Anda di halaman 1dari 2

.. MENCINTAI KARENA ALLAH ..

“Sesungguhnya di sekitar ‘arsy terdapat mimbar-mimbar


yang bercahaya, yang di atasnya terdapat suatu kaum yang menggunakan
pakaian dari cahaya. Wajah mereka bercahaya, dan mereka bukan Nabi
dan bukan juga para syuhada, akan tetapi para nabi dan para syuhada tertegun (merasa iri) kepada mereka,
sehingga mereka berkata : ”Hai Rasulullah, tolong beritahu siapa gerangan mereka itu ?” Beliau
menjawab : “Mereka adalah yang menjalin cinta dan kasih sayang karena Allah, dan saling bermajlis
(duduk memikirkan sesuatu) karena Alloh, dan saling mengunjungi
karena Allah semata”. (HR Nasa-I dari kitab

Kisah ini diriwayatkan oleh Al-Qurtthubi bahwa Al-Adawy berkata :


Ketika terjadi peperangan Yarmuk, aku mencari keponakanku, dengan tujuan untuk memberikan
minum. Ku dapati ia dalam keadaan sakaratul maut, selanjutnya aku dekati ia dengan membawa sedikit air
sambil kutanyakan kepadanya : “Mau minum air ini?” Ia menganggukkan kepalanya. Tiba-tiba terdengan
rintihan salah seorang temannya memelas, maka ia mengisyaratkan agar aku menjumpainya, dan setelah
kutemui ternyata ia adalah Husain bin Ash. Lantas aku berkata : “Mau minum air ini?” Ia menganggukkan
kepalanya, akan tetapi menolak setelah mendengar ada orang lain yang merintih pula, lalu ia
mengisyaratkan agar aku menemuinya. Ketika kujumpai, ternyata ia telah syahid. Kemudian aku kembali
kepada Husain, maka ia pun telah syahid pula, begitupun keponakanku. Akhirnya ketiga orang tersebut
syahid, tanpa seorang pun yang meminum air tersebut, karena ia lebih mengutamakan orang lain daripada
dirinya sendiri.
Kekuatan iman dalam diri seseorang yang membekas dalam hati secara mendalam dengan disertai
rasa cinta, rasa kasih sayang, dan rasa saling menghormati, akan menghantarkan kita sebagai pribadi-
pribadi muslim yang saling mencintai satu sama lain dengan dasar ukhuwah islamiyah.
Perasaan bersaudara yang tulus ini akan melahirkan pribadi-pribadi mukmin yang memiliki rasa
kasih sayang yang sebenarnya, saling mengutamakan, kasih sayang dan saling memaafkan, saling menjaga,
saling membantu dan saling melengkapi.
Shobat Muhandis … , aqidah merupakan pengikat yang paling kokoh dan paling tinggi nilainya.
Jiwa seseorang yang terpateri oleh iman, terjalin dengan takwa akan menimbulkan ketegaran untuk
mempertemukannya dengan sesama (orang-orang mukmin) berdasarkan iman dan takwa, sehingga belas
kasih sayang yang sesungguhnya bisa dirasakan pada saat pertama kali berjumpa, walaupun perjumpaan ini
hanya berlangsung dengan singkat.
Bahkan dapat terjalin hubungan sebagai saudara yang seolah-olah merupakan satu jiwa, dan
terpautnya hati bagaikan hati yang satu hingga jika cinta (mahabbah) berdenyut dalam urat nadi dan
ukhuwah mengalir dalam darah, kasih sayang (mawaddah) telah memancar dari wajah dua orang saudara,
maka saudara yang satu akan menggenggam erat tangan saudaranya yang lainnya sebagaimana layaknya
teman akrab yang saling merindukan, saling mengasihi, berjalan senasib sepenanggungan penuh
kemurnian, hanya tuk mengharap ridlo-Nya semata.
Lalu … sudahkah kita mengeterapkan ukhuwah islamiyah ini dalam pergaulan kita ?? Untuk itu,
marilah kita lihat syarat-syarat untuk mewujudkan Ukhuwah Islamiyah yang kokoh …
 Ikhlas karena Allah semata
 Terdiri dari mukmin dan muttaqin
 Komitmen (komitmen) terhadap tuntunan Islam
 Ditegakkan atas nasehat karena Allah
 Adanya kesetiaan (loyalitas) baik dalam keadaan susah maupun senang

Berkaitan dengan hal ini, Rasulullah bersabda :


Sesungguhnya sebagian dari hamba Allah terdapat sekelompok manusia. Mereka itu bukan dari golongan
nabi, tidak pula dari golongan syuhada, akan tetapi para nabi dan para syuhada merasa iri akan kedudukan
mereka di sisi Allah. Mereka bertanya : “Wahai Rasululloh, tolong beritahukan, siapakah gerangan mereka
itu ?” Beliau berkata “ Mereka adalah satu kaum yang saling mencintai karena Allah, bukan atas dasar
hubungan rahim di antara mereka dan juga bukan karena uang yang mereka berikan. Maka demi Allah ..
sesunguhnya wajah mereka memancarkan cahaya, cahaya yang sangat terang. Mereka tidak merasa takut
ketika orang-orang lain merasakan takut, mereka tidak merasakan khawatir ketika orang lain merasakan
kekhawatiran”, kemudian beliau membacakan : “Sesungguhnya wali-wali Aallah itu tidak merasa takut dan
tidak perlu merasa khawatir.

Berikut ini amalan yang dapat memperkuat dan memelihara interaksi ukhuwah :
 Ta’aruf
 Menyatakan kecintaan
 Salam dan jabat tangan
 Saling memberi hadiah
 Menggembirakan dan berwajah manis
 Saling mengutamakan
 Menyampaikan ucapan selamat
 Silaturahim dan saling mendo’akan
Nah, Shobat Muhandis … , sudahkah kita mencintai saudara kita karena Alloh ? Kalau belum,
marilah menjelang ramadlan yang penuh rahmat, berkah dan magfiroh ini, sama-sama kita perbaharui hati-
hati kita untuk sama-sama saling mencintai karena Allah semata ….  (rewritten by Asti)

Anda mungkin juga menyukai