Anda di halaman 1dari 59

BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL FISIOLOGIS


PADA NY.DA USIA 19 TAHUN G1P0A0 USIA HAMIL 38 MGG
DI PMB DEWI AHMAD JATIPURO KARANGANYAR

PENGKAJIAN
Hari/Tanggal : Kamis, 16 Juli 2020 Jam : 09.00 WIB

IDENTITAS PASIEN
Identitas Pasien Penanggung Jawab
Status : Suami
1. Nama : Ny. D 1. Nama : Tn. D
2. Umur : 19 tahun 2. Umur : 20 tahun
3. Agama : Islam 3. Agama : Islam
4. Pendidikan : SMA 4. Pendidikan : SD
5. Pekerjaan : SPG 5. Pekerjaan : Swasta
6. Suku bangsa : Jawa 6. Suku Bangsa : Jawa
7. Alamat : Sangen, Jatipuro 7. Alamat : Sangen, Jatipuro

I. DATA SUBYEKTIF
1. ALASAN DATANG :
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya
Keluhan Utama
Ibu mengatakan pinggang terasa sakit
Uraian keluhan utama
Ibu mengatakan mengatakan pinggang terasa sakit jika melakukan kegiatan.
2. RIWAYAT KESEHATAN
a. Penyakit/kondisi yang pernah atau sedang diderita :
Ibu tidak pernah dan tidak sedang menderita sakit apapun.
b. Riwayat penyakit dalam Keluarga (menular maupun keturunan) :
Ibu tidak memiliki anggota keluarga yang memiliki penyakit menular dan
penyakit keturunan seperti diabetes melitus, asma, hipertensi dan
penyakit jantung.

62
63

3. RIWAYAT OBSTETRI
a. Riwayat Haid:
Menarche : ± 12 tahun
Nyeri Haid : kadang-kadang
Siklus : ± 28 hari
Lama : ± 6-7 hari
Warna darah : Merah kecokelatan
Banyaknya : 2-3 kali ganti pembalut/hari
Leukhorea : Tidak ada
b. Riwayat Kehamilan sekarang :
1) G1P0A0Ah0
2) Usia kehamilan : 38 minggu
3) HPHT : 16 Oktober 2019
4) HPL : 23 Juli 2020
5) Gerak janin
a) Pertama kali :
Ibu mengatakan mulai merasakan gerakan janin pertama kali saat
usia kehamilan berkisar 4 bulan.
b) Frekuensi dalam 12 jam :
Ibu mengatakan bayi cukup aktif bergerak, tapi ibu tidak
menghitung gerakannya.
6) Tanda bahaya
a) TM I : tidak ada
b) TM II : tidak ada
c) TM III : tidak ada
7) Keluhan
a) Trimester I : Mual
b) Trimester II : Keputihan, sering kencing
c) Trimester III : Badan pegel
8) Riwayat terapi :
a) Trimester I : Ibu mendapat vitamin yang diberikan oleh
bidan ( Fe, Kalk, dan B12 )
b) Trimester II : Ibu mendapat vitamin yang diberikan oleh
bidan ( Fe, Kalk, dan B12)
64

c) Trimester III :. Ibu mendapat vitamin yang diberikan oleh


bidan ( Fe, Kalk, dan B12)
9) Riwayat Alergi : Ibu mengatakan tidak memiliki alergi
makanan ataupun alergi obat.
10) Kekhawatiran khusus :
Ibu mengatakan lebih berhati- hati karena ini kehamilan pertama
11) Imunisasi / TT :
Ibu sudah mendapatkan imunisasi TT saat caten
12) ANC : 12 kali

No Trimester Frekuensi Keluhan Tindakan Oleh Ket.


(Tempat)
1 I 1 kali Mual a. Ibu mendapat penkes Bidan Puskesmas
tentang cara Jatipuro
mengurangi mual
muntah
b. Ibu mendapat terapi
berupa : suplemen zat
besi, kalk, vitamin
B12
c. Pemeriksaan Lab
2. II 1 kali Keputihan, a. Ibu mendapat penkes Bidan PMB Dewi
sering kencing tentang istirahat Ahmad
cukup.
b. Ibu mendapatkan
penkes body mekanik
c. Ibu mendapat terapi
berupa : suplemen zat
besi, kalk, vitamin
B12
3. III 10 kali Badan dan a. USG Bidan PMB Dewi
pinggang pegel b. Ibu mendapat penkes Ahmad
cara istirahat efektif I
c. Motivasi keluarga
untuk persiapan
persalinan
d. Ibu mendapat terapi
65

berupa : suplemen zat


besi, kalk, vitamin
B12

c. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu


Keadaan
Kehamilan Persalinan Nifas anak
sekarang
Th
Keluhan
A JK/
/ UK Jenis Tempat Penolong Penyulit IMD Penyulit ASI
N BB
Penyulit
C
2020 Kehamilan saat ini

4. RIWAYAT KB :
a. Sebelum hamil
Ibu belum pernah menggunakan alat kontrasepsi.
b. Rencana Setelah Melahirkan
Ibu merencanakan mengunakan kontrasepsi suntik 3 bulan.
5. POLA PEMENUHAN KEBUTUHAN SEHARI-HARI:
Sebelum hamil Selama Hamil
A. Nutrisi
1) Makan
Frekuensi makan 3 kali/hari 3-4 kali/hari
pokok
Komposisi 1 piring 1 piring
Nasi
Lauk 1 potong ayam,tahu, 1 ayam,tahu, tempe, telur
tempe, telur
Sayuran ½ mangkuk sayur ½ mangkuk sayur
Buah Kadang-kadang Jarang
Camilan Gorengan Gorengan
Pantangan: Tidak ada pantangan Tidak ada pantangan makan
makan
Keluhan: Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
2) Minum
Jumlah total 6 gelas per hari 8 gelas per hari
Jenis : air putih, teh Jenis : air putih, teh
66

Susu Tidak pernah minum susu Minum susu hamil


Jamu Tidak pernah minum jamu Tidak pernah minum jamu
Keluhan: Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
b. Eliminasi
1) BAK
Frekuensi perhari 5 kali sehari 6-7 kali sehari
Warna Kuning jernih Kuning jernih
Keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
2) BAB
Frekuensi perhari 1 kali sehari 1 kali sehari
Warna Kuning kecoklatan Kuning kecoklatan
Konsistensi Lembek Lembek
Keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
C. Personal Hygine
Mandi 2 kali sehari 2 kali sehari
Keramas 2 kali seminggu 2 kali seminggu
Gosok Gigi 2 kali sehari 2 kali sehari
Ganti Pakaian 2 kali sehari 2 kali sehari
celana dalam 2 kali sehari 2-3 kali sehari
Kebiasaan memakai Memakai sandal saat Memakai sandal saat keluar
alas kaki keluar rumah rumah
d. Hubungan sexsual
Contact bleeding Tidak ada Tidak ada
Keluhan lain Tidak ada Tidak ada
Perubahan selama Tidak ada Ibu merasa lebih berhati-hati
hamil ini
e. Istirahat/Tidur
Tidur malam ±8 jam ±8 jam
Tidur siang Jarang tidur siang Tidur siang 1 jam
Keluhan/masalah Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
f. Aktivitas fisik dan
olah raga
Aktivitas fisik (beban Ibu melakukan pekerjaan Ibu melakukan pekerjaan
pekerjaan) rumah (nyapu, pel, nyuci) rumah (nyapu, pel, nyuci)
sendiri . sendiri .
Olah raga Tidak Pernah Jalan-jalan di pagi hari
Frekuensi Tidak pernah Setiap hari
67

g. Kebiasaan yang
merugikan
kesehatan
Merokok aktif Tidak Tidak
Lingkungan perokok Suami Ibu mengatakan semenjak
hamil, suaminya tidak pernah
merokok di dekat ibu atau
merokok hanya saat di luar
rumah
Minuman beralkohol Tidak ada Tidak ada
Obat-obatan Tidak ada Obat dari bidan saat ANC
Napza Tidak ada Tidak ada
Aktifitas yang Tidak ada Tidak ada
merugikan
6. Riwayat Psikososial-spiritual
a. Riwayat perkawinan :
1) Status perkawinan : menikah umur 18 tahun.
2) Pernikahan ini yang pertama dan sah, lamanya 1 tahun.
3) Hubungan dengan suami : baik tetapi suami jarang berada di rumah
terutama di pagi sampai sore hari karena bekerja.
b. Kehamilan ini diharapkan oleh ibu, suami, keluarga
Ibu mengatakan kehamilan ini sangat diharapkan dan dinantikan oleh
suami dan keluarga, karena merupakan kehamilan pertama.
c. Respon & dukungan keluarga terhadap kehamilan ini :
Suami selalu menemani ibu untuk melakukan pemeriksaan kehamilan.
d. Mekanisme koping (cara pemecahan masalah)
Untuk memecahkan masalah biasanya ibu berdiskusi dengan suaminya,
tetapi masih dengan saran orang tua.
e. Ibu tinggal hanya tinggal bersama orang tua dan suami.
f. Pengambil keputusan utama dalam keluarga :
Orang tua dan suami dengan pertimbangan dari ibu pasien
Dalam kondisi emergensi, ibu tidak bisa mengambil keputusan sendiri.
g. Orang terdekat ibu :
Ibu mengatakan orang tua dan suami adalah orang terdekat dengan ibu.
h. Yang menemani ibu untuk kunjungan ANC :
Ibu mengatakan suami yang menemani kunjungan ANC.
68

i. Adat istiadat yang dilakukan ibu berkaitan dengan kehamilan :


Ibu mengatakan ada tradisi mitoni di desanya.
j. Rencana tempat dan penolong persalinan yang diinginkan :
Ibu berencana melahirkan di puskesmas baturetno I ditolong oleh bidan.
k. Penghasilan perbulan:
Ibu mengatakan penghasilan cukup untuk membeli kebutuhan sehari-hari.
l. Praktek agama yang berhubungan dengan kehamilan :
1) Kebiasaan puasa /apakah ibu berpuasa selama hamil ini : Tidak ada
2) Keyakinan ibu tentang pelayanan kesehatan :
 ibu dapat menerima segala bentuk pelayanan kesehatan yang
diberikan oleh nakes wanita maupun pria;
 tidak boleh menerima transfusi darah; boleh diperiksa daerah
genitalia,
 lainnya
 : ..................................................................................
m. Lingkungan:
Kebiasaan kontak dengan binatang :
Ibu mengatakan memiliki hewan ayam, tetapi tidak pernah kontak
langsung.
n. Paparan dengan polutan :
Rumah ibu jauh dari pabrik dan jalan raya besar
II. DATA OBYEKTIF
1. PEMERIKSAAN FISIK:
a. Pemeriksaan Umum:
1) Keadaan umum : Baik Tensi :110/70 mmHg
2) Kesadaran : Composmentis Nadi :80 kali/menit
3) BB Sebelum/ Sekarang : 49 kg/ 61 kg Suhu /T:36,5°C
4) TB : 155 cm RR :24 kali/menit
5) LILA : 24 cm
b. Status present
1) Kepala : Hitam, tidak mudah rontok, dan tidak
berketombe
2) Mata : Simetris, conjungtiva merah muda, Sklera putih
3) Hidung : Bersih, tidak ada sekret dan tidak ada benjolan.
69

4) Mulut : Bersih, tidak ada stomatitis, tidak ada caries,lidah


bersih
5) Telinga : Simetris, bersih, dan pendengaran baik
6) Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada
pembesaran kelenjar limfe
7) Ketiak : Tidak ada benjolan dan tidak ada nyeri tekan
8) Dada : tidak ada nyeri tekan
9) Perut : ada linea nigra, ada striae gravidarum
10) Lipat Paha : tidak ada varises
11) Vulva : tidak ada keputihan, tidak ada benjolan, tidak
varices
12) Ekstremitas atas : kuku bersih, tidak ada odem
Ekstremitas bawah : kuku bersih, tidak adam odem, tidak ada varises
Reflek patella : +/+ (Kanan/ kiri)
13) Punggung : tidak ada kelainan tulang belakang
14) Anus : tidak hemoroid
c. Status Obstetrik
1) Inspeksi:
a) Muka : Tidak ada cloasma gravidarum,tidak oedema.
b) Mamae: Payudara simetris, puting susu menonjol,
hiperpigmentasi areola, tidak ada nyeri tekan
c) Abdomen: tidak ada luka bekas operasi
2) Palpasi
a) Pergerakan janin : teraba gerakan janin
b) Leoplod I : bagian fundus teraba bulat, lunak, tidak
melenting, tinggi fundus uteri 3 jari di
bawah px (Prosesus xipoideus).
c) Leoplod II : bagian kiri teraba bagian keras, memanjang
seperti papan. Bagian kanan teraba bagian-
bagian kecil janin
d) Leoplod III : bagian bawah teraba bulat, keras, dan
melenting, sudah masuk PAP(divergen)
e) Leoplod IV : sudah masuk panggul.
f) TFU : 30 cm
g) TBJ : 2945 gram
70

3) Auskultasi :
DJJ : 136 x/menit
Frekuensi : Teratur
Punctum maksimum : Perut kiri bagian bawah
4) KSPR dan kartu sudarto : Skor 2 ( Skor awal ibu hamil)
5) Pemeriksan Penunjang
Tidak dilakukan
III. ANALISIS
A. Diagnosa Kebidanan
Ny.DA usia 19 tahun G1P0A0 umur kehamilan 38 minggu
B. Masalah
Tidak ada masalah
C. Kebutuhan
1. Penkes body mekanik
2. Penkes tanda-tanda persalinan
IV. PELAKSANAAN
Tanggal : Kamis, 16 Juli 2020 (Jam : 09.15 WIB)
1. Memberitahukan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu
baik dan kondisi kehamilan ibu normal.
Rasionalisasi : Dengan memberitahukan hasil pemeriksaan maka bidan
selaku pemberi layanan telah melakukan kewajibannya dan telah memberikan
hak pasien untuk memperoleh informasi mengenai kondisi kesehatannya
dalam hal ini informasi mengenai kehamilannya.
Hasil : Ibu sudan mengetahui tentang keadaannya dan kondisi
kehamilannya.
2. Memberikan konseling tentang tanda tanda persalinan dan tahap-tahap
persalinan pada ibu serta pentingnya kontraksi pada pembukaan jalan lahir.
Rasionalisasi : Pada kehamilan trimester ketiga, perubahan psikologis ibu
hamil semakin kompleks dan meningkat dari trimester sebelumnya. Hal ini
dikarenakan kondisi kehamilan yang semakin membesar, menjelang akhir
trimester tiga ibu lebih banyak mengkhawatirkan persalinan, dan kelahiran
bayinya. Sehingga perlu bagi seorang tenaga kesehatan khususnya bidan
menjelaskan tanda awal dan tahap-tahap persalinan normal serta pentingnya
kotraksi karena dengan kontraksi yang merata dan adekuat akan
menyebabkan pembukaan serviks dan mempercepat persalinan.
71

Hasil : Ibu telah mengetahui bagaimana tanda awal dan tahap-tahap pada
persalinan serta menerima bahwa kontraksi dan persalinan adalah dua hal
yang tidak dapat dipisahkan.
3. Memberikan penkes body mekanik untuk mengatasi pegal pada
pinggang/punggung.
Rasionalisasi : Body mekanik pada kehamilan adalah Suatu sikap tubuh
yang baik untuk menyesuaikan perubahan tubuh pada ibu hamil terutama
tulang punggung yang lordosis. (Asrinah, 2010). Menurut Saiffudin (2010)
manfaat body mekanik pada ibu hamil yaitu: membentuk aktifitas sehari-hari
yang aman dan nyaman selama kehamilan, untuk mengatasi keluhan sakit
punggung.
Hasil : Ibu mengerti dan mampu melakukan body mekanik dengan benar.
4. Menganjurkan ibu tetap rutin melakukan olahraga kecil seperti jalan pagi.
Rasionalisasi : Olahraga selama hamil dinyatakan sehat bagi ibu dan janin,
dan dapat menghindari diabetes gestasional dan preeklamsia. Banyak
penelitian yang mempelajari respon fisik dari olahraga saat hamil
menunjukkan hasil positif untuk menghindari resiko pada janin dan ibu.
Selain itu, pada intensitas medium, olahraga dapat meningkatkan volume
oksigen (Hegewald & Crapo, 2016). Menurut Gregg dan Ferguson (2017)
olahraga selama proses kehamilan terbukti dapat mendatangkan banyak
manfaat bagi ibu hamil disebabkan adanya perubahan anatomi dan fisiologi
saat kehamilan yang membutuhkan proses penyesuaian, salah satunya adalah
adaptasi cardiovaskuler dan respirasi. Banyak penelitian membuktikan bahwa
olahraga selama hamil dapat meningkatkan fungsi kardiovaskuler
Pada wanita hamil tanpa mengganggu kesejahteraan janin. Dengan
berolahraga, denyut jantung akan meningkat dan suplai oksigen akan
bertambah. Sehingga akan mengurangi ketidaknyamanan ibu akibat adanya
hiperventilasi.
Hasil : Ibu bersedia untuk rutin melakukan olahraga dirumah dengan interval
waktu yang dianjurkan.
5. Memberikan terapi suplemen pada ibu.
Fe 30 tablet (1x1/hari)
Kalk 10 tablet (1x1/hari)
B 12 10 tablet (1x1/hari)
72

Rasionalisasi : Pemberian Fe penting pada ibu agar tidak anemia. Anemia


dalam kehamilan dapat /mengakibatkan dampak yang membahayakan bagi
ibu dan janin. Anemia pada ibu hamil dapat mengakibatkan resiko terjadinya
perdarahan postpartum (Proverawati, Atikah, 2011). WHO
merekomendasikan agar setiap ibu hamil mengkonsumsi suplementasi Fe 60
mg perhari selama 6 bulan (Husin, 2014).
Suplementasi kalsium melalui makanan yang dianjurkan merupakan
salah satu upaya untuk penanggulangan dan pencegahan terjadinya kenaikan
darah pada ibu hamil yang pada akhirnya dapat membantu menurunkan AKI
dan memberi cadangan kalsium yang cukup pada janin (Husin, 2014).
Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), sejak saat ibu
merencanakan kehamilan, bukan hanya asupan asam folat yang harus
dipenuhi, tetapi juga vitamin B12. Vitamin B12 menjadi penting, terutama
dalam masa kehamilan, karena membantu menjaga kesehatan saraf tubuh dan
juga membantu pembentukan DNA, serta sel-sel darah. Bahkan berdasarkan
penelitian terbaru, kekurangan vitamin B12 saat kehamilan akan melahirkan
bayi yang mengidap resistensi insulin tubuh dan gangguan metabolisme,
sehingga anak akan berisiko menderita obesitas.
Hasil : Ibu telah mendapatkan suplemen dan bersedia meminumnya.
6. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 minggu lagi atau jika
ibu mengalami keluhan atau masalah pada kehamilannya.
Rasionalisasi : Kunjungan antenatal (Depkes RI, 2005) minimal 4 kali
merupakan salah satu upaya untuk menurunkan komplikasi yang
berhubungan dengan kehamilan, persalinan dan nifas pada ibu dan bayi baru
lahir. Hal ini sangat perlu dilakukan untuk memantau kesejahteraan ibu dan
janin serta memastikan presentasi janin selama kehamilan.
Hasil : Ibu setuju untuk melakukan kunjungan ulang lagi setelah 2 minggu
lagi atau jika ibu merasa ada masalah dengan kehamilannya.
7. Mendokumentasikan tindakan yang sudah dilakukan.
Rasionalisasi : Dokumentasi kebidanan adalah bukti pencatatan dan
pelaporan berdasarkan komunikasi tertulis yang akurat dan lengkap yang
dimiliki oleh bidan dalam melakukan asuhan kebidanan dan berguna untuk
kepentingan klien, tim kesehatan, serta kalangan bidan sendiri (Hidayat,
2010).
Hasil : Semua asuhan telah didokumentasikan.
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN FISIOLOGIS
PADA NY. D.A USIA 19 TAHUN G1P0A0 USIA HAMIL 39+2 MINGGU
DI PMB DEWI AHMAD JATIPURO KARANGANYAR

PENGKAJIAN:
Tanggal : 25 Juli 2020 Jam : 06.15 WIB
IDENTITAS PASIEN:
Identitas Pasien Penanggung Jawab
Status : Suami
1. Nama : Ny D.A 1. Nama : Tn D.P
2. Umur : 19 tahun 2. Umur : 20 tahun
3. Agama : Islam 3. Agama : Islam
4. Pendidikan : SMA 4. Pendidikan : SD
5. Pekerjaan : SPG 5. Pekerjaan : Swasta
6. Suku bangsa : Jawa 6. Suku Bangsa: Jawa
7. Alamat : Sangen, Jatipuro 7. Alamat : Sangen, Jatipuro

Kala I (25 Juli 2020)


A. DATA SUBJEKTIF
1. Alasan masuk kamar bersalin : Ibu mengatakan datang karena sejak sore
perutnya sudah kencang kencang.
2. Keluhan Utama : Ibu sudah merasa kenceng-kenceng sejak tadi malam
pukul ± 22.23 WIB dan keluar lendir darah
3. Tanda-tanda persalinan
a. Ibu merasa kontraksi dimulai pukul ± 22.23 WIB, Ibu merasa tidak
nyaman akibat his yang terus menerus datang dan juga nyeri
punggung bagian bawah.
b. Ibu mengatakan sudah mengeluarkan cairan dalam bentuk seperti
lendir darah. Pergerakan janin dalam 24 jam terakhir : Ibu
mengatakan pergerakan janin dalam 24 jam ini aktif seperti biasanya,
namun ibu tidak menghitung berapa kali gerakannya. Ibu hanya
mengatakan berkisar 15 – 20 kali.

73
74

4. Riwayat Perkawinan
Ibu mengatakan ini merupakan pernikahan pertamanya. Ibu baru menikah
1 kali sejak usia ibu 18 tahun saat suami berusia 19 tahun. Saat ini ibu
sudah memasuki tahun pertama pernikahannya.
5. Riwayat Menstruasi
Ibu mengatakan pertama kali menstruasi saat usia 13 tahun. Siklusnya 27
hari, teratur dan lamanya 9 hari. Sifat darah yang dikeluarkan encer
dengan warna merah tua. Ibu biasa ganti pembalut 4 sampai 6 kali setiap
hari. Selama haid ibu tidak pernah memiliki keluhan nyeri atau pun
mengeluarkan cairan berbau.
6. Riwayat Kehamilan sekarang :
a. HPMT: 15 Oktober 2019
b. HPL: 23 Juli 2020
c. UK: 40+1 minggu
d. Riwayat ANC : Ibu mengatakan ANC secara teratur sebanyak 11 kali
dengan perincian 4 kali di PKD, 2 kali periksa di Rawat Inap
Baturetno, dan 5 kali di Puskesmas 1 Baturetno.
e. Obat-obatan/jamu yang dikonsumsi selama hamil : Selama kehamilan
ibu mengatakan hanya mengonsumsi obat dan suplemen yang
diberikan oleh bidan dan tenaga kesehatan.
f. Imunisasi TT : Selama kehamilan kali ini ibu disuntik TT 1 kali
sebelum menikah.
g. Keluhan/masalah/keadaan yang dirasakan ibu selama hamil:
No. Keluhan Tindakan Oleh Ket. (Tempat)
1 - Ibu tidak mendapatkan - -
tindakan apapun, karena
ibu tidak tahu jika hamil.
2. Keputihan a. Ibu mendapat penkes Bidan Puskesmas , PMB, Dokter
, pusing, tentang cara mengurangi dokter Spesialis Kandungan
boyok pegal-pegal di punggung
pegel. dengan body mekanik
yang benar selama
kehamilan.
b. Mendapatkan pendidikan
kesehatan tentang higine
daerah kewanitaan.
c. Mendapatkan pendidika
kesehatan untuk
melakukan USG di
dokter SPOG.
d. Mendapatkan
pemeriksaan laborat
tanggal 27-03-2020.
75

1.) HB 10,9
2.) HBSAg (-)
3.) HIV (-)
4.) Gula darah 100
e. Mendapatkan pendidikan
kesehatan Gizi Ibu
Hamil.
f. Ibu mendapat terapi
berupa :
1) suplemen zat
besi
2) Kalk
3) Vitamin C
3. Pusing, a. Mendapat penkes Bidan Puskesmas
boyok persiapan persalinan.
pegel, b. Mendapatkan
kenceng- penkes tanda persalinan.
kenceng c. Mendapatkan
penkes tanda bahaya
kehamilan.
d. Ibu mendapat terapi
berupa :
1) suplemen zat
besi
2) Kalk
3) Vitamin C
e. Mendapatkan
pemeriksaan
laboratorium tanggal 27-
06-2020.
1) Protein urin (-)
2) HB 12

7. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang Lalu


G 1 P 0 A 0 Ah 0
Ibu mengatakan ini adalah kehamilan pertamanya
8. Riwayat Kontrasepsi yang Digunakan
a. Ibu mengatakan belum pernah menggunakan KB jenis apapun
b. Rencana setelah melahirkan : Ibu ingin menggunakan alat
kontrasepsi suntik 3 bulan (depo).
9. Riwayat Kesehatan
a. Penyakit sistemik, menurun, menular yang pernah/sedang diderita:
Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit menular maupun
menahun.
b. Penyakit yang pernah/ sedang diderita keluarga : Ibu mengatakan
tidak memiliki riwayat hipertensi.
c. Riwayat operasi : Ibu mengatakan tidak pernah operasi
sebelumnya.
76

d. Riwayat kembar, cacat : Ibu mengatakan tidak mempunyai


riwayat keturunan kembar atau pun cacat.
10. Kebutuhan Fisik
a. Nutrisi :
Ibu makan terakhir pukul 21.00 WIB tanggal 24 Juli 2020, dengan
menu nasi 1 porsi (½ piring), telur ayam 1 butir, sayur capjay. Ibu
juga mengonsumsi air putih total 1 botol ukuran 600 ml dan
minum 1 gelas teh. Semalam, ibu masih mengonsumsi obat dan
suplemen yang diberikan oleh bidan.
b. Eliminasi :
1) BAK : Ibu buang air kecil terakhir sebelum berangkat ke rawat
inap pukul 06.00 WIB tanggal 25 Juli 2020. Warna kuning
jernih, bau khas urine, ibu tidak ada keluhan.
2) BAB : Ibu buang air besar terakhir tanggal 25 Juli 2020 pukul
05.30 WIB. Ibu mengatakan BAB nya lancar, tidak ada
keluhan.
3) Istirahat (tidur) : Ibu mengatakan istirahat terakhir pukul 22.00
WIB namun hanya bisa tidur beberapa menit dan sering
terbangun akibat merasa kenceng-kenceng.
c. Personal hygiene
Ibu mandi terakhir pukul 17.00 WIB tanggal 24 Juli 2020.
11. Keadaan Psiko, Sosio dan Spiritual (kesiapan menghadapi proses
persalinan)
a. Pendamping persalinan : Ibu didampingi oleh ibu kandung dan
tetangganya.
b. Tanggapan ibu dan keluarga terhadap proses persalinan yang
dihadapi : Keluarga sangat senang dengan proses persalinan ini.
keluarga memotivasi ibu untuk makan terlebih dulu sebelum his
semakin bertambah sering, tetangganya yang sudah terbiasa
menemani persalinan, membantu mempersiapkan kebutuhan ibu
seperti baju, gedong, makan minum dan sebagainya.
c. Persiapan persalinan yang telah dilakukan : Ibu telah menyiapkan
peralatan yang dibutuhkan dalam tas sehingga jika seaktu-waktu
ibu merasa akan melahirkan, ibu sudah siap.
77

d. Pengetahuan tentang proses persalinan : Ibu mengatakan ini


adalah pertama kalinya mengalami proses persalinan sehingga ibu
masih membutuhkan motivasi dari bidan dan orang-orang di
sekitarnya.
e. Perasaan ibu saat ini : Ibu merasa sangat senang karena sebentar
lagi akan segera melahirkan.
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaanumum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda – Tanda Vital
1) Tekanan Darah : 142/72 mmHg
2) Suhu : 36 0C
3) Respirasi : 20 x/menit
4) Nadi : 98 x/menit
d. Berat badan saat ini : 67 kg
Sebelum hamil berat badan ibu 49 kg, kunjungan lalu 67 kg.
e. Tinggi badan : 158 cm
f. IMT sebelum hamil : 19,67
g. LILA : 27 cm
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala :
1) Rambut : Hitam,Bersih,tidak berketombe, tidak rontok
2) Muka : Tidak oedema, tidak pucat, terdapat cloasma gravidarum
3) Mata : Tidak ada oedema, conjungtiva berwarna merah muda, dan
sclera berwarna putih.
4) Hidung : tidak ada polip, tidak ada penumpukan secret.
5) Telinga : bentuk Simetris, tidak ada penumpukan serumen
6) Mulut / gigi / gusi : ada karies dentis pada gigi graham, tidak
sariawan, gusi dan tidak epulis
b. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, vena jugularis
maupun kelenjar tiroid.
c. Dada (payudara) : Bentuk mammae membesar (kanan-kiri tidak
simetris), terdapat hiperpigmentasi pada bagian areola, putih susu
tampak menonjol dan kolostrum sudah keluar.
78

d. Abdomen
1) Inspeksi : Bentuk perut memanjang, tidak ada bekas luka, ada
linea alba/albican ataupun strie albican/livide.
2) Palpasi
a) Leopold 1: TFU 3 jari dibawah px, teraba bulat, lunak, tidak
melenting.
b) Leopold 2: Bagian kanan teraba keras, memanjang (puka)
bagian kiri teraba bagian-bagian kecil janin.
c) Leopold 3: Bagian terbawah teraba bulat, keras, melenting
d) Leopold 4: Bagian terbawah sudah masuk PAP (divergen)
e) TFU Mc.Donald : 31 cm.
f) Taksiran Berat Janin: 3100 gram
3) Auskultasi: Punctum maksimum di bagian kanan, frekuensi DJJ
134 kali/menit, teratur.
4) His: frekuensi 3 kali/10 menit, durasi 20 – 30 detik, intensitas
sedang.
5) Palpasi supra pubik : vesika urinaria kosong.
e. Ekstrimitas : tidak terdapat varices atau pun oedema pada ekstremitas
atas maupun bawah. Refleks patella positif, kuku tidak pucat dan
bersih.
f. Genetalia Eksterna dan Anus
1) Vagina : Tampak bersih, belum ada pengeluaran cairan ketuban
atau pun lendir darah. Tidak ada tanda chadwick, oedma, varices,
tanda-tanda infeksi ataupun bekas luka
2) Anus : terdapat hemoroid.
3. Pemeriksaan Dalam (06.15 WIB)
a. Indikasi : Ibu sudah merasakan kenceng-kenceng sejak pukul
22.23 WIB dan berdasarkan pemeriksaan ditemukan his 3 kali selama
10 menit dengan durasi 20-30 detik.
b. Tujuan : Untuk mengetahui apakah ibu sudah masuki tahap inpartu
atau belum.
c. Hasil : terdapat pembukaan 1 cm, serviks tebal lunak, kk (+), bagian
terbawah berada di Hodge II, kepala turun, tidak teraba bagian
menumbung, presentasi kepala, molase 0, Lendir darah (+)
d. Kesimpulan : Ny D.A sudah memasuki tahap inpartu kala I fase laten.
79

4. Pemeriksaan laboratorium (25 Juli 2020)


a. Darah : HB: 12.7 gr/dl
b. Urine : protein urine negatif
C. ANALISIS DATA
1. Diagnosa Kebidanan
Ny D.A G1P0A0 usia 19 tahun UK 40+1 minggu inpartu kala I fase laten.
2. Masalah : Tidak ada
3. Kebutuhan
a. Konseling cara mengurangi nyeri saat his
b. Anjurkan ibu untuk beristirahat disela-sela his.
D. Penatalaksanaan
1. Memberitahukan ibu tentang hasil pemeriksaan.
a. Rasionalisasi : Asuhan bersalin menghargai hak ibu bersalin untuk
berpartisipasi dan memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang
berhubungan dengan persalinannya. (Kuswanti, 2014)
b. Hasil : Ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan.
2. Mengajarkan ibu teknik relaksasi (olah napas) saat kontraksi
a. Rasionalisasi : Olah napas saat proses persalinan adalah dapat
membantu mengalihkan konsentrasi saat terjadi kontraksi. Ibu
diharapkan lebih fokus pada pernapasannya sehingga dapat
menurunkan tingkat kecemasan. Saat ibu merasa lebih rileks, maka
hormon oksitosin akan lebih mudah keluar sehingga durasi persalinan
akan semakin cepat (Rafaye, 2016 dan Bastani, 2005)
b. Hasil : Ibu telah melakukan olah napas dengan benar sesuai dengan
yang diajarkan oleh bidan
3. Menganjurkan ibu untuk jalan-jalan untuk mempercepat proses
penurunan kepala.
a. Rasionalisasi : posisi yang umum diterapkan dalam asuhan kebidanan
pada kala I adalah menganjurkan ibu untuk berjalan jalan selama kala
I. Posisi ini memberi banyak manfaat diantaranya membantu
penurunan kepala dengan bantuan gaya grafitasi, mengurangi rasa
sakit selama proses kontraksi, mengurangi nyeri punggung bawah
yang biasa ibu rasakan bersamaan saat terjadinya kontraksi,
mempercepat kala I. Selain terdapat keuntungan, pada posisi ini
terdapat efek dimana ibu bisa jadi merasakan kelelahan. Namun, hal
80

tersebut dapat diantisipasi dengan dukungan dari pendamping


persalinan. (Makuch, 2010)
b. Hasil : Ibu bersedia jalan-jalan terlebih dulu sesuai anjuran bidan.
4. Mempersiapkan diri, lingkungan dan alat.
a. Rasionalisasi :
1) Persiapan diri : Pelindung diri merupakan penghalang atau
barier antara penolong dengan bahan-bahan yang berpotensi
untuk menularkan penyakit. Oleh sebab itu, penolong persalinan
harus memakai celemek yang bersih dan penutup kepala atau
ikat rambut pada saat menolong persalinan. Juga gunakan
masker penutup mulut dan pelindung mata. Kenakan
semua perlengkapan pelindung pribadi selama membantu
kelahiran bayi dan plasenta serta saat melakukan penjahitan
laserasi atau luka episiotomy. (JNPK-KR,2008)
2) Persiapan lingkungan : Persiapan untuk mencegah terjadinya
kehilangan panas tubuh yang berlebihan pada bayi baru lahir harus
dimulai sebelum kelahiran bayi itu sendiri. Siapakan lingkungan
yang sesuai bagi proses kelahiran bayi ituatau memastikan
bahwa ruangan tersebut bersih, hangat, pencahayaan cukup, dan
bebas dari tiupan angina (JNPK-KR,2008)
3) Persiapan alat : Penolong persalinan harus menilai ruangan
dimana proses persalinan akan berlangsung. Ruangan harus
memiliki pencahayaan / penerangan yang cukup. Ibu dapat
menjalani persalinan ditempat tidur yang bersih. Ruangan harus
hangat dan terhalang dari tiupan angin secara langsung.
Pastikan bahwa semua perlengkapan untuk menolong persalinan,
menjahit laserasi atau luka episiotomi dan resusitasi bayi baru
lahir. Semua perlengkapan dan bahan harus dalam keadaan steril.
(JNPK-KR,2008)
b. Hasil : Penolong telah mempersiapkan alat perlindungan diri, alat
telah disiapkan, dan lingkungan untuk kelahiran bayi telah
dipersiapkan.
5. Memantau kemajuan persalinan berupa his, djj, pengeluaran per vaginam,
dan lama persalinan dalam partograf.
81

a. Rasionalisasi : Partograf adalah lembaran observasi untuk memantau


kemajuan persalinan. Tujuan utama dan penggunaan partograf adalah:
1) Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai
pembukaan serviks melalui pemeriksaan dalam.
2) Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara normal.
Dengan demikian juga dapat melakukan deteksi secara dini setiap
kemungkinan terjadinya partus lama.
Partograf harus digunakan :
1) Partograf akan membantu penolong persalinan dalam memantau,
mengevaluasi dan membuat keputusan klinik baik persalinan
normal maupun yang disertai dengan penyulitan.
2) Selama persalinan dan kelahiran di semua tempat (rumah sakit,
klinik bidan dan lain-lain).
3) Semua penolong persalinan yang memberikan asuhan kepada ibu
selama persalinan dan kelahiran dicatat secara rutin ke dalam
partograf.
Semua asuhan, pengamatan dan pemeriksaan harus dicatat ke dalam
partograf. Diantaranya :
1) Denyut jantung janin : setiap ½ jam.
2) Frekuensi dan lamanya kontraksi uterus : setiap ½ jam.
3) Nadi : setiap ½ jam.
4) Pembukaan serviks : setiap 4 jam.
5) Penurunan : setiap 4 jam.
6) Tekanan darah dan temperatur tubuh : setiap 4 jam.
7) Produksi urin, aseton dan protein : setiap 2 sampai 4 jam.
b. Hasil : Keadaan ibu terpantau dalam lembar partograf
82

CATATAN PERKEMBANGAN 1

Nama
Pasien:
Ny D.A
Umur: 19 Tanggal: 25 Juli 2020
tahun
Tanggal/Ja Catatan Perkembangan Rasionalisasi Tindakan Nama
m: (SOAP) dan
25 Juli 2020 Paraf
(10.00 WIB)
S = Ibu mengatakan kenceng Anamnesis perlu ditanyakan agar
kenceng semakin sering, keluar penolong tahu apa yang dirasakan
lendir darah, bayi menendang oleh ibu.

O= Perlunya dilakukan pemantauan


1. Keadaan umum : baik persalinan dan mengetahui adanya
2. Kesadaran : Composmentis permasalahan/ penyulit sehingga
3. TD : 140/70 dapat dilakukan tindakan yang bisa
4. N: 85 x/ menit mengatasi hal tersebut sebelum
5. His : 3 x/10 menit durasi 40 detik terjadi kegawat daruratan (Nugroho,
6. DJJ : Teratur, 140 x/menit 2010)
7. VT : terdapat pembukaan 4 cm,
kk (+) jernih, bagian terbawah
berada di Hodge II , tidak teraba
bagian menumbung, presentasi
kepala, molase 0, LD (+)
A = Ny G1P0A0 usia 19 tahun uk Dalam assessment, bidan akan
40+1minggu inpartu kala I fase aktif melakukan 3 poin pokok, yaitu
menegakkan diagnosa kebidanan baik
aktual maupun potensil, menentukan
masalah (aktual dan potensial) dan
menentukan kebutuhan. Diagnosa
kebidanan mengacu kepada
nomenklatur, artinya diagnosa yang
83

ditegakkan merupakan diagnosa hasil


anamnesis dan pemeriksaan yang
merupakan kasus kebidanan, kasus
yang menjadi hak, kewajiban dan
wewenang bidan untuk memberikan
asuhan kebidanan. (Varney, 2007)
P= Asuhan bersalin menghargai hak ibu
1. Memberitahu ibu hasil bersalin untuk berpartisipasi dan
pemeriksaan memperoleh pengetahuan dan
2. Menganjurkan ibu beristirahat pengalaman yang berhubungan
disela sela his dengan persalinannya. (Kuswanti,
3. Memberikan penkes ibu dan 2014)
keluarga untuk melakukan Istirahat sangat diperlukan ibu untuk
kompres hangat dengan botol di mempersiapkan tenaga saat
punggung untuk mengurangi persalinan.
nyeri yang dialami ibu Kompres hangat dapat mengurangi
4. Mencatat hasil pemeriksaan rasa nyeri karena dapat memperlebar
pembulu darah sehingga aliran darah
dan suplai oksigen dapat lebih mudah
mencapai daerah yang sakit. Dan
membantu relaksasi dari otot dan
mengurangi nyeri. Suhu hangat juga
akan mengurangi kekakuan dan
meningkatkan rentangan gerak
bagian tubuh yang nyeri (Rahmawati,
2019)
Pencatatan hasil pemeriksaan sangat
penting untuk mendokumentasikan
keadaan ibu.
84

CATATAN PERKEMBANGAN II
Nama
Pasien:
Ny D.A
Umur: 19 Tanggal: 29 Maret 2020
tahun
Tanggal/Ja Catatan Perkembangan Rasionalisasi Tindakan
m: (SOAP)
25 Juli 2020
(12.40
WIB)
S = Ibu mengatakan kenceng-kenceng Menurut Wiknjosastro (2008) gejala dan tanda
semakin sering dan ibu merasa ingin kala II persalinan adalah :
BAB, terasa ada yang makpyoh hangat a) ibu merasa ingin meneran bersamaan
keluar dari jalan lahir adanya kontraksi
b) ibu merasakan adanya peningkatan tekanan
pada rektum dan/atau vaginanya
c) vulva-vagina dan sfingter ani membuka
d) meningkatnya pengeluaran lender
bercampur darah.
Anamnesis perlu ditanyakan agar penolong
tahu apa yang dirasakan oleh ibu.
O= Menurut Rohani dkk (2011) asuhan kala II
1. Keadaan umum : baik persalinan merupakan kelanjutan tanggung
2. Kesadaran : Composmentis jawab bidan pada waktu pelaksanaan asuhan
3. His : 5 x/10 menit durasi lebih dari kala I persalinan, yaitu sebagai berikut:
40 detik a. Evaluasi kontinu kesejahteraan ibu.
4. DJJ : Teratur, 122 x/menit b. Evaluasi kontinu kesejahteraan janin.
5. VT : terdapat pembukaan 10 cm, c. Evaluasi kontinu kemajuan persalinan.
serviks tidak teraba, kk (-) jernih, d. Perawatan tubuh wanita.
bagian terbawah berada di Hodge e. Asuhan pendukung wanita dan orang
III , tidak teraba bagian terdekatnya beserta keluarga persiapan
menumbung, presentasi kepala, persalinan
molase 0, LD (+) f. Penatalaksanaan kelahiran.
8. Terdapat tanda persalinan : terlihat g. Pembuatan keputusan untuk
85

dorongan ingin meneran, tekanan penatalaksanaan kala II persalinan


pada anus, penonjolan ada vulva
dan anus menonjol
A = Ny D.A G1P0A0 usia 19 tahun uk Dalam assessment, bidan akan melakukan 3
40+1 minggu inpartu kala II. poin pokok, yaitu menegakkan diagnosa
kebidanan baik aktual maupun potensil,
menentukan masalah (aktual dan potensial)
dan menentukan kebutuhan. Diagnosa
kebidanan mengacu kepada nomenklatur,
artinya diagnosa yang ditegakkan merupakan
diagnosa hasil anamnesis dan pemeriksaan
yang merupakan kasus kebidanan, kasus yang
menjadi hak, kewajiban dan wewenang bidan
untuk memberikan asuhan kebidanan.
(Varney, 2007)
P= Asuhan persalinan normal (APN) adalah
1. Membantu ibu untuk mengatur asuhan yang bersih dan aman dari setiap
posisi senyaman mungkin (posisi tahapan persalinan yaitu mulai dari kala satu
setengah duduk). sampai dengan kala empat dan upaya
2. Memberi motivasi dan dukung pencegahan komplikasi terutama perdarahan
mental pada ibu. pasca persalinan, hipotermi serta asfiksia pada
3. Mengajarkan ibu cara mengejan bayi baru lahir (JNPK-KR, 2013)
yang benar (ambil nafas panjang Menurut Astuti (2012), dalam asuhan
dalam dan hembuskan melalui sela- persalinan normal mengalami pergeseran
sela gigi). paradigma dari menunggu terjadinya dan
4. Memantau kesejahteraan ibu dan menangani komplikasi, menjadi pencegahan
bayi selama proses persalinan, komplikasi. Beberapa contoh yang
memastikan kandung kemih kosong. menunjukkan adanya pergeseran paradigma
5. Menganjurkan ibu istirahat antara tersebut adalah:
his dan beri minum serta pimpin b. Mencegah perdarahan pasca persalinan
persalinan. yang disebabkan oleh atonia uteri (tidak
6. Menganjurkan ibu untuk meneran adanya kontraksi uterus)
jika ada kontraksi dan istirahat jika c. Laserasi (robekan jalan lahir) / Episiotomi
tidak ada kontraksi. (tindakan memperlebar jalan lahir dengan
a. Melahirkan kepala menggunting perineum)
86

1) Saat kepala bayi berada di d. Retensio Plasenta (tidak lepasnya plasenta


vulva dengan diameter 5-6 setelah 30 menit bayi lahir)
cm, memasang handuk bersih e. Partus Lama (persalinan yang berlangsung
diatas perut ibu, bentangkan lebih dari 24 jam pada primigravida atau
⅓ bagian kain bersih di lebih dari 18 jam pada multigravida).
bawah bokong ibu, kemudian f. Asfiksia Bayi Baru Lahir. Pencegahan
buka partus set dan memakai Asfiksia pada BBL dilakukan melalui
handscoon. upaya pengenalan penanganan sedini
2) Lindungi perineum dengan mungkin.
satu tangan yang dilapisi
dengan kain di bawah
bokong, tangan yang satu di
kepala bayi (steneng), lalu
biarkan kepala keluar secara
perlahan.
3) Bersihkan muka, mulut dan
hidung bayi dengan kasa atau
kain.
4) Memeriksa adanya lilitan tali
pusat.
5) Menunggu kepala bayi
melakukan putar paksi luar 
kepala di kanan.
b. Melahirkan bahu
Setelah bayi melakukan putar
paksi luar menempatkan kedua
tangan di kedua sisi muka bayi.
Menganjurkan ibu untuk meneran
saat kontraksi berikutnya.Dengan
lembut menariknya ke bawah dan
ke arah luar sehingga bahu depan
keluar di bawah arkas pubis
kemudian menarik ke arah atas.
Untuk melahirkan bahu bokong,
tangan melakukan sangga susur
87

(menyusuri punggung)

c. Melahirkan badan dan tungkai


Membaringkan bayi di atas kain
atau handuk di atas perut ibu,
keringkan dengan handuk
kemudian potong tali pusat.
Hasil : Lahir Bayi Ny D.A tanggal 25
Juli 2020 pukul 13.15 WIB total
perdarahan adalah 10 cc jenis kelamin
laki-laki, BB 2900 gram PB 47 cm,
warna kulit merah, menangis kuat
gerak aktif, mekonium +. Langsung
dilakukan IMD (10 menit)
88

CATATAN PERKEMBANGAN III


Nama
Pasien:
Ny D.A
Umur: 20
Tanggal: 25 Juli 2020
tahun
Tanggal/Ja Catatan Perkembangan Nama dan
m: (SOAP) Paraf
25 Juli
Rasionalisasi Tindakan
2020
(13.17
WIB)
S = Ibu mengatakan masih Dimulai segera setelah bayi sampai
mules setelah bayinya lahir lahirnya plasenta yang berlangsung tidak
dan lega bayinya sudah lebih dari 30 menit. Setelah bayi lahir
lahir. uterus teraba keras dengan fundus uteri
agak diatas pusat beberapa menit
kemudian uterus berkontraksi lagi untuk
melepaskan plasenta dari dindingnya.
otot uterus (miometrium) berkontraksi
mengikuti penyusutan volume rongga
uterus setelah lahirnya bayi. Penyusutan
ukuran ini menyebabkan berkurangnya
ukuran tempat perlekatan plasenta.
Karena tempat perlekatan menjadi
semkin kecil, sedangkan ukuran plasenta
tidak berubah maka pasenta akan
terlipat, menebal dan kemudian lepas
dari dinding uterus. Setelah lepas,
plasenta akan turun ke bagian bawah
uterus atau ke dalam vagina. Setelah
janin lahir, uterus mengadakan kontraksi
yang mengakibatkan penciutan
permukaan kavum uteri, tempat
implantassi plasenta. Akibatnya,
89

plasenta akan lepas dari tempat


implantasinya. Sulistyawati dan
Nugraheny (2010)
O= Menurut Sulistyawati dan Nugraheny
1. Keadaan umum : baik (2010) lepasnya plasenta sudah dapat
2. Kesadaran : diperkirakan dengan memperhatikan
Composmentis tanda-tanda sebagai berikut :
3. Bayi lahir spontan pukul a. Uterus mulai membentuk bundar
13.15 WIB jenis kelamin b. Uterus terdorong ke atas, karena
laki- laki, cacat (-), plasenta dilepas ke segmen bawah
mekonium (+) Rahim
4. Kontraksi baik c. Tali pusat bertambah panjang;
5. TFU teraba setinggi d. Terjadi perdarahan.
pusat, keras Pada kala III persalinan, otot uterus
6. Plasenta belum lahir, tali menyebabkan berkurangnya ukuran
pusat menjulur di vulva rongga uterus secara tiba-tiba setelah
7. Perdarahan ± 50 cc lahirnya bayi. Penyusutan ukuran
rongga uterus ini menyebabkan
implantasi plasenta karena tempat
implantasi menjadi semakin kecil,
sedangkan ukuran plasenta tidak
berubah. Oleh karena itu plasenta akan
menekuk, menebal, kemudian
terlepasdari dinding uterus. Setelah
lepass, plasenta akan turun ke bagian
bawah uterus atau bagian atas vagina
(Rohani, 2011)

A = Ny D.A P1A0 usia 19 Dalam assessment, bidan akan


tahun inpartu kala III. melakukan 3 poin pokok, yaitu
menegakkan diagnosa kebidanan baik
aktual maupun potensil, menentukan
masalah (aktual dan potensial) dan
menentukan kebutuhan. Diagnosa
kebidanan mengacu kepada
90

nomenklatur, artinya diagnosa yang


ditegakkan merupakan diagnosa hasil
anamnesis dan pemeriksaan yang
merupakan kasus kebidanan, kasus yang
menjadi hak, kewajiban dan wewenang
bidan untuk memberikan asuhan
kebidanan. (Varney, 2007)
P= Penatalaksanaan aktif didefinisikan
1. Penatalaksanaan aktif sebagai pemberian oksitosin segera
kala III. setalah lahir bahu anterior, mengklem
a. Palpasi tali pusat segera setelah pelahiran bayi,
abdomen untuk menggunakan traksi tali pusat terkendali
memastikan bahwa untuk pelahiran plasenta (Varney, 2007).
tidak ada bayi kedua. Menurut Sulistyawati dan Nugraheny
b. Memberitahu (2011) asuhan kala III persalinan adalah
ibu bahwa akan sebagai berikut :
disuntik. a. Memberikan pujian kepada pasien
c. Dalam 2 menit atas keberhasilannya
setelah lahir, berikan b. Lakukan manajemen aktif kala III
suntikan oksitosin 10 c. Pantau kontraksi uterus
unit IM ⅓ paha kanan d. Berikan dukungan mental pada
atas bagian luar. pasien
d. Penegangan tali e. Berikan informasi mengenai apa
pusat terkendali. yang harus dilakukan oleh pasien
e. Memindahkan dan pendamping agar proses
klem pada tali pusat 5- pelahiran plasenta lancer
10 cm dari vulva. f. Jaga kenyamanan pasien dengan
f. Meletakkan satu menjaga kebersihan tubuh bagian
tangan di atas kain bawah (perineum)
yang ada di perut ibu, Rasionalisasi MAK III :
tepat diatas tulang a. Penyuntikan uterotonika
pubis dan Penyuntikan obat uterotonika segera
menggunakannya setelah melahirkan bayi adalah salah
untuk masase, satu intervensi paling penting yang
memegang tali pusat digunakan untuk mencegah
91

dan klem dengan perdarahan postpartum. Obat


tangan lain. uterotonika yang paling umum
g. Menunggu digunakan adalah oksitosin, yang
uterus berkontraksi dan telah terbukti sangat efektif
kemudian melakukan dalam mengurangi kasus PPP dan
penegangan ke arah persalinan kala tiga yang lama.
bawah pada tali pusat, (Poeschmann 1991 & Nordstrom,
lakukan perlawanan 1997)
arah bagian bawah Syntometrine (campuran
uterus dengan cara ergometrine dengan oksitosin)
menekan uterus ke atas ternyata malah lebih efektif daripada
dan ke belakang (dorso oksitosin saja. Namun,
kranial) dengan hati- syntometrine dikaitkan dengan lebih
hati. banyak efek samping, seperti sakit
h. Mengeluarkan kepala, rasa mual, muntah, dan
plasenta tekanan arah tinggi. (Mc Donald,
i. Setelah plasenta 2001)
lepas menarik tali b. Peregangan tali pusat terkendali
pusat ke bawah Penegangan tali pusat terkendali
kemudian ke atas mencakup menarik tali pusat ke
mengikuti jalan lahir bawah dengan sangat hati-hati begitu
sambil meneruskan rahim telah berkontraksi, sambil
tekanan berlawanan secara bersamaan memberikan
arah pada uterus. tekanan ke atas pada rahim dengan
j. Jika tali pusat mendorong perut sedikit di atas
bertambah panjang, tulang pinggang. Praktek ini
pindahkan hingga membantu dalam pemisahan plasenta
berjarak 5-10 cm dari dari rahim dan
vulva. pelepasannya.
k. Jika plasenta Dengan melakukannya hanya selama
terlihat di introitus kontraksi rahim, maka mendorong
vagina, lanjutkan tali pusat secara hati-hati ini
kelahiran plasenta membantu plasenta untuk keluar.
menggunakan kedua Tegangan pada tali pusat harus
tangan dengan hati-hati dihentikan setelah 30 atau 40 detik
92

memutar hingga bila plasenta tidak turun, tetapi


selaput ketuban penegangan dapat diulang lagi pada
terpelintir dengan kontraksi rahim yang berikut. Risiko
lambat dan perlahan potensial yang berkaitan dengan
melahirkan selaput penegangan tali pusat terkendali
ketuban tersebut. adalah inversio uteri (terbaliknya
l. Setelah plasenta rahim) dan tali pusat putus dari
lahir lakukan masase plasenta. Pada lima uji klinik
uterus dan meletakkan terkontrol mengenai manajemen
telapak tangan di aktif dibandingkan dengan
fundus dan dimasase manajemen menunggu, tidak tercatat
dengan gerakan kasus inversio uteri atau tali pusat
melingkar dan lembut putus. (Prendiville, 2000)
hingga uterus Agar penegangan tali pusat
berkontraksi. terkendali dilakukan dengan aman,
2. Menilai perdarahan. maka sangat penting untuk
a. Memeriksa memberikan pelatihan dan panduan
plasenta pada sisi kepada petugas.
maternal dan foetal c. Masase fundus uteri
serta ketuban untuk Setelah pelepasan plasenta, memijat
memastikan bawah uterus juga dapat membantu
selaput ketuban kontraksi untuk mengurangi
lengkap dan utuh, perdarahan.
meletakkan plasenta ( Prendiville , 2000)
dalam tempat khusus.
b. Mengevaluasi
ada laserasi atau tidak.
Hasil : Plasenta lahir kesan
lengkap pukul 13.25 WIB,
terdapat laserasi derajat II,
kontraksi baik, VU kosong,
terdapat laserasi derajat II.
Total waktu kala 3, 5 menit
dengan jumlah perdarahan
50 cc
93

CATATAN PERKEMBANGAN IV

Nama
Pasien: No. RM
Ny D.A
Umur: 19
Tanggal: 25 Juli 2020
tahun
Tanggal/Ja Catatan Perkembangan Rasionalisasi Tindakan Nama dan
m: (SOAP) Paraf
25 Juli
2020
(13.30
WIB)
S = Ibu mengatakan lega Menurut Syaifudin (2006), pengkajian
karena plasenta sudah dapat subjektif saat post partum harus
dikeluarkan dan ibu masih dilakukan agar tenaga kesehatan dapat
merasa mules mengetahui apa yang saat ini ibu
rasakan dan dapat mengetahui apa yang
ibu butuhkan.
O= Pemantauan dan penangana yang
1. Keadaan umum : baik dilakukan oleh tenaga medis selama
2. Kesadaran : kala IV diantaranya :
composmentis a. Pemeriksaa kelengkapan plasenta dan
3. Tanda – tanda vital selaput ketuban etelah kelahiran
a. Suhu : 37 °C plasenta.
b. Tekanan Darah : 120 b. Memperhatikan jumlah darah yang
/ 85 mmHg keluar
c. Nadi : 89 kali/menit c. Memeriksa kondisi jalan lahir
d. pernafasan : 18 kali / d. Memantau keadaan umum ibu
menit e. Dokumentasikan hasil pemantauan)
4. Pemeriksaan abdomen (Hidayat, 2010)
Fundus pusat kontraksi
uterus keras
5. Perdarahan : 100 ml
6. Lama kala IV = 2 jam
94

A = Ny D.A P1A0 usia 19 Dalam assessment, bidan akan


tahun inpartu kala IV. melakukan 3 poin pokok, yaitu
menegakkan diagnosa kebidanan baik
aktual maupun potensil, menentukan
masalah (aktual dan potensial) dan
menentukan kebutuhan.
Diagnosa kebidanan mengacu kepada
nomenklatur, artinya diagnosa yang
ditegakkan merupakan diagnosa hasil
anamnesis dan pemeriksaan yang
merupakan kasus kebidanan, kasus yang
menjadi hak, kewajiban dan wewenang
bidan untuk memberikan asuhan
kebidanan. (Varney, 2007)
P= 1. Menjahit laserasi atau episiotomi
1. Mengevaluasi adanya adalah untuk menyatukan kembali
kemungkinan laserasi jaringan tubuh (mendekatkan) dan
2. Melakukan suntik mencegah kehilangan darah yang
lidokain dan hecting tidak perlu (memastikan
perinium hemostatis). Ingat bahwa setiap kali
3. Melakukan observasi jarum masuk jaringan tubuh,
keadaan ibu berupa jaringan akan terluka dan menjadi
tanda – tanda vital , tempat potensial untuk timbulnya
kontraksi uterus infeksi. Oleh sebab itu pada saat
perdarahan dan fundus menjahit laserasi atau episiotomi
uteri gunakan benang yang cukup
4. Melakukan perawatan panjang dan gunakan sedikit
BBL dan mungkin jahitan untuk mencapai
membersihkan ibu dari tujuan pendekatan dan hemostatis
percikan darah (JNPK-KR Depkes RI, 2008).
5. Mengajarkan ibu cara 2. Pengkajian tanda tanda vital
melakukan masase dilakukan sebab setelah melakukan
fundus uteri aktifitas melelahkan (dalam hal ini
6. Mengobservasi kala IV persalinan) akan terjadi penurunan
95

pada 1 jam pertama sedang pada sistolik dan diastolik


setiap 15 menit sekali TD dan takikardi ringan. (Varney,
dan 1 jam kedua setiap 2007)
30 menit sekali yaitu 3. Masase fundus merangsang
tekanan darah, nadi, kontraksi uterus dan mengontrol
suhu, tinggi fundus perdarahan (Varney, 2007)
uteri, kontraksi uterus, 4. Semua bayi diperiksa segera setelah
kandung kemih, jumlah lahir untuk mengetahui apakah
perdarahan transisi dari kehidupan intrauterine
7. Melakukan ke ekstrauterine berjalan dengan
dekontaminasi alat lancar dan tidak ada
Hasil : Luka perineum ibu kelainan.Pemeriksaan medis
sudah terjahit satu-satu (3 komprehensif dilakukan dalam 24
jahitan) dengan benang jam pertama kehidupan.
chromic, tanpa dilakukan Pemeriksaan rutin pada bayi baru
anastesi (ibu sudah lahir harus dilakukan, tujuannya
diinformasikan sebelumnya) untuk mendeteksi kelainan atau
dan bayi sudah mendapat anomali kongenital yang muncul
asuhan bayi baru lahir. pada setiap kelahiran dalam 10-20
Ibu dan bayi sudah per 1000 kelahiran, pengelolaan
dibersihkan dari percikan lebih lanjut dari setiap kelainan
darah, kala IV terpantau. yang terdeteksi pada saat antenatal,
mempertimbangkan masalah
potensial terkait riwayat kehamilan
ibu dan kelainan yang diturunkan,
dan memberikan promosi kesehatan
, terutama pencegahan terhadap
sudden infant death syndrome
(SIDS) (Lissauer, 2013). Tujuan
utama perawatan bayi segera
sesudah lahir adalah untuk
membersihkan jalan napas,
memotong dan merawat tali pusat,
mempertahankan suhu tubuh bayi,
identifikasi, dan pencegahan infeksi
96

(Saifuddin, 2008).
Asuhan bayi baru lahir meliputi (1)
Pencegahan Infeksi (PI) (2)
Penilaian awal untuk memutuskan
resusitasi pada bayi
97

Lampiran Kala IV

Jam Ke Waktu TD Nadi Suhu TFU Kontraksi Kandung Jumlah darah


Jari di bwh pusat uterus Kemih yang keluar
1 13.30 120 / 90 84 37°C pusat Baik, keras kosong 30 cc
13.45 130 / 90 84 pusat Baik, keras Kosong
14.00 130 / 80 82 pusat Baik, keras Kosong

14.15 120 / 80 82 pusat Baik, keras Kosong

2 14.45 120 / 70 84 37°C pusat Baik, keras 50 cc 10 cc


15.15 120 / 70 82 pusat Baik, keras
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR FISIOLOGIS
PADA BAYI NY. DA USIA 1 JAM
DI PMB DEWI AHMAD JATIPURO KARANGANYAR

Tanggal : 25 Juli 2020 Pukul : 15.00 WIB


A. IDENTITAS BAYI
1. Nama Bayi : By. Ny D
2. Umur : 1 jam
3. Tgl/jam lahir : 25 Juli 2020 / 15.00 WIB
4. Jenis Kelamin : Laki- laki
5. BB/PB : 2900 gram / 47 cm
Identitas Ibu Identitas Ayah
1. Nama : Ny D.A 1. Nama : Tn D.P
2. Umur : 19 tahun 2. Umur : 20 tahun
3. Agama : Islam 3. Agama : Islam
4. Pendidikan : SMA 4. Pendidikan : SD
5. Pekerjaan : SPG 5. Pekerjaan : Swasta
6. Suku bangsa : Jawa 6. Suku Bangsa: Jawa
7. Alamat : Sangen, Jatipuro 7. Alamat : Sangen, Jatipuro
B. DATA SUBYEKTIF
1. Riwayat Kehamilan Sekarang
a. HPHT : 15 Oktobr 2020
b. HPL : 23 Juli 2020
c. Keluhan selama kehamilan :
1) Trimester I : mual
2) Trimester II : pusing, boyokan, pegel
3) Trimester III: pusing, boyokan, pegel, kenceng- kenceng
d. ANC : Ibu mengatakan ANC secara teratur sebanyak 11 kali dengan
perincian 6 kali di PMB, dan 5 kali di Puskesmas Jatipuro.
e. Imunisasi TT : Selama kehamilan ini Ibu disuntik TT 1 sebelum
menikah
f. Obat-obatan yang di konsumsi : Selama kehamilan ibu mengatakan
hanya mengonsumsi obat dan suplemen yang diberikan oleh bidan
dan tenaga kesehatan.
g. Kenaikan BB : 18 kg

98
99

2. Riwayat Persalinan ini


a. Tempat Persalinan : BPM
b. Penolong : Bidan
c. Jenis Persalinan : Spontan, normal
d. Komplikasi/ Kelainan dalam Persalinan : Tidak ada komplikasi
selama persalinan.
e. Lama persalinan : Kala I (9 jam 30 menit) kala II ( 30 menit) dan
kala III (10 menit) dan kala IV (2 jam observasi)
3. Lingkungan Keluarga
a. Respon keluarga terhadap kelahiran anak : Ibu mengatakan
keluarganya sangat bahagia dengan kelahiran anaknya ini. Ibu dan
suami bergantian untuk membantu ibu mengurus bayinya saat ibu
istirahat.
b. Yang tinggal dengan ibu : Ibu mengatakan tinggal dengan suami dan
kedua orang tuanya, sehingga keluarga dapat membantu ibu
mengurus bayinya
c. Polusi : Ibu mengatakan rumahnya terletak agak jauh dari jalan raya
dan pabrik. Sehingga rumah aman terhadap polusi kendaraan ataupun
limbah pabrik. Namun, suami ibu dan anggota keluarga ibu
mayoritas adalah perokok aktif.
4. Riwayat Penyakit
a. Riwayat penyakit saat hamil : Ibu mengatakan tidak mempunyai
keluhan dan komplikasi apapun selama masa kehamilan. Ibu hanya
mengalami beberapa ketidaknyamanan fisiologis selama masa
kehamilan.
b. Riwayat penyakit keluarga
Ibu mengatakan bahwa dari keluarganya maupun dari keluarga
suaminya tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit menular
seperti hepatitis, TBC, dan tidak mempunyai riwayat penyakit
keturunan seperti jantung, DM, maupun hipertensi.
c. Riwayat keturunan kembar
Ibu mengatakan baik dari keluarga suami maupun istri tidak ada yang
mempunyai riwayat keturunan kembar.
d. Riwayat operasi
Ibu mengatakan tidak pernah menjalani tindakan operasi apapun
100

C. DATA OBJEKTIF
1. Riwayat Pemeriksaan APGAR
2. Pemeriksaan Keadaan Umum
NILAI JUMLAH
ASPEK
5 5
YANG Menit
0 1 2 Menit Menit
DINILAI I
I II
Badan Merah Badan dan 2 2 2
Appearance
Biru/Pucat muda, ekstremitas
(Warna Kulit)
ekstremitas biru merah muda
Pulse (Denyut 2 2 2
Tidak teraba <100 >100
Jantung)
Grimace 1 2 2
tidak ada Lambat Menangis kuat
(Tonus Otot)
Activity 1 2 2
lemas/lumpuh Gerakan sedikit Aktif
(Aktivitas)
Respiratory Lambat, tidak Baik, menangis 2 1 2
Tidak ada
(Pernafasan) teraba kuat
JUMLAH 8 9 10

a. Keadaan fisik : Baik, lengkap, normal


b. Penanganan Awal BBL : mengeringkankan bayi, menjaga kehangatan
bayi, IMD (10 menit)
c. Suhu : 36,6o C
d. Pernafasan : 44x/ menit
e. Nadi : 150x/ menit
3. Pemeriksan Fisik Sistematis
a. Kepala : mesochepal, tidak ada caput sucadenum, tidak ada caput
hematoma, lingkar kepala = 33 cm
b. Ubun-ubun: UUB datar, berdenyut belum menutup
c. Muka : simetris, lengkap, tidak ada pengeluaran secret
d. Mata : simetris, tidak ada tanda – tanda infeksi
e. Telinga : simetris, lengkap, tidak ada pengeluaran secret
f. Mulut : Hygiene baik, tidak ada labioskizis, tidak ada palatoskizis
101

g. Hidung : Hygiene baik, tidak ada nafas cuping hidung, terlihat


cyanosis
h. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
i. Dada : Terdapat retraksi dada, nafas tidak teratur, seseg
j. Perut : Membulat, tidak kembung
k. Tali Pusat : Masih basah, tidak terdapat perdarahan.
l. Punggung : Simetris, tidak ada kelainan
m. Ekstremitas :
Atas : Simetris, jari lengkap
Bawah : Simetris, jari lengkap
n. Genetalia : penis berlubang testis sudah turun ke skrotum
o. Anus : Berlubang
4. Reflek
a. Reflek moro : baik, tampak seperti memeluk saat dikagetkan
b. Reflek rooting : baik, menoleh saat bibir disentuh
c. Reflek sucking : baik, bayi menghisap sesuatu yang dimasukkan
kemulutnya.
d. Reflek tonik neck : baik, bayi dapat mengangkat kepala saat leher
disentuh
5. Antopometri
a. Lingkar kepala : 33 cm
b. Lingkar dada : 33 cm
c. LLA : 11 cm
d. BB / PB : 3300 gr/ 47 cm
e. Eliminasi
Urine : Belum keluar
Meconium: Belum keluar
6. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium : tidak dilakukan
b. Pemeriksaan Penunjang Lain : tidak dilakukan
D. ANALISA DATA
1. Diagnosa Kebidanan
By. Ny.N Lahir Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan Usia 1 Jam.
2. Masalah
Tidak Ada
102

3. Kebutuhan
a. Menjaga kehangatan bayi
b. Nutrisi Bayi
E. PELAKSANAAN
Tanggal : 25 Juli 2020 Pukul : 15.00 WIB
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan pada bayinya
a. Rasionalisasi : Asuhan bayi baru lahir salah satunya adalah melibatkan
ibu dan menghargai hak ibu untuk berpartisipasi dan memperoleh
pengetahuan dan pengalaman yang berhubungan dengan kondisi
bayinya. Seorang tenaga kesehatan tidak mungkin akan terus menerus
mendampingi dan merawat ibu dan bayi, karenanya ibu perlu
mendapatkan informasi dan pengalaman yang berhubungan dengan
tumbuh kembang bayi agar dapat merawat anaknya dengan benar.
(Kuswanti, 2014)
b. Hasil : Ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan bayi.
2. Melakukan perawatan tali pusar dengan menggunakan kassa kering.
a. Rasionalisasi : Tali pusat merupakan jalan masuk utama infeksi
sistemik pada bayi baru lahir (Shafique, 2006). Sekitar 23% sampai
91% tali pusat yang tidak dirawat dengan menggunakan antiseptik akan
terinfeksi oleh kuman staphylococcus aureus pada 72 jam pertama
setelah kelahiran (Anderson, 2007). Kuman ini dapat menyebabkan
pustula, konjungtivitis, pyoderma dan omfalitis atau infeksi pusat.
Tanpa pengobatan, dapat terjadi kematian dalam beberapa hari
(Hamilton, 2005). Laporan terbaru dari Janssen (2007) menyebutkan
terjadi peningkatan angka kematian bayi dari 59% menjadi 85% akibat
omfalitis. Omfalitis diartikan sebagai eritema (merah, bengkak, dan/
atau panas) pada kulit perut di sekitar umbilikal dengan jarak lebih dari
5mm dari umbilikus (Janssen, 2007). Risiko infeksi tali pusat pada bayi
baru lahir dapat dicegah dengan perawatan tali pusat yang baik (Siti
,2013).
Perawatan tali pusat sangat penting dilakukan terutama oleh ibu
melahirkan karena ibu yang lebih mengetahui perkembangan bayi
ssetiap harinya. Perawatan tali pusat yang baik seperti menghindari
penggunaan bedak dermatol, dan penggunaan ramuan-ramuan
tradisional yang kurang memperhatikan kesterilannya (DepKes RI,
103

2009) sangat penting. Kenyataan di masyarakat masih banyak ibu yang


mengikuti tradisi budaya yang ada di masyarakat. Misalnya meletakkan
atau membalutkan ramuan tradisonal ke tali pusat supaya tali pusat
cepat lepas (puput) atau ditutupi dengan koin agar pusat tidak bodong.
Padahal tindakan tersebut tidak perlu dilakukan justru dapat
membahayakan. Sehingga jika diberikan ramuan, bubuk kopi, koin
dapat menularkan kuman. Akibatnya terjadi infeksi atau tetanus yang
sangat membahayakan karena tingkat mortalitasnya tinggi (Rejeki,
Machmudah & Juwarningsih,2013).
b. Hasil : Tali pusat bayi sudah terawatt dengan menggunakan kassa
kering.
a. Memberi vitamin K1 secara IM di paha kiri dan imunisasi HB 0
Rasionalisasi :
1) Vitamin K
Berdasarkan peraturan Depkes (2010) Semua BBL harus diberi
penyuntikan vitamin K1 (Phytomenadione) 1 mg intramuskuler di
paha kiri, untuk mencegah perdarahan BBL akibat defisiensi
vitamin K yang dapat dialami oleh sebagian BBL.
2) Imunisasi HB 0
Imunisasi Hepatitis B pertama (HB 0) diberikan 1-2 jam setelah
pemberian Vitamin K1 secara intramuskular. Imunisasi Hepatitis B
bermanfaat untuk mencegah infeksi Hepatitis B terhadap bayi,
terutama jalur penularan ibu-bayi. Penularan Hepatitis pada bayi
baru lahir dapat terjadi secara vertikal (penularan ibu ke bayinya
pada waktu persalinan) dan horisontal (penularan dari orang lain).
Dengan demikian untuk mencegah terjadinya infeksi vertikal,
bayi harus diimunisasi Hepatitis B sedini mungkin. Penderita
Hepatitis B ada yang sembuh dan ada yang tetap membawa virus
Hepatitis B didalam tubuhnya sebagai carrier (pembawa) hepatitis.
Risiko penderita Hepatitis B untuk menjadi carrier tergantung umur
pada waktu terinfeksi. Jika terinfeksi pada bayi baru lahir, maka
risiko menjadi carrier 90%. Sedangkan yang terinfeksi pada umur
dewasa risiko menjadi carrier 5-10%. Imunisasi Hepatitis B (HB-0)
harus diberikan pada bayi umur 0 – 7 hari karena: a. Sebagian ibu
hamil merupakan carrier Hepatitis B. b. Hampir separuh bayi dapat
104

tertular Hepatitis B pada saat lahir dari ibu pembawa virus. c.


Penularan pada saat lahir hampir seluruhnya berlanjut menjadi
Hepatitis menahun, yang kemudian dapat berlanjut menjadi sirosis
hati dan kanker hati primer d. Imunisasi Hepatitis B sedini mungkin
akan melindungi sekitar 75% bayi dari penularan Hepatitis B.
Lakukan pencatatan dan anjurkan ibu untuk kembali untuk
mendapatkan imunisasi berikutnya sesuai jadwal pemberian
imunisasi. (Permenkes, 2014)
b. Hasil : Bayi telah mendapatkan suntikan vitamin K sebanyak 0.5 cc dan
telah di imunisasi HB 0.
3. Melakukan rawat gabung ibu dan bayi
a. Rasionalisasi : Rawat gabung adalah perawatan bayi dalam kamar yang
sama dengan ibu pada hari-hari pertama setelah persalinan, dan
dilanjutkan setelah ibu dan bayi pulang ke rumah. Rawat gabung
bermanfaat untuk mendukung keberhasilan ASI eksklusif karena bayi
dapat menyusu langsung tanpa dijadwal dan ibu akan mudah mengenali
tanda-tanda lapar pada bayi. Hal ini dapat mencegah terjadinya
payudara bengkak, mengurangi risiko kuning, mencegah penurunan
berat badan yang berlebihan, bayi lebih tenang, mengurangi risiko
infeksi dan depresi pada ibu pasca persalinan serta meningkatkan rasa
percaya diri ibu untuk merawat bayi. (IDAI,2016)
b. Hasil : Ibu dan bayi telah dirawat gabung dalam ruang nifas
4. igvfMemberikan penkes pada suami ibu dan keluarga untuk tidak merokok
terlalu dekat dengan bayi dan jangan sampai asap roko terhirup oleh bayi.
a. Rasionalisasi : Kerugian dari konsumsi rokok bukan hanya dirasakan
oleh perokok aktif itu sendiri, melainkan juga pada lingkungannya.
Pada bayi baru lahir, lingkungan perokok juga memberikan efek yang
tidak baik. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Alibekova dkk
(2016) lingkungan perokok secara tidak langsung dapat
mempengaruhi kondisi kesehatan bayi baru lahir. Hasil dari penelitian
itu menjelaskan bahwa ibu dengan pasangan perokok biasa memiliki
tingkat deepresi dan kecemasan lebih tinggi mulai dari kehamilan
hingga 6 bulan kelahiran bayi (postpartum). Penelitian lain yang
dilakukan oleh Tabuchi dkk (2015) juga menerangkan bahwa bayi
yang terpapar asap rokok sejak dini (dalam penelitian usia maling
105

muda adalah 6 bulan) akan berpotensi memiliki penyakit asma


berkisar 20 % lebih tinggi dibandingkan bayi yang tidak terpapar asap
rokok.
b. Hasil : Suami sudah memahami tentang tidak meerokok didekat bayi
demikian juga dengan keluarga.
5. Melakukan dokumentasi pada setiap tindakan
a. Rasionalisasi : Dokumentasi adalah catatan tentang interaksi antara
tenaga kesehatan, pasien, dan tim kesehatan tentang hasil pemeriksaan,
prosedur tindakan pengobatan pada pasien, pendidikan pasien dan
respon pasien terhadap semua asuhan yang telah diberikan (Muslihatun,
2010).
b. Hasil : Asuhan telah didokumentasikan.
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS FISIOLOGIS HOLISTIK PADA
NY. D.A 19 TAHUN P1A0 7 JAM POST PARTUM FISIOLOGIS
DI PMB DEWI AHMAD JATIPURO KARANGANYAR

PENGKAJIAN :
Tanggal : 25 Juli 2020 Jam 20.00 WIB
IDENTITAS PASIEN:

Identitas Pasien Penanggung Jawab


Status : Suami
1. Nama : Ny D.A 1. Nama : Tn D.P
2. Umur : 19 tahun 2. Umur : 20 tahun
3. Agama : Islam 3. Agama : Islam
4. Pendidikan : SMA 4. Pendidikan : SD
5. Pekerjaan : SPG 5. Pekerjaan : Swasta
6. Suku bangsa : Jawa 6. Suku Bangsa: Jawa
7. Alamat : Sangen, Jatipuro 7. Alamat : Sangen, Jatipuro

I. DATA SUBJEKTIF
1. Keluhan Utama : Ibu mengatakan melahirkan bayinya hari ini, perutnya
masih terasa mulas, mengatakan sakit punggung bagian bawah serta asi
belum lancer
2. Riwayat Perkawinan
Ibu mengatakan ini merupakan pernikahan pertamanya. Ibu baru menikah 1
kali sejak usia ibu 18 tahun saat suami berusia 19 tahun. Saat ini ibu sudah
memasuki tahun pertama pernikahannya.
3. Riwayat Menstruasi
Ibu mengatakan pertama kali menstruasi saat usia 13 tahun. Siklusnya 27
hari, teratur dan lamanya 9 hari. Sifat darah yang dikeluarkan encer dengan
warna merah tua. Ibu biasa ganti pembalut 4 sampai 6 kali setiap hari.
Selama haid ibu tidak pernah memiliki keluhan nyeri atau pun
mengeluarkan cairan berbau.
Riwayat Nifas dan menyusui, Persalinan dan Nifas yang Lalu (P1 Ab0 Ah1)

Kehamilan Persalinan Nifas


Kead anak
Th Frek Tempat Asi
Penyulit UK Jenis Penolong JK/ BB Penyulit IMD Penyulit sekarang
ANC persalinan eksklusif
Sekara 40+1
11 kali Tidak ada normal Ranap Bidan P/3100 Tidak ada Ya Tidak ada Ya sehat
ng mg

106
107

4. Riwayat Kontrasepsi yang Digunakan


Ibu mengatakan belum menggunakan kontrasepsi jenis apapun.
5. Riwayat Kesehatan
a. Penyakit yang pernah/sedang diderita
Ibu mengatakan sebelum menikah dan sebelum hamil tidak
pernah/sedang menderita penyakit sistemik yaitu gejala yang
mempengaruhi tubuh secara umum seperti lupus, penyakit menular
seperti TBC (dengan gejala batuk > 2 minggu disertai darah atau
kronis, berkeringat dimalam hari, penurunan berat badan, dan demam),
PMS (dengan gejala rasa sakit, benjolan, luka, serta keluarnya cairan
nanah di kemaluan dll), penyakit menahun seperti jantung (dengan
gejala nyeri dada, keringat dingin dan mual, sesak napas dan pusing),
penyakit keturunan seperti DM (kadar gula darah tinggi), hipertensi
(tekanan darah >130/90), asma (dengan gejala sesak atau sulit
bernapas, tersengal-sengal, serta nafas terasa berat), ibu mengatakan
pernah menderita tumor payudara.
b. Penyakit yang pernah/ sedang diderita keluarga
Ibu mengatakan keluarganya tidak pernah/sedang menderita penyakit
sistemik yaitu gejala yang mempengaruhi tubuh secara umum seperti
lupus, penyakit menular seperti TBC (dengan gejala batuk > 2 minggu
disertai darah atau kronis, berkeringat dimalam hari, penurunan berat
badan, dan demam), PMS (dengan gejala rasa sakit, benjolan, luka,
serta keluarnya cairan nanah di kemaluan dll), penyakit menahun
seperti jantung (dengan gejala nyeri dada, keringat dingin dan mual,
sesak napas dan pusing), penyakit keturunan seperti DM (kadar gula
darah tinggi), hipertensi (tekanan darah >130/90), asma (dengan gejala
sesak atau sulit bernapas, tersengal-sengal, serta nafas terasa berat).
c. Riwayat operasi
Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat operasi apapun sebelumnya.
d. Riwayat kembar
Ibu tidak memiliki riwayat anggota keluarga yang kembar
e. Riwayat cacat genetik
Ibu tidak memiliki riwayat keturunan cacat genetik pada keluarga.
f. Riwayat alergi
Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat alergi obat atau makanan
apapun
108

6. Riwayat Persalinan Terakhir


a. Keadaan Ibu:
1) Masa nifas dan menyusui : 7 jam post partum
2) Tempat persalinan : Puskesmas Baturetno 1
3) Penolong: Bidan
4) Jenis persalinan: spontan
5) Komplikasi : tidak ada
6) Proses Persalinan
Kala Lama Pengeluaran Tindakan
Kejadian/Indikasi Ket.
Persalinan (Jam) Pervaginam (cc) (Oleh)
Observasi kemajuan
1 7 jam 15 Bidan -
persalinan
2 30 mnt 40 cc Pengeluaran bayi Bidan -
3 10 mnt 150 cc Pengeluaran plasenta Bidan -
4 2 jam 50 cc Observasi Bidan -

b. Keadaan Bayi:
1) Tanggal lahir, jam : 25 Juli 2020, 13.15WIB
2) Jenis Kelamin : Laki- laki
3) Antopometri : BB : 2900 gr, PB : 47 cm, LK/LD: 33/32 cm
4) Keadaan secara umum : baik
5) Rawat gabung : ya
7. Kebutuhan Fisik
a. Nutrisi : ibu mengatakan sudah makan tadi magrib menggunakan jatah
makanan dari ranap dan mengemil roti roma dan minum sari kurma,
ibu sudah minum air putih 2 gelas dan teh 1 gelas.
b. Eliminasi : Ibu mengatakan belum BAB. Namun Ibu sudah BAK 1 kali
dengan warna kuning dan bau khas urine.
c. Istirahat : Ibu mengatakan sudah tidur sebentar karena capek menyusui
bayinya, bayi seperti belum puas menyusu
d. Personal Hygiene : Ibu mengatakan sudah mandi dan keramas sudah
ganti pembalut 2 kali.
e. Ambulasi dan aktifitas : Ibu mengatakan sudah bisa duduk dan berjalan
seperti biasa.
8. Riwayat penyakit dalam Keluarga (menular maupun keturunan) : Ibu
mengatakan dirinya dan keluarganya tidak memiliki riwayat penyakit
menular maupun menurun.
109

9. Riwayat Psiko-sosial-spiritual
a. Psikologi
Ibu sangat bersyukur dan bahagia, sebab anak yang dilahirkan dalam
keadaan sehat dan selamat. Ibu juga terlihat sangat antusias untuk
belajar merawat anaknya dari orang-orang sekitar.
b. Sosial
Ibu tinggal serumah dengan kedua orangtuanya saat ini.
Sehingga Ibu merasa nyaman, karena orang terdekat Ibu adalah ibu dan
suaminya. Suami dan keluarga sangat senang dan bersyukur atas
kelahiran bayi. Ibu mengambil peran sebagai pengambil keputusan
utama ditambah pertimbangan dari suami, bapak dan ibu. Namun,
disaat tertentu yang mendesak, ibu dapat mengambil keputusan sendiri.
c. Spiritual
Ibu, suami dan keluarga beragama Islam. Setelah kelahiran bayi, Ibu
berencana melakukan syukuran/pengajian dan aqiqah di rumahnya.
10. Pengetahuan tentang masa nifas dan perawatan bayi
Ibu sudah mengetahui tentang masa nifas dan perawatan bayi dari dari
informasi buku KIA, dari tetangganya yang sudah berpengalaman dan
pendidikan kesehatan yang telah diberikan bidan.
II. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum: baik, Kesadaran: compos mentis
b. Tanda – Tanda Vital
Tekanan Darah: 120/80 mmHg, Suhu 36,5˚C, Respirasi: 20x/menit,
Nadi: 85x/menit
c. Berat Badan: 64,5 kg
d. Tinggi badan : 158 cm
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
Rambut : bersih, hitam, tidak bercabang, tidak mudah rontok
Muka : tidak pucat dan tidak udem
Mata : konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik
Hidung : bersih, tidak ada polip
Bibir : tidak pecah-pecah
Mulut : tidak ada sariawan
Gigi : tidak ada karies, tidak berlubang
Lidah : bersih
110

Gusi : tidak bengkak


Telinga : bersih, tidak ada pengeluaran cairan
b. Leher
Kelenjar tiroid : tidak ada pembesaran
Kelenjar getah bening : tidak ada pembesaran
Vena jugularis : tidak ada pembesaran
c. Dada (payudara)
Bentuk : tidak simetris
Areola : kehitaman
Putting susu : menonjol
Massa / benjolan : tidak ada
Pengeluaran : Sudah ada pengeluaran colostrum
d. Abdomen
Dinding abdomen : terdapat strie
Bekas luka : tidak terdapat bekas luka
TFU : 2 jari dibawah pusat
Kontraksi : keras
Kandung kemih : tidak penuh
e. Genetalia Eksterna
Keadaan : bersih
Oedema : tidak ada
Varises : tidak ada
Perineum : perineum rupture derajat II, hecting secara jelujur
dan subkutikuler
Pengeluaran : berwarna merah ( lochea rubra), berbau khas
f. Anus : tidak terdapat hemoroid
g. Ekstrimitas
Oedema : tidak ada
Varises : tidak ada
Reflek patella : ada reflek
Warna kuku : merah muda
Kelainan : tidak ada
3. Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan
4. Terapi yang pernah didapat :
a. Amoxcillin 500 mg 3x1
b. Asam Mefenamat 500 mg 3x1
111

c. Fe 60 mg 1x1
III. ANALISISA DATA
Diagnosa :
Ny.D.A P1A0 umur 20 tahun 7 Jam post partum fisiologis
Masalah :
1. Sakit punggung bagian bawah
2. Asi belum lancar
3. Ibu merasa kesusahan untuk menyusui bayinya
IV. PENATALAKSANAAN
Tanggal : 25 Juli 2020 Jam : 20.00 WIB
1. Memberi tahu ibu mengenai hasil pemeriksaan
Rasionalisasi : Asuhan nifas menghargai hak ibu nifas untuk berpartisipasi dan
memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang berhubungan dengan masa
nifasnya. Seorang tenaga kesehatan tidak mungkin akan terus menerus
mendampingi dan merawat ibu nifas, karenanya ibu perlu mendapatkan
informasi dan pengalaman yang berhubungan dengan masa nifasnya agar dapat
merawat dirinya dengan benar. (Kuswanti, 2014)
Hasil : Ibu sudah mengetahui bahwa hasil pemeriksaan baik
2. Mengobservasi TFU, perdarahan, eliminasi dan pengeluaran ASI
Rasionalisasi :
a. Berikut adalah perubahan tinggi fundus uteri pada masa nifas :
1) Segera setelah persalinan, TFU 2 cm dibawah pusat, 12 jam kemudian
kembali 1 cm di atas pusat dan menurun kira-kira 1 cm setiap hari.
2) Pada hari ke dua setelah persalinan TFU 1 cm dibawah pusat. Pada hari
ke-3-4 TFU 2 cm dibawah pusat. Pada hari 5-7 TFU setengah pusat
sympisis. Pada hari ke-10 TFU tidak teraba.
(Eny Retna Ambarwati, Diah Wulandari, 2009)
b. Perdarahan
Lochia rubra yang menetap pada awal periode postpartum menunjukkan
adanya perdarahan postpartum sekunder yang mungkin disebabkan
tertinggalnya sisa/selaput plasenta. (Anggraini, 2011).
Lochea rubra berwarna merah karena berisi darah segar, dan sisa selaput
ketuban, sel desidua, verniks kaseosa, lanugo, dan mekonium. Keluar selama
2-3 hari post partum. (Marmi, 2012)
c. Eliminasi
a) BAK
1) Dalam 6 jam ibu nifas harus sudah BAK spontan
112

2) Urin jumlah banyak akan diproduksi dalam waktu 12-36 jam setelah
melahirkan
b) BAB
1) BAB biasanya tertunda selama 2-3 hari karena edema persalinan dan
perineum yang sakit
2) Bila lebih dari 3 hari belum BAB, bisa diberikan obat
3) Ambulansi diri selama teratur akan membuat BAB lancar (Marmi,
2012)
d. Pengeluaran ASI
Masa nifas terkaitan erat dengan proses laktasi. Pada prosesnya keberhasilan
laktasi dipengaruhi kesiapan ibu dari awal masa nifas yang bisa berhubungan
dengan perubahan / adaptasi pada masa nifas. Setelah melahirkan, ibu
mengalami perubahan fisik dan fisiologis yang juga mengakibatkan adanya
beberapa perubahan dari psikisnya. Ia mengalami stimulasi kegembiraan
yang luar biasa, menjalani proses eksplorasi dan berada di bawah tekanan
untuk dapat menyerap pembelajaran yang diperlukan tentang apa yang harus
diketahuinya dan perawatan untuk bayinya, dan merasa tanggung jawab yang
luar biasa untuk menjadi seorang ibu (Ambarwaty, 2009).
Hasil : TFU, perdarahan, dan pengeluaran ASI telah dimonitor. TFU berada
di 2 jari dibawah pusat, pengeluaran pervaginam berupa lochea rubra dengan
jumlah kurang lebih 10 cc. Ibu sudah BAK sebanyak 2 kali, dan tidak
merasakan adanya keluhan. Ibu sudah mulai menyusui dan bayi sudah
menyusu dengan kuat.
3. Mengkonseling ibu cara vulva hygiene.
Rasionalisasi : Menurut Denise (2006), untuk menghindari infeksi perineum
perlu dilakukan perawatan vulva yang disebut vulva hygiene. Vulva hygiene
adalah membersihkan alat kelamin wanita bagian luar. Manfaat vulva hygiene
untuk menjaga vagina dan daerah sekitarnya tetap bersih dan nyaman,
mencegah munculnya keputihan, bau tak sedap dan gatal – gatal serta menjaga
pH vagina tetap normal. Munculnya infeksi perineum dapat merambat pada
saluran kandung kemih ataupun pada jalan lahir, infeksi tidak hanya
menghambat proses penyembuhan luka tetapi dapat juga menyebabkan
kerusakan sel penunjang, sehingga akan menambah ukuran dari luka itu sendiri
baik panjang maupun kedalaman dari luka (Suwiyoga, 2004).
Hasil : Ibu sudah memahami perawatan vulva hygiene.
113

4. Menganjurkan ibu untuk beristirahat


Rasionalisasi : Pada saat nifas, ibu dianjurkan untuk : 1) Istirahat yang cukup
untuk mengurangi kelelahan. 2) Tidur siang atau istirahat selagi bayi tidur. 3)
Kembali ke kegiatan rumah tangga secara perlahan-lahan. Mengatur kegiatan
rumahnya sehingga dapat menyediakan waktu untuk istirahat pada siang kira-
kira 2 jam dan malam 7-8 jam.
Kurang istirahat pada ibu nifas dapat berakibat :
a. Mengurangi jumlah ASI.
b. Memperlambat involusi, yang akhirnya bisa menyebabkan perdarahan.
c. Depresi.
(Suherni, Hesty Widyasih, Anita Rahmawati, 2009)
Hasil : Ibu bersedia untuk istirahat cukup
5. Melakukan pendidikan kesehatan pada ibu dan keluarga terutama suami untuk
melakukan pijat oksitosin dan breast care pada ibu untuk memperlancar asi
yang keluar.
Rasionalisasi : menurut penelitian Effect of breast care and Oxytosin Massage
on Breast Milk Production : A study in Sukoharjo Provical Hospital” oleh titik
Rahayuningsih terdapat pembuktian bahwa perawatan payudara dan pijat
oksitosin dapat memperlancar pengeluaran asi, dalam pengeluaran asi terdapat
dua proses yaitu produksi dan pengeluaran, produksi asi dipengaruhi hormone
prolaktin sedangkan pengeluaran dipengaruhi hormone oksitosin. Hormone
oksitosin akan keluar melalui rangsangan pada putting susu melalui isapan
mutut bayi atau melalui pijatan pada tulang belakang ibu. Tujuan dari pijat
oksitosin akan merasa tenang, rileks, meningkatkan ambang nyeri dan
mencintai bayinya, sehingga menstimulasi pengeluaran hormone oksitosi dan
mempercepat pengeluaran asi. (Endah,2011)
Perawatan payudara bertujuan untuk memperlancar sirkulasi darah dan
mencegah tersumbatnya saluran produksi asi sehingga memperlancar
pengeluaran asi. Pijat oksitosin adalah pemijatan pada bagian sepanjang tulang
belakang hingga tulang kosta ke 5 dan ke 6 merupakan usaha untuk merangsang
hormone prolaktin dan oksitosin setelah melahirkan dan dapat menenangkan
ibu, sehingga asi dapat keluar. (Widiyanti, 2014)
Hasil :
Ibu dan Keluarga sudah bisa dan bersedia untuk melakukan pemijatan serta
perawatan.
6. Mengajarkan ibu teknik menyusui yang benar yaitu pastikan posisi ibu ada
dalam posisi yang nyaman, kepala dan badan bayi berada dalam garis lurus,
114

wajah bayi menghadap payudara, hidung berhadapan dengan puting, ibu


memeluk badan bayi dekat dengan badannya, ibu menyangga seluruh badan
bayi, ibu mengeluarkan sedikit ASI dan mengoleskan pada putting susu dan
areola sekitarnya, sebagian besar areola (bagian hitam disekitar putting) masuk
ke dalam mulut bayi, mulut bayi terbuka lebar, bibir bawah bayi melengkung ke
luar dan dagu bayi menyentuh payudara ibu. Susui bayi sesering mungkin,
semau bayi, paling sedikit 8 kali sehari, jika bayi tidur lebih dari 3 jam
bangunkan dan susui.
Rasionalisasi : agar ibu dapat memberikan ASI yang cukup untuk bayinya dan
mencegah terjadinya puting susu lecet
Hasil : ibu dapat mengulang kembali teknik menyusui yang benar
7. Mengajarkan ibu cara mempererat hubungan antara ibu dan bayi baru lahir
yaitu dengan memberikan ASI eksklusif kepada bayinya, ibu dan bayi
ditempatkan di kamar yang sama, melakukan kontak mata antara ibu dan bayi,
mendengar dan merespon suara antara ibu dan bayi.
Rasionalisasi : untuk membantu tumbuh kembang fisik, emosi dan intelektual
seorang anak dari awal kehidupan hingga dewasa.
Evaluasi : ibu bersedia melakukan cara yang telah diajarkan.
8. Mendokumentasikan tindakan
Rasionalisasi : Dokumentasi kebidanan adalah bukti pencatatan dan pelaporan
berdasarkan komunikasi tertulis yang akurat dan lengkap yang dimiliki oleh
bidan dalam melakukan asuhan kebidanan dan berguna untuk kepentingan
klien, tim kesehatan, serta kalangan bidan sendiri (Hidayat, 2010).
Hasil : Kegiatan telah didokumentasikan.
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS FISIOLOGIS HOLISTIK PADA
NY. D.A 19 TAHUN P1A0 5 HARI POST PARTUM FISIOLOGIS
DI PMB DEWI AHMAD JATIPURO KARANGANYAR

PENGKAJIAN :
Tanggal : 30 Juli 2020 Jam 09.00 WIB
IDENTITAS PASIEN:

Identitas Pasien Penanggung Jawab


Status : Suami
1. Nama : Ny D.A 1. Nama : Tn D.P
2. Umur : 19 tahun 2. Umur : 20 tahun
3. Agama : Islam 3. Agama : Islam
4. Pendidikan : SMA 4. Pendidikan : SD
5. Pekerjaan : SPG 5. Pekerjaan : Swasta
6. Suku bangsa : Jawa 6. Suku Bangsa: Jawa
7. Alamat : Sangen, Jatipuro 7. Alamat : Sangen, Jatipuro

I. DATA SUBJEKTIF
1. Keluhan Utama : Ibu mengatakan saat ini sudah tidak ada keluhan.
2. Kebutuhan Fisik
a. Nutrisi : ibu mengatakan sudah makan tadi magrib menggunakan jatah
makanan dari ranap dan mengemil roti roma dan minum sari kurma,
ibu sudah minum air putih 2 gelas dan teh 1 gelas.
b. Eliminasi : Ibu mengatakan belum BAB. Namun Ibu sudah BAK 1 kali
dengan warna kuning dan bau khas urine.
c. Istirahat : Ibu mengatakan sudah tidur sebentar karena capek menyusui
bayinya, bayi seperti belum puas menyusu
d. Personal Hygiene : Ibu mengatakan sudah mandi dan keramas sudah
ganti pembalut 2 kali.
e. Ambulasi dan aktifitas : Ibu mengatakan sudah bisa duduk dan berjalan
seperti biasa.
II. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum: baik,
b. Kesadaran: compos mentis

115
116

c. Tanda – Tanda Vital


Tekanan Darah : 120/85 mmHg,
Suhu : 36,5˚C,
Respirasi : 24x/menit,
Nadi : 85x/menit
d. Berat Badan : 65 kg
e. Tinggi badan : 158 cm
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
Rambut : bersih, hitam, tidak bercabang, tidak mudah rontok
Muka : tidak pucat dan tidak udem
Mata : konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik
Hidung : bersih, tidak ada polip
Bibir : tidak pecah-pecah
Mulut : tidak ada sariawan
Gigi : tidak ada karies, tidak berlubang
Lidah : bersih
Gusi : tidak bengkak
Telinga : bersih, tidak ada pengeluaran cairan
b. Leher
Kelenjar tiroid : tidak ada pembesaran
Kelenjar getah bening : tidak ada pembesaran
Vena jugularis : tidak ada pembesaran
c. Dada (payudara)
Bentuk : tidak simetris
Areola : kehitaman
Putting susu : menonjol
Massa / benjolan : tidak ada
Pengeluaran : Sudah ada pengeluaran colostrum
d. Abdomen
Dinding abdomen : terdapat strie
Bekas luka : tidak terdapat bekas luka
TFU : tidak teraba
Kontraksi : keras
Kandung kemih : tidak penuh
117

e. Genetalia Eksterna
Keadaan : bersih
Oedema : tidak ada
Varises : tidak ada
Perineum : perineum rupture derajat II, hecting secara jelujur
dan subkutikuler, jahitan belum kering
Pengeluaran : berwarna merah kecoklatan ( lochea
sanguinolenta), berbau khas
f. Anus : tidak terdapat hemoroid
g. Ekstrimitas
Oedema : tidak ada
Varises : tidak ada
Reflek patella : ada reflek
Warna kuku : merah muda
Kelainan : tidak ada
3. Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan
4. Terapi yang pernah didapat :
a. Amoxcillin 500 mg 3x1
b. Asam Mefenamat 500 mg 3x1
c. Fe 60 mg 1x1
III. ANALISIS DATA
Diagnosa :
Ny.DA P1A0 umur 20 tahun 5 hari post partum fisiologis
Masalah :
1. Sakit punggung bagian bawah
2. Asi belum lancar
3. Ibu merasa kesusahan untuk menyusui bayinya
IV. PENATALAKSANAAN
Tanggal : 30 Juli 2020 Jam : 09.10 WIB
1. Memberitahu ibu mengenai hasil pemeriksaan
Rasionalisasi : Hasil pemeriksaan berhak untuk ibu ketahui sebagai sarana agar
supaya ketika ibu mengalami kejadian patologis ibu bisa langsung mempunyai
gambaran dan keputusan guna segala sesuatu yang terbaik buat dirinya sendiri
dan keluarga
118

Hasil : Ibu memahami informasi yang diberikan dan keadaan dirinya serta
bersedia mendapatkan terapi sesuai yang diberikan tenaga kesehatan
2. Mengobservasi perdarahan, eliminasi dan pengeluaran ASI
Rasionalisasi :
a. Perdarahan
Pentingnya melakukan pemeriksaan lochea karena lochea mengalami
perubahan warna akibat proses involusi. Pada saat ini keadaan lochea ibu
termasuk dalam kategori lochea sanguinolenta. Lochea sanguinolenta
muncul hari ke 3-7 hari post partum. Warnanya merah kekuningan.
Merupakan sisa darah bercampur lendir.
b. Eliminasi
BAK : Pengeluaran BAK pada ibu post partum perlu diketahui karena
dikhawatirkan terjadi pembengkakan dan luka pada jaringan yang
terdapat di sekitar kandung kemih dan uretra akan membuat ibu kesulitan
untuk BAK. Kerusakan pada saraf dan otot yang terhubung pada kandung
kemih atau uretra juga dapat menyebabkan ibu mengeluarkan urin tanpa
sadar. Dalam kasus ini, Ibu sudah BAK secara normal tanpa ada keluhan.
BAB : Sering terjadi konstipasi pada ibu setelah melahirkan disebabkan
karena pengaruh hormon progesteron yang meingkat saat kehamilan,
melambatnya sistem pencernaan Ibu saat melahirkan, serta makanan
padat dan kurang serat. Selain itu diawal post partum Ibu takut untuk
BAB, karena rasa nyeri pada luka jahitan. Dalam kasus ini, Ibu sudah
BAB normal 1 hari sekali dan tidak ada keluhan.
c. Pengeluaran ASI
Masa nifas berkaitan erat dengan proses laktasi. Pada prosesnya
keberhasilan laktasi dipengaruhi kesiapan ibu dari awal masa nifas yang
bisa berhubungan dengan perubahan / adaptasi pada masa nifas. Setelah
melahirkan, ibu mengalami perubahan fisik dan fisiologis yang juga
mengakibatkan adanya beberapa perubahan dari psikisnya. Ia mengalami
stimulasi kegembiraan yang luar biasa, menjalani proses eksplorasi dan
berada di bawah tekanan untuk dapat menyerap pembelajaran yang
diperlukan tentang apa yang harus diketahuinya dan perawatan untuk
bayinya, dan merasa tanggung jawab yang luar biasa untuk menjadi
seorang ibu.
119

Hasil : TFU, perdarahan, dan pengeluaran ASI telah dimonitor. TFU tidak
teraba, pengeluaran pervaginam berupa lochea sanguinolenta. Ibu sudah BAK
sebanyak 5-6 kali sehari dan BAB 1 kali sehari, serta tidak merasakan adanya
keluhan. Ibu sudah brusaha menyusui bayi walaupun ASI belum lancar.
3. Memberi motivasi pada ibu untuk terus memberi ASI eksklusif selama 6 bulan
pertama kelahiran dan tidak perlu khawatir ASI kurang.
Rasionalisasi : Menurut Permenkes 450/MENKES/SK/IV/2004 pemberian ASI
secara eksklusif bagi bayi di Indonesia adalah sejak lahir sampai bayi berusia 6
bulan, dan semua tenaga kesehatan agar menginformasikanya kepada semua ibu
yang baru melahirkan. Support dari lingkungan sangat bermanfaat bagi kondisi
psikologis ibu pada saat proses menyusui. Hal ini terkait dengan seringnya rasa
khawatir yang timbul pada ibu salah satunya adalah khawatir produksi ASI
yang tidak cukup bagi bayinya. Penjelasan dan edukasi dari bidan sebagai
pendamping ibu sangat membantu untuk menurunkan rasa cemas pada ibu
khususnya terkait produksi ASI bagi bayinya.
Hasil : Ibu bersedia untuk memberikan ASI pada bayinya.
4. Menganjurkan ibu untuk tetap mengkonsumsi sayuran hijau dan makanan
bergizi untuk memperbanyak dan memperlancar pengeluaran ASI seperti daun
katu, bayam, tahu, tempe dan lain-lain.
Rasionalisasi : Menurut Saleha (2009) Ibu yang menyusui harus memenuhi
kebutuhan akan gizi, yaitu mengonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari, dan
makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral, dan vitamin
yang cukup.
Hasil : ibu masih mengkonsumsi makan-makanan bergizi sesuai dengan apa
yang telah dianjurkan pada kunjungan sebelumnya.
5. Mengajarkan pada ibu pijat oxytocin
Rasionalisasi : Pijat oksitosin merupakan salah satu solusi untuk mengatasi
ketidaklancaran produksi ASI. Pijat oksitosin ini dilakukan untuk merangsang
reflek oksitosin atau reflek let-down. Permasalahan ASI yang tidak keluar pada
hari-hari pertama kehidupan bayi seharusnya bisa di antisipasi. Salah satu upaya
yang bisa dilakukan untuk memperlancar pengeluaran ASI adalah dengan
melakukan pijat oksitosin. manfaat pijat oksitosin yaitu memberikan
kenyamanan pada ibu, Mengurangi bengkak pada payudara (engorgement),
mengurangi sumbatan ASI, merangsang pelepasan hormon oksitosin, dan
mempertahankan produksi ASI ketika ibu dan bayi sakit.
120

Hasil : Keluarga yang hadir dalam pemeriksaan ibu nifas, mau terlibat dalam
melakukan pijat oxytocin
6. Menganjurkan ibu untuk beristirahat
Rasionalisasi : Pada saat nifas, ibu dianjurkan untuk : 1) Istirahat yang cukup
untuk mengurangi kelelahan. 2) Tidur siang atau istirahat selagi bayi tidur. 3)
Kembali ke kegiatan rumah tangga secara perlahan-lahan. Mengatur kegiatan
rumahnya sehingga dapat menyediakan waktu untuk istirahat pada siang kira-
kira 2 jam dan malam 7-8 jam. Kurang istirahat pada ibu nifas dapat berakibat :
Mengurangi jumlah ASI, Memperlambat involusi, yang akhirnya bisa
menyebabkan perdarahan, Depresi.
Hasil : Ibu bersedia untuk istirahat cukup
7. Menganjurkan ibu untuk membasuh daerah kewanitaannya dengan air bersih
dari arah depan ke belakang, membasuh daerah luka jahitan dengan seksama
setiap kali BAK dan BAB dan mengganti pembalut apabila sudah penuh atau
dirasa sudah tidak nyaman.
Rasionalisasi : agar kondisi luka tetap bersih dan mencegah kontaminasi
kuman dari anus ke vagina
Hasil : ibu mengetahui dan bersedia mempraktekkan setiap kali BAB dan BAK
8. Memberikan suplementasi zat besi 1 x 60 mg sebanyak 40 tablet.
Rasionalisasi : Menurut Depkes RI (2012) pemberian tablet besi dilakukan
pada ibu hamil selama trimester I – III dan dapat diteruskan hingga masa nifas
42 hari untuk mencegah terjadinya anemia pada ibu nifas. Dosis pencegahan
yakni pemberian sehari 1 tablet (60 mg besi elemental).
Hasil : Ny.DA telah diberikan suplementasi zat besi 1 x 60 mg.

Anda mungkin juga menyukai