MANAJEMEN HIV/AIDS “Stigma dan Etik dalam Tata Laksana Keperawatan HIV/AIDS”
OLEH : DELVI FITRAH IRAWAN / 3A (P031915401007)
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN RIAU
PRODI DIII KEBIDANAN TAHUN AJARAN 2021/2022 A. Pengertian Stigma dan Etik dalam Tatalaksana Keperawatan HIV/AIDS Stigma ádalah suatu ancaman, sifat atau karakteristik bahwa masyarakat menerima ketidaknyamanan yang sangat tinggi. Mendapat ancaman membuat seseorang menerima stigmatisasi. (Goffman, 1963). Stigmatisasi ádalah tindakan memvonis seseorang sebagai buruk moral. B. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Stigma 1. HIV/AIDS ádalah penyakit yang mengancam hidup. 2. Ketakutan untuk kontak dengan HIV. 3. Hubungan HIV/AIDS dengan perilaku seperti homosexual, IDU, PSK dan sebagainya. 4. ODHA dinilai sebagai penyakit yang dibuat sendiri. 5. Religi atau kepercayaan yang menyamakan HIV/AIDS dengan kesalahan moral, seperti penyimpangan seks yang pantas mendapat hukuman. 6. Status sosial ekonomi, usia dan gender. 7. Kurangnya pengetahuan yang benar mengenai HIV/AIDS. FAKTOR PENYEBAB STIGMA & DISKRIMINASI 1. Kurang pengetahuan. 2. Salah persepsi. 3. Kesalahan mencari tindakan & pengobatan. 4. Pelaporan epidemi yang kurang benar. C. Pengaruh Stigma Stigma menyebabkan hal-hal sebagai berikut : 1. Perubahan pandangan terhadap seseorang (social identity). 2. Penolakan atau penurunan kesempatan interaksi sosial. 3. Kesempatan berkurang, misal perumahan, pekerjaan, mendapat pelayanan kesehatan. 4. Perasaaan malu dan membenci diri pada penilaian masyarakat. 5. Memungkinkan pengurangan kualitas hidup seseorang. D. Strategi Penanganan Stigma 1. Di pelayanan kesehatan 2. Di Masyarakat 3. Petugas HBC (Home Based Care). 4. Kelompok agama/kepercayaan 5. Media. 6. Tempat Kerja. Kegiatan pokok dalam menurunkan stigma & diskriminasi : 1. Mencegah stigma 2. Menolak diskriminasi, ketika terjadi 3. Mempromosikan dan melindungi HAM. Program kegiatan yang dilaksanakan : 1. Meningkatkan partisipasi kelompok ODHA dan kelompok beresiko 2. Menyediakan sumber-sumber untuk merubah persepsi dan perilaku 3. Meningkatkan pelayanan 4. Memberikan pemahaman yang benar mengenai HAM E. Prinsip Etik Prinsip-prinsip Etik: 1. Self-Determination 2. Privacy 3. Anonymity & Confidentiality 4. Fair Treatment 5. Protection from Discomfort & harm 6. Informed Consent 7. Informed Consent Pengecualian informed consent pada testing bisa dilakukan apabila : pasien dalam kondisi emergensi Narapidana yang melakukan kejahatan seksual di LAPAS ODHA harus memberikan persetujuan untuk VCT, kunjungan rumah, rujukan dan terapi Sebelum dilakukan prosedur atau tindakan apapun harus dijelaskan kepada ODHA termasuk keuntungan dan kerugian dari tindakan tersebut, Tanyakan apakah ODHA sudah paham betul Persetujuan ditandatangani oleh ODHA dengan disaksikan oleh saksi yang ODHA pilih DAFTAR PUSTAKA hivdanaidss.blogspot.com/2014/06/stigma-legal-dan-etik-dalam-tatalaksana.html