Anda di halaman 1dari 3

Skenario Podcast Model Psikoanalitik

KASUS

Seorang anak perempuan yang berusia 12 tahun mengalami trauma yang cukup berat pasalnya
anak ini memiliki kisah masa lalu yang cukup tragis. Ia mengalami kekerasan fisik dan mental
yang dilakukan oleh ayah kandungnya sendiri dan bahkan ibunya sampai meninggal dunia akibat
perbuatan ayahnya. Kejadian itu bermula pada saat gadis tersebut berusia 10 tahun. Pada saat
itu terjadi pertengkaran hebat antara kedua orang tua si anak sehingga mengakibatkan ibunya
meninggal dunia akibat perbuatan ayahnya dan ayahnya pun melarikan diri. Sejak kejadian itu
anak tersebut berubah sikapnya. Ia sering mengurung diri, sikapnya menjadi kasar, sering
melamun bahkan menangis terisak-isak tanpa sebab bahkan takut jika melihat laki-laki. Melihat
Kondisi ini keluarga si anak, yaitu pamannya tidak tega melihat keponakannya menderita ia
berusaha untuk mencari jalan keluar dari masalah yang menimpa keponakannya. Akhirnya si
paman berniat untuk mengobati keponakannnya dan datang ke psikiater.

Setelah si paman menceritakan kisah tersebut kepada psikiater akhirnya psikiater menemukan
jalan keluar untuk mengobati si anak. Pada kasus ini terapi yang dilakukan adalah menggunakan
terapi psikoanalitik.

NASKAH

Klien : selamat pagi bu

Psikiater : pagi pak, ada yang bisa saya bantu pak ?

Klien : ia dokter, saya ingin meminta tolong kepada dokter untuk membantu saya dalam
menyelesaikan masalah yang menimpa keponakan saya. Sebenarnya kejadian ini sudah terjadi
lebih kurang 2 tahun yang lalu dokter. Kejadian ini bermula pada saat kakak saya meninggal
dunia dan akhirnya suaminya pergi meninggalkan anaknya, sejak saat itu keponakan saya
berubah sikapnya, ia lebih sering mengurung diri, sikapnya menjadi lebih kasar, sering melamun
dan kadang-kadang menangis terisak-isak tanpa sebab saya dan istri saya menjadi bingung
dengan kondisi keponakan kami dan saya berniat untuk mengantar keponakan saya kerumah
sakit jiwa.
Psikiater : baiklah pak, saya sudah paham atas kasus yang menimpa keponakan bapak dan nanti
saya akan membantu kesembuhan keponakan bapak. Sesuai kasus yang menimpa keponakan
bapak, saya akan melakukan tindakan terapi psikoanalitik. Sebelum menjelaskan tetang
bagaimana tentang teknik terapi ini, saya akan menjelaskan secara umum apa itu terapi
psikoanalitik.

Psikoanalitik ada sebuah model perkembangan kepribadian filsafat tentang sifat manusia dan
metode psikoterapi. Psikoanalitik berasal dari uraian para tokoh psikoanalisa yaitu Sigmund
freud yang mengatakan bahwa gejala neurotic pada seseorang timbul karena tertahannnya
ketegangan emosi yang ada, ketegangan yang ada kaitannya dengan ingatan yang ditekan.
Ingatan yang mengenai hal-hal traumatic dari pengalaman pada masa lalu. Selain itu juga
perilaku manusia ditentukan ole kekuatan irasional yang tidak disadari dari dorongan biologis
dan dorongan psikologis tertentu. Dengan kasus tersebut saya akan melakukan teknik terapi
psikoanalitik berupa :

Terknik pertama, saya akan melakukan asosiasi bebas dimana saya akan berusaha menggali
informasi masa lalu sianak dengan memancing emosi anak agar dapat mengingat kembali masa
lalu yang membuat si anak trauma yaitu pada saat kejadian ibunya meninggal akibat dilempar
ayahnya tabung gas elpiji dan melukai kepala ibunya. Agar dapat mengungkap secara lebih detail
yang terjadi pada anak tersebut si anak ditempatkan di suatu ruangan sebagai pelampiasan
(katarsis) diruangan tersebut klien dapat mengekspresikan kemarahan emosi yang selama ini
dipendamnya dialam bawah sadar seperti teriak sekeras-kerasanya dan menangis. Sebisa
mungkin saya akan memunculkan amarah si anak yang dipendam di alam bawah sadar agar
informasi yang dibutuhkan terpenuhi untuk mengatasi trauma si anak. Sebisa mungkin saya akan
memastikan agar si anak tidak menahan atau menyembunyikan sesuatu yang terjadi pada masa
itu.

Teknik kedua, yang saya lakukan adalah analisis mimpi, yaitu prosedur yang dilakukan untuk
menyingkap bahan yang tidak disadari dan saya akan memberitahu si anak tentang area
masalah yang tidak terselesaikan oleh sianak melalui mimpi yang dialami anak secara berulang-
ulang karena pada saat tidur pemikiran yang ditekan dialam bawah sadar bisa muncul ke
permukaan.
Teknik ketiga, yang saya lakukan adalah analisis resistensi yaitu dinamika yang tidak disadari
untuk mempertahankan kecemasan, sianak harus bisa mengendalikan kecemasan sehingga anak
dapat menyadari alasan timbulnya resistensi tersebut.

Teknik keempat, yang akandilakukan adalah analisis transferensi / pengalihan dalam teknik ini,
masa lalu dihidupkan kembali. Pada teknik ini diharapkan sianak dapat memperoleh pemahaman
atas sifatnya sekarang yang merupakan pengaruh dari masa lalunya. Pada kasus tersebut si anak
harus bisa paham akan perubahan sifatnya sejak terjadinya kekerasan fisik dan mental yang
dialaminya sejak 2 tahun yang lalu. Seperti emosi yang sulit di control, kecemasan dekat laki-
laki perubahan itu harus bisa si anak sadari dan pahami agar memudahkan proses terapi. Teknik
ii adalah teknik yang paling utama karena masa lalu klien dibangkitkan. Maka dari itu terapis
disini harus bisa membantu si anak agar dapat paham akan perubahan perilakunya sekarang.

Teknik kelima, dilakukan adalah penafsiran yaitu prosedur dalam menganalisa asosiasi bebas,
analisis mimpi, analisis resistensi dan transferensi . prosedurnya terdiri atas tindakan-tindakan
analisis yang menyatakan, menerangkan, bahkan mengajari klien makna-makna tingkah laku
yang dimanifestasikan oleh mimpi-mimpi , asosiasi bebas, resistensi-resistensi dan hubungan
terapeutik itu sendiri.

Setelah keempat teknik itu dilakukan teknik yang terakhir terapis dilakukan adalah penafsiran
Dari teknik-teknik tersebut. Terapis disini harus lebih teliti dalam menafsirkan apakah ada
kesenjangan antara apa yang dikatakan klien dgn perilaku yang dklien tujukan pada saat terapi
berlangsung.

Psikiater : Baiklah pak setelah penjelasan saya tadi, apakah bapak mengerti dengan penjelasan
yang saya sampaikan. ?

Klien : iya dokter saya sudah paham, saya mohon lakukan yang terbaik untuk kesembuhan
keponakan saya

Psikiater : iya pak, pasti akan kami lakukan yang terbaik.

Klien : terima kasih dokter, saya permisi

Psikiater : oke pak sama-sama.

Anda mungkin juga menyukai