Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN

Zainal Abidin
Nim : 1861201195

FAKULTAS EKONOMI DAN


BISNIS UNIVERSITAS MUSLIM
MAROS 2021
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang …………………………………………………………….
B. Rumusan Masalah …….…………………………………………………..
BAB II PEMBAHASAN
1.1 Pengaruh dan Motivasi efektivitas kepemimpinan………...……………….
1.2 Tingkat Efektivitas………………………………………………………….
1.3 Kemampuan Pemimpin menuju efektivitas……………………………….
1.4 Skill Kepemimpinan ………………………………………………………
1.5 Kecakapan Mebangun Relasi……………………………………………...
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan

hidayah yang telah dilimpahkannya, sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan

baik, yang bertemakan “EFEKTIFITAS KEPEMIMPINAN”. Penulisan makalah ini

dimaksudkan untuk memenuhi tugas dari mata kuliah KEPEMIMPINAN Kami

menyadari bahwa makalah yang kami selesaikan ini masih jauh dari kesempurnaan.

Meskipun kami berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan

kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, kita mengharapkan kritik dan

saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi. Pada kesempatan ini pula

saya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam

penyusunan makalah ini baik secara langsung maupun tidak langsung.

Akhir kata kami berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca, terima

kasih.

Maros 18 April 2021

ZAINAL ABIDIN
BAB 1
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Suatu kepemimpinan pada dasarnya menekankan pada usaha mencapai tujuan


bersama dengan orang lain melalui pengikut. Badeni berpendapat bahwa efektivitas
kepemimpinan mengandung makna ketepatan pencapaian tujuan yang merupakan suatu
proses mempengaruhi orang lain untuk berperilaku sesuai dengan keinginan pemimpin.
Efektivitas kepemimpinan diukur dengan adanya kesediaan orang lain untuk berperilaku
sesuai dengan tujuan pemimpin dan organisasi tanpa ada rasa paksaan.

Kepemimipinan yang berhasil adalah pemimpin yang berhasil mencapai tujuan organisasi
tanpa orang lain merasakan adanya perbedaan yang jelas antara pemimpin yang berhasil dan
pemimpin yang efektif. Gary Yukl mengatakan; ada tiga perilaku seseorang pemimpin yaitu
perilaku yang berorientasi pada tugas, perilaku yang berorientasi pada hubungan, dan
kepemimpinan partisipatif.

Dalam kepemimipinan suatu organisasi diperlukan kekompakan kelompok yang


memiliki dimensi integritas seperti; konsisten, komitmen yang kuat, memiliki nilai-nilai, dan
konsekuen. Dimensi ini yang semakin memperkuat keutuhan kelompok dalam melaksanakan
aktivitasnya. Efektivitas organisasi – kepemimpinan dapat dilihat dari hubungan antara
causal, kepemimpinan, komitmen dan kepuasan kerja, dan out put. Causal Variabel ini
sebagai strategi kepemimpinan mengambil keputusan yang mempengaruhi komitmen
organisasi dan pada akhirnya menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi organisasi.

Efektifitas kepemimpinan dapat dilihat berdasarkan kontribusi pemimpin pada kualitas proses
kelompok yang dirasakan oleh para pengikut atau pengamat dari luar. Apakah pemimpin
mampu meningkatkan kohesivitas anggota kelompok, kerjasama anggota, motivasi anggota,
penyelesaian masalah pengambilan keputusan dan mendamaikan konflik antar anggota.
Apakah pemimpin berkontribusi terhadap efisiensi pembagian peran, pengorganisasian
aktifitas, pengakumulasian sumber-sumber dan kesiapan kelompok untuk menghadapi
perubahan atau krisis. Apakah pemimpin dapat memperbaiki kualitas kehidupan kerja,
membangun rasa percaya diri pengikutnya, meningkatkan keterampilan mereka, dan
berkontribusi terhadap pertumbuhan dan perkembangan psikologis para pengikutnya.

Menurut Hani Handoko, kepemimpinan adalah bagian penting manajemen dan merupakan
kemampuan yang dipunyai seseorang untuk mempengaruhi orang-orang lain agar mereka
mencapai tujuan dan sasaran. Pendekatan melalui penelitian dan teori kepemimpinan dapat
diklasifikasikan sebagai pendekatan-pendekatan kesifatan, perilaku dan emosional
(contingency). Pendekatan pertama memandang kepemimipinan sebagai suatu kombinasi
sifat-sifat (traits) yang tampak. Pendekatan kedua mendefinisikan perilaku-perilaku
(behavior) pribadi yang berhubungan dengan kepemimpinan efektif. Pendekatan ketiga
pandangan situasional tentang kepemimpinan menganggap bahwa kondisi yang menentukan
efektifitas kepemimpinan bervariasi dengan situasi tugas-tugas yang dilakukan, keterampilan
dan pengharapan bawahan, lingkungan organisasi.
Pandangan ini telah menimbulkan pendekatan contingency pada keperluan pemimpin
yang bermaksud untuk menetapkan faktor-faktor situasional yang menentukan seberapa
besar efektivitas situasi gaya kepemimpinan tertentu. Menurut Edwin Ghiselli menunjukan
sifat-sifat tertentu yang tampaknya penting untuk kepemimpinan adalah: (a) Kemampuan
dalam kedudukannya sebagai pengawas (supervisory abillity) (b) Kebutuhan akan prestasi
dalam pekerjaan (c) Kecerdasan mencakup kebijakan, pemikiran kreatif dan daya pikir (d)
Ketegasan (decisiveness) kemampuan membuat keputusan (e) Kepercayaan diri atau
pandangan terhadap dirinya (f) Inisiatif atau kemampuan untuk bertindak.
Sedangkan Keith Devis (dalam Hani Handoko) mengikhtisarkan empat ciri sifat utama
kesuksesan kepemimpinan, (1) kecerdasan, (2) kedewasaan dan keluasan hubungan sosial,
(3) motivasi diri dan dorongan berprestasi, (4) sikp-sikap hubungan manusiawi.

Keberhasilan kepemimpinan menumbuhkan kepercayaan anggota credit union (CU)


dan koperasi untuk menabung dan dipercaya oleh anggota sebagai lembaga untuk
berinvestasi. Masyarakat yang menjadi anggota CU – koperasi dan tidak mempunyai akses
untuk berinvestasi ke lembaga-lembaga keuangan seperti bank berpeluang untuk berinvestasi
ke CU. Dari sisi peluang anggota CU rata-rata berada di bawah ekonomi mencegah sehingga
hampir tidak mungkin mereka mendapatkan pinjaman atau credit dari bank. Pesatnya
perkembangan anggota semakin mendorong pengurus untuk tetap meningkatkan
pelayanannya sehingga membentuk ikatan yang kuat untuk tetap melaksanakan komitmen
organisasi.

Visi pemimpin dapat dilihat dari bentuk kepemimpinannya. Menurut Eddy Soeryanto
Soegoto, ada dua tipe pemimpin dalam sebuah perusahaan, yaitu; pemimpin kreatif,
pemimpin yang dapat mengendalikan agresivitasnya dalam bentuk komunikasi yang teratur
dan membangkitkan semangat kerja, cenderung kreatif mencari solusi atas setiap masalah,
dan pemimpin reaktif, terlalu cepat bereaksi pada setiap hal, mudah tersinggung dan
cenderung menutup diri terhadap alternatif solusi. Dalam kepemimpinan adalah sebagai suatu
proses seseorang mempengaruhi orang-orang yang ada dalam organisasi tersebut untuk
secara bersama-sama mencapai tujuannya. Tujuan bersama yang akan dicapai juga
merupakan tujuan organisasi.
BAB II
PEMBAHASAN

1.1 Pengaruh dan Motivasi Efektifitas Kepemimpinan

Kehadiran motivasi akan merangsang karyawan untuk mengerahkan


kemampuannya sehingga mampu menunjukkan kinerja yang maksimal. Pengaruh
motivasi pada kinerja karyawan dapat mendorong terjadinya 2 hal :
1.Penularan motivasi
Melihat rekan kerja termotivasi dan bersemangat mengerjakan sesuatu akan
membuat seseorang melakukan hal serupa. Apalagi, jika usaha dan kerja keras
mereka juga dihargai oleh perusahaan. Sebaliknya, ketika pihak manajemen
menutup mata pada kinerja buruk karyawan, ini bisa menurunkan motivasi karyawan
lain.
2.Meningkatkan komitmen dan kepuasan kerja karyawan
Karyawan yang termotivasi bukan hanya membuat kinerjanya meningkat,tetapi juga
meningkatkan komitmennya terhadap pekerjaan. Ia tak ragu mengupayakan usaha
terbaik agar tugas tersebut selesai dengan baik. Hal tersebut akan mendorong
tingginya kepuasan kerja karyawan dan berdampak positif bagi kinerja perusahaan.

1.2 Efektifitas Kepemimpunan

Dalam kepemimipinan suatu organisasi diperlukan kekompakan kelompok yang


memiliki dimensi integritas seperti; konsisten, komitmen yang kuat, memiliki nilai-nilai, dan
konsekuen. Dimensi ini yang semakin memperkuat keutuhan kelompok dalam melaksanakan
aktivitasnya. Efektivitas organisasi – kepemimpinan dapat dilihat dari hubungan antara
causal, kepemimpinan, komitmen dan kepuasan kerja, dan out put. Causal Variabel ini
sebagai strategi kepemimpinan mengambil keputusan yang mempengaruhi komitmen
organisasi dan pada akhirnya menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi organisasi.

Efektifitas kepemimpinan dapat dilihat berdasarkan kontribusi pemimpin pada


kualitas proses kelompok yang dirasakan oleh para pengikut atau pengamat dari luar. Apakah
pemimpin mampu meningkatkan kohesivitas anggota kelompok, kerjasama anggota, motivasi
anggota, penyelesaian masalah pengambilan keputusan dan mendamaikan konflik antar
anggota. Apakah pemimpin berkontribusi terhadap efisiensi pembagian peran,

pengorganisasian aktifitas, pengakumulasian sumber-sumber dan kesiapan kelompok


untuk menghadapi perubahan atau krisis. Apakah pemimpin dapat memperbaiki kualitas
kehidupan kerja, membangun rasa percaya diri pengikutnya, meningkatkan keterampilan
mereka, dan berkontribusi terhadap pertumbuhan dan perkembangan psikologis para
pengikutnya.Kepemimpinan • Kepemimpinan menurut Newstrom adalah proses
mempengaruhi & mendorong orang lain di organisasi untuk bekerja secara bersama – sama
dalam mencapai kesuksesan organisasi dengan melibatkan elemen – elemen penting sebagai
berikut : dorongan, usaha, dan pencapain tujuan.

Gibson et al. (1994:30) mengemukakan masing-masing tingkat efektivitas dapat dipandang


sebagai suatu sebab variabel oleh variabel lain (ini berarti sebab efektivitas). Sesuai pendapat
Gibson tersebut diatas dapat dijelaskan bahwa pada efektivitas individu terdiri dari
sebab-sebab antara lain kemampuan, keterampilan, pengetahuan, sikap, motivasi dan stress.
Efektivitas kelompok terdiri dari sebab-sebab keterpaduan, kepemimpinan, struktur, status,
peran dan norma-norma. Untuk efektivitas organisasi terdiri dari sebab-sebab lingkungan,
teknologi, pilihan strategi, struktur, proses dan kultur. Semua ini mempunyai hubungan
sebab variabel dari variabel lainnya.

1.3 Kemampuan Pemimpin Menuju Efektifitas

Untuk keberhasilan dalam pencapaian sutu tujuan diperlukan seorang


pemimpin yang profesional, dimana ia memahami akan tugas dan kewajibannya sebagai
seorang pemimpin, serta melaksanakan peranannya sebagai seorang pemimpin. Disamping
itu pemimpin harus menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan bawahan, sehingga
terciptanya suasana kerja yang membuat bawahan merasa aman, tentram, dan memiliki suatu
kebebasan dalam mengembangkan gagasannya dalam rangka tercapai tujuan bersama yang
telah ditetapkan.
Faktor- Faktor Efektifitas Kepemimpinan
Ada beberapa faktor penting yang dapat mempengaruhi efektivitas
kepemimpinan, diantaranya adalah:[5]
1. Persepsi yang tepat.
Persepsi memainkan peran dalam mempengaruhi efektivitas kepemimpinan. Para manajer
yang memiliki persepsi yang keliru terhadap pegawainya mungkin kehilangan peluang untuk
mencapai hasil optimal. Oleh karenanya ketepatan persepsi manajerial sangat penting, dan
hal itu begitu penting pada setiap model situasional.
2. Tingkat kematangan.
Pemimpin dituntut untuk berkemampuan dan berkemauan mengambil tanggung jawab untuk
mengarahkan perilaku mereka sendiri dengan memperhatikan tingkat kematangan dalam
pengetahuan, keahlian dan pengalaman untuk melaksanakan pekerjaan tanpa pengawasan
ketat dan juga kemauan untuk melaksanakan pekerjaan itu. Bagaimana pun, bawahan harus
diberi perhatian serius ketika membuat pertimbangan tentang gaya kepemimpinan yang dapat
mencapai hasil yang diinginkan.
3. Penilaian yang tepat terhadap tugas.
Para pemimpin harus mampu menilai dengan tepat tugas yang dilaksanakan oleh bawahan.
Dalam situasi tugas yang tidak terstruktur, kepemimpinan otokratik mungkin sangat tidak
sesuai. Para bawahan memerlukan garis petunjuk, bebas bertindak, dan sumber daya untuk
menyelesaikan tugas itu. Pemimpin harus dapat dengan tepat menentukan kekurangan tugas
bawahan sehingga pilihan gaya kepemimpinan yang layak harus dilakukan. Karena tuntutan
ini, seorang pemimpin harus memiliki beberapa pengetahuan teknik tentang pekerjaan itu dan
syarat-syaratnya.
4. Latar belakang dan pengalaman.
Di sini ditegaskan bahwa latar belakang dan pengalaman pemimpin mempengaruhi pilihan
gaya kepemimpinan. Seseorang yang telah memperoleh keberhasilan karena berorientasi
kepada hubungan mungkin akan meneruskan penggunaan gaya ini. Demikian juga, seorang
pemimpin yang tidak percaya kepada para bawahannya dan telah menyusun tugas
bertahun-tahun akan menggunakan gaya otokratik.
5. Harapan dan gaya pemimpin.
Pemimpin senang dengan dan lebih menyukai suatu gaya kepemimpinan tertentu. Seorang
pemimpin yang memilih pendekatan yang berorientasi pada pekerjaan, otokratik, mendorong
keberanian bawahan mengambil pendekatan yang sama. Peniruan model pemimpin
merupakan kekuatan untuk membentuk gaya kepemimpinan. Karena pemimpin memiliki
berbagai landasan kekuasaan, maka harapan mereka adalah penting.
6. Hubungan seprofesi.
Pemimpin membentuk hubungan dengan pemimpin yang lain. Hubungan seprofesi ini
digunakan untuk tukar menukar pandangan, gagasan, pengalaman, dan saran-saran.
Teman seprofesi seorang pemimpin dapat memberikan dukungan dan dorongan semangat
bagi berbagai perilaku kepemimpinan, sehingga mempengaruhi pemimpin itu pada waktu
yang akan datang. Teman-teman seprofesi merupakan sumber penting tentang
perbandingan dan informasi dalam membuat pilihan dan perubahan gaya kepemimpinan.
Efektifitas kepemimpinan juga bergantung pada pola relasi yang dikonstruk oleh
pemimpin. Relasi pemimpin dengan para follower (guru dan karyawan) menjadi dinamis jika
pola kepemimpinan yang digunakan bersifat partisipatif. Perencanaan sampai dengan semua
putusan yang diambil oleh secara partisipatif berimplikasi positif terhadap tingkat
kepengikutan para bawahan.

1.4 Skill Kepemimpinan

Kepemimpinan mencakup menciptakan visi yang meyakinkan, mengomunikasikan


visi itu secara efektif, dan membantu orang lain memahami dan berkomitmen padanya.
Pemimpin menginspirasi diri sendiri dan orang lain menuju kesuksesan. Untuk melakukan ini
seorang pemimpin harus sepenuhnya percaya pada misi mereka dan tahu apa yang mereka
butuhkan untuk menyelesaikannya. Mereka menghadapi masa depan dan berorientasi pada
tujuan. Para pemimpin menunjukkan kesesuaian. Mereka menyampaikan setiap perkataan
dengan tindakan. Pemimpin yang baik dianggap oleh orang lain sebagai yang terbaik
sepanjang waktu. Para pemimpin mengembangkan hubungan yang kuat dengan orang-orang
di tim mereka. Mereka memahami orang-orang di tim mereka dan dengan demikian dapat
membuat permintaan yang besar dari orang yang tepat, menginspirasi mereka untuk tepat
sasaran dan mencapai lebih dari yang dibutuhkan. Setiap orang menanggapi para pemimpin
yang mereka percayai, dengan siapa mereka terlibat dan siapa yang secara jelas diharapkan
mereka.

Keterampilan kepemimpinan jelas bukan merupakan bawaan lahir, mereka dipelajari.


Sebagai akibat, pengembangan keterampilan kepemimpinan sangat penting untuk siklus
hidup bisnis. Perusahaan-perusahaan besar menyadari kebutuhan ini, memungkinkan banyak
orang untuk memberikan kepemimpinan sebagai bagian dari peran dan tanggung jawab
mereka
sehari-hari. Ini adalah salah satu langkah untuk memastikan bahwa banyak orang dalam
bisnis memiliki pengalaman kepemimpinan praktis yang berkelanjutan. Pembentukan tim dan
pembelajaran pengalaman keduanya memainkan peran penting dalam program pelatihan
kepemimpinan berkelanjutan yang menyeluruh.

Berbagai program pembelajaran berdasarkan pengalaman kami menyoroti kunci keterampilan


kepemimpinan secara santai dan informal. Para pemimpin di semua tingkatan dari C-suite
hingga manajer departemen mengembangkan dan meningkatkan keterampilan bahwa mereka
dapat terapkan dalam situasi sehari-hari untuk mendapatkan yang terbaik dari tim mereka.
Program pembangunan tim juga memainkan peran penting lain bagi para pemimpin. Mereka
merupakan cara yang bagus untuk mengatur dinamika sosial yang santai, mencampurkannya
dengan sebuah kelompok, ikut terlibat, berbagi semangat mereka dan yang paling penting
untuk dilihat sebagai manusia - seseorang yang mampu menjalin hubungan dengan semua
orang.

1.5 Kecakapan Membangun Relasi

Untuk membangun sebuah bisnis / karir yang sukses ada banyak hal yang Anda
butuhkan, mulai dari keahlian, keuletan, pandai melihat peluang dst. Selain semua
karateristik tersebut, ada satu hal lagi yang mutlak Anda butuhkan yaitu relasi.
Ketika saya menyebutkan bahwa Anda membutuhkan relasi untuk bisa membangun bisnis
dan karir yang sukses, semua orang mengangguk tanda setuju dengan pernyataan tersebut.
Untuk sukses Anda butuh orang lain.
Dengan bantuan orang lain maka bisnis atau karir Anda akan bisa melejit lebih cepat
sekaligus menjangkau lebih banyak orang. Anda juga bisa mencapai suatu level yang
mungkin tidak akan pernah Anda capai jika hanya melakukannya seorang diri.
Ada juga sebuah quote menarik dari Bob Burg yang sangat menarik untuk dicermati berikut
ini :Artinya adalah “Orang berbisnis dengan orang yang mereka kenal, suka dan percaya“.
Setuju?

Contoh simpel dari hal ini adalah:

Pernahkah Anda membeli sesuatu bukan karena produknya, akan tetapi lebih karena
penjualnya?
Apakah Anda merasa lebih nyaman berkerja sama dengan teman baik Anda atau orang yang
sama sekali belum Anda kenal?
Oleh karena inilah maka Anda perlu terus menerus untuk membina dan mengembangkan
relasi dengan orang lain. Dan di sinilah networking skill memegang peranan penting.
Jadi apa sebenarnya yang dimaksud dengan networking skill itu?
Networking skill: kemampuan untuk membina dan membangun relasi (terutama dengan
orang yang baru saja dikenal atau dijumpai)

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Ketika seorang pemimpin melibatkan diri bersama dengan anggotanya di suatu
kegiatan menjadi suatu inspirasi sehingga mampu mendorong tingkat
komitmen para anggotanya untuk menjadi aset yang terbaik dengan
memberikan hasil kerja yang memuaskan. Disinilah dapat dikatakan seorang
pemimpin tersebut adalah pemimpin yang efektif dimana ia telah memberikan
manfaat bagi organisasi dan anggotanya.

Saran
Demikianlah makalah yang penulis susun. Apabila terdapat kekurangan dan
kesalahan dalam penyusunan maupun penjelasan pada makalah ini penulis
mohon maaf serta mengharapkan saran dan kritik yang konstruktif.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.slideshare.net/mobile/FazialdiAlfiansyah/efektifitas-kepemimpinan
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://eprints.waliso
ngo.ac.id/3565/3/101311012_Bab2.pdf&ved=2ahUKEwiC6s6G74LwAhWNzD
gGHRvIC-4QFjABegQIFhAC&usg=AOvVaw20krhokaExoPgCsNFMN90V
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://perjuangan-ev
ihidayatinnimah.blogspot.com/2011/12/efektifitas-kepemimpinan.html%3Fm%
3D1&ved=2ahUKEwjVs52_8YLwAhUVYysKHUnNA3MQFjADegQIBhAC
&usg=AOvVaw3BMeOtcw9sluVWjq-ECiMg https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.catalys tindonesia.id/info/skill-
kepemimpinan&ved=2ahUKEwjriv3Q8YLwAhXVXCs
KHRBbCDoQFjAJegQIFxAC&usg=AOvVaw0RpjvUw3he536fxCvgnqNb

Anda mungkin juga menyukai