Anda di halaman 1dari 14

DAFTAR TILIK PERAWATAN LUKA

MENGGANTI VERBAN

Nilailah setiap kinerja yang diamati menggunakan skala sebagai berikut


0 Gagal : Bila langkah klinik tidak dilakukan
1 Kurang : Langkah klinik dilakukan tetapi tidak mampu
mendemonstrasikan sesuai prosedur
2 Cukup : Langkah klinik dilakukan dengan bantuan, kurang
terampil atau kurang cekatan dalam
mendemonstrasikan dan waktu yang diperlukan relatif
lebih lama menyelesaikan suatu tugas
3 Baik : Langkah klinik dilakukan dengan bantuan, kurang
percaya diri, kadang kadang tampak cemas dan
memerlukan waktu yang dapat dipertanggung jawabkan
4 Sangat : Langkah klinik dilakukan dengan benar dan tepat sesuai
baik/mahir dengan teknik prosedur dalam lingkup kebidanan dan
waktu efisien

NO KOMPONEN PENILAIAN
0 1 2 3 4
A. Persiapan Alat dan Bahan
1. Korentang dan tempatnya
2. Bak Instrumen, berisi :
a. Handscoon steril 1 pasang
b. Pinset anatomis 2 buah
c. Pincet cirurgis 1 buah
d. Kom steril 2 buah
3. Kassa steril
4. Bengkok
5. Gunting verban
6. Plester
7. perlak dan pengalasnya
8. Larutan Nacl 0,9 %
9. Larutan antiseptic (povidone iodine 10%)
10. Obat topical (antibiotic)-> jika diperlukan
11. Framisetin sulfat (Daryan tulle, Supratulle) ->
jika diperlukan
12. Kapas Alkohol dalam tempatnya
13. Larutan klorin 0,5%
14. Tempat sampah basah
15. Sabun antiseptic
16. Handuk bersih
B. Persiapan
1 Persiapan ruang dan tempat pemeriksaan
bersih dan terjaga privasi klien/pasien
2 Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
dan disusun secara ergonomis
C. Butir yang dinilai
1. Menyambut klien dengan sopan dan ramah
2. Memperkenalkan diri pada klien

3 Menjelaskan maksud dan tujuan tindakan yang


akan dilakukan
4 Merespon terhadap reaksi klien dengan tepat
5 Percaya diri, tidak gugup
D. Prosedur Tindakan
6 Menyiapkan dan mendekatkan alat
7 Memasang sampiran, menutup pintu
8 Mengatur posisi pasien senyaman mungkin
9 Memasang alas/perlak, dan mendekatkan
bengkok
10 Mencuci tangan dengan sabun dan air
mengalir, mengeringkan dengan handuk bersih.
11 Membuka paket steril (bak instrument),
kemudian memakai sarung tangan steril
12 Membuka balutan lama :
a. Mengolesi plester dengan kapas alkohol
b. Melepaskan plester menggunakan pinset
anatomis ke satu dengan kulit kearah
balutan
c. Membuang balutan ke bengkok
d. Menyimpan pinset on steril ke bengkok
13 Mengkaji luka :
a. Keadaan luka : jenis/tipe luka,
luas/kedalaman luka, warna dasar luka,
tingkatan luka/fase proses penyembuhan
luka, tanda-tanda infeksi (perhatikan
kondisinya termasuk bau), kondisi jahitan
b. Keadaan balutan dan atau drainase
c. Menekan daerah sekitar luka untuk
mengkaji ada tidaknya pengeluaran
pus/cairan dari tempat luka, dan
mengetahui penutupan/integritas kulit
14 Membersihkan luka :
a. Mengambil pinset, dengan cara tangan
kanan memegang pinset cirurgis dan
tangan kiri memegang pincet anatomis
kedua
b. Membuat kassa basah untuk
membersihkan luka dengan cara :
masukkan kassa kedalam kom berisi
NaCl 0,9 % dan memerasnya
menggunakan pinset
c. Membuat kassa basah untuk
membersihkan luka dengan cara :
masukkan kassa kedalam kom berisi
Bethadine dan memerasnya
menggunakan pinset
d. Membersihkan luka menggunakan kasa
basah untuk sekali usapan (satu kali
usapan buang), gunakan teknik dari area
kurang terkontaminasi ke area
terkontaminasi/dari arah dalam ke luar
e. Melakukan langkah ini sampai luka
benar-benar bersih
15 Mengeringkan luka dengan menggunakan
kassa kering steril
16 Memberikan topical therapy apabila
diperlukan/sesuai indikasi (antiseptic/antibiotic)
17 Menutup luka dengan kasa steril :
Balutan Kering-kering
a. Lapisan pertama kassa kering steril
untuk menutupi daerah insisi dan bagian
sekeliling kulit
b. Lapisan kedua adalah kassa kering steril
yang dapat menyerap
c. Lapisan ketiga kassa steril yang tebal
pada bagian luar
Balutan basah-kering
a. Lapisan pertama kassa steril yang telah
diberi cairan steril atau anti mikrobial untuk
menutupi area luka
b. Lapisan kedua kasa steril yang lembab
yang sifatnya menyerap
c. Lapisan ketiga kassa steril yang tebal pada
bagian luar
Balutan basah – basah
a. Lapisan pertama kassa steril yang telah
dilembabkan dengan cairan fisiologik
untuk menutupi area luka
b. Lapisan kedua kassa kering steril yang
bersifat menyerap
c. Lapisan ketiga (lapisan paling luar) kassa
steril yang sudah dilembabkan dengan
cairan fisiologik
18 Memasang plester dengan rapi
19 Membereskan alat dan bahan (membuang
bahan abis pakai ke tempat sampah, dan
merendam alat-alat kedalam larutan klorin
0,5%)
20 Melepas sarung tangan, merendam dalam
larutan 0,5%)
21 Mengatur dan merapikan posisi pasien
22 Mencuci tangan dengan sabun dan air
mengalir, mengeringkan dengan handuk bersih
23 Mengevaluasi keadaan umum pasien
24 Mendokumentasikan tindakan yuang telah
dilakukan : waktu pelaksanaan, hasil observasi
luka, keadaan balutan dan atau drainase, dan
respon klien/pasien
E. Teknis
25 Teruji melaksanakan secara sistematis
26 Teruji menjaga kesterilan
27 Teruji menjaga privasi pasien
28 Teruji memberikan perhatian terhadap respon
pasien
29 Teruji melaksanakan dengan percaya diri dan
tidak ragu-ragu
Nilai akhir

Nilai :

Cikarang, 2018/2019

Dosen

(.................................................)
DAFTAR TILIK MENGANGKAT JAHITAN

Nilailah setiap kinerja yang diamati menggunakan skala sebagai berikut


0 Gagal : Bila langkah klinik tidak dilakukan
1 Kurang : Langkah klinik dilakukan tetapi tidak mampu
mendemonstrasikan sesuai prosedur
2 Cukup : Langkah klinik dilakukan dengan bantuan, kurang
terampil atau kurang cekatan dalam
mendemonstrasikan dan waktu yang diperlukan relatif
lebih lama menyelesaikan suatu tugas
3 Baik : Langkah klinik dilakukan dengan bantuan, kurang
percaya diri, kadang kadang tampak cemas dan
memerlukan waktu yang dapat dipertanggung jawabkan
4 Sangat : Langkah klinik dilakukan dengan benar dan tepat sesuai
baik/mahir dengan teknik prosedur dalam lingkup kebidanan dan
waktu efisien

NO Butir yang dinilai


A Sikap dan Perilaku
1 Menyambut klien dengan sopan dan ramah
2 Memperkenalkan dri pada klien
3 Menjelaskan maksud dan tujuan tindakan yang akan dilakukan
4 Merespon terhadap reaksi klien dengan tepat
5 Percaya diri, tidak gugup
B Prosedur Tindakan
6 Menyiapkan dan mendekatkan alat
7 Memasang sampiran, menutup pintu
8 Menghatur posisi pasien senyaman mungkin
9 Memasang alas/perlak, dan mendekatkan bengkok
10 Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, mengeringkan dengan
handuk bersih
11 Membuka paket steril (bak instrument), kemudian memakasi sarung tangan
steril
12 Mengolesi plester dengan kapas alkohol, membuka balutan luka perlahan-
lahan dengan menggunakan pincet
13 Mengkaji luka (meyakinkan luka kering/sudah saatnya jahitan diangkat)
14 Mengolesi luka operasi dengan larutan antiseptic/povidone iodine 10 %
15 Melepaskan jahitan satu persatu dengan cara :
a. Meletakkan kassa steril di samping luka untuk meletakkan benang
yang sudah dangkat
b. Menjepit simpul jahitan dengan pinset anatomis dan ditarik sedikit
keatas (tangan non dominan)
c. Menggunting benang dibawah simpul yang berdekatan dengan kulit
atau pada sisi yang lain yang tidak simpul dominan
d. Mencabut benang dari kulit secara perlahan, dengan tangan dominan
menahan luka menggunakan pinset
e. Melakukan tindakan yang sama untuk semua simpul/jahitan
f. Membuang kassa ke dalam bengkok
16 Mengolesi luka dengan larutan antiseptik
17 Memberikan topical therapy bila perlu (Zalp antibiotic/Framisetin Sulfat)
18 Menutup luka dengan kasa kering steril dan memasang plester
19 Membereskan alat dan bahan (membuang bahan habis pakai ke tempat
sampah, merendam alat-alat kedalam larutan klorin 0,5%)
20 Melepaskan sarung tangan, merendam larutan klorin 0,5%
21 Mengatur dan merapikan posisi pasien
22 Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, mengeringkan dengan
handuk bersih
23 Mengevaluasi keadaan umum pasien
24 Mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan : waktu pelaksanaan,
hasil tindak (jumlah yang diangkat, keadaan luka, dan respon klien/pasien)
C Teknis
25 Teruji melaksanakan secara sistematis
26 Teruji menjaga kesteril
27 Teruji menjaga privasi pasien
28 Teruji memberikan perhatian terhadap respon pasien
29 Teruji melaksanakan dengan percaya diri dan tidak ragu-ragu

Nilai :

Cikarang, 2019/2020

Dosen

(....................................................)

DAFTAR TILIK
PENJAHITAN LUKA

Nilailah setiap kinerja yang diamati menggunakan skala sebagai berikut


0 Gagal : Bila langkah klinik tidak dilakukan
1 Kurang : Langkah klinik dilakukan tetapi tidak mampu
mendemonstrasikan sesuai prosedur
2 Cukup : Langkah klinik dilakukan dengan bantuan, kurang
terampil atau kurang cekatan dalam
mendemonstrasikan dan waktu yang diperlukan relatif
lebih lama menyelesaikan suatu tugas
3 Baik : Langkah klinik dilakukan dengan bantuan, kurang
percaya diri, kadang kadang tampak cemas dan
memerlukan waktu yang dapat dipertanggung jawabkan
4 Sangat : Langkah klinik dilakukan dengan benar dan tepat sesuai
baik/mahir dengan teknik prosedur dalam lingkup kebidanan dan
waktu efisien

NO KOMPONEN PENILAIAN
0 1 2 3 4
A. Persiapan Alat dan Bahan
1. korentang
2. Spuit 5cc / 3 cc
3. Kapas alcohol 70%
4. Lidocain 2 %
5. Aqua destilata (Water for injection)
6. Pengalas
7. Kassa steril
8. Gunting benang
9. Nalpoeder
10. Pinset anatomis
11. Jarum kulit
12. Jarum otot
13. Benang kulit / side
14. Benang otot / Catgut (kalau perlu)
15. Bengkok
16. Larutan antiseptic
17. Kom steril
18. Sarung tangan steril
19. Larutan klorin 0,5 %
20. Tempat sampah basah
21. Tempat sampah kering

B. Persiapan
1 Persiapan ruang dan tempat pemeriksaan
bersih dan terjaga privasi klien/pasien
2 Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
dan disusun secara ergonomis
C. Sikap dan prilaku
1. Menyambut klien dengan sopan dan ramah
2. Memperkenalkan diri pada klien

3 Menjelaskan maksud dan tujuan tindakan yang


akan dilakukan
4 Merespon terhadap reaksi klien dengan tepat
5 Percaya diri, tidak gugup
D. Prosedur Tindakan
6 Menyiapkan dan mendekatkan alat
7 Memasang sampiran, menutup pintu
8 Mengatur posisi pasien senyaman mungkin
9 Memasang alas/perlak, dan mendekatkan
bengkok
10 Mencuci tangan dengan sabun dan air
mengalir, mengeringkan dengan handuk bersih.
11 Membuka paket steril (bak instrument),
kemudian memakai sarung tangan steril
12 Menyiapkan injeksi lidokain (hisap lidokain 1%
kedalam spuit, atau untuk lidokain 2%,
encerkan dengan menggunakan water for
injection dengan perbandingan 1:1, dilanjutkan
menggunakan satu sarung tangan non dominan
13 Mengkaji luka : Keadaan, kedalaman, dan luas
luka
14 Membersihkan luka dengan larutan antiseptic
dari area yang kurang terkontaminasi ke area
kontaminasi (dalam ke luar)
15 Menyuntikkan lidokain disekitar tepi luka
(disesuaikan dengan kedalaman dan luasnya
luka)
16 Melakukan aspirasi, apabila tidak ada darah,
masukkan lidokain secara perlahan-lahan
sambil menarik jarum dan memasukkan obat
sepanjang tepi luka.
17 Melakukan hal yang sama pada tepi luka yang
lain
18 Menunggu kira-kira 2 menit untuk melihat reaksi
obat
19 Menunggu reaksi obat dengan menggunakan
ujung pinset pada daerah luka, apabila pasien
tidak mengeluh sakit berarti obat sudah
bereaksi, apabila masih mengeluh sakit tunggu
2 menit lagi kemungkinan obat belum bereaksi
20 Menyiapkan Nalpoeder, jarum dan benang
(apabila luka akan dilakukan penjahitan dalam,
gunakan benang otot/catgut dan menggunakan
jarum otot yang ujungnya bulat), apabila luka
hanya dilakukan penjahitan luar/kulit, gunakan
benang kulit/side dengan menggunakan jarum
kulit yang ujung nya segitiga
21 Menjahit luka dengan tehnik terputus sederhana
:
- Jarum ditusukkan jauh dari kulit sisi luka,
melintasi luka dan kulit sisi lainnya,
kemudian keluar pada kulit tepi yang
jauh, sisi kedua
- Jarum kemudian di tusukkan kembali
pada tepi kulit sisi kedua secara tipis,
menyebrangi luka dan keluarkan kembali
pada tepi dekat kulit sisi yang pertama
- dibuat simpul dan benang diikat
- Memotong benang, sisakan kira-kira 1
cm
22 Melakukan jahitan satu persatu dibawah jahitan
pertama denga jarak antara jahitan satu dengan
lainnya kurang lebih sama dengan kedalaman
luka
23 Merapikan kembali jahitan, agar kulit saling
bertemu dengan rapi
24 Memberikan antiseptik pada luka
25 Menutup luka dengan kassa steril dan
memasang plester (pada pemasangan kassa
steril, perhatikan serat kassa jangan sampai
ada yang menempel pada luka)
26 Membereskan alat dan bahan (membuang
bahan habis pakai ke tempat sampah,
merendam alat-alat kedalam larutan klorin
0,5%)
27 Melepas sarung tangan, merendam dalam
larutan klorin 0,5%)
28 Mengatur dan merapikan posisi pasien
29 Mencuci tangan dengan sabun dan air
mengalir, mengeringkan dengan handuk bersih
30 Mengevalusai keadaaqn umum pasien
31 Mendokumentasikan tindakan yang telah
dilakukan : waktu pelaksanaan, hasil tindakan
( keadaan luka, tehnik jahitan (jumlah jahitan),
dan jenis benang), serta respon klien/pasien
E. Teknis
32 Teruji melaksanakan secara sistematis
33 Teruji menjaga kesterilan
34 Teruji menjaga privasi pasien
35 Teruji memberikan perhatian terhadap respon
pasien
36 Teruji melaksanakan dengan percaya diri dan
tidak ragu-ragu
Nilai akhir

Nilai :

Cikarang,............... 2019/2020

Dosen

( )
B. PEMERIKSAAN PROTEIN URINE
Sebelum Anda melakukan praktik pemeriksaan protein urin, silahkan terlebih dahulu
mempelajari konsep teori yang perlu diperhatikan pada praktik ini.

1. Konsep Pemeriksaan Protein Urine


Protein urin merupakan salah satu komponen dari pemeriksaan laboratorium
sederhana pada ibu hamil. Pemeriksaan laboratorium protein urin bertujuan untuk mendeteksi
adanya keadaan pre eklampsi/eklampsi. Proteinuri menjadi salah satu diantara trias tanda
preeklampsia (hipertensi, udema, dan proteinuri). Selain itu pemeriksaan proteinuria juga
bertujuan untuk mengetahui status ginjal. Pemeriksaan protein urin juga merupakan antisipasi
terhadap adanya komplikasi obstetri preeklampsi/eklampsi, maka bisa dilakuka upaya
pencegahan maupun penatalaksanaan yang tepat. Pemeriksaan Protein urin pada ibu hamil
dilakukan pada trimester kedua dan ketiga, atas indikasi. Pemeriksaan protein urin juga harus
segera dilakukan apabila ditemukan salah satu tanda trias preeklampsi, yaitu hipertensi atau
udem. Pre eklampsi merupakan hipertensi yang didiagnosis berdasarkan protein urin, jika
protein urin 1+, dan tekanan darah 140/90 mmHg, maka interpretasinya adalah preeklampsi
ringan. Apabila hipertensi dengan tekanan darah sistol >160 mmHg, tekanan darah diastol
>110 mmHg dan protein urin 2+atau 3+ (merupakan protein setara>0,3 gram/L atau 0,3
gram/24 jam) pada pemeriksaan dipstik, menunjukkan keadaan preeklampsi berat. Hipertensi
menyebabkan vasospasme arteriol aferen yang menurunkan aliran darah ginjal, menimbulkan
udema sel endotelial kapiler glomerulus, sehingga memungkinkan protein plasma terutama
dalam bentuk albumin, tersaring masuk ke dalam urin, menyebabkan terjadinya protein urin.
Kerusakan ginjal diperlihatkan dengan penurunan kreatinin dan peningkatan serum kreatinin
serta kadar asam urat. Oliguri terjadi jika kondisi tersebut memburuk yang merupakan
tandatanda preeklampsi berat dan kerusakan ginjal. Maka pemeriksaan protein urin menjadi
komponen yang penting untuk deteksi dini pada keadaan preeklamsi.

2. Pelaksanaan Praktik
Pelaksanaan pemeriksaan protein urin pada ibu hamil dapat Anda praktikkan dengan
mengacu pada daftar tilik pemeriksaan protein urin pada ibu hamil berikut ini.

Tabel 4.4 Daftar Tilik Pemeriksaan Hemoglobin pada Ibu Hamil

NO LANGKAH KERJA KETERANGAN


1 Siapkan alat dan bahan untuk pemeriksaan
protein urin metode asam asetat:
1) Asam asetat 6% (1 cc).
2) Lampu spirtus.
3) Tabung reaksi 2 buah.
4) Spuit 2-3 cc.
5) Pipet 2 buah.
6) Tissu dan kertas saring.
7) Bengkok larutan clorin 0,5% sarung tangan
bersih.
8) Form/buku untuk pendokumentasian hasil
pemeriksaan ibu hamil: buku KIA, kartu ibu atau
status ibu hamil
2 Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan
dilaksanakan.
3 Komunikasi dengan ibu selama melakukan Tindakan
4 Mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
dengan teknik yang benar.
5 Menempatkan alat dan bahan secara ergonomis
6 Mengisi tabung reaksi masing-masing dengan urin
yang sudah disaring 2-3 cc (1 tabung reaksi sebagai
kontrol
7 Panaskan urin di atas lampu spirtus berjarak 2-3 cm
dari ujung lampu sambil digoyang-goyang hingga
mendidih
8 Tambahkan 4 tetes asam asetat 6%
9 Panaskan sekali lagi, bandingkan dengan urin
Kontrol
10 Interpretasikan hasil pemeriksaan dengan
indikator sebagai berikut:
1) Jernih : (-)
2) Keruh/butiran halus : (+)
3) Endapan : (++)
4) Mengkristal : (+++
11 Membereskan peralatan dan bahan yang digunakan.
12 Melepas sarung tangan dan merendam dalam larutan
clorin 0,5% .
13 Melakukan dokumentasi.

C. PEMERIKSAAN GLUKOSA URINE


Sebelum Anda melakukan praktik pemeriksaan glukosa urin, silahkan terlebih dahulu
mempelajari konsep teori yang perlu diperhatikan pada praktik ini.

1. Konsep Pemeriksaan Glukosa Urine


Pemeriksaan glukosa urin ibu hamil bertujuan untuk mengetahui status diabetes
mellitus (DM) pada ibu, sehingga apabila diperlukan penatalaksanaan kegawatdaruratan
obstetri, kolaburasi atau diperlukan untuk rujukan maka bisa dipersiapkan sejak dini.
Pemeriksaan glukosa pada ibu hamil, mendeteksi adanya penyakit pesenyerta DM pada ibu
hamil, melalui pemeriksaan laboratorium sederhana. Ibu hamil yang dicurigai menderita DM,
misalnya mempunyai riwayat keluarga DM, pertumbuhan janin cenderung lebih besar dari
usia kehamilan. Progress pertumbuhan janin sangat cepat, maka lakukan pemeriksaan
glukosa urin. DM merupakan penyakit penyerta yang memperburuk keadaan kehamilan. DM
menggambarkan gangguan metabolik dengan berbagai etiologi yang mempengaruhi
metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein normal. Keadaan ini ditandai dengan
meningkatnya kadar glukosa dalam darah (hiperglikemia) dan ekskresi glukosa melalui urin
(glukosuria) yang terjadi akibat gangguan sekresi insulin dan atau aktivitas insulin. Risiko
terjadinya malformasi atau kecacatan meningkat secara signifikan pada ibu hamil dengan DM
pada trimester I, dan risiko bayi besar (makrosomia), sindrom distress pernapsan meningkat
pada ibu hamil DM trimester IIIII. Sehingga ibu hamil dengan DM meningkatkan risiko
terjadinya komplikasi persalinan. Pertumbuhan janin harus diobservasi dengan cermat.
Kehamilan juga memperburuk keadaan DM, serta meningkatkan potensi hipertensi pada ibu
hamil. Interpretasi adanya DM pada ibu hamil, jika hasil pemeriksaan glukosa urin dengan
visual atau dipstik menunjukkan ≥1+. Pada keadaan ibu hamil dengan preeklampsi dan DM
harus dilakukan penatalaksanaan yang tepat, lakukan deteksi dampak atau komplikasi
kehamilan. Apabila ditemukan kelainan yang ditemukan dari pemeriksaan
penunjang/pemeriksaan laboratorium, maka harus ditangani sesuai dengan standar dan
kewenangan bidan. Kasus-kasus yang tidak dapat ditangani dirujuk sesuai sistem rujukan.

2. Pelaksanaan Praktik
Pelaksanaan pemeriksaan glukosa urin pada ibu hamil dapat Anda praktikkan dengan
mengacu pada daftar tilik pemeriksaan glukosa urin pada ibu hamil berikut ini
.
Tabel 4.5 Daftar Tilik Pemeriksaan Glukosa Urine

NO LANGKAH KERJA KETERANGAN


1 Siapkan alat dan bahan pemeriksaan glukosa urin
yang terdiri dari:
1) Botol spesimen urin.
2) Reagen benedict.
3) Lampu spirtus .
4) Tabung reaksi 2 buah
5) Gelas ukur dan spuit 5 cc .
6) Pipet 2 buah .
7) Tissu dan kertas saring.
8) Rak tabung dan penjepit tabung reaksi.
9) Bengkok Larutan clorin 0,5% Sarung tangan bersih
Form/ buku untuk pendokumentasian hasil
pemeriksaan ibu hamil: buku KIA, kartu ibu atau
status ibu hamil.
2 Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan
dilaksanakan.
3 Komunikasi dengan ibu selama melakukan tindakan.
4 Mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan dengan
teknik yang benar.
5 Menempatkan alat dan bahan serta posisi pemeriksa
secara ergonomis.
6 Isilah 2 tabung reaksi dengan pereaksi benedict,
masing-masing 2,5 cc.
7 Masukkan urin pada salah satu tabung tersebut
sebanyak 4 tetes.
8 Panaskan di atas lampu spirtus sampai mendidih,
biarkan dingin.
9 Bandingkan dengan tabung yang lain, dan lihat
perbedaan warnanya. Interpretasi dari hasil
pemeriksaan glukosa urin dengan metode Benedict
semikuantitatif adalah sebagai berikut:
1) biru/hijau keruh : (-)
2) hijau/hijau kekuningan : (+)
3) kuning/kuning kehijauan : (++)
4) Jingga : (+++)
5) Endapan merah bata : (++++)
10 Bereskan alat.
11 Lepas sarung tangan.
12 Cuci tangan setelah tindakan.
13 Dokumentasikan hasil pemeriksaan

Anda mungkin juga menyukai