Anda di halaman 1dari 15

BAB V STRUKTUR KOMPOSIT

5.1. Pengertian Umum


Pada dasarnya struktur rangka dapat dibagi menjadi tiga bagian yang masing-masing
memiliki ciri tersendiri, yaitu :
1. Struktur rangka batang (truss)
2. Struktur balok (beam)
3. Struktur rangka kaku (rigid frame)
Pada struktur rangka batang, masing-masing batang akan mengalami gaya aksial
berupa gaya tarik maupun gaya tekan.
Pada struktur balok, di setiap bagian sepanjang bentang akan mengalami gaya geser dan
momen lentur.
Sedangkan pada struktur rangka kaku, pada setiap bagiannya dapat mengalami gaya
aksial, gaya geser dan momen lentur.

Bila ditinjau dari elemen struktur, maka dapat juga dibedakan menjadi tiga jenis
elemen struktur, yaitu :
1. Elemen Batang, yaitu elemen struktur yang hanya mampu dibebani gaya aksial
2. Elemen Balok, yaitu elemen struktur yang mampu dibebani beban geser dan momen
lentur.
3. Elemen Gabungan , yaitu elemen struktur yang mampu dibebani gabungan beban
aksial dan momen lentur (elemen gabungan balok dan rangka batang).

Apabila struktur rangka terdiri lebih dari satu jenis elemen struktur maka struktur
tersebut disebut STRUKTUR KOMPOSIT.

Gambar berikut menunjukkan jenis struktur komposit dimana :


Gambar a : Struktur komposit yang terdiri dari 1 elemen batang dan 1 elemen balok
Gambar b : Struktur komposit yang terdiri dari 1 elemen batang dan 1 elemen
gabungan
Gambar c : Struktur komposit yang terdiri dari 1 elemen batang dan 3 elemen
gabungan.

Analisis Struktur II 58
C
D

D
B A B
A
C
P
(a)
(b)

P
C D

A
B
(c)

Gambar 5.1. Tipikal Struktur Komposit

Pada elemen batang dalam struktur komposit, yang ditinjau biasanya deformasi aksial,
sedangkan pada elemen gabungan, tergantung dari jenis analisisnya apakah meninjau
seluruh deformasi aksial atau ada yang dibaikan.

5.2. Metode Gaya (Force Method) pada Struktur Komposit


Bila ditinjau dari sifatnya maka struktur komposit termasuk dalam kategori struktur
statis tak tentu. Sebagaimana analisis yang dilakukan pada struktur statis tak tentu yang
menggunakan persamaan syarat batas, maka pada analisis struktur komposit yang
menjadi pertimbangan adalah :
- Menentukan kelebihan (redundant).
- Membuat persamaan syarat batas, yang menunjukkan sifat fisik struktur
komposit tersebut.

Analisis Struktur II 59
5.2.1. Struktur Komposit Gabungan Elemen Batang dan Elemen Balok.

P P
E
A
B C D

L L L L

Gambar 5.1 Struktur Komposit Gabungan Elemen Batang dan Elemen Balok

Pada gambar 5.1 ditunjukkan balok sederhana (AE) 2 tumpuan yang digabungkan
dengan elemen batang (kabel) CD. Struktur ini termasuk dalam statis tak tentu dengan
kelebihan yang dapat kita tentukan sendiri.
Misalnya kelebihan (redundant) nya berupa elemen kabel CD, maka untuk
menganalisisnya kita dapat mnenggunakan metode gaya :

D D
T 0

P T P P 0 P

E E
A A
B C D C1

(a) (b)

T
1
C2
E E
A A
CC
(c)
(d)

Gambar 5.2 Analisis Struktur Komposit Gabungan Elemen Batang dan Elemen Balok

 Akibat Kondisi 1 : Akibat Beban Luar

dx F .u C .L
 C1   M .mC  (5.1)
AE
EI EA

dimana :

C1 : Defleksi pada titik C akibat kondisi 1 yang disebabkan oleh beban luar

M : Momen sepanjang balok akibat beban luar (Nm)

mc : Momen sepanjang balok beban satuan pada titik C

Analisis Struktur II 60
F : Gaya batang CD akibat beban luar (N)

uC : Gaya batang CD akibat beban satuan pada titik C

L : Panjang batang CD (m)

E : Modulus elastisitas (N/mm2)

I : Inersia Penampang Balok (mm4)

A : Luas penampang batang (mm2)

 Akibat Kondisi 2 : Akibat Gaya Kelebihan (T)

C 2 = T. CC (5.2)

dx u 2 .L
dan  CC   mC
2
 C (5.3)
AE EI EA

dimana :

C 2 : Defleksi pada titik C akibat kondisi 2 yang disebabkan gaya kelebihan T

CC : Defleksi pada titik C akibat beban satuan pada titik C

T : Gaya Kelebihan (kN)

 Syarat Batas

Berdasarkan syarat batas pada struktur komposit ini bahwa tidak akan perubahan
panjang pada batang CD atau lendutan pada tiik C, sehingga syarat batas yang dapat
digunakan

C = 0 (5.4)

Untuk memenuhi syarat batas tersebut maka defleksi yang diakibatkan oleh kondisi
1 (ΔC1) yang berlawanan kondisi 2 (ΔC2) harus bernilai SAMA :

C1 = C2 (5.5)

Sehingga berdasarkan persamaan (5.5) dapat ditentukan gaya kelebihan T:

Analisis Struktur II 61
 Gaya Batang atau reaksi struktur Komposit.

Gaya Batang Statis Tak Tentu, rumus umumnya :

F’ = F – T. uC (5.6)

Dimana :

F’ : Gaya Batang / Reaksi Struktur Komposit

F : Gaya Batang / Reaksi Struktur terlepas (statis tertenrtu)

Prosedur yang harus digunakan pada contoh diatas adalah :

1. Buat analisis gambar seperti diatas, yaitu :

 Gambar a : Kabel CD diibaratkan sebagai batang tarik (pasang sepasang gaya


tarik)

 Gambar b : Ubah struktur menjadi statis tertentu dengan memotong gaya


batang kelebihan CD (sehingga batang menjadi terpotong dan bernilai 0) dengan
kondisi beban luar terpasang. Gambarkan juga kemungkinan defleksi yang
bakal terjadi (asumsi), ΔC1 (lendutan ke bawah atau batang memanjang)

 Gambar c : Struktur statis tertentu, buang semua beban luar, pasang gaya
kelebihan T sebagai batang tarik dengan arah yang dapat menyebabkan ΔC2
berlawanan dengan arah defleksi ΔC1 . (lendutan ke atas atau batang memendek)

 Gambar d : Struktur statis tertentu seperti gambar c, ganti gaya kelebihan T


dengan beban satuan yang arahnya yang berlawanan sehingga menyebabkan δCC
berlawanan dengan arah defleksi ΔC2 .

Catatan : Buat arah beban satuan searah dengan pemisalan defleksi akibat beban
luar ΔC1.

2. Hitung Momen akibat beban luar (M) dengan menggunakan gambar (b)

3. Hitung Momen akibat beban satuan (mC) dengan menggunakan gambar (d)

4. Gaya batang CD akibat beban luar (F) = T

5. Gaya batang CD akibat beban satuan (uC) = 1.

6. Hitung Pers (5.1) , (5.3) dan (5.2)

Analisis Struktur II 62
7. Hitung gaya kelebihan T dengan persamaan syarat batas , pers. (5.5)

8. Hitung semua reaksi pada balok pada struktur komposit tersebut dengan persamaan
(5.6).

Latihan 5.1.
Hitung berapa besar reaksi dan gaya batang yang ada pada struktur komposit berikut !

EA L
q

E
A
C EI D

L/3 2L/3

Analisis Struktur II 63
5.2.2. Struktur Komposit Gabungan Elemen Batang dan Elemen Gabungan.

EA
Lm

B
A C
EI
P kN

Lm Lm

Gambar 5.3 Struktur Komposit Gabungan Elemen Batang dan Elemen Gabungan

Pada gambar 5.3 ditunjukkan balok kantilever (AC) sebagai elemen gabungan yang
digabungkan dengan elemen batang (kabel) AD. Struktur ini termasuk dalam statis tak
tentu dengan kelebihan yang dapat kita tentukan sendiri.
Misalnya kelebihan (redundant) nya berupa elemen kabel AD, maka untuk
menganalisisnya kita dapat mnenggunakan metode gaya :

D
T

EA
Lm T
T A2H2V

 B 
A C A C
EI
P kN
(c)
Lm Lm
(a) T sin 
D
0
T cos 
A C

0
(d)

 B 1 A
A C C

P kN AAHAAV
1
A1HV (b) (e)

Gambar 5.4 Analisis Struktur Komposit Gabungan Elemen Batang dan Elemen
Gabungan

Analisis Struktur II 64
 Akibat Kondisi 1 : Akibat Beban Luar

dx F .u AH .L
HA1   M .m A
H
 (5.7)
AC
EI EA

dx F .u VA .L
VA1   M .m A
V
 (5.8)
AC EI EA

dimana :

A1H : Defleksi pada titik A arah horisontal akibat kondisi 1 yang disebabkan oleh
beban luar (mm)

A1V : Defleksi pada titik A arah vertikal akibat kondisi 1 yang disebabkan oleh
beban luar (mm)

M : Momen sepanjang balok akibat beban luar (Nm)

MAH : Momen sepanjang balok beban satuan arah horisontal pada titik A

MAV : Momen sepanjang balok beban satuan arah vertikal pada titik A

F : Gaya batang AD akibat beban luar (N)

UAH : Gaya batang AD akibat beban satuan arah horisontal pada titik A

uAV : Gaya batang AD akibat beban satuan arah vertikal pada titik A

L : Panjang batang AD (m)

E : Modulus elastisitas (N/mm2)

I : Inersia Penampang Balok (mm4)

A : Luas penampang batang (mm2)

 Akibat Kondisi 2 : Akibat Gaya Kelebihan (T)

A 2 = T. AA (5.9)

Karena gaya kelebihan T diurai ke arah koordinat x dan y maka persamaan (5.9)
dapat ditulis menjadi :

A 2H = T cos . AAH (5.10)

A 2V = T sin . AAV (5.11)

Analisis Struktur II 65
2
dx u H .L
 H
AA  m
H2
A  A (5.12)
AC EI EA

2
dx u V .L
 V
AA  m
V2
A  A (5.13)
AC EI EA

dimana :

A 2H : Defleksi pada titik A arah horisontal akibat kondisi 2 yang disebabkan


gaya kelebihan T (mm)

A 2V : Defleksi pada titik A arah vertikal akibat kondisi 2 yang disebabkan gaya
kelebihan T (mm)

AAH : Defleksi pada titik A akibat beban satuan arah horisontal pada titik A

AAV : Defleksi pada titik A akibat beban satuan arah vertikal pada titik A

T : Gaya Kelebihan (N)

 Syarat Batas

Berdasarkan syarat batas pada struktur komposit ini bahwa tidak akan perubahan
panjang pada batang AD atau lendutan pada titik A, sehingga syarat batas yang
dapat digunakan

A = 0 (5.14)

Untuk memenuhi syarat batas tersebut maka defleksi yang diakibatkan oleh
kondisi 1 (ΔA1) yang berlawanan kondisi 2 (ΔA2) harus bernilai SAMA :

A1 = A2 (5.15)

Persamaan (5.15) adalah syarat batas pada arah batang AD (T), sehingga defleksi
yang tadi diurai ke arah x dan y dikembalikan lagi menjadi ke arah batang AD.

 Gaya Batang atau reaksi struktur Komposit.

Gaya Batang Statis Tak Tentu, rumus umumnya :

F’ = F – T. uA (5.17)

Analisis Struktur II 66
Dimana :

F’ : Gaya Batang / Reaksi Struktur Komposit

F : Gaya Batang / Reaksi Struktur terlepas (statis tertenrtu)

Prosedur yang harus digunakan pada contoh diatas adalah :

1. Buat analisis gambar seperti diatas, yaitu :

 Gambar a : Kabel AD diibaratkan sebagai batang tarik (pasang sepasang gaya


tarik)

 Gambar b : Ubah struktur menjadi statis tertentu dengan memotong gaya


batang kelebihan AD (sehingga batang menjadi terpotong dan bernilai 0)
dengan kondisi beban luar terpasang. Gambarkan juga kemungkinan defleksi
yang bakal terjadi , asumsi :

- ΔA1H (lendutan ke kiri atau batang memanjang)

- ΔA1V (lendutan ke bawah atau batang memanjang)

 Gambar c : Struktur statis tertentu, buang semua beban luar, pasang gaya
kelebihan T sebagai batang tarik dengan arah yang dapat menyebabkan ΔA2
berlawanan dengan arah defleksi ΔA1 . (lendutan ke atas atau batang memendek)

Dimana penguraian ΔA2 menjadi :

- ΔA2H (lendutan ke kanan atau batang memendek)

- ΔA2V (lendutan ke atas atau batang memendek)

 Gambar d : Untuk memudahkan perhitungan, gaya T diurai pada arah x dan y


menjadi T cos  dan T sin  .

 Gambar e : Struktur statis tertentu seperti gambar d, ganti gaya kelebihan T


cos  dan T sin  dengan beban satuan yang arahnya yang berlawanan
sehingga menyebabkan δAAH dan δAAV .

Catatan : Buat arah beban satuan searah dengan pemisalan defleksi akibat beban
luar ΔA1H dan ΔA1H.

2. Hitung Momen akibat beban luar (M) dengan menggunakan gambar (b)

Analisis Struktur II 67
3. Hitung Momen akibat beban satuan (mAH dan mAV) dengan menggunakan gambar
(e)

4. Gaya batang AD akibat beban luar (F) = T

5. Gaya batang AD akibat beban satuan (uCH dan uCV) = 1

6. Hitung Pers (5.7) , (5.8), (5.12), (5.13), (5.10) dan (5.11)

7. Hitung gaya kelebihan T dengan persamaan syarat batas , pers. (5.15) dan (5.16)

8. Hitung semua reaksi pada balok pada struktur komposit tersebut dengan persamaan
(5.17).

Latihan 5.2
Hitung berapa besar reaksi dan gaya batang yang ada pada struktur komposit pada
gambar 5.4 diatas !

Analisis Struktur II 68
5.2.3. Struktur Komposit Gabungan Rangka batang dan Elemen Balok.

qN

B
A


2L m
Lm
 
D
 
C

Gambar 5.5 Struktur Komposit Gabungan Rangka batang dan Elemen Balok

Gambar diatas menunjukkan gabungan Rangka batang ABD dan elemen balok AB,
untuk menyelesaikan struktur komposit ini anggap BD sebagai kelebihan.
qN

B
A A
BD2
 
T B
2L m
T
 T T
 

 
D  
D
C C

(a) (c)

qN

B 
A A BD-BD
BD1
1
B
0

1
0
D D
   
C C

(b) (d)

Akibat Kondisi 1 : Akibat Beban Luar


dx F .u BD .L
 BD   M .m BD  (5.18)
AB
EI EA

dimana :

BD : Defleksi pada arah BD akibat kondisi 1 yang disebabkan oleh beban luar
(mm)

Analisis Struktur II 69
M : Momen sepanjang balok AB akibat beban luar (Nm)

mBD : Momen sepanjang balok beban satuan arah BD pada titik B

F : Gaya batang pada rangka batang BCD akibat beban luar (N)

UBD : Gaya batang pada rangka batang BCD akibat beban satuan arah BD

L : Panjang batang pada rangka batang BCD (m)

E : Modulus elastisitas (N/mm2)

I : Inersia Penampang Balok (mm4)

A : Luas penampang batang (mm2)

 Akibat Kondisi 2 : Akibat Gaya Kelebihan (T)

BD2 = T. BD-BD (5.19)

dx u 2 .L
 BD  BD   m BD
2
  BD (5.20)
AB EI EA

dimana :

BD2 : Defleksi pada titik A arah horisontal akibat kondisi 2 yang disebabkan
gaya kelebihan T (mm)

BD-BD : Defleksi pada titik B akibat beban satuan arah horisontal pada titik B

T : Gaya Kelebihan (N)

 Syarat Batas

Berdasarkan syarat batas pada struktur komposit ini bahwa tidak akan perubahan
panjang pada batang AD atau lendutan pada titik A, sehingga syarat batas yang
dapat digunakan

BD = 0 (5.21)

Untuk memenuhi syarat batas tersebut maka defleksi yang diakibatkan oleh
SEMUA KONDISI harus bernilai SAMA :

BD1 = BD2 (5.22)

Analisis Struktur II 70
 Gaya Batang atau reaksi struktur Komposit.

Gaya Batang Statis Tak Tentu, rumus umumnya :

F’ = F – T. uBD (5.23)

Dimana :

F’ : Gaya Batang / Reaksi Struktur Komposit

F : Gaya Batang / Reaksi Struktur terlepas (statis tertenrtu)

Prosedur yang harus digunakan pada contoh diatas adalah :

1. Buat analisis gambar seperti diatas, yaitu :

 Gambar a : Kabel BD diibaratkan sebagai batang tarik (pasang sepasang gaya


tarik)

 Gambar b : Ubah struktur menjadi statis tertentu dengan memotong gaya


batang kelebihan BD (sehingga batang menjadi terpotong dan bernilai 0) dengan
kondisi beban luar terpasang. Gambarkan juga kemungkinan defleksi yang
bakal terjadi , asumsi :

- ΔBD1 (lendutan ke arah BD ke bawah, batang BD memendek)

 Gambar c : Struktur statis tertentu, buang semua beban luar, pasang gaya
kelebihan T sebagai batang tarik dengan arah yang dapat menyebabkan

- ΔBD2 (lendutan ke arah BD ke bawah, batang BD memendek)

 Gambar d : Struktur statis tertentu seperti gambar c, ganti gaya kelebihan T


dengan beban satuan yang arahnya yang SEARAH sehingga menyebabkan δBD .

Catatan : Buat arah beban satuan searah dengan pemisalan defleksi akibat beban
luar ΔBD1 .

2. Hitung Momen sepanjang balok AB akibat beban luar (M) dengan menggunakan
gambar (b)

Analisis Struktur II 71
3. Hitung Momen sepanjang balok AB akibat beban satuan (mBD) dengan
menggunakan gambar (d)

4. Hitung gaya batang BC dan BD akibat beban luar (F).

5. Hitung Gaya batang BC dan BD akibat beban satuan (uBD)

6. Hitung Pers (5.18) , (5.20), dan (5.19)

7. Hitung gaya kelebihan T dengan persamaan syarat batas , pers. (5.22)

8. Hitung semua reaksi pada balok pada struktur komposit tersebut dengan persamaan
(5.23).

Latihan 5.3
Hitung berapa besar reaksi dan gaya batang yang ada pada struktur komposit I gambar
5.5 !

Analisis Struktur II 72

Anda mungkin juga menyukai