Anda di halaman 1dari 18

SKENARIO 5: KAMI MERINDUKAN BAYI ITU

Bu Deasy perempuan berusia 35 tahun dan suaminya Bapak Kiri berusia 40 tahun telah
menikah sejak tujuh tahun lalu namun belum mendapatkan keturunan. Pasangan ini datang ke
dokter umum untuk berkonsultasi terkait dengan keinginan mereka untuk segera punya anak.
Pada tahun pertama perkawinan mereka menunda kehamilan dengan menggunakan alat
kontrasepsi secara bergantian, yaitu pil KB dan kondom. Pada tahun kedua mereka sudah
merencanakan untuk punya anak. Pasangan ini menginginkan dua orang anak saja dan
selanjutnya mereka berencana memakai alat kontrasepsi guna mendukung program pemerintah
karena melihat kakak Bu Deasy yang berdomisili di New York juga mengikuti program KB di
negaranya.

Dokter menanyakan kebiasaan, riwayat penyakit dan gangguan reproduksi termasuk


frekuensi coitus dan kemungkinan terdapat gangguan seksual kepada pasangan ini. Ibu Deasy
memiliki riwayat menstruasi tidak teratur dan nyeri saat haid. Bapak Kiri memiliki riwayat
penyakit diabetes melitus, kebiasan merokok dan minum alkohol. Keduanya tidak memiliki
gangguan dalam hubungan seksual. Pasangan ini menanyakan ke dokter tentang inseminasi
intrauterine serta program bayi tabung. Mereka juga menanyakan apakah perlu dilakukan
pemeriksaan laboratorium seperti analisis sperma dan Chlamydia trachomatis. Selanjutnya
dokter merujuk pasangan ini ke dokter spesialis terkait untuk konseling lebih lanjut dan
tatalaksana supaya mereka segera memiliki anak. Bu Deasy merasa sedih ketika membaca berita
ada seorang ibu yang melakukan aborsi, padahal dia dan suaminya sangat menginginkan
kehadiran seorang bayi.

Bagaimanakah Anda menjelaskan apa yang terjadi pada pasangan ini?

I. Terminologi
1. Alat kontrasepsi
2. Pil KB
3. Kondom
4. Program KB
5. Coitus
6. Inseminasi interauterine
7. Bayi Tabung
8. Chlamydia Trachomatis
9. Aborsi : pengeluaran hasil konsepsi dari uterus sebelum janin viabel
II. Identifikasi Masalah
1. Mengapa Ibu Deasy usia 35 th dan suaminya usia 40 tahun beum mendapat
keturunan meskipun sudah menikah sejak 7 tahun?
Kaitan usia dengan kondisi fertilitas
Bu desy : 35 tahun  usia tua untuk hamil
Suami : 40 tahun  fertilitas mulai berkurang fertilitas nya
- Semakin tua, fertilitas pada perempuan mulai menurun  sejak lahir
perempuan punya stok ovum selama hidup, maka semakin tua semakin sedikit
stok nya, kalau udah habis stok nya, maka akan menopause.
- Proses repair dan mekanisme homeostasis tubuh akan terganggu jika makin
tua, pada perempuan, jika semakin tua akan meningkat resiko terkena
penyakit, terutama pada alat genitalia seperti fibroid uterus, endometriosis
yang aman kedua ini akan mengganggu proses kehamilan
- Pada laki-laki, semakin tua kualitas sperma mulai menurun, terutama diatas
usia 40 tahun

Belum mendapat keturunan  infertilitas


- Infertilitas : kegagalan terjadinya kehamilan setelah rutin melakukan hub.
Seksual 2-3 x perminggu selama 1-2 tahun.
3 faktor utama yang mempengaruhi :
 Pria : cek analisis semen dan hormonal : testosterone(gonad) atau
gonadotropin FSH LH
 Wanita : cek ovarium (anatomis dan siklus ovulasi), dan uterus, tuba.
 Curiga infeksi, tumor, dll  jika 2 faktor diatas ditemukan normal

Faktor Pria :
 Analisis semen (Normal range)  paling dianjurkan
o pH : 7,2-7,8
o Volume semen : 2-5 ml
o Motilitas total >= 50%
o Jumlah sperma 10 jt/ml
Dilakukan 2-3x
Klo pertama normal, tidak perlu pem. Ulang
Klo abnormal, dilakukan pem. Ulang min 3 bualn kemudian
karena siklus pembentukan normalnya 100 hari
 Hormonal dan gonad
Gonadotropin : FSH LH liat N/↑/↓
Testosteron : N/↑/↓
Testis : sudah turun ke skrotum atau perjalanan turun atau sudah ada
gangguan seperti Torseau testis
 Gangguan ejakulasi
Anejakulasi : tidak terjadi pengeluaran semen
Retrograde ejakulasi : harusnya semen dikeluarkan di uretrakan, tapi
ini semennya naik ke kandung kemih
 Obstruktif saluran sperma
Faktor pada wanita

 Ovarium
o Gangguan ovulasi  liat siklus menstruasi apakah N, teratur/tidak
o Cadangan ovum  stok
 Tuba atau uterus : apakah ada endometriosis atau gangguan lainnya

Faktor Ovarium

Anamnesis tanyakan : seringnya ganggua ovulasi

o Siklus haid teratur atau tidak


o Haid regular, tapi terjadi infertilitas  periksa serum progesterone
pada pertengahan fase luteal hari 14-28 (hari ke 21 pada siklus 28
hari)  disini progesterone sedang tinggi2 nya
o Jika siklus haid irregular  pemeriksaan serum progesterone
disesuaikan dengan jumlah hari siklusnya (tetap pada pertengahan
fase luteal)
Ingat, biasanya fase luteal itu tetap di 14 hari terakhir, sementara fase
folikular dan menstruasi nya yang biasanya berubah/memanjang, jadi
contoh siklusnya 40 hari, berarti hari ke 27-40 dipertengahannya
dilakukan oemeriksaan serum progesterone nilai N/↑/↓
o Irregular siklus haid  (tambahan) dapat juga diperiksa kadar
gonadotropin serum (FSH dan LH)

Klasifikasi gangguan Ovulasi

 Klasifikasi ggn ovulasi

 Kelompok 1  hipogonadotropin, hipogonadisme, prolactin normal

 Kelompok 2  hipogonadotropin, estrogen normal

 Kelompok 3  hipergonadotropin, hipogonadisme


Pemeriksaan tambahan pada wanita

 Kadar prolactin : dilakuakn jika ada galaktorea (keluar cairan dari mammae diluar
fase menyusui) atau tumor pituitary
 Fungsi tiroid : jika ada gejala tiroid

Faktor Tuba dan uterus

Cara mengecek nya dilakukan dengan pemeriksaan :

 Histerosalfingografi (HSG)
 Lebih diutamakan dibanding laparoskopi
 Untuk skrinning jika tidak ada riwayat infeksi pelvis  syarat utama
 Laparoskopi
 Dilakukan jika ada riwayat infeksi
 Konfirmasi jika ada abnormal pada pemeriksaan HSG, baru dilakukan
 USG pelvis  USG Transvaginal

Faktor Infeksi

 HIV
 HBV dan HCV
 Rubella
 Chlamidia trachomatis
Efek : nyeri abdomen kronik, kehamilan ektopik, dan infertilitas
Pemeriksaan : HSG, Lebih sensitive/akurat dengan pemeriksaan DNA
Terapi : diberikan doksisiklin dan azitromisin untuk terapi dan profilaks infeksi
chlamidia.
Alat Kontrasepsi

 Tanpa menggunakan alat/obat2an  kontrasepsi alamiah :


 metode senggama terputus : saat senggama sebelum ejakulasi, laki2 harus segera
mengeluarkan penis nya spy ejakulasi diluar vagina
 metode amenore laktasi
 mekanik : kondom
 spermitisida : obat yang membunuh sperma, diberi di genital perempuan
 hormonal (oral, suntik, implant)
 AKDR : alat kontrasepsi dalam Rahim  IUD : intra uterine device
 Kontrasepsi mantao atau permanen : tubekromi vasektomi

Kondom dan Pil ?

Kondom

Pil :
Pil kombinasi

Mini Pil
Program KB

Keluarga Berencana merupakan program skala nasional untuk menekan angka kelahiran dan
mengendalikan pertambahan penduduk di suatu Negara. Di AS namanya Planned Parenthood.

Dirancang demi menciptakan kemjuan, kestabilan, dan kesejahteraan ekonomi, social serta
spiritual setiap penduduk.

Program KB diatur dalam UU No. 10 th 1992 yang dijalankan dan diawasi oleh Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)

Wujud program KB berupa pemakaian alat kontrasepsi untuk menunda/mencegah kehamilan,


alat yang sering digunakan :

- Kondom
- Pil KB
- IUD
- Suntik
- KB Implan/susuk
- Vasektomi/tubektomi (KB permanen)

Program Pemerintah

BKKBN sejalan dnegan program Nawa cita

Kampung KB  CARI
Paragraf 2

Dokter menanyakan kebiasaan, riwayat penyakit dan gangguan reproduksi termasuk frekuensi
coitus dan kemungkinan terdapat gangguan seksual kepada pasangan ini

 Kebiasaan yang bisa mengganggu reproduksi :


 Gangguan reproduksi  berkaitan dengan factor pria wanita tadi
 Frekuensi coitus yang ideal tu : 2-3x/minggu
 Gangguan seksual yang mungkin terdapat pada pasangan ini ;
- Hasrat seksual menurun
- Gangguan ejakulasi/ereksi
- Ketidakmampuan menahan hasrat seksual

Ibu Deasy memiliki riwayat menstruasi tidak teratur dan nyeri saat haid.

Menstruasi tidak teratur

PUA  Etiologi : PALM COEIN  diperiksa klo pasien nya ga gravid/tidak hamil

Nyeri saat haid : DISMENORE


Progesterone ↓  menstruasi  luruh lapisan sel di dinding  banyak yang dipecah 
fosfolipid di dalam sel bisa diubah jadi prostaglandin  prostaglandin ↑  meningkatkan
kontraksi uterus  otot uterus spt jarring  semakin kuat, semakin sempit  gangguan suplai
darah  iskemia endometrium  terasa nyeri

Karena penyebabnya tadi peningkatan prostaglandin, maka terapi nya adalah NSAID

Bapak Kiri memiliki riwayat penyakit diabetes melitus, kebiasan merokok dan minum alkohol.

Pengaruh DM terhadap infertilitas :

- Kualitas sperma menurun  karena penurunan kadar testosterone akibat kadar gula yang
tinggi
- Bisa terjadi retrograde : terjadi krn neuropati perifer (otonom) akibat DM  shg semen
yang dihasilkan bukan keluar melalui uretra tapi malah masuk ke vesika urinaria
- Disfungsi ereksi : gg dalam mempertahankan ereksi  terjadi krn neuropati perifer dan
penurunan suplai darah ke jaringan akibat DM

Merokok dan Infertilitas :

- Merokok dapat menurunkan kuantitas dan kualitas sperma  konsentrasi sperma,


morfologi, dan motilitas
- Jurnal : ada pengaruh zink pada semen (utk mempertahankan kualitas sperma agar tetap
baik)  pada org merokok zink pada semen lebih rendah daripada non perokok  kualitas
sperma org merokok jelek.
Alkohol dan infertilitas :

Alcohol menurunkan sekresi testosterone  mengg proses spermatogenesisi  mempengaruhi


kualitas dan kuantitas sperma

Inseminasi Intrauterin dan bayi tabung

IUI : pemasukan sperma yang sudah dipilah menggunakan kateter atau spet ke dalam uterus

Beberapa kondisi yang mengindikasikan melakukakn IUI :

- Infertilitas yang tidak diketahui penyebabnya


- Endrometriosis ringan
- Factor infertilitas pada laki2 yang ringan  kualitas sperma sedikit lebih rendah.

Bayi Tabung : in Vitro fertilization

Tahapan :

1. Terapi stimulasi ovarium dengan hormone : agar oosit matang, biasanya berkembang
ebberapa  liat yg mana kualitas nya bagus  itu yang dipake
2. Persiapan sperma : klo factor infertile pria ringan, sperma diambil dengan cara
masturbasi, tapi klo berat, spt obstruksi di sal. Semen  sperma diambil lgsg di testis
3. Dilakukan fertilisasi
4. Pantau perkembangan embrio, biasanya morula, lebih bagus lagi udh sampe blastula
5. Injeksi ke uterus

Keadaan yang dianjurkan untuk ivf :

- Konsepsi terganggu : pr/lk sedang dalam masa pengobatan


- Penyakit tuba yang parah
-

III. Brainstorming
IV. Skema
1. Mengapa Ibu deasy usia 35 th dan suaminya usia 40 tahun belum mendapat
keturunan meskipun sudah menikah sejak 7 tahun? ngella
2. Mengapa ibu deasy dan suami memilih alat kontrasepsi berupa pil KB dan kondom
untuk menunda kehamilan, apa keuntungan dan efek sampingnya? Fenty
3. Kenapa pasangan bu Deasy dan bapak kiri menanyakan tentang inseminasi
intrauterine dan program bayi tabung ke dokter? Dan apaa saja yang menjadi indikasi
inseminasi intrauterine dan bayi tabung? helen
4. Bagaimana aspek medikolegal seorang ibu yang melakukan aborsi pada kasus
diatas? Shaydi
5. Bagaimana manfaat pemeriksaan laboratorium seperti analisis sperma dan
Chlamydia trachomatis pada kondisi pasangan tersebut? lannnnn
6. Bagaimana hubungan DM, kebiasaan merokok, dan minum alkohol dengan
keadaan Bapak saat ini?
V. Belajar Mandiri

Pemeriksaan Penunjang Infertilitas :

1. Pemeriksaan pada perempuan

Gangguan ovulasi terjadi pada sekitar 15% pasangan infertilitas dan menyumbang sekitar 40%
infertilitas pada perempuan.

Pemeriksaan infertilitas yang dapat dilakukan diantaranya:

a. Pemeriksaan ovulasi
Rekomendasi B :
 Frekuensi dan keteraturan menstuasi harus ditanyakan kepada seorang
perempuan. Perempuan yang mempunyai siklus dan frekuensi haid yang teratur
setiap bulannya, kemungkinan mengalami ovulasi (Rekomendasi B)
 Perempuan yang memiliki siklus haid teratur dan telah mengalami infertilitas
selama 1 tahun, dianjurkan untuk mengkonfirmasi terjadinya ovulasi dengan cara
mengukur kadar progesteron serum fase luteal madya (hari ke 21-28)
(Rekomendasi B)
 Pemeriksaan kadar progesteron serum perlu dilakukan pada perempuan yang
memiliki siklus haid panjang (oligomenorea). Pemeriksaan dilakukan pada akhir
siklus (hari ke 28- 35) dan dapat diulang tiap minggu sampai siklus haid
berikutnya terjadi
 Pengukuran temperatur basal tubuh tidak direkomendasikan untuk
mengkonfirmasi terjadinya ovulasi (Rekomendasi B)
 Biopsi endometrium untuk mengevaluasi fase luteal sebagai bagian dari
pemeriksaan infertilitas tidak direkomendasikan karena tidak terdapat bukti
bahwa pemeriksaan ini akan meningkatkan kehamilan. (Rekomendasi B)

Rekomendasi C :
 Perempuan dengan siklus haid yang tidak teratur disarankan untuk melakukan
pemeriksaan darah untuk mengukur kadar hormon gonadotropin (FSH dan LH).
 Pemeriksaan kadar hormon prolaktin dapat dilakukan untuk melihat apakah ada
gangguan ovulasi, galaktorea, atau tumor hipofisis (Rekomendasi C)
 Penilaian cadangan ovarium menggunakan inhibin B tidak direkomendasikan
(Rekomendasi C)
 Pemeriksaan fungsi tiroid pada pasien dengan infertilitas hanya dilakukan jika
pasien memiliki gejala (Rekomendasi C)
 Biopsi endometrium untuk mengevaluasi fase luteal sebagai bagian dari
pemeriksaan infertilitas tidak direkomendasikan karena tidak terdapat bukti
bahwa pemeriksaan ini akan meningkatkan kehamilan. (Rekomendasi B)
Pemeriksaan pada laki-laki

Anda mungkin juga menyukai