Anda di halaman 1dari 3

Kelompok 3

Nama Kelompok :

1. Sri Utari Yuliastuti K6419072


2. Wida Syafira K6419077
3. Wildan Firmansyah Hadi Putra K6419078
4. Salma Khanza Raihana K6419065

Mata Kuliah ; Pajak dan Keuangan Negara

a. Asas akuntabilitas berorientasi pada hasil adalah asas yang menentukan bahwa setiap
kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan pengelolaan keuangan negara harus dapat
dipertanggungjawabkan kepada rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi nagara
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-udangan yang berlaku;
b. Asas proporsionalitas adalah asas yang mengutamakan keseimbangan antara hak dan
kewajiban pengelolaan keuangan negara;
c. Asas profesionalitas adalah asas yang mengutamakan keahlian berasarkan kode etik
dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
d. Asas keterbukaan dan pengelolaan keuangan negara adalah asas yang membuka diri
terhadap hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak
diskriminatif tentang pengelolaan keuangan negara dengan tetap memperhatikan
perlindungan atas hak asasi pribadi, golongan dan rahasia negara;
e. Asas pemeriksaan keuangan oleh badan pemeriksa yang bebas dan mandiri adalah aas
yang memberikan kebebasan bagi badan pemeriksa keuangan untuk melakukan
pemeriksaan keuangan nagara dengan tidak boleh dipangaruhi oleh siapapun.
f. Asas-asas pengelolaan keuangan negara apabila dilakukan fusi sebelum dan setelah
diberlakukannya UUKN dapat dijadikan pedoman bagi pengelola keuangan negara
sehingga mampu menjalankan tugas dan kewajibannya yang baik. Perlu dicermati
bahwa asas pengelolaan keuangan negara bukanlah merupakan aturan hukum
sehingga tidak mempunyai kekuatan mengikat melainkan secara moral dapat
dijadikan pedoman dalam pengelolaan keuangan negara.

Menurut kelompok kami, asas pengelolaan keuangan negara sudah jalankan dengan
semestinya walaupun dapat dikatakan belum maksimal namun sudah baik dilakukan hal ini.
Dimana asas yang dimaksud yaitu Akuntabilitas, berorientasi pada hasil, Profesionalitas,
Proporsionalitas, Keterbukaan dalam pengelolaan keuangan negara, Pemeriksaan keuangan
oleh badan pemeriksa yang bebas dan mandiri .

dapat dibuktikan yaitu contohnya melalui Pengujian rechmatigheid dilakukan untuk mencari
tahu terhadap jawaban atas pertanyaan, apakah para pihak yang mengajukan tagihan atas
beban anggaran belanja negara itu secara formal adalah sah. Untuk keperluan pengujian
rechmatigfeid ini, maka kepada para pihak penagih diminta untuk menunjukkan adanya surat-
surat bukti, sehingga tagihan dapat dipertanggungjawabkan. Surat-surat bukti antara lain
meliputi Surat Perintah Kerja (SPK), Surat Perjanjian/Kontrak, Kuitansi, Berita Acara
Penyelesaian Pengujian Doelmatigheid dilakukan untuk mencari tahu terhadap jawaban atas
pertanyaan, apakah maksud/tujuan (output) dari suatu pekerjaan sebagai pelaksanaan
kegiatan/sub kegiatan itu sesuai dengan sasaran/keluaran kegiatan dan indikator keluaran Sub
Kegiatan yang tertuang dalam DIPA atau tidak. Sebagai contoh, apabila ada pekerjaan
pengadaan barang/jasa, maka hasil pegadaan berupa sejumlah (satuan) barang/jasa memang
nyata- nyata ada sesuai dengan spesifikasi yang diminta dalam SPK/Kontrak. Termasuk juga
pengujian adanya pemborosan atau tidak, sebagai contoh untuk perjalanan dinas yang tidak
terlalu prioritas, dan atau pembelian/penggantian ban kenderaan yang masih baru/layak
digunakan.

Misalnya :

1. Asas Keterbukaan Dalam arti segala kegiatan dan informasi terkait Pengelolaan Keuangan
Desa dapat diketahui dan diawasi oleh pihak lain yang berwenang. Tidak ada sesuatu hal
yang ditutup-tutupi (disembunyikan) atau dirahasiakan. Hal itu menuntut kejelasan siapa,
melakukan apa serta bagaimana melaksanakannya. Transparan dalam pengelolaan keuangan
mempunyai pengertian bahwa informasi keuangan diberikan secara terbuka dan jujur kepada
masyarakat. Fungsinya, untuk memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui secara terbuka
dan menyeluruh atas pertanggungjawaban pemerintah dalam pengelolaan sumber daya.
Pengelolaan tersebut dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada peraturan perundang-
undangan.

Kurangnya transparansi dalam pengelolaan keuangan dapat dilihat dari tidak tertatanya
administrasi keuangan dengan tertib dan baik. Adanya aliran dana tertentu (non
budgeter/dana taktis/dana yang tidak masuk dalam anggaran), yang hanya diketahui segelintir
orang, merahasiakan informasi, dan ketidaktahuan masyarakat akan dana-dana tersebut. Hal
itu memberikan keleluasaan terjadinya penyimpangan /penyelewengan oleh oknum aparat
yang berakibat fatal bagi masyarakat maupun aparat yang bersangkutan.

Dengan demikian, asas keterbukaan menjamin hak semua pihak untuk mengetahui seluruh
proses dalam setiap tahapan serta menjamin akses semua pihak terhadap informasi terkait
Pengelolaan Keuangan Desa. Dengan demikian, Pemerintah Desa pro aktif dan memberikan
kemudahan bagi siapapun, kapan saja untuk mengakses /mendapatkan/ mengetahui informasi
terkait Pengelolaan Keuangan Desa.

2. Asas Akuntabilitas

Mempunyai pengertian bahwa setiap tindakan atau kinerja pemerintah/lembaga dapat


dipertanggungjawabkan kepada pihak-pihak yang memiliki hak atau berkewenangan untuk
meminta keterangan akan pertanggungjawaban. Dengan demikian, pelaksanaan kegiatan dan
penggunaan anggaran harus dapat dipertanggungjawabkan dengan baik, mulai dari proses
perencanaan hingga pertanggungjawaban

Asas ini menuntut Kepala Desa mempertanggungjawabkan dan melaporkan pelaksanaan


APBDesa secara tertib, kepada masyarakat maupun kepada jajaran pemerintahan di atasnya,
sesuai peraturan perundang-undangan.

Anda mungkin juga menyukai