Anda di halaman 1dari 8

UTS PENGANTAR TEKNIK RESERVOAR

NURUS SHOFIA IRMANA

12.2018.1.00370

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI

FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL DAN KELAUTAN

INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA

2021
1. Jelaskan karakteristik dari batuan reservoir, menyangkut sifat fisik dan jenis
reservoar!
Batuan reservoir merupakan batuan berpori dan permeable yang mengandung
minyak bumi. Batuan reservoir umumnya terdiri dari batuan sedimen, yang
berupabatupasir, batuan karbonat dan shale atau kadang-kadang vulkanik.
Reservoir klastik / batupasir Menurut Pettijohn, batupasir dibagi menjadi tiga
kelompok, yaitu : Orthoquarzites, Graywacke dan arkose.
a) Orthoquarzites, merupakan jenis batuan sedimen yang terbentuk dari proses yang
menghasilkan unsure silica yang tinggi, dengan tidak mengalami metamorfosa dan
pemadatan, terutama terdiri atas mineral kwarsa (quartz) dan mineral lainnya yang
stabil. Material pengikatnya (semen) terutama terdiri atas carbonate dan silica.
b) Graywacke, merupakan jenis batupasir yang tersusun dari unsur-unsur mineral
yang berbutir besar, terutama kwarsa dan feldspar serta fragmenfragmen batuan.
Material pengikatnya adalah clay dan carbonate.
c) Arkose, merupakan jenis batupasir yang biasanya tersusun dari quartz
sebagaimineral yang dominan, meskipun seringkali mineral arkose feldspar
jumlahnya lebih banyak dari quartz. Porositas batupasir berkisar antara 10 – 30%
yang berupa porositas primer intergranular. Batupasir memiliki beberapa
lingkungan pengendapan, yaitu pengendapan di gurun (pasit eolian), sungai
(alluvial/fluvial) dan pesisir pantai (pasir pantai, delta, turbidite).
Reservoir karbonat butirannya biasanya terdiri dari sisa tulang aatu kerang dari
organisme laut dangkal, baik yang tinggal di bawah laut (benthic) atau yang
terapung di permukaan laut (neritic). Pecahan fragmen bisa digunakan untuk tujuan
korelasi atau penentuan usia batuan. Reservoir karbonat terdiri dari limestone dan
dolomite
Sifat fisik batuan reservoir
 Porositas
Porositas (Φ) merupakan perbandingan antara ruang kosong (pori-pori)
dalam batuan dengan volume total batuan yang diekspresikan di dalam
persen. Selain itu, menurut terjadinya, porositas dapat diklasifikasikan
menjadi dua, yaitu : a. Porositas primer, merupakan porositas yang
terbentuk pada waktu batuan sediment diendapkan. b. Porositas sekunder,
merupakan porositas batuan yang terbentuk sesudah batuan sediment
terendapkan.
 Wettabilitas
Wettabilitas didefinisikan sebagai suatu kecenderungan dari adanya fluida
lain yang tidak saling mencampur. Apabila dua fluida bersinggungan
dengan benda padat, maka salah satu fluida akan bersifat membasahi
permukaan benda padat tersebut, hal ini disebabkan adanya gaya
adhesi. Dalam system minyak-air, benda padat, gaya adhesi AT yang
menimbulkan sifat air membasahi benda padat. Suatu cairan yang
dikatakan membasahi zat padat jika tegangan adhesinya positif (q < 90o),
yang berarti batuan bersifat water wet, sedangkan bila air tidak membasahi
zat padat maka tegangan adhesinya negative (q > 90o), berarti batuan
bersifat oil wet. Pada umumnya, reservoir bersifat water wet, sehingga air
cenderung untuk melekat pada permukaan batuan, sedangkan minyak akan
terletak diantara fasa air.
 Tekanan Kapiler
Tekanan kapiler (pc) didefinisikan sebagai perbedaan tekanan yang ada
antara permukaan dua fluida yang tidak tercampur (cairan-cairan atau
cairan-gas) sebagai akibat dari terjadinya pertemuan permukaan yang
memisahkan mereka. Perbedaan tekanan dua fluida ini adalah perbedaan
tekanan antara fluida “non wetting fasa” (Pnw) dengan fluida “wetting
fasa” (Pw) atau : Pc = Pnw - Pw Di reservoir biasanya air sebagai fasa
yang membasahi (wetting fasa), sedangkan minyak dan gas sebagai non-
wetting fasa atau tidak membasahi. Tekanan kapiler dalam batuan berpori
tergantung pada ukuran pori-pori dan macam fluidanya. Tekanan kapiler
mempunyai pengaruh yang penting dalam reservoir minyak maupun gas,
yaitu :
Ø Mengontrol distribusi saturasi di dalam reservoir
Ø Merupakan mekanisme pendorong minyak dan gas untuk bergerak atau
mengalir melalui pori-pori reservoir dalam arah vertical.
 Saturasi
Saturasi fluida didefinisikan sebagai perbandingan antara volume pori-pori
batuan yang ditempati oleh fluida tertentu dengan volume pori-pori total
pada suatu batuan berpori.
 Permeabilitas
Permeabilitas didefinisikan sebagai suatu bilangan yang menunjukkan
kemampuan dari suatu batuan untuk mengalirkan fluida. Teori tersebut
dikembangkan oleh Henry Darcy. Darcy mengungkapkan bahwa kecepatan
alir melewati suatu media yang porous berbanding lurus dengan penurunan
tekanan per unit panjang, dan berbanding terbalik terhadap viskositas fluida
yang mengalir.
 Kompressibilitas
Menurut Geertsma, terdapat tiga macam kompressibilitas pada batuan
yaitu:
a. Kompressibilitas matriks batuan, yaitu fraksional perubahan volume
dari material padatan batuan (grain) terhadap satuan perubahan tekanan.
b. Kompressibilitas batuan keseluruhan, yaitu fraksional perubahan
volume dari volume batuan terhadap satuan perubahan tekanan.
c. Kompressibilitas pori-pori batuan, yaitu fraksional perubahan volume
pori-pori batuan terhadap satuan perubahan tekanan.
Batuan yang berada pada kedalaman tertentu akan mengalami dua macam
tekanan, yaitu ;
 Internal stress yang berasal dari desakan fluida yang terkandung di
dalam pori-pori batuan (tekanan hidrostatik fluida formasi)
 External stress yang berasal dari pembebanan batuan yang ada di
atasnya (tekanan overburden)
2. Jelaskan bagaimana faktor lingkungan tempat terendapkan batuan sedimen
mempengaruhi Heterogenitas dari batuan reservoar
Heterogenitas reservoir adalah variasi sifat fisik Batuan reservoir umumnya
terdiri dari batuan sedimen, yang berupa batupasir dan karbonat, batuan beku, dan
kadang pada batuan metamorf, dimana hidrokarbon berakumulasi dan terjebak di
dalam pori-pori batuan. Batuan sedimen yang terisi minyak dan gas bumi
digolongkan menjadi dua kelas, yaitu Detritus (klastik) dan kimiawi. Detritus atau
klastik merupakan sedimen yang berasal dari hasil rombakan batuan lain melalui
pelapukan, tererosi dan tertransportasi ke cekungan sedimen. Sedangkan sedimen
kimia terbentuk melalui dua proses, yaitu:
a. Pertumbuhan organik dan persipitasi, yang bertanggungjawab pada
kebanyakan batuan karbonat (limestone dan dolomit).
b. Pengapan air laut di dalam basin tertutup yang menghasilkan formasi-formasi
vaporit (garam, gypsum dan anhidrit).
Heterogenitas reservoir adalah variasi sifat fisik batuan dan Fluida dari suatu lokasi
ke lokasi lainnya. heterogenitas ini sebagai akibat adanya proses pengendapan,
patahan, lipatan, diagenesa dalam lithologi reservoir dan perubahan atau jenis dan
sifat dari fluida reservoir. heterogenitas bisa terjadi pada skala mikroskopis,
makroskopis dan megaskopis. heterogenitas dalam skala mikroskopis terjadi pada
batuan karbonat bisa disebabkan oleh adanya Matriks, fracture, vugs ataupun
rongga-rongga dalam batuan. Sementara heterogenitas secara makroskopis maupun
megaskopis yang meliputi batasan fisik batuan, berupa Faults, Batas Fluida,
perubahan ketebalan, perubahan Litologi dan beberapa lapisan yang mempunyai
perbedaan sifat-sifat dalam lapisan tersebut.

Faktor-faktor yang mempengaruhi Heterogenitas dari batuan Reservoir adalah


sebagai berikut:

a. Sedimentasi Tektonik Regional


Menyebabkan terjadinya macam-macam lingkungan pengendapan, mulai dari
lingkungan pengendapan darat, laut dan transisi, juga terjadi perubahan
digenesa sehingga mempengaruhi perubahan terhadap porositas hingga
permeabilitas dan struktur geologi. tektonik regional mempengaruhi
sedimentasi karena adanya patahan, Faults dan ketidakselarasan.
b. Komposisi dan Tekstur
Komposisi dan tekstur merupkan kontrol geologi untuk mengetahui
heterogenitas reservoir secara makroskopis, karena komposisi yang terdiri dari
litologi, mineralogi juga butiran (butiran, matrik, semen) akan berpengaruh
pada harga porositasi permeabilitas
c. Geometri Pori-pori
Geometri pori-pori digunakan sebagai kontrol adanya heterogenitas Reservoir
karena geometri menunjukkan ukuran ronggo, ukuran tubuh pori, peretakan
dan permukaan butir akan mempengaruhi volume dari porositas itu sendiri.
3. Jelaskan bagaimana pengaruh temperature terhadap kondisi reservoir?
Reservoir minyak dan gas bumi mempunyai tekanan dan temperatur tertentu.
Besarnya tekanan dan temperatur reservoir satu dengan lainnya tidaklah sama, hal
ini tergantung dari besarnya gradien tekanan dan temperatur serta kedalaman
sumurnya. Adanya tekanan tersebut menyebabkan 18 minyak dan gas bumi
menyembu r ke permukaan secara alamiah natural flow. Tekanan Reservoir
Didefisikan sebagai tekanan fluida di dalam pori-pori reservoir, yang berada dalam
keadaan setimbang, baik sebelum maupun sesudah dilakukannya suatu proses
produksi. Reservoir minyak dan gas bumi mempunyai tekanan disebut dengan
tekanan reservoir, yang menyebabkan minyak dan gas bumi menyembur ke
permukaan natural flow. Adanya tekanan reservoir diakibatkan oleh tekanan
overbourden batuan yang berada di atas lapisan reservoir. Pada kondisi awal,
tekanan reservoir pada suatu kedalaman sama dengan tekanan hidrostatik yang
diakibatkan oleh tinggi kolom air formasi yang mengandung garam sebesar 55.000
ppm atau gradient tekanan air formasi sebesar 0.45 psift disebut normal gradient.
Adanya peristiwa geologi, yaitu sesar patahan pada reservoir akan menyebabkan
gradient tekanan reservoir pada kondisi awal tidak sama dengan 0.45 psift. Pada
sesar naik, lapisan yang terangkat gradient tekanannya menjadi lebih besar dari
0.45 psift disebut abnormal gradient 19 Lapisan yang mengalami penurunan
gradient tekanannya menjadi lebih kecil dari 0.45 psift disebut subnormal gradient.
Pada kondisi awal tekanan reservoir pada suatu lapisan formasi produktif
dinyatakan dengan rumus: Pr = G x TVD dimana : Pr = tekanan reservoir psi G =
gradient tekanan psift TVD = kedalaman tegak lapisan ft Berdasarkan hasil
penyelidikan, besarnya tekanan reservoir mengikuti suatu hubungan yang linier
dengan kedalaman reservoir tersebut.Hal ini diinterpreta sikan sebagai akibat dari
penyingkapan perluasan formasi batuan reservoir tersebut ke permukaan, sehingga
reservoir menerima tekanan hidrostatis fluida pengisi formasi. Berdasarkan
ketentuan ini, maka pada umumnya gradient tekanan berkisar antara 0,435 psi ft.
Dengan adanya tekanan overburden dari batuan di atasnya, gradient tekanan dapat
lebih besar dari harga tersebut di atas, hal ini tergantung pada kedalaman reservoir.
Dengan adanya kebocoran gas sebelumselama umur geologi 20 migrasi minyak,
dapat mengaki batkan tekanan reservoir akan lebih rendah. Berikut ini gambaran
hubungan antara tekanan overburden dan tekanan kolom fluida pada sistem
reservoir: Dalam sejarah produksi, besarnya tekanan akan selalu menurun.
Kecepatan penurunannya tergantung pada pengaruh -pengaruh tenaga yang berada
di luar reservoir, dalam hal ini adalah mekanisme pendorong. Temperatur Reservoir
Temperatur reservoir merupakan fungsi dari kedalaman.Hu bungan ini dinyatakan
oleh gradient geothermal. Harga gradient geothermal itu berkisar antara 0,3 o F100
ft sampai dengan 4 o F 100 ft. 21 Dalam teknik reservoir temperatur reservoir
dianggap konstan tidak berubah, adanya temperatur di reservoir disebabkan oleh
gradient temperature panas bumi gradient geothermal sebesar 2° F100ft. Besarnya
tekanan dan temperature reservoir sangat berpengaruh terhadap sifat fisik fluida
reservoir seperti derajat API, fasa fluida ke larutan gas dalam minyak dll.
Temperatur reservoir pada suatu kedalaman dihitung dengan rumus: Tr = Gt x TVD
+ T dimana : Tr = temperature reservoir ° F Gt = gradient temperature 2° F 100 ft
TVD = kedalaman tegak lapisan ft T = Temperatur permukaan ° F 22.

4. Jelaskan faktor geologi yang mengontrol porositas pada batuan reservoir?


Komposisi butiran mempengaruhi sifat-sifat kimia dan mekanika batupasir. Hal
ini akan berpengaruh terhadap porositas selama periode setelah pengendapan dari
evolusi batupasir (Bloch, 1991). Scherer (1987) menggunakan kelimpahan butiran
kuarsa (termasuk di dalamnya kuarsa mono- dan polikristalin dan fragmen batuan
yang tersusun dominan oleh kuarsa) sebagai parameter dalam modelnya.
Porositas tidak dipengaruhi oleh ukuran butir tetapi merupakan fungsi dari
sortasi. Porositas berkurang secara progresif dari pasir bersortasi sangat baik
sampai pasir yang bersortasi sangat jelek. Selanjutnya Scherer (1987) juga
menyatakan bahwa median ukuran butir tidak dapat dijadikan parameter untuk
memprediksi porositas. Hubungan antara porositas dan ukuran butir pada batupasir
arkose dan lithic arkose (Lapangan Yacheng) lemah dengan R = 0,42 (Bloch,
1991). Dari penelitian tersebut diperoleh persamaan sebagai berikut :
Porositas = -6,1 + 9,8 (1/sortasi) + 0,17 (% butiran keras), dengan sortasi diukur
berdasarkan koefisien sortasi Trask. Nilai koefisien regresi dari model ini secara
statistik signifikan dengan prob > F = 0,0001 (Scherer, 1987). Model ini juga
mempunyai nilai koefisien determinasi relatif tinggi R2 = 0,75).
Penentuan dari penghitungan porositas didasarkan atas beberapa hal, yang antara
lain :
a. Pori-pori intergranular (antar butiran)
b. Pori-pori intragranular (pada butiran)
c. Pori-pori yang melebihi ukuran relatifnya

Anda mungkin juga menyukai