Anda di halaman 1dari 57

PEMBUATAN MODUL PEMODELAN & ANALISA STRUKTUR

MENGGUNAKAN METODE KOMPUTASI PROGRAM SAP2000,

PRODI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN UNNES

Proposal Skripsi

Disajikan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan

Oleh

Ade Yulyana

5101417057

PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2021
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
FAKTULTAS TEKNIK
Gedung Dekanat, Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Telepon/Fax (024) 8508101 – 8508009
Laman: http://www.ft.unnes.ac.id, email: ft@mail.unnes.ac.id

PROPOSAL SKRIPSI

Nama : Ade Yulyana

NIM : 5101417057

Prodi : Pendidikan Teknik Bangunan

Jurusan : Teknik Sipil

1. JUDUL

Proposal skripsi ini berjudul “Pembuatan Modul Pemodelan &

Analisa Struktur Menggunakan Metode Komputasi Program SAP2000,

Prodi Pendidikan Teknik Bangunan UNNES”

2. PENDAHULUAN

2.1. Latar Belakang

Menurut Indriani, dkk (2019:63-64) dalam penelitiannya tentang

Analisis Peran Konsultan Perencana dan Konsultan Pengawas Terhadap

Keberhasilan Proyek menjabarkan bahwa peranan konsultan perencana

dalam berkoordinasi dengan timnya memiliki beberapa kecenderungan.

Pertama memiliki kecenderungan dapat bekerja sama dengan baik bersama

timnya pada tahap persiapan perencanaan (mengumpulkan data umum

proyek, menyusun pedoman persyaratan konstruksi, serta konsultasi dengan


pemerintah terkait dengan perijinan), kedua memiliki kecenderungan kurang

baik dalam bekerja sama bersama timnya pada tahap perencanaan

(perencanaan arsitektur; perencanaan struktur meliputi perencanaan struktur

atas, struktur tengah dan struktur bawah; membuat Rencana Kerja dan Syarat-

syarat; menghitung Rencana Anggaran Biaya atau Owner Estimate), ketiga

konsultan perencana memiliki kecenderungan berkoordinasi dengan kurang

baik bersama timnya dalam membantu panitia untuk menyiapkan dokumen

tender dan membantu menyusun jadwal tender pada tahap persiapan tender.

Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi kecenderungan tersebut pada

peranan konsultan perencana di dalam proyek, yang pada penelitian tersebut

tidak dijabarkan. Jika kita fokuskan pada point konsultan perencana memiliki

kecenderungan berkoordinasi dengan kurang baik bersama timnya dalam

melakukan perencanaan struktur meliputi perencanaan struktur atas, struktur

tengah dan struktur bawah. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hal

tersebut menurut pendapat pribadi peneliti bisa jadi pemahaman atau

penguasaan ilmu yang kurang dari para praktisi teknik sipil konsultan

perencana dan timnya tentang analisis dan perancangan struktur bangunan

teknik sipil, yang selanjutnya bisa jadi hal tersebut berkaitan dengan

kurangnya pemahaman atau penguasaan ilmu dari para praktisi teknik sipil

selama menempuh perkuliahan mata kuliah analisa struktur dan mata kuliah

lainnya yang relevan.

Analisis dan perancangan struktur bangunan teknik sipil merupakan

proses merancang, menghitung dan menganalisa kekuatan struktur sebuah


konstruksi bangunan dalam memikul beban yang direncanakan diterima

struktur tersebut, guna mendapatkan desain detail pekerjaan teknik sipil yaitu

spesifikasi struktur konstruksi bangunan, gambar-gambar pelaksanaan

konstruksi, dan petunjuk pelaksanaan konstruksi. Dalam dunia akademik

ilmu analisis dan perancangan struktur dikenal dengan nama analisa struktur,

yaitu ilmu yang mempelajari konsep dasar dan kaidah-kaidah perancangan

dan perhitungan analisa struktur konstruksi bangunan teknik sipil. Meninjau

penjelasan sebelumnya mengenai peranan konsultan perencana pada

keberhasilan proyek, ilmu analisa struktur dapat disimpulkan sangat penting

untuk dikuasai dan dipahami oleh seorang mahasiswa teknik sipil yang

pekerjaannya nanti di lapangan bekerja sebagai praktisi perencana ataupun

pelaksana konstruksi bangun teknik sipil. Serta bagi lulusan mahasiswa

teknik sipil yang memilih mengabdi dibidang akademik sebagai dosen teknik

sipil ataupun pendidik di SMK rumpun teknik bangunan ilmu analisa struktur

termasuk penting juga untuk dikuasai dan dipahami, sebab ilmu analisa

struktur merupakan salah satu materi belajar yang wajib diajarkan.

Pada Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan, Jurusan Teknik

Sipil UNNES, ilmu analisa struktur dipelajari pada mata kuliah Pemodelan &

Analisa Struktur yang ditempuh pada semester 5. Sesuai dengan deskripsi

mata kuliah Pemodelan & Analisa Struktur pada Rencana Pembelajaran

Semester (RPS) Pendidikan Teknik Bangunan, Pemodelan & Analisa

Struktur merupakan mata kuliah keilmuan dan keterampilan yang berisi

tentang cara menghitung gaya dalam dan perilaku pada struktur yang diberi
pembebanan meliputi beban hidup, beban mati dan gempa pada blok, rangka

batang dan portal dengan metode statis tertentu dan statis tak tertentu dan

metode komputasi menggunakan program SAP2000 (Structure Analysis

Program). Sebelum menempuh mata kuliah Pemodelan & Analisa Struktur

mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan wajib menempuh

mata kuliah Mekanik Teknik terlebih dahulu sebagai pengetahuan dan

pemahaman awal tentang analisa struktur. Selain itu, mata kuliah Pemodelan

& Analisa Struktur memiliki relevansi dengan beberapa mata kuliah lain

diantaranya mata kuliah Struktur Baja, Struktur Beton dan Struktur Kayu.

Pada beberapa materi dan tugas dari mata kuliah tersebut memerlukan

pemahaman dari mata kuliah Pemodelan & Analisa Struktur. Meninjau

Kembali penjelasan mengenai pentingnya mata kuliah Pemodelan & Analisa

Struktur bagi seorang mahasiswa teknik sipil pada bidang pekerjaannya di

proyek maupun bidang akademik serta relevansinya dengan mata kuliah lain,

keberhasilan capaian tujuan pembelajaran mata kuliah Pemodelan & Analisa

Struktur sangat penting untuk tercapai. Pane dan Dasopang (2017:342)

menyatakan tujuan pembelajaran adalah faktor yang sangat penting dalam

proses pembelajaran, tujuan pembelajaran merupakan komponen yang dapat

mempengaruhi komponen pembelajaran lainnya, seperti bahan ajar, kegiatan

belajar mengajar, pemilihan metode mengajar, alat belajar, sumber belajar

dan alat evaluasi.

Namun menurut anggapan peneliti dari pengalaman yang sudah

dilewati sebelumnya selama menempuh mata kuliah Pemodelan & Analisa


Struktur, mata kuliah ini memiliki tingkat kesulitan yang tinggi untuk

dikuasai dan dipahami, hal tersebut dapat mempengaruhi keberhasilan

capaian tujuan pembelajaran. Kesulitan yang dialami dalam mempelajari dan

memahami mata kuliah tersebut yaitu, berada pada proses menerapkan

pemahaman mengenai konsep dasar analisa struktur tentang cara menghitung

gaya dalam dan perilaku pada struktur yang diberi pembebanan meliputi

beban hidup, beban mati dan gempa pada balok, rangka batang dan portal

dengan metode statis tertentu dan statis tak tertentu pada pembelajaran

pemodelan dan analaisa struktur menggunakan metode komputasi program

SAP2000. Ditambah dengan hasil observasi awal, yaitu wawancara dengan

dosen pengampu mata kuliah Pemodelan & Analisa Struktur menyatakan

bahwa memang belum tersedianya sumber belajar mandiri bagi mahasiswa

sehingga untuk memahami lebih dalam mahasiswa diharuskan mencari

sumber belajar sendiri misalnya mengenai penggunaan SAP2000.

Rifa’i dan Anni (2016:83-84) menjelaskan faktor-faktor yang

memberikan kontribusi terhadap proses dan hasil belajar adalah kondisi

internal dan eksternal peserta didik. Kondisi internal mencakup kondisi fisik,

seperti kesehatan organ tubuh, kondisi psikis, kemampuan intelektual,

emosional, kondisi sosial dan kemampuan bersosialisasi dengan lingkungan.

Kemudian, kondisi eksternal mencakup variasi dan tingkat kesulitan materi

belajar (stimulus) yang dipelajari (direspon), tempat belajar, iklim, suasana

lingkungan, dan budaya belajar masyarakat yang dapat mempengaruhi

kesiapan, proses, dan hasil belajar. Dari penjelasan tersebut kesulitan yang
dialami peneliti selama menempuh mata kuliah Pemodelan & Analisa

Struktur yang berpengaruh pada proses dan hasil belajar yaitu variasi dan

tingkat kesulitan materi belajar (stimulus) artinya salah satunya berada pada

sumber belajar mandiri yang belum tersedia.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut peneliti berkesimpulan

diperlukannya sumber belajar mandiri yang memiliki karakteristik yang layak

digunakan dalam pembelajaran mata kuliah Pemodelan & Analisa Struktur

dalam hal ini berupa modul. Sehingga peneliti tertarik mempelajari lebih

dalam mata kuliah Pemodelan & Analisa Struktur dengan mengumpulkan dan

membaca sumber belajar tentang materi Pemodelan & Analisa Struktur dari

beberapa buku, kemudian dirangkum menjadi sebuah modul. Agar

mendapatkan modul yang layak digunakan sebagai sumber belajar mandiri

maka peneliti melakukan penelitian dengan cara merancang, menyusun dan

mengkaji kelayakan modul pembelajaran untuk mata kuliah Pemodelan &

Analisa Struktur tersebut dengan judul “Pembuatan Modul Pemodelan &

Analisa Struktur Menggunakan Metode Komputasi Program SAP2000,

Prodi Pendidikan Teknik Bangunan UNNES”.

2.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, dapat

diidentifikasikan masalah yang dihadapi dan perlu untuk diteliti, yaitu:

1. Bagaimana pendapat mahasiswa yang sedang menempuh mata kuliah

Pemodelan & Analisa Struktur mengenai tingkat kesulitan mata kuliah

tersebut.
2. Perlu adanya modul yang layak digunakan serta mencakup seluruh

materi pembelajaran mengenai konsep dasar analisa struktur tentang

cara menghitung gaya dalam dan perilaku pada struktur yang diberi

pembebanan meliputi beban hidup, beban mati dan gempa pada blok,

rangka batang dan portal dengan menggunakan metode komputasi

analisa struktur program SAP2000 dalam satu modul (sumber belajar).

2.3. Pembatasan Masalah

Batasan masalah digunakan untuk membatasi dan menghindari

perkembangan permasalahan yang terlalu luas. Batasan masalah dalam

penelitian ini meliputi:

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah modul Pemodelan & Analisa Struktur

Menggunakan Metode Komputasi Program SAP2000.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan

Teknik Bangunan semester 5 pada tahun ajaran 2021/2022 sebagai

sumber untuk mendapatkan data survey tingkat kesulitan/kendala

belajar dan analisa kebutuhan sumber belajar mandiri mata kuliah

Pemodelan & Analisa Teknik Bangunan serta data survey pendapat

mahasiswa mengenai kelayakan modul.

3. Parameter

Parameter yang digunakan dalam penelitian ini adalah modul

Pemodelan & Analisa Struktur Menggunakan Metode Komputasi


Program SAP2000 layak digunakan sebagai sumber belajar mandiri

dalam pembelajaran mata kuliah Pemodelan & Analisa Struktur.

4. Materi Penelitian

Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah materi

mengenai konsep dasar analisa struktur tentang cara menghitung gaya

dalam dan perilaku pada struktur yang diberi pembebanan meliputi

beban hidup, beban mati dan gempa pada blok, rangka batang dan portal

dengan metode statis tertentu dan statis tak tertentu dan metode

komputasi analisa struktur menggunakan program SAP2000.

2.4. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan indetifikasi masalah yang telah

diuraikan di atas maka rumusan masalah dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Bagaimana pendapat mahasiswa yang sedang menempuh mata kuliah

Pemodelan & Analisa Struktur mengenai tingkat kesulitan mata kuliah

tersebut, serta kebutuhan akan sumber belajar mandiri (modul) mata

kuliah tersebut?

2. Seberapa besar nilai kelayakan modul Pemodelan & Analisa Struktur

Menggunakan Metode Komputasi SAP2000 untuk digunakan dalam

pembelajaran mata kuliah Pemodelan & Analisa Struktur?

3. Bagaimana pendapat mahasiswa tentang modul Pemodelan & Analisa

Struktur Menggunakan Metode Komputasi SAP2000 untuk digunakan

dalam pembelajaran mata kuliah Pemodelan & Analisa Struktur?


2.5. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui pendapat mahasiswa yang sedang menempuh mata kuliah

Pemodelan & Analisa Struktur mengenai tingkat kesulitan mata kuliah

tersebut, serta kebutuhan akan sumber belajar mandiri (modul) mata

kuliah tersebut.

2. Mengetahui nilai kelayakan modul Pemodelan & Analisa Struktur

Menggunakan Metode Komputasi SAP2000 untuk digunakan dalam

pembelajaran mata kuliah Pemodelan & Analisa Struktur?

3. Mengetahui pendapat mahasiswa tentang modul Pemodelan & Analisa

Struktur Menggunakan Metode Komputasi SAP2000 untuk digunakan

dalam pembelajaran mata kuliah Pemodelan & Analisa Struktur?

2.6. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat di bidang akademik Teknik

Sipil, manfaat penelitian yang diharapkan diantaranya sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi dunia

akademik, yaitu penelitian ini dapat dijadikan kajian pustaka penelitian-

penelitian selanjutnya, produk hasil penelitian dalam hal ini modul

Pemodelan & Analisa Struktur Menggunakan Metode Komputasi

Program SAP2000 diharapkan dapat digunakan sebagai sumber belajar

mandiri yang memenuhi syarat kelayakan sebagai sumber belajar dalam

pembelajaran mata kuliah Pemodelan & Analisa Struktur.


2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

Diharapkan setelah melakukan penelitian ini peneliti

mendapatkan pengalaman dalam melakukan penelitian,

pengalaman dan pengetahuan menyusun modul, serta dapat

memperdalam ilmu Analisa Struktur.

b. Bagi Mahasiswa

Produk penelitian dalam hal ini modul Pemodelan & Analisa

Struktur Menggunakan Metode Komputasi Program SAP2000

dapat dimanfaatkan mahasiswa sebagai sumber belajar mandiri

perkuliahan mata kuliah Pemodelan & Analisa Struktur.

c. Bagi Dosen Pengampuh

Produk penelitian dalam hal ini modul Pemodelan & Analisa

Struktur Menggunakan Metode Komputasi Program SAP2000

dapat membantu dosen pengampuh dalam penyampaian materi

pembelajaran mata kuliah Pemodelan & Analisa Struktur.

d. Bagi Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan, Jurusan Teknik

Sipil, UNNES

Hasil penelitian dan produk penelitian dalam hal ini modul

Pemodelan & Analisa Struktur Menggunakan Metode Komputasi

Program SAP2000 dapat menjadi literatur yang bermanfaat dalam

pengembangan Program Studi.


3. LANDASAN TEORI

3.1. Belajar

Menurut Susanto (2013:4) belajar adalah kegiatan yang dilakukan

seseorang secara sadar untuk memperoleh suatu konsep, wawasan, atau

pengetahuan baru sehingga dapat membuat perubahan relatif tetap baik dalam

berpikir, merasa, maupun bertindak. Menurut Pane dan Dasopang (2017:337)

belajar adalah proses perubahan perilaku dan pemahaman, yang pada

awalnya, anak tidak dibekali dengan potensi fitrah, sehingga proses belajar

mengubah tingkah laku dan pemahamannya semakin bertambah.

Belajar merupakan sebuah sistem yang di dalamnya terdapat berbagai

unsur yang saling terkait sehingga menghasilkan perubahan perilaku (Gagne,

1977:4). Beberapa unsur yang dimaksud tersebut yaitu peserta didik,

situmulus, memori, dan respon. Kegiatan belajar akan terjadi pada diri peserta

didik apabila terdapat interaksi antara stimulus dengan isi memori, sehingga

perilakunya berubah (direspon) dari waktu sebelum dan setelah adanya

stimulus tersebut. Apabila terjadi perubahan perilaku, maka perubahan

perilaku itu menjadi indikator bahwa peserta didik telah melakukan kegiatan

belajar (Rifa’i dan Anni, 2016:71). Perubahan perilaku tersebut dapat

dikatakan sebagai hasil belajar, perubahan perilaku atau hasil belajar tersebut

bergantung pada apa yang dipelajari peserta didik. Apabila yang dipelajari

peserta didik adalah pengetahuan mengenai penguasaan suatu konsep, maka

hasil belajar yang diperoleh adalah penguasaan suatu konsep tersebut.


Jadi dapat disimpulkan belajar merupakan aktivitas yang dilakukan

seseorang secara sadar dan sengaja berusaha mencari dan memperoleh suatu

konsep, pemahaman, atau pengetahuan baru sehingga pengetahuan dan

pemahaman seseorang mengenai konsep tersebut bertambah dan menjadikan

seseorang tersebut berubah tingkah lakunya menjadi semakin baik. Belajar

merupakan kegiatan yang berupa sistem, didalamnya terdapat beberapa unsur

yaitu peserta didik, stimulus, memori, dan respon. Keempat unsur tersebut

yang mempengaruhi perubahan perliaku seseorang yang belajar menjadi

seperti apa atau memahami konsep apa. Dalam kaitannya dengan penelitian

ini modul yang dirancang oleh peneliti merupakan salah satu stimulus yang

digunakan untuk merangsang peserta didik melakukan kegiatan belajar dan

mencapai hasil belajar.

3.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

Menurut Rifa’i dan Anni (2016:83-84)) beberapa faktor yang

memberikan kontribusi terhadap proses dan hasil belajar adalah kondisi

internal dan eksternal peserta didik. Kondisi internal mencakup kondisi fisik,

kondisi psikis, emosional, dan kondisi sosial atau kemampuan bersosialisasi

dengan lingkungan. Kemudian, kondisi eksternal meliputi variasi dan tingkat

kesulitan materi belajar (stimulus) yang dipelajari (direspon), tempat belajar,

iklim, suasana lingkungan, dan budaya belajar masyarakat akan

mempengaruhi kesiapan, proses, dan hasil belajar.

Oleh karena itu peserta didik yang akan mempelajari materi belajar

yang memiliki tingkat kesulitan yang tinggi, maka peserta didik tersebut
harus memiliki kemampuan intelektual atau kondisi internal yang

dipersyaratkan agar peserta didik tersebut tidak mengalami kendala dalam

kesiapan dan kesulitan dalam proses belajar sehingga mendapatkan hasil

belajar. Selain dipengaruhi kondisi internal yang dipersyaratkan untuk

mendapatkan hasil belajar dalam mempelajari materi belajar yang memiliki

tingkat kesulitan tinggi juga dipengaruhi oleh kondisi eksternal salah satunya

yaitu sumber belajar. Sumber belajar yang dimaksud dalam hal ini

diantaranya bisa berupa modul yang layak digunakan sebagai sumber belajar

mandiri, modul harus memiliki karakteristik self instruction, self contained,

stand alone, adaptif, dan user friendly agar mampu meningkatkan motivasi

belajar peserta didik dan memberikan pengaruh yang positif pada proses dan

hasil belajar peserta didik.

3.3. Pembelajaran

Pembelajaran pada hakikatnya merupakan sebuah proses, yaitu proses

mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar peserta didik

sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong peserta didik melakukan

kegiatan belajar (Pane dan Dasopang, 2017:337). Menurut Rusman (2017:10)

kegiatan pembelajaran merupakan proses pendidikan yang memberikan

kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensinya menjadi

kemampuan yang setiap saat selalu meningkat dalam sikap, pengetahuan, dan

keterampilan yang diperlukan dirinya untuk hidup sebagai umat manusia.

Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2013 tentang

Sistem Pendidikan Nasional, bahwa pembelajaran adalah proses interaksi


pendidik dengan peserta didik dan sumber belajar yang berlangsung dalam

suatu lingkungan belajar. Secara Nasional, pembelajaran dipandang sebagai

suatu proses interaksi yang melibatkan komponen-komponen utama, yaitu

peserta didik, pendidik, dan sumber belajar yang berlangsung dalam suatu

lingkungan belajar, maka yang dikatakan dengan proses pembelajaran adalah

suatu sistem yang melibatkn suatu kesatuan komponen yang saling berkaitan

dan saling berinteraksi untuk mencapai suatu hasil yang diharapkan secara

optimal sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Meninjau beberapa definisi pembelajaran di atas, definisi yang paling

menjelaskan secara detail dan rinci yaitu definisi menurut Undang-undang

Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2013 tentang Sistem Pendidikan

Nasional. Jika dikaitkan dengan pendapat Gagne tentang belajar,

pembelajaran yaitu proses interaksi dari keseluruhan unsur-unsur belajar

guna mendapatkan hasil belajar. Salah satu unsur-unsur belajar yang saling

berinteraksi dalam proses pembelajaran yaitu sumber belajar dalam hal ini

sebagai salah satu contoh sumber belajar, yaitu modul sebagai seumber

belajar mandiri seperti yang dirancang dalam penelitian ini.

3.4. Komponen-komponen Pembelajaran

Menurut Pane dan Dasopang (2017:340) proses pembelajaran

merupakan proses beberapa rangkaian kegiatan yang melibatkan berbagai

komponen pembelajaran yang satu sama lain saling berinteraksi. Beberapa

komponen-komponen pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut:


1. Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi hasil belajar dalam proses pembelajaran. Tujuan

pembelajaran merupakan komponen yang dapat mempengaruhi

komponen pembelajaran lainnya, seperti materi pelajaran, kegiatan

pembelajaran, pemilihan strategi pembelajaran, media pembelajaran,

dan alat evaluasi (Pane dan Dasopang, 2017:342). Pada Rencana

Pembelajaran Semester tujuan pembelajaran dirumuskan dalam Capain

Pembelajaran Lulusan (CPL) dan Capaian Pembelajaran Mata Kuliah

(CPMK). Dalam pembuatan modul CPL dan CPMK digunakan untuk

melakukan pemetaan materi modul.

2. Subjek Belajar

Menurut Rifa’i dan Anna (2017:93) subjek belajar dalam sistem

pembelajaran berperan sebagai subjek sekaligus objek. Sebagai subjek

peserta didik adalah individu yang melakukan proses belajar. Sebagai

objek karena kegiatan pembelajaran diharapkan dapat mencapai

perubahan perilaku pada diri peserta didik sebagai subjek belajar. Oleh

karena itu peserta didik yang berperan sebagai subjek dan objek belajar

harus berperan aktif dalam kegiatan belajar mengajar untuk mencapai

tujuan pembelajaran. Dalam penelitian ini subjek belajar yaitu

mahasiswa PTB semester 5.


3. Materi Pembelajaran

Materi pembelajaran terdapat dalam Silabus, Rencana

Pembelajaran Semester (RPS), dan sumber belajar. Pane dan Dasopang

(2017:343) mengatakan “Suharsimi Arikunto memandang bahwa

materi pelajaran merupakan unsur inti yang ada di dalam kegiatan

belajar mengajar, karena bahan pelajaran itulah yang diupayakan untuk

dikuasai oleh peserta didik". Sehingga materi pembelajaran perlu

dipilih dengan teliti dan tepat agar dapat membantu peserta didik

mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan dalam hal ini Capain

Pembelajaran Lulusan (CPL) dan Capaian Pembelajaran Mata Kuliah

(CPMK).

4. Strategi Pembelajaran

Rifa’i dan Anna dalam Psikolog Pendidikan (2017:93)

menjelaskan strategi pembelajaran merupakan pola umum mewujudkan

proses pembelajaran yang diyakini memiliki efektivitas untuk

mencapai tujuan pembelajaran. Dalam penerapan strategi pembelajaran

pendidik perlu memilih, model pembelajaran yang tepat, metode

mengajar yang sesuai dan teknik mengajar yang menunjang

pelaksanaan mengajar.

5. Media Pembelajaran

Meurut Adam dan Syastra (2018:79) media pembelajaran adalah

alat bantu yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk

mempermudah pendidik dalam menyajikan materi pelajaran kepada


peserta didik sehingga memudahkan pencapaian tujuan pembelajaran

yang telah dirumuskan. Media pembelajaran bisa juga didefinisikan

sebagai alat yang digunakan pendidik dalam kegiatan belajar mengajar

untuk menyampaikan materi pembelajaran.

6. Evaluasi

Menurut Pane dan Dasopan (2017:350) evaluasi merupakan

komponen terakhir dalam sistem pembelajaran. Evaluasi bukan saja

berfungsi untuk melihat keberhasilan peserta didik dalam

pembelajaran, akan tetapi juga berfungsi sebagai umpan balik pendidik

atas kinerja yang telah dilakukannya dalam proses pembelajaran.

Dengan melakukan evaluasi pendidik dapat mengetahui kekurangan

dalam pemanfaatan berbagai komponen dalam pembelajaran.

Penjelasan di atas relevansinya dengan penelitian yang dilakukan

peneliti yaitu, modul merupakan salah satu komponen pembelajaran yang

harus dipilih dan dibuat dengan teliti dengan memperhatikan komponen

pembelajaran lainnya agar tujuan pembelajaran tercapai. Karena

pembelajaran merupakan proses interaksi seluruh unsur belajar atau

komponen pembelajaran.

3.5. Modul Pembelajaran

1. Pengertian Modul

Modul merupakan salah satu bentuk sumber belajar yang dikemas

secara sistematis, di dalamnya memuat seperangkat materi belajar yang

terencana dan didesain untuk membantu peserta didik menguasai tujuan


belajar yang spesifik (Daryanto, 2013:9). Modul berfungsi sebagai

sarana belajar yang bersifat mandiri, sehingga peserta didik dapat

belajar secara mandiri sesuai dengan kemampuannya (Daryanto,

2013:9).

2. Karakteristik Modul

Untuk menyusun modul yang layak digunakan sebagai sumber

belajar mandiri dan mampu meningkatkan motivasi belajar, penyusun

modul harus memperhatikan karakteristik kelayakan modul.

Karakteristik modul yang dimaksud tersebut menurut Daryanto

(2013:9-11) terdapat 5 karakteristik, berikut penjelasannya:

a. Self Instruction

Karakteristik self instruction merupakan karakter yang

memungkinkan seseorang belajar secara mandiri dan tidak

tergantung pada pihak lain. Untuk memenuhi karakteristik self

instruction, maka modul harus:

• Memuat tujuan pembelajaran yang jelas, dan dapat

menggambarkan pencapaian Standar Kompetensi dan

Kompetensi Dasar;

• Memuat materi pembelajaran yang dikemas dalam unit-unit

kegiatan yang kecil/spesifik, sehingga memudahkan dipelajara

secara tuntas;

• Tersedia contoh dan ilustrasi yang mendukung kejelasan

pemaparan materi pembelajaran;


• Terdapat soal-soal latihan, tugas dan sejenisnya yang

memungkinkan untuk mengukur penguasaan peserta didik;

• Kontekstual, yaitu materi yang disajikan terkait dengan

suasana, tugas atau konteks kegiatan dan lingkungan peserta

didik;

• Menggunakan Bahasa yang sederhana dan komunikatif;

• Terdapat rangkuman materi pembelajaran;

• Terdapat instrument penilaian, yang memungkinkan peserta

didik melakukan penilaian mandiri (self assessment);

• Terdapat umpan balik atas penilaian peserta didik,sehingga

peserta didik mengetahui tingkat penguasaan materi;

• Terdapat informasi tentang rujukan/pengayaan/referensi yang

mendukung materi pembelajaran dimaksud.

b. Self Contained

Modul dikatakan self contained bila seluruh materi

pembelajaran yang dbutuhkan termuat dalam modul tersebut.

Tujuan dari konsep ini adalah memberikan kesempatan peserta

didik mempelajari materi pembelajaran secara tuntas, karena

materi belajar dikemas kedalam satu kesatuan yang utuh.

c. Berdiri Sendiri (Stand Alone)

Stand alone atau berdiri sendiri merupakan karakteristik

modul yang berarti tidak tergantung pada bahan ajar/media lain,

atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan bahan ajar/media


lain. Dengan menggunakan modul, peserta didik tidak perlu bahan

ajar yang lain untuk mempelajari dan atau mengerjakan tugas pada

modul tersebut.

d. Adaptif

Modul dapat dikatakan adaptif jika modul tersebut dapat

menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,

serta fleksibel/luwes digunakan di berbagai perangkat keras

(hardware).

e. Bersahabat/Akrab (User Friendly)

Modul hendaknya juga memenuhi kaidah user friendly atau

bersahabat/akrab dengan pemakainya, yaitu setiap instruksi dan

paparan informasi yang tampil bersifat membantu dan bersahabat

dengan pemakainya, termasuk kemudahan pemakai dalam

merespon dan mengakses sesuai dengan keinginan. Penggunaan

bahasa yang sederhana, mudah dimengerti, serta menggunakan

istilah yang umum digunakan, merupakan salah satu bentuk user

friendly.

3. Elemen Mutu Modul

Untuk menghasilkan modul pembelajaran yang mampu

memerankan fungsi dan perannya dalam pembelajaran yang efektif,

modul perlu dirancang dan dikembangkan dengan mempehatikan

beberapa elemen yang disyaratkan, yaitu: format, organisasi, daya tarik,

ukuran huruf, spasi kosong, dan konsistensi (Daryanto, 2013:13-15).


a. Format

• Gunakan format kolom (tunggal atau multi) yang

proporsional. Penggunaan kolom tunggal atau multi harus

sesuai dengan bentuk dan ukuran kertas yang digunakan. Jika

menggunakan kolom multi, hendaknya jarak dan

perbandingan anat kolom secara proporsional.

• Gunakan format kertas (vertikal atau horizontal) yang tepat.

Penggunaan format kertas secara vertikal atau horizontal harus

memperhatikan tata letak dan format pengetikan.

• Gunakan tanda-tanda (iconi) yang mudah ditangkap dan

bertujuan untuk menekankan pada hal-hal yang dianggap

penting atau khusus. Tanda dapat berupa gambar, cetak tebal,

cetak miring atau lainnya.

b. Organisasi

• Tampilan peta/bagan yang menggambarkan cakupan materi

yang akan dibahas dalam modul.

• Organisasi isi materi pembelajaran dengan urutan dan sususan

yang sistematis, sehingga memudahkan peserta didik

memahami materi pembelajaran.

• Susunan dan tempat naskah, gambar dan ilustrasisedemikian

rupa sehingga informasi mudah dimengerti oleh peserta didik.


• Organisasi antar bab, antar unit dan antar paragraph dengan

susunan dan alur yang memudahkan peserta didik

memahaminya.

• Organisasi antar judul, sub judul dan uraian yang mudah

diikuti oleh peserta didik.

c. Daya Tarik

Daya Tarik modul ditempatkan di beberapa bagian seperti:

• Bagian sampul (cover) depan, dengan

mengkombinasikanwarna, gambar (ilustrasi), bentuk dan

ukuran huruf yang serasi.

• Bagian isi modul dengan menempatkan rangsangan-

rangsangan berupa gambar dan ilustrasi, pencetakan huruf

tebal, miring, garis bawah atau warna.

• Tugas dan latihan dikemas sedemikian rupa sehingga menarik.

d. Bentuk dan Ukuran Huruf

• Gunakan bentuk dan ukuran huruf yang mudah dibaca sesuai

dengan karakteristik umum peserta didik.

• Gunakan perbandingan huruf yang proporsional antar judul,

sub judul dan isi naskah.

• Hindari penggunaan huruf kapital untuk seluruh teks, karena

dapat membuat proses membaca menjadi sulit


e. Ruang (Spasi Kosong)

Gunakan spasi atau ruang kosong tanpa naskah atau gambar

untuk menambah kontras penampilan modul. Spasi kosong dapat

berfungsi untuk menambahkan catatan penting dan memberikan

kesempatan jeda kepada peserta didik. Gunakan dan tempatkan

spasi kosong tersebut secara proporsional. Penempatan ruang

kosong dapat dilakukan di beberapa tempat seperti:

• Ruangan sekitar judul bab dan sub bab.

• Batas tepi (magins); batas tepi tengah yang luas memaksa

pehatian peserta didik untuk masuk ke tengah-tengah halaman.

• Spasi antar kolom; semakin lebar kolomnya semakin luas spasi

diantaranya.

• Pergantian antar bab atau bagian.

f. Konsistensi

• Gunakan bentuk dan huruf secara konsisten dari halaman ke

halaman. Usahakan agar tidak menggabungkan beberapa

cetakan dengan bentuk dan ukuran huruf yang terlalu bayak

variasi.

• Gunakan jarak spasi konsisten. Jarak antar judul dengan baris

pertama, antara judul dengan teks utama. Jarak baris atau spasi

yang tidak sama sering dianggap buruk, tidak rapi.

• Gunakan tata letak pengetikan yang konsisten, baik pola

pengetikan maupun margin/batas-batas pengetikan.


4. Langkah-langkah Penyusunan Modul

Menurut penjelasan Daryanto (2013:16-24) penulisan modul

dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

a. Analisis Kebutuhan Modul

Analisi kebutuhan modul merupakan kegiatan menganalisis

silabus atau RPS untuk mendapatkan informasi kebutuhan modul

yang dibutuhkan peserta didik dalam mempelajari kompetensi

yang harus dicapai dalam pembelajaran. Pada dasarnya tiap satu

standar kompetensi dikembangkan menjadi satu modul dan satu

modul terdiri dari 2-4 kegiatan pembelajaran, jika penyusunan

modul dimaksudkan untuk satu program semester maka harus

dilakukan pengelompokkan kegiatan pembelajaran pada modul

tersebut. Perlu disampaikan bahwa yang dimaksud kompetensi

disini adalah standar kompetensi dan kegiatan pembelajaran adalah

kompetensi dasar. Dalam penelitian ini analisis kebutuhan modul

berdasarkan Rencana Pembelajaran Semester (RPS) karena

diperuntukan bagi pembelajaran mata kuliah, dan yang dimaksud

kompetensi dasar adalah Capaian Pembelajaran Mata Kuliah

(CPMK).

Tujuan analisis kebutuhan modul adalah untuk

mengidentifikasi dan menetapkan jumlah dan judul modul yang

harus dikembangkan dalam satu satuan program tertentu. Satuan


program tersebut dapat diartikan sebagai satu tahun ajaran, satu

semester, satu mata pelajaran atau lainnya.

Setelah kebutuhan modul ditetapkan, Langkah berikutnya

adalah membuat peta modul. Peta modul adalah tata letak atau

kedudukan modul pada satu satuan program yang digambarkan

dalam bentuk diagram. Pembuatan peta modul disusun mengacu

kepada diagram pencapaian kompetensi yang termuat dalam RPS.

Setiap judul modul dianalisis keterkaitannya dengan judul modul

yang lain dan diurutkan penyajiannya sesuai dengan urutan

pembelajaran yang akan dilaksanakan. Pemetaan modul dapat

dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

RPS

Analisis Materi
Kebutuh Pembelajaran
an

Judul Modul

Pemetaan Daftar Judul


Modul

Peta Modul

Gambar 3.1. Alur Pemetaan Modul


b. Desain Modul

Desain penulisan modul yang dimaksud disini adalah Rencana

Pembelajaran Semester (RPS) yang telah disusun oleh dosen mata

kuliah. Di dalam RPS telah memuat strategi pembelajaran dan

media yang digunakan, garis besar materi pembelajaran dan

metoda penilaian serta perangkatnya. Dengan demikian, RPS

dijadikan acuan sebagai desain dalam penyusunan/penulisan

modul. Penulisan modul belajar diawali dengan menyususn buram

atau draft/konsep modul/kerangka isi modul. Kemudian

selanjutnya dilakukan penyusunan modul secara utuh, yang

selanjutnya modul tersebut harus divalidasi atau diuji

kelayakannya.

c. Penyusunan Modul

Penyusunan modul dilakukan beracuan pada peta modul dan

draft atau kerangka isi modul yang sudah disusun sebelumnya.

Penyusunan modul harus dilakukan dengan memperhatikan

karakteristik dan elemen mutu sebuah modul yang layak.

d. Validasi Modul

Validasi merupakan proses untuk menguji kelayakan modul,

yaitu kesesuaian dengan karakteristik modul dan memenuhi

elemen mutu modul. Bila isi modul sesuai, artinya efektif untuk

mempelajari kompetensi yang menjadi target belajar, maka modul


dinyatakan valid (sahih). Validasi dapat dilakukan dengan cara

meminta bantuan ahli yang menguasai kompetensi yang dipelajari.

Bila tidak ada, maka dilakukan oleh sejumlah pendidik yang

mengajar pada bidang atau kompetensi tersebut. Validator

membaca ulang isi modul dengan cermat. Validator memeriksa,

apakah tujuan belajar, uraian materi, bentuk kegiatan, tugas, latihan

atau kegiatan lainnya yang ada diyakini dapat efektif untuk

digunakan sebagai media menguasai kompetensi yang menjadi

target belajar. Serta, validator juga memeriksa apakah elemen mutu

modul sudah terpenuhi. Bila hasil validasi ternyata menyatakan

bahwa modul tidak valid maka modul tersebut perlu diperbaiki

sehingga menjadi valid.

Draft Modul

Validator Validasi Penyempurnaan

Pendapat Penyempurnaan
Mahsiswa

Modul

Gambar 3.2. Validasi Modul


3.6. Mata Kuliah Pemodelan & Analisa Struktur

Menurut deskripsi yang tercantum dalam Rencana Pembelajaran

Semester (RPS) mata kuliah Pemodelan & Analisa Struktur Program Studi

Pendidikan Teknik Bangunan, Jurusan Teknik Sipil, UNNES mata kuliah

Pemodelan & Analisa Struktur merupakan mata kuliah keilmuan dan

keterampilan yang berisi tentang cara menghitung gaya dalam dan perilaku

pada struktur yang diberi pembebanan meliputi beban hidup, beban mati dan

gempa pada blok, rangka batang dan portal dengan metode statis tertentu dan

statis tak tertentu dan metode komputasi menggunakan program SAP2000

(Structure Analysis Program). Terdapat 5 Capaian Pembelajaran Lulusan

(CPL) dan 8 Capaian Pemebalajaran Mata Kuliah (CPMK), yaitu sebagai

berikut:

Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL)

1. CPL-1 Menunjukkan sikap bertanggung jawab atas pekerjaan di bidang

keahliannya ecara mandiri.

2. CPL-2 Menguasai konsep teoretis sains alam, aplikasi matematika

rekayasa; prinsip-prinsip rekayasa (engineering principles), sains

rekayasa dan perancangan rekayasa yang diperlukan untuk analisis dan

perancangan bangunan teknik sipil.

3. CPL-3 Menguasai prinsi dan teknik perancangan bangunan teknik sipil

4. CPL-4 Mampu mengimplementasikan hasil desain detail pekerjaan

teknik sipil dalam hal ini analisis dan perancangan struktur, analisis

petunjuk pelaksanaan konstruksi, dan gambar-gambar pelaksanaan


konstruksi. Mampu menghasilkan desain detail pekerjaan teknik sipil

dalam hal analisis dan perancangan struktur, analisis petunjuk

pelaksanaan konstruksi, dan gambar-gambar pelaksanaan konstruksi.

5. CPL-5 Mampu mengambil keputusan secara tepat dalam konteks

penyelesaian masalah di bidang keahliannya, berdasarkan hasil analisis

informasi dan data.

Capaian Pembelejaran Mata Kuliah (CPMK)

1. Mahasiswa mampu memahami konsep dasar Analisa Struktur baik

statis tertentu maupun statis tak tentu yang meliputi berbagai macam

jenis struktur dan idealisnya.

2. Mahasiswa mampu menganalisis deformasi dan displacement pada

struktur.

3. Mahasiswa mampu menerapkan hukum constitutive Law hubungan

antara aksi dan deformasi.

4. Mahasiswa dapat memahami prinsip keseimbangan (equilibrium).

5. Mahasiswa dapat menjelaskan pertimbangan kinematis struktur yang

terdeformasi (compatibility).

6. Mahasiswa mampu menentukan derajat ketidatentuan statis dan

kinematis pada struktur.

7. Mahasiswa mampu menganalisis perhitungan struktur statis tak tentu

yang meliputi deformasi, displacement dan gaya dalam pada struktur

2D (balok, rangka batang dan portal).


8. Mahasiswa mampu menggunakan teknik kalkulasi, ketrampilan

perangkat komputasi dan program analisis struktur SAP2000 yang

diperlukan untuk menyelesaikan analisis sebagai pembanding hasil

pada struktur balok, rangka dan portal.

3.7. Analisa Struktur

Analisa struktur, yaitu ilmu yang mempelajari konsep dasar dan kaidah-

kaidah perancangan dan perhitungan analisa struktur konstruksi bangunan

teknik sipil. Jika mengacu pada Rencana Pembelajaran Semester (RPS) mata

kuliah Pemodelan & Analisa Struktur, ilmu analisa struktur membahas

tentang materi sebagai berikut:

1. Konsep dasar Analisa Struktur baik statis tertentu maupun statis tak

tentu yang meliputi berbagai macam jenis struktur dan idealisnya.

2. Menganalisis deformasi dan displacement pada struktur, hukum

constitutive Law hubungan antara aksi dan deformasi.

3. Prinsip keseimbangan (equilibrium).

4. Pertimbangan kinematis struktur yang terdeformasi (compatibility)

5. Menentukan derajat ketidatentuan statis dan kinematis pada struktur.

6. Menganalisis perhitungan struktur statis tak tentu yang meliputi

deformasi, displacement dan gaya dalam pada struktur 2D (balok,

rangka batang dan portal).

7. Teknik kalkulasi, ketrampilan perangkat komputasi dan program

analisis struktur SAP2000 yang diperlukan untuk menyelesaikan


analisis sebagai pembanding hasil pada struktur balok, rangka dan

portal.

3.8. Program SAP2000

Analisa struktus suatu bangunan teknik sipil dapat dilakukan dengan

cara manual atau meggunakan metode komputasi menggunakan program

komputer. Untuk cara manual dapat menggunakan metode analisis struktur

statik maupun dinamik, namun cara ini tidak terlalu efektif dan efisian jika

digunakan untuk menganalisis struktur bangunan pada saat ini dikarenakan

banyaknya komponen struktur bangunan Gedung. Untuk cara meggunakan

metode komputasi menggunakan program komputer, salah satu program

komputer yang dapat digunakan salah satunya adalah program SAP

(Structural Analysis Program).

3.9. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini diantaranya sebagai

berikut:

1. Penelitian oleh Anisya Mei Hartina dengan judul “Pembuatan Modul

Ukur Tanah pada Program Keahlian Bisnis Konstruksi dan Properti di

SMKN Jawa Tengah”. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui

bagaimana langkah pembuatan modul pembelajaran ukur tanah materi

pengoperasian pesawat penyipat datar (levelling) dan berapa presentase

kelayakan media ditinjau dari ahli materi, ahli media, dan persepsi

peserta didik. Metode penelitian yang digunakan adalah metode

deskriptif (descriptiver research) dengan pendekatan kuantitatif. Dari


hasil penelitian menunjukkan bahwa modul " Modul Ukur Tanah pada

Program Keahlian Bisnis Konstruksi dan Properti di SMKN Jawa

Tengah” layak digunakan sebagai media pembelajaran mandiri peserta

didik SMKN Jawa Tengah dalam mengiktui pembelajaran mata

pelajaran Dasar-dasar Konstruksi Bangunan (Ukur Tanah). Persamaan

penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan peneliti yaitu terletak

pada tema, konsep, dan metode penelitian yang digunakan hal ini dapat

mempermudah penelitian pembuatan modul sebagai bahan ajar yang

akan dilakukan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang

dilakukan peneliti terletak pada subjek penelitian, objek penelitian,

parameter, dan materi penelitian.

2. Penelitian oleh Lia Risqi Nurjana dengan judul penelitian

“Pengembangan Modul Pengoperasian Digital Level pada Mata Kuliah

Ilmu Ukur Tanah Lanjut Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan

Universitas Negeri Semarang”. Tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui kelayakan Modul Pengoperasian Digital Level dan

pendapat mahasiswa terhadap Modul Pengoperasian Digital Level.

Metode penelitian yang digunakan adal penelitian deskriptif dengan

pendekatan kuantitatif. Pengambilan data yang digunakan untuk

mengetahui kelayakan modul dengan menggunakan kuesioner/angket.

Adapun uji kelayakan modul dilakukan oleh ahli materi, ahli media, dan

pendapat mahasiswa terhadap modul. Hasil penelitian oleh ahli materi

mendapatkan presentase rata-rata 83.33% dengan kategori layak,


presentase rata-rata ahli media sebesar 92.33% dengan kategri sangat

layak, dan presentase rata-rata pendapat mahasiswa terhadap modul

sebesar 85.48% dengan kategori sangat layak. Persamaan penelitian ini

dengan penelitian yang dilakukan peneliti yaitu terletak pada tema,

konsep, dan metode penelitian yang digunakan hal ini dapat

mempermudah penelitian pembuatan modul sebagai bahan ajar yang

akan dilakukan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang

dilakukan peneliti terletak pada subjek penelitian, objek penelitian,

parameter, dan materi penelitian.

3.10. Kerangka Pikir

Pembuatan modul Pemodelan & Analisa Struktur menggunakan

metode komputasi program SAP2000 dilaksanakan atas dasar latar belajang

masalah dan identifkasi masalah menenai tingkat kesulitan memahami mata

kuliah Pemodelan & Analisa Struktur serta kendala yang dialami selama

proses pembelajaran. Kendala tersebut salah satunya adalah belum

tersedianya sumber belajar berupa modul yang mencakup keseluruhan materi

pembeljaran sebagai sumber belajar mandiri tanpa harus menggunakan

banyak sumber belajar lain. Berikut diagram alur kerangka berpikir penelitian

ini:
MATA KULIAH PEMODELAN DAN
ANALISA STRUKTUR
(RPS)

STUDI KASUS
Tingkat kesulitan mata kuliah yang tinggi
Dibutuhkannya sumber belajar mandiri berupa
modul

PENGKAJIAN TEORI

SURVEY
Survey pendapat mahasiswa tentang tingkat
kesulitan belajar serta analisa kebutuhan
sumber belajar mandiri mata kuliah
Pemodelan dan Analisa Stukur

Data Penguat

PEMBUATAN MODUL
Mengtahui karakteristik modul,
elemen mutu modul, dan melakukan
langkah menyusun modul

UJI KELAYAKAN UJI KELAYAKAN


MODUL MODUL
Validasi modul berdasarkan Validasi modul berdasarkan
pendapat mahasiswa pendapat mahasiswa

Tidak Layak

MODUL LAYAK DIGUNAKAN

Gambar 3.3. Kerangka Pikir


3.11. Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian ini adalah diperlukan adanya modul pembelajaran

dalam hal ini modul Pemodelan & Analisa Struktur menggunakan metode

komputasi program SAP2000 yang memenuhi syarat kelayakan untuk

menunjang tujuan dan prose pembelajaran mata kuliah Pemodelan & Analisa

Struktur, serta meminimalisir kendala yang dialami mahasiswa berkaitan

dengan sumber belajar dalam proses pembelajaran dan mengurangi variasi

tingkat kesulitan dalam proses memahami mata kuliah tersebut.

4. METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Program Studi Pendidikan Teknik

Bangunan, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Negeri Semarang. Adapun

waktu penelitian direncanakan dimulai pada bulan Agustus s/d November

2021.

4.2. Objek Penelitian

Objek penelitian pada penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi

Pendidikan Teknik Bangunan semester 5 pada tahun ajaran 2021/2022

sebagai sumber untuk mendapatkan data survey tingkat kesulitan dan analisa

kebutuhan sumber belajar mandiri mata kuliah Pemodelan & Analisa Teknik

Bangunan, serta data survey pendapat mahasiswa mengenai kelayakan

modul.
4.3. Subjek Penelitian

Subjek penelitian pada penelitian ini adalah modul Pemodelan &

Analisa Struktur Menggunakan Metode Komputasi SAP2000.

4.4. Metode Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan menggunakan metode penelitian deskritif

dengan pendekatan kuantitaif. Sugiyono (2017:147) menjelaskan “penelitian

deskriptif adalah penelitian yang digunakan untuk menganalisis data dengan

cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku

untuk umum atau generalisasi”. Sedangkan, metode penelitian kuantitif dapat

diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat

positivisme, sebagai metode penelitian, analisis data bersifat

kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah

ditetapkan (Sugiyono, 2017:8). Disebut pendekatan kuantitatif karena data

penelitian yang digunakan berupa angka-angka dan analisa datanya

menggunakan statistik yang bertujuan menguji hipotesis.

4.5. Sumber Data

1. Data Primer

Data primer adalah data yang dihimpun secara langsung dari

sumbernya dan diolah sendiri oleh lembaga yang bersangkutan untuk

dimanfaatkan (Ruslan, 2006:138). Data primer dalam penelitian ini,

yaitu data yang diperoleh dari hasil survey menggunakan teknik

pengumpulan data kuesioner yang diisi oleh responden. Responden


yang dimaksud dalam hal ini yaitu mahasiswa, ahli media, dan ahli

materi.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data pendukung berupa dokumen atau

literatur yang berisi teori pendapat para ahli. Data sekunder yang

digunakan dalam penelitian ini diperoleh melalui proses studi pustaka

buku-buku dan jurnal ilmiah yang relevan dengan penelitian.

4.6. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai

berikut:

1. Studi Pustaka

Studi pustaka dilakukan untuk memperoleh data sekunder yang

digunakan dalam penelitian sebagai kajian pustaka dan data pendukung

dalam mengambil keputusan dan penyusunan modul.

2. Kuesioner/Angket

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis

kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik

pengumpulan data yang efisien bila peneliti sudah tahu dengan pasti

variable yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari

responden (Sugiyono, 2017:42). Teknik pengumpulan data kuesioner

digunakan untuk memperoleh data primer yang digunakan dalam

proses analisa kelayakan modul.


Jumlah
No Skala Keterangan
Butir
1 SS Sangat Setuju 5
2 S Setuju 4
3 KS Kurang Setuju 3
4 TS Tidak Setuju 2
5 STS Sangat Tidak Setuju 1
Tabel 4.1. Skala Likert

3. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data berupa foto. Data

foto ini digunakan sebagai foto dokumentasi dan keperluan ilustrasi

pembelajaran pada modul.

4.7. Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2017:102) instrument penelitian adalah suatu alat

yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.

Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian. Jumlah

instrumen penelitian dalam sebuah penelitian bergantung pada jumlah

variabel yang akan diteliti. Dalam penelitian ini instrumen penelitian yang

digunakan sebagai berikut:

1. Instrumen penelitian pendapat mahasiswa yang sedang menempuh

mata kuliah Pemodelan & Analisa Struktur mengenai tingkat kesulitan

mata kuliah tersebut.

2. Instrumen analisa kebutuhan modul Pemodelan & Analisa Struktur

Menggunakan Metode Komputasi SAP2000.


3. Instrumen penelitian kelayakan modul Pemodelan & Analisa Struktur

Menggunakan Metode Komputasi SAP2000 digunakan dalam

pembelajaran mata kuliah Pemodelan & Analisa Struktur menurut ahli

materi.

4. Instrumen penelitian kelayakan modul Pemodelan & Analisa Struktur

Menggunakan Metode Komputasi SAP2000 digunakan dalam

pembelajaran mata kuliah Pemodelan & Analisa Struktur menurut ahli

media.

5. Instrumen penelitian pendapat mahasiswa tentang modul Pemodelan &

Analisa Struktur Menggunakan Metode Komputasi SAP2000

digunakan dalam pembelajaran mata kuliah Pemodelan & Analisa

Struktur.

Dalam menyusun kuesioner/angket peneliti prosedur yang dilakukan

penelti adalah sebagai berikut (Nurjana, 2020:37):

1. Menetapkan tujuan

Tujuan penyusunan kuesioner/angket ini adalah untuk memperoleh

data tentang tingkat kesulitan dan analisa kebutuhan modul untuk mata

kuliah Pemodelan & Analisa struktur, serta kelayakan modul

Pemodelan & Analisa Struktur Menggunakan Metode Komputasi

SAP2000 digunakan dalam pembelajaran mata kuliah Pemodelan &

Analisa Struktur.
2. Menentukan jenis dan bentuk angket

Dalam penelitian ini kuesioner/angket yang digunakan adalah

angket tertutup. Angket tertutup digunakan pada instrumen penelitian

kelayakan modul, pendapat mahasiswa tentang modul, tingkat kesulitan

dan kebutuhan modul mata kuliah Pemodelan & Analisa Struktur.

3. Menyusun kisi-kisi angket

Sebelum menyusun angket, terlebih dahulu membuat konsep

instrument penelitian dalam bentuk kisi-kisi angket yang tepat dan

sesuai dengan penelitian yang dilakukan. Konsep ini dijabarkan

kedalam kriteria dan indikator yang dijadikan pedoman dalam

menyusun item angket sebagai instrument penelitian (Nurjanah,

2017:37). Instrument kuesioner/angket dalam penelitian ini ditujukan

kepada responden, yaitu mahasiswa, pakar atau dosen ahli dalam

bidang media dan materi yang relevan dengan modul yang disusun.

Kisi-kisi kuesioner/angket tersebut adalah sebagai berikut:

a. Instrumen kuesioner/angket pendapat mahasiswa mengenai tingkat

kesulitan mata kuliah Pemodelan & Analisa Struktur.

No Sub Kriteria Jumlah Butir


Tingkat kesulitan memahami dan menguasai materi
1 5
kuliah pada kegiatan perkuliahan
Tingkat kesulitan memahami dan menguasai materi
2 5
kuliah pada kegiatan belajar mandiri
Tingkat kesulitan menyelesaikan tugas mandiri mata
3 2
kuliah
Tabel 4.2. Instrumen Tingkat Kesulitan
b. Format analisa kebutuhan modul Pemodelan & Analisa Struktur

Menggunakan Metode Komputasi SAP2000.

No Sub Kriteria Jumlah Butir


Pengetahuan awal mahasiswa terhadap materi
1 5
pembelajaran
Pendapat mahasiswa terhadap kelengkapan dan
2 5
ketersediaan sumber belajar
Kebutuhan mahasiswa terhadap sumber belajar
3 5
mandiri
Tabel 4.3. Instrumen Kebutuhan Modul

c. Instrumen kuesioner/angket kelayakan modul Pemodelan &

Analisa Struktur Menggunakan Metode Komputasi SAP2000

untuk ahli materi.

No Sub Kriteria Jumlah Butir


1 Self Instruction (Kemandirian) 8
2 Sel Contained (Kelengkapan Isi) 3
3 Stand Alone (Berdiri Sendiri) 2
4 User Friendly (Bersahabat) 2
Tabel 4.4. Instrumen Ahli Materi

d. Instrumen kuesioner/angket penelitian nilai kelayakan modul

Pemodelan & Analisa Struktur Menggunakan Metode Komputasi

SAP2000 untuk ahli media.

No Sub Kriteria Indikator Jumlah Butir


Penggunaan format kolom 1
1 Format
Format kertas dan pengetikan 1
Tampilan peta/bagan cakupan
2 Organisasi 2
materi
Susunan naskah, gambar dan
2
ilustrasi
Uraian isi materi 3
Bagian sampul 2
3 Daya Tarik
Bagian isi modul 2
Bentuk da Bentuk dan ukuran huruf 2
4
Ukuran Huruf Penggunaan huruf kapital 1
Ruang (Spasi Margin 1
5
Kosong) Spasi antar kolom 1
Penggunaan bentuk dan huruf
1
6 Konsistensi secara konsisten
Penggunaan jarak spasi 1
Tabel 4.5. Instrumen Ahli Media

e. Instrumen kuesioner/angket pendapat mahasiswa tentang modul

Pemodelan & Analisa Struktur Menggunakan Metode Komputasi

SAP2000.

No Sub Kriteria Indikator Jumlah Butir


Sampul modul 1
1 Tampilan Tata letak modul 2
Kejelasan teks dan gambar 2
Penyajian Kejelasan materi modul 4
2
Materi Penggunaan bahasa 2
Efektifitas Manfaat modul 2
3
Modul Ketertarikan menggunakan modul 2
Tabel 4.6. Instrumen Pendapat Mahasiswa

4. Menyusun angket

5. Menentukan skor
Dalam penelitian ini instrumen diharapkan dapat menghasilkan

data yang akurat, skala yang digunakan dalam instrument adalah skala

Likert. Jadi pada item-item penelitian perlu diberikan skor. Skala Likert

digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang

atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian,

fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesisifik oleh peneliti, yang

selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian (Sugiyono, 2017:93).

Pada instrument penelitian yang menggunakan skala Liker pertanyaan

dan jawabannya bisa berupa checklist atau pilihan ganda. Pemberian

skor pada instrumen sesuai dengan skala Likert adalah sebagai berikut:

Sangat setuju : skor 5

Setuju : skor 4

Kurang setuju : skor 3

Tidak setuju : skor 2

Sangat tidak setuju : skor 1

4.8. Langkah Penyusunan Modul

1. Analisis Kebutuhan Modul

Hasil kajian dari Rencana Pembelajaran Semester (RPS) terkait

dengan analisa kebutuhan modul, didapatkan hasil berupa analisa

kebutuhan modul dan peta modul sebagai berikut:


Analisa Kebutuhan Modul Sesuai RPS

Kempampuan Materi Judul Keterse


CPMK
yang diharapkan Pembelajarn Modul diaan
CPMK-1 • Mahasiswa • Pendahuluan Konsep
mampu • Penjelasan teknis dasar
memahami perkuliahan, tata analisa
konsep dasar tertib, dan materi struktur
Analisa Struktur • Konsep dasar
baik statis Analisa Struktur
tertentu maupun
statis tak tentu
yang meliputi
berbagai macam
jenis struktur
dan idealisnya.
CPMK-2 • Mahasiswa • Macam jenis Konsep
mampu struktur, dasar
menganalisis pemodelan dan analisa
deformasi dan idealismenya struktur
displacement • Deformasi dan
pada struktur. displacement pada
struktur
CPMK-3 • Mahasiswa • Kajian statis Metode
CPMK-4 mampu tertentu dan statis analisa
menerapkan tak tentu struktur
hukum • Kajian metode
constitutive ASD dan LRFD
Law hubungan • Kajian analisis 2
antara aksi dan dimensi dan 3
deformasi. dimensi
• Mahasiswa
dapat
memahami
prinsip
keseimbangan
(equilibrium).
CPMK-5 • Mahasiswa • Analisis tegangan Metode
CPMK-6 dapat • Analisis momen analisa
menjelaskan inersia struktur
pertimbangan • Analisis
kinematis deformasi; defleksi
struktur yang dan rotasi
terdeformasi • Prinsip
(compatibility). keseimbangan
• Mahasiswa (equilibrium)
mampu
menentukan
derajat
ketidatentuan
statis dan
kinematis pada
struktur.
CPMK-7 • Mahasiswa • Konsistensi Analisa
mampu keseimbangan gaya dalam,
menganalisis pada FBD dengan FBD, SFD,
perhitungan metode NFD, BMD
struktur statis konvensional
tak tentu yang • Analisis momen
meliputi pada FBD dengan
deformasi,
displacement metode
dan gaya dalam konvensional
pada struktur
2D (balok,
rangka batang
dan portal).
CPMK-7 • Mahasiswa • Analisis reaksi Analisa
mampu tumpuan, SFD, gaya dalam,
menganalisis NFD, BMD dan FBD, SFD,
perhitungan FBD untuk simple NFD, BMD
struktur statis beam, balok
tak tentu yang gerber, kantilever
meliputi dengan metode
deformasi, klasik/konvensiona
displacement l
dan gaya dalam • Konsistensi SFD,
pada struktur BMD dan FBD
2D (balok, untuk simple
rangka batang beam, balok
dan portal). gerber, kantilever
dengan metode
klasik/konvensiona
l
• Analisis momen
maksimum untuk
simple beam,
balok gerber,
kantilever dengan
metode
klasik/konvensiona
l

CPMK-7 • Mahasiswa • Pemodelan dan Pemodelan Belum


mampu analisis rekasi & Analisa Tersedia
menganalisis tumpuan, SFD, Struktur
perhitungan NFD, BMD dan menggunak
struktur statis FBD untuk simple an metode
tak tentu yang beam, balok komputasi
meliputi gerber, kantilever program
deformasi, dengan SAP2000
displacement menggunakan
dan gaya dalam perangkat lunak
pada struktur komputer
2D (balok,
rangka batang
dan portal).
CPMK-8 • Mahasiswa • Metode-metode Pemodelan Belum
mampu menyelesaikan & Analisa Tersedia
menggunakan perhitungan Struktur
teknik kalkulasi, struktur rangka menggunak
ketrampilan batang an metode
perangkat • Analisis gaya komputasi
komputasi dan dalam secara program
program konvensional SAP2000
analisis struktur • Analisis gaya
SAP2000 yang dalam
diperlukan menggunakan
untuk program dengan
menyelesaikan perangkat lunak
analisis sebagai
pembanding
hasil pada
struktur balok,
rangka dan
portal.
CPMK-8 • Mahasiswa • Menyelesaikan Pemodelan Belum
mampu perhitungan & Analisa Tersedia
menggunakan struktur portal Struktur
teknik kalkulasi, sederhana atau menggunak
ketrampilan tingkat satu an metode
perangkat • Analisis gaya komputasi
komputasi dan dalam secara program
program konvensional SAP2000
analisis struktur • Analisis gaya
SAP2000 yang dalam
diperlukan menggunakan
untuk program dengan
menyelesaikan perangkat
analisis sebagai komputer
pembanding
hasil pada
struktur balok,
rangka dan
portal.
CPMK-8 • Mahasiswa • Menyelesaikan Pemodelan Belum
mampu perhitungan & Analisa Tersedia
menggunakan struktur portal Struktur
teknik kalkulasi, tingkat 2 atau lebih menggunak
ketrampilan dengan pemodelan an metode
perangkat 2D dan 3D komputasi
komputasi dan • Analisis gaya program
program dalam secara SAP2000
analisis struktur konvensional
SAP2000 yang • Analisis gaya
diperlukan dalam
untuk menggunakan
menyelesaikan program dengan
analisis sebagai perangkat
pembanding komputer
hasil pada
struktur balok,
rangka dan
portal.
Tabel 4.7. Analisa Kebutuhan Modul
Peta Modul Pembelajaran 1
CPMK 1 • Konsep dasar Analisa Struktur

Pembelajaran 2 • Macam jenis struktur, pemodelan dan


CPMK 2 idealismenya
• Deformasi dan displacement pada struktur

Pembelajaran 3 • Kajian statis tertentu dan statis tak tentu


CPMK 3 • Kajian metode ASD dan LRFD
CPMK 4 • Kajian analisis 2 dimensi dan 3 dimensi

• Analisis tegangan
Pembelajaran 4
• Analisis momen inersia
CPMK 5
CPMK 6 • Analisis deformasi; defleksi dan rotasi
• Prinsip keseimbangan (equilibrium)

• Konsistensi keseimbangan pada FBD


Pembelajaran 5 dengan metode konvensional
CPMK 7 • Analisis momen pada FBD dengan metode
konvensional

• Analisis reaksi tumpuan, SFD, NFD, BMD


dan FBD untuk simple beam, balok gerber,
Pemodelan & kantilever dengan metode
Analisa klasik/konvensional
Struktur Pembelajaran 6 • Konsistensi SFD, BMD dan FBD untuk
CPMK 7 simple beam, balok gerber, kantilever
dengan metode klasik/konvensional
• Analisis momen maksimum untuk simple
beam, balok gerber, kantilever dengan
metode klasik/konvensional

• Pemodelan dan analisis rekasi tumpuan,


Pembelajaran 7 SFD, NFD, BMD dan FBD untuk simple
CPMK 7 beam, balok gerber, kantilever dengan
menggunakan perangkat lunak komputer

• Metode-metode menyelesaikan
perhitungan struktur rangka batang
Pembelajaran 8 • Analisis gaya dalam secara konvensional
CPMK 8 • Analisis gaya dalam menggunakan
program dengan perangkat lunak

• Menyelesaikan perhitungan struktur portal


Pembelajaran 9 sederhana atau tingkat satu
CPMK 8 • Analisis gaya dalam secara konvensional
• Analisis gaya dalam menggunakan
program dengan perangkat komputer

Pembelajaran 10 • Menyelesaikan perhitungan struktur portal


CPMK 8 tingkat 2 atau lebih dengan pemodelan 2D
dan 3D
2. Desain Modul

Desain modul berupa draft/outline/kerangka isi modul yang akan dibuat

sesuai dengan hasil analisa kebutuhan modul

3. Penyusunan Modul

4. Validasi Modul

4.9. Teknik Analisis Data

Menurut Sugiyono (2017:147) analisis data merupakan kegiatan setelah

data dari seluruh responden atau sumber lain terkumpul. Kagiatan dalam

analisis data adalah: mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis

responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden,

menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk

menguji hipotesisi yang telah diajukan.

Dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan adalah teknik

analisis deskriptif dengan menampilkan data presentase hasil dari

kuesioner/angket. Statistik deskriptif adalah statistic yang digunakan untuk

menganalisis cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah

terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang

berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2017:147). Data dari

angket/kuesioner dalam penelitian ini berupa data kuantitatif yang akan

dianalisis dengan cara deskriptif presentase, langkah-langkahnya menurut

Riduan (2004:71-95) sebagai berikut:

1. Menghitung nilai responden dan masing-masing aspek sub variabel

2. Merekap nilai
3. Menghitung nilai rata-rata

4. Menghitung presentase dengan rumus


𝑛
𝐷𝑃 = × 100
𝑁

Keterangan:

DP = Deskriptif Presentase (%)

n = Skor empirik (Skor yang diperoleh)

N = Skor ideal untuk setiap item pertanyaan

Untuk menentukan jenis deskriptif presentase yang diperoleh

masing-masing indicator dalam variabel, dan perhitungan deskriptif

presentase kemudian ditafsirkan kedalam kalimat.

5. Cara menentukan tingkat kriteria adalah sebagai berikut:

a. Menentukan skor maksimum =5

b. Menentukan skor minimum =1


𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑥
c. Menentukan presentase maksimal = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑥 × 100

5
= 5 × 100

= 100%
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑥
d. Menentukan presentase minimal = × 100
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑖𝑛

5
= 1 × 100

= 20%

e. Menentukan range = presentase nilai

maksimum-

presentase nilai
minimum

f. Menentukan interval kelayakan = 5 (sangat layak,

layak, cukup layak

kurang layak,

tidak layak)

Interval tingkat kesulitan = 4 (sangat sulit, sulit

mudah,

sangat mudah)
𝑟𝑎𝑛𝑔𝑒
g. Menentukan panjang kelas kelayakan = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙

80%
= 5

= 16%
𝑟𝑎𝑛𝑔𝑒
Panjang kelas tingkat kesulitan = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙

80%
= 4

= 20%

h. Membuat table distribusi frekuensi

Tabel presentase untuk menentukan hasil dari perhitungan angket

penelitian untuk kelayakan modul oleh ahli materi, ahli media, dan

pendapat mahasiswa serta tingkat kesulitan mata kuliah, sebagai

berikut:
Presentase Kriteria Keterangan
Sangat baik untuk
85%-100% Sangat layak
digunakan
Boleh digunakan
69%-84% Layak
dengan revisi kecil
Boleh digunakan
53%-68% Cukup layak
dengan revisi besar
37%-52% Kurang layak Tidak boleh digunakan
20%-36% Tidak layak Tidak boleh digunakan
Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Kelayakan

Presentase Kriteria Keterangan


81%-100% Sangat sulit Sangat sulit
61%-80% Sulit Sulit
41%-60% Mudah Mudah
21%-40% Sangat Mudah Sangat Mudah
Tabel 4.9. Distribusi Frekuensi Tingkat Kesulitan
4.10. Diagram Alur Penelitian

Mulai

Identifikasi masalah dan


pengumpulan data

Pembuatan Modul

Uji Coba
Validasi Ahli Validasi Ahli
Pendapat
Media Materi
Mahasiswa

Analisis Data Tidak Valid

Valid

Selesai dan Produk


Dapat Digunakan

Gambar 4.1. Diagram Alur Penelitian


DAFTAR PUSTAKA

Daryanto. 2013. Menyusun Modul. Yogyakarta: Penerbit Gava Media

Gagne, Robert M. (1977). The Conditions of Learning. 3rd. New York: Holt,

Rinehart and Winston

Hikmawati, Fenti. 2018. Metodologi Penelitian. (Edisi 1 Cetakan ke-2). Depok:

Rajawali Pers

Indriani, M., Widnyana, I. N., & Laintarawan, I. P. (2019). Analisis Peran

Konsultan Perencana dan Konsultan Pengawas Terhadap Keberhasilan

Proyek. Widya Teknik, 13(02), 47-66.

Pane, dan Dasopang, M. D. 2017. BELAJAR DAN PEMBELAJARAN. Jurnal

Kajian Ilmu-ilmu Keislaman. Vol. 03 No.2

Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Pendidik-Karyawan dan Peneliti

Pemula, (Bandung: Alfabeta, 2004), 71-95

Rifa’i. A. dan Anni. C. T. 2016. PSIKOLOGI PENDIDIKAN. Semarang: Penerbit

UNNES Press

Rusman. 2017. Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Penerbit Kencana

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. (Cetakan ke-

26). Bandung: Penerbit Alfabeta

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2013 tentang Sistem

Pendidikan Nasional

Anda mungkin juga menyukai