Pada masa pandemi di Indonesia sendiri memiliki banyak sekali kendala,
terutama dalam segi penurunan dan pemerosotan kesehatan, sosial, politik, dan pergerakan ekonomi. Segala aktivitas yang dilakukan terhambat dengan terjadinya wabah virus covid-19, bukan hanya aktivitas di luar ruangan atau pun aktivitas bekerja sehari-hari, namun juga aktivitas seperti keseharian. Hal ini mengganggu kehidupan kita jalani sehari-hari, seperti layaknya pemerosotan ekonomi yang terlihat begitu signifikan di Indonesia. Banyak masyarakat Indonesia yang tergolong menengah dan menengah ke-bawah, tentu dalam menghadapi pandemi ini tidak banyak hal yang dipersiapkan terutama Financial. Masalah finansial ini sangat genting dimasa pandemi, karena kebutuhan meningkat namun pemasukan tetap saja sama bahkan banyak dari pekerja yang di PHK oleh perusahaannya. Masalah-masalah yang terdapat dalam pandemi inilah yang membuat banyak sekali penumpukan hal-hal yang harus dibenahi, salah satunya dengan cara memberikan bantuan sosial atau (bansos). Bantuan sosial yang diberikan nyatanya banyak yang disalah gunakan oleh pemerintah atau badan yang menanganinya. Tindakan-tindakan penyelewengan atau penggelapan uang negara dalam penggunaan bantuan sosial, yang dipergunakan untuk kepentingan pribadi oleh badan pengurus yang bersangkutan. Merupakan suatu tindakan jahat, merusak, keji dan busuk yang disebut dengan korupsi. Karena tindakan ini menyangkut segi moral, seperti runtuhnya kepercayaan, menampakan sifat buruk dalam keadaan pandemi, penyelewengan dan penyalahgunaan jabatan. Sedangkan telah diperingati dalam UU nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, pada pasal 2 tentang Tindak Pidana Korupsi, tercantum di ayat 2 bahwa: "Dalam hal tindak pidana korupsi yang dilakukan dalam bencana alam, krisis ekonomi, dan sebagainya dapat dipidana mati". B. PERMASALAHAN
Masalah terhadap korupsi di tengah pandemi menjadi perbincangan panas
dimasyarakat, terutama media massa dan nasional karena perkembangannya yang signifikan dan terlal berani. Hasil pada survei transparency internasional tahun 2021, dinyatakan bahwa Indonesia menempati peringkat ke 102 dari 180 negara yang telah disurvei, perkembangan ini sangatlah pesat terlihat dari survey pada tahun 2011 Indonesia masih diangka 100 dari 180, kenaikan tingkat korupsi tentu bukan menjadi hal baik bagi perkembangan Indonesia. Pada kasus peningkatan ini dipengaruhi oleh faktor-faktor terutama faktor iklim dan faktor krisis seperti pada masa pandemi sekarang ini. Pandemi bukan hanya berdampak untuk krisis kesehatan dan ekonomi, namun juga krisis korupsi dan demokrasi. Krisis ganda yang dihadapi yaitu krisis kesehatan dan ekonomi secara bersamaan, membawa dampak yang sangat besar bagi dunia dan dan penduduk disuatu Negara. Terlebih dengan Negara berkembang seperti Indonesia yang memiliki tingkat korupsi tinggi akan mempersulit pencapaian good governance, pembangunan ekonomi, serta krisis kesehatan pada masa pandemik. Peningkatan kasus korupsi dalam masa pandemik sangatlah pesat, bahkan perkembangannya dapat diperkirakan dari masa awal pandemik berlangsung. Pengaliran dana yang besar dari pemeritah pusat untuk bantuan sosial, yang selanjutnya dikelola oleh dinas sosial dan direktorat pengelolaan sumber dana bantuan sosial. Namun ternyata badan pengurus bantuan mengalami kasus penggelapan dana yang dilakukan oleh Juliari, Matheus Joko Santoso, dan Adi Wahyono selaku penjabat pembuat komitmen (PPK) di kementrian sosial, terdapat juga Ardian dan Harry Sidabuke daari pihak swasta. Selain nama – nama yang telah dipaparkan ada juga nama juga terkait dalam kasus korupsi pada pandemik untuk kasus suap penggelapan ekspor seperti: Edhy Prabowo, AndreauMisanta, Safri, Amiril Mukminin, Suharjo. Terakhir kasus yang melibatkan dana bantuan yakni: Juliari, Matheus Joko Santoso, dan Adi Wahyono. Dengan alas an apapun pemanfaatan jabatan untuk kepentingan priibadi yang akan merugikan banyak orang, terlebih diera pandemik, merupakan suatu kejahatan yang nilainya sama saja dengan membunuh orang lain.
C. PEMBAHASAN
Pemberian bansos dilakukan oleh pemerintah untuk meringankan
masyarakat dalam membeli kebutuhan sehari-hari, sebagai penanggulangan atas pandemik yang berkepanjangan. Bantuan sosial ini paling banyak ditujukan khususnya untuk masyarakat menengah kebawah. Jenis bantuan sosial banyak ragamnya, ada bantuan sosial berupa sembako dan kebutuhan pokok seperti makanan dan pakaian, ada juga bantuan sosial berupa perlengkapan medis untuk melindungi masyarakat dari wabah virus korona, seperti masker, hand sanitizer, vitamin, obat – obatan generic dan test swab gratis. Selain itu terdapat pula berupa bantuan dalam jumlah uang, dengan maksud agar bisa dimanfaatkan dan dibelikan kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan selain dari kebutuhan pangan dan kesehatan yang diberikan pemerintah. Program bantuan yang dilakukan pemerintah, untuk membantu dan meringankan beban masyarakat selama masa pandemic, serta krisis ini antara lain: Dana Program Keluarga Harapan (PKH) yang diberikan kepada10 juta kepala keluarga yakni, kartu sembako kepada 19,4 juta KPM, bantuan sembako Jabodetabek 1,9 juta KPM, Bansos tunai non Jabodetabek 9,2 juta KPM, dan bantuan beras peserta PKH untuk 2 juta KPM. Terkait dengan kasus korupsi Juliari selaku mensos, menunjuk materi Matheus Joko dan Adi Wahyono selaku pejabat pembuat komitmen dalam melaksanakan proyek langsung, yang disepakati dan ditetapkan adanya bayaran dari tiap-tiap paket baksos. Nantinya paket tersebut harus disetorkan kepada para rekanan Kemensos dan dialirkan kepada penduduk setempat. Penyisipan uang bayaran yang disepakati dari paket sembako berkisar Rp10.000. dengan jumlah masing – masing sembako Rp300.000. tindakan korupsi ini diakui sudah disepakati dan diketahui para orang yang terkait di dalamnya. Kasus korupsi pertama dilakukan pada November 2020, dalam pelaksanaan paket Bansos sembako periode pertama, diduga kecurangan yang terjadi sebanyak 12 miliar rupiah dan dibagikan rata sebesar 8,2 miliar rupiah. Lalu untuk periode kedua pelaksanaan paket bansos sembako, terkumpul sebanyak 8,8 miliar rupiah pada periode Oktober sampai Desember 2020. Pada dua periode ini tercium lah kecurangan oleh KPK sebagai penanganan kasus korupsi, karena penghambatan dana yang sangat terlihat dalam penyaluran bansos serta keluhan yang dilancarkan oleh masyarakat tentang penyaluran Bansos yang tidak merata. Akibatnya keluhan masyarakat pada kasus ini, mengacu di Kementerian Sosial, sebagai tangan utama untuk menyalurkan dana bantuan kepada masyarakat. Semua itu dapat dikatakan KPK telah berhasil untuk mencari bukti dan memberantas korupsi di awal kasus penyaluran dana pandemi ini. Namun ini bukanlah akhir, karena dari pihak Juliari dan kawan-kawan masih menentang bukti kuat untuk kasusnya, jika tidak terbukti maka tuduhan adanya korupsi yang mereka lakukan diberhentikan. Saat ini bukti kuat masih dicari penyelidik, agar kasus ini dapat segera dituntaskan. terkait dengan pasal yang membahas tentang korupsi pada UU nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, pada pasal 2 tentang Tindak Pidana Korupsi, tercantum di ayat 2 bahwa: "Dalam hal tindak pidana korupsi yang dilakukan dalam bencana alam, krisis ekonomi, dan sebagainya dapat dipidana mati".
D. KESIMPULAN
Terjadi banyaknya kasus korupsi yang merugikan bagi Negara dan
masyarakat, dengan menotalkan ratusan triliun rupiah sebagai uang kotor yang digunakan untuk kepentingan pribadi oleh sebagian orang, merupakan tindakan keji tidak bermoral. Sebagaimana yang dijelaskan dalam pasal 2 ayat (2) UU Tipikor, dengan ancaman hukuman mati, pada wktu negara sedang mengalami krisis dan bencana alam. Dalam UU sudah diingatkan untuk tidak melakukan penggelapan dana dimasa krisis, Bukan hanya krisis kesehatan yang terjadi, namun krisis ekonomi sebaga sumber dari penghidupanpun seperti berangsur – angsur padam. Maka tidak etis apabila melakukan hal buruk yang dapat merugikan banyak orang, ditengah banyaknya korban jiwa yang bergelimpangan. E. REFERENSI Setiadi wicipto. 2018. Korupsi di Indonesia Penyebab, Hambatan, Solusi dan Regulasi. https://e-jurnal.peraturan.go.id/index.php/jli/article/view/234 Viola Sinda P, M, A,. 2013. Mengupas Tuntas Budaya Korupsi yang Mengakar Serta Pembahasan Mafia Koruptor Menuju Indoesia Bersih https://jurnal.uns.ac.id/recidive/article/viewFile/32330/21506 Sasito madrim. 2021. https://www.voaindonesia.com/a/sama-skor-indeks-persepsi-korupsi- indonesia-dan-gambia/5756699.html Rohmat Haryadi. 2020. https://www.gatra.com/detail/news/497391/hukum/jika-korupsi-bansos- mensos-bisa-dihukum-mati-ini-aturannya Devina Halim. 2021. https://nasional.kompas.com/read/2021/03/03/12515101/kasus-korupsi-di- tengah-pandemi-covid-19-yang-berujung-pada-wacana-hukuman?page=all Anugrah Ayu S. 2021. https://hot.liputan6.com/read/4590319/12-faktor-penyebab-korupsi-secara- umum-internal-dan-eksternal