Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH SEMINAR BIOLOGI

GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN


BIOLOGI

Disusun Oleh :

A. Isdalia Sari (1814041043)

Jurusan Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Makassar
2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................ i

KATA PENGANTAR............................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 1

A. Latar belakang.............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................... 1
C. Tujuan........................................................................................... 1
D. Manfaat......................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................ 3

A. Pengertian Gaya Belajar............................................................... 3


B. Macam-Macam Gaya Belajar....................................................... 4
1. Gaya Belajar Visual............................................................... 4
2. Gaya Belajar Auditori............................................................ 6
3. Gaya Belajar Kinestetik......................................................... 8
C. Indicator gaya belajar
D. Pentingnya mengetahui gaya belajar siswa

BAB III PENUTUP................................................................................ 13

3.1 Kesimpulan......................................................................................... 13

3.2 Saran.................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA iii


KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT karena dengan hidayah
nyalah sehingga kita dapat menyelesaikan makalh ini, tak lupa pual salawat dan
salam kita panjatkan kepada junjungan nabi besar Muhammad SAW yang
memberi penerangan bagi umat manusia.
Penulisan makalah ini, dimasudkan sebagai salah satu tugas individu pada
mata kuliah seminar biologi dijurusan biologi Universitas Negeri Makassar.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, dengan kata
lain masih banyak kekurangan baik dari segi penulisan maupun penyajian materi .
oleh karewna itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca guna
perbaikan makalah ini kedepannya.
Dalam menyelesaikan makalah ini, tak lupa pula kami ucapkan terimah
kasih kepada berbagai pihak atas bantuannya dalam penyusunan makalah ini
Karena makalah ini dapat terselesaikan tepat waktunya.
Dan kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca
dan penulis khususnya. Amin

Makassar, 13 April 2021

Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan


suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa mampu mengembangkan
potensi dirinya, sehingga output yang dihasilkan bukan hanya cerdas secara ilmu
pengetahuan tetapi lebih dari itu mereka mempunyai potensi diri yang dapat
dikembangkan sebagai bekal untuk mendapatkan kehidupan yang layak.
Pendidikan sangat penting bagi suatu bangsa, tanpa adanya pendidikan maka
bangsa tersebut akan tertinggal dari bangsa lain. Seperti halnya bangsa Indonesia,
pendidikan merupakan salah satu upaya yang dibutuhkan untuk mengejar
ketertinggalan dari bangsa lain. Pendidikan di Indonesia harus segera diperbaiki
agar mampu melahirkan generasi yang memiliki keunggulan dalam berbagai
bidang supaya bangsa Indonesia dapat bersaing dengan bangsa lain agar tidak
semakin tertinggal karena arus global yang berjalan cepat. Masa depan suatu
bangsa sangat tergantung pada mutu sumber daya manusianya dan kemampuan
peserta didiknya untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal tersebut
dapat kita wujudkan melalui pendidikan dalam keluarga, pendidikan dalam
masyarakat maupun pendidikan dalam sekolah.

Di dalam mengikuti proses pembelajaran, setiap siswa memiliki gaya


belajar yang berbeda-beda antara siswa yang satu dengan yang lainnya.
Pendidik dalam mengajar harus memperhatikan gaya belajar siswa setiap .
Ini dikarenakan dalam setiap mengajar efektifitasnya akan sangat bergantung
pada cara atau gaya belajar siswa, disamping sifat pribadi dan
kemampuan intelektualnya. Setiap siswa memiliki keunikan pribadi yang
berbeda dengan siswa yang lainnya. Setiap siswa berbeda dalam tingkat
kinerja, kecepatan belajar, dan gaya belajar. Perbedaan cara belajar ini
menunjukkan cara termudah siswa untuk menyerap informasi selama
belajar.
Gaya belajar merupakan cara termudah yang dimiliki oleh individu dalam
menye-rap, mengatur, dan mengolah informasi yang diterima. Gaya belajar
yang sesuai adalah kunci keberhasilan siswa dalam be-lajar. Dengan menyadari
hal ini, siswa mam-pu menyerap dan mengolah informasi dan menjadikan belajar
lebih mudah dengan gaya belajar siswa sendiri. Penggunaan ga-ya belajar yang
dibatasi hanya dalam satu bentuk, terutama yang bersifat verbal atau dengan jalur
auditorial, tentunya dapat me-nyebabkan adanya ketimpangan dalam me-nyerap
informasi. Oleh karena itu, dalam kegiatan belajar, siswa perlu dibantu dan
diarahkan untuk mengenali gaya belajar yang sesuai dengan dirinya sehingga
tuju-an pembelajaran dapat dicapai secara efek-tif. Terdapat tiga modalitas
(type) dalam gaya belajar yaitu visual, auditorial, dan kinestetik (Deporter &
Hernacki, 2000). Banyak ahli lainnya yang mengategorikan gaya belajar
berdasarkan preferensi kognif, profil kecerdasan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian gaya belajar?


2. Apa saja macam-macam gaya belajar?
3. Apa saja Indicator dalam gaya belajar ?
4. Apa Pentingnya memahami gaya belajar siswa ?
C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian gaya belajar


2. Untuk mengetahui macam-macam gaya belajar
3. Untuk mengetahui indicator dalam gaya belajar
4. Untuk mengetahui pentingnya memahami gaya belajar siswa.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Gaya belajar
1. Pengertian gaya belajar

Gaya belajar adalah sebuah pendekatan yang menjelaskan bagaimana


individu belajar atau cara yang ditempuh oleh masing-masing orang untuk
berkonsentrasi pada proses, dan menguasai informasi yang sulit dan
baru melalui persepsi yang berbeda. Para ahli memberikan defenisi yang
berbeda-beda mengenai pengertian gaya belajar. Menurut Kolb (Ghufron dan
Risnawita: 43) gaya belajar merupakan metode yang dimiliki individu untuk
mendapatkan informasi, sehingga pada prinsipnya gaya belajar merupakan
bagian integral dan siklus belajar aktif. (Ghufron dan Risnawita, 2014: 42).

Gaya belajar mengacu pada cara belajar yang lebih disukai


pembelajar. Umumnya, dianggap bahwa gaya belajar seseorang berasal
dari variabel kepribadian, termasuk susunan kognitif dan psikologis latar
belakang sosial cultural, dan pengalaman pendidikan.Keanekaragaman gaya
belajar siswa perlu diketahui pada awal permulaannya diterima pada suatu
lembaga pendidikan yang akan ia jalani.Menurut Bobbi dePorter dalam
karya-karya buku Quantumnya (Quantum Teaching, Quantum Learning dan
Quantum Learner) menyebutkan bahwa gaya belajar siswa khususnya untuk
menerima informasi berbeda-beda. Bobbi dePorter membagi gaya belajar
tersebut dalam tiga kelompok yaitu kelompok pembelajaran visual yang
mengakses pembelajaran melalui citra visual, kelompok pembelajar Auditorial
yang mengakses pembelajaran melalui citra pendengar dan kelompok
pembelajar kinestetik yang mengakses pembelajaran melalui gerak, emosi dan
fisik (Wassahua, 2016).

Secara umum gaya belajar diartikan sebagai kombinasi dari cara


menyerap, mengatur, dan mengolah informasi. Jadi, gaya belajar seseorang
merupakan kombinasi dari cara menyerap informasi, kemudian mengatur dan
mengolah informasi tersebut. Hal ini menyiratkan maksud bahwa setiap pelajar
memiliki perbedaan cara atau kebiasaan belajar terutama dalam hal yang berkaitan
dengan system informasi (Mardiana, 2013: 93-94).

2. Sejarah gaya belajar

Koch dalam M. Nur Ghufron dan Rini Risnawaita, (2014: 41) menegaskan bahwa
mulai tahun 1950an dan 1960an para peneliti mulai mengidentifikasi teoriteori
belajar dan pengajaran yang kemudian mengarahkan para peneliti dan pendidik
untuk lebih memfokuskan pada masing-masing kemampuan individu dalam
belajar beserta kebutuhannya sampai sekitar akhir tahun 1960an dan awal 1970an,
dan gaya belajar individu merupakan satu pergerakan utama di berbagai penelitian
dalam bidang pendidikan.

Ada berbagai penelitian yang mengusulkan teori dan menjelaskan


berbagai gaya belajar setiap individu, bnyak dari studi menunjukkan bahwa gaya
belajar siswa adalah faktor kunci yang mempengaruhi prestasi belajar peserta
didik. Guru mempertimbangkan pertimbangan strategi pembelajaran yang
disukai untuk siswa dengan gaya belajar yang berbeda saat pembelajaran (Cheng,
2012).

Gaya belajar adalah cara/gaya yang masing-masing dimiliki dan


digunakan individu dalam memproses informasi selama proses pembelajaran.
Gaya belajar terlihat dalam belajar adalah visual, auditori dan kinestetik (VAK)
gaya belajar yang didasarkan pada modalitas sensor pendekatan, yang berarti
bahwa siswa dominan belajar dengan menggunakan mata mereka untuk pelajar
visual, telinga untuk pelajar auditoridan dengan melakukan banyak kegiatan untuk
mengumpulkan informasisaat belajar di kelas sebagai pembelajar kinestetik (Rini,
2020).

Gaya bersifat individual bagi setiap orang, dan untuk membedakan


orang yang satu dengan orang yang lain. Dengan demikian, secara umum
gaya belajar diasumsikan mengacu pada kepribadian-kepribadian,
kepercayaan-kepercayaan, pilihan-pilihan, dan perilaku-perilaku yang digunakan
oleh individu untuk membantu dalam belajar

B. Macam-macam gaya belajar

Gaya belajar dikategorikan menjadi empat kelompok besar : yaitu model pribadi,
model interaksi sosial, model pendekatan instruksional, dan proses
informasimodel. Setiap siswa diyakini memiliki lebih dari satu jenisdari gaya
belajar. Gaya belajar VAK termasuk dalamkategori model pribadi. Gaya belajar
ini hanya melihat siswa dalam hal modalitas dan tidak secara khusus melihat pada
gaya belajar siswa ditinjau dari aspek kognitif (berpikir).gaya atau model
pemrosesan informasi) (Rini, 2020).

Connell dalam Muh. Yaumi (2013: 125) membagi gaya belajar kedalam tiga
bagian, yakni:

(1) Visual learners; (2) Auditory learners; dan (3) Kinesthetik learnes
1. Visual learners
Peserta didik visual adalah mereka yang belajar paling baik melalui penglihatan.
Peserta didik visual memiliki kesulitan menyerap informasi melalui presentase
verbal tanpa disertai dengan gambar-gambar visual. Kekuatan mereka adalah
visual, oleh karena itu perlu ada alat bantu visual atau alat peraga yang dapat
mereka lihat dan saksikan secara langsung. Jika memberikan presentase lebih baik
menggunakan handout, overhead, power point, slide, kartun yang berisi pesan-
pesan pembelajaran yang bersifat humoris termasuk peta konsep di papan tulis
untuk menghubungkan ide-ide penting secara visual. Pesesrta didik visual juga
sangat senang dengan bagan, poster, dan software computer jika ada. Mengingat
mereka belajar dengan mudah jika melalui penglihatan, maka dapat mengingat
bentuk grafik, peta, termasuk penggunaan warna sebagai penanda pesan-pesan
utama dari penyajian.

Strategi untuk mempermudah proses belajar anak visual, yaitu Gunakan


materi visual seperti: gambar-gambar, diagram dan peta. Kemudian Gunakan
warna untuk menghilite hal-hal penting, Ajak anak untuk membaca buku-buku
berilustrasi, dan Gunakan multimedia (contohnya: komputer dan video), serta
Ajak anak untuk mencoba mengilustrasikan ide-idenya ke dalam gambar
(Marpaung, 2015).

2. Auditory Learnears

Peserta didik auditori adalah mereka yang belajar sesuatu paling baik
melalui pendengaran. Jenis gaya belajar ini cenderung menyukai penyajian
material lewat ceramah dan diskusi. Bahkan bagi orang dewasa yang bergaya
belajar auditori mampu mengingat informasi yang disajikan melalui ceramah
selama berjam-jam dalam waaktu yang relatif lama. Dari segi memproses
informasi, kekuatan daya penerimaan mereka melalui pendengaran sehingga
mereka dapat menganalisis kata demi kata. Peserta didik auditori biasanya
terfokus pada suatu masalah dalam suatu waktu, mudah kehilangan konsentrasi
ketika ada suara-suara rebut disekitarnya dan mereka tidak senang pada jumlah
kelompok yang terlalu besar dan tugas berbasis proyek. Peserta didik auditori
lebih senang jika belajar atau mengerjakan tugas dengan satu atau dua orang
teman, karna dengan jumlah teman yang sedikit mereka dapat saling memotivasi
untuk berbicara tentang informasi yang berkaitan dengan tugas kemudian
mendengarkan penjelasan kawannya dengan baik, jika memungkinkan,
pembelajaran dengan menggunakan buku-buku, audio, dan merekam kata-kata
atau pesan-pesan penting untuk dikuasai. Kebanyakan peserta didik auditori
memiliki kekuatan mendengar dengan sangat baik disamping mempunyai
kemampuan lisan yang hebat. Dengan demikian, pada saat mereka diberikan tugas
atau ujian final sebaiknya dengan menggunakan lisan atau pendiktean (Muh.
Yaumi, 2013: 126).

Strategi untuk mempermudah proses belajar tipe auditorial, yaitu Ajak


untuk ikut berpartisipasi dalam diskusi baik di dalam kelas maupun di dalam
keluarga, Membaca materi pelajaran dengan keras, Gunakan music, Diskusikan
ide secara verbal, serta Merekam materi pelajarannya ke dalam kaset dan dorong
untuk mendengarkannya sebelum tidur (Marpaung, 2015).

3. Kinesthetik learner

Belajar kinestetik atau dikenal juga dengan istilah belajar taktil (berkenaan
dengan perabaan) adalah gaya belajar dimana peserta didik melakukan aktivitas
secara fisik. Dua hal penting yang sangat disenangi oleh mereka yang bergaya
belajar kinestetik adalah sering bergerak atau berpindah selama pembelajaran
berlangsung. secara fisik, mereka menggunakan fisik lebih banyak daripada
melihat dan mendengarkan melalui metode ceramah. Mereka berbicara melalui
gerakan-gerakan anggota tubuh dan memberikan banyak respon ketika
pembelajaran didemonstrasikan. Gaya belajar kinestetik juga gemar menulis
dengan tangan dan yang terpenting bagi mereka adalah menggunakan anggota
tubuh dalam belajar. Ketika belajar berlangsung mereka senang bergerak,
menggoyangkan kaki, tangan, kepala, atau mungkin sesekali memainkan rambut
dengan kepalanya. Pada umumnya, mereka dominan pada mata pelajaran
olahraga, seni ber-acting, atau teater (Muh. Yaumi, 2013: 127).

Strategi untuk mempermudah proses belajar anak kinestetik, yaitu Jangan


paksa untuk belajar sampai berjam-jam, Ajak untuk belajar sambil
mengeksplorasi lingkungannya (contohnya: ajak dia baca sambil bersepeda,
gunakan objek sesungguhnya untuk belajar konsep baru), Izinkan untuk
mengunyah permen karet pada saat belajar, Gunakan warna terang untuk
menghilite hal-hal penting dalam bacaan, Izinkan anak untuk belajar sambil
mendengarkan music (Marpaung, 2015).

C. Indikator Gaya Belajar

Mengacu pada teori dan ciri-ciri gaya belajar visual, auditorial,


dan kinesteti k menurut De Porter (2010:116-118), maka dapat dibuat indikator
dari ketiga gaya belajar tersebut sebagai berikut:
1) Gaya belajar visual
a) Belajar dengan cara visual
Mata /penglihatan memiliki peranan yang sangat penting dalam
kegiatan belajar. Siswa dapat lebih mudah memahami pelajaran
dengan melihat secara langsung proses pembelajaran tersebut,
misalnya mereka lebih suka membaca sendiri materi pelajaran
daripada dibacakan orang lain.

b) Mengingat apa yang dilihat daripada apa yang didengar


Siswa lebih mudah mengingat apa yang mereka lihat, sehingga
mereka bisa mengerti tentang posisi, bentuk, angka, maupun warna.
c) Rapi dan teratur
Siswa yang memiliki gaya belajar visual akan lebih
memperhatikan penampilannya.
d) Tidak terganggu dengan keributan
Siswa yang memiliki gaya belajar visual lebih mengingat apa yang
dilihatdaripada didengarnya. Mereka tidak terlalu memperhatikan
suara yang ada di sekitarnya, sehingga mereka tidak akan
merasa terganggu dengan keributan di sekitarnya.
e) Sulit menerima instruksi verbal
Siswa dengan gaya belajar visual akan mudah lupa dengan
sesuatu yang disampaikan secara lisan dan sering kali harus
minta bantuan orang lain untuk mengulanginya.
2) Gaya belajar auditorial
a) Belajar dengan cara mendengar.Siswa yang memiliki gaya
belajar auditorial lebih mengandalkan pendengarannya dalam
kegiatan belajarnya. Mereka lebih memahami pela- jaran dengan
mendengarkan apa yang dikatakan oleh guru.
b) Baik dalam aktivitas lisanSiswa bergaya auditorial akan fasih dalam
berbicara. Menyukai diskusi dan menjelaskan segala sesuatu dengan
panjang lebar.
c) Memiliki kepekaan terhadap musikSiswa akan mampu mengingat
dengan baik apa yang didengarnya, sehingga dapat mengulangi
kembali dan menirukan nada, birama, dan warna suara.
d) Mudah terganggu dengan keributanSiswa yang bergaya auditorial
sangat peka terhadap suara-suara yang didengarnya, jadi mereka
merasa terganggu jika ada suara di dalam kegiatan belajarnya.
e) Lemah dalam aktivitas visualSiswa merasa kesulitan memperoleh
informasi yang sifatnya tertulis.
3) Gaya belajar kinestetika
a) Belajar dengan aktivitas fisikSiswa dengan gaya belajar
kinestetik lebih menyukai belajar sambil bergerak, menyentuh,
dan melakukan. Mereka tidak tahan jika harus duduk berlama-lama
mendengarkan pelajaran dan merasa bisa belajar dengan baik jika
prosesnya disertai dengan kegiatan fisik.
b) Peka terhadap ekspresi dan bahasa tubuhSiswa lebih mudah
menghafal dengan cara melihat gerakan tubuh/fisik sambil berjalan
mempraktikannya.
c) Berorientasi pada fisik dan banyak bergerak Menggunakan jari
sebagai penunjuk ketika membaca, banyak menggunakanisyarat
tubuh, dan lebih menyukai praktik.
d) Suka coba-coba dan kurang rapiBelajar melalui memanipulasi dan
praktik, kemungkinan tulisannya kurang rapi.
e) Menyukai kerja kelompok dan praktikSiswa merasa senang jika
guru memintanya untuk kerja kelompok, siswa akan merasa, siswa
akan bertanggung jawab dengan tugas kelompoknya.
D. Pentingnya Mengetahui Gaya Belajar Siswa
Honey& Mumford (dalam Ghufron, 2014:138) menjelaskan tentang
pentingya individu mengetahuigaya belajarnya masing-masing adalah sebagai
berikut :
1) Meningkatkan kesadaran kita tentang aktivitas belajar mana yang
cocok atau tidak cocok dengan gaya belajar kita.
2) Membantu menentukan pilihan yang tepat dari sekian banyak
aktivitas. Menghindarkan kita dari pengalaman belajar yang tidak tepat.
3) Individu dengan kemampuan belajar efektif yang kurang, dapat
melakukan improvisasi.
4) Membantu individu untuk merencanakan tujuan dari belajarnya,
serta menganalisis tingkat keberhasilan seseorang.Menurut Montgomery
dan Groat
DAFTAR PUSTAKA

De Porter, Bobbidan Mike Hernacki. 2010. Quantum Learning. Bandung: Kaifa.

Ghufron, M. Nur dan Rini Risnawita. 2014. Gaya Belajar Kajian Teoritik.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Mardiana. Seni Menulis Ilmiah Keselarasan Metode dan Gaya Belajar. Alauddin
university press. Makassar. 2013.

Marpaung, J. (2015). Pengaruh Gaya Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa.


KOPASTA: Journal of the Counseling Guidance Study Program, 2(2).

Wassahua, S. (2016). Analisis Gaya Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar


Matematika Pada Materi Himpunan Siswa Kelas Vii Smp Negeri Karang
Jaya Kecamatan Namlea Kabupaten Buru. Matematika dan Pembelajaran,
4(1), 84-104.

Yaumi, Muhammad. Prinsip-prinsip Desain Pembelajaran. Kencana


PrenadaMedia Group. Jakarta. 2013.

Cheng, Y. H., Cheng, J. T., & Chen, D. J. (2012). The effect of multimedia computer
assisted instruction and learning style on learning achievement. WSEAS
transactions on information science and applications, 9(1), 24-35.

Rini, D. S., & Adisyahputra, D. V. S. (2020). Boosting Student Critical Thinking Ability
Through Project Based Learning, Motivation and Visual, Auditory, Kinesthetic
Learning Style: A study on Ecosystem Topic. Universal Journal of Educational
Research, 8(4A), 37-44.
Almeida, P. A., & Mendes, R. (2010). Learning Style Preferences across
Disciplines. International Journal of Diversity in Organisations, Communities &
Nations, 10(2).

Zulfiani, Z., Suwarna, I. P., & Miranto, S. (2019, June). ScEd-ALS Project: The use of
pedagogical intervention in developing hypermedia science based on learning
style. In Empowering Science and Mathematics for Global Competitiveness:
Proceedings of the Science and Mathematics International Conference (SMIC
2018), November 2-4, 2018, Jakarta, Indonesia (pp. 223-232). CRC Press.

Anda mungkin juga menyukai