Anda di halaman 1dari 4

A.

Tujuan

a. Mahasiswa mampu mengetahui, memahami cara menganalisis kadar

suatu zat dalam sediaan farmasi dan menentukan nilai kadar suatu zat

dalam sediaan farmasi.

b. Dapat menentukan kadar Asam mefenamat dalam sediaan farmasi

dengan menggunakan metode Titrasi Asam-Basa.

B. Dasar teori

Pemerian : serbuk hablur, putih hamper putih, melebur pada suhu lebih kurang

230 C disertai peruraian.

Kelarutan : larut dalam larutan alkali hidroksi agak sukar larut dalam kloroform,sukar larut dalam
etanol dan dalam methanol, praktis tidak larut dalam air.

Asam mefenamat merupakan obat golongan AINS yang bersifat asam lemah, memilki berat molekul
241,3 dengan rumus molekul C15H15NO2.

Nama lain asam mefenamat : asam N-2,3-xililantranilat, mengandung tidak kurang 98% dan tidak
lebih dari 102, 0 % C15H15NO2, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan

Titrasi volumetri

Istilah analisis volumetri mengacu pada analisis kimia kuantitatif yang dilakukan dengan menetapkan
volume suatu larutan yang konsentrasinya diketahui dengan tepat, yang diperlukan untuk bereaksi
secara kuantitatif dengan larutan dari zat yang akan ditetapkan(vogel, 1994).

Dalam melakukan titrasi diperlukan beberapa persyaratan yang harus diperhatikan, seperti :

a. Reaksi harus berlangsung secara cepat. Kebanyakan reaksi ion memenuhi syarat ini.

b. Reaksinya harus sederhana serta dapat dinyatakan dengan persamaan reaksi. Bahan yang
diselidiki bereaksi sempurna dengan senyawa baku dengan perbandingan kesetaraan stoikiometris.

c. Harus ada perubahan yang terlihat pada saat titik ekivalen tercapai, baik secara kimia atau fisika.

d. Harus ada indikator jika syarat 3 tidak dipenuhi. Indikator juga dapat diamati dengan pengukuran
daya hantar listrik (titrasi potensiometri/konduktometri).(Dr.Sudjadi,2008).

Berdasarkan jenis reaksinya, maka titrasi dikelompokkan menjadi empat


macam titrasi yaitu :

a. Titrasi asam-basa (asidi-alkalimetri = netralisasi)

Penetapan kadar ini berdasarkan pada perpindahan proton dari zat yang

bersifat asam atau basa, baik dalam lingkungan air atau dalam lingkungan

bebas air(TBA).

b. Titrasi pengendapan (presipitasi)

Penetapan kadar berdasarkan pada terjadinya endapan yang sukar larut

misalnya pada penetapan kadar secara argentometri.

c. Titrasi kompleksometri

Dasar yang digunakan adalah terjadinya reaksi antara zat-zat pengkompleks

organik dengan ion logam menghasilkan senyawa kompleks yang mantap.

Penetapan kadar yang menggunakan prinsif ini adalah metode

kompleksometri.

d. Titrasi oksidasi reduksi

Dasar yang digunakan adalah perpindahan elektron. Penetapan kadar senyawa

berdasarkan reaksi ini digunakan secara luas seperti permanganometri,

sermetri, iodimetri, iodometri, serta bromometri (Dr.Sudjadi,2008)

Berdasarkan cara titrasinya titrasi volumetri dapat dikelompokan menjadi :

a. Titrasi langsung

Cara ini dilakukan dengan melakukan titrasi langsung terhadap zat yang akan

ditetapkan.

b. Titrasi tidak langsung

Dilakukan dengan cara penambahan titran dalan jumlah berlebihan, kemudian

kelebihan titran dititrasi dengan titran lain(Dr.Sudjadi,2008)

Titrasi Asam Basa

Asidimetri dan alkalimetri termasuk reaksi netralisasi yakni reaksi antara

ion hidrogen yang berasal dari asam dengan dengan ion hidroksida yang berasal

dari basa untuk menghasilkan air yang bersifat netral. Netralisasi dapat juga

dikatakan sebagai reaksi antara pemberi proton (asam) dengan penerima proton

(basa). (Dr.Sudjadi, 2008)


a. Prinsip Titrasi Asam basa

Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun

titrant. Titrasi asam basa berdasarkan reaksi penetralan. Kadar larutan asam

ditentukan dengan menggunakan larutan basa dan sebaliknya.

Titrant ditambahkan titer sedikit demi sedikit sampai mencapai keadaan

ekuivalen (artinya secara stoikiometri titrant dan titer tepat habis bereaksi).

Keadaan ini disebut sebagai “titik ekuivalen”.

Pada saat titik ekuivalent ini maka proses titrasi dihentikan, kemudian kita

mencatat volume titer yang diperlukan untuk mencapai keadaan tersebut. Dengan

menggunakan data volume titrant, volume dan konsentrasi titer maka kita bisa

menghitung kadar titrant.

b. Cara Mengetahui Titik Ekuivalen

Ada dua cara umum untuk menentukan titik ekuivalen pada titrasi asam basa :

1. Memakai pH meter untuk memonitor perubahan pH selama titrasi dilakukan,

kemudian membuat plot antara pH dengan volume titrant untuk memperoleh

kurva titrasi. Titik tengah dari kurva titrasi tersebut adalah “titik ekuivalent”.

2. Memakai indicator asam basa. Indikator ditambahkan pada titrant sebelum

proses titrasi dilakukan. Indikator ini akan berubah warna ketika titik

ekuivalen terjadi, pada saat inilah titrasi kita hentikan.

Pada umumnya cara kedua dipilih disebabkan kemudahan pengamatan,

tidak diperlukan alat tambahan, dan sangat praktis.

Indikator yang dipakai dalam titrasi asam basa adalah indicator yang

perbahan warnanya dipengaruhi oleh pH. Penambahan indicator diusahakan

sesedikit mungkin dan umumnya adalah dua hingga tiga tetes.

Untuk memperoleh ketepatan hasil titrasi maka titik akhir titrasi dipilih

sedekat mungkin dengan titik equivalent, hal ini dapat dilakukan dengan memilih

indicator yang tepat dan sesuai dengan titrasi yang akan dilakukan.

Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan cara melihat perubahan warna

indicator disebut sebagai “titik akhir titrasi”.

c. Rumus Umum Titrasi

Pada saat titik ekuivalen maka mol-ekuivalent asam akan sama dengan
mol-ekuivalent basa, maka hal ini dapat kita tulis sebagai berikut:

mol-ekuivalen asam = mol-ekuivalen basa

Mol-ekuivalen diperoleh dari hasil perkalian antara Normalitas dengan

volume maka rumus diatas dapat kita tulis sebagai:

NxV asam = NxV basa

Anda mungkin juga menyukai