Anda di halaman 1dari 11

p-ISSN: 1411-8912

e-ISSN: 2714-6251
http://journals.ums.ac.id/index.php/sinektika

PENDEKATAN NEO-VERNAKULAR PADA PERANCANGAN TAMAN BUDAYA


KABUPATEN LANDAK KALIMANTAN BARAT
Iqbal Prasetyo ABSTRAK
Program Studi Arsitektur Fakultas Sains dan Taman Budaya merupakan tempat untuk mengembangkan kegiatan seni dan
Teknologi Universitas Teknologi Yogyakarta budaya bagi masyarakat di suatu kota atau daerah. Keberadaan Taman
e-mail: Iqbal.prasetyo42@gmail.com Budaya harus terasa bagi masyarakat lokal, namun tidak demikian yang
terjadi di Kabupaten Landak, Kalimantan Barat. Di Kabupaten Landak belum
Dita Ayu Rani Natalia tersedia tempat yang dapat menaungi kegiatan seni dan budaya, yang
Program Studi Arsitektur Fakultas Sains dan sebetulnya potensi untuk dikembangkan. Hal ini terjadi karena bidang seni
Teknologi Universitas Teknologi Yogyakarta dan budaya belum dianggap prioritas. Padahal apabila generasi muda tidak
e-mail: ditayurani@uty.ac.id antusias terhadap pengembangan seni budaya, maka akan menjadi masalah
cukup besar di masa yang akan datang. Untuk itulah Pemerintah setempat
harus menyediakan tempat yang dapat membangkitkan gairah seni dan
budaya bagi generasi muda, sekaligus dapat meningkatkan minat wisatawan
yang ingin datang ke Kabupaten Landak. Perencanaan Taman Budaya ini
menggunakan pendekatan perancangan Neo-Vernakular, khusus nya pada
rumah Betang yaitu rumah asli masyarakat Adat Suku Dayak Kanayant, yang
menjadi bangunan utama di Taman Budaya ini. Konsep neo-vernakuler dipilih
agar nilai kelokalan arsitektur Taman Budaya dapat menjadi ikon atau
identitas Kabupaten Landak. Hasil perancangannya adalah Taman Budaya
yang mampu memfasilitasi kegiatan seni dan budaya di Kabupaten Landak,
sekaligus menjadi ikon pewadahan kegiatan seni dan budaya khususnya adat
Dayak.

KATA KUNCI: taman budaya, Kabupaten Landak, neo-vernakuler,

PENDAHULUAN dan kebudayaan di Kabupaten Landak Kalimantan


Barat agar dapat meningkatkan kesadaran terhadap
Taman Budaya merupakan tempat untuk kelestarian budaya yang ada.
mengembangkan kegiatan seni dan budaya bagi Kurangnya minat dan antusias generasi muda
masyarakat di suatu kota atau daerah. Taman budaya akan pengembangan seni dan budaya di Kabupaten
berada di bawah naungan Dinas Kebudayaan sebagai Landak menjadi perhatian besar bagi pemerintah
fasilitator penyelenggaraan seni dan budaya. Tidak setempat, sehingga diperlukan upaya untuk
terbatas usia dan profesi, siapapun penggiat seni membangkitkan gairah mencintai seni dan budaya
dapat menggunakan Taman Budaya sebagai tempat tradisi nenek moyang. Pengembangan dan pelestarian
pengembangan dirinya. potensi budaya Kabupaten Landak memerlukan
Kabupaten Landak berada di Provinsi Kalimantan sebuah tempat, sebagai wadah kegiatan seni dan
Barat. Kabupaten Landak memiliki kekayaan alam, kebudayaan, berupa sebuah taman budaya.
serta berbagai ragam budaya yang sangat potensial Pemilihan lokasi tapak sangat diperlukan untuk
untuk dikembangkan. Mayoritas penduduk adalah mewujudkan Taman Budaya sesuai dengan rencana
etnis Dayak dan etnis Melayu. Penduduk setempat pengembangannya. Lokasi berada di Kota Ngabang,
rutin mengadakan event budaya setiap tahun, Kabupaten Landak. Pemilihan ini berdasarkan
diantaranya upacara adat Gawai Dayak dan Tumpeng pertimbangan kelebihan serta kekurangan lokasi
Negeri, Naek Dango untuk adat Melayu. Tradisi tapak yang disesuaikan dengan fungsi dari Taman
tersebut merupakan ungkapan rasa syukur kepada Budaya. Berikut ini beberapa penjelasan mengenai
Tuhan atas hasil bumi yang telah dipanen. Di samping alternatif lokasi tapak dan lokasi terpilih.
itu ada tradisi budaya betungkal, ngancoe aek dan
sebagainya. Kebudayaan yang beragam ini sudah Lokasi Pertama
semestinya untuk dilestarikan oleh generasi penerus. Lokasi pertama perancangan Taman Budaya
Mengingat saat ini budaya daerah sudah dipengaruhi Kabupaten Landak terletak di Jalan Raya Ngabang Km
arus global, maka jangan sampai tergerus oleh jaman. 2 (gambar 1). Pertimbangan pemilihan lokasi
Perlunya sebuah sarana bagi pengembangan kesenian sebagaimana penjelasan berikut:

62 | SINEKTIKA Jurnal Arsitektur, Volume 16 Nomor 2 Juli 2019


Iqbal Prasetyo, Dita Ayu Rani Natalia

Kelebihan Tapak :
a. Cukup dekat dengan salah satu bangunan cagar
budaya sebagai penunjang dari kegiatan pada
fungsi bangunan.
b. Berada pada kawasan pemerintahan yaitu pada
koridor pemerintahan segmen 3.
c. Berada pada kawasan perdagangan dan jasa
serta beberapa caffe yang dapat menarik minat
pengunjung.

Gambar 1. Alternatif Lokasi Pertama Kekurangan Tapak :


(Sumber : Analisis Penulis, 2019) a. Dekat dengan pemukiman warga yang
berdampak pada kebisingan yang ditimbulkan
Kelebihan Tapak : dari fungsi bangunan.
a. Berada pada jalur lintas kabupaten maupun lintas b. Kondisi lahan yang cukup kecil, sehingga tidak
negara yang berpotensi terhadap daya tarik sesuai dengan kubutuhan fungsi bangunan
wisatawan yang melintasi jalur tersebut. perancangan.
b. Kondisi lahan yang cukup besar, terkait fungsi c. Bersebelahan dengan bangunan ibadah
bangunan yang membutuhkan lahan yang cukup (Bangunan Gereja)
besar. d. Kurang baiknya saluran drainase pada lokasi
c. Berada pada kawasan pemerintahan yaitu pada tapak.
koridor pemerintahan segmen 1.
d. Berada pada pusat kota sehingga dengan mudah Ngabang adalah sebuah kecamatan di Kabupaten
dapat dijangkau oleh masyarakat perkotaan Landak, Provinsi Kalimantan Barat, Indonesia.
Ngabang. Kecamatan Ngabang merupakan ibu kota Kabupaten
e. Dekat dengan Taman Kota (Taman Kota Intan) Landak sehingga semua jenis aktivitas ekonomi,
dan Tugu Kota Intan sebagai icon dari Kabupaten fasilitas umum dan transportasi serta
Landak. pemerintahan Kabupaten Landak berpusat di wilayah
f. Kondisi lahan hijau pada area sekitar tapak masih ini. Luas wilayahnya 1.148,10 km², dan jumlah
cukup banyak. penduduknya 65.552 jiwa. Di tengah kota mengalir
sebuah sungai yaitu Sungai Landak yang membelah
Kekurangan Tapak : pusat Kota Ngabang. Jarak Kota Ngabang berjarak 81
a. Berada pada banyak persimpangan jalan, yang Km ke arah timur laut dari Pontianak. Kota Ngabang
berdampak pada penyebab kemacetan yang dilintasi dua jalur vital yakni Jalan Trans Kalimantan
akan ditimbulkan. serta Jalan Lintas Negara. Di atas Sungai Landak juga
b. Kurang baiknya saluran drainase pada lokasi terdapat dua buah jembatan yang menghubungkan
tapak. antara kedua daerah yakni Ngabang Barat dan Timur.

Lokasi Kedua Lokasi Terpilih


Lokasi kedua untuk perancangan Taman Budaya Berdasarkan kajian pemilihan lokasi, skoring site
Kabupaten Landak terletak di Jalan Afandirani (gambar digunakan untuk menentukan beberapa titik lokasi
2). Adapun petimbangan dari pemilihan lokasi sebagai alternatif yang memiliki potensi dan akan dijadikan
berikut: sebagai lokasi perancangan secara makro dan mikro.
Adapun alternatif site yang digunakan untuk
perancangan di Ngabang Kabupaten Landak, dinilai
berdasarkan beberapa parameter sebagaimana dalam
tabel 1.

Tabel 1. Parameter dan penilaian lokasi


No Indikator Site 1 Site 2
1 Pencapaian Ke Site 4 4
2 Sirkulasi Pejalan Kaki 2 2
3 Sirkulasi Kendaraan 4 4
4 View Keluar Site 4 3
Gambar 2. Alternatif Lokasi Perancangan Kedua 5 View Kedalam Site 4 3
(Sumber : Analisis Penulis, 2019) 6 Luasan Site 4 2

SINEKTIKA Jurnal Arsitektur, Volume 16 Nomor 2 Juli 2019 | 63


Pendekatan neo-vernakular pada perancangan Taman Budaya Kabupaten Landak Kalimantan Barat

No Indikator Site 1 Site 2 Pertimbangan lokasi terpilih untuk Perancangan


7 Fasilitas Umum 4 2 Taman Budaya Kabupaten Landak berdasarkan
8 Utilitas Kawasan 4 3 kriteria sebagai berikut:
9 Topografi 4 4 1) Kelancaran aksesibilitas kendaraan yang berada
10 Potensi Wisata 4 2 di sekitar lokasi perancangan agar dapat
11 Keunikan Site 4 2 memudahkan keluar masuknya pengunjung,
Jumlah 42 31
pengelola maupun servis.
(Sumber : Analisis penulis, 2019) 2) Daya tarik dari bangunan yang dapat
Keterangan : 1. Kurang, 2 Cukup, 3 Baik, 4 Sangat baik. mempengaruhi minat pegunjung.
3) Luasan lahan yang cukup besar terkait dengan
Berdasarkan point dari parameter tabel skoring fungsi dari pertunjukan seni budaya yang
di atas maka site terpilih adalah alternatif 1 sebagai memerlukan space yang cukup besar.
lokasi Perancangan Taman Budaya Kabupaten Landak 4) Lokasi parkir yang cukup luas agar tidak
Kalimantan Barat. mengganggu aksesibilitas pada area bangunan.
5) Kondisi struktur tanah perlu dianalisis agar dapat
METODE PERANCANGAN menentukan jenis struktur yang sesuai dengan
lokasi perancangan.
6) Kelengkapan utilitas pada bangunan yang
Perancangan bangunan ini menggunakan metode
disesuaikan dengan kebutuhan terkait dengan
deskriptif analisis dengan pendekatan disain arsitektur
fungsi bangunan dengan kepadatan pengunjung
neo-vernakuler. Metode deskriptif analisis berupa
yang cukup tinggi.
paparan/deskripsi yang terjadi saat ini disertai dengan
literatur-literatur yang mendukung teori-teori
Adapun data lahan atau lokasi sebagai berikut :
perancangan yang digunakan.
1) Kota/Kecamatan : Ngabang
Analisa data dilakukan secara kualitatif deskriptif, 2) KDB dan KLB : 50 % dan 200 %
yang membahas teknik pengumpulan, pengolahan 3) GSB Jl. Km 2 : 5 meter
atau analisa dan penyajian terhadap sekelompok data. 4) GSB Jl. Riasinir : 3 meter
Analisis data secara kualitatif dilakukan berdasarkan 5) Fungsi Lahan : Koridor Pemerintahan Segmen 1
logika dan argumentasi yang bersifat ilmiah. Langkah- 6) Total luasan lahan : 11.200 m2
langkah ini meliputi survey objek-objek komparasi, 7) Batas geografis tapak (lihat gambar 3)
lokasi tapak untuk mendapatkan data-data dan Sebelah Utara : Kawasan Pemukiman dan Lahan
komparasi yang berhubungan dengan objek Kosong
perancangan. Sebelah Timur : Kawasan Perdagangan dan Jasa
Kerangka berfikir dalam perancangan Taman Sebelah Barat : Kawasan Pemukiman dan Lahan
Budaya Kabupaten Landak Kalimantan Barat diuraikan Kosong
dalam beberapa tahap sebagai berikut: Sebelah Selatan : Kawasan Perdagangan dan Jasa
1) Proses pencarian ide
Proses pencarian ide menyesuaikan informasi
seberapa besar peluang perancangan Taman Budaya
Kabupaten Landak Kalimantan Barat melalui
pendekatan Neo-Vernakular, yang dapat
mengakomodasi kegiatan seni dan budaya yang ada.
2) Proses pemecahan masalah
Pemantapan ide perancangan melalui
penelusuran informasi dan data-data arsitektural
maupun non-arsitektural dari berbagai pustaka dan
media sebagai bahan perbandingan dalam pemecahan
masalah.
3) Proses menuangkan ide
Merupakan proses pengembangan ide
perancangan yang telah diperoleh, yang kemudian
diekspresikan dalam bentuk sebuah gambar disain.
Gambar 3. Data Site
(Sumber : Analisis penulis, 2019)
ANALISA DAN PEMBAHASAN

64 | SINEKTIKA Jurnal Arsitektur, Volume 16 Nomor 2 Juli 2019


Iqbal Prasetyo, Dita Ayu Rani Natalia

Gambar 4. Analisis Aksesibilitas (data dan respon)


(Sumber : Analisis penulis 2019)

Analisa Makro
1). Analisa Aksesibilitas
Analisa aksesibilitas untuk menentukan akses
atau alur keluar dan masuk ke dalam site bagi
pengendara (gambar 4).

2) Analisa Utilitas
Analisa utilitas untuk mengetahui jaringan utilitas
seperti selokan, tiang listrik dan gardu yang ada
di sekitar site dan diperlukan dalam perancangan
(gambar 5)

Analisa Mikro
1) Analisa Angin
Analisa angin berguna untuk mengetahui arah
datang nya angin sebagai pertimbangan ada nya
bukaan pada bangunan sebagai penghawaan
alami (gambar 6).

2) Analisa View
Analisa view untuk menentukan arah bangunan
agar mudah dikenali dan view yang bagus untuk
arah pada fasad bangunan (gambar 7).
Gambar 5. Analisis utilitas (data dan respon)
(Sumber : Analisis penulis 2019)

Gambar 6. Analisis angin (data dan respon)


(Sumber : Analisis penulis 2019)

SINEKTIKA Jurnal Arsitektur, Volume 16 Nomor 2 Juli 2019 | 65


Pendekatan neo-vernakular pada perancangan Taman Budaya Kabupaten Landak Kalimantan Barat

Gambar 7. Analisis view (data dan respon)


(Sumber : Analisis penulis 2019)

Gambar 8. Analisis matahari (data dan respon)


(Sumber : Analisis penulis 2019)

Gambar 9. Analisis kebisingan (data dan respon)


(Sumber : Analisis penulis, 2019)

3) Analisa Matahari PROGRAMING


Analisa matahari untuk mengetahui perletakan
pada fungsi ruang bangunan yang ada dan Pelaku kegiatan merupakan orang yang terlibat dan
pertimbangan pada bukaan yang nanti nya ada di berperan dalam segala kegiatan di dalam disain Taman
bangunan (lihat gambar 8). Budaya, yang terdiri dari 3 pelaku kegiatan yaitu,
4) Analisa Kebisingan pengelola, pengunjung dan pemain/pementas. Berikut
Analisa kebisingan untuk mementukan perletakan penjelasan dari pelaku kegiatan :
bangunan yang baik agar terhindar dari kebisingan 1) Pengelola adalah serangkaian aktivitas koordinasi
yang ditimbul kan dari sekitar site (gambar 9). yang mencakup perencanaan, pengorganisasian,

66 | SINEKTIKA Jurnal Arsitektur, Volume 16 Nomor 2 Juli 2019


Iqbal Prasetyo, Dita Ayu Rani Natalia

pengarahan, pengendalian, penempatan serta empat fungsi, yaitu fungsi penerima, fungsi pengelola,
pengambilan keputusan untuk menghasilkan fungsi pemain/pementas dan fungsi pelayanan.
suatu produk dan jasa yang efektif dan efesien Besaran ruang diperoleh dari hasil perkalian
(Andrew F Sikula, 2011)). UPT merupakan dimensi setiap perabot yang telah ditetapkan standar
singkatan dari Unit Pelaksanaan Teknis yang dimensinya (Neufert, Ernst 2002), kemudian
mencakup salah satu item unit kegiatan dari dijumlahkan dan ditambahkan dengan sirkulasi yang
Dinas Pendidikan dan Kebudayan Kabupaten diasusmsinya 25% dari total keseluruhan. Semua
Landak (gambar 10). ruang telah dirincikan berdasarkan kebutuhan perabot
a. Kepala UPT : Memimpin dan bertanggung dan jumlah pelakunya. Berdasarkan perhitungan yang
jawab penuh telah dijabarkan dari masing-masing fungsi ruang
b. Kepala dan Staff Tata Usaha : Mengelola didapatkan sub total besaran ruang berdasarkan
pernyusunan, pelayanan adminis kelompok fungsi berikut ini sub total berdasarkan
c. Kepala dan Staff Humas : Mengelola kelompok fungsi :
publikasi, dokumentasi a. Fungsi Pengelola = 282,25 m²
d. Staff Fungsional : Mengelola dan b. Fungsi Pengunjung = 1.825,66 m²
mengevaluasi pementasan c. Fungsi Pemain/Pementas = 353,34 m²
e. Staff Kebersihan : Mengelola kebersihan d. Fungsi Servis = 93,75 m² +
gedung Total luasannya yaitu = 2555,00 m²
f. Staff Keamanan : Menjaga keamanan
g. Staff Teknisi : Menyediakan, mengecek KONSEP DESAIN
keperluan teknisi
Konsep gubahan

Gambar 10. Struktur Organisasi Pengelola

2) Pengunjung adalah kelompok orang yang ingin


menyaksikan pertunjukan yang sedang
berlangsung.
3) Pemain/pementas adalah kelompok orang yang
melakukan pementasan pada pertunjukan
tersebut.
Kebutuhan ruang muncul dari hasil analisa
pengguna beserta aktifitasnya yang harus diwadahi
dan difasilitasi yang kemudian akan disesuaikan
dengan kondisi eksisting. Setelah diketahui pelaku dan
kebutuhan ruang yang diperlukan, selanjutnya
dilakukan analisis persyaratan ruang yang disesuaikan
standar kenyamanan baik dari segi pencahayaan,
penghawaan maupun akustika ruangan. Setelah
mengetahui persyaratan ruang yang dibutuhkan Gambar 11. Konsep Gubahan
sesuai dengan ketetapan standar maka tahapan (Sumber : Analisis penulis, 2019)
selanjutnya yaitu analisis hubungan ruang. Ruang yang
telah didapatkan memiliki keterkaitan satu sama lain, Konsep bentuk dan fasad
maka dibutuhkan analisis hubungan ruang. Analisis ini Konsep bentuk keseluruhan menerapkan
berfungsi untuk mengatahui kedekatan ruang komponen-komponen dari rumah Betang yang
berdasarkan fungsi, sifat dan kriteria ruang. diaplikasikan dari hasil breakdown pendekatan Neo-
Analisis hubungan ruang di atas, maka bisa Vernakular yang dipecah menjadi 3 yaitu prinsip,
didapatkan hubungan ruang yang akan digunakan filosofi dan teknologi sebagai berikut:
dalam perancangan pengorganisasian ruang pada
bangunan. Analisis organisai ruang terbagi menjadi 1. Prinsip

SINEKTIKA Jurnal Arsitektur, Volume 16 Nomor 2 Juli 2019 | 67


Pendekatan neo-vernakular pada perancangan Taman Budaya Kabupaten Landak Kalimantan Barat

Melestarikan unsur-unsur lokal yang telah Ornamen burung pada setiap sudut atap pada rumah
terbentuk oleh tradisi dan mengembangkannya betang. Perisai atau gunamp barote’ istilah dalam
menjadi suatu langgam yang modern. Kelanjutan dari bahasa Dayak Kanayant bermakna lukisan yang
arsitektur vernaKular. memberikan tempat berlindung.
a. Matahari c. Material
Masyarakat suku Dayak mempercayai matahari Rumah Betang di bangun menggunakan bahan kayu
terbit merupakan kehidupan dan matahari yang berkualitas tinggi, yaitu kayu ulin, selain
tenggelam sebagai kematian. Hal ini dianggap memiliki kekuatan yang bisa berdiri sampai dengan
sebagai simbol dari kerja keras untuk bertahan hidup ratusan tahun, kayu ini juga anti rayap.
mulai dari matahari terbit hingga terbenam.
b. Zonasi Hasil dari breakdown di atas diperoleh beberapa
Dalam simbol presentatif bentuk bangunan rumah point yang diterapkan pada desain (gambar 12-15).
Betang yaitu atap hubungannya antara manusia
dengan tuhan, bagian tengah hubungan manusia
dengan manusia dan bagian bawah hubungan
manusia dengan alam. Untuk ruangan dibagi
menjadi beberapa bagian berdasarkan kegunaan
dan fungsinya masing-masing: Pante (Teras), Samik
(Ruang Tamu), Padong (Ruang Keluarga), Bilik
(kamar), Dapur.

2. Filosofi
Lebih mementingkan fasad atau bentuk,
ornamen sebagai suatu keharusan.

a. Sosial
Masyarakat suku Dayak yang berpegang teguh pada
“Adil Ka’ Talino, Bacuramin Ka’ Saruga, Basengat Ka’
Jubata” yang arti nya bahwa dalam hidup ini kita
harus bersikap adil, jujur tidak diskriminatif terhadap
sesama manusia, dengan mengedepankan
perbuatan-perbuatan baik seperti di surga
berdasarkan ketuhanan yang maha esa.
b. Sungai
Sungai merupakan jalur transportasi utama
masyarakat suku Dayak.
c. Warna
Gambar 12. Tata ruang, Layering dan Skylight (prinsip)
Warna pada suku Dayak adalah hitam, putih, merah
(Sumber : Analisis penulis, 2019)
dan kuning yang memiliki makna masing-masing,
hitam sebagai warna penangkal agar terhindar dari
gangguan roh halus, putih memiliki makna sebagai
simbol kesucian, merah memiliki makna keberanian
dan kuning memiliki makna tata krama.

3. Teknologi
Bentuk desain lebih modern.

a. Bentuk
Panjang rumah betang mencapai 150 meter, lebar 30
meter dan tinggi panggung sekitar 3 meter. Tangga
yang berjumlah ganjil. Atap rumah berbentuk pelana
memanjang. Atap rumah betang tidak memiliki
makna yang spesifik, maknanya sesuai atap pada
umumnya yaitu manaungi.

b. Ornamen

68 | SINEKTIKA Jurnal Arsitektur, Volume 16 Nomor 2 Juli 2019


Iqbal Prasetyo, Dita Ayu Rani Natalia

Gambar 13. Fasad, Masa Bangunan, Jujur dan Adil (Filosofi)


(Sumber : Analisis penulis, 2019

Gambar 15. Ornamen dan Struktur (Teknologi)


(Sumber : Analisis penulis, 2019)

Konsep site
Menunjukan tata letak seperti parkir dan jalur sirkulasi
kendaraan dan pejalan kaki yang ada di site (lihat
gambar 16-23).

Gambar 14. Memanjang, Atap Pelana dan


Tangga (teknologi)
(Sumber : Analisis penulis, 2019)

SINEKTIKA Jurnal Arsitektur, Volume 16 Nomor 2 Juli 2019 | 69


Pendekatan neo-vernakular pada perancangan Taman Budaya Kabupaten Landak Kalimantan Barat

Gambar 16. Sirkulasi Bus Gambar 20. Sirkulasi umum


(sumber: analisis penulis, 2019) (sumber: analisis penulis, 2019)

Gambar 17. Sirkulasi Service Gambar 21. Area hijau


(sumber: analisis penulis, 2019) (sumber: analisis penulis, 2019)

Gambar 18. Sirkulasi VIP Gambar 22. Amphiteater


(sumber: analisis penulis, 2019) (sumber: analisis penulis, 2019)

Gambar 23. Area terbuka dan lapangan kirab


Gambar 19. Sirkulasi pedestrian
(sumber: analisis penulis, 2019)
(sumber: analisis penulis, 2019)

70 | SINEKTIKA Jurnal Arsitektur, Volume 16 Nomor 2 Juli 2019


Iqbal Prasetyo, Dita Ayu Rani Natalia

Konsep struktur

Gambar 26. Jaringan Listrik


(Sumber : Hasil Analisa 2019)

Gambar 24. Konsep Struktur


(Sumber : Analisa penulis, 2019)
Konsep utilitas
Gambar 27. Fire Frotection
(Sumber : Hasil Analisa 2019)

Perspektif Bangunan

Gambar 25. Jaringan Drainase


(Sumber : Hasil Analisa 2019)

SINEKTIKA Jurnal Arsitektur, Volume 16 Nomor 2 Juli 2019 | 71


Pendekatan neo-vernakular pada perancangan Taman Budaya Kabupaten Landak Kalimantan Barat

KESIMPULAN

Perancangan Taman Budaya Kabupaten Landak,


Kalimantan Barat memiliki konsep mengangkat seni
arsitektur lokal melalui pendekatan neo-vernakuler,
selaras dengan fungsi bangunannya, untuk mewadahi
semua kegiatan yang berkaitan dengan seni dan
budaya yang ada di Kabupaten Landak. Keberadaan
Taman Budaya bertujuan untuk menyadarkan
masyarakat sekitar betapa pentingnya menjaga dan
melestarikan kesenian dan kebudayaan daerah yang
Gambar 28. Perpektif Areal View ada melalui desain lokal rumah Betang adat Dayak
(Sumber : Analisa penulis, 2019) Kabupaten Landak Kalimantan Barat, yang didisain
dengan pendekatan Neo-Vernakular. Disain Taman
Budaya ini sangat diharapkan dapat meningkatkan
Pariwisata Kabupaten Landak.

DAFTAR PUSTAKA

Krier, R. (2001). Komposisi Arsitektur (terjemahan).


Jakarta: Erlangga.
Neufert, E, (2002). Data Arsitektur (terjemahan),
Jakarta: Erlangga
Peraturan Pemda Kabupaten Landak No. 2 Tahun
2010, Tentang Rencana Induk Pembangunan
Kepariwisataan Kab Landak.
Pemerintah Daerah Kabupaten Landak. 2013. Buku
Putih Sanitasi Kabupaten Landak. Ngabang.
Sekretariat Daerah
Sikula, Andrew E. (2011). Manajemen Sumber Daya
Manusia, Erlangga. Bandung

Gambar 29. Perpektif Normal View


(Sumber : Analisa penulis, 2019)

72 | SINEKTIKA Jurnal Arsitektur, Volume 16 Nomor 2 Juli 2019

Anda mungkin juga menyukai