Bab 2 Saluran Pernapasan Atas Dan Bawah Serta Struktur Yang Terkait
Bab 2 Saluran Pernapasan Atas Dan Bawah Serta Struktur Yang Terkait
34
SALURAN PERNAPASAN ATAS DAN BAWAH SERTA STRUKTUR YANG TERKAIT 35
Jidak ada kedaruratan medis yang menyebabkan peristiwa, Epistaksis dan laserasi hidung serta penyakit sinus paranasalis
I kegawatan, dan kekhawatiran, sepefti yang terjadi di saluran dan glandula salivaria juga harus dipertimbangkan. Sejak struktur
pernafasan. Tenaga medis profesional tidak hanya harus membuat anatomi berubah saat seseorang berkembang dari bayi, kanak-kanak,
diagnosis cepat, tetapi juga harus memutuskan pengobatan hingga dewasa, pengetahuan mengenai perubahan ini sangatlah
dengan segera. Semua teknik manajemen saluran pernafasan, dari d ibutuhkan.
manipu lasi manual, i ntubasi endotrachea/ hi ngga cricothyroidotomy
membutuhkan pengetahuan anatomi yang rinci.
os frontale
os nasale B
lateral
atas cartilago nasal
c cartilago septi nasi
sinus frontalis
lamina verticalis
ossis ethmoidalis bagian lateral bawah
cartilago nasal
sinus sphenoidalis
cartilago accessorius
septalis
maxilla
canalis incisivus
lamina horizontalis
ossis palatini
Gambar 2-1 Hidung luar dan septum nasi. A, Permukaan lateral rangka tulang dan cartilaginosa hidung luar. B. Facies anterior
rangka tulang dan cartilaginosa hidung luar. C. Rangka tulang dan cartilaginosa septum nasi (sekat rongga hidung).
A
sinus frontalis
lamina cribrosa os ethmoidale
ecessus sphenoethmoidalis
os nasale
sinus sphenoidalis
Gambar 2-2 A. Dindinq lateral cavum nasi kanan. B. Dinding lateral cavum nasl kanan; concha nasalis superior, media, dan
inferior dibuang sebagian untuk memperlihatkan muara dari sinus paranasalis dan ductus lacrimalis ke dalam meatus.
corong disebut infundibulum, )'ang akan berhubungan dengan 2-1). Bagian anterior dibentuk oleh cartilago septalis. Septr-rn ini
sinus frontalis. Sinus maxillaris bermuara ke dalam meatus nasi jarang terletak pada bidang meclian, sehingga belahan c.rvum nasi
merjr,r nlr'lalur hirtus .crrti lLr rt.t ri*. vang satll lebih besar dari belahan sisi iainr-rva.
A
N.olfactorius bulbus olfactorius
tractus olfactorius
N. nasalis N. pharyngeus
internus (Vl ) (v2)
Rr. nasales
posteriores
inferiores
laterales ( V2)
N. palatinus
minus (V2)
B
bulbus olfactorius
N. nasalis internus
N. olfactorius
dari N.ethmoidalis
anterior (Vl )
Rr. nasales
posteriores
superiores
mediales (V2)
N. nasopalatinus (V2)
Gambar 2-3 A. Dinding lateral cavum nasi memperlihatkan persarafan sensorik membrana mucosa. B. Septum nasi memper-
lihatkan persarafan sensorik membrana mucosa.
SALURAN PERNAPASAN ATAS DAN BAWAH SERTA STRUKTUR YANG TERKAIT 39
Aliran Limfe Cavum Nasi processus nasalis medialis, di sebelah lateral oleh processus
nasalis lateralis. dan di sebelah inferior oleh processus maxillaris.
Pembuluh limfe mengalirkan limfe dari vestibulum ke nodi Jika processus-processus ini bertemu, lubang olfaciorius bergeser
submandibulares. Bagian lain cavum nasi dialirkan limfenya ke dalam dan membentuk kantong buntu yang sempurna dan
menuju ke nodi cervicales profundi superiores. masing-masing ber"nua.a ke dalam lubang h dung.
Pada awalnya dasar hidung sangal pendek, terdiri dari
processus nasal medialis dan bagian anterior processus maxillaris
pada setiap sisi. Pada tahap ini, lantai lubang olfactorius robek,
Pembentukan Hidung sehingga cavum nasi berhubungan dengan rongga mulut yang
Atap hidung dibentuk oleh processus nasalis lateralis. Dinding sedang berkembang (Gambar 2-6). Sementara itu, septum
lateral dibentuk juga oleh processus nasalis laieralis dengan nasi dibentuk sebagai pertumbuhan ke bawah dari processus
bantuan processus maxillaris (Gambar 2-5). Lubang anterior nasalis medialis (Gambar 2-6). Kemudian. processus palatinus
hidung mulai disebut sebagai lubang olfactorius di dalam processus maxillaris tumbuh ke medial, dan bergabung satu dengan yang
frontonasalis. Setiap lubang olfactorius dibatasi di sisi medial oleh lain serta dengan septum nasi, sehingga membuat lantai rongga
A
@ A. ethmoidalis anterior (ophthalmica)
@ ethmoidalis posterior (ophthalmica)
A. sphenopalatina
(maxillaris)
cabang-cabang
dari A. facialis
B
A. ethmoidalis
posterior (ophthalmica)
A. ethmoidalis
anterior (ophthalmica)
area kiesselbach
palatina minor
A. palatina
(maxillaris)
major (maxillaris)
Gambar 2-4 A, Dinding lateral cavum nasi memperlihatkan pendarahan membrana mucosa. B. Septum nasi memperlihatkan
pendarahan membrana mucosa.
40 BAB 2
processus
nasalis lateralis
processus maxillaris
arcus pharyngeus
kedua processus mandibularis processus 5,5 minggu
5 minggu mandibularis
B
A
processus nasalis medialis
celah olfactorius
processus
nasalis lateralis
maxilla
bakal
telinga luar
bakal telinga
luar
philtrum
c 6,5 minggu
B minggu
D mandibula
hidung menjadi lengkap. Oleh karena itu, setiap cavum nasi lahir terdapat dalam bentuk yang rudimenter, setelah usla
berhubungan dengan dunia luar di sebelah anterior melalui delapan tahun menjadi lumayan besar, dan pada masa remaja
nares, dan dengan nasopharynx di posterior melalui choanae. telah berbentuk 5empurnd.
Pada tahap perkembangan awal, struktur hidung lebih datar dan
mendapatkan bentuk yang sempurna hanya setelah pembentukan
wajah lengkap.
Sinus paranasales adalah rongga-rongga )'ang terdapat di dibantu oleh tenaga menyedot yang terjadi pada waktu membuang
dalam os maxilla,os frontale, os sphenoidale, dan os ethmoidale ingus. Sinus berfungsi sebagai resonator suara; mereka juga
(Gambar 2-7). Sinus-sinus ini dilapisi oleh mucoperiosterum dan mengurangi berat tengkorak. Jika muara sinus tersumbat, atau bila
terisl udara, berhubungan dengan cavum nasi melalui apertura sinus berisi cairan, maka kualitas suara jelas berubah.
hubungan antara
rongga hidung ; t,',:: concha nasalis
dan mulut
';r:; CaVUm nasl
'.'. (ronqoa hiduno)
;
processus
palatinum
os maxilla
cavum ofls
(rongga mulut)
processus palatinum
os maxilla
cavum nast
processus palatinum
os maxilla
pembentukan
palatum sekunder
palatum molle
Gambar 2-6 A. Pembentukan palatum dan septum nasi (penampang coronal). B. Berbagai stadium pembentukan palatum.
42 BAB 2
A
sinus frontalis concha
sinus ethmoidalis anterior sinus ethmoidalis
sinus ethmoidalis medius supeflor
stnus
ethmoidalis
posterior
concha media
hiatus
semilunaris
sinus
spheno-
idalis concha
inferior
SINUS
maxillaris
Gambar 2'7 A. Letak sinus-sinus paranasalis pada wajah. B. Potongan coronal melalui cavum nasi memperlihatkan sinus
ethmoidalis dan sinus maxillaris.
palatum
5"-,]\.iit..
palatum molle gigi molar kedua atas
#tf{#N \
muara ductus
parotideus
M. buccinator
palatopharyngeus
tonsila palatina
membrana mucosa
arcus palatoglossus yang melapisi vestibulum
sulcus terminalis
papillae vallatae
dinding posterior
pars oralis pharynx
foramen cecum
plica fimbriata
N. lingualis
plica sublingualis
A. lingualis
muara-muara ductus
glandula sublingualis
Gambar 2-8 A. Rongga mulut. Pipi pada sisi kiri wajah telah dipotong untuk memperlihatkan musculus buccinator
I Cavum Oris dari pinggir lidah ke arah gusi yang terdapat di mandibula.
Lipatan membrana mucosa yang disebut frenulum linguae
Mulut terbentang dari bibir sampai ke pharynx. Kedua sisi menghubungkan garis tengah permukaan bawah lidah dengan
pintu masuk pharynx, isthmus faucium, dibentuk oleh arcus dasar rongga mulut (Gambar 2-8). Lateral dari frenulum,
pa latoglossus tGambar 2-8r. membrana mucosa membentuk lipatan yang bergerigi, disebut
Mulut dapat dibagi dalam vestibulum oris dan cavum oris plica fimbriata (Gambar 2-8).
proprium. Ductus submandibularis dari glandula submandibularis
bermuara ke dasar rongga mulut pada puncak papilla kecil di
sisi kanan dan kiri dari frenulum linguae (Gambar 2-8). Glandula
Vestibulum Oris
sublingualis juga bermuara ke dalam rongga mulut, dengan
Vestibulum terletak di antara bibir dan pipi di sebelah luar serta membentuk lipatan kecil dari membrana mucosa, disebut plica
gusi dan gigi geligi di sebelah dalam. Ruangan berbentuk celah rni sublingualis. Sejumlah ductus dari glandula bermuara ke dalam
dihubungkan dengan dunia luar oleh fissura oris di antara kedua lipatan kecil ini.
bibir, Jika rahang ditutup, ruangan ini berhubungan dengan cavum
oris proprium rnelalui permukaan belakang gigi molar ketiga pada
masing-masing sisi. Vestibulum dibatasi di atas dan bawah oleh
I Membrana Mucosa Mulut
lipatan membrana mucosa dari bibir dan pipi sampai gusi. Di dalam vestibulum, membrana mucosa ditambatkan ke
Dinding lateral vestibulum dlbentuk oleh pipi, yang dibentuk musculus buccinator oleh serabut-serabut elastis yang terdapat
oleh musculus buccinator dan dilapisi oleh membrana mucosa. di dalam submucosa, ha1 ini bertujuan untuk mencegah lipatan
Tonus musculus buccinator serta otot-otot bibir memper- membrana mucosa yang berlebihan tergigit di antara gigi-gellgi
tahankan dinding vestibulum tetap kontak satu dengan yang pada saat rahang ditutup. Membrana mucosa dari gingiva atau
lain. Saluran kelenjar liur parotis bermuara ke papilla kecil di gusi, dilekatkan dengan kuat ke periosteum alveolar.
M. zigomaticus major
M. risorius
M. orbicularis oris
N. mentalis (V3)
Platysma
M. depressor anguli oris
M. depresor labii inferioris
M. mentalis
Gambar 2-9 Susunan otot-otot wajah di sekitar bibir; diperlihatkan suplai saraf sensorik bibir
SALURAN PERNAPASAN ATAS DAN BAWAH SERTA STRUKTUR YANG TERKAIT 45
A B
N. nasopalatinus (V2)
N. glossopharyngeus
(semua sensasi)
Gambar 2-10 A. Persarafan sensorik ke membrana mucosa lidah. B. Persarafan sensorik ke membrana mucosa
palatum durum dan palatum molle; serabut-serabut pengecap berjalan bersama cabang-cabang N.maxillaris (V2) dan
bergabung dengan ramus petrosus major nervus facialis.
I Persarafan Sensoril< Rongga Mulut dan hampir seluruh palatum molle berasal dari entoderm. Epitelium
yang menghasilkan sekret dan sel-sel yang melapisi ductus
Atap: nervus palatinus major dan nervus nasopalatinus glandula sublingualis dan submandibularis juga dipercaya berasal
(Cambar 2-10) dari divisi marillaris nervus trigeminus. dari entoderm.
Dasar: nervus lingualis (sensasi umum), sebuah cabang dari
divisi mandibularis nervus trigeminus. Serabut-serabut
pengecap berjalan di dalam chorda tympani, sebuah cabang
darl nervus facialis.
Gigi-Geligi
Pipi: nenus buccalis, sebuah cabang dari divisi mandibularis
m
nervus trigeminus (musculus buccinator dipersaral'i oleh
ramrrs buccalis nervus facialis).
I Gigi Decidua
Terdapat 20 buah gigi decidua: empat incisicus, dua caninus, dan
empat molar pada masing-masing rahang. Gigi-gigi ini mulai
muncul kira-kira usia 6 bulan dan semuanya telah muncul pada
akhir usia 2 tahun. Gigi-geligi rahang bawah biasanya muncul
Pembentukan Mulut lebih dulu dibandingkan dengan rahang atas.
notochord
arcus pharyngeus
kedua
membrana
buccopharyngea pharynx
stomodeum
daerah
pembentukan
cavum pericardii
A
I Otot-Otot Lidah
I Membrana Mucosa Lidah Otot-otot lidah dapat dibagi dalam dua jenis: intrinsik dan
Membrana mucosa permukaan atas lidah dapat dibagi atas bagian ekstrinsik.
anterior dan posterior oleh sulcus berbentuk huruf V, sulcus
terminalis (Gambar 2-13). Apex dari sulcus menghadap kebelakang
dan ditandai oleh sebuah lubang kecil, disebut foramen cecum.
Otot-Otot lntrinsik
Sulcus membagi lidah menjadi dua pertiga bagian anterior atau Otot-otot ini seluruhnya terletak di dalam lidah dan tidak
pars oralis, dan sepertiga bagian posterior atau pars pharyngealis. dihubungkan ke tulang. Terdiri dari serabut-serabut longitudinaf
Foramen cecum adalah sisa embrionik dan merupakan tanda dari transversal, dan vertikal.
tempat ujung akhir sebelah atas dari ductus thyroglossus.
Terdapat tiga jenis papilla di permukaan atas dua pertiga Persaraf an: Nervus hypoglossus.
bagian anterior lidah: papilla filiformis, papilla fungiformis, Gerakan: Mengubah bentuk lidah.
dan papilla vallata. Membrana mucosa yang menutupi sepertiga
bagian posterior lidah tidak mempunyai papilla, tetapi permukaan Otot-Otot Ekstrinsik
nodulus iregular (Gambar 2-13) yang disebabkan oleh adanya
nodulus lymphaticus di bawahnya yang disebut tonsila linguae. Otot-otot ini dilekatkan ke tulang dan palatum molle. Otot-
Membrana mucosa permukaan inferior lidah berjalan dari otot ekstrinsik lidah adalah musculus.genioglossus, musculus
lidah ke dasar rongga mulut. Di anterior garis tengall permukaan hyoglossus, musculus styloglossus, dan musculus palatoglossus.
bawah lidah dihubungkan ke dasar rongga mulut oleh sebuah
lipatan membrana mucosa, disebut frenulum linguae. Pada sisi Persara{an: nervus hypoglossus.
lateral dari frenulum, vena lingualis profundus dapat dilihat Gerakan: mengubah posisi lidah di dalam rongga mulut.
melalui membrana mucosa. Lateral dari vena lingualis, membrana
mucosa membentuk lipatan bergerigi disebut plica fimbriata Origo, insersi, persarafary dan fungsi otot-otot lidah diringkas
(Gambar 2-8). dalam Tabel 2-2.
SALURAN PERNAPASAN ATAS DAN BAWAH SERTA STRUKTUR YANG TERKAIT 47
mahkota
pulpa di dalam
cavitas pulpitis
odontoblas
gingiva
ligamentum
periodontale
cementum
ligamentum
s'\*lT
t '-- \*+
I periodoniale
;:f
# e\+
li.
tulang
alveolar
E'trIs
r{ i}il, l.s
;"',, U
ffi "&H
TT""L
ffit
$'9, q\
jKM& canalis radicis
/e &
.ir::,llaa,
4m d,
*.:
plica glossoepiglottica
mediana
panah mengarah
ke dalam fossa piriformis
vallecula
foramen cecum
tonsil
jaringan limfoid
arcus
palatoglosus
sulcus terminalis
papilla
valata
papilla fungiformis
Gerakan
SALURAN PERNAPASAN ATAS DAN BAWAH SERTA STRUKTUR YANG TERKAIT 49
membesar, tumbuh ke medial, dan bergabung dengan sisi membentuk huruf V. Pada saat yang bersamaan, ujung anterior
lainnya serta tuberculum impar. Dengan demikian, tonjolan lingua arcus pharyngeus kedua, ketiga, dan keempat memasuki daerah
membentuk dua pertiga bagian depan corpus linguae. Karena ini. Ujung anterior arcus pharyngeus ketiga pada kedua sisi
tonjolan ini berasal dari arcus pharyngeus pertama, membrana berkembang melampaui aTcus-arcus lainnya dan meluas sampai
mucosa pada masing-masing sisi dipersarafi oleh nervus lingualis, ke dalam copula dan bergabung di garis tengah. Saat ini copula
sebuah cabang divisi mandibularis nervus cranialis kelima (sensasi menghilang. Dengan demikian, membrana mucosa sepertiga
umum). Chorda iympani dari nervus cranialis ketujuh (pengecap) bagian posierior lidah dibentuk dari arcus pharyngeus ketiga dan
juga menyarafi daerah ini. dipersarafi oleh nervus cranialis kesembilan (sensasi umum dan
Sementara itu, tonjolan mediana kedua, disebut copula, pengecap).
muncul di dasar pharynx, di belakang tuberculum impar. Copula Dua pertiga bagian depan lidah dipisahkan dari sepertiga
meluas ke depan di samping kanan dan kiri tuberculum impar bagian belakang oleh sebuah alur, sulcus terminalis, yang
N. hypoglossus
/'[
l0)\ oo-
4;
N. hypoglossus
N. hypoglossus
{:^^o''",]:'.n utuh
\\,4"\s,
I
setengah sisi
kanan lidah
atrofi
M. genioglossus
Gambar 2-14 Diagram yang memperlihatkan kerja musculus genioglossus kanan dan kiri pada lidah. A. Kontraksi
bersama dan seimbang otot sisi kanan dan kiri. B. Sebagai hasil, ujung lidah menjulur keluar di garis tengah. C.
nervus hypoglossus kanan (menyarafi musculus genioglossus dan otot intrinsik lidah pada sisi yang sama) dipotong,
dan sebagai akibatnya, sisi kanan lidah mengalami atrofi dan mengkerut. D. lika pasien diminta menjulurkan lidahnya,
ujung lidah menghadap ke sisi lesi. E. Origo dan insersi sefta arah tarikan musculus genioglossus.
50 BAB 2
mencerminkan interval antara tonjolan lingua arcus pharyngeus cranialis ke sembilan menyilang sulcus terminalis uniuk menyarafi
pertama dan ujung anterior arcus pharyngeus ketiga. Di sekitar kuncup pengecap ini (Gambar 2-1 5).
ujung dua perliga bagian anterior lidah, sel-sel ektoderm ber- Otot-otot lidah berasal dari mrotom oksipital. yang pada
proliferasi dan tumbuh ke inferior ke dalam mesenchym yang ada awalnya berhubungan erat dengan perkembangan otak belakang,
di bawahnya. Kernudian, sel-sel ini berdegenerasi sehingga bagian yang kemudian bermigrasi ke inferior dan anterior dl sekeliiing
lidah ini menjadi bebas. Sebagian sel-sel entoderm tetap ada di pharynx dan masuk ke Iidah. Miotom yang bermigrasi membawa
garis tengah dan membantu membentuk frenulum lnguae. bersamanya saraf yang menyarafinya, saraf otak keduabelas.
lngatiah bahwa papilla circumvalata terletak pada membrana Keadaan ini menjelaskan mengapa nervus hypoglossus memiliki
mucosa tepat di anterior sulcus terminalis dan kuncup pengecap- perjalanan yang pan.lang pada saat berjalan ke bawah dan depan
nya dipersarafi oleh nervus cranialis kesembilan. Diduga selama di dalam trigonum caroticum di daerah ieher (lihat haiaman 532).
perkembangan, membrana mucosa darj seperiiga bagian posterior
lidah ditarik sedikit ke anterior, sehingga serabut-serabut nervus
copula
foramen cecum
copula
pembentukan
epiglotis
sulcus
laryngotrachealis
sulcus
la ryng otrachea lis
s%
1
ffi,
sepertiga *J'i a
posterior
lidah tr
epiglotis
D
fossa incisivus
palatum durum
:
',,,- P!{td!51l3rJs.-,,-:',.,'
,
qinggr bosterior palaiym It4embi€$a muqosa uiula P.{9.EF. pharyr}g*u+ .,
.
: drfum ,
52 BAB 2
SINUS
iiil*c.s*; sphenoidalis
oalatum_Sir:-,
ffitrN M. constrictor M. salphingopharyngeus
pharyngis superior
M. constrictor
uvula pharyngis superror
palatum molle
M. palatopharyngeus
M. constrictor
pharyngis medius
membrana mucosa
epiglotis
arcus palatoglossus tu masuk M. palatogl
ke larynx
A vallecula B vallecula
A. tonsilaris M. palatopharyngeus
capsula tonsilaris
M. tensor
veli palatini V. palatina
externa
fu- crypta tonsilaris
hamulus
ramus mandibulae
M. palatoglossus
ligamentum
vestibulum oris
pterygomand ibu la re
M. buccinator
Gambar 2-17 A. Hubungan antara hidung dengan nasopharynx dan rongga mulut dengan oropharynx. Perhatikan
posisi tonsil dan muara tuba auditiva. B. Otot-otot palatum molle dan bagian atas pharynx. C. Otot-otot palatum molle
dilihat dari belakang. D. Penampang horizontal melalui rongga mulut dan oropharynx memperlihatkan hubungan
dengan tonsil.
Pembentukan Palatum
I Persarafan Palatum Pada awal kehidupan janin, rongga hidung dan mulut saling
berhubungan, teiapi kemudian dipisahkan dengan tlerkembangnya
Nervus palatinus majus dan minus dari divisi maxillaris nervus palatum (Gambar 2-6). Palatum primer, yang mengandung empat
trigeminus masuk ke palatum melalui foramina palatina major gigi incisivus, dibentuk oleh processus nasalis medialis. Posterior
dan minor (Gambar 2-10). Nervus nasopalatinus, juga merupakan terhadap palatum primer, processus maxillaris pada masing-masing
cabang dari nervus maxillaris, masuk ke bagian depan palatum sisi membc,rtuk tonjolan ke medial, sebuah lamina horizontalis,
durum melalui foramen incisivus. Netvus glossopharyngeus juga disebut processus palatinum. Lamina-lamina ini bergabung
menyarafi palatum molle. untuk membentuk palatum sekunder dan juga bergabung dengan
palatum primer dan septum nasi yang sedang berkembang.
Limfe dialirkan dari paiatum ke nodus lymphaticus cervicalis garis tengah yaitu foramen incisivum.
profunda.
A glandula parotis
accessorius
ductus parotideus
berjalan ke depan
selebar satu jari
di bawah arcus
zygomaticus
glandula
parotis ductus submandibularis
bermuara ke dalam
rongga mulut di samping
frenulum linguae
glandula
submandibularis
B
glandula sublingualis
bermuara ke plica
sublingualis
gigi molar
kedua atas
muara ductus
parotideus
Ductus submandibularis keluar dari ujung anterior bagian bagian mucosa lebih banyak. Ductus sublingualis (berjumlah
proiunda kelenjar dan berjalan ke depan di bawah membrana 8-20 buah) bermuara ke dalam rongga mulut pada puncak plica
mucosa rongga mulut. Ductus ini bermuara ke dalam rongga sublingualis (Gambar 2-8 dan 2-18).
mulut pada papilla kecil, yang terletak di samping frenulum
linguae (Gambar 2-B dan 2-18). Persarafan
Serabut saraf sekretomotorik parasimpatik yang menyarafinya
Persarafan berasal dari N.facialis via chorda tympani dan ganglion
Serabut sekretomotorik parasimpatik yang menyarafinya submandibulare. Serabut-serabut posganglionik berjalan langsung
berasal dari nervus facialis via chorda tympani dan ganglion ke kelenjar.
submandibulare. Serabut-serabut posganglionik berjalan langsung
ke kelenjar.
Pharynx
I Glandula Sublingualis Pharynx terletak di belakang cavum nasi, cavum oris, dan larynx
Glandula sublingualis terletak di bawah membrana mucosa (pllca (Gambar 2-79) dan dibagi menjadi bagian-bagian nasopharynx,
sublingualis) di dasar rongga mu1ut, dekat dengan frenulum -oropharynl dan laryngopharynx. Pharl'nx berbentuk seperti
linguae. Kelenjar ini terdiri dari acini serosa dan mucosa, di mana corong, dengan bagian atasnya yang 1ebar, terletak di bawah
SALURAN PERNAPASAN ATAS DAN BAWAH SERTA STRUKTUR YANG TERKAIT 55
nasopharynx
cranium dan bagian bawahnya yang sempit dilanjutkan sebagai Bagian bawah musculus constrictor pharyngis inferior yang
oesophagus setinggi vertebra cervicalis ke enam. Pharynx berasal dari cartilago cricoidea, disebut musculus cricopharyngeus
mempunyai dinding musculomembranosa yang tidak sempurna (Cambar 2-21). Serabut-serabut musculus cricopharyngeus ini
di bagian depan. Di tempat ini, jaringan musculomembranosa di sekeliling bagian paling bawah dan paling
berjalan horizontal
diganti oleh apertura nasalis posterior (choanae), isthmus faucium sempit pharyrrx, dan berfungsi sebagai sphincter. Killian's
(pembukaan ke rongga mulut), dan aditus laryngis. Melalui tuba dehiscence adalah area pada dinding posterior pharyrrx diantara
auditiva, membrana mucosa juga berhubungan dengan membrana bagian atas musculus constrictor pharyngis inferior yang tertekan
mucosa dari cavitas tympani. dan bagian sphincter di sebelah bawah,.musculus cricopharlngeus.
Origo, insersi, persarafan, dan fungsi otot-otot pharynx secara
A. maxillaris
N. mandibularis
A. meningea media
tuba auditiva j
M. constrictor
pharyngis superior
ligamentum
pterygomandibulare
M. stylopharyngeus
ligamentum
stylohyoideum
N. laryngeus superior
l"'\Iq^
N.N\
M. constrictor
pharyngis inferior
M. cricothyroideus
N. laryngeus recurrens
oesophagus
Gambar 2-20 Ketiga musculus constrictor pharyngis. Tampak pula nervus laryngeus superior dan nervus laryngeus Tecurrens.
tonsil
lingua
epiglotis
mandibula arcus
M. constrictor
palatopharyngeus
M. stylopharyngeus pharyngis medius
plica aryepiglottica
M. constrictor raphe
pharyngis medius pharyngis permukaan
posterior larynx
M. constrictor
pharyngis inferior
M. constrictor
M. cricopharyngeus pharyngis inferior
oesophagus oesophagus
trachea
trachea
A B
Gambar 2-21. Pharynx dilihat dari belakang. A. Perhatikan ketiga musculus contrictor dan posisi musculus stylopharyngeus. B.
Sebagian besar dinding posterior pharynx dibuang untuk memperlihatkan naso, oro, dan laryngopharynx.
auditiva, berbentuk elevasi yang disebut elevasi tuba (Gambar antaranya (Gambar 2-22). Arcus palatoglossus adalah lipatan
2-22). Recessus pharyngeus adalah lekukan kecil pada dinding membrana mucosa yang menutupi musculus palatoglossus.
pharynx di belakang elevasi tuba. Plica salpingopharyngea Celah di antara kedua arcus palatoglossus drsebut isthmus
adalah lipatan vertikal membrana mucosa yang menutupi faucium dan merupakan batas antara rongga mulut dan pharynx.
M.salphingopharyngeus. Arcus palatophaqmgeus adalah lipatan rnembrana mucosa yang
menutupi musculus palatopharyngeus. Recessus di antara arcus
Oropharynx palatoglossus dan palatopharyngeus diisi oleh tonsilla palatina.
tonsilla pharyngea
palatum durum
elevasi tuba
plica salphingopharyngea
palatum molle
vestibulum nasi
arcus palatoglossus (arcus)
tonsilla palatina
corpus epistrophei
M. genioglossus
arcus palatopharyngeus
(arcus)
Os. mandibula
epiglotis
M. geniohyoideus
plica aryepiglotica
M. mylohyoideus
Os. Hyoid
cartilago thyroidea
Gambar 2-22 Penampang sagital kepala dan leher memperlihatkan hubungan antara cavum nasi, mulut,
pharynx, dan larynx.
I Persarafan Sensorik Membrana belakang pada permukaan bawah palatum durum. Gerakan ini
terjadi bila kedua musculus styloglossus berkontraks!, menarik
Mucosa Pharynx radix linguae ke atas dan belakang. Selanjutnya kontraksi musculus
palatoglossus mendorong bolus ke belakang, ke dalam pharynx.
Nasopharynx: nervus maxillaris (V2).
Proses menelan selanjutnya merupakan gerakan involunter.
Oropharynx: nervus glossopharyngeus.
Laryngopharynx (di sekitar aditus laryngis): ramus laryrrgeus Saat ini nasopharynx tertutup dari oropharynx oleh elevasi
palatum molle, tarikan dinding posterior pharynx ke depan oleh
internus dari nervus vagus.
serabut-serabut atas musculus constrictor pharyngis superior, dan
kontraksi musculus palaiopharyngeus. Keadaan ini mencegah
I Vaskularisasi Pharynx makanan dan minuman masuk ke dalam rongga hidung.
Kemudian larynx dan laryngopharynx ditarik ke atas oleh
Pharyn-r mendapatkan darah dari arteria pharyngica ascendens,
kontraksi musculus stylopharyngeus, salphingopharyngeus,
cabang-cabang tonsilar arteria facialis, cabang-cabang arteria
thyrohyoideus, dan palatopharyngeus. Dengan demikian bagian
maxillaris, dan arteria lingualis.
utama larynx terdorong ke atas ke permukaan posterior epiglotis,
dan adiius laryngis ditutup. Aditus laryngis dibuat menjadi lebih
I Aliran Limfe Pharynx kecil oleh plica aryepiglottica, serla tertariknya caftilago arytenoidea
ke depan oleh kontraksi musculus aryepiglottica, arytenoideus
Limfe dialirkan dari pharynx langsung menuju ke nodi
obliquus, dan thyroarytenoideus.
lymphoidei cervicales profundi atau tidak langsung melalui
Bolus turun ke bawah lewat di atas epiglotis, aditus laryngis
nodi retropharyngeales atau paratracheales, baru menuju nodi
yang tertutup, dan akhirnya mencapai pinggir bawah pharynx
lymphoidei cervicales profundi.
sebagai akibat kontraksi berturulturut dari musculus constrictor
pharyngis superior, medius, dan inferior. Sebagian makanan
tergelincir lewat alur di kanan dan kiri aditus laryngis (yaitu melalui
fossa piriformis). Akhirnya bagian bawah dinding pharynx
(musculus cricopharyngeus) relaksasi, dan bolus masuk ke
Proses Menelan (Deglutisi) oesophagus.
Makanan yang sudah dikunyah berbentuk sebuah bola atau bolus
pada dorsum linguae dan secara volunter didorong ke atas dan
SALURAN PERNAPASAN ATAS DAN BAWAH SERTASTRUKTURYANG TERKAIT 59
palatum durum
palatum molle
ATCUS
uvula
palatopharyngeus
/-
M. palatopharyngeus
V. palatina externa sarung carotts
V. jugularis interna
M. constrictor pharyngis superior A. carotis
A. carotis interna
interna
facialis
tonsilla
palatina
capsula
tonsillae tonsil yang
membesar
ramus
mandibulae
M. palatoglossus
vallecula
vestibulum oris
plica
M. buccinator glossoepig lotica
bibir bawah
Gambar 2-24 Potongan horizontal melalui mulut dan oropharynx. Kiri, tonsila palatina normal beserta hubungan-
hubungannya. Kanan, posisi abses peritonsilaris. Perhatikan hubungan abses terhadap musculus constrictor pharyngis
superior dan sarung carotis. Pintu masuk ke dalam larynx juga dapat dilihat dari bawah dan belakang lidah.
di garis tengah pada tonjolan bersudut V (disebut Adam's apple). cricoidea. Masing-masing cartilago mempunyai apex di atas yang
Pinggir posterior menjorok ke atas sebagai cornu superius dan bersendi dengan cartilago corniculata yang kecil, serta basis di
ke bawah cornu inferius. Pada permukaan luar setiap lamina bawah yang bersendi dengan lamina cartilago cricoidea, dan
terdapat linea obliqua sebagai tempat lekat otot-otot. sebuah processus vocalis yang menonjol ke depan dan merupakan
tempat lekat dari ligamentum vocale. Processus muscularis
yang menonjol ke lateral, menjadi tempat lekat Musculus
Cartilago Cricoidea
cricoarytenoideus lateralis dan posterior.
Cartilago cricoidea dibentuk oleh cartilago hyalin dan berbentuk
seperti cincin cap, mempunyai lamina yang lebar di belakang dan Cartilago Corniculata
arcus yang sempit di anterior (Gambar 2-26). Carlilago cricoidea Dua buah cartilago kecil berbentuk kerucut, bersendi dengan apex
terletak di bawah cartilago thyroidea, dan pada masing-masing cartilaginis arytenoideae (Gambar 2-27). Menjadi tempat lekat
permukaan lateralnya terdapat facies articularis untuk bersendi plica aryepiglottica.
dengan cornu inferius cartilago thyroidea. Di posterior, pada
setiap lamina di pinggir atasnya terdapat facies articularis untuk Cartilago Cuneiforme
bersendi dengan basis cartilago arytenoidea. Semua sendi ini Dua cartilago kecii yang berbentuk batang ini terletak di dalam
adalah jenis sinovial. plica aryepiglottica dan berperan memperkuat plica tersebut
(Gambar 2-27).
Cartilago Arytenoidea
Terdapat dua buah cartilago arytenoidea; kecil, berbentuk Epiglotis
pyramid, dan terletak pada permukaan belakang larynx (Gambar Merupakan cartilago elastis berbentuk daun yang terletak di
2-26). Cartilago ini bersendi dengan pinggir atas lamina cartilago belakang radix linguae (Gambar 2-26). Tangkainya dilekatkan di
SALURAN PERNAPASAN ATAS DAN BAWAH SERTA STRUKTUR YANG TERKAIT 61
oesophagus
belakang cartilago thyroidea. Sisi epiglottis dihubungkan dengan mediana. Lekukan pada membrana mucosa di kanan dan kiri
cartilago arytenoidea oleh plica aryepiglottica, yang merupakan plica glossoepiglottica disebut vallecula (Cambar 2-24). Di
sebuah lipatan membrana mucosa. Pinggir atas epiglottis bebas. sebelah lateral, membrana mucosa berjalan ke dinding pharynx
Membrana mucosa yang melapisinya berjalan ke depan, meliputi membentuk plica glossoepigloftica lateralis.
permukaan posterior lidah sebagai plica glossoepiglottica
62
epiglotis
ligamentum
thyrohyoideum
os hyoideum
laterale
membrana
thyrohyoidea membrana thyrohyoidea
ligamentum
cornu superius thyrohyoideum
linea obliqua
lamina cartilaginis
ligamentum cricothyroideum
thyroideae
ligamentum
cornu inferius cricothyroideum M. cricothyroideus
arcus cartilaginis
cricoideae
ligamentum cricotracheale arcus cartilaginis
lamina cartilaginis cricoideae
cricoideae
A B
cornu supenus
cartilago thyroidea
membrana
cartilago thyrohyoidea plica aryepiglottica
corniculata
cartilago cuneiformis
cartilago thyroidea
cartilago cartilago corniculata
arytenoidea plica vestibularis dextra
ligamentum vocale cartilago arytenoidea
lamina cartilaginis dextrum
thyroideae processus muscularis
ligamentum
cricothyroideum processus vocalis
processus arcus cartilaginis
muscularis cricoideae lamina cartilaginis
cricoideae
M. trachealis
c D
Gambar 2-25 Larynx dan ligamentumnya dilihat dari depan (A), dari aspek lateral (B), dan dari belakang (C). D. Lamina kiri
cartilago thyroidea dibuang untuk memperlihatkan bagian dalam larynx"
I Membrana dan Ligamentum pada medianum. Pada kedua sisinya, membrana ini ditembus oleh vasa
laryngea superior dan nervus laryngeus internus, sebuah cabang
Larynx dari nervus laryngeus superior (Gambar 2-20).
Membrana Thyrohyoidea
Ligamentum Cricotracheale
Membrana thyrohyoidea menghubungkan pinggir atas cartilago
thyroidea dengan os hyoid (Gambar 2-26). Pada garis tengah, Ligamentum cricotracheale menghubungkan cartilago cricoidea
membrana ini menebal, membentuk ligamentum thyrohyoideum dengan cincin trachea pertama (Gambar 2-26).
SALURAN PERNAPASAN ATAS DAN BAWAH SERTASTRUKTURYANG TERKAIT 63
Ligamentum Cricothyroideum
I Cavitas Laryngis
Pinggir bawah ligamentum cricothyroideum dilekatkan pada
Cavitas laryngis terbentang dari aditus sampai ke pinggir bawah
pinggir atas cartilago cricoidea (Gambar 2-27). Pinggir superior
cartilago cricoidea, di mana ruang ini berlanjut sebagai trachea.
ligamentum ini tidak melekat pada cartilago thyroidea, tetapi
Dapat dibagi dalam tiga bagian:
berjalan terus ke atas pada facies medialis cartilago thyroidea.
Kedua pinggir atasnya yang bebas, yang hampir seluruhnya I Vestibulum laryngis, terbentang dari aditus laryngis sampai
tersusun dari jaringan elastis, membentuk ligamentum vocale ke plica vestibularis.
yang penting. Ligamentum vocale merupakan isi dari plica vocalis a Daerah tengah, terbentang dari plica vestibularis di atas
(pita suara) (Gambar 2-27). Ujung anterior dari masing-masing sampai setinggi plica vocalis di bawah.
ligamentum vocale dilekatkan pada cartilago thyroidea. Ujung a Daerah bawah, terbentang dari plica vocalis di atas sampai ke
posterior dilekatkan pada processus vocalis cartilago arytenoidea. pinggir bawah cartilago cricoidea di bawah.
I Fossa Piriformis
Fossa piriformis adalah recessus di kedua sisi lipatan dan pintu
I Otot-Otot Larynx
masuk (Gambar 2-27).Di mediai dibatasi plica aryepiglottica dan Otot-otot larynx dapat dibagi dalam dua kelompok: ekstrinsik dan
di lateral oleh cartilago thyroidea dan membrana thyrohyoidea. intrinsik.
cornu majus
ossis hyoidei epiglotis
epiglotis
membrana plica
thyrohyoidea tuberculum
aryepiglottica
epiglotticum
cartilago M. aryepiglotl fossa piriformis
cuneiformis membrana
aryepiglottica quadrangularis
cartilago
corniculata sacculus laryngis
'cartilago thyroidea
cartilago arytenoidea M" arytenoideus ligamentum vestibulare
obliquus plica vestibularis
cartilago thyroidea
M. arytenoideus sinus laryngis
lamina cartilaginis transversus plica vocalis
cricoideae M. vocalis
ligamentum vocale
M. cricoaryienoideus ligamentum
posterior cricothyroideum
A cartilago cricoidea
rima glottidis
cincin trachea I
plica vocalis
cartilago thyroidea
plica vestibularis
rima glottidis
cartilago arytenoidea
cartilago cuneiformis'
C cartilago corniculata
rr{>
thyroidea
Gambar 2-27. A, Otot-otot larynx dilihat dari belakang. B. Potongan coronal melalui larynx. C. Rima qlottidis terbuka
sebagian seperti pada saat inspirasi lemah, D, Rima glottidis terbuka lebar seperti pada saat inspirasi dalam. E. Otot-otot yang
menggerakkan ligamentum vocale.
SALURAN PERNAPASAN ATAS DAN BAWAH SERTA STRUKTUR YANG TERKAIT 65
Lima otot menggerakkan plica vocalis (pita suara) (Cambar 2-27). kontraksi dari musculus vocalis, bagian dari musculus thyroary-
tenoideus (Gambar 2-27).
a Menegangkan pita suara: musculus cricothyroideus.
I Melemaskan pita suara: musculus thyroarytenoideus (vocalis)
I Aduk'sio pita suara: musculus cricoarytenoideus lateralis I Gerakan PlicaVocalis Saat Respirasi
I Abduksio pita suara: musculus cricoarytenoideus posterior Pada inspirasi 1emah, plica vocalis diabduksikan, dan rima glottidis
I Mendekatkan cartilago arytenoidea: musculus arytenoideus berbentuk segitiga, dengan apex di depan (Gambar 2-27). Pada
transversus
ekspirasi, plica vocalis diaduksikan, hanva tertinggal celah sempit
di aniaranya (Cambar 2-27).
Origo, insersi, persarafan, dan fungsi yang rinci dari otot-otot
Pada inspirasi dalam, plica vocalis dlabduksikan maksimal,
intrinsik diberikan pada Tabel 2-5.
sehingga bentuk rima glottidis berubah dari segitiga menjadi
berbentuk ketupat, karena rotasi makslmal dari cartiiago
I Gerakan PlicaVocalis (Pita Suara) arytenoidea ke lateral (.Cambar 2-27).
cartilago arytenoidea
- dexter
,
i lamina cartilaginis
cricoideae
\\-
s ligamentum vocale
:-'M. cricothyroideus
cartilago
cricoidea
Gambar 2-28. Diagram yang memperlihatkan perlekatan dan kerja musculus cricothyroideus. A. Permukaan lateral
kanan larynx dan musculus cricothyroideus. B, Permukaan dalam larynx, memperlihatkan ligamentum vocale dextrum
yang relaksasi, C. Permukaan dalam larynx, memperlihatkan ligamentum vocale dextrum yang tegang sebagai akibat dari
tertariknya cartilago cricoidea dan arytenoidea ke belakang sebagai akibat kontraksi musculus cricothyroideus.
S,ALUR,AN PERNAPASAN ATAS DAN BAWAH SERTASTRUKTUR YANG TERKAIT 67
I Persarafan Larynx dalam rongga thorax, trachea berakhir pada catina dengan cara
membelah menjadi bronchus principalis dexter dan sinister
Saraf Sensoris setinggi angulus sterni (di depan discus antara vertebra thoracica
Di atas plica vocalis: ramus laryngeus internus, cabang dari IV dan V), terletak sedikit agak ke kanan dari garis tengah. Pada
nervus laryngeus superior nervus vagus. eksplrasi, bifurcatlo trachea naik sekitar satu vertebra, dan selama
Di bawah plica vocalis: nervus laryngeus recurrens (Gambar inspirasi dalam bifurcatio dapat turun sampai setinggi vertebra
t_to\ thoracica VI. Jaraknya sekitar 3 cm.
Pada orang dewasa, panjang trachea sekitar 11.25 cm dan
Saraf Motoris diameter 2.5 cm. Pada bayi, panjang trachea sekitar 4-5 cm dan
diameter sekitar 3 mm. Selama pertumbuhan anak-anak, diameter
Semua otot-otot intrinsik larynx, kecuali musculus cricothyroideus
trachea bertambah sekitar 1 mm setiap tahurmya. Tabung
dipersarafi oleh nervus laryngeus recurrens. Musculus cricothy-
fibroelastika dipertahankan utuh dengan adanya cartilago hyalin
roideus dipersarafi oleh ramus laryngeus externus dari nervus
berbentuk U (cincin) di dalam dindingnya. Ujung posterior
laryngeus superior nervus vagus.
cartilago yang bebas dlhubungkan oleh otot polos, Musculus
trachealis.
I Vaskularisasi Larynx Membrana mucosa trachea dilapisi oleh epitel silinder
Setengah bagian atas larynx: ramus laryngeus superior arteria
bertingkat semu bersilia (Gambar 2-31) serta mengandung banyak
sel goblet dan glandula mucosa tubular.
thyroldea superior.
Setengah bagian bawah larynx: ramus laryngeus inferior
arteria thyroidea inferior. I Batas-BatasTrachea di Dalam Leher
(Gambar 2-32)
I Aliran Limfe Larynx Anterior: Ku1lt, fascla, isthmus glandula thyroidea (di depan
Pembuluh limfe bermuara ke dalam nodi lymphoidei cervicales cincin kedua, ketiga, dan keempat), vena thyroidea inferior,
profundi. arcus jugularis, arteria thyroidea ima (jika ada), dan vena
N. laryngeus internus
laryngeus
superior
N. vagus
N. laryngeus
externus
M. cricothyroideus
N. laryngeus
N. laryngeus
recu rrens
recu rrens
(membrana
mucosa
dibuang)
A B
Gambar 2-29 A. Permukaan lateral larynx memperlihatkan ramus laryngeus internus dan externus cabang dari nervus
laryngeus superior nervus vagus. B. Distribusi cabang-cabang terminal nervus laryngeus internus dan nervus laryngeus
recurrens. Larynx dilihat dari atas dan posterior.
68 BAB 2
brachiocephalica kiri pada anak-anak, ditutupi oleh musculus Posterior: Oesophagus, nervus laryngeus recurrens sinister.
sternocleidomastoideus dan musculus sternohyoideus. Kanan: vena azygos, nervus vagus dexter, dan pleura.
Posterior: nervus laryngeus recurrens kanan dan kiri serta Kiri: Arcus aortae, arteria carotis communis sinister, arteria
oesophagus. subclavia sinister, nervus vagus sinister dan nervus phrenicus
Lateral: Lobus glandula thyroidea dan sarung carotis beserta sinister, dan pleura.
isinya.
I Persarafan Trachea
Batas-Batas Trachea di Dalam **orisbarasal darinervus vagus dannervus laryngeus
Mediastinum Superius Thorax :Til:::
(Gambar 2-33)
Anterior: Sternum, thymus, vena brachiocephalica sinister,
I Vaskularisasi Trachea
pangkal arteria brachiocephalica dan carotis communis Dua pertiga bagian atas trachea mendapat darah dari arteria
sinister, dan arcus aortae. thyroidea inferior, dan sepertiga bagian bawah mendapat dalah
dari arteriae bronchiales.
cartilago cricoidea
bronchus segmentalis
bronchus ap'calis apicalis lobus superior
lobus superior bronchus principalis
sinister bronchus segmentalis
bronchus lobaris superior
bronchus posterior
lobaris
bronchus segmentalrs su perior bronchus segmentalis
posterior anterior
bronchus lingularis
bronchus segmentalis
anterior
bronchus segmentalis
basalis anterior bronchus bronchus
lobans apicalis
inferior bronchus
superior
segmentalis
lobus
bronchus basalis
inferior
segmentalis medialis bronchus segmentalis
basalis basalis lateralis
bronchus
medialis
segmentalis
bronchus
basalis posterior
segmentalis
bronchus segmentalis
basalis
basalis posterior
lateralis
,trf
Gambar 2-3t Scanning electron micrograf dari sel-sel epitelial permukaan membrana mucosa trachea memperlihatkan sel-sel
silinder bersilia dan sel goblet (SG). lY, bercak mucus. (Seizin M.Koering).
70 BAB 2
fascia pretrachealis
N. laryngeus recurrens
trachea M. sternocleidomastoideus
oesophagus M. sternohyoideus
glandula thyroidea M. sternothyroideus
M. platysma
selubung carotis
V. jugularis M. omohyoideus
interna M. cervicis
nodus lymphoideus longus
cervicalis profunda
A. carotis
communis M. scalenus
N. vagus anterior
truncus
M. scalenus
sympathicus
medius
lamina
superficialis
pars
spinalis
N. accessorius
M. trapezius
truncus sVmpathicus
ductus thoracicus
costa I
N, thoracicus I
trachea
N. laryngeus recurrens
cupula cervicalis sinister
pleurae
A. subclavia sinister
N. vagus
N. vagus sinister
dexter
arcus aortae
V. cava
superior
N-phrenicus sinister
N. phrenicus
dexter
N. vagus sinister
paru-paru
kanan
paru-paru kiri
B
ductus thoracicus
N. vagus dexter
irachea
truncus
sympathicus
oesophagus
Gambar 2-33 Penampang melintang dada. A. Setinggi vertebra thoracica I, dillhat dari atas, B. Setinggi veftebra thoracica iV
dilihat dari bawah.
Cartilago cricoidea terletak setinggi vertebra cervicalis VI Ligamentum cricotracheale mengisi celah di antara cartilago
pada perbatasan antara larynx dengan trachea (Gambar 2-34 cricoidea dan clncin pertama trachea (Gambar 2-35). Struktur
dan 2-35). Struktur ini tidak semenonjol cartilago thyroidea, ini dapat diraba dengan palpasi secara seksama.
tetapi dapat diidentifikasi dengan palpasi yang dilakukan pada Cincin pertama trachea dapat diidentifikasi dengan palpasi
pasien yang disuruh menelan, sehingga cartilago lnl akan naik secara hati-hati.
di leher. Pada pasien yang tidak sadar, cartilago ini dapat Isthmus glandula thyroideae dapat dikenali sebagai sebuah
diidentifikasi sebagai cincin cartilago pertama yang terletak struktur lembut di depan cincin trachea kedua, ketiga, dan
di bawah cartilago thyroidea. keempat (Cambar 2-34 dan 2-35).
72 BAB 2
symphisis menti
'"'sR#:
angulus mandibulae
#F.
trigonum colli anterius corpus ossis hyoidei
cartilago thyroidea
trigonum colli posterius
cartilago cricoidea
isthmus glandulae
thyroideae
trachea
d.
# rc
suprasterna
Gambar 2-34 Tampak anterior kepala dan leher, memperlihatkan petunjuk permukaan yang penting.
\.
Gambar 2-35 Kepala dan leher orang dewasa memperlihatkan tingkat vertebra dari berbagai bagian larynx.
5AIUR,AN PERNAPASAN ATAS DAN BAWAH SERTA STRUKTUR YANG TERKAIT 73
Vena thyroidea inferior dan arteria thyroidea ima (jika ada), (Gambar 2-34 dan 2-35). Lengkung ini terletak di depan pinggir
walaupun tidak dapat diraba, terletak setinggi cincin trachea bawah corpus vertebra II pada posisi pertengahan respirasi.
ke lima, enam, dan tujuh. Di pangkal leher, trachea terletak Trachea di leher terletak di garls tengah, dan pemeriksa dapat
agak ke dalam. memastikannya dengan meletakkan jari telunjuk dan tengah
Arteria brachiocephalica, vena brachiocephalica sinister, tengah di alur yang terdapat di samping trachea, di antara
glandula thymus, dan juga pinggir atas arcus aortae kadang- trachea dan musculus sternocleidomastoideus.
kadang terdapat di depan trachea, tepat di atas incisura Pada bayi, banyak struktur-struktur anatomi penting yang
suprasternalis pada anak-anak keci1. disebutkan di atas yang terdapat pada leher terletak setinggi
Arcus jugularis menghubungkan kedua vena jugularis vertebra yang berbeda dari yang ditemukan pada orang
anterior tepat dl atas incisura superasternalis. dewasa (lihat CD Gambar 2-6). Demikian pula, pada orang
Incisura suprasternalis, merupakan pinggir atas manubrium dewasa, ukuran diameter trachea dapat sampai 2.5 cm,
sterni, dapat di raba di antara kedua ujung anterior clavicula sedangkan pada bayi lebih kecil (3 mm).
B. saccus lacrlmalis.
B. Musculus palatogiossus.
D. recessus sphenoethmoidalis.
D. Musculus levator veli palatini.
8. Tegangan pita suara (plica vocalis) dalam waktu lama dapat C. Nodus cervicalis superficialis
dicapai paling baik melalui fungsi otot berikut ini: D. Nodus parotis
A. Musculus thyroarytenoideus E. Nodus mastoideus
B. Musculus cricoarytenoideus posterior
C. Musculus cricothyroideus Bacalah riwayat penyakit di bawah ini dan jawablah pertanyaan
D. Musculus cricoarytenoideus iateralis berikutnya dengan satu jawaban yang PALING TEPAT.
E. Musculusarytenoideustransverses
Seorang bayi laki-laki berumur 4 minggu diperiksa oleh
Struktur-struktur berikut ini ikut membentuk dinding lateral seorang dokter anak karena berat badannya tidak mau naik
hidung bagian luar, kecuali: dan kesulitan minum. Ibunya mengatakan bahwa bayi tersebut
A. Os ethmoidale diberi ASI dan meminumnya dengan lahap kalau diperas lebih
B. Pars nasalis os frontale dulu, tetapi mengalami kesukaran kalau disuruh mengisap
C. Processus frontalis maxillaris langsung dari puting susu. Dokter memeriksa dengan teliti
D. Cartilago nasalis bagian lateral atas bayi tersebut, membuat diagnosa, dan kemudian memberikan
E. Os nasale nasihat pengobatan yang sesuai.
10. Struktur-struktur berikut ini ikut membentuk bibir, kecuali: 12. Pernyataan berikut ini benar untuk kasus tersebut, kecuali:
A. Kulit- A. Kondisi ini sering dikaitkan dengan sumbing bibir atas.
B. Musculus masseter B. Bayi menderita palatoshizis mediana.
C. Musculus orbicularis oris C. Celah pada palatum mengenai palatum durum, tetapi
D. Musculus zygomaticus major tidak mengenai palatum molle atau uvula.
E. Membrana mucosa D. Kesulitan minum disebabkan oleh palatoschizis, yang
F. Cabang-cabang arteria dan vena facialis menghalangi bayi untuk mengisap susu secara aktif dari
payudara.
11. Seorang pasien tergigit lidahnya pada saat sedang makan E. Tindakan bedah untuk memperbaiki palatoschizis tersebut
siang. Ke nodus lymphaticus yang manakah bakteri akan harus dilakukan pada saat atau sebelum berusia 18 bulan.
menyebar?
A. Nodus submentalis
B. Nodus submandibularis
1. C yang benar. Musculus hyoglossus menurunkan lidah. 8. C yang benar. Muscuius cricothyroideus memiringkan carti-
lago cricoidea dan cartilago arytenoidea ke belakang serta
t A yang benar. Sinus maxillaris bermuara melalui hiatus
menegangkan pita suara (lihat halaman 66).
semilunaris ke dalam meatus nasi media (Gambar 2-7).
9. A yang benar. Os ethmoidale tidak membentuk bagian dinding
J. C yang benar. Sinus frontalis bermuara ke dalam meatus nasi
lateral hidung iuar (lihat ha1 37).
media via infundibulum (Gambar 2-2).
10. B adalah pernyataan yang tidak benar. Musculus masseter
4. B adalah pernyataan yang tidak benar. Bronchus principalis
adalah sebuah otot pengunyah dan tidak ikut membentuk
dexter lebih lebar dari bronchus principalis sinister.
bibir.
5. E adalah pernyataan yang tidak benar. Papilla ductus 11. B yang benar. Limfe sisi-sisi lidah dialirkan ke dalam nodus
parotideus bermuara ke dalam vestibulum oris di depan gigi
lymphaticus submandibularis (lihat hal 49).
molar kedua atas (Gambar 2-8).
12. C adalah pernyataan yang tidak benar. Selama perkembangary
D yang benar. Musculus levator veli palatini mengangkat
processus palatinum maxillaris tumbuh ke medial dan
paiatum molle ke atas pada saat menelan.
bergabung satu dengan yang lain serta termasuk septum nasi.
7. E adalah pernyataan yang tidak benar. Kontraksi musculus Penggabungan processus terjadi dari anterior ke posterior,
palatoglossus tidak ikut serta dalam penutupan cavum nasi sehingga ur,rrla merupakan bagian palatum terakhir yang
selama proses menelan. Mereka membantu lidah dalam menyatu, dan penggabungan ini terjadi sekitar minggu ke
menggerakkan bolus makanan dari mulut ke belakang masuk sebelas. Jika dokter anak melakukan pemeriksaan lebih teliti
ke dalam oropharynx. dengan menggunakan sinar lampu yang cukup, dia akan
melihatbahwa celah pada palatum durum meluas ke posterior
sampai ke ujung uvula.