Anda di halaman 1dari 4

Nama : Ansyar Fakhruddin

NIM : 17410080
Kelas : Psikologi Abnormal

BAB I
Apa itu perilaku abnormal?
1.1 Definisi istilah gangguan psikologis.
Gangguan psikologis adalah pola perilaku abnormal yang berhubungan dengan distres
personal atau gangguan fungsi dasar atau perilaku seseorang.
1.2 Identifikasi kriteria perilaku abnormal oleh ahli kesehatan mental.
Psikolog memandang suatu perilaku dikatakan abnormal apabila:
a.) Tidak umum atau secara statistik jarang ditemukan.
b.) Tidak diterima sosial atau melanggar norma sosial.
c.) Dipenuhi kesalahan persepsi dan interpretasi mengenai realitas
d.) Dapat dihubungkan dengan kondisi distres personal yang parah.
e.) maladaptif atau self-defeating, serta (f) berbahaya.
1.3 Mendeskripsikan basis budaya dari perilaku abnormal
Perilaku yang dianggap normal dalam sebuah kebudayaan mungkin dianggap
abnormal di kebudayaan lain. Konsep sehat dan sakit pun berbeda di berbagai budaya.
Juga pola perilaku abnormal memiliki bentuk yang berbeda dikebudayaan yang
berbeda. Selain itu, pandangan masyarakat atau model yang menjelaskan perilaku
abnormal berbeda di kebudayaan yang berbeda pula. Oleh sebab itu dapat kami
simpulkan bahwa perbedaan budaya, keyakinan, tradisi dan pengetahuan ilmu
mengenai berbagai budaya dapat menjadi faktor persepsi orang lain menilai sebagai
perilaku yang abnormal.

BAB II
2.1 Perspektif biologis
Perspektif ini berkembang dan terinspirasi oleh pemikiran para ilmuwan pada
zaman Hippocrates, berfokus pada dasar-dasar biologi salam perilaku abnormal dan
menggunakan pendekatan berbasis biologi seoerti terapi obatt untuk penanganan
gangguan psikologis. para penganut modell medis pecaya bahwa perilaku abormal
mewakili gejala suatu gangguan atau penyakit , yang umumnya disebut penyakit
mental, dan memiliki penyebab bilogis yang mendasarinya. Membicarakan tentang
perspektif biologis maka tidak lepas hubungannya dengan saraf, terutama fungsi saraf
yang dapat memengaruhi perkembangan perilaku abnormal, oleh karena itu sistem
saraf dapat dibagi menjadi enam bagian :
1. neuron : sel saraf yang mengantarkan sinyal atau “pesan” ke seluruh
tubuh.
2. Dendrit : memiliki fungsi menerima pesan dan sel saraf yang
bersebelahan dan meneruskannya ke inti sel
3. akson : berfungsi seperti belalai, dapat memperpanjang ukurang jika
diperlukan dalam proses pengiriman pesan antar sel saraf dari ujung kaki
hingga sumsum tulang belakang.
4. selubung mielin: lapisan penyekat yang membantu mempercepat tranmisi
impus saraf
5. neurotransmitter : menginduksikan perubahan kimia diujung sel saraf
penerima
6. Sinaps : Celah kecil pemisah diantara sel saraf pengirim dan sel saraf
penerima.
Faktor biologis seperti gangguan fungsi neurotransmitter pada otak, keturunan,
dan abnormalitas otak yang mendasar berimplikasi pada perkembangan perlaku
abnormal, akan tetapi biologi bukan lah hal yang bisa mendikte perilaku yang di
hasilkan.
2.2 Perspektif psikologis
Pendekatan ini berfokus pada sumber psikologis dari perilaku abnormal dan teori
yang paling banyak digunakan adalah hasil pemikiran seorang dokter asal Austria,
Sigmund Freud, seiring berjalannya waktu model psikologis semakin berkembang
seperti pendekatan behavioristik, humanistik, dan pendekatan kognitif.
Model Psikodinamika
Teori Psikodinamika terbentuk dari kumpulan penelitian Sigmund Freud dan
rekan rekannya. Teori Psikoanalisis Freud berasal dari kepercayaan bahwa dasar dari
masalh psikologis manusia melibatkan dorongan dan konflik tak sadar yang asal mula
penyebabnya dapat ditarik kembali hingga masa kecil seseorang. Menurut Freud,
dorongan dan konflik alam bawah sadar berkisar diantara naluri primitif (naluri
seksual dan agresi) dan kebutuhan untuk menjaga impuls primitif ini muncul ke taraf
kesadaran. Menurut para penganut teori Freud, pola perilaku abnormal muncul
merepresentasikan “gejala” perjuangan tiada akhir yang terjadi di alam bawah sadar
seseorang.
2.3 Perspekif Sosiokultural
Teoritikus sosiokultural memperluar perspektif kita terhadap perilaku abnormal
dengan memperhitungkan faktor faktor sosiokultural, yang berhubungan dengan
perkembangan gangguan psikologis, termasuk peran kelas sosial, etnisitas, dan
paparan terhadap kemiskinan dan rasisme. Teoritikus sosiokultural memfokuskan
perhatian pada peran stresor sosial pada perilaku abnormal.
2.4 Perspektif Biopsikososial
Perspektif ini mencari pemahaman akan perilaku abnormal berdasarkan interaksi
faktor biologis, psikologis, dan sosiokultural. contohnya yang paling dikenal adalah
model diatesis stres, yang berpendapat bahwa seseorang mungkin memiliki
predisposisi atau diatesis untuk gangguan tertentu, tetapi apakah gangguan tersebut
akan berkembang atau tidak tergantung pada interaksi diatesis dengan pengalaman
hidup yang memicu stres. walaupun model biopsikososial telah muncul sebagai model
konseptual terkemuka, tetapi kompleksitasnya kemungkinan juga menjadi kelemahan
terbesarnya.
2.5 Metode Penanganan
Dalam penangananya terdapat enam metode penanganan, antara lain yaitu:
1. Psikoterapi : psikoterapi atau biasanya disebut terapi percakapan,
merupakan bentuk penanganan terstruktur yang didasarkan pada kerangka kerja
psikologis dan terdiri dari satu atau lebih perturakan verball antara klien dan
terapis.
2. terapi perilaku : fokus pada terapi perilaku yaitu mengubah perilaku, terapi
ini biasanya berlangsung mulai dari beberapa minggu hingga beberapa bulan.
Terapi ini mencoba mengembangkan hubungan teraupetik yang hangat dengan
klien , tetapi mereka percaya bahwa keampuhan terapi perilaku berasal dari
teknik yang didasarkan pada pembelajaran alih-alih dari sifat hubungan
teraupetik.
3. Terapi Humanistik : fokus pada proses alam bawah sadar klien, seperti konflik
internal . sebaliknya, terapis humanistik fokus pada pengalaman klien yang
subjektif dan didasari.
4. Terapi Kognitif : fokus untuk membantu kline mengidentifikasi dan
mengoreksi kesalahan pikir, kepercayaan yang terdistorsi, dan perilaku self-
defeating yang menimbulkan atau berperan dalam kemunculan masalah
emosional
5. Terapi Elektik : menggabungkan prinsip dan teknik dari beberapa orientasi
terapeutik yang mereka percaya dapat memberkan hasil terbaik dalam menangani
pasien tertentu, Terapi elektik atau integratif mungkin menggunakan teknik terapi
perilaku untuk membantu klien mengubah perilaku maladiptif tertentu.
6. Terapi kelompok, keluarga dan pasangan.
Adapun dalam metode penangannya terdapat beberapa jenis-jenis ahli kesehatan
mental yaitu:
1. Psikologi Klinis
2. Psikologi Konseling
3. Psikiater
4. Pekerja Sosial Klinis
5. Psikoanalisis
6. konselor
7. perawat psikiatris

Anda mungkin juga menyukai