Anda di halaman 1dari 12

Kelompok 4:

1. Bagus Saiful Rahman (0819040014)


2. Titis Atikaningrum (0819040016)
3. Dhiyaul Auliya N. P (0819040017)
4. Noer Alif Ramadhan (0819040018)

BIO-DESULFURISASI PADA KEGIATAN PLTG OLEH


PT GEODIPA ENERGY UNIT DIENG

• Recovery Sulfur dari Gas Buang pada PLTG Dieng


Uap panas sebagai sumber energi unit pembangkit listrik diekploitasi dari 4
sumur produksi. Uap panas yang dihasilkan dari sumur produksi tersebut masih
bercampur dengan cairan dan gas-gas ikutan seperti H2S, SO2, dan CO2 dan disertai
dengan suhu tinggi sekitar 1200C. Gas-gas tersebut bersifat racun, iritan, korosif dan
dapat menimbulkan hujan asam. Untuk itu sebelum digunakan untuk menggerakkan
turbin di power plant, perlu dilakukan pemisahan atau separasi anatara uap dan
impuritisnya. Dari unit separasi uap dan impuritisnya akan ditampung pada unit
penampungan berupa balong-balong dan uap panas yang sudah terpisah masing
mengandung polutan gas H2S, SO2, dan CO2.

• Dampak dari Sulfur


Selain menyebabkan korosi pada mesin, sulfur mempunyai dampak serius
terhadap lingkungan yaitu hujam asam. Hujan asam adalah bentuk polusi yang tak
terlihat, tetapi memiliki beberapa efek tidak langsung pada kesehatan manusia.
Senyawa berbahaya yang terkandung dalam hujan asam dapat menyebabkan
berbagai masalah kesehatan pada manusia seperti batuk, asma, sakit kepala,
iritasi mata, hidung dan tenggorokan. Oleh karena itu penting bagi industry untuk
mengolah cemaran sulfur ini.

• Metode Pengurangan Senyawa Sulfur dengan bio-desulfurisasi


Dalam proses ini, aliran gas yang mengandung hidrogen sulfida dilewatkan
pada absorber dan dikontakkan pada larutan soda. Senyawa soda akan mengabsorbsi
hidrogen sulfida, dan kemudian dialirkan ke bioreaktor yang mengandung
mikroorganisme. Bioreaktor diberi aerasi sehingga mikroorganisme dapat mengubah
hidrogen sulfida menjadi sulfur elementer secara biologis dalam kondisi pH 8,2 – 9
Sulfur hasil reaksi kemudian melalui proses dekantasi untuk memisahkan dengan cairan
soda. Cairan soda dikembalikan ke absorber, sedangkan sulfur diperoleh sebagai cake
atau sebagai sulfur cair murni. Karena sifatnya yang hidrofilik sehingga mudah
diabsorpsi oleh tanah, maka sulfur yang dihasilkan dari proses ini dapat juga
dimanfaatkan sebagai bahan baku industri lain atau pupuk. (Arini, T., 2007).
Tahapan reaksi bio-desulfurisasi sebagai berikut.
1. Absorbsi H2S oleh absorber (senyawa soda)
H2S + Na2CO3 NaHS + NaHCO3 ..(1)
2. Pembentukan sulfur elementer oleh mikroba dalam bioreaktor
NaHS + ½ O2 S + NaOH ........(2)
3. Recycle larutan soda kedalam tangki absorber
2 NaOH + CO2 Na2CO3 + H2O ...... (3)

Penggunaan teknologi bio-desulfurisasi dapat menurunkan konsentrasi gas


buang H2S sampai dengan 90 %, tergantung dari konsentrasi dan spesifikasi gas H2S
yang diolah.
Bio-desulfurisasi terdiri dari 3 (tigas) alat utama yang meliputi absorber,
bioreactor, dan decanter

Gambar 2. Reaktor Bio-desulfurisasi


1. Tangki Absorber
Absorber berfungsi untuk menyerap H2S dan emisi sumur produksi di PLTG
dengan larutan penyerab (absorban) NA2CO3. Untuk menyempurnakan proses
penyerapan tanki, absorber dirancang 2 unit yang dipasang secara seri. Dengan
pertimbangan bahwa gas H2S bersifat korosif, maka bahan absorber dibuat dari baja
tahan karat dengan grade yang tinggi yaitu Stainless Steel S.306.

2. Bioreaktor
Bioreaktor berfungsi sebagai tempat terjadinya perubahan senyawa NaHS
menjadi sulfur elementer dengan katalis enzim hasil metabolism mikroorganisme
sulfur. Kondisi operasi dalam bioreactor adalah pH 8.2 – 9.0 dan dalam kondisi
aerobic. Apabila pH turun akibat proses biodesulfurisasi, maka perlu dilakukan
penyesuaian pH (penambahan NaOH). Kristal sulfur yang terbentuk akan mengalir
secara gravitasi ke decanter. Bioreaktor dirancang dengan dilengkapi pH meter dan
kompresor.

3. Decanter
Decanter berfungsi untuk memisahkan sulfur dari larutan soda. Dalam
decanter terjadi proses pemisahsan sulfur secara gravitsi.
Instalasi Pengolahan
Gas dan Partikulat
BIO-DESULFURISASI PADA KEGIATAN PLTG OLEH
PT GEODIPA ENERGY UNIT DIENG
Kelompok 4
Bagus Syaiful Rahman Dhiyaul Auliya N.P
0819040014 0819040017

Titis Atikaningrum Noer Alif Ramadhan


0819040016 0819040018
Table of contents

01 02 03
Recovery Sulfur dari Gas Dampak dari Metode Pengurangan Senyawa
Buang pada PLTG Dieng Sulfur Sulfur dengan bio-desulfurisasi
Recovery Sulfur dari Gas Buang pada PLTG Dieng

Uap panas sebagai sumber energi yang dihasilkan dari


sumur produksi tersebut masih bercunit pembangkit listrik
diekploitasi dari 4 sumur produksi. Uap panas ampur dengan cairan
dan gas-gas ikutan seperti H2S, SO2, dan CO2 dan disertai dengan
suhu tinggi. Gas-gas tersebut bersifat racun, iritan, korosif. Untuk itu
sebelum digunakan untuk menggerakkan turbin di power plant,
perlu dilakukan pemisahan antara uap dan impuritisnya.
Dampak dari Sulfur
Selain menyebabkan korosi pada mesin, sulfur mempunyai dampak
serius terhadap lingkungan yaitu hujam asam. Hujan asam adalah
bentuk polusi yang tak terlihat, tetapi memiliki beberapa efek tidak
langsung pada kesehatan manusia. Senyawa berbahaya yang
terkandung dalam hujan asam dapat menyebabkan berbagai masalah
kesehatan pada manusia seperti batuk, asma, sakit kepala, iritasi mata,
hidung dan tenggorokan. Oleh karena itu penting bagi industry untuk
mengolah cemaran sulfur ini.
Metode Pengurangan Senyawa
Sulfur dengan bio-desulfurisasi
● Dalam proses ini, aliran gas yang mengandung hidrogen sulfida dilewatkan pada
absorber dan dikontakkan pada larutan soda.
● Senyawa soda akan mengabsorbsi hidrogen sulfida, dan kemudian dialirkan ke
bioreactor.
● Bioreaktor diberi aerasi sehingga mikroorganisme dapat mengubah hidrogen
sulfida menjadi sulfur elementer .
● Sulfur hasil reaksi kemudian melalui proses dekantasi untuk memisahkan dengan
cairan soda.
● Cairan soda dikembalikan ke absorber, sedangkan sulfur diperoleh sebagai cake
atau sebagai sulfur cair murni.
Bio-desulfurisasi terdiri dari 3 (tigas) alat utama yang meliputi absorber,
bioreactor, dan decanter
1. Tangki Absorber
Absorber berfungsi untuk menyerap H2S dan emisi sumur produksidi PLTG
dengan larutan penyerab (absorban) NA2CO3. Dengan pertimbangan bahwa
gas H2S bersifat korosif, maka bahan absorber dibuat dari baja tahan karat
dengan grade yang tinggi yaitu Stainless Steel S.306.

2. Bioreaktor
Bioreaktor berfungsi sebagai tempat terjadinya perubahan senyawa
NaHS menjadi sulfur elementer dengan katalis enzim hasil
metabolism mikroorganisme sulfur.

3. Decanter
Decanter berfungsi untuk memisahkan sulfur dari larutan soda.
Dalam decanter terjadi proses pemisahsan sulfur secara gravitsi.
Terima
Kasih!

Anda mungkin juga menyukai