Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN

TUTORIAL FARMAKOTERAPI 1

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Farmakoterapi 1

Dosen :
Apt., Keni Idacahyati.,M.Farm

Disusun oleh :
EGA KASTIWI
31118154
3D Farmasi
Kelompok 1

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BAKTI TUNAS HUSADA TASIKMALAYA
2021
Studi Kasus
Tn Lg 47 tahun dengan diabetes tipe 2, BB 75 kg Beliau baru saja mendapatkan basal insulin
(determin) ditambah dengan beberapa obat lain yaitu metformin 1 gram 2x1 dan glikazide 80
mg 2x1. Beliau mengeluh bangun dengan sakit kepala, pusing dan kleyengan pada pagi hari.
Sering merasa kesemutan dan terdapat luka di kaki yang tidak sembuh dari 3 bulan yang lalu.
HbA1C 9,2%. Tn Lg juga mengalami sesak nafas. Sesak nafas semakin berat saat malam
hari. Diketahui pasien mempunyai riwayat hipertiroid Akhir-akhir ini mengeluh sering
berkeringat dingin dan berat badan menurun
Vital sign: TD : 100/70 mmHg, N : 80x/menit, RR : 28x/menit
Pemeriksaan laboratorium :

Parameter Hasil Satuan Normal Keterangan


Tanggal 24 September 2019
Hb 15,4 g/dl 14,0 – 18,0 Normal
Leukosit 9.050 /µL 4.800–10.800 Normal
Hematokrit 49 % 42-52 Normal
Eritrosit 5,8 106/µl 4,7-6,1 Normal
Trombosit 84 Mg/dL 79-99 Normal
Segmen 71,9 40-70 Tinggi
SGOT 39 U/L 15-37 Tinggi
SGPT 53 U/L 30-65 Normal
Glukosa 214 mg/dl ≤200 Tinggi
sewaktu
Asam urat 8,3 mg/dL 3,5-7,2
Ureum 19,8 mg/dL 14,98-38,52
Kreatini 0,82 mg/dL 0,80-13,0
n
Tanggal 25 September 2019
BTA Negatif
Lekosit Positif
Epitel Positif
Tanggal 26 September 2019
Glukosa 234 mg/dL 74-106 Tinggi
puasa
Glukosa 235 mg/dL ≤ 126 Tinggi
2jam PP
T3 20 mcg/dL 4,5-10,9 Tinggi
T4 400 Ng/dL 60-181 Tinggi

Penatalaksanaan :
Obat Dosis Tanggal
24-09-2019 25-09-2019 26-09-2019
P Si So M P Si So M P Si So M
Ventolin neb 3x/hari V V V V V V
Flixotide neb 2x/hari V V
Biozyim 2x1 gr V V V V
(ceftadizime
)
Ranitidin 2x1 gr V V V V
Cefotaxime 2x1 gr V V V V
Lasal 3x1 C V V V V V V V V V
ekspectoran
(GG dan
Salbutamol)
Allopurinol 1x300 V V
Vectrin 2x300 V V V V
(erdostein)
metformin 2X1 V V V V V V V V V V
gram
Glikazide 2X 80 V V V V V V V V V V
mg

TERMINOLOGI

Insulin basal Long-acting insulin merupakan jenis insulin


yang umumnya diberikan kepada penderita
diabetes yang baru pertama kali menggunakan
insulin.
HbA1C Glukosa yang terikat dalam darah selama usia sel darah
merah.
Hb Komponen dalam sel darah merah yang berperan penting
untuk mengikat oksigen dalam darah.
Leukosit Sel darah putih merupakan bagian penting dari sistem
kekebalan tubuh yang berfungsi untuk menghasilkan
antibodi yang dapat melawan virus, jamur, bakteri, dan
parasit penyebab penyakit yang masuk ke dalam tubuh.
Hematokrit Persentase jumlah sel darah merah di dalam darah.
Eritrosit Sel darah merah yang berfungsi mengikat oksigen yang
diperlukan tubuh dalam darah.
Trombosit Keping darah yang berfungsi untuk menggumpalkan
darah dan menghentikan perdarahan ketika terluka.
Segmen Salah satu jenis leukosit, lebih tepatnya neutrofil yang
jika nilainya tinggi menandakan adanya infeksi berat atau
peradagan.
SGOT Suatu enzim yang berfungsi untuk mencegah protein di
dalam tubuh.
SGPT Suatu enzim yang berperan dalam siklus alanin. Siklus
alanin merupakan proses transfer karbon dan asam amino
dari otot kemudian diproses lebih lanjut di hati.
Glukosa sewaktu Kadar glukosa darah dimana pengujiannya dilakukan
untuk mengetahui kadar glukosa darah pada saat itu.
Dilakukan dengan cara mengambil sampel darah pasien
tanpa melakukan puasa terlebih dahulu.
Glukosa puasa Kadar glukosa darah puasa dimana biasanya pasien
diharuskan puasa selama 8 jam kemudian dilakukan tes
glukosa puasanya.
Glukosa 2 jam Tes untuk ketahui glukosa dalam darah dengan cara
PP pasien dipuasakan dulu minimal 8 jam kemudian di
berikan glukosa dan pengecekan dilakukan 2 jam setelah
konsumsi glukosa.
Ureum Produk sisa metabolisme protein di dalam tubuh atau zat
sisa dari pemecahan protein dan asam amino didalam
hati.
Kreatinin Zat limbah dalam darah yang diproduksi oleh jaringan
otot saat bergerak atau beraktivitas.
BTA Bakteri tahan asam yang digunakan untuk mendeteksi
bakteri penyebab TB.
T3 Hormon tiroid triiodothyronine yang berfungsi untuk
mengatur metabolisme tubuh.
T4 Hormon tiroid thyroxine yang berfungi untuk mengatur
metabolisme tubuh.
SOAP

SUBJECTIVE
Tn Lg mengeluh bangun dengan sakit kepala, pusing dan kleyengan pada pagi hari.
Sering merasa kesemutan dan terdapat luka di kaki yang tidak sembuh dari 3 bulan yang lalu.
Tn Lg juga mengalami sesak nafas. Sesak nafas semakin berat saat malam hari. Akhir-akhir
ini mengeluh sering berkeringat dingin dan berat badan menurun.

OBJECTIVE
HbA1C 9,2%.
Vital sign: TD : 100/70 mmHg, N : 80x/menit, RR : 28x/menit.
Pemeriksaan laboratorium :
Parameter Hasil Satuan Normal Keteran
gan
Tanggal 24 September 2019
Hb 15,4 g/dl 14,0 – 18,0 Normal
Leukosit 9.050 /µL 4.800–10.800 Normal
Hematokrit 49 % 42-52 Normal
Eritrosit 5,8 106/µl 4,7-6,1 Normal
Trombosit 84 Mg/dL 79-99 Normal
Segmen 71,9 40-70 Tinggi
SGOT 39 U/L 15-37 Tinggi
SGPT 53 U/L 30-65 Normal
Glukosa sewaktu 214 mg/dl ≤200 Tinggi
Asam urat 8,3 mg/dL 3,5-7,2
Ureum 19,8 mg/dL 14,98-38,52
Kreatinin 0,82 mg/dL 0,80-13,0
Tanggal 25 September 2019
BTA Negatif
Lekosit Positif
Epitel Positif
Tanggal 26 September 2019
Glukosa puasa 234 mg/dL 74-106 Tinggi
Glukosa 2jam PP 235 mg/dL ≤ 126 Tinggi
T3 20 mcg/dL 4,5-10,9 Tinggi
T4 400 Ng/dL 60-181 Tinggi
ASSESSMENT
Nilai abnormal
Keterang
Parameter Hasil Satuan Normal
an
Segmen 71,9 40-70 Tinggi
SGOT 39 U/L 15-37 Tinggi
Glukosa sewaktu 214 mg/dl ≤200 Tinggi
Asam urat 8,3 mg/Dl 3,5-7,2 Tinggi
Lekosit Positif
Epitel Positif
Glukosa puasa 234 mg/dL 74-106 Tinggi
Glukosa 2jam PP 235 mg/dL ≤ 126 Tinggi
T3 20 mcg/dL 4,5-10,9 Tinggi
T4 400 Ng/dL 60-181 Tinggi

Diagnosis :
Diabetes Melitus tipe 2, Foot ulcer diabetic, Asma, Hipertiroid, Hipoglikemia, Asam urat.

MEKANISME DAN GOLONGAN OBAT


Obat Komposisi Golongan Mekanisme Indikasi
Ventolin Mengandun Agonis Merangsang Mengobati
neb g zat aktif adrenorese secara selektif penyakit pada
salbutamol ptor beta-2 reseptor beta-2 saluran
selektif adrenergik pernafasan
kerja terutama pada seperti asma dan
pendek otot bronkus PPOK
(SABA) sehingga
menyebabkan
terjadinya
bronkodilatasi
karena otot
bronkus
mengalami
dilatasi, sehingga
udara dapat
mengalir lebih
lancar ke dalam
paru-paru.
Flixotide Mengandun Glukokorti Mekanisme Digunakan untuk
neb g zat aktif kosteroid kerjanya mengobati asma.
fluticasone perbaikan faal
propionate paru, menurunkan
hiperesponsif
jalan napas,
mengurangi
gejala,
mengurangi
frekuensi dan
berat serangan
dan memperbaiki
kualiti hidup.
Steroid inhalasi
adalah pilihan
bagi pengobatan
asma persisten
(ringan sampai
berat). Steroid
inhalasi
ditoleransi dengan
baik dan aman
pada dosis yang
direkomendasikan
Ceftazidi Antibiotik Membunuh Digunakan untuk
me golongan bakteri dan mengobati
sefalospori menghambat bermacam-
n generasi pertumbuhannya. macam infeksi
ketiga. bakteri seperti
infeksi saluran
pernapasan
bawah, infeksi
saluran kemih,
meningitis, dan
gonorrhea
Ranitidin H2 Secara kompetitif Menurunkan
blocker dan reversible sekresi asam
menghambat lambung
histamin pada berlebih.
reseptor H2 dari
sel parietal
lambung sehingga
menghambat
sekresi asam
lambung, volume
lambung dan
mengurangi
konsentrasi ion
hidrogen.
Cefotaxim Sefalospor Membunuh Untuk mengobati
e in generasi bakteri dan berbagai macam
ke tiga. menghambat penyakit infeksi
pertumbuhannya. bakteri. Beberapa
penyakit infeksi
yang bisa diatasi
oleh obat
ini adalah
pneumonia,
infeksi saluran
kemih, kencing
nanah, meningitis
, peritonitis,
atau osteomielitis 
(infeksi pada
tulang).
Lasal Mengandun Salbutamol Untuk melegakan
ekspector g zat aktif merupakan obat pernafasan dan
an ( GG = golongan membantu
guaifenesin bronkdilator yang pengeluaran
dan bekerja dengan dahak pada
Salbutamol cara merangsang kondisi asma
= SABA) secara slektif yang disertai
reseptor beta-2- batuk.
adrnergik
terutama pada
otot bronkus. Hal
ini menyebabkan
terjadinya
bronkodilatasi
karena otot
bronkus
mengalami
relaksasi.
Guaifenesin
adalah senyawa
yang mengurangi
viskositas mucus
dari trakea dan
bronkus sehingga
dahak mudah
dikeluarkan dari
saluran
pernafasan lewat
mekanisme batuk.

Allopurin Penghamb Menghambat Untuk


ol at enzim xanthine menurunkan
xanthine- oksidase sehingga kadar asam urat
oxidase menghambat dalam darah
pembentukan akibat penyakit
asam urat dan asam urat (gout).
juga dapat
menghambat
sintesis purin.

Xanthin Oksidase
adalah enzim
yang
mengkatilisis
konversi
hipoksantin
menjadi xanti
kemudian
menjadi asam
urat.
Vectrin Mukolitik Mengencerkan Mengencerkan
(erdostein dahak yang dahak yang
) terdapat di saluran kental sehingga
pernapasan. mudah
Dengan demikian, dikeluarkan.
dahak dapat lebih
mudah
dikeluarkan saat
batuk. 
Metformi Antidiabet Metformin Mengontrol
n es bekerja diperifer kadar gula darah
golongan pada otot-otot tinggi yang
biguanide. dimana biasanya
memperbaiki diberikan pada
sensitivitas sel pasien diabetes
terhadap insulin. tipe 2.
Glikazide Antidiabet Menurunkan Mengontrol
es kadar gula darah kadar gula darah
golongan dengan cara pada pasien
sulfonylur meningkatkan Diabetes tipe 2.
ea. pelepasan insulin
dari pankreas.

DRPs
No DRP Obat
1 Indikasi tanpa obat Hipertiroid
Hipoglikemik
2 Obat tanpa indikasi Ranitidine
Vectrine
Lasal ekspectoran
3 Overdosis Allupurinol (100-
200mg/hari)
Ranitidine (150mg/hari)
Metformin (500mg/hari)
4 Underdose -
5 Efek samping obat Metformin : sakit
kepala, kleyengan
Glikazide : sakit kepala,
kleyengan
Insulin basal : sakit
kepala, kleyengan
6 Pemilihan obat yang tidak tepat Ceftazidime
Cefotaxime
7 Gagal menerima obat -

PLANNIG
1. Diabetes Melitus Tipe 2 dengan HbA1c sejak awal yaitu 9,2 % maka bisa langsung
diberikan kombinasi 2 macam obat, pasien diberikan obat :
a. Metformin
b. Glikazide
Apabila dengan kombinasi 2 obat tidak tercapai target kendali, maka diberikan
kombinasi 3 macam obat dengan ditambahkan insulin basal (Soelistijo et al.,
2015).

2. Asma hanya diberikan obat ventolin nebulizer yang mengandung zat aktif salbutamol
dan flixotide nebules mengandung zat aktif fluticasone propionate, tidak di berikan
vectrine dan lasal ekspektoran. Dikarenakan pasien tidak menunjukkan adanya gejala
berdahak.
3. Hipertiroid diberikan obat :
 PTU (Propiltiourasil)/Metimazole. PTU bekerja dengan cara menghambat sintesis
hormon tiroid dengan menghambat kompetitif enzim peroksidase dari kelenjar
tiroid. Dosisnya : oral 300-400 mg/hari dalam dosis terbagi setiap 6-8 jam. Pada
pasien dengan hipertiroidisme berat, gonndok yang sangat besar, atau keduanya
dosis awal biasanya 400 mg/hari pasien kadang-kadang membutuhkan 600-900
mg/hari, pemeliharaan 100-500 mg/hari dalam dosis terbagi setiap 8-12 jam. (Wells
BG, Dipiro JT, Dipiro CV, Schwinghammer TL, 2009).
 Iodide. Mekanisme kerjanya yaitu iodida secara akut memblokir pelepasan hormon
tiroid, menghambat biosintesis hormon tiroid dengan mengganggu penggunaan
iodida intrathyroidal dan menurunkan ukuran dan vaskularisasi kelenjar.
 Adrenergik Blockers untuk memperbaiki gejala tirotoksik seperti palpitasi,
kecemasan, tremor dan intoleransi panas. Ex : propanolol dan nadolol secara parsial
memblokir konversi T4 menjadi T3 tetapi kontribusi ini terhadap efek terapeutik
keseluruhan kecil. Dosis awal propanolol yaitu 20-40 mg 4 kali sehari efektif untuk
kebanyakan pasien (detak jantung kurang dari 90 denyut/menit).
 MONITORING
1. Pemeriksaan HbA1c merupakan cara yang digunakan untuk menilai efek perubahan
terapi 8-12 minggu sebelumnya. Untuk melihat hasil terapi dan rencana perubahan
terapi, HbA1c diperiksa setiap 3 bulan, atau tiap bulan pada HbA1c yang sangat tinggi
˃10%. Pada pasien yang telah mencapai sasaran terapi disertai glikemik yang stabil
HbA1c diperiksa paling sedikit 2 kali dalam 1 tahun.
2. Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah tujuannya untuk mengetahui apakah sasaran terapi
telah tercapai, dan untuk melakukan penyesuaian dosis obat, bila belum tercapai
sasaran terapi. Waktu pelaksanaan pemeriksaan glukosa darah :
 Pemeriksaan kadar glukosa darah puasa
 Glukosa 2 jam setelah makan atau
 Glukosa darah pada waktu yang lain secara berkala sesuai dengan kebutuhan.
3. Pemeriksaan tingkat keparahan sesak dengan menggunakan Spirometer. Spirometer ini
alat yang digunakan untuk mengukur ventilasi maksimum yaitu volume seseorang
dalam inspirasi dan ekskresi secara paksa. Dua parameter yang digunakan adalah
Forced Vital Capacity (FVC) dan Forced Expiratory Volume (FEV-1). Pada asma
serangan ringan nilai FEV-1 ˃60%, serangan sedang nilai FEV-1 40-60% dan serangan
berat yaitu 80%.
4. Pemeriksaan asam urat
5. Memperbaiki gaya hidup
6. Penggunaan antibiotik harus dipantau mengenai keefektifan dan keamanan dari terapi
yang sedang dilakukan.
7. Pemantauan kadar T4 dan TSH.
 PERHITUNGAN INSULIN

Diketahui : BB Pasien = 75KG

Ditanyakan : Kebutuhan insulin pasien?

Jawab :

 Kebutuhan Insulin Total = 0,5 x BB (KG)


= 0,5 x 75 kg
= 37,5 unit
 Insulin Prandial = 60% dari insulin total
= 60% x 37,5 unit
= 22,5 unit
- Dosis 3 x makan = 1/3 x insulin prandial
= 1/3 x 22,5
= 7,5 unit
 Insulin Basal = 40% dari insulin total

= 40% x 37,5

= 15 unit

 ANTIBIOTIK YANG DIGUNAKAN UNTUK FOOT ULCER


Salah satu antibiotik yang digunakan yaitu Klindamisin dengan dosis sebesar 300 – 450
mg 4 kali sehari(Damir, 2011).
(Kwon & Armstrong, 2018)

 PENATALAKSANAAN FOOT ULCER


1. Tidak boleh berjalan tanpa alas kaki, termasuk di pasir dan di air.
2. Periksa kaki setiap hari, dan dilaporkan pada dokter apabila kulit terkelupas, kemerahan
atau luka.
3. Periksa alas kaki dari benda asing sebelum memakainya.
4. Selalu menjaga kaki dalam keadaan bersih, tidak basah, dan mengoleskan krim
pelembab pada kulit kaki yang kering.
5. Potong kuku secara teratur.
6. Keringkan kaki dan sela-sela jari kaki secara teratur setelah dari kamar mandi.
7. Gunakan kaos kaki dari bahan katun yang tidak menyebabkan lipatan pada ujung-ujung
jari kaki.
8. Kalau ada kalus atau mata ikan, tipiskan secara teratur.
9. Jika sudah ada kelainan bentuk kaki, gunakan alas kaki yang dibuat khusus.
10. Sepatu tidak boleh terlalu sempit atau longgar, jangan gunakan hak tinggi.
11. Hindari penggunaan bantal dan botol berisi air panas/batu untuk menghangatkan kaki.
 PENATALAKSANAAN HIPOGLIKEMIK
Pengobatan pada hipoglikemia ringan :
1. Pemberian konsumsi makanan tinggi glukosa (karbohidrat sederhana).
2. Glukosa murni pilihan utama, namun bentuk karbohidrat lain yang berisi glukosa juga
efektif untuk menaikkan glukosa.
3. Makanan yang mengandung lemak dapat meningkatkan respon kenaikan darah.
4. Glukosa 15 - 20 g (2 – 3 sendok makan gula pasir) yang dilarutkan dalam udara adalah
terapi pilihan pada pasien dengan hipoglikemia yang masih sadar.
5. Pemeriksaan glukosa darah dengan glukometer harus dilakukan setelah 15 menit
pemberian upaya terapi. Jika pada pemantauan gula darah pengobatan hipoglikemia
masih tetap ada, pengobatan dapat diulang kembali 15 menit setelah.
6. Jika hasil pemeriksaan darah kadarnya sudah mencapai normal, pasien untuk makan
atau mengkonsumsi camilan hipoglikemiauntuk mencegah pencegahannya.
Pengobatan pada hipoglikemia berat :
1. Hentikan obat obat antidiabetes, jika hentikan menggunakan insulin, maka perlu
dilakukan dosis.
2. Jika didapat neuroglikopenia, terapi parenteral diperlukan berupa pemberian dekstrosa
10% sebanyak 150 ml dalam 15 menit, atau dekstrosa 40% sebanyak 25 ml (bati - hati
risiko terjadinya ekstravasasi).
3. Periksa glukosa tiap 15-30 menit setelah mempersembahkan iv tersebut dengan target
70 mg / dl. Bila target belum tercapai maka prosedur dapat diulang.
4. Jika darah sudah mencapai target, maka pemeliharaannya diberikan kecepatan 100 ml /
jam (hati dengan hati pada pasien dengan dekstrosa 10% dengan kecepatan 100 ml/jam
(hati-hati dengan gangguan ginjal dan janung) hingga pasien mampu untuk makan.
5. Pemberian glukagon 1 mg intramuskular dapat diberikan sebagai alternatif lain terapi
hipoglikemik (hati-hati terhadap pasien malnutrisi kronik, penyalahgunaan alkohol, dan
penyakit hati berat).
6. Lakukan evaluasi terhadap pemicu hipoglikemik

Anda mungkin juga menyukai