggota, Komitmen Anggota, Kemampuan Inovasi,


Arah Pengembangan Koperasi.

ABSTRACT
This study aims to analyze and describe the direct and indirect effect between
Member Participation, Members and Ability Innovation Commitment to
Cooperative Development Direction. Its population is a cooperative Primer S-22
Diponegoro Military Command. While the sample is active member of a
cooperative of 100 respondents, the sampling technique used was questionnaires
and interviews.. Based on the calculation results show that the variable Members
Participation, Members and Ability Innovation Commitment to Cooperative
Development Direction is significant. Adjusted R square of 0.731 indicates that
73.1 percent of Cooperative Development Direction variance is explained by the
independent variable in the regression equation. While 21.4 percent is explained
by other variables not examined in this study.

Keywords: Participation Member, Member Commitment, Innovation


Capability, Cooperative Development Direction.
Journal of Management Vol.2 No.2 , Maret 2016

yang besar dan luas, baik dari


kalangan Militer dan PNS beserta
PENDAHULUAN keluarganya maupun masyarakat
umum. Untuk itu, hendaknya potensi
ini dapat dijadikan peluang usaha
1.1 Latar Belakang Masalah Koperasi, seperti usaha simpan
Koperasi adalah organisasi pinjam dan pertokoan dengan
ekonomi yang memiliki ciri-ciri yang memasok kebutuhan hidup sehari-
berbeda dengan organisasi ekonomi hari dengan harga yang lebih
lain. Perbedaan ini terletak pada bersaing, sehingga keberadaan
sistem nilai etis yang melandasi Koperasi akan lebih terasa
kehidupannya dan terjabar dalam manfaatnya buat anggota dan
prinsip-prinsipnya yang kemudian keluarganya serta masyarakat.
berfungsi sebagai norma-norma etis Keberadaan Koperasi di
yang mempolakan tata laku koperasi lingkungan TNI AD, merupakan
sebagai ekonomi. Ciri utama koperasi sebuah usaha berbadan hukum,
adalah kerjasama anggota dengan yang keberadaan dan legalitas
tujuan untuk mencapai kesejahteraan usahanya dijamin oleh Undang-
hidup bersama. Undang RI No. 17 Tahun 2012
Terdapat bermacam-macam tentang Perkoperasian. Oleh karena
definisi koperasi dan jika diteliti itu sebagai subyek hukum dibenarkan
secara seksama, maka tampak bahwa untuk melakukan kegiatan diberbagai
definisi itu berkembang sejalan bidang usaha, yang diharapkan
dengan perkembangan jaman. mampu berkompetisi dan
Defenisi awal pada umumnya berdampingan dengan pelaku
menekankan bahwa koperasi itu ekonomi lainnya, baik BUMN
merupakan wadah bagi golongan maupun swasta lainnya. “Anggota
ekonomi lemah, seperti defenisi yang koperasi harus memberi masukan
diberikan Fray 2010, yang yang bagus untuk kemajuan Koperasi
menyatakan bahwa koperasi adalah disamping itu keberadaan Koperasi
suatu perserikatan dengan diupayakan untuk kemakmuran
persetujuan berusaha bersama yang anggota, bukan utuk kemakmuran
terdiri atas mereka yang lemah dan orang per-orang pengurus Koperasi.
diusahakan selalu dengan semangat Pengurus dan anggota koperasi harus
tidak memikirkan diri sendiri memiliki Trirasa, yaitu rasa
sedemikian rupa, sehingga masing- memiliki, rasa mencintai, dan rasa
masing sanggup menjalankan tanggung jawab, sesuai dengan dasar
kewajibannya sebagai anggota dan operasional Koperasi Kartika dalam
mendapat imbalan sebanding dengan UU RI No. 25 Tahun 1992 tentang
pemanfaatan mereka terhadap Perkoperasian.
organisasi. Dalam penelitian Hasyim
Keberadaan Koperasi Primer menunjukkan bahwa peran aktif
S-22 Kodam Diponegoro di wilayah anggota koperasi dalam hal aktif
Jawa tengah memiliki potensi pasar melakukan pengawasan, aktif
member kritik dan saran, aktif Pengembangan Koperasi (Studi
menggunakan jasa layanan koperasi Empiris Pada Koperasi Primer
dan kehadiran aktif dalam RAT Kartika S-22) Kota Semarang.
berdampak pada peningkatan kinerja 1.2 Perumusan Masalah
koperasi. Selain partisipasi, variable Koperasi Primer Kartika S-22
komitmen berpengaruh terhadap dalam upaya untuk tetap eksis di
kinerja koperasi . Menurut Mowdey tengah persaingan ketat bisnis di
et.al dalam kontek berorganisasi, bidang ritel dengan Toko toko di luar
komitmen sejati tidak hanya tampak lingkungan Kodam IV Diponegoro
dalam perilaku nyata, namun dan adanya on line shoping
hendaknya benar benar muncul dari menghadapi permasalahan dimana
kedalaman hati. Kemudian arah pengembangan mengalami
penelitian Johamis W. Kiuk penurunan yang berdampak pada
menyimpulkan bahwa ada hubungan turunnya SHU bagi para anggotanya.
antara komitmen dengan kinerja Diduga hal tersebut dilatarbelakangi
perusahaan. oleh rendahnya partisipasi ,
Sedang variabel lain yang komitmen dan Kemampuan
mempengaruhi kinerja koperasi berinovasi para anggotanya.
adalah kemampuan berinovasi. Perumusan masalah dalam
Menurut Kanter, et.al inovasi adalah penelitian ini adalah bagaimana
perubahan yang merupakan sumber upaya pengelola Koperasi Primer S-
inovasi yang dilihat sebagai peluang 22 Kodam IV Diponegoro ini bisa
daripada ancaman, oleh karena itu meningkatkan kinerja pengembangan
diperlukan adanya proses koperasi kedepan baik dimata
perencanaan strategis untuk pelangan dan bagi Kodam IV
memberikan tanggapan terhadap Diponegoro itu sendiri. Berdasarkan
perubahan atau inovasi masa depan perumusan masalah yang ada, maka
dan menginterpretasikan tanda-tanda pertanyaan penelitian yang diajukan
kelemahan yang ada. Dalam adalah :
penelitian Sulistiyani menyimpulkan 1. Bagaimana pengaruh
bahwa ada pengaruh kemampuan partsipasi anggota koperasi
berinovasi terhadap kinerja UKM di terhadap arah
Jawa Tengah. Penelitian ini pengembangan koperasi
merupakan pengambangan dari Primer Kartika S-22 Kodam
penelitian Hasyim, Sulistiyani serta IV Diponegoro ?
Johanis W. Kiuk, sehingga hasil 2. Bagaimana pengaruh
penelitian diharapkan memberi Komitmen anggota koperasi
model pengembangan bagi koperasi terhadap arah
Kodam IV Diponegoro dalam upaya pengembangan koperasi
meningkatkan kesejahteraan Primer Kartika S-22 Kodam
masyarakat di Lingkungan Kodam IV Diponegoro ?
IV Diponegoro. Oleh karena itu judul 3. Bagaimana pengaruh
penelitian ini adalah Pengaruh Kemampuan berinovasi
Partisipasi Anggota , Komitmen anggota koperasi terhadap
Anggota dan Kemampuan arah pengembangan koperasi
Berinovasi Anggota terhadap arah
Primer Kartika S-22 Kodam bekerja dalam bidang gerakan
IV Diponegoro? potensi sumber daya yang memiliki
tujuan untuk mensejahterakan
anggotanya. Sumber daya ekonomi
TINJAUAN PUSTAKA yang aada dalam koperasi terbatas
sehingga lebih mengutamakan
2.1 Landasan Teori kesejahteraan dan kemajuan
2.1.1 Pengertian Koperasi. anggotanya terlebih dahulu. Agar
Koperasi adalah badan suatu koperasi bisa berjalan lancar,
hukum yang berazaskan atas azas koperasi harus bisa bekerja secara
kekeluargaan yang anggotanya efisien dan mengikuti adanya prinsip
terdiri dari orang perorangan atau dan kaidah ekonomi yang ada.
badan hukum dengan tujuan Definisi menurut UU No. 25
mulianya semata mata untuk / 1992 Koperasi adalah badan usaha
mensejahterakan anggotanya. yang beranggotakan orang-seorang
Umumnya koperasi dikendalikan atau badan hukum koperasi, dengan
secara bersama oleh seluruh melandaskan kegiataannya
anggotanya, dimana setiap anggota berdasarkan prinsip koperasi
memiliki hak suara yang sama dalam sekaligus sebagai gerakan ekonomi
setiap keputusan yang diambil rakyat yang berdasar atas azas
koperasi. Dari beberapa definisi kekeluargaan. Dari beberapa
terdapat ragam pengertian tentang pengertian diatas sehingga dapat
koperasi . Menurut ILO kami simpulkan, bahwa Koperasi
(Internasional Labour Organization) adalah suatu perkumpulan orang
koperasi adalah Penggabungan orang atau badan hukum yang
orang-orang berdasarkan tujuannya untuk kesejahteraan
kesukarelaan yang terdapat tujuan bersama dan didalam perkumpulan
ekonomi yang ingin dicapai. Definisi tersebut mengandung azas
menurut Hatta ( Bapak Koperasi kekeluargaan yang saling bergotong
Indonesia ) Koperasi adalah usaha royong dan tolong menolong diantara
bersama untuk memperbaiki nasib anggota koperasi.Kualitas adalah
penghidupan ekonomi berdasarkan sebuah kata yang bagi penyedia jasa
tolong-menolong. Semangat tolong merupakan sesuatu yang harus
menolong tersebut didorong oleh dikerjakan dengan baik (Supranta,
keinginan memberi jasa kepada 2001).
kawan berdasarkan “seorang buat Pengertian koperasi menurut
semua dan semua buat seorang”. undang – undang tahun 1967 terebut
Pengertian koperasi, adalah system organisasi ekonomi
koperasi adalah suatu badan usaha pada rakyat yang memiliki sifat
yang berbadan hukum dan sosial, memiliki beberapa anggota
berlandaskan berdasarkan asas dan berbadan hokum. Koperasi
kekeluargaan dan juga asas adalah suatu susunan pada ekonomi
demokrasi ekonomi serta terdiri dari sebagai salah satu bentuk usaha
beberapa anggota didalamnya. bersama berdasarkan pada asas
Koperasi merupakan salah satu kekeluargaan. Koperasi bukan
kegiatan organisasi ekonomi yang sebuah perkumpulan modal akan
tetapi perkumpulan dari orang – badan usaha yang lainnya. Perbedaan
orang yang akan menjadi anggota itu adalah :
koperasi. System kerjasama yang ada Dari segi organisasi,
dalam koperasi berdasarkan pada koperasi memiliki perbedaan dengan
sebuah rasa persamaan suatu derajat, badan usaha lain. Kekuatan paling
tidak membeda- bedakan antara tinggi didalam koperasi ada di tangan
anggota yang satu dengan anggota anggotanya, koperasi juga tidak
yang lainnya. Kerja koperasi juga membeda-bedakan kepentingan
didasari atas adanya rasa kesadaran anggotanya, sedangkan pada badan
yamg dimiliki oleh seluruh usaha lain, anggotanya dibatasi pada
anggotanya. Koperasi dijadikan orang- orang yang mempunyai modal
sebagai salah satu wadah sosial dan saja, didalam pelaksanaan kegiatan
juga wadah demokrasi ekonomi. kekuasaan paling tinggi ada ditangan
System kerja yang terjadi didalam pemilik modal paling besar.
sebuah koperasi disesuaikan dengan Dari segi tujuan usaha
kemauan anggotanya yang dihasilkan koperasi juga berbeda dengan badan
melalui proses mefakat yang telah usaha lain. Koperasi bertujuan untuk
disetujui oleh seluruh anggota mensejahterakan semua anggotanya
koperasi. dan melayani anggota secara adil,
Pengertian koperasi itu tidak membeda- bedakan antara
sendiri adalah suatu usaha yang anggota yang satu dengan anggota
berbadan hukum yang memiliki yang lainnya. Jika pada badan usaha
beberapa anggota dan memiliki yang lain tujuannya adalah untuk
tujuan untuk mensejaterakan memperoleh suatu keuntungan.
anggotanya. Koperasi dijadikan Dilihat dari segi sikap
sebagai salah satu badan usaha hubungan usaha koperasi juga
berbadan hukum, yang bisa berbeda dengan badan lainnya.
melakukan suatu kegiatan usaha Koperasi senantiasa melukakan
sendiri. Akan tetapi juga bisa kerjasama dengan koperasi lainnya,
melakukan kerjasama dengan badan jika badan usaha lain tidak
yang lainnya,karena tidak menutup bekerjasama melainkan melakukan
kemungkinan juga jika suatu adanya persaingan.
koperasi melakukan kerjasama Dari segi pengolahan
dengan badan usaha yang lainnya usaha pun koperasi berbeda dengan
seperti bekerjasam dengan badan badan usaha lain, jika pada koperasi
usaha swasta atau bisa juga bekerja pengolahan usahanya dilakukan
sama dengan badan usaha milik secara fer atau terbuka pada semua
Negara. Jika ditinjau lebih dalam ada anggotanya, jika pada badan usaha
beberapa perbedaan antara koperasi pengolahan usahanya cenderung
dengan badan usaha yang lainnya. lebih tertutup.
Dilihat dari segi pengertian koperasi 2.1.2 Partisipasi Anggota
dan pengertian badan usaha yang lain 2.1.2.1 Pengertian Partisipasi
saja sudah berbeda. Selain itu ada Anggota
juga beberapa hal yang dapat Secara harfiah partisipasi
membedakan antara koperasi dengan diambil dari bahasa asing
participation, yang artinya
mengikutsertakan pihak lain dalam pengawasan terhadap jalannya usaha
mencapai tujuan. (Hendar & koperasi, penyertaan modal usaha,
Kusnadi, 2005: 91). Menurut Davis dalam pemanfaatan usaha, serta
dan Newstrom (1989) yang dikutip dalam menikmati sisa hasil usaha.
dalam jurnal yang ditulis oleh Partisipasi anggota juga dapat
Achma Hendra Setiawan (2004), diartikan sebagai keikutsertaan
partisipasi adalah keterlibatan mental anggota dalam berbagai bentuk
dan emosional orang- orang dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh
situasi kelompok yang mendorong koperasi, baik kedudukan anggota
mereka untuk memberikan kontribusi sebagai pemilik maupun sebagai
kepada tujuan kelompok dan ikut pengguna/pelanggan. Keikutsertaan
berbagi tanggung jawab atas anggota ini diwujudkan dalam
tercapainya tujuan tersebut. Seorang bentuk pencurahan pendapat dan
pemimpin akan berhasil pikiran dalam pengambilan
melaksanakan tugasnya bilamana keputusan, dalam pengawasan,
pimpinan tersebut mampu kehadiran dan keaktifan dalam rapat
meningkatkan partisipasi semua anggota, pemberian kontirbusi modal
komponen atau unsur yang ada. Oleh keuangan, serta pemanfaatan
karena itu, seorang pemimpin dalam pelayanan yang diberikan oleh
bidang apapun, mulai dari tingkat koperasi. Secara umum, Partisipasi
paling atas sampai tingkat paling anggota koperasi menyangkut
bawah harus mampu meningkatkan partisipasi terhadap sumberdaya,
partisipasi semua komponen atau pengambilan keputusan, dan
semua unsur yang ada. pemanfaatan, atau seringkali dibuat
Istilah partisipasi kategori partisipasi kontributif,
dikembangkan untuk menyatakan partisipasi insentif. (Hendar &
atau menunjukkan peran serta Kusnadi, 2005: 91). Jadi, menurut
(keikutsertaan) seseorang atau penjelasan di atas dapat disimpulkan
sekelompok orang dalam aktivitas bahwa Partisipasi anggota adalah
tertentu. Partisipasi Anggota dalam keterlibatan mental dan emosional
koperasi berarti mengikutsertakan orangorang yang mendorong mereka
anggota koperasi itu dalam kegiatan untuk melakukan usaha atau
operasional dan pencapaian tujuan bekerjasama dalam koperasi dengan
bersama. Partisipasi anggota koperasi jalan memberikan kontribusi atau
berarti anggota memiliki keterlibatan peran serta mereka pada koperasi
mental dan emosional terhadap dalam rangka mencapai tujuan yang
koperasi, memiliki motivasi diharapkan.
berkontribusi kepada koperasi, dan
berbagai tanggung jawab atas
pencapaian tujuan organisasi maupun
usaha koperasi. Partisipasi anggota 2.1.2.2 Klasifikasi Partisipasi
dalam koperasi dapat dirumuskan Anggota
sebagai keterlibatan para anggota Hendar & Kusnadi (2005: 92-
secara aktif dan menyeluruh dalam 93) mengklasifikasikan partisipasi
pengambilan keputusan, penetapan berdasarkan 4 dimensi, yaitu
kebijakan, arah dan langkah usaha, dipandang dari sifatnya, bentuknya,
pelaksanaannya dan peran serta Dari segi kepentingannya,
perorangan/sekelompok orang. partisipasi dalam koperasi dapat
Dimensi-dimensi partisipasi berupa partisipasi kontributif
dijelaskan sebagai berikut: (contributif participation) dan
1) Dimensi partisipasi dipandang partisipasi intensif (incentif
dari sifatnya participation). Kedua jenis
Dipandang dari sifatnya, partisipasi ini timbul sebagai akibat
partisipasi dapat berupa, peran ganda anggota sebagai
partisipasi yang dipaksakan pemilik dan sekaligus sebagai
(forced) dan partisipasi sukarela pelanggan.
(voluntary). Jika tidak dipaksa Dalam kedudukannya
oleh situasi dan kondisi, sebagai pelanggan/pemakai, para
partisipasi yang dipaksakan anggota memanfaatkan berbagai
(forced) tidak sesuai dengan potensi pelayanan yang disediakan
prinsip koperasi keanggotaan oleh perusahaan koperasi dalam
terbuka dan sukarela serta menunjang kepentingannya.
manajemen yang demokratis. Partisipasi semacam ini disebut
2) Dimensi partisipasi dipandang partisipasi insentif.
dari bentuknya
Dipandang dari sifat 2.1.2.3 Pentingnya Partisipasi
keformalannya, partisipasi dapat Anggota
bersifat formal (formal Secara umum, partisipasi
participation) dan dapat pula dapat diartikan sebagai keterlibatan
bersifat informal (informal diri seseorang dalam suatu kegiatan,
participation). Pada partisipasi baik secara langsung maupun tidak
yang bersifat formal biasanya langsung atau suatu proses
telah tercipta suatu mekanisme identifikasi diri seseorang untuk
formal dalam pengambilan menjadi peserta dalam kegiatan
keputusan dan dalam pelaksanaan bersama dalam situasi sosial tertentu.
setiap kegiatan (misalnya serikat Partisipasi merupakan faktor
pekerja, dewan pegawai). yang paling penting dalam
3) Dimensi Partisipasi dipandang dari mendukung keberhasilan atau
pelaksanaannya. Dipandang dari perkembangan suatu organisasi.
pelaksanaannya, partisipasi dapat Melalui partisipasi, segala aspek
dilaksanakan secara langsung yang berhubungan dengan
maupun secara tidak langsung. pelaksanaan kegiatan pencapaian
Partisipasi langsung terjadi tujuan direalisasikan. Semua
apabila setiap orang dapat program yang harus dilaksanakan
mengajukan pandangan, oleh manajemen perlu memperoleh
menyampaikan ide-ide, informasi, dukungan dari semua unsur atau
keinginan, harapan, saran, dan komponen yang ada dalam
lain-lain kepada pihak yang organisasi. Tanpa dukungan semua
menjadi pimpinannya tanpa harus unsur atau komponen, pelaksanaan
melalui dewan perwakilan. program-program manajemen tidak
4) Dimensi partisipasi dipandang akan berhasil dengan baik. (Hendar
dari segi kepentingannya & Kusnadi, 2005: 95).
Derajat ketergantungan antara melaksanakan fungsi-fungsi tertentu
anggota dengan perusahaan koperasi yang telah disepakati bersama. Di
atau sebaliknya akan menentukan sini dapat dikatakan bahwa sukses
baik buruknya perkembangan tidaknya, berkembang tidaknya,
organisasi maupun usaha koperasi. bermanfaat tidaknya, dan maju
Semakin kuat ketergantungan mundurnya suatu koperasi akan
anggota dengan perusahaan koperasi, sangat tergantung sekali pada peran
maka semakin tinggi dan baik partisipasi aktif dari para anggota.
perkembangan organisasi dan usaha Karena anggota adalah kunci
koperasi, sehingga koperasi keberhasilan sebuah koperasi.
merasakan manfaat keberadaan Anggotalah pemilik sekaligus
koperasi dan koperasi semakin sehat pelanggan dalam koperasi. Apa yang
berkembang sebagai badan usaha dijelaskan di atas sebenarnya sesuai
atas dukungan anggota secara penuh. dengan pasal 17 ayat 1 Undang-
Koperasi memberikan Undang Nomor 25 Tahun 1992
manfaat (cooperative effect) secara tentang Perkoperasian yang
ekonomi langsung maupun tidak menyebutkan bahwa anggota
langsung bagi anggota, dan anggota koperasi adalah pemilik dan
mendukung, berinteraksi, serta sekaligus pengguna jasa koperasi.
proaktif bagi perkembangan usaha Sebagai pemilik dan pengguna jasa
koperasi. Partisipasi anggota dengan koperasi, anggota berpartisipasi aktif
perusahaan koperasi seringkali juga dalam kegiatan koperasi.
terjadi konflik atau biasanya terjadi Menurut Deputi
ketimpangan karena perbedaan Pengembangan SDM (2010: 1-2)
kepentingan atau adanya konflik menyatakan bahwa Koperasi sebagai
kepentingan antara anggota dengan perusahaan harus mampu memenuhi
koperasi. Beberapa kepentingan yang kebutuhan anggota dengan berbagai
berkaitan dengan hal ini menyangkut variasinya maupun keterpencaran
tingkat pelayanan, kepentingan jarak anggota dalam proses
organisasi, serta penentuan dan pelayanan atas kebutuhan anggota.
pembagian sisa hasil usaha. Koperasi diharuskan meningkatkan
Mengenai pentingnya pelayanan kepada
partisipasi dalam kehidupan koperasi anggotaanggotanya, mengingat
ditegaskan Hendar & Kusnadi (2005: pelayanan terkait dengan adanya
97) bahwa koperasi adalah badan tekanan persaingan dari organisasi
usaha (perusahaan) yang pemilik dan perusahaan lain (non koperasi).
pelanggannya adalah sama, yaitu Koperasi harus layak dan efisien
para anggota dan merupakan prinsip memberikan layanan yang dapat
identitas koperasi yang sering dinikmati secara sosial ekonomi oleh
digambarkan dalam lambang segi anggota, disamping juga mampu
tiga (Tri-angel Identity of mengantisipasikan kemungkinan
Cooperative). Jadi, Pelanggan = perubahan kebutuhan atau
Pemilik = Anggota dimana ketiga kepentingan dari anggota. Perubahan
pihak tersebut orangnya adalah sama. kebutuhan anggota berhubungan
Koperasi merupakan alat yang lurus dengan perubahan waktu
digunakan oleh para anggota untuk peradaban, dan perkembangan
jaman, sehingga hal ini menentukan pelayanan yang disediakan oleh
pula pola kebutuhan anggota dalam perusahaan koperasi dalam
konsumsi, produksi, maupun menunjang kepentingannya.
distribusi. Kondisi ini memposisikan Partisipasi semacam ini disebut
koperasi harus mampu memberikan partisipasi insentif.
pelayanan prima yang disesuaikan 2.1.3 Komitmen Anggota
dengan kebutuhan anggota. Jika 2.1.3.1 Pengertian Komitmen
perusahaan koperasi memberi Anggota
pelayanan kepada anggota yang jauh
lebih besar, lebih menarik, dan lebih Pengelolaan sumber daya
prima dibanding dengan dari manusia oleh organisasi, perlu
perusahaan non koperasi, maka memperhatikan komitmen
koperasi akan mendapat partisipasi karyawannya. Komitmen karyawan
penuh dari anggota. Demikian pula yang tinggi akan sangat berpengaruh
sebaliknya, partisipasi anggota yang pada pencapaian tujuan organisasi.
tinggi dalam memanfaatkan segala Organisasi akan lebih mudah untuk
layanan barang, jasa, yang tersedia di mencapai tujuan dan sasaran jika
koperasi pada akhirnya para karyawan mempunyai
meningkatkan kualitas dan kuantitas komitmen terhadap organisasi.
pelayanan terbaik dan prima oleh
perusahaan koperasi. Mathus dan Jackson (2001)
merumuskan bahwa komitmen
2.1.2.4 Indikator Pengukuran organisasi merupakan tingkat
Partisipasi Anggota kepercayaan dan peneriman pekerja
Pengukuran partisipasi terhadap tujuan organisasi dan
anggota berkaitan dengan peran mempunyai keinginan untuk tetap
ganda anggota sebagai pemilik dan ada dalam organisasi tersebut yang
sekaligus sebagai pelanggan. Dalam pada akhirnya tergambar dalam
kedudukannya sebagai pemilik, (a) statistik kehadiran dan masuk
para anggota memberikan keluarnya pekerja dari organisasi
kontribusinya terhadap pembentukan (turnover).
dan pertumbuhan perusahaan Meyer & Allen (1997)
koperasi dalam bentuk kontribusi merumuskan suatu definisi mengenai
keuangan (penyerahan simpanan komitmen dalam berorganisasi
pokok, simpanan wajib, simpanan sebagai suatu konstruk psikologis
sukarela, atau dana-dana pribadi yang merupakan karakteristik
yang diinvestasikan pada koperasi), hubungan anggota organisasi dengan
dan (b) mengambil bagian dalam organisasinya, dan memiliki
penetapan tujuan, pembuatan implikasi terhadap keputusan
keputusan dan proses pengawasan individu untuk melanjutkan
terhadap jalannya perusahaan keanggotaannya dalam berorganisasi.
koperasi. Partisipasi semacam ini Menurut Robins (2006)
disebut partisipasi kontributif. mendefinisikan komitmen organisasi
Dalam kedudukannya sebagai sebagai keadaan dimana seorang
pelanggan/pemakai, para anggota karyawan memihak pada satu
memanfaatkan berbagai potensi organisasi dan tujuan-tujuannya,
serta berniat untuk memelihara bersangkutan) yang dinyatakan oleh
keanggotaannya dalam organisasi seorang Pegawai terhadap
tersebut. Komitmen seseorang organisasinya. Komitmen organisasi
terhadap organisasi seringkali merupakan kondisi dimana Pegawai
menjadi isu yang sangat penting. sangat tertarik terhadap tujuan, nilai-
Oleh karena pentingnya hal tersebut, nilai, dan sasaran organisasinya.
sampai-sampai beberapa organisasi Komitmen terhadap organisasi
berani memasukkan unsur komitmen artinya lebih dari sekedar
sebagai salah satu syarat untuk keanggotaan formal, karena meliputi
memegang suatu jabatan/posisi yang sikap menyukai organisasi dan
ditawarkan untuk lowongan kesediaan untuk mengusahakan
pekerjaan. Meskipun hal ini sudah tingkat upaya yang tinggi bagi
sangat umum namun tidak jarang kepentingan organisasi demi
organisasi maupun Pegawai , tetapi pencapaian tujuan. Berdasarkan
belum memahami arti komitmen definisi ini, dalam komitmen
secara sungguh-sungguh. Padahal organisasi tercakup unsur loyalitas
pemahaman tersebut sangatlah terhadap organisasi, keterlibatan
penting agar tercipta kondisi yang dalam pekerjaan, dan identifikasi
kondusif sehingga organisasi dapat terhadap nilai-nilai dan tujuan
berjalan secara efisien dan efektif. organisasi.
Mowday dkk (1982 : 27)
mendefinisikan komitmen organisasi 2.1.3.2 Jenis dan Tingkatan
sebagai kekuatan yang bersifat relatif Komitmen
dari individu dalam
mengidentifikasikan keterlibatan Setiap Pegawai memiliki
dirinya kedalam bagian organisasi. dasar dan tingkah laku yang berbeda
Komitmen seorang bisa ditandai dari berdasarkan komitmen organisasi
tiga hal yaitu : yang dimilikinya. Pegawai yang
a. Penerimaan terhadap nilai-nilai memiliki komitmen organisasi
dan tujuan organisasi. dengan dasar afektif memiliki
b. Kesiapan dan kesedian untuk tingkah laku berbeda dengan
berusaha dengan sungguh- Pegawai yang berdasarkan
sungguh atas nama organisasi. continuance. Pegawai yang ingin
c. Keinginan untuk menjadi anggota akan memiliki
mempertahankan keanggotaan di keinginan untuk menggunakan usaha
dalam organisasi (menjadi yang sesuai dengan tujuan
bagian dari organisasi). organisasi. Sebaliknya, mereka yang
terpaksa menjadi anggota akan
Komitmen organisasi sebagai menghindari kerugian finansial dan
rasa identifikasi (kepercayaan kerugian lain, sehingga mungkin
terhadap nilai-nilai organisasi), hanya melakukan usaha yang tidak
keterlibatan (kesediaan untuk maksimal. Sementara itu, komponen
berusaha sebaik mungkin demi normatif yang berkembang sebagai
kepentingan organisasi) dan loyalitas hasil dari pengalaman sosialisasi,
(keinginan untuk tetap menjadi tergantung dari sejauh apa perasaan
anggota organisasi yang kewajiban yang dimiliki Pegawai.
Komponen normatif organisasi dan keinginan untuk tetap
menimbulkan perasaan kewajiban bergabung dengan organisasi dalam
pada Pegawai untuk memberi jangka waktu lama.
balasan atas apa yang telah
diterimanya dari organisasi.
2.1.4 Kemampuan Kreativitas
Komitmen organisasi seperti yang
dan Inovasi
telah diuraikan di atas lebih dikenal
2.1.4.1 Pemahaman Kreativitas
sebagai pendekatan sikap terhadap Mc.Pherson dalam Hubeis
organisasi. Mowday dkk, (1982 : 51) (2005;11) menyatakan bahwa
bahwa komitmen organisasi ini kreativitas adalah menghubungkan
memiliki tiga komponen yaitu sikap dan merangkai ulang pengetahuan di
dan kehendak untuk bertingkah laku. dalam pikiran-pikiran manusia yang
Sikap mencakup: (1) Identifikasi membiarkan dirinya untuk berfikir
dengan organisasi yaitu penerimaan secara lebih bebas dalam
tujuan organisasi, dimana membangkitkan halhal baru, atau
penerimaan ini merupakan dasar menghasilkan gagasan-gagasan yang
komitmen organisasi. Identifikasi mengejutkan pihak lain dalam
Pegawai tampak melalui sikap menghasilkan hal yang bermanfaat.
menyetujui kebijaksanaan organisasi, Pengertian lainnya adalah kreativitas
kesamaan nilai pribadi dan nilai-nilai merupakan penyatuan pengetahuan
organisasi, rasa kebanggaan menjadi
dari berbagai bidang pengalaman
bagian dari organisasi. (2) berlainan untuk menghasilkan ide-
Keterlibatan sesuai peran dan ide baru dan lebih baik (West,
tanggungjawab pekerjaan di 2000;14).
organisasi tersebut. Pegawai yang
2.1.4.2 Pemahaman Inovasi
memiliki komitmen tinggi akan Menyajikan sebuah ide saja
menerima hampir semua tugas dna tidaklah cukup. Berfikir kreatif telah
tanggungjawab pekerjaan yang berkembang menjadi sebuah
diberikan padanya. (3) Kehangatan, keterampilan bisnis inti (a core
afeksi dan loyalitas terhadap bussines skill) dan para entrepreneur
organisasi merupakan evaluasi menjadi pelopor dalam hal
terhadap komitmen, serta adanya mengembangkan serta menerapkan
ikatan emosional dan keterikatan (berinovasi). Hubeis (2005; 69)
antara organisasi dengan Pegawai . mengemukakan bahwa inovasi
Pegawai dengan komitmen tinggi didefinisikan sebagai suatu
merasakan adanya loyalitas dan rasa perubahan ide dalam sekumpulan
memiliki terhadap organisasi. informasi yang berhubungan diantara
Jadi seseorang yang memiliki masukan dan luaran. Selanjutnya
komitmen tinggi akan memiliki dikemukakan terdapat dua hal dari
identifikasi definisi tersebut yaitu inovasi produk
terhadap organisasi, terlibat sungguh- dan inovasi proses yang merupakan
sungguh dalam berorganisasi, suatu perubahan yang terkait dengan
memiliki loyalitas serta afeksi positif upaya meningkatkan atau
terhadap kegiatan pendidikan di memperbaiki sumber daya yang ada,
sekolah. Selain itu tampil tingkah memodifikasi untuk menjadikan
laku berusaha kearah tujuan sesuatu bernilai, menciptakan hal-hal
baru yang berbeda, merubah suatu lebih produktif baik langsung atau
bahan menjadi sumber daya dan pun tidak langsung dalam upaya
menggabungkan setiap sumberdaya meraih keunggulan kompetitif.
menjadi suatu konfigurasi baru yang

2.1.5 Pengembangan Kinerja program pengembangan koperasi


Koperasi (Y) pedesaan atau KUD sangat erat
Pemahaman tentang kaitannya dengan konsepsi dan
pengembangan koperasi sebagai orientasi pengembangan agribisnis
badan usaha yang tangguh yang yang memerlukan sentuhan
secara nyata mampu dalam ikut serta profesionalisme dalam rangka
mengembangkan aktivitas ekonomi menghadapi perubahan tatanan
bagi masyarakat perlu dibahas dari perekonomian.
dua sisi yang saling terkait yaitu Kondisi selama ini, memperlihatkan
pengembangan bidang ekonomi itu bahwa banyak faktor termasuk yang
sendiri serta arah pengembangan inheren sifatnya, mengakibatkan
koperasi. petani yang berada pada subsistem
Pengembangan bidang ekonomi produksi memiliki posisi yang paling
secara tegas dinyatakan sebagai lemah bargaining power-nya karena
kenginan keturwujudan demorkasi struktur pasar yang memang
ekonomi untuk kemakmuran seluruh mendorong terjadinya kondisi seperti
masyarakat. Pertumbuhan ekonomi ini. Petani pada umumnya
harus juga mampu meningkatkan terperangkap pada sistem usaha tani
pendapatan masyarakat dan berskala kecil dan teknologi dengan
menghindari terjadinya ketimpangan. efisiensi yang relatif rendah, modal
Dalam rangka itu diperlukan kerja dan investasi yang terbatas,
perhatian yang lebih besar bagi serta pengembangan agribisnis dari
pengembangan ekonomi rakyat. luar juga relatif rendah. Dalam
Selaras dengan arahan pembangunan kondisi seperti itu rekayasa
ekonomi seperti yang dikehendaki ini kelembagaan menjadi salah satu
koperasi diarahkan agar dapat kunci yang cukup penting untuk
berperan sebagai wadah ekonomi mendapat perhatian. Rekayasa
rakyat. Koperasi diarahkan agar tersebut paling tidak harus mampu
dapat berkembang sebagai badan menentukan batas yuridiksi yaitu apa
usaha yang sehat sekaligus sebagai dan siapa yang harus ada dalam
gerakan ekonomi rakyat. sistem agribisnis tersebut, property
Khusus mengenai arah rights yang menjelaskan pembagian
pengembangan koperasi di pedesaan hak dan kewajiban yang proporsional
kiranya sangat relevan untuk dibahas serta aturan representasi yang
karena sebagian aktivitas ekonomi menentukan siapa dan sebagai apa
masyarakat lapisan bawah masih peran masing-masing pelaku yang
berada di pedesaan. Di sini terlihat harus berpartisipasi dalam sistem
jelas bahwa pengembangan koperasi agribisnis dan dalam proses
di pedesaan sebagai badan usaha pengambilan keputusan yang mana
yang selama ini dikenal dengan mereka harus terlibat.
Mengacu pada kondisi tersebut di sudah melakukan sistem keuangan
atas, maka rekayasa kelembagaan dengan baik. Kinerja keuangan
yang diperlukan adalah kelembagaan adalah hasil kegiatan koperasi yang
yang bukan saja mampu mendorong disajikan dalam bentuk laporan
perkembangan agribisnis memasuki keuangan. Hasil kegiatan perusahaan
pasar terbuka, melainkan juga yang harus dibandingkan dengan laporan
mampu memberi makna yang lebih keuangan periode masa lalu, laporan
besar bagi upaya peningkatan rugi laba dan neraca dan ratarata
kesejahteraan para petani. Agribisnis kinerja keuangan sejenis. Fadli
sebagai bisnis yang berbasis (2012). Dari kriteria sistem &
pedesaan melalui rekayasa kebijakan keuangan, laporan
kelembagaan seharusnya secara keuangan serta anggaran keuangan
proporsional lebih besar dimiliki dan terlihat bahwa kinerja koperasi-
dinikmati hasilnya oleh masyarakat koperasi tersebut sudah sangat baik.
pedesaan. Secara konsepsi rekayasa Ini terlihat dari hasil penilaian
kelembagaan yang seperti inilah kinerjanya yang mencapai angka
yang sesuai dengan konsepsi antara tertinggi . Artinya kinerja
pengembangan koperasi di pedesaan. pertama koperasi adalah yang
Pengalaman beberapa Negara yang memiliki kebijakan keuangan yang
relatif lebih maju perkembangan jelas dan mudah diterapkan.
agribisnisnya, seperti Thailand, Penilaian kinerja dari aspek
Denmark, dan Amerika Serikat manajemen organisasi menunjukkan
menunjukkan bahwa koperasi bahwa mayoritas menunjukkan
pertanian ternyata sangat dekat kinerja yang baik, terutama pada
dengan agribisnis. Di Negaranegara aspek pelaksanaan RAT dan sistem
itu batas yuridiksi, property rights, informasi pelaporan. Ini berarti
dan aturan representasi dalam sebagian besar kinerja terukur bahwa
kelembagaan agribisnis secara jelas Rapat Anggota Tahunan (RAT)
sangat memihak kepada petani penting untuk diadakan secara rutin
produsen melalui kelembagaan sebagai media untuk berkomunikasi
koperasi. dan evaluasi diri. Selain alasan
tersebut, pada saat RAT juga dapat
2.5.1.2 Penilaian Kinerja Koperasi dilakukan penyusunan, monitoring
Penilaian kinerja koperasi dan evaluasi pelaksanaan rencana-
dari aspek keuangan menunjukkan rencana strategis koperasi.
bahwa hampir seluruh responden
2.2 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No Peneliti/Judul Thn Variabel/Alat Analisis Hasil
1 Imam Suhartono 2011 Dependen: Pengembangan Kemitraan
Judul: Pengembangan Koperasi dan pengembangan
Strategi Independen: kewirausahaan mempunyai
Pengembangan Pengembangan Kemitraan tujuan positive dan linier
Koperasi Usaha, Pengembangan dengan Pengembangan
Berorientasi Kewirausahaan Koperasi..
Bisnis Alat Analisis:
Qualitative Methode
2 Dyah Maya 2013 Dependen: Pelaksanaan RAT, Prosedur
Nihayah Kinerja dan kelayakan Administrasi, dan Sistem
Judul : Usaha. Informasi mempunyai
Dampak Independen: peranan positive terhadap
Pelaksanaan Pelaksanaan RAT, arah kinerja dan kelayakan
Program Prosedur Administrasi, usaha.
P3KUM Sistem Informasi dan
terhadap Kinerja Pelaporan
dan kelayakan Alat Analisis:
Usaha Koperasi Cooperative Capacity
di Kota Assessment (CCA)
Semarang.
3 Himawan 2015 Dependen: Semakin baik dan tingkat
Arifianto Efektivitas Peningkatan efektivitas pemberian kredit
Judul : Kesejahteraan Anggota. dan prosedur pengambilan
Peran Koperasi Independen: kredit akan memberikan
simpan pinjam Tingkat efektivitas kotribusi positif dan
dan efektivitas Pemberian Kredit , signifikan terhadap
kredit dalam Prosedur Pengambilan peningkatan kesejahteraan
meningkatkan Kredit , anggota.
kesejahteraan Alat Analisis:
Anggota di Interacktive Qualitative
kabupaten Model
Malang.
4 Erlin Emilia 2008 Dependen: Pelatihan dan
Kandou Produktivitas Kerja Pengembangan Karyawan
Judul: Koperasi berpengaruh terhadap
Pengaruh Independen: Produktivitas Kerja
Pelatihan Dan Pelatihan dan Koperasi.
Pengembangan Pengembangan Karyawan
terhadap Alat Analisi:
Produktivitas Regresi Berganda
Kerja Koperasi
PT Air Manado
5 Aqidatul Izza 2013 Dependen: Penelaah Visi dan Kapasitas
Mahmudah Kinerja Kerja Koperasi Pengembangan Usaha
Judul : Independen: terhadap Kinerja Kerja
Analisis Kinerja Penelaah visi perusahaan Koperasi.
Koperasi yang dan
berjatidiri (Studi Kapasitas Pengembangan
Kasus Koperasi usaha
Serba usaha Alat Analisi:
Setia Budi Development Ladder
Wanita , malang Assessment ( DLA)
Jatim)

2.3 Kerangka Pemikiran dipaparkan, yaitu tentang Arah


Dari deskripsi teoritis Pengembangan Koperasi
yang telah dipaparkan Primer S-22 . Prediktor yang
sebelumnya, maka selanjutnya mempengaruhinya yaitu
diajukan kerangka pemikiran Partisipasi Anggota, Komitmen
dan model hubungan antar Anggta, dan Kemampuan
masing-masing variable dalam Inovasi. Faktor-faktor tersebut
penelitian ini. Berangkat dari mempunyai kaitan yang sangat
permasalahan yang hendak erat antara variabel satu dengan
diteliti yang di dasarkan pada variabel lainnya.
permasalahan yang telah

Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran Teoritis

Partisipasi Anggota
(X1)

Komitmen Anggota Pengembangan


(X2) Koperasi
(Y)
Kemampuan
Inovasi(X3)

H1: Partisipasi Anggota


Hipotesis berpengaruh signifikan
Pengertian hipotesis menurut dan positif terhadap
Sugiyono (2007:84) adalah Pengembangan Koperasi.
“Terdapat perbedaan mendasar H2: Komitmen Anggota
pengertian menurut statistik dan Koperasi berpengaruh
penelitian. Dalam statistik hipotesis signifikan dan positif
dapat diartikan sebagai pernyataan terhadap Pengembangan
statistik tentang parameter populasi, Koperasi.
sedangkan dalam penelitian hipotesis H3: Kemampuan Inovasi
diartikan sebagai jawaban sementara anggota berpengaruh
terhadap rumusan masalah signifikan dan positif
penelitian”. Adapun hipotesis dari terhadap Pengembangan
penelitian ini adalah : Koperasi
H4: Partisipasi Anggota , Variabel penelitian yang digunakan
Komitmen Anggota dan dalam penelitian ini adalah:
Kemampuan Berinovasi a) Variabel terikat
anggota secara simultan (Dependent Variable)
berpengaruh signifikan Variabel yang tergantung dengan
terhadap Pengembangan variabel lain, atau variabel yang
Koperasi. dapat dipengaruhi oleh variabel lain.
Sering disebut respon yang
METODOLOGI dilambangkan dengan Y. Dalam
PENELITIAN penelitian ini variabel dependen
adalah :
3.1 Lokasi Penelitian 1. Pengembangan Kinerja Koperasi
Penulis meneliti pada Koperasi Induk Pelanggan (Y) adalah Arah dan
Primer S-22 Kodam Diponegoro rencana strategis Koperasi dalam
yang berkedudukan di Semarang memastikan keberlangsungan bisnis
tepatnya . Obyek penelitian yang nya ditengah persaingan bisnis
dipilih adalah Anggota Koperasi S- sejenis diluar koperasi. Serta
22 yang berstatus active dan yang melakukan perbandingan kesannya
juga yang hanya menjadi pelanggan terhadap kinerja atau hasil suatu
sekaligus anggta pasiv. produk dan harapan-harapannya
3.1.1 Visi dan Misi (Kotler, 2008).
Visi dari Koperasi S-22 Primer Ini b) Variabel bebas (Independent
adalah menyejahterakan anggota nya Variable)
yaitu “menjadi penyedia jasa Variabel bebas yang dalam
perkoperasian terbaik yang fokus hubunganya dengan variabel lain
pada pelayanan anggota dan bertindak sebagai penyebab atau
pelanggan lainnya serta memenuhi yang mempengaruhi variabel
harapan stakeholders”. dependen. Variabel ini ada juga yang
Sedangkan misinya yaitu menamakan dengan variabel
“menyelenggarakan bisnis pendorong dan variabel masukan.
perkoperasin dan bisnis Yang sering disebut sebagai
penunjangnya, melalui praktek bisnis prediktor yang dilambangkan dengan
dan model organisasi terbaik untuk X. Dalam penelitian ini yang menjadi
memberikan nilai tambah yang tinggi variabel bebas adalah :
bagi stakeholders. 1. Partisipasi Anggota (X1) adalah
3.2 Variabel Penelitian dan salah satu unsur penting dalam
Definisi Operasional organisasi perkoperasian. Hal ini
Variabel disebabkan oleh partisipasi anggota
3.2.1 Variabel Penelitian merupakan salah satu alat yang
Pengertian dari variabel penelitian digunakan untuk mengukur sejauh
adalah segala hal yang berbentuk apa mana koperasi memberikan perhatian
saja yang ditetapkan oleh peneliti atas partisipasi anggota nya dengan
untuk dipelajari sehingga diperoleh baik (Hope dan Muhlemann, 1997).
informasiinformasi tentang hal 2. Komitmen Anggota (X2) menurut
tersebut, kemudian ditarik Diah Natalisa dan M.
kesimpulan (Sugiyono, 2007). Fakhriansyah (2008) menyatakan
bahwa pengukuran indikator sebesar 5% dengan tingkat
Komitmen Angggota diukur kepercayaan sebesar 95% sehingga
dengan menggunakan faktor diperoleh perhitungan sebagai
kesesuaian antara komitmen dan berikut :
kontribusi. 136
3. Kemampuan berinovasi (X3), n
1  136.0,05²
inovasi dan kreativitas merupakan n  101,50
komponen penting dalam kualitas
Berdasarkan peprhitungan di atas,
pemberdayaan anggota koperasi
maka diperoleh jumlah sampel
untuk memastikan
sebesar 101,50 responden dan di
keberlangsungan usaha bersama
bulatkan menjadi 100 responden.
(Goverde, 2005).
.
3.4 Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini untuk
3.3 Populasi dan Sampel
mengolah data dari hasil penelitian
Populasi
dengan menggunakan Analisis
Populasi berarti keseluruhan obyek
Inferensial (kuantitatif). Dimana
yang berupa kumpulan dari orang-
dalam analisis tersebut menggunakan
orang, peristiwa atau kejadian, atau
paket program SPSS versi 20.
obyek lain yang diharapkan dapat
Analisa ini digunakan untuk
diteliti (Sekaran, 2003). Sedangkan
mengetahui arah dan besarnya
menurut Ferdinand (2006) populasi
pengaruh antara Partisipasi Anggota
adalah gabungan dari seluruh elemen
(X1), Komitmen Anggota (X2),
yang berbentuk peristiwa, hal atau
Kemampuan Berinovasi (X3),
orang yang memiliki karakteristik
terhadap Arah Pengembangan
yang serupa yang menjadi pusat
Koperasi (Y).
perhatian seorang peneliti karena itu
3.7.1 Regresi Linier Berganda
dipandang sebagai semesta
Alat ini digunakan untuk
penelitian.
menjelaskan bentuk hubungan antar
Populasi adalah kelompok atau
dua variabel atau lebih. Analisis ini
kumpulan individu-individu atau
akan menghubungkan dua jenis
obyek penelitian yang memiliki
variabel pengaruh (variabel bebas
standar-standar tertentu dari ciri-ciri
diberi notasi x) dan variabel
yang telah ditetapkan sebelumnya.
tergantung (variabel tak bebas diberi
Berdasarkan kualitas dan ciri
notasi y), apabila bentuk hubungan
tersebut, populasi dapat dipahami
antar variabel bebas dan variabel tak
sebagai kelompok individu atau
bebas adalah hubungan yang linear,
obyek pengamatan yang minimal
maka regresi ini disebut regresi
memiliki satu persamaan karateristik
linear. Jika variabel pengaruhnya
(Cooper dan Emory,1995). Dalam
terdiri dari satu, maka analisis
penelitian ini populasi yang diambil
tersebut disebut regresi berganda.
penulis adalah Seluruh anggota
Model regresi linear berganda untuk
Koperasi sesuai Rapat RAT dan
populasi umum ditunjukkan sebagai
SHU setiap akhir tahun 136 anggota.
berikut :
Dalam penelitian ini taraf
Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + e
signifikansi yang digunakan adalah
Dimana :
Y = Arah Pengembangan Koperasi pengujian reliabilitas kuesioner
x1 = Partisipasi Anggota dengan bantuan komputer program
x2 = Komitmen Anggota SPSS versi 20. Kriteria penilaian uji
x3 = Kemampuan berinovasi reliabilitas adalah :
b1 = Koefisien regresi berganda - Apabila hasil
antara x1 dan y koefisien Alpha lebih
b2 = Koefisien regresi berganda besar dari taraf
antara x2 dan y signifikasi
b3 = Koefisien regresi berganda 60% atau 0,6 maka
antara x3 dan y kuesioner tersebut
a = Konstanta reliable.
e = Eror - Apabila hasil
koefisien Alpha lebih
3.7.2 Uji Validitas besar dari taraf
Uji validitas dalam penelitian ini signifikasi
untuk menguji validitasnya 60% atau 0,6 maka
kuisioner. Validitas menunjukkan kuesioner tersebut tidak
sejauh mana ketetapan dan kecepatan reliable.
suatau alat ukur dalam melakukan
fungsi ukuranya (Saifudin Azwar, 3.7.3 Uji Asumsi Klasik
2000 : 5). Uji Reliabilitas Pengujian asumsi klasik dilakukan
Reliabilitas adalah suatu indeks yang untuk mengetahui apakah data yang
menunjukkan sejauh mana hasil digunakan telah memenuhi ketentuan
suatu pengukuran dapat dipercaya dalam model regresi. Dalam
(saifuddin Azwar, 2000 : 4). Hasil penelitian ini uji asumsi klasik
pengukuran dapat dipercaya atau ditentukan dengan mengunakan
reilabel apabila dalam beberapa kali model statistik. Pengujian asumsi
pelaksanaa pengukuran terhadap klasik ini meliputi :
kelompok subyek yang sama dapat a) Normalitas
diperoleh hasil yang relative sama, Uji normalitas bertujuan untuk
selam aspek yang diukur dalam diri menguji apakah dalam model
subyek memang belum berubah regresi variabel terkait dan
(Saifuddin Azwar, 2000 : 35). variabel bebas keduanya
Rumus reliabilitas yang digunakan mempunyai distribusi normal
adalah sebagai berikut : atau tidak. Jika distribusi data
k .r adalah normal, maka garis yang
 menggambarkan data
1  (r  1)k
sesungguhnya akan mengikuti
Dimana :
garis diagonalnya.
a = koefisien
b) Multikolinieritas
reliabilitas
Deteksi data tidak
k = jumlah item per
Multikolinieritas antara variabel-
variabel x
variabel independen yang
r = mean korelasi antar
dimasukan dalam modelregresi
item
dapat dilakukan dengan
Untuk menghitung apakah kuesioner
menganalisis matrik korelasi
tersebut sudah reliabel dilakukan
antara variabel independen dan 3.7.4 Pengujian Hipotesis
melakukan perhitungan a) Uji Hipotesis secara
tolerance dan VIF yang dapat Parsial ( Uji t )
diperoleh dengan menggunakan Uji t dilakukan untuk melihat
perhitungan SPSS 16.0 for signifikan dari pengaruh variabel
Windows. independen terhadap variabel
c) Heteroskedastisitas dependen. Dalam penelitian ini
Uji asumsi yang digunakan adalah untuk melihat signifikansi
untuk mengetahui adanya dari masing – masing variabel yaitu :
Heteroskedastisitas. Partisipasi Anggota (X1), Komitmen
Dalam penelitian ini adalah uji park Anggota (X2), Kemampuan
(park tes). Park mengemukakan Berinovasi (X3) secara parsial
bahwa variance S2 merupakan fungsi terhadap Arah Pengembangan
dari variabel independen (Imam : Koperasi (Y).
2005).

4.1 Uji Kualitas Data pengaruh variabel bebas terhadap


4.3.1 Regresi Linier Berganda variabel terikat, dimana variabel
Perhitungan statistik dalam analisis bebasnya meliputi Partisipasi
regresi linier berganda yang Anggota (X1), Komitmen Anggota
digunakan dalam penelitian ini (X2), Kemampuan Inovasi (X3).
adalah dengan menggunakan bantuan Sedangkan variabel terikatnya yaitu
program SPSS (Statistical Package Arah Pengembangan Koperasi (Y).
for Sosial Science) versi 16.0. Dibawah ini adalah hasil dari analisis
Analisis regresi linier berganda tersebut.
digunakan untuk mengetahui

Tabel 4.1
Hasil Pengujian Regresi Linier Berganda

Model Unstandardized Coefficients Standardized


Coefficients

B Std. Error Beta

4.077 .963
(Constant)

Partisipasi Anggota .468 .096 .551

1 Komitmen Anggota .117 .085 .130

.208 .097 .222


Kemampuan Inovasi Anggota

Sumber : data primer yang diolah, 2015


Dari tabel diatas
didapatkan model
persamaan regresinya, yaitu Kemampuan Inovasi (X3)
Y = 4.077 + 0,468 X1 + dianggap konstan.
0,117 X2 + 0,208 X3 + e 3. Koefisien regresi (b2) sebesar
Dimana : 0,117.
Y : Arah Pengembangan Artinya apabila Komitmen
Koperasi Anggota (X2) ditingkatkan 1
X1 : Partisipasi Anggota persen, maka Arah
X2 : Komitmen Anggota Pengembangan Koperasi
X3 : Kemampuan Inovasi Koperasi S-22 (Y) akan
e : Eror Terms mengalami peningkatan sebesar
Koefisien regresi dari variabel 11,7 persen dengan asumsi
penelitian Partisipasi Anggota (X1), Partisipasi Anggota (X1) dan
Komitmen Anggota (X2), Kemampuan Inovasi (X3)
Kemampuan Inovasi (X3) memiliki dianggap konstan.
koefisien positif. Hal ini berarti 4. Koefisien regresi (b3) sebesar
apabila terjadi peningkatan kualitas 0,208.
Partisipasi Anggota, Komitmen Artinya apabila Kemampuan
Anggota, Kemampuan Inovasi maka Inovasi (X3) ditingkatkan 1
akan meningkatkan Arah persen, maka Arah
Pengembangan Koperasi. Berikut ini Pengembangan Koperasi
adalah penjelasan dari persamaan Koperasi S-22 (Y) akan
regresi diatas : mengalami peningkatan sebesar
1. Nilai konstanta (α) sebesar 4,077 20,8 persen dengan asumsi
Artinya apabila Partisipasi Partisipasi Anggota (X1) dan
Anggota (X1), Komitmen Komitmen Anggota (X2)
Anggota (X2), Kemampuan dianggap konstan.
Inovasi (X3) sama dengan 0
maka Arah Pengembangan 4.3.2 Uji Validitas
Koperasi terpenuhi. Atau apabila Uji validitas (uji kesahihan) adalah
Partisipasi Anggota (X1), suatu alat yang digunakan untuk
Komitmen Anggota (X2), mengukur sah atau valid tidaknya
Kemampuan Inovasi (X3) suatu kuesioner. Kuesioner dikatakan
ditiadakan, maka Arah valid jika pertanyaan pada kuesioner
Pengembangan Koperasi (Y) mampu mengungkapkan sesuatu
akan meningkat sebesar 4,077 yang akan diukur oleh kuesioner
persen. (Ghozali, 2001). Hasil penelitian
2. Koefisien regresi (b1) sebesar yang valid bila terdapat kesamaan
0,468. antara data yang terkumpul dengan
Artinya apabila Partisipasi data yang sesungguhnya terjadi pada
Anggota (X1) ditingkatkan 1 obyek yang diteliti. Instrumen yang
persen, maka Arah valid berarti alat ukur yang
Pengembangan Koperasi digunakan untuk mendapatkan data
Koperasi S-22 (Y) akan itu valid, artinya instrumen tersebut
mengalami peningkatan sebesar dapat digunakan untuk mengukur apa
46.8 persen dengan asumsi yang seharusnya diukur. Untuk
Komitmen Anggota (X2) dan menguji validitas alat ukur, terlebih
dahulu dicari harga korelasi antara dengan nilai r hitung > nilai r tabel,
bagian-bagian dari alat ukur secara dimana untuk menentukan r hitung
keseluruhan dengan cara dapat dilihat dari nilai Corected Item
mengkorelasikan setiap butir alat Total Correlation, tingkat signifikasi
ukur dengan skor total yang sebesar 5% atau 0,05. Berikut hasil
merupakan jumlah tiap skor butir. pengujian berdasarkan kriteria
Kriteria pengambilan keputusan statistiknya :
dikatakan valid adalah ditentukan

Tabel 4.2
Hasil Uji Validitas
No Variabel / Indikator r hitung r tabel Keterangan
1 Arah Pengembangan Koperasi
(Y)
Y_1 0,875 0,1946 Valid
Y_2 0,862 0,1946 Valid
Y_3 0,906 0,1946 Valid
Y_4 0,881 0,1946 Valid
Y_5 0,764 0,1946 Valid
2

Partisipasi Anggota (X1)


X1_1 0,1946 Valid
0.861
X1_2 0,1946 Valid
0.894
X1_3 0,1946 Valid
0.889
X1_4 0,1946 Valid
0.880
X1_5 0,1946 Valid
0.879

3 Komitmen Anggota (X2)


X2_1 0.906 0,1946 Valid
X2_2 0,864 0,1946 Valid
X2_3 0.934 0,1946 Valid
X2_4 0,877 0,1946 Valid
X2_5 0.799 0,1946 Valid
4 Kemampuan Inovasi (X3)
X3_1 0,912 0,1946 Valid
X3_2 0,911 0,1946 Valid
X3_3 0,879 0,1946 Valid
X3_4 0,851 0,1946 Valid
X3_5 0,847 0,1946 Valid
Sumber : data primer yang diolah, 2015
Penjelasan pada tabel 4.8 di atas variabel yaitu Partisipasi Anggota,
menunjukkan pada masing-masing Komitmen Anggota, Kemampuan
Inovasi dan Arah Pengembangan
Koperasi menunjukkan hasil yang 4.3.3 Uji Reliabilitas
valid. Terbukti dengan semua hasil Reliabilitas sebenarnya adalah alat
nilai r hitung pada indikator variabel untuk mengukur suatu kuesioner
yang ditunjukkan dengan nilai yang merupakan indikator dari
Corrected Item Total Correlation variabel atau konstruk (Ghozali,
tersebut diperoleh melebihi nilai r 2006), dalam penelitian ini
tabel yang diperoleh dari nilai df = n pengukuran reliabilitas dilakukan
– 2, 100 – 2 = 98, yaitu sebesar dengan bantuan program SPSS
0,1956 sehingga dengan demikian dengan menggunakan metode
masing-masing indikator pada Cronbach’s Alpha, dimana kuesioner
masing-masing variabel tersebut dikatakan reliabel jika nilai
dapat dilakukan kepada langkah Cronbach’s Alpha lebih besar dari
penghitungan selanjutnya. 0,60.
Tabel 4.3
Hasil Uji Reliabilitas
Batas
Variabel a Keterangan
Reliabilitas
Arah Pengembangan Koperasi (Y) 0,909 0,60 Reliabel
Partisipasi Anggota (X1) 0,921 0,60 Reliabel
Komitmen Anggota (X2) 0,922 0,60 Reliabel
Kemampuan Inovasi (X3) 0,922 0,60 Reliabel
Sumber : data primer yang diolah, 2015
Pengujian reliabilitas untuk menguji Dengan demikian dapat disimpulkan
keandalan dari suatu alat ukur untuk bahwa semua konsep pengukur
masing-masing variabel. masing-masing variabel adalah
Menunjukkan bahwa semua variabel reliabel.
memiliki hasil koefisien Cronbach’s
Alpha yang lebih besar dari 0,60.
4.3.4 Pengujian Hipotesis
a. Uji Hipotesa Secara Parsial (Uji t)
Uji t dilakukan untuk melihat dari masing – masing variabel yaitu :
signifikan dari pengaruh variabel Partisipasi Anggota (X1), Komitmen
independen terhadap variabel Anggota (X2), Kemampuan Inovasi
dependen. Dalam penelitian ini (X3) secara parsial terhadap Arah
adalah untuk melihat signifikansi Pengembangan Koperasi (Y).
Hasil Uji t (Parsial)
Model
B t Sig
(Constant) 4.077 4.236 .000
Partisipasi Anggota .468 4.905 .000
1
Komitmen Anggota .117 1.381 .170
Kemampuan Inovasi Anggota .208 2.134 .035

Sumber : hasil olahan SPSS, 2015


1. Hipotesis Pertama (H1), Terhadap Arah Pengembangan
Pengaruh Partisipasi Anggota Koperasi
Berdasarkan hasil sehingga akan berdampak pada
perhitungan pada tabel 4.11 menurunnya tingkat Arah
diperoleh nilai t hitung Partisipasi Pengembangan Koperasi.
Anggota adalah 4,905 dan t tabel Dapat diambil
sebesar 1,66039 (two tailed) kesimpulan bahwa hipotesis
dengan df = n – k = 100 – 3 = 97, pertama (H1) yang menyatakan
jadi nilai t hitung lebih besar Partisipasi Anggota berpengaruh
daripada t tabel atau signifikansi t positif dan signifikan terhadap
hitung dan α lebih kecil daripada Arah Pengembangan Koperasi
α 0,05. Dengan demikian dapat pada Koperasi S-22 dapat
dikatakan bahwa Partisipasi diterima.
Anggota berpengaruh positif dan 2. Hipotesis Kedua (H2),
signifikan terhadap Arah Pengaruh Komitmen Anggota
Pengembangan Koperasi, Terhadap Arah Pengembangan
sehingga Ho ditolak dan Koperasi
menerima Ha. Tabel 4.11 menunjukkan
Hasil pengujian tersebut nilai t hitung Komitmen Anggota
dapat diartikan bahwa jika adalah 1,381 dan t tabel sebesar
Partisipasi Anggota yang 1,66039 (two tailed), jadi nilai t
diberikan lebih ditingkatkan, hitung lebih kecil daripada t tabel
maka akan meningkatkan Arah atau signifikansi t hitung 0,170
Pengembangan Koperasi. Hal ini lebih besar daripada α 0,05.
sesuai pernyataan Irawan (2004 : Dengan demikian dapat dikatakan
37) bahwa faktor – faktor yang bahwa Komitmen Anggota
pendorong Arah Pengembangan berpengaruh negative dan tidak
Koperasi salah satunya Partisipasi signifikan terhadap Arah
Anggota. Partisipasi Anggota Pengembangan Koperasi,
merupakan tingkat keunggulan sehingga Ho diterima dan
yang diharapkan dan menelak Ho.
pengendalian atas tingkat Hasil pengujian tersebut dapat
keunggulan tersebut untuk diartikan bahwa jika Komitmen
memenuhi tingkat Arah Anggota yang ditawarkan lebih
Pengembangan Koperasi. Jika bervariasi, maka akan
jasa yang diterima atau dirasakan meningkatkan Arah
(perceived service) sesuai dengan Pengembangan Koperasi. Hasil
yang diharapkan, maka Partisipasi penelitian tersebut sesuai
Anggota dipersepsikan baik dan pernyataan Lupiyoadi (2001:158)
memuaskan, sehingga Partisipasi bahwa dengan dalam penentuan
Anggota dipersepsikan sangat tingkat Arah Pengembangan
baik dan berkualitas sehingga Koperasi, salah satu faktor yang
akan mempengaruhi tingkat Arah dapat mempengaruhi adalah
Pengembangan Koperasi. Komitmen Anggota. Komitmen
Sebaliknya jika jasa yang diterima Anggota sangat menentukan Arah
lebih rendah daripada yang Pengembangan Koperasi dalam
diharapkan, maka Partisipasi penggunaan jasa, karena besarnya
Anggota dipersepsikan buruk Komitmen Anggota yang
ditetapkan berkaitan dengan sehingga Ho ditolak dan
tingkat aspirasi pendapat yang menerima Ha.
dimiliki oleh anggota. Dapat Hasil pengujian tersebut
diambil kesimpulan bahwa dapat diartikan bahwa, jika
hipotesis kedua (H2) yang Kemampuan Inovasi dapat
menyatakan Komitmen Anggota dipenuhi sesuai jadwal yang
berpengaruh negative dan tidak sudah ditetapkan, maka akan
signifikan terhadap Arah meningkatkan Arah
Pengembangan Koperasi pada Pengembangan Koperasi. Dapat
Koperasi S-22 tidak dapat diambil kesimpulan bahwa
diterima. hipotesis ketiga (H3) yang
3. Hipotesis Ketiga (H3), menyatakan Kemampuan Inovasi
Pengaruh Kemampuan Inovasi berpengaruh positif dan signifikan
Terhadap Arah Pengembangan terhadap Arah Pengembangan
Koperasi Koperasi pada Koperasi S-22
Hasil perhitungan pada dapat diterima.
tabel 4.11 diperoleh nilai t hitung
Kemampuan Inovasi adalah 2,139 b. Uji Hipotesa Secara Serentak
dan t tabel sebesar 1,66039 (two (Uji F)
tailed), jadi nilai t hitung lebih Uji F digunakan untuk
besar daripada t tabel atau mengetahui besarnya dampak atau
signifikansi t hitung 0,035 lebih pengaruh secara nyata antar
kecil daripada α 0,05. Dengan variabel bebas terhadap variabel
demikian dapat dikatakan bahwa terikat secara bersama-sama
Kemampuan Inovasi berpengaruh (Djarwanto Ps, 2003). Berikut ini
positif dan signifikan terhadap adalah tabel hasil uji F :
Arah Pengembangan Koperasi,
Tabel 4.4
Hasil Uji F (Serentak)
a
ANOVA
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
b
Regression 885.872 3 295.291 89.782 .000
1 Residual 312.451 95 3.289
Total 1198.323 98

Sumber : hasil olahan SPSS, 2015


Variabel Partisipasi pengujian tersebut dapat diartikan
Anggota (X1), Komitmen Anggota bahwa jika Partisipasi Anggota (X1),
(X2), Kemampuan Inovasi (X3) Komitmen Anggota (X2),
memiliki nilai F hitung sebesar Kemampuan Inovasi (X3)
89,782 dengan nilai signifikansi mengalami peningkatan secara
sebesar 0,000 < 0,05. Sedangkan simultan, maka akan meningkatkan
pada taraf signifikansi 0,05 dan Arah Pengembangan Koperasi pada
degres of freedom (df) penyebut penumpang Koperasi S-22.
sebesar 96 (N – k = 100 – 4 = 96)
sedangkan degres of freedom (df)
pembilang 3 (k – 1 = 4 – 1 = 3) maka4.3.5 Koefisien Determinasi (R Square)
diperoleh nilai F tabel sebesar 2,70. Analisis koefisien
Sehingga nilai F hitung = 89,782 > determinasi digunakan untuk
nilai F tabel = 2,70. Penjelasan mengukur seberapa jauh kemampuan
tersebut dapat diartikan bahwa pada model dalam menerangkan variasi
pengujian tersebut Ho ditolak dan Ha variabel dependen, dimana
diterima, artinya bahwa pengujian ditunjukkan dengan nilai Adjusted R
tersebut secara simultan mempunyai Square. Berikut hasil pengujian yang
pengaruh yang signifikan terhadap dibantu dengan program SPSS :
Arah Pengembangan Koperasi pada
penumpang Koperasi S-22. Hasil
b
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Std. Error of Change Statistics
Square the Estimate R Square F Change df1
Change
a
1 .860 .739 .731 1.81355 .739 89.782 3
dependen. Oleh karena itu banyak
Sumber : hasil olahan SPSS, peneliti untuk menggunakan nilai
2015 Adjusted R Square pada saat
Berdasarkan tampilan mengevaluasi mana model regresi
output pada tabel 4.12 tersebut di terbaik (Ghozali, 2005:83). Dalam
atas menunjukkan bahwa besarnya hal ini dapat diartikan bahwa Arah
prosentase variabel Arah Pengembangan Koperasi mampu
Pengembangan Koperasi mampu dijelaskan oleh variabel Partisipasi
dijelaskan oleh variabel Partisipasi Anggota, Komitmen Anggota dan
Anggota, Komitmen Anggota, Kemampuan Inovasi dengan nilai
Kemampuan Inovasi ditunjukkan sebesar 73,1%, sedangkan sisanya
dengan nilai Adjusted R Square (R2) sebesar 27,9% (100% - 73,1%)
yaitu sebesar 0,731 Dipilihnya dijelaskan oleh variabel lain yang
Adjusted R Square agar data tidak tidak diteliti dalam penelitian ini.
bias terhadap jumlah variabel
independen yang dimasukkan ke PENUTUP
dalam model. Setiap tambahan satu
variabel independen, maka R square 5.1 Kesimpulan
pasti meningkat tidak perduli apakah Berdasarkan
variabel tersebut berpengaruh secara pengolahan data dan pengaruh
signifikan terhadap variabel Partisipasi Anggota, Komitmen
Anggota, dan Kemampuan signifikansi F hitung sebesar 0,000
Inovasi terhadap Arah lebih kecil daripada signifikansi F
Pengembangan Koperasi , tabel yaitu 0,05. Dengan demikian
maka dapat diambil hipotesis yang menyatakan bahwa
kesimpulan sebagai berikut : ketiga variabel independen yaitu
1. Persamaan regresi dalam Partisipasi Anggota (X1),
penelitian ini adalah : Komitmen Anggota (X2), dan
Y = 2,254 + 0,239 X1 + 0,486 X2 + Kemampuan Inovasi (X3) secara
0,209 X3 + e simultan berpengaruh positif dan
Koefisien regresi dari variabel signifikan terhadap variabel
penelitian Partisipasi Anggota (X1), dependen yaitu Arah
Komitmen Anggota (X2), dan Pengembangan Koperasi diterima.
Kemampuan Inovasi (X3) memiliki 4. Nilai koefisien determinasi
tanda koefisien positif. Hal ini sebesar 0,786, artinya besar variasi
berarti apabila terjadi peningkatan Arah Pengembangan Koperasi
ketiga variabel tersebut, maka akan mampu dijelaskan oleh variabel
meningkatkan Arah Pengembangan Partisipasi Anggota, Komitmen
Koperasi. Anggota dan Kemampuan Inovasi
2. Berdasarkan hasil uji dengan nilai sebesar 78,6%,
signifikansi parsial (uji t) diperoleh sedangkan sisanya sebesar 21,4%
hasil bahwa nilai t hitung dan sig (100% - 78,6%) dijelaskan oleh
hitung dari variabel penelitian yaitu variabel lain yang tidak diteliti
Partisipasi Anggota (X1), dalam penelitian ini.
Komitmen Anggota (X2), dan 5. Pada penelitian ini variabel
Kemampuan Inovasi (X3) masing- yang paling berpengaruh yaitu
masing adalah (2,142 dengan Komitmen Anggota (X2) dengan
signifikansi 0,035), (5,292 dengan nilai t hitung sebesar 5,292 dengan
signifikansi 0,000), (2,559 dengan signifikansi 0,000..
signifikansi 0,012). Nilai t hitung 5.2 Saran
dan signifikansi hitung semua Saran Penelitian yang Akan
variabel penelitian lebih besar Datang
daripada nilai t tabel yaitu 1,66039 1. Di dalam penelitian ini Arah
dan lebih kecil dari signifikansi Pengembangan Koperasi mampu
tabel 0,05. Oleh karena itu, dijelaskan oleh variabel Partisipasi
hipotesis yang menyatakan bahwa Anggota, Komitmen Anggota,
Partisipasi Anggota (X1), Kemampuan Inovasi dengan nilai
Komitmen Anggota (X2), dan sebesar 91,5%, sisanya sebesar
Kemampuan Inovasi (X3) secara 8,5% (100% - 91,5%) dijelaskan
parsial berpengaruh positif dan oleh variabel lain yang tidak diteliti
signifikan terhadap Arah dalam penelitian ini. Sehingga
Pengembangan Koperasi kereta untuk penelitian yang akan datang
diterima. disarankan untuk menambahkan
3. Hasil uji signifikansi simultan variabel independen lainnya selain
(uji F) menunjukkan bahwa nilai F Partisipasi Anggota, Komitmen
hitung sebesar 124,694 lebih besar Anggota dan Kemampuan Inovasi
daripada F tabel yaitu 2,70 dan yang tentunya dapat mempengaruhi
variabel dependen Arah Ferdinand, Augusty, 2006. Metode
Pengembangan Koperasi agar lebih Penelitian Manajemen. Badan
melengkapi penelitian ini karena Penerbit Universitas Diponegoro.
masih ada variabel-variabel Semarang.
independen lain di luar penelitian Firmansyah Teguh Sugiarto, 2012.
ini yang mungkin bisa Peningkatan Kemampuan Inovasi
mempengaruhi Arah Perjalanan KRL JABODETABEK
Pengembangan Koperasi, seperti dalam Upaya Meningkatkan
customer relationship marketing Kinerja Transportasi Berbasis
yang diusulkan Too, Souchon dan Kereta Api.
Thirkell (2000).
2. Sebaiknya pada penelitian Goverde, M.P., Rob, 2005.
berikut lebih memperluas obyek Punctuality of Railway Operation
penelitian serta mencari ruang and Timetable Stability Analysis.
lingkup populasi yang lebih luas, TRAIL Thesis, The Netherland
sampel yang digunakan sebaiknya TRAIN Research School Series No.
juga lebih banyak, dengan T2005/10.
demikian peneliti lanjutan dapat Granström, Rikard, 2008.
semakin memberikan gambaran Management of Condotion
yang spesifik. information from Railway
DAFTAR PUSTAKA Punctuality Perspective. Doctoral
Thesis, Lulea University of
Asti Sri Listiani, Ida Farida, Eko Technology Departement of Civil,
Walujodjati, 2013. Evaluasi Mining & Environmental
Komitmen Anggota Angkutan Engineering, Division of Operation
Umum Berdasarkan Biaya & Maintenance Engineering.
Operasional Kendaraan (bok)
(studi trayek cilawu-garut kota Hatane Semuel, Nadya Wijaya,
kabupaten garut). 2009. Service Quality, Perceive
Value, Satisfaction, Trust, dan
Basu Swasta dan Irawan, 1984. Loyalty pada PT. Kereta Api
Manajemen Pemasaran, Edisi 3, Indonesia Menurut Penilaian
Yogyakarta:Liberty. Pelanggan Surabaya. Jurnal 24
Budi Hermawan, 2011. Pengaruh Manajemen Pemasaran, Vol. 4, No.
Kualitas Produk terhadap 1, April 2009: 23-37.
Kepuasan, Reputasi Merek dan Kepmenhub No. 22, 2003.
Loyalitas Konsumen Jamu Tolak Pengoperasian Kereta Api. Menteri
Angin PT. Sido Muncul. Jurnal Perhubungan Republik Indonesia.
Manajemen Teori dan Terapan |
Tahun 4, No. 2, Agustus 2011. Maya Fricilia, Slamet Jauhari
Legowo, 2013. Evaluasi Penerapan
Cooper, D.R. and Emory, C.W., Komitmen Anggota Angkutan
1995. Metode Penelitian Bisnis. Umum Kereta Api (Studi Kasus
Jilid 1, edisi kelima, Penerbit Kereta Api Madiun Jaya Ekspres).
Erlangga. e-Jurnal Matriks Teknik Sipil/Juni
2013/46-53.
Millissa F.Y. Cheung, To. W M, Sekaran, Uma, 2003. Research
2010. Management Commitment to Methods for Business. Fourth
Service Quality and Organizational Edition. New York: John Wiley &
Outcomes. Emerald Group Sons, Inc.
Publishing, Limited, Bradford, Setyaningsih Sri Utami, 2009.
United Kingdom. Analisis Faktor-faktor yang
Mohamad Ilham, 2011. Tingkat Mempengaruhi Kepuasan
Kepuasaan Konsumen Terhadap Konsumen dalam Mempergunakan
Pelayanan Kereta Api. Jasa Transportasi PT. Solo Central
Taxi di Surakarta. Jurnal Ekonomi
Musnaini, 2011. Analisis Kualitas
dan Kewirausahaan Vol. 9, No. 1,
Layanan Konsumen terhadap
April 2009 : 33–44.
Keunggulan Bersaing Jasa
Transportasi Darat pada PT. Sugiyono, 2009. Metode Penelitian
Kereta Api Indonesia (Persero) Kuantitatif Kualitatif dan R & D.
Kelas Argo, Jurnal Manajemen Bandung: Alfabeta.
Teori dan Terapan. Suprihatmi Sri Wardiningsih, 2009.
Nyström, Birre, 2008. Aspect of Strategi PT Kereta Api Indonesia
Improving Punctuality : From Data Untuk Menghadapi Dampak
to Decision in Railway Perang Komitmen Anggota Murah
Maintenance. Doctoral Thesis, Di Maskapai Penerbangan
Lulea University of Technology Indonesia. Jurnal Ekonomi dan
Departement of Civil, Mining & Kewirausahaan Vol. 9, No. 1, April
Environmental Engineering, 2009 : 66–74.
Division of Operation & Too, Souchon dan Thirkell, 2000.
Maintenance Engineering. Relationship Marketing and
PP No. 72, 2009. Lalu Lintas dan Customer Loyality in A Retail
Angkutan Kereta Api. Dinas Saetting A Dyadic Exploration.
Perhubungan Republik Indonesia. Woro Mardikawati, Naili Farida,
Roland T. Rust, Peter J. Danaher, 2013. Pengaruh Nilai Pelanggan
Sajeev Varki, 2000. Using Service dan Kualitas Layanan terhadap
Quality Data for Competitive Loyalitas Pelanggan, Melalui Arah
Marketing Decisions. Emerald Pengembangan Koperasi pada
Group Publishing, Limited, Pelanggan Bus Efisiensi (studi po
Bradford, United Kingdom. efisiensi jurusan yogyakarta-
cilacap). Jurnal Administrasi
Samuel, Hatane dan Nadya Wijaya.
Bisnis, Volume 2, Nomor 1, Maret
2009. Service Quality, Perceive
2013.
Value, Satisfaction, Trust, dan
Loyalty Pada PT. Kereta Api Yoan Santosa Putra, Eris Dianawati,
Indonesia Menurut Penilaian Endi Sarwoko, 2013. Pengaruh
Pelanggan Surabaya. Jurnal Partisipasi Anggota Terhadap Arah
Manajemen Pemasaran, Vol. 4, No. Pengembangan Koperasi Pengguna
1, pp. 23-37, Tahun 2009. Jasa Parkir (Studi Pada
Mahasiswa Universitas
Kanjuruhan Malang).
http://ejournal.ukanjuruhan.ac.id
Zeithaml, Valarie A. and Bitner,
2000. Service Quality, Profitability
and the economic Worth of
Customers: What We know and
What We Need to Learn. Journal of
the Academy of Marketing
Sciences. Vol.28(1) pp 67-85.
1

Anda mungkin juga menyukai