Tentang :
AQIDAH dan PENYIMPANGAN – PENYIMPANGAN YANG
TERJADI pada AQIDAH
Dosen Pengampu : Dra. Murniyetti, M.ag
OLEH :
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Aqidah dan
Penyimpangan – Penyimpangan yang terjadi pada Aqidah ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada
mata kuliah Pendidikan Agama. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang Aqidah bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Dra. Murniyetti, M.ag, selaku dosen
mata kuliah Pendidikan Agama yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
Judul...................................................................................................................................
Kata Pengantar................................................................................................................... i
Daftar Isi............................................................................................................................ ii
BAB I : Pendahuluan
A. Latar Belakang.......................................................................................................
B. Rumusan Masalah..................................................................................................
C. Tujuan....................................................................................................................
BAB II : Pembahasan
A. Pengertian Aqidah..................................................................................................
B. Aqidah dalam Kehidupan Sehari - hari..................................................................
C. Penyimpangan yang terjadi pada Aqidah .............................................................
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang.
Begitu pentingnya Aqidah sehingga Nabi Muhammad, penutup para Nabi dan Rasul
membimbing ummatnya selama 13 tahun ketika berada di Mekkah pada bagian ini,
karena aqidah adalah landasan semua tindakan. Dia dalam tubuh manusia seperti
kepalanya. Maka apabila suatu ummat sudah rusak, bagian yang harus direhabilitisi
adalah kepalanya lebih dahulu. Inilah mengapa aqidah sangat penting bagi kehidupan.
Aqidah secara bahasa berarti sesuatu yang mengikat. Pada keyakinan manusia adalah
suatu keyakinan yang mengikat hatinya dari segala keraguan. Aqidah menurut
terminologi syarat (agama) yaitu keimanan kepada Allah, Malaikat-malaikat, Kitab-
kitab, Para Rasul, Hari Akherat, dan keimanan kepada takdir Allah baik dan buruknya.
lni disebut Rukun Iman.
Dalam syarat Islam terdiri dua pangkal utama. Pertama : Aqidah yaitu keyakinan
pada rukun iman itu, letaknya di hati dan tidak ada kaitannya dengan cara-cara perbuatan
(ibadah). Bagian ini disebut pokok atau asas. Kedua : Perbuatan yaitu cara-cara amal
atau ibadah seperti sholat, puasa, zakat, dan seluruh bentuk ibadah disebut sebagai
cabang. Nilai perbuatan ini baik buruknya atau diterima atau tidaknya bergantung yang
pertama.
Makanya syarat diterimanya ibadah itu ada dua, pertama : ikhlas karena Allah SWT
yaitu berdasarkan aqidah islamiyah yang benar. Kedua : Mengerjakan ibadahnya sesuai
dengan petunjuk Rasululiah SAW. ini disebut amal sholeh. Ibadah yang memenuhi satu
syarat saja, umpamanya ikhlas saja tidak mengikuti petunjuk Rasuluflah SAW tertolak
atau mengikuti Rasuiullah SAW saja tapi tidak ikhlas, karena faktor manusia,
umpamanya, maka amal tersebut tertolak. Sampai benar-benar memenuhi dua kriteria
itu. Inilah makna yang terkandung dalam AI-Qur'an surah AI-Kahfii 110 yang artinya :
"Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia
mengerjakan amal yang shaleh dan janganlah ia me.mpersekutukan. seorangpun cialam
befibadah kepada Tuhannya. “
Aqidah adalah pokok-pokok keimanan yang telah ditetapkan oleh Allah, dan kita
sebagai manusia wajib meyakininya sehingga kita layak disebut sebagai orang yang
beriman (mu’min).
Namun bukan berarti bahwa keimanan itu ditanamkan dalam diri seseorang secara
dogmatis, sebab proses keimanan harus disertai dalil-dalil aqli. Akan tetapi, karena akal
manusia terbatas maka tidak semua hal yang harus diimani dapat diindra dan dijangkau
oleh akal manusia.
B. Rumusan Masalah.
1. Apa yang di maksud dengan aqidah ?
2. Bagaimana aqidah dalam Kehidupan Sehari – hari?
3. Apa saja bentuk penyimpangan yang terjadi pada Aqidah?
C. Tujuan.
1. Menjelaskan pengertian Aqidah.
2. Memaparkan bentuk Aqidah dalam kehidupan.
3. Memaparkan penyimpangan – penyimpangan yang terjadi pada Aqidah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Aqidah.
Aqidah menurut bahasa berasal dari kata عقد, يعقد,عقدا,عقيدة, yang artinya simpul, ikatan,
perjanjian dan kokoh. Sedangkan menurut Istilah Aqidah ialah keyakinan teguh yang tidak
tercampur keraguan dengan sesuatu apapun.
Definisi Aqidah Islam yaitu: meyakini seyakin-yakinnya dan mengikuti segala ajaran
yang telah disampaikan oleh Nabi Muhammad saw sebagai suri tauladan baik melalui
Akhlak atau petunjuk Beliau dari Al-qur'an dan Al-hadits.
AQIDAH ISLAM ialah Aqidah yang paling benar dan akan membawa kepada
kebahagiaan serta keselamatan baik di dunia maupun di akhirat. Menurut ulama, ada tiga
macam tauhid menurut pembagian ulama:
1. Tauhid Al-Uluhiyyah, (al-Fatihah ayat 4 dan an-Nas ayat 3)
mengesakan Allah dalam ibadah, yakni beribadah hanya kepada Allah dan
karenaNya semata.
2. Tauhid Ar-Rububiyyah, (al-Fatihah ayat 2, dan an-Nas ayat 1.
mengesakan Allah dalam perbuatanNya, yakni mengimani dan meyakini bahwa
hanya Allah yang mencipta, menguasai dan mengatur alam semesta ini.
3. Tauhid Al-Asma’ was-Sifat, mengesakan Allah dalam asma dan sifatNya, artinya
mengimani bahwa tidak ada makhluk yang serupa dengan Allah, dalam dzat, asma
maupun sifat.