1. Pembelajaran kooperatif
Menurut H.Karli dan Yuliariatiningsih, M.S. (2002), menyatakan bahwa metode pembelajaran
kooperatif adalah suatu strategi belajar mengajar yang menekankan pada sikap atau perilaku
bersama dalam bekerja atau membantu diantara sesama dalam struktur kerja sama yang teratur
dalam kelompok, yang terdiri atas dua orang atau lebih.
Ada beberapa hal yang harus dipenuhi dalam pembelajaran kooperatif agar lebih terjamin para
siswa bekerja secara kooperatif, yaitu sebagai berikut.
a. Para siswa yang tergabung dalam suatu kelompok harus merasa bahwa mereka adalah bagian dari
sebuah tim, dan mempunyai tujuan bersama yang harus di capai.
b. Para siswa tergabung dalam suatu kelompok dan harus merasa bahwa masalah yang mereka
hadapi adalah masalah kelompok dan berhasil tidaknya kelompok itu menjadi tanggung jawab
bersama oleh seluruh anggota kelompok
c. Untuk mencapai hasil yang maksimum, para siswa yang tergabung dalam kelompok itu harus
berbicara satu sama lain dalam mendiskusikan masalah yang dihadapi.
a. Siswa dalam kelompoknya harus beranggapan bahwa mereka sehidup sepenanggungan bersama
b. Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya, seperti miliknya sendiri
c. Siswa harus melihat bahwa semua anggota di dalam kelompoknya memiliki tujuan yang sama
d. Siswa harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara kelompoknya
e. Siswa akan dikenakan evaluasi atau diberikan hadiah atau penghargaan yang juga akan dikenakan
untuk semua anggota kelompok
f. Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama
selama proses belajarnya
g. Siswa akan diminta untuk mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani
dalam kelompok kooperatif.
Strategi belajar mengajar (SBM) dalam pelaksanaannya menggunakan satu atau beberapa metode
mengajar yang merupakan alat dan cara untuk melaksanakan strategi belajar mengajar.
Dalam kegiatan internasional, seorang guru dapat memilih suatu strategi belajar mengajar secara
lebih tepat serta menggunakannya secara efektif.
e. Tujuan belajar
f. Model internasional
b. Model pemrosesan
c. Model personal
d. Model perilaku
b. Komponen penyajian, yaitu komponen kegiatan instruksional yang terdiri atas kegiatan
membantu mengolah informasi, menggali informasi dari ingatan, dan mendampingi siswa selama
memberikan pelatihan.
c. Komponen penutup, pada komponen ini guru secara tetap memberikan atau menerapkan urutan
kegiatan tes formatif dan umpan balik, dilanjutkan dengan kegiatan tindak lanjut berupa petunjuk
dari guru tentang hal-hal yang harus dilakukan siswa sehubungan dengan hasil kemajuan (prestasi
belajarnya).
Desain sistem instruksional adalah sebuah teknologi yang menawarkan cara berpikir sistem untuk
membangun sebuah proses,produk, dan sistem yang sesuai dengan tingkat yang ada di lapangan.
Sebuah penyelenggara sistem tidak serta merta bergulir begitu saja tanpa sebuah desain. Penulis
menganalogikan dengan beberapa contoh, sebuah mesin mobil dirakit dalam manufaktur dan lain-
lain. Pada hakikatnya, semua desain sistem instruksional adalah sebuah teknologi pendidikan yang
menjadikan sebuah produk memiliki nilai lebih.
ADDIE adalah singkatan dari analyze, design, development, implementation, dan evolution. ADDIE
sudah diakui dunia internasional di dalam teknologi pendidikan s3bgai sebuah kerangka berpikir
sistemik yang baik. ADDIE merupakan desain sistem instruksional yang sudah sering dipakai untuk
menyusun berbagai sistem, baik sistem formal maupun non formal. Meskipun ADDIE pada
hakikatnya digunakan untuk menyusun sebuah pembelajaran atau instruksional yang baik untuk
para siswa, ia dimungkinkan pula untuk digunakan didalam menyusun sebuah sistem kesiswaan di
SDIT Nur hikmah Islamic full day school.
1. Siapakah siswa-siswa yang ada di dalam SDIT Nur Hikmah, dan bagaimana karakter mereka?
Dalam fase design, tujuan diutarakan, instrumen penilaian disusun, pemilihan reward and
punishment yang sesuai dicantumkan. Pada beberapa level tertentu, baik pelanggaran maupun
prestasi akan mendapatkan ganjaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
Dalam fase development, pemikiran yang sudah disusun sebelumnya diciptakan dalam bentuk
nyata.
Dalam fase implementation, prosedur untuk pelatihan bagi guru juga diadakan. Pelatihan ini
ditunjukkan untuk memberi kesamaan persepsi atas peraturan yang telah dibuat sebelumnya.
Dalam fase evaluation, seluruh aktivitas penyelenggaraan sistem kesiswaan SDIT Nur Hikmah
dievaluasi. Evaluasi dilaksanakan bersama-sama dengan pihak yang terkait, baik langsung maupun
tidak langsung.
Semua fase ADDIE akan melibatkan komponen yang dibutuhkan. Dalam beberapa proses, ADDIE
membutuhkan struktur yang lebih tinggi, seperti koordinator jenjang yang sudah dimiliki oleh SDIT
Nur hikmah.
DSI-PK adalah gambaran proses rancangan sistematis tentang pengembangan pembelajaran, baik
mengenai proses maupun bahan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dalam upaya
pencapaian kompetensi.
Kunci DSI-PK adalah kreativitas guru, dan memiliki tiga tahap yang sangat penting, yaitu:
1. Analisis kebutuhan
2. Pengembangan