Anda di halaman 1dari 24

TUGAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

PENGELOLAAN PROYEK BISNIS BERBASIS SISTEM INFORMASI DALAM


RANGKA DIGITALISASI PROSES BISNIS PERUSAHAAN PADA PT.VISIONET
DATA INTERNATIONAL

Dibuat untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen

Dosen Pengampu : Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si

DISUSUN OLEH :

NAMA : GHINA AFIATA

NIM : 43219010151

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MERCU BUANA

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa. Karna atas berkah dan
rahmatnya saya diberikan kesempatan untuk menulis artikel sistem informasi manajemen
mengenai “Pengelolaan Proyek Bisnis Berbasis Sistem Informasi Dalam
Rangka Digitalisasi Proses Bisnis Perusahaan Pada PT.Visionet Data International”.
Dan terima kasih kepada dosen pengampu saya bapak Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si yang
telah memberikan kesempatan untuk saya menyelsaikan tugas ini. Saya harap artikel yang
saya buat dapat berguna bagi masyarakat dan mahasiswa/I dalam mencari informasi
mengenai sistem informasi manajemen.

Tangerang, Desember 2020

penulis
ABSTRAK

Terdapat tingkat kegagalan yang sangat tinggi di antara proyek sistem informasi. Hampir di
setiap organisasi, proyek sistem informasi membutuhkan waktu dan uang yang lebih banyak
untuk diimplementasikan daripada yang diperkirakan, atau sistem yang telah selesai tidak
berfungsi dengan baik. Ketika suatu sistem informasi tidak memenuhi harapan atau biaya
terlalu banyak untuk dikembangkan, perusahaan mungkin tidak menyadari manfaat apa pun
dari investasi sistem informasi tersebut, dan sistem tersebut mungkin tidak dapat
menyelesaikan masalah yang menjadi tujuan pengembangan sistem tersebut. Pengembangan
sistem baru harus dikelola dan diatur dengan hati-hati, dan cara proyek dijalankan cenderung
menjadi faktor paling penting yang mempengaruhi hasilnya. Itu sebabnya sangat penting
untuk memiliki pengetahuan tentang mengelola proyek sistem informasi dan alasan mengapa
mereka sistem tersebut dapat berhasil atau menjadi gagal.

Kata Kunci : Pengelolaan Proyek, Sistem Informasi Manajemen

ABSTRACT

There is a very high failure rate among information systems projects. In almost every
organization, information systems projects take more time and money to implement than
expected, or the completed system does not function properly. When an information system
does not meet expectations or costs too much to develop, the company may not realize any
benefit from investing in the information system, and the system may not be able to solve the
problems for which the system is developed. The development of new systems must be
managed and regulated carefully, and the way the project is run is likely to be the most
important factor influencing the outcome. That is why it is so important to have knowledge
about managing information systems projects and the reasons why those systems can succeed
or fail.

Keywords: Project Management, Management Information Systems


PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Proyek adalah suatu kegiatan atau sebuah pekerjaan yang bersifat sementara dan
terikat oleh suatu perjanjian antar 2 pihak atau lebih. Saat ini suatu proyek biasanya
memiliki sistem manajemen, sistem menajemen ini disebut manajemen proyek.
Manajemen proyek membantu dalam hal perencanaan, pengorganisasian serta
pengelolaan (manajemen) suatu pekerjaan. Dengan adanya manajemen proyek dapat
memudahkan dalam melakukan suatu pekerjaan secara teratur dan dapat dikelola
dengan baik. Manajemen proyek dapat diterapkan pada berbagai pekerjaan atau
proyek, misalnya pada proyek pembuatan suatu sistem informasi. Saat ini sistem
informasi memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, dimana
setiap kegiatan tidak luput dari sistem informasi.
Manajemen atau pengelolaan proyek adalah suatu disiplin ilmu pada era tahun 1950-
an, Amerika bangsa yang pertama kali menggunakan ilmu manajemen proyek. Henry
Gantt dapat dikatakan bapak dari ilmu manajemen proyek, dan namanya pun menjadi
metode yang digunakan, bernama “Gantt Chart”. Perlu diingat bahwa mempelajari
Manajemen Proyek itu tidak terlalu sulit, karena didalamnya terdapat hal-hal yang
terbiasa dilakukan oleh manusia, hanya ditambahkan sedikit logika dan aturan yang
khusus. Sedangkan proyek itu usaha yang harus dilakukan dari awal hingga akhir
pada suatu kejadian, yang mempunyai batasan waktu – anggaran – sumber daya yang
dibutuhi oleh pelanggan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari manajemen proyek ?
2. Bagaimana kebijakan dan perencanaan proyek sistem informasi ?
3. Apa saja metode yang digunakan untuk mengevaluasi proyek sistem
informasi?
4. Bagaimana perusahaan dapat menilai bisnis dari sistem informasi ?
5. Apa saja faktor risiko utama dalam proyek sistem informasi ?
6. Bagaimana implementasi PT.VISIONET DATA INTERNATIONAL pada
Pengelolaan Proyek Bisnis Berbasis Sistem Informasi ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian manajemen proyek
2. Untuk mengetahui kebijakan dan perencanaan proyek sistem informasi
3. Untuk mengetahui metode yang digunakan untuk mengevaluasi proyek sistem
informasi
4. Untuk mengetahui Bagaimana perusahaan dapat menilai bisnis dari sistem
informasi
5. Untuk mengetahui faktor risiko utama dalam proyek sistem informasi
6. Untuk mengetahui Bagaimana implementasi PT.VISIONET DATA
INTERNATIONAL pada Pengelolaan Proyek Bisnis Berbasis Sistem
Informasi
LITERATUR TEORI

Sebuah proyek adalah serangkaian kegiatan terkait yang direncanakan untuk mencapai tujuan
bisnis tertentu. Proyek sistem informasi meliputi pengembangan sistem informasi baru,
peningkatan sistem yang ada, atau peningkatan atau penggantian infrastruktur teknologi
informasi (TI) perusahaan.

Manajemen proyek mengacu pada penerapan pengetahuan, keterampilan, alat, dan teknik
untuk mencapai target spesifik dalam batasan anggaran dan waktu yang ditentukan. Kegiatan
manajemen proyek termasuk merencanakan pekerjaan, menilai risiko, memperkirakan
sumber daya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan, mengatur pekerjaan,
memperoleh sumber daya manusia dan material, menugaskan tugas, mengarahkan kegiatan,
mengendalikan pelaksanaan proyek, melaporkan kemajuan, dan menganalisis hasilnya.
Seperti di bidang bisnis lainnya, manajemen proyek untuk sistem informasi harus berurusan
dengan lima variabel utama: ruang lingkup, waktu, biaya, kualitas, dan risiko.

Lingkup mendefinisikan apa pekerjaan itu atau tidak termasuk dalam suatu proyek. Misalnya,
ruang lingkup proyek untuk sistem pemrosesan pesanan baru mungkin mencakup modul-
modul baru untuk memasukkan pesanan dan mentransmisikannya ke produksi dan akun,
tetapi tidak ada perubahan pada sistem piutang, manufaktur, distribusi, atau sistem kontrol
inventaris terkait. Manajemen proyek mendefinisikan semua pekerjaan yang diperlukan untuk
menyelesaikan proyek dengan sukses dan harus memastikan bahwa ruang lingkup proyek
tidak berkembang melampaui apa yang semula dimaksudkan.

Waktu adalah jumlah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek. Manajemen
proyek biasanya menetapkan jumlah waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan komponen
utama suatu proyek. Masing-masing komponen ini selanjutnya dipecah menjadi kegiatan dan
tugas. Manajemen proyek mencoba untuk menentukan waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan setiap tugas dan menetapkan jadwal untuk menyelesaikan pekerjaan.

Biaya didasarkan pada waktu untuk menyelesaikan proyek dikalikan dengan biaya sumber
daya manusia yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek. Biaya proyek sistem informasi
juga termasuk biaya perangkat keras, perangkat lunak, dan ruang kerja. Manajemen proyek
mengembangkan anggaran untuk proyek dan memantau pengeluaran proyek yang sedang
berlangsung.

Kualitas adalah indikator seberapa baik hasil akhir suatu proyek memenuhi tujuan yang
ditentukan oleh manajemen. Kualitas sistem informasi biasanya memengaruhi kinerja
organisasi dan pengambilan keputusan yang lebih baik. Kualitas juga mempertimbangkan
keakuratan dan ketepatan waktu informasi yang dihasilkan oleh sistem baru dan kemudahan
penggunaan.

Risiko mengacu pada masalah potensial yang akan mengancam keberhasilan suatu proyek.
Masalah potensial ini dapat mencegah proyek mencapai tujuannya dengan meningkatkan
waktu dan biaya, menurunkan kualitas hasil proyek, atau mencegah proyek selesai sama
sekali. Bagian 4 di bawah akan menjelaskan faktor risiko terpenting untuk sistem informasi.

proyek pengembangan sistem tanpa manajemen yang tepat kemungkinan besar akan
menderita konsekuensi ini:

a. Biaya yang jauh melebihi anggaran


b. Selisih waktu yang tidak terduga
c. Kinerja teknis yang tidak sesuai yang diharapkan
d. Kegagalan untuk mendapatkan manfaat yang diantisipasi
HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Pengertian Dari Manajemen Proyek


Manajemen proyek merupakan suatu usaha merencanakan, mengorganisasi,
mengarahkan, mengkoordinasi, dan mengawasi kegiatan dalam proyek sedemikian
rupa sehingga sesuai dengan jadwal waktu dan anggaran yang telah ditetapkan. Suatu
pekerjaan rutin biasanya berlangsung secara kontinu, berulang-ulang dan berorientasi
ke proses. Sebagai suatu proses yang terus menerus, pekerjaan yang rutin tidak
dianggap suatu proyek. Pengelola dalam sebuah proyek disebut sebagai Proyek
Manager (PM), Proyek Manager bertanggung jawab untuk mengatur dan mengawasi
semua kegiatan pelaksanaan proyek, agar sesuai dengan standart kualitas, biaya dan
waktu. Dan tentunya selalu bertanggung jawab untuk selalu berkomunikasi dengan
tim, atasan (owner), dan pelanggan (user). Manfaat manajemen proyek:
a. Mengidentifikasi fungsi tanggung jawab
b. Meminimalkan tuntutan pelaporan rutin
c. Mengidentifikasi batas waktu untuk penjadwalan
d. Mengidentifikasi metode analisa peramalan
e. Mengukur prestasi terhadap rencana
f. Mengidentifikasi masalah dini & tindakan perbaikan
g. Meningkatkan kemampuan estimasi untuk rencana
h. Mengetahui jika sasaran tidak dapat dicapai/terlampaui
Konsep Manajemen Proyek
Manajemen proyek sistem informasi ditekankan pada tiga faktor, yaitu manusia,
masalah dan proses. Dalam pekerjaan sistem informasi faktor manusia sangat
berperan penting dalam suksesnya manajemen proyek. Pentingnya faktor manusia
dinyatakan dalam model kematangan kemampuan manajement manusia (a people
management capability maturity model/ PM-CMM) yang berfungsi untuk
meningkatkan kesiapan organisasi perangkat lunak (sistem informasi) dalam
menyelesaikan masalah dengan melakukan kegiatan menerima, memilih, kinerja
manajemen, pelatihan, kompensasi, pengembangan karier, organisasi dan rancangan
kerja serta pengembangan tim.
Manajer proyek adalah seseorang yang memiliki tanggung jawab terbesar atas
pelaksanaan proyek. Pekerjaan utama dari manajer proyek adalah mengarahkan,
mengawasi dan mengendalikan proyek dari awal sampai selesai. Manajer proyek yang
baik tidak menghindari semua resiko, tetapi menyiapkan proses dan prosedur standart
untuk berusaha mencegah resiko yang mungkin terjadi seperti:
a. Keterlambatan penyelesaian proyek, pembekakkan anggaran atau keingingan
konsumen tidak terpenuhi.
b. Tidak konsisten antara proses dan prosedur yang digunakan manajer proyek
c. Proyek tidak bermanfaat dan membuang-buang waktu dan biaya
d. Tidak sinerginya faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi proyek
Contoh Manajemen Proyek antara lain
a. Proyek Pembuatan Website
b. Proyek Pembuatan Software
c. Proyek Pembuatan Aplikasi
d. Proyek pembuatan Robot
2. Kebijakan Dan Perencanaan Proyek Sistem Informasi
Sistem Informasi memiliki pengertian suatu sistem yang memiliki fungsi
menghasilkan informasi-informasi yang dibutuhkan pihak user. Komponen yang
termasuk sistem informasi meliputi infrastruktur hardware, Software dan ketersediaan
sumber daya manusia bidang teknologi informasi. Proyek sistem informasi mencakup
sebagian atau keseluruhan dari rangkaian aktivitas rekayasa pembangunan sistem
informasi.
Contoh-contoh proyek sistem informasi antara lain Proyek sistem informasi untuk
mendukung pelaksanaan pemilu, Proyek pembangunan infrastruktur E-Government di
Jawa Tengah dan Proyek penjualan elektronik (E-Commerce). Beberapa perbedaan
karakteristik proyek sistem informasi dibandingkan dengan proyek bidang lain adalah
sebagai berikut :
a. Memiliki tujuan untuk menghasilkan produk yang bersifat intangible (tidak
dapat diraba/perkirakan, tidak dapat dinyatakan secara jelas) seperti perangkat
lunak, database, jaringan yang sulit untuk mengukur nilai manfaat dari produk
tersebut.
b. Melibatkan teknologi yang sangat cepat usang, karena perkembangan yang
sangat cepat.
c. Membutuhkan beragam sumber daya manusia dengan keahlian dan
kompetensi yang beragam
d. Ukuran yang dijadikan standar sulit dibakukan, karena sulit mengukur kualitas
yang dimengerti berbagai pihak secara seragam.
Kebijakan Sistem Kebijakan untuk mengembangkan sistem informasi dilakukan oleh
manajemen puncak karena manajemen menginginkan untuk meraih kesempatan-
kesempatan yang ada yang tidak dapat diraih oleh sistem yang lama atau sistem lama
mempunyai kelemahan (masalah) perencanaan sistem menyangkut estimasi
(penafsiran, perkiraan, pendapat atau penilaian) sumberdaya (kebutuhan-kebutuhan
fisik dan tenaga kerja) dan biaya. Proses perencanaan sistem dapat dikelompokkan
dalam tiga proses utama, yaitu :
Merencanakan proyek-proyek sistem Tahapan proses perencanaan sistem
yaitu :
a. Mengkaji tujuan, perencanaan strategi dan taktik perusahaan.
b. Mengidentifikasi proyek-proyek sistem.
c. Menetapkan sasaran proyek-proyek sistem.
d. Menetapkan kendala proyek-proyek sistem.
e. Menetukan prioritas proyek-proyek sistem.
f. Membuat laporan perencanaan sistem.
g. Meminta persetujuan manajemen.
Mempersiapkan proyek-proyek sistem yang akan dikembangkan meliputi :
a. Menunjuk team analis (dapat berasal dari departemen pengembangan yang ada
atau dari luar perusahaan (konsultan).
b. Mengumumkan proyek pengembangan system.
Mendefinisikan proyek-proyek sistem yang dikembangkan Melakukan studi
untuk mencari alternatif pemecahan terbaik yang paling layak untuk
dikembangkan. Tahapan yang dilakukan yaitu :
a. Mengidentifikasi kembali ruang lingkup dan sasaran proyek system.
b. Melakukan studi kelayakan.
c. Menilai kelayakan proyek system.
d. Membuat usulan proyek system.
e. Meminta persetujuan manajemen.
Perkiraan Proyek Sistem Informasi Sekarang biaya merupakan elemen yang paling
penting dan mahal dalam pengembangan sistem berbasis komputer. Perkiraan biaya
yang salah atau kurang tepat dapat mengurangi keuntungan atau malah kerugian.
Perkiraan biaya sistem informasi dan usaha tidak dapat dihitung dengan tepat, karena
banyak variabel (manusia, teknikal, lingkungan) yang mempengaruhinya. Untuk
mencapai perkiraan biaya dan usah yang dapat diandalkan, digunakan pilihan sebagai
berikut :
a. Memperkirakan waktu yang paling lama dari pengerjaan proyek.
b. Perkiraan berdasarkan pada proyek yang sama.
c. Menggunakan teknik dekomposis.
d. Menggunakan satu atau lebih model empiris.
Memperkirakan waktu untuk menyelesaikan setiap kegiatan merupakan bagian yang
paling sulit, untuk itu butuh pengalaman dalam memperkirakan waktu yang
diperlukan. Penjadwalan tugas-tugas (kegiatan) dapat menggunakan :
a. Grafik Gantt Merupakan suatu grafik dimana ditampilkan kotak-kotak yang
mewakili setiap tugas (kegiatan) dan panjang masing-masing setiap kotak
menunjukkan panjang relatif tugas-tugas yang dikerjakan.
b. Diagram PERT (Program Evaluation and Review Techniques) Suatu program
(proyek) diwakili dengan jaringan simpul dan tanda panah yang kemudian
dievaluasi untuk menentukan kegiatan-kegiatan terpenting, meningkatkan
jadwal yang diperlukan dan merevisi kemajuan-kemajuan saat proyek telah
dijalankan. Diagram PERT lebih baik dari Gantt, karena Mudah
mengidentifikasi tingkat prioritas, Mudah mengidentifikasi jalur kritis dan
kegiatan-kegiatan kritis, Mudah menentukan waktu kendur, Penjadwalan
proyek berbasis komputer.

Tahap perencanaan merupakan suatu rangkaian kegiatan semenjak ide pertama yang
melatarbelakangi pelaksanaan proyek ini didapat, pendefinisian awal terhadap
kebutuhan detail atau target yang harus dicapai dari proyek tersebut, penyusunan
proposal, penentuan metodologi dan sistem manajemen proyek yang digunakan,
sampai dengan penunjukan tim dan instruksi untuk mengeksekusi (memulai) proyek
yang bersangkutan. Biasanya ada dua pihak yang terlibat langsung dalam proyek
perencanaan ini yaitu :
a. Pihak yang membutuhkan (demand side) eksistensi dari suatu sistem
informasi, dalam hal ini adalah perusahaan, lembaga, institusi atau organisasi
yang bersangkutan.
b. Pihak yang berusaha menjawab kebutuhan tersebut (supply side) dalam bentuk
pengembangan teknologi informasi. Kelompok ini biasanya merupakan
gabungan dari para personel yang terkait dengan latar belakang ilmu dan
pengetahuan yang beragam (multidisiplin), seperti ahli perangkat lunak,
analisis bisnis dan manajemen, spesialis perangkat keras, programmer, sistem
analis, praktisi hukum, manajer proyek dan beberapa karakteristik SDM lain
yang terkait.
3. Metode Yang Digunakan Untuk Mengevaluasi Proyek Sistem Informasi
Perusahaan biasanya dihadapkan dengan banyak proyek berbeda untuk menyelesaikan
masalah dan meningkatkan kinerja. Ada jauh lebih banyak ide untuk proyek sistem
daripada sumber daya. Perusahaan perlu memilih dari kelompok ini proyek yang
menjanjikan manfaat terbesar bagi bisnis. keseluruhan strategi bisnis perusahaan
harus mendorong pemilihan proyek.
Struktur Manajemen Untuk Proyek Sistem
Gambar di bawah menunjukkan elemen-elemen struktur manajemen untuk proyek
sistem informasi di sebuah perusahaan besar. Ini membantu memastikan bahwa
proyek yang paling penting diberi prioritas.

Pada puncak struktur ini adalah kelompok perencanaan strategis perusahaan dan
komite pengarah sistem informasi. Kelompok perencanaan strategis perusahaan
bertanggung jawab untuk mengembangkan rencana strategis perusahaan, yang
mungkin memerlukan pengembangan sistem baru. Seringkali, kelompok ini akan
mengembangkan ukuran objektif kinerja perusahaan (disebut indikator kinerja utama)
dan memilih untuk mendukung proyek-proyek TI yang dapat membuat peningkatan
besar dalam satu atau beberapa indikator kinerja utama. Indikator kinerja ini ditinjau
dan dibahas oleh dewan direksi perusahaan.
Komite pengarah sistem informasi adalah kelompok manajemen senior dengan
tanggung jawab untuk pengembangan dan pengoperasian sistem. Ini terdiri dari
kepala departemen dari kedua pengguna akhir dan area sistem informasi. Komite
pengarah meninjau dan menyetujui rencana sistem di semua divisi, berupaya
mengoordinasikan dan mengintegrasikan sistem, dan kadang-kadang terlibat dalam
memilih proyek sistem informasi tertentu. Kelompok ini juga memiliki kesadaran
yang tajam tentang indikator kinerja utama yang diputuskan oleh manajer tingkat
tinggi dan dewan direksi.
Tim proyek diawasi oleh kelompok manajemen proyek yang terdiri dari manajer
sistem informasi dan manajer pengguna akhir yang bertanggung jawab untuk
mengawasi beberapa proyek sistem informasi tertentu. Tim proyek bertanggung
jawab langsung untuk proyek sistem individu. Ini terdiri dari analis sistem, spesialis
dari bidang bisnis pengguna akhir yang relevan, pemrogram aplikasi, dan mungkin
spesialis basis data. Adapun campuran keterampilan dan ukuran tim proyek
tergantung pada sifat spesifik dari solusi sistem.
Menghubungkan Proyek Sistem Dengan Rencana Bisnis
Untuk mengidentifikasi proyek sistem informasi yang akan memberikan nilai bisnis
yang paling banyak, organisasi perlu mengembangkan rencana sistem informasi yang
mendukung keseluruhan rencana bisnis mereka dan di mana sistem strategis
dimasukkan ke dalam perencanaan tingkat atas. Rencana tersebut berfungsi sebagai
peta jalan yang menunjukkan arah pengembangan sistem (tujuan rencana), dasar
pemikiran, keadaan sistem saat ini, perkembangan baru yang perlu dipertimbangkan,
strategi manajemen, rencana implementasi, dan anggaran.
Untuk merencanakan secara efektif, perusahaan perlu menginventarisir dan
mendokumentasikan semua aplikasi sistem informasi dan komponen infrastruktur TI
mereka. Untuk proyek di mana manfaat melibatkan peningkatan pengambilan
keputusan, manajer harus mencoba mengidentifikasi perbaikan keputusan yang akan
memberikan nilai tambah terbesar bagi perusahaan. Mereka kemudian harus
mengembangkan seperangkat metrik untuk mengukur nilai informasi yang lebih tepat
waktu dan tepat tentang hasil keputusan.
Persyaratan Informasi Dan Indikator Kinerja Utama
Untuk mengembangkan rencana sistem informasi yang efektif, organisasi harus
memiliki pemahaman yang jelas tentang persyaratan informasi jangka panjang dan
jangka pendeknya. Pendekatan strategis ini adalah untuk persyaratan informasi,
analisis strategis, atau faktor penentu keberhasilan berpendapat bahwa persyaratan
informasi organisasi ditentukan oleh sejumlah kecil indikator kinerja utama/Key
Performance Indicators (KPI) manajer. KPI dibentuk oleh industri, perusahaan,
manajer, dan lingkungan yang lebih luas. Misalnya, KPI untuk sebuah perusahaan
mobil dapat berupa biaya unit produksi, biaya tenaga kerja, produktivitas pabrik,
tingkat pengerjaan ulang dan kesalahan, survei pengenalan merek pelanggan,
peringkat kualitas J.D. Power, peringkat kepuasan kerja karyawan, dan biaya
kesehatan. Sistem informasi yang baru harus fokus pada penyediaan informasi yang
membantu perusahaan memenuhi tujuan-tujuan yang tersirat oleh indikator kinerja
utama.
Analisis Portofolio
Setelah analisis strategis telah menentukan arah keseluruhan pengembangan sistem,
analisis portofolio dapat digunakan untuk mengevaluasi proyek sistem alternatif.
Analisis portofolio juga menginventarisir semua proyek dan aset sistem informasi
organisasi, termasuk infrastruktur, kontrak alih daya, dan lisensi. Portofolio investasi
sistem informasi ini dapat digambarkan memiliki profil risiko dan manfaat tertentu
bagi perusahaan (lihat Gambar di bawah) mirip dengan portofolio keuangan.
Setiap proyek sistem informasi membawa risiko dan manfaatnya sendiri. Perusahaan
akan mencoba untuk meningkatkan pengembalian portofolio aset TI mereka dengan
menyeimbangkan risiko dan pengembalian dari investasi sistem mereka. Meskipun
tidak ada profil yang ideal untuk semua perusahaan, industri padat-informasi (mis,
Keuangan) harus memiliki beberapa proyek dengan manfaat yang tinggi dan berisiko
tinggi untuk memastikan bahwa mereka tetap mengikuti perkembangan teknologi.
Selain itu Perusahaan-perusahaan di industri informasi yang non-intensif harus fokus
terhadap proyek-proyek yang bermanfaat tinggi dan yang berisiko tinggi.
Yang paling diinginkan, tentu saja, adalah sistem dengan manfaat yang tinggi dan
risiko yang rendah. Ini menjanjikan pengembalian awal dan risiko rendah. Kedua,
manfaat yang tinggi, sistem berisiko tinggi harus diperiksa; manfaat rendah, sistem
berisiko tinggi harus benar-benar dihindari; dan sistem dengan manfaat rendah dan
risiko rendah harus dikaji ulang untuk kemungkinan membangun kembali dan
menggantinya dengan sistem yang lebih diinginkan yang memiliki manfaat lebih
tinggi. Dengan menggunakan analisis portofolio, manajemen dapat menentukan
pemikiran campuran antara risiko investasi dan imbalan yang optimal untuk
perusahaan mereka, menyeimbangkan proyek dengan imbalan tinggi yang lebih
berisiko dengan yang lebih aman dengan imbalan yang lebih rendah. Adapun
Perusahaan di mana analisis portofolio selaras dengan strategi bisnis telah ditemukan
memiliki pengembalian yang unggul pada aset TI mereka, penyelarasan yang lebih
baik dari investasi TI dengan tujuan bisnis, dan koordinasi yang lebih baik di seluruh
organisasi dalam investasi TI (Jeffrey dan Leliveld, 2004).
Model Penilaian
Model penilaian berguna untuk memilih proyek-proyek di mana banyak kriteria yang
harus dipertimbangkan. Hal ini menetapkan bobot untuk berbagai fitur sistem dan
kemudian menghitung total dari yang tertimbang.
4. Bagaimana Perusahaan Dapat Menilai Bisnis Dari Sistem Informasi
Jika suatu proyek sistem mendukung tujuan dari strategis perusahaan dan telah
memenuhi persyaratan informasi pengguna, hal ini harus menjadi sebuah investasi
yang baik untuk perusahaan. Nilai sebuah sistem dari perspektif keuangan pada
dasarnya berkisar pada masalah pengembalian modal yang telah diinvestasikan.
Biaya Dan Manfaat Sistem Informasi
Manfaat tidak nyata, seperti layanan pelanggan yang lebih efisien atau pengambilan
keputusan yang ditingkatkan, tidak dapat segera diukur tetapi dapat menyebabkan
perolehan yang dapat diukur dalam jangka panjang. Sistem transaksi dan administrasi
yang menggantikan tenaga kerja dan menghemat ruang selalu menghasilkan manfaat
yang lebih terukur dan nyata daripada sistem informasi manajemen, sistem
pendukung keputusan, dan sistem kerja kolaboratif yang didukung komputer.
Penjelasan konsep total biaya kepemilikan/total cost of ownership (TCO), yang
dirancang untuk mengidentifikasi dan mengukur komponen pengeluaran teknologi
informasi di luar biaya awal pembelian dan pemasangan perangkat keras dan
perangkat lunak. Namun, analisis TCO hanya menyediakan bagian dari informasi
yang diperlukan untuk mengevaluasi investasi teknologi informasi karena biasanya
tidak berurusan dengan manfaat, kategori biaya seperti biaya kompleksitas, dan
"lunak" dan faktor-faktor strategis yang dibahas kemudian di bagian ini.
Penganggaran Modal Untuk Sistem Informasi
Untuk menentukan manfaat dari sebuah proyek tertentu, Anda harus menghitung
semua biaya dan semua manfaatnya secara detail. Jelas, sebuah proyek di mana
biayanya lebih besar dibandingkan manfaatnya harus ditolak. Tetapi walaupun
manfaat di dapatkan melebihi biaya yang dikeluarkan, tetap harus melakukan analisis
keuangan tambahan untuk menentukan apakah proyek tersebut dapat memberikan
pengembalian yang baik atas modal yang telah diinvestasikan oleh perusahaan. Model
penganggaran modal adalah salah satu dari beberapa teknik yang digunakan untuk
mengukur nilai investasi dalam proyek investasi modal jangka panjang.
Metode penganggaran modal bergantung pada ukuran arus kas masuk dan keluar dari
perusahaan; proyek modal menghasilkan arus kas tersebut. Biaya investasi untuk
proyek sistem informasi adalah arus kas keluar langsung yang disebabkan oleh
pengeluaran untuk perangkat keras, perangkat lunak, dan tenaga kerja. Pada tahun-
tahun berikutnya, investasi dapat menyebabkan arus kas keluar tambahan yang akan
diimbangi dengan arus kas masuk yang dihasilkan dari investasi. Arus kas masuk
berupa peningkatan penjualan lebih banyak produk (untuk alasan seperti produk baru,
kualitas lebih tinggi, atau peningkatan pangsa pasar) atau pengurangan biaya dalam
produksi dan operasi. Perbedaan antara arus kas keluar dan arus kas masuk digunakan
untuk menghitung nilai finansial dari investasi. Setelah arus kas telah ditetapkan,
beberapa metode alternatif tersedia untuk membandingkan berbagai proyek dan
memutuskan tentang investasi.
Model penganggaran modal utama untuk mengevaluasi proyek-proyek TI adalah
metode pengembalian, tingkat akuntansi pengembalian investasi/return on investment
(ROI), net present value, dan internal rate of return (IRR). Anda dapat mengetahui
lebih lanjut tentang bagaimana model penganggaran modal ini digunakan untuk
membenarkan investasi sistem informasi dalam modul ini.
Keterbatasan Model Keuangan
Fokus secara tradisional pada aspek keuangan dan teknis sistem informasi cenderung
mengabaikan dimensi sosial dan organisasi dari sistem informasi yang dapat
memengaruhi biaya dan manfaat sebenarnya dari investasi. Banyak keputusan
investasi sistem informasi perusahaan tidak secara memadai mempertimbangkan
biaya dari gangguan organisasi yang diciptakan oleh sistem baru, seperti biaya untuk
melatih pengguna akhir, dampak yang kurva pembelajaran pengguna untuk sistem
baru terhadap produktivitas, atau waktu yang dibutuhkan manajer untuk
menghabiskan mengawasi perubahan terkait sistem baru. Adapun Manfaat tidak
berwujud seperti keputusan yang lebih tepat waktu dari sistem baru atau peningkatan
pembelajaran dan keahlian karyawan juga dapat diabaikan dalam analisis keuangan
tradisional.
5. Faktor Risiko Utama Dalam Proyek Sistem Informasi
Dimensi Risiko Proyek
Sistem berbeda secara dramatis dalam ukuran, ruang lingkup, tingkat kerumitan, dan
komponen organisasi dan teknis. Beberapa proyek pengembangan sistem lebih
kemungkinan menciptakan masalah seperti yang telah kami jelaskan sebelumnya atau
mengalami penundaan karena mereka menghasilkan tingkat risiko yang jauh lebih
tinggi daripada yang lain. Tingkat risiko proyek dipengaruhi oleh ukuran proyek,
struktur proyek, dan tingkat keahlian teknis staf sistem informasi dan tim proyek.
a. Ukuran proyek. Semakin besar proyekseperti yang ditunjukkan oleh dana
yang dihabiskan, jumlah staf dalam implementasi, waktu yang dialokasikan
untuk implementasi, dan jumlah unit organisasi yang terpengaruhsemakin
besar risikonya. Proyek sistem berskala sangat besar memiliki tingkat
kegagalan 50 hingga 75 persen lebih tinggi daripada proyek lain karena
proyek tersebut rumit dan sulit dikendalikan. Kompleksitas organisasi dari
sistemberapa banyak unit dan kelompok yang akan menggunakannya dan
seberapa besar pengaruhnya dalam proses bisnisberkontribusi pada
kompleksitas proyek sistem skala besar seperti halnya karakteristik teknis,
seperti jumlah baris kode program, panjang proyek, dan anggaran. Selain itu,
ada beberapa teknik yang dapat diandalkan untuk memperkirakan waktu dan
biaya untuk mengembangkan sistem informasi skala besar.
b. Struktur proyek. Terdapat beberapa proyek yang lebih terstruktur daripada
yang lain. Persyaratannya jelas dan mudah, sehingga keluaran dan prosesnya
dapat dengan mudah ditentukan. Para pengguna tahu persis apa yang mereka
inginkan dan apa yang harus dilakukan sistem, hampir tidak ada kemungkinan
pengguna berubah pikiran. Proyek-proyek semacam itu memiliki risiko yang
jauh lebih rendah daripada proyek-proyek dengan persyaratan yang relatif
terdefinisi, lancar, dan terus berubah; dengan output yang tidak dapat
diperbaiki dengan mudah karena mereka tunduk pada perubahan ide
pengguna; atau dengan pengguna yang tidak dapat menyetujui apa yang
mereka inginkan.
c. Pengalaman dengan teknologi. Risiko proyek meningkat jika tim proyek dan
staf sistem informasi tidak memiliki keahlian teknis yang dibutuhkan. Jika tim
tidak terbiasa dengan perangkat keras, perangkat lunak sistem, perangkat
lunak aplikasi, atau sistem manajemen basis data yang diusulkan untuk
proyek, sangat mungkin bahwa proyek akan mengalami masalah teknis atau
membutuhkan lebih banyak waktu untuk menyelesaikan karena kebutuhan
untuk menguasai keterampilan baru.

Meskipun kesulitan teknologi merupakan salah satu faktor risiko dalam proyek sistem
informasi, faktor lainnya terutama organisasi, berurusan dengan kompleksitas
persyaratan informasi, ruang lingkup proyek, dan berapa banyak bagian organisasi
yang akan dipengaruhi oleh informasi baru. sistem. Di sisi lain Sesi Interaktif tentang
Manajemen tentang langkah Layanan Kesehatan Nasional UK menuju pembukuan
tanpa kertas menggambarkan sebuah proyek dengan beberapa risiko ini.

Manajemen Perubahan Dan Konsep Implementasi

Pengenalan atau perubahan terhadap sistem informasi memiliki dampak terhadap


perilaku dan organisasi yang kuat. Perubahan dalam cara informasi didefinisikan,
diakses, dan digunakan untuk mengelola sumber daya organisasi sering mengarah
pada distribusi baru wewenang dan kekuasaan. Perubahan organisasi internal ini
melahirkan perlawanan dan oposisi dan dapat menyebabkan runtuhnya sistem yang
baik.

Persentase yang sangat besar dari proyek-proyek sistem informasi tersandung karena
proses perubahan organisasi di sekitar pembangunan sistem tidak ditangani dengan
baik. Pengembangan sistem yang sukses membutuhkan manajemen perubahan yang
cermat.

Konsep Implementasi

Untuk mengelola perubahan organisasi di sekitar pengenalan sistem informasi baru


secara efektif, Anda harus memeriksa proses implementasi. Implementasi mengacu
pada semua aktivitas organisasi yang bekerja menuju adopsi, manajemen, dan
rutinisasi inovasi, seperti sistem informasi baru. Dalam proses implementasi, analis
sistem adalah agen perubahan. Analis tidak hanya mengembangkan solusi teknis
tetapi juga mendefinisikan kembali konfigurasi, interaksi, aktivitas pekerjaan, dan
hubungan kekuatan berbagai kelompok organisasi. Analis adalah katalisator untuk
seluruh proses perubahan dan bertanggung jawab untuk memastikan bahwa semua
pihak yang terlibat dapat menerima perubahan yang dibuat oleh sistem baru tersebut.
Agen perubahan berkomunikasi dengan pengguna, memediasi antara kelompok-
kelompok yang memiliki kepentingan untuk bersaing, dan memastikan bahwa
penyesuaian organisasi untuk perubahan tersebut dapat dilaksanakan hingga selesai.

6. Implementasi PT.VISIONET DATA INTERNATIONAL pada Pengelolaan


Proyek Bisnis Berbasis Sistem Informasi
Globalisasi dan perkembangan teknologi informasi dewasa ini telah membuat
organisasi atau perusahaan selalu membutuhkan teknologi informasi untuk tetap dapat
kompetitif dalam memberikan layanan terhadap pelanggannya. Mereka berkeyakinan
bahwa dengan penerapan teknologi informasi di lingkungannya dapat menciptakan
efisiensi dan efektivitas sehingga tercipta keunggulan yang mendatangkan banyak
keuntungan bagi bisnis mereka. Pengelolaan proyek pada umumnya, sangat berbeda
dengan proyek-proyek yang berkaitan dengan teknologi informasi. Manajemen
Proyek di bidang teknologi informasi adalah disiplin ilmu yang relatif baru dalam
mengelola proyek-proyek agar lebih sukses selaras dengan tujuan organisasi atau
perusahaan.
ng bergerak di bidang teknologi informasi dan merupakan sebuah perusahaan yang
bergerak di bidang jasa teknologi. informasi, yang memiliki lini bisnis IT Professional
Services yang fokus pada penyediaan jasa pengembangan sistem informasi yang
bersifat product based, data center dan custom development. Pada perusahaan yang
salah satu bisnisnya bergerak dalam bidang jasa dengan berbasiskan pekerjaan dalam
bentuk proyek, kemajuan proyek-proyek yang tergolong kritis bagi kinerja bisnis
perusahaan harus dapat dikelola dengan baik, direncanakan, dimonitoring,
dikendalikan dan dievaluasi. Mayoritas yang menjadi pelanggan PT Visionet Data
Internasional adalah institusi perbankan dan retail yang membutuhkan jasa
pengembangan sistem informasi. Untuk memenuhi 27 target proyek pada tahun 2017,
PT Visionet Data Internasional menjalankan setiap proyek berdasarkan metodologi
proyek pengembangan sistem informasi yang dijalankan oleh seorang manajer
proyek. Langkah awal pengerjaan proyek pada PT Visionet Data Internasional adalah
dengan membuat ruang lingkup pekerjaan dan penentuan timeline yang dibuat oleh
developer dengan pencatatan manual menggunakan microsoft excel kemudian dicetak
untuk disetujui oleh manajer proyek, yang selanjutnya diberikan kepada semua pihak
termasuk developer yang terlibat dalam pengerjaan proyek. Proses ini masih bersifat
manual dan template yang digunakan masih sangat kurang mendetail terutama pada
besar maupun kecilnya rincian beban pekerjaan sehingga terjadi kesulitan dalam
pengukuran timeline yang dibuat. Kendala lainnya adalah komunikasi dan kordinasi
jika ada revisi pada dokumen ruang lingkup proyek atau timeline proyek yang sudah
dibuat, karena tidak ada catatan history perubahan dan juga dokumen mudah hilang.
Langkah selanjutnya admin proyek membuat dokumen data proyek berisi data
pelanggan, waktu pengerjaan, nilai proyek, manajer yang ditugaskan dan data lainnya
terkait proyek. Kemudian tugas manajer proyek adalah melakukan pencatatan data
proyek sebagai bahan membuat laporan progress dan biaya proyek.

Semua catatan data tentang perkembangan proyek diatur dan dipegang oleh seorang
manajer proyek, di mana semua proses masih dilakukan pencatatan manual
mengunakan sistem dasar microsoft excel yang di tuangkan dan diinformasikan pada
saat meeting mingguan. Manajer proyek harus bisa mengatur dan mengajak pihak
yang berkepentingan untuk melakukan meeting mingguan dalam rangka pelaporan
progress proyek serta membahas issue yang sedang terjadi dalam mengambil
keputusan bersama agar proyek yang berjalan sesuai target. Dengan demikian peran
dan tanggung jawab manajer proyek yang sangat besar pada proses pengolahan data
proyek, akan Sistem manajemen yang sedang berjalan sekarang belum efisien dan
tidak transparansi, begitu juga dalam hal komunikasi, koordinasi dan kolaborasi
pengerjaan proyek yang melibatkan fungsi bisnis lainnya. Hal tersebut mengakibatkan
penentuan timeline yang tidak tepat, ruang lingkup pekerjaaan proyek yang tidak
sesuai, biaya operasioanal proyek membengkak, tidak bisa memprediksi pengerjaan
proyek yang mempunyai potensi telat dari target yang sudah ditentukan bahkan gagal
dan laporan progress proyek tidak bisa dipantau langsung oleh semua pihak
berkepentingan secara langsung. Akibatnya presentase proyek yang telat dan tidak
selesai pada perusahaan masih cukup besar. Maka diperlukan sebuah sistem informasi
yang dapat membantu seorang manager proyek dalam melakukan penentuan durasi
waktu pekerjaan proyek, ruang lingkup proyek, pencatatan, pelaporan progress dan
biaya proyek kepada semua pihak secara langsung dan pengolahan data proyek secara
tepat, efisien, transparansi dan saling integrasi.
PENUTUP

D. Kesimpulan
Dari penjelasan artikel ini, dapat disimpulkan bahwa Saat ini suatu proyek biasanya
memiliki sistem manajemen, sistem menajemen ini disebut manajemen proyek.
Manajemen proyek membantu dalam hal perencanaan, pengorganisasian serta
pengelolaan (manajemen) suatu pekerjaan. Dengan adanya manajemen proyek dapat
memudahkan dalam melakukan suatu pekerjaan secara teratur dan dapat dikelola
dengan baik. Manajemen proyek dapat diterapkan pada berbagai pekerjaan atau
proyek, misalnya pada proyek pembuatan suatu sistem informasi. Saat ini sistem
informasi memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, dimana
setiap kegiatan tidak luput dari sistem informasi.
kegiatan selama perancangan dan implementasi pada proses pembuatan sistem
informasi project management di PT Visionet Data Internasional maka pada
penelitian ini penulis dapat menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut.
a. Proses manajemen proyek yang berjalan pada PT Visionet Data Internasional
masih melakukan dokumentasi pencatatan dan pengolahan data secara manual
menggunakan microsoft excel dan belum menggunakan sistem informasi
manajemen proyek berbasis web sehingga data proyek belum transparansi dan
efiesien.
b. Kendala yang dihadapi pada proses manajemen proyek yang berjalan adalah
proses manajemen proyek belum efisien dan tidak transparansi, begitu juga
dalam hal komunikasi dan kolaborasi pengerjaan proyek yang melibatkan
fungsi bisnis lainnya. mengakibatkan penentuan timeline yang tidak tepat,
ruang lingkup pekerjaaan proyek yang tidak sesuai, biaya operasioanal proyek
membengkak, tidak dapat memprediksi pencapaian target pengerjaan proyek
dan laporan progress proyek tidak bisa dipantau langsung oleh semua pihak
berkepentingan secara langsung.
c. Sistem informasi yang dirancang oleh penulis adalah sistem informasi
manajemen proyek yang dapat menampung, mengolah data proyek, sehingga
menjadi sebuah laporan yang berguna untuk pengambilan keputusan, mulai
dari proses perencanaan proyek berjalan sampai selesai. Berbasis web yang
akan mudah diakses oleh pengguna kapan pun dan dimana pun dan dapat
membantu memonitoring data project secara transparan, akurat dan tepat.

DAFTAR PUSTAKA

Putra, Y. M. (2019). Mengelola Proyek Berbasis Sistem Informasi. Modul Kuliah Sistem


Informasi Manajemen. FEB-Universitas Mercu Buana: Jakarta

Anggraini, D., Hamiza, A., Doktoralina, C. M., & Anah, S. (2018). Application of Supply
Chain Management Practices in Banks: Evidence from Indonesia. International Journal of
Supply Chain Management, 7(5), 418-427.

Anggraini, D., & Tanjung, P. R. S. (2020). Company Value: Disclosure Implications of


Sustainable Supply Chain, Profitability and Industrial Profile. International Journal of
Supply Chain Management, 9(2), 648-655.

Ardianto, A., & Fitrianah, D. (2019). Penerapan Algoritma FP-Growth Rekomendasi Trend
Penjualan ATK pada CV. Fajar Sukses Abadi. InComTech, 9(1), 49-60.

Damayanti, K., Fardinal., (2019). The Effect of Information Technology Utilization,


Management Support, Internal Control, and User Competence on Accounting Information
System Quality. Schollars Bulletin, 5(12), 751-758.
Doktoralina, C., & Apollo, A. (2019). The contribution of strategic management accounting
in supply chain outcomes and logistic firm profitability. Uncertain Supply Chain
Management, 7(2), 145-156.

Hanifah, S., Sarpingah, S., & Putra, Y. M., (2020). The Effect of Level of Education,
Accounting Knowledge, and Utilization Of Information Technology Toward Quality The
Quality of MSME ’ s Financial Reports. (3). doi:https://doi.org/10.4108/eai.3-2-2020.163573.

Herliansyah, Y., Nugroho, L., Ardilla, D., & Putra, Y. M., (2020). The Determinants of
Micro, Small and Medium Entrepreneur (MSME) Become Customer of Islamic Banks
(Religion, Religiosity, and Location of Islamic Banks ). The 1st Annual Conference
Economics, Business, and Social Sciences, (2). doi:https://doi.org/10.4108/eai.26-3-
2019.2290775.

Putra, Y. M., (2019). Analysis of Factors Affecting the Interests of SMEs Using Accounting
Applications. Journal of Economics and Business, 2(3), 818-826.
doi:https://doi.org/10.31014/aior.1992.02.03.129.

Rekarti, E., & Doktoralina, C. M. (2017). Improving Business Performance: A Proposed


Model for SMEs. European Research Studies Journal, 20(3A), 613-623.

Rekarti, E., Doktoralina, C. M., & Saluy, A. B. (2018). Development model of marketing
capabilities and export performance of SMEs: A proposed study. European Journal of
Business and Management, 10(22).

Zamzami, A.H., & Putra, Y. M., (2019). Intensity of Taxpayers Using E-Filing (Empirical
Testing of Taxpayers in Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, and Bekasi). EPRA International
Journal of Multidisciplinary Research (IJMR) 5(7), 154-161.

PUTRI, Nadya Karina. MAKALAH MANAJEMEN PROYEK SISTEM INFORMASI.


2019.

Dikrozian, R., Nisa, N. M. B., Pamungkas, R. P., Suryapratama, A., & Ulum, P. (2018).
Manajemen Proyek Pembuatan Sistem Informasi Promosi Melalui Website. SEINASI-
KESI, 1(1), 120-125.

SUGANDA, Robi. manajemen proyeksi sistem informasi. 2019.


Sidik, Achmad, Arni R. Mariana, and Deri Irmansyah. "Rancangan Sistem Project
Management Berbasis Web Pada PT Visionet Data Internasional." Seminar Nasional
Teknologi Informasi dan Komunikasi (SEMNASTIK). Vol. 1. No. 1. 2018.

Anda mungkin juga menyukai