PENDAHULUAN
Sentra UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) yang bergerak dalam bidang
industri kerajinan tangan boneka kain rumaahan atau yang dikenal dengan home
industry boneka kain di Bandung saat ini terus mengalami penurunan. Tercatat
bahwa dari tahun 1990 hingga tahun 2015 jumlah pengusaha boneka kain di jalan
Penurunan jumlah pengusaha boneka yang sangat signifikan terjadi pada tahun
1997 hingga tahun 2002, tercatat bahwa jumlah pengusaha yang mengalami
kebangkrutan saat itu berjumlah 50% dari total pengusaha yang ada. Informasi
diperoleh dari pengusaha boneka yang saat ini masih ada yang menyebutkan bahwa
krisis ekonomi pada tahun 1998 merupakan penyebab utama para pengusaha
boneka mengalami kebangkrutan, yang kedua adalah harga bahan baku yang
meningkat, dan yang ketiga karena ketidakmampuan pengusaha boneka untuk terus
1
bersaing dikarenakan saat itu produk boneka impor mulai masuk ke Indonesia
sedangkan inovasi dari segi bentuk boneka tidak dilakukan oleh para pengusaha
laku terjual. Saat ini pengusaha boneka kain di Babakan caringin kota Bandung
terus melakukan pemantauan dan bantuan dari segi pembiayaan agar kelima
pengusaha boneka kain ini tetap bertahan dan bahkan meningkat dari skala
bisnisnya agar dapat menyerap tenaga kerja yang lebih tinggi, dan mengurangi
jumlah pengangguran.
kulon, yaitu pada desa Warung Muncang atau yang dikenal dengan nama jalan peta.
pengusaha, kemudian pada tahun berikutnya mengalami kenaikan, dan pada tahun
2014 mengalami penurunan dikarenakan alasan yang sama, yaitu efek dari krisis
moneter, bahan baku yang tinggi, persaingan yang meningkat dan masuknya
produk boneka dari luar negeri yang lebih murah dengan kualitas yang cukup baik.
2
Tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini persaingan di berbagai sektor usaha,
produk – produk boneka kain dan mainan impor dari China dengan kualitas yang
cukup baik dan harga yang relatif murah membuat para pengusaha boneka harus
jeli untuk meraih segmentasi pasar yang ada, maka para pengusaha boneka kain di
Bandung yang masih tetap bertahan saat ini perlu mengetahui kondisi dan trend
pasar yang sedang berkembang untuk dapat diaplikasikan dalam bentuk dan produk
– produk boneka, seperti ketika tahun 2011 – 2012 yang mana saat itu sedang trend
penggunaan smartphone blackberry dan icon emoticon black barry, menjadi trend
pasar yang dikembangkan dalam aplikasi kerajinan tangan boneka kain. Disamping
itu, menjaga hubungan baik dengan pelanggan dan memastikan bahwa produk yang
dibeli pelanggan dapat membuat pelanggan puas adalah hal yang penting, karena
yang dicatat dalam data base konsumen adalah pelanggan yang rutin membeli
boneka dan dengan jumlah yang banyak, sedangkan konsumen yang membeli
satuan jarang dicatat dalam data base para pengusaha boneka ini, karena jarang
melakukan pembelian kembali. Hal inilah yang banyak dilakukan pelaku usah
boneka kain di Babakan caringin dan Desa warung Muncang Bandung, fokus pasar
konsumen yang membeli dalam jumlah kecil pun merupakan konsumen yang
berpotensi menjadi konsumen potensial karena dapat menjadi konsumen yang loyal
dan menjadi agen promosi yang baik jika pendapat konsumen mengenai pelayanan,
kualitas dan harga produk boneka dirasa memuaskan. Oleh karena itu, informasi
3
mengenai kepuasan pelanggan, apa yang mereka sukai, dan bagaimana tingkat
kepuasan konsumen menjadi sangat penting untuk diketahui oleh para pengusaha
Keberadaan pesaing yang saat ini didominasi oleh sebagian besar produk
impor Cina dan produk lokal berskala pabrik perlu dipantau dan diawasi
perkembangannya, agar para pengusaha boneka kain dengan skala industri rumahan
produk – produk impor China dan pabrik besar yang ada di Indonesia maka perlu
menciptakan produk yang unik dan berbeda dari pesaing, agar dapat meraih relung
pasar yang tidak tergapai oleh pesaing. Hal terakhir yang tidak kalah penting adalah
menjalin kerjasama dan komunikasi dengan para pemasok, agen – agen distributor,
para pedagang kecil PKL (Pedagang Kaki Lima) perbankan pemberi dana, dan
menciptakan produk yang inovatif para pengusaha kerajinan tangan boneka kain
kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait dengan kegiatan produksi boneka.
4
pengaruh orientasi pasar terhadap inovasi produk boneka pada pengusaha
Konstruksi identifikasi masalah yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah
konsumennya ?
pesaingnya ?
Bandung ?
boneka di Bandung?
5
1.3 Tujuan
konsumennya.
pesaingnya.
Bandung.
6
BAB 2
LANDASAN TEORI
Narver dan Slater (1994) mendefinisikan orientasi pasar sebagai budaya organisasi
yang paling efektif dan efisien untuk menciptakan perilaku-perilaku yang dapat
dalam, memberi layanan yang sesuai dengan harapan para konsumen, sehingga
market drive firm, yaitu perusahaan yang selalu menempatkan orientasi pelanggan
yang lebih baik. Oleh karena itu, konsep utama dalam orientasi pasar adalah
orientasi pelangan dan orientasi pesaing. Orientasi pasar merupakan suatu filosofi
tergantung pada strategi penjualan tetapi lebih pada keputusan konsumen dalam
7
membeli produk. Oleh karena itu, membutuhkan perhatian secara tepat pada
dan keinginan konsumen dengan memberi nilai terbaik (Lamb et al., 2001).
Kotler (2007) menyatakan bahwa apa yang menjadi keinginan pelanggan lebih
penting dibandingkan dengan produk yang saat ini dijual kepada pelanggan.
Pemasaran menurut Kara et al., (2005) seperti dikutip Adinoto (2012) harus
nilai pelanggan sebagai hal yang utama dan transaksi sebagai dasar analisis. Konsep
pemasaran sebagai falsafah memiliki nilai praktis terbatas. Agar dapat bermanfaat
dalam praktik, maka konsep pemasaran perlu dijembatani oleh suatu pengertian
karena orientasi pasar merupakan implementasi dari konsep pemasaran, maka bisa
apa yang dapat disediakan perusahaan dengan membuat barang atau jasa yang
tentang bagaimana dan apa yang dilakukan oleh pesaing utamanya agar langkah
dan strategi yang dilakukan oleh perusahaan tidak didahului oleh para pesaingnya.
8
Oleh karena itu perusahaan harus melakukan inovasi yang selaras dengan arah
orientasi pesaing dan orientasi pelanggan yang telah dirumuskan, agar inovasi yang
dikembangkan perusahaan mampu memberikan value added yang bersifat unik dan
tidak mudah ditiru oleh pesaingnya. Keunikan produk yang dikembangkan oleh
lain, karena itu produk yang berkualitas dan unik diharapkan menjadi alternatif
strategi yang unik dan tidak mudah ditiru oleh para pesaingnya, sehingga
pertumbuhan tingkat penjualan dapat terjaga dan komitmen para pelanggan menjadi
dan strategi-strategi jangka panjang baik dari pesaing utamanya saat ini maupun
pesaingnya akan membantu dan menggali berbagai informasi mengenai apa dan
9
bagaimana pesaing menjalankan bisnis serta model strategi yang diterapkan,
yang dilakukan perusahaan tidak didahului oleh pesaingnya. Perusahaan yang dapat
akan meningkat pula. Hal ini penting dalam rangka menjamin kepastian bahwa
Seandainya pesaing akan menirunya maka cukup mahal biaya yang harus
fungsi yang ada di dalam perusahaan misalnya divisi riset dan pengembangan
dan strategistrategi yang mereka kembangkan, baik yang menyangkut tindakan saat
Zhou et al., (2005) mengemukakan bahwa koordinasi antar fungsi dalam organisasi
10
1. Mendistribusikan sumber daya perusahaan kepada unit bisnis lain yang ada
di dalamnya.
pelanggan.
membentuk rantai nilai (value chain) yang meliputi aktivitas utama dan aktivitas
dengan tugas individual untuk diintegrasikan ke dalam fungsi yang lebih luas
dan keahlian dari setiap pekerja sehingga dapat mendukung organisasi dalam
Hult (1998) mendifinisikan bahwa inovasi adalah konsep yang lebih luas yang
11
membahas penerapan gagasan, produk, atau proses yang baru. Sedangkan Hurley
untuk beradaptasi dalam lingkungan yang dinamis, oleh karena itu perusahaan
baru dan menawarkan produk yang inovatif serta peningkatan pelayanan yang
memuaskan pelanggan.
Hurley and Hult (1998) mengajukan dua konsep inovasi yaitu : (1)
tentang keterbukaan untuk gagasan baru sebagai sebuah aspek kultur perusahaan.
menggunakan atau menerapkan gagasan, proses, atau produk baru secara berhasil.
Keinovativan ini dapat dilihat dari bagaimana sikap suatu perusahaan terhadap
inovasi secara klasik yaitu merupakan konsep yang luas yang antara lain adalah
implementasi dari ide-ide baru, produk ataupun proses. Duncan dan Holbek dalam
Hurley dan Hult (1998) juga mendefinisikan inovasi adalah sebagai praktek,
maupun materi yang dianggap baru oleh unit adopsi yang relevan. Secara luas
Amabile et al (1996) dalam Hurley dan Hult (1998) mendifinisikan inovasi sebagai
implementasi yang sukses dari sebuah ide yang kreatif dalam sebuah organisasi.
12
anggota-anggota lain dalam suatu sistem. Keberadaan produk sejenis dari pesaing
perubahan yang berarti bahkan senderung statis. Keadaan tersebut dapat menjadi
produk pesaing dapat diatsi dengan melakukan inovasi produk. Inovasi produk
merupakan sesuatu yang bisa dilihat dari kemajuan fungsional produk yang dapat
nilai tambah bagi konsumen. Pengembangan produk baru dan strateginya yang
perusahaan, tetapi ini bukanlah pekerjaan yang mudah. Pengembangan produk baru
memerlukan upaya, waktu, dan kemampuan termasuk besarnya resiko dan biaya
kegagalan. Disisi lain perubahan lingkungan yang cepat akan mempengaruhi proses
pembelajaran, hal ini menentukan efisiensi dalam inovasi produk (Hurley dan Hult,
1998).
Dalam sisi lain produk inovasi menurut Galbraith, 1973; Schon, 1967
(dalam Lukas dan Ferrel, 2000, p.240) didefinisikan sebagai proses dari
mempunyai nilai tambah. Inovasi dapat dilakukan pada barang, pelayanan, atau
gagasan-gagasan yang diterima oleh seseorang sebagai sesuatu yang baru, sehingga
mungkin saja suatu gagasan telah muncul di masa lampau, tetapi dapat dianggap
13
bahwa dengan melakukan inovasi pada suatu hal maka seseorang telah melakukan
perubahan yang bersifat positif yang mengarah pada kemajuan. Pendapat tersebut
memang benar adanya, tetapi perubahan (dalam bentuk apapun) tersebut bagi
Ada beberapa cara yang dapat ditempuh untuk menghasilkan produk yang
Menurut Gatignon dan Xuereb (1997, p.79) dalam inovasi produk terdapat tiga
1. Keunggulan produk.
2. Kesamaan produk.
3. Biaya produk.
Produk inovasi dapat gagal karena banyak alasan, tidak menawarkan desain yang
desain dan efisiensi biayanya jauh lebih tinggi dari yang semula diperkirakan.
Dengan adanya inovasi produk maka akan memberi nilai tambah dibanding produk
dari kesuksesan produk baru (Song dan Parry, 1997) sehingga suatu produk inovasi
harus mempunyai keunggulan dibandingkan dengan produk lain yang sejenis. Hal
14
ini juga sejalan dengan pendapat Cooper (2000, p.38), bahwa keunggulan produk
baru sangat penting dalam lingkungan pasar global yang sangat kompetitif.
diartikan sebagai atribut penting dari keunggulan produk tersebut, yang dipengaruhi
oleh daya inovatif serta teknologi yang tinggi, sehingga dapat dihasilkan produk
sesuai dengan keinginan konsumen. Wheelwright dan Clark, 1992 (dalam Li dan
Hal ini sesuai dengan pendapat Song dan Parry (1997) bahwa keunggulan produk
baru meliputi desain yang unik, kebaruan serta efisiensi dalam biaya.
dengan cepat bereaksi dengan kondisi pasar baru dan kebutuhan pelanggan. Selain
itu perusahaan dapat secara berkesinambungan mencari solusi yang kreatif serta
1998). Inovasi produk itu sendiri dapat dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya
15
DAFTAR PUSTAKA
16
Lukas, Bryan. A and Ferrell, O. C, 2000, The Effect of Market Orientation on
Product Innovation, Journal of the Academy of Marketing Science, Vol.
28, Spring.
Narver, J.C., Slater, S.F., (1994), Creating a Market Orientation, Journal of Market-
Focused Management, Vol. 2, No. 3.
Song, X. Michael and Parry, Mark E, 1997, “A Cross-National Comparative Study
of New Product Development Processes: Japan and the United States”,
Journal of Marketing, Vol. 61, April.
Wahyudiono., (2013), Pengaruh Orientasi Pelanggan dan Orientasi Pesaing
Terhadap Inovasi Pasar dan Pertumbuhan Penjualan Perusahaan Makanan
di Surabaya, Jurnal Riset Manajemen & Bisnis, Vol 8. No. 1.
Wulandari, A., (2013), Pengaruh Orientasi Pelanggan, Orientasi Pesaing dan
Inovasi Produk Terhadap Kinerja Pemasaran, Management Analysis
Journal, Vol. 1, No. 2.
Zhou, K. ., Yim, C.K., dan Tse, D.K., (2005), The Efeect of strategic Orientations
on Technology-and Market-Based Breakthrough Innovations. Journal of
Marketing. Vol. 69.
17
DAFTAR ISI
18