TINJAUAN KASUS
PENGKAJIAN
Hari/Tanggal : Kamis, 16 Juli 2020 Jam : 09.00 WIB
IDENTITAS PASIEN
Identitas Pasien Penanggung Jawab
Status : Suami
1. Nama : Ny. D 1. Nama : Tn. D
2. Umur : 19 tahun 2. Umur : 20 tahun
3. Agama : Islam 3. Agama : Islam
4. Pendidikan : SMA 4. Pendidikan : SD
5. Pekerjaan : SPG 5. Pekerjaan : Swasta
6. Suku bangsa : Jawa 6. Suku Bangsa : Jawa
7. Alamat : Sangen, Jatipuro 7. Alamat : Sangen, Jatipuro
I. DATA SUBYEKTIF
1. ALASAN DATANG :
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya
Keluhan Utama
Ibu mengatakan pinggang terasa sakit
Uraian keluhan utama
Ibu mengatakan mengatakan pinggang terasa sakit jika melakukan kegiatan.
2. RIWAYAT KESEHATAN
a. Penyakit/kondisi yang pernah atau sedang diderita :
Ibu tidak pernah dan tidak sedang menderita sakit apapun.
b. Riwayat penyakit dalam Keluarga (menular maupun keturunan) :
Ibu tidak memiliki anggota keluarga yang memiliki penyakit menular dan
penyakit keturunan seperti diabetes melitus, asma, hipertensi dan
penyakit jantung.
62
63
3. RIWAYAT OBSTETRI
a. Riwayat Haid:
Menarche : ± 12 tahun
Nyeri Haid : kadang-kadang
Siklus : ± 28 hari
Lama : ± 6-7 hari
Warna darah : Merah kecokelatan
Banyaknya : 2-3 kali ganti pembalut/hari
Leukhorea : Tidak ada
b. Riwayat Kehamilan sekarang :
1) G1P0A0Ah0
2) Usia kehamilan : 38 minggu
3) HPHT : 16 Oktober 2019
4) HPL : 23 Juli 2020
5) Gerak janin
a) Pertama kali :
Ibu mengatakan mulai merasakan gerakan janin pertama kali saat
usia kehamilan berkisar 4 bulan.
b) Frekuensi dalam 12 jam :
Ibu mengatakan bayi cukup aktif bergerak, tapi ibu tidak
menghitung gerakannya.
6) Tanda bahaya
a) TM I : tidak ada
b) TM II : tidak ada
c) TM III : tidak ada
7) Keluhan
a) Trimester I : Mual
b) Trimester II : Keputihan, sering kencing
c) Trimester III : Badan pegel
8) Riwayat terapi :
a) Trimester I : Ibu mendapat vitamin yang diberikan oleh
bidan ( Fe, Kalk, dan B12 )
b) Trimester II : Ibu mendapat vitamin yang diberikan oleh
bidan ( Fe, Kalk, dan B12)
64
4. RIWAYAT KB :
a. Sebelum hamil
Ibu belum pernah menggunakan alat kontrasepsi.
b. Rencana Setelah Melahirkan
Ibu merencanakan mengunakan kontrasepsi suntik 3 bulan.
5. POLA PEMENUHAN KEBUTUHAN SEHARI-HARI:
Sebelum hamil Selama Hamil
A. Nutrisi
1) Makan
Frekuensi makan 3 kali/hari 3-4 kali/hari
pokok
Komposisi 1 piring 1 piring
Nasi
Lauk 1 potong ayam,tahu, 1 ayam,tahu, tempe, telur
tempe, telur
Sayuran ½ mangkuk sayur ½ mangkuk sayur
Buah Kadang-kadang Jarang
Camilan Gorengan Gorengan
Pantangan: Tidak ada pantangan Tidak ada pantangan makan
makan
Keluhan: Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
2) Minum
Jumlah total 6 gelas per hari 8 gelas per hari
Jenis : air putih, teh Jenis : air putih, teh
66
g. Kebiasaan yang
merugikan
kesehatan
Merokok aktif Tidak Tidak
Lingkungan perokok Suami Ibu mengatakan semenjak
hamil, suaminya tidak pernah
merokok di dekat ibu atau
merokok hanya saat di luar
rumah
Minuman beralkohol Tidak ada Tidak ada
Obat-obatan Tidak ada Obat dari bidan saat ANC
Napza Tidak ada Tidak ada
Aktifitas yang Tidak ada Tidak ada
merugikan
6. Riwayat Psikososial-spiritual
a. Riwayat perkawinan :
1) Status perkawinan : menikah umur 18 tahun.
2) Pernikahan ini yang pertama dan sah, lamanya 1 tahun.
3) Hubungan dengan suami : baik tetapi suami jarang berada di rumah
terutama di pagi sampai sore hari karena bekerja.
b. Kehamilan ini diharapkan oleh ibu, suami, keluarga
Ibu mengatakan kehamilan ini sangat diharapkan dan dinantikan oleh
suami dan keluarga, karena merupakan kehamilan pertama.
c. Respon & dukungan keluarga terhadap kehamilan ini :
Suami selalu menemani ibu untuk melakukan pemeriksaan kehamilan.
d. Mekanisme koping (cara pemecahan masalah)
Untuk memecahkan masalah biasanya ibu berdiskusi dengan suaminya,
tetapi masih dengan saran orang tua.
e. Ibu tinggal hanya tinggal bersama orang tua dan suami.
f. Pengambil keputusan utama dalam keluarga :
Orang tua dan suami dengan pertimbangan dari ibu pasien
Dalam kondisi emergensi, ibu tidak bisa mengambil keputusan sendiri.
g. Orang terdekat ibu :
Ibu mengatakan orang tua dan suami adalah orang terdekat dengan ibu.
h. Yang menemani ibu untuk kunjungan ANC :
Ibu mengatakan suami yang menemani kunjungan ANC.
68
3) Auskultasi :
DJJ : 136 x/menit
Frekuensi : Teratur
Punctum maksimum : Perut kiri bagian bawah
4) KSPR dan kartu sudarto : Skor 2 ( Skor awal ibu hamil)
5) Pemeriksan Penunjang
Tidak dilakukan
III. ANALISIS
A. Diagnosa Kebidanan
Ny.DA usia 19 tahun G1P0A0 umur kehamilan 38 minggu
B. Masalah
Tidak ada masalah
C. Kebutuhan
1. Penkes body mekanik
2. Penkes tanda-tanda persalinan
IV. PELAKSANAAN
Tanggal : Kamis, 16 Juli 2020 (Jam : 09.15 WIB)
1. Memberitahukan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu
baik dan kondisi kehamilan ibu normal.
Rasionalisasi : Dengan memberitahukan hasil pemeriksaan maka bidan
selaku pemberi layanan telah melakukan kewajibannya dan telah memberikan
hak pasien untuk memperoleh informasi mengenai kondisi kesehatannya
dalam hal ini informasi mengenai kehamilannya.
Hasil : Ibu sudan mengetahui tentang keadaannya dan kondisi
kehamilannya.
2. Memberikan konseling tentang tanda tanda persalinan dan tahap-tahap
persalinan pada ibu serta pentingnya kontraksi pada pembukaan jalan lahir.
Rasionalisasi : Pada kehamilan trimester ketiga, perubahan psikologis ibu
hamil semakin kompleks dan meningkat dari trimester sebelumnya. Hal ini
dikarenakan kondisi kehamilan yang semakin membesar, menjelang akhir
trimester tiga ibu lebih banyak mengkhawatirkan persalinan, dan kelahiran
bayinya. Sehingga perlu bagi seorang tenaga kesehatan khususnya bidan
menjelaskan tanda awal dan tahap-tahap persalinan normal serta pentingnya
kotraksi karena dengan kontraksi yang merata dan adekuat akan
menyebabkan pembukaan serviks dan mempercepat persalinan.
71
Hasil : Ibu telah mengetahui bagaimana tanda awal dan tahap-tahap pada
persalinan serta menerima bahwa kontraksi dan persalinan adalah dua hal
yang tidak dapat dipisahkan.
3. Memberikan penkes body mekanik untuk mengatasi pegal pada
pinggang/punggung.
Rasionalisasi : Body mekanik pada kehamilan adalah Suatu sikap tubuh
yang baik untuk menyesuaikan perubahan tubuh pada ibu hamil terutama
tulang punggung yang lordosis. (Asrinah, 2010). Menurut Saiffudin (2010)
manfaat body mekanik pada ibu hamil yaitu: membentuk aktifitas sehari-hari
yang aman dan nyaman selama kehamilan, untuk mengatasi keluhan sakit
punggung.
Hasil : Ibu mengerti dan mampu melakukan body mekanik dengan benar.
4. Menganjurkan ibu tetap rutin melakukan olahraga kecil seperti jalan pagi.
Rasionalisasi : Olahraga selama hamil dinyatakan sehat bagi ibu dan janin,
dan dapat menghindari diabetes gestasional dan preeklamsia. Banyak
penelitian yang mempelajari respon fisik dari olahraga saat hamil
menunjukkan hasil positif untuk menghindari resiko pada janin dan ibu.
Selain itu, pada intensitas medium, olahraga dapat meningkatkan volume
oksigen (Hegewald & Crapo, 2016). Menurut Gregg dan Ferguson (2017)
olahraga selama proses kehamilan terbukti dapat mendatangkan banyak
manfaat bagi ibu hamil disebabkan adanya perubahan anatomi dan fisiologi
saat kehamilan yang membutuhkan proses penyesuaian, salah satunya adalah
adaptasi cardiovaskuler dan respirasi. Banyak penelitian membuktikan bahwa
olahraga selama hamil dapat meningkatkan fungsi kardiovaskuler
Pada wanita hamil tanpa mengganggu kesejahteraan janin. Dengan
berolahraga, denyut jantung akan meningkat dan suplai oksigen akan
bertambah. Sehingga akan mengurangi ketidaknyamanan ibu akibat adanya
hiperventilasi.
Hasil : Ibu bersedia untuk rutin melakukan olahraga dirumah dengan interval
waktu yang dianjurkan.
5. Memberikan terapi suplemen pada ibu.
Fe 30 tablet (1x1/hari)
Kalk 10 tablet (1x1/hari)
B 12 10 tablet (1x1/hari)
72
PENGKAJIAN:
Tanggal : 25 Juli 2020 Jam : 06.15 WIB
IDENTITAS PASIEN:
Identitas Pasien Penanggung Jawab
Status : Suami
1. Nama : Ny D.A 1. Nama : Tn D.P
2. Umur : 19 tahun 2. Umur : 20 tahun
3. Agama : Islam 3. Agama : Islam
4. Pendidikan : SMA 4. Pendidikan : SD
5. Pekerjaan : SPG 5. Pekerjaan : Swasta
6. Suku bangsa : Jawa 6. Suku Bangsa: Jawa
7. Alamat : Sangen, Jatipuro 7. Alamat : Sangen, Jatipuro
73
74
4. Riwayat Perkawinan
Ibu mengatakan ini merupakan pernikahan pertamanya. Ibu baru menikah
1 kali sejak usia ibu 18 tahun saat suami berusia 19 tahun. Saat ini ibu
sudah memasuki tahun pertama pernikahannya.
5. Riwayat Menstruasi
Ibu mengatakan pertama kali menstruasi saat usia 13 tahun. Siklusnya 27
hari, teratur dan lamanya 9 hari. Sifat darah yang dikeluarkan encer
dengan warna merah tua. Ibu biasa ganti pembalut 4 sampai 6 kali setiap
hari. Selama haid ibu tidak pernah memiliki keluhan nyeri atau pun
mengeluarkan cairan berbau.
6. Riwayat Kehamilan sekarang :
a. HPMT: 15 Oktober 2019
b. HPL: 23 Juli 2020
c. UK: 40+1 minggu
d. Riwayat ANC : Ibu mengatakan ANC secara teratur sebanyak 11 kali
dengan perincian 4 kali di PKD, 2 kali periksa di Rawat Inap
Baturetno, dan 5 kali di Puskesmas 1 Baturetno.
e. Obat-obatan/jamu yang dikonsumsi selama hamil : Selama kehamilan
ibu mengatakan hanya mengonsumsi obat dan suplemen yang
diberikan oleh bidan dan tenaga kesehatan.
f. Imunisasi TT : Selama kehamilan kali ini ibu disuntik TT 1 kali
sebelum menikah.
g. Keluhan/masalah/keadaan yang dirasakan ibu selama hamil:
No. Keluhan Tindakan Oleh Ket. (Tempat)
1 - Ibu tidak mendapatkan - -
tindakan apapun, karena
ibu tidak tahu jika hamil.
2. Keputihan a. Ibu mendapat penkes Bidan Puskesmas , PMB, Dokter
, pusing, tentang cara mengurangi dokter Spesialis Kandungan
boyok pegal-pegal di punggung
pegel. dengan body mekanik
yang benar selama
kehamilan.
b. Mendapatkan pendidikan
kesehatan tentang higine
daerah kewanitaan.
c. Mendapatkan pendidika
kesehatan untuk
melakukan USG di
dokter SPOG.
d. Mendapatkan
pemeriksaan laborat
tanggal 27-03-2020.
75
1.) HB 10,9
2.) HBSAg (-)
3.) HIV (-)
4.) Gula darah 100
e. Mendapatkan pendidikan
kesehatan Gizi Ibu
Hamil.
f. Ibu mendapat terapi
berupa :
1) suplemen zat
besi
2) Kalk
3) Vitamin C
3. Pusing, a. Mendapat penkes Bidan Puskesmas
boyok persiapan persalinan.
pegel, b. Mendapatkan
kenceng- penkes tanda persalinan.
kenceng c. Mendapatkan
penkes tanda bahaya
kehamilan.
d. Ibu mendapat terapi
berupa :
1) suplemen zat
besi
2) Kalk
3) Vitamin C
e. Mendapatkan
pemeriksaan
laboratorium tanggal 27-
06-2020.
1) Protein urin (-)
2) HB 12
d. Abdomen
1) Inspeksi : Bentuk perut memanjang, tidak ada bekas luka, ada
linea alba/albican ataupun strie albican/livide.
2) Palpasi
a) Leopold 1: TFU 3 jari dibawah px, teraba bulat, lunak, tidak
melenting.
b) Leopold 2: Bagian kanan teraba keras, memanjang (puka)
bagian kiri teraba bagian-bagian kecil janin.
c) Leopold 3: Bagian terbawah teraba bulat, keras, melenting
d) Leopold 4: Bagian terbawah sudah masuk PAP (divergen)
e) TFU Mc.Donald : 31 cm.
f) Taksiran Berat Janin: 3100 gram
3) Auskultasi: Punctum maksimum di bagian kanan, frekuensi DJJ
134 kali/menit, teratur.
4) His: frekuensi 3 kali/10 menit, durasi 20 – 30 detik, intensitas
sedang.
5) Palpasi supra pubik : vesika urinaria kosong.
e. Ekstrimitas : tidak terdapat varices atau pun oedema pada ekstremitas
atas maupun bawah. Refleks patella positif, kuku tidak pucat dan
bersih.
f. Genetalia Eksterna dan Anus
1) Vagina : Tampak bersih, belum ada pengeluaran cairan ketuban
atau pun lendir darah. Tidak ada tanda chadwick, oedma, varices,
tanda-tanda infeksi ataupun bekas luka
2) Anus : terdapat hemoroid.
3. Pemeriksaan Dalam (06.15 WIB)
a. Indikasi : Ibu sudah merasakan kenceng-kenceng sejak pukul
22.23 WIB dan berdasarkan pemeriksaan ditemukan his 3 kali selama
10 menit dengan durasi 20-30 detik.
b. Tujuan : Untuk mengetahui apakah ibu sudah masuki tahap inpartu
atau belum.
c. Hasil : terdapat pembukaan 1 cm, serviks tebal lunak, kk (+), bagian
terbawah berada di Hodge II, kepala turun, tidak teraba bagian
menumbung, presentasi kepala, molase 0, Lendir darah (+)
d. Kesimpulan : Ny D.A sudah memasuki tahap inpartu kala I fase laten.
79
CATATAN PERKEMBANGAN 1
Nama
Pasien:
Ny D.A
Umur: 19 Tanggal: 25 Juli 2020
tahun
Tanggal/Ja Catatan Perkembangan Rasionalisasi Tindakan Nama
m: (SOAP) dan
25 Juli 2020 Paraf
(10.00 WIB)
S = Ibu mengatakan kenceng Anamnesis perlu ditanyakan agar
kenceng semakin sering, keluar penolong tahu apa yang dirasakan
lendir darah, bayi menendang oleh ibu.
CATATAN PERKEMBANGAN II
Nama
Pasien:
Ny D.A
Umur: 19 Tanggal: 29 Maret 2020
tahun
Tanggal/Ja Catatan Perkembangan Rasionalisasi Tindakan
m: (SOAP)
25 Juli 2020
(12.40
WIB)
S = Ibu mengatakan kenceng-kenceng Menurut Wiknjosastro (2008) gejala dan tanda
semakin sering dan ibu merasa ingin kala II persalinan adalah :
BAB, terasa ada yang makpyoh hangat a) ibu merasa ingin meneran bersamaan
keluar dari jalan lahir adanya kontraksi
b) ibu merasakan adanya peningkatan tekanan
pada rektum dan/atau vaginanya
c) vulva-vagina dan sfingter ani membuka
d) meningkatnya pengeluaran lender
bercampur darah.
Anamnesis perlu ditanyakan agar penolong
tahu apa yang dirasakan oleh ibu.
O= Menurut Rohani dkk (2011) asuhan kala II
1. Keadaan umum : baik persalinan merupakan kelanjutan tanggung
2. Kesadaran : Composmentis jawab bidan pada waktu pelaksanaan asuhan
3. His : 5 x/10 menit durasi lebih dari kala I persalinan, yaitu sebagai berikut:
40 detik a. Evaluasi kontinu kesejahteraan ibu.
4. DJJ : Teratur, 122 x/menit b. Evaluasi kontinu kesejahteraan janin.
5. VT : terdapat pembukaan 10 cm, c. Evaluasi kontinu kemajuan persalinan.
serviks tidak teraba, kk (-) jernih, d. Perawatan tubuh wanita.
bagian terbawah berada di Hodge e. Asuhan pendukung wanita dan orang
III , tidak teraba bagian terdekatnya beserta keluarga persiapan
menumbung, presentasi kepala, persalinan
molase 0, LD (+) f. Penatalaksanaan kelahiran.
8. Terdapat tanda persalinan : terlihat g. Pembuatan keputusan untuk
85
(menyusuri punggung)
CATATAN PERKEMBANGAN IV
Nama
Pasien: No. RM
Ny D.A
Umur: 19
Tanggal: 25 Juli 2020
tahun
Tanggal/Ja Catatan Perkembangan Rasionalisasi Tindakan Nama dan
m: (SOAP) Paraf
25 Juli
2020
(13.30
WIB)
S = Ibu mengatakan lega Menurut Syaifudin (2006), pengkajian
karena plasenta sudah dapat subjektif saat post partum harus
dikeluarkan dan ibu masih dilakukan agar tenaga kesehatan dapat
merasa mules mengetahui apa yang saat ini ibu
rasakan dan dapat mengetahui apa yang
ibu butuhkan.
O= Pemantauan dan penangana yang
1. Keadaan umum : baik dilakukan oleh tenaga medis selama
2. Kesadaran : kala IV diantaranya :
composmentis a. Pemeriksaa kelengkapan plasenta dan
3. Tanda – tanda vital selaput ketuban etelah kelahiran
a. Suhu : 37 °C plasenta.
b. Tekanan Darah : 120 b. Memperhatikan jumlah darah yang
/ 85 mmHg keluar
c. Nadi : 89 kali/menit c. Memeriksa kondisi jalan lahir
d. pernafasan : 18 kali / d. Memantau keadaan umum ibu
menit e. Dokumentasikan hasil pemantauan)
4. Pemeriksaan abdomen (Hidayat, 2010)
Fundus pusat kontraksi
uterus keras
5. Perdarahan : 100 ml
6. Lama kala IV = 2 jam
94
(Saifuddin, 2008).
Asuhan bayi baru lahir meliputi (1)
Pencegahan Infeksi (PI) (2)
Penilaian awal untuk memutuskan
resusitasi pada bayi
97
Lampiran Kala IV
98
99
C. DATA OBJEKTIF
1. Riwayat Pemeriksaan APGAR
2. Pemeriksaan Keadaan Umum
NILAI JUMLAH
ASPEK
5 5
YANG Menit
0 1 2 Menit Menit
DINILAI I
I II
Badan Merah Badan dan 2 2 2
Appearance
Biru/Pucat muda, ekstremitas
(Warna Kulit)
ekstremitas biru merah muda
Pulse (Denyut 2 2 2
Tidak teraba <100 >100
Jantung)
Grimace 1 2 2
tidak ada Lambat Menangis kuat
(Tonus Otot)
Activity 1 2 2
lemas/lumpuh Gerakan sedikit Aktif
(Aktivitas)
Respiratory Lambat, tidak Baik, menangis 2 1 2
Tidak ada
(Pernafasan) teraba kuat
JUMLAH 8 9 10
3. Kebutuhan
a. Menjaga kehangatan bayi
b. Nutrisi Bayi
E. PELAKSANAAN
Tanggal : 25 Juli 2020 Pukul : 15.00 WIB
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan pada bayinya
a. Rasionalisasi : Asuhan bayi baru lahir salah satunya adalah melibatkan
ibu dan menghargai hak ibu untuk berpartisipasi dan memperoleh
pengetahuan dan pengalaman yang berhubungan dengan kondisi
bayinya. Seorang tenaga kesehatan tidak mungkin akan terus menerus
mendampingi dan merawat ibu dan bayi, karenanya ibu perlu
mendapatkan informasi dan pengalaman yang berhubungan dengan
tumbuh kembang bayi agar dapat merawat anaknya dengan benar.
(Kuswanti, 2014)
b. Hasil : Ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan bayi.
2. Melakukan perawatan tali pusar dengan menggunakan kassa kering.
a. Rasionalisasi : Tali pusat merupakan jalan masuk utama infeksi
sistemik pada bayi baru lahir (Shafique, 2006). Sekitar 23% sampai
91% tali pusat yang tidak dirawat dengan menggunakan antiseptik akan
terinfeksi oleh kuman staphylococcus aureus pada 72 jam pertama
setelah kelahiran (Anderson, 2007). Kuman ini dapat menyebabkan
pustula, konjungtivitis, pyoderma dan omfalitis atau infeksi pusat.
Tanpa pengobatan, dapat terjadi kematian dalam beberapa hari
(Hamilton, 2005). Laporan terbaru dari Janssen (2007) menyebutkan
terjadi peningkatan angka kematian bayi dari 59% menjadi 85% akibat
omfalitis. Omfalitis diartikan sebagai eritema (merah, bengkak, dan/
atau panas) pada kulit perut di sekitar umbilikal dengan jarak lebih dari
5mm dari umbilikus (Janssen, 2007). Risiko infeksi tali pusat pada bayi
baru lahir dapat dicegah dengan perawatan tali pusat yang baik (Siti
,2013).
Perawatan tali pusat sangat penting dilakukan terutama oleh ibu
melahirkan karena ibu yang lebih mengetahui perkembangan bayi
ssetiap harinya. Perawatan tali pusat yang baik seperti menghindari
penggunaan bedak dermatol, dan penggunaan ramuan-ramuan
tradisional yang kurang memperhatikan kesterilannya (DepKes RI,
103
PENGKAJIAN :
Tanggal : 25 Juli 2020 Jam 20.00 WIB
IDENTITAS PASIEN:
I. DATA SUBJEKTIF
1. Keluhan Utama : Ibu mengatakan melahirkan bayinya hari ini, perutnya
masih terasa mulas, mengatakan sakit punggung bagian bawah serta asi
belum lancer
2. Riwayat Perkawinan
Ibu mengatakan ini merupakan pernikahan pertamanya. Ibu baru menikah 1
kali sejak usia ibu 18 tahun saat suami berusia 19 tahun. Saat ini ibu sudah
memasuki tahun pertama pernikahannya.
3. Riwayat Menstruasi
Ibu mengatakan pertama kali menstruasi saat usia 13 tahun. Siklusnya 27
hari, teratur dan lamanya 9 hari. Sifat darah yang dikeluarkan encer dengan
warna merah tua. Ibu biasa ganti pembalut 4 sampai 6 kali setiap hari.
Selama haid ibu tidak pernah memiliki keluhan nyeri atau pun
mengeluarkan cairan berbau.
Riwayat Nifas dan menyusui, Persalinan dan Nifas yang Lalu (P1 Ab0 Ah1)
106
107
b. Keadaan Bayi:
1) Tanggal lahir, jam : 25 Juli 2020, 13.15WIB
2) Jenis Kelamin : Laki- laki
3) Antopometri : BB : 2900 gr, PB : 47 cm, LK/LD: 33/32 cm
4) Keadaan secara umum : baik
5) Rawat gabung : ya
7. Kebutuhan Fisik
a. Nutrisi : ibu mengatakan sudah makan tadi magrib menggunakan jatah
makanan dari ranap dan mengemil roti roma dan minum sari kurma,
ibu sudah minum air putih 2 gelas dan teh 1 gelas.
b. Eliminasi : Ibu mengatakan belum BAB. Namun Ibu sudah BAK 1 kali
dengan warna kuning dan bau khas urine.
c. Istirahat : Ibu mengatakan sudah tidur sebentar karena capek menyusui
bayinya, bayi seperti belum puas menyusu
d. Personal Hygiene : Ibu mengatakan sudah mandi dan keramas sudah
ganti pembalut 2 kali.
e. Ambulasi dan aktifitas : Ibu mengatakan sudah bisa duduk dan berjalan
seperti biasa.
8. Riwayat penyakit dalam Keluarga (menular maupun keturunan) : Ibu
mengatakan dirinya dan keluarganya tidak memiliki riwayat penyakit
menular maupun menurun.
109
9. Riwayat Psiko-sosial-spiritual
a. Psikologi
Ibu sangat bersyukur dan bahagia, sebab anak yang dilahirkan dalam
keadaan sehat dan selamat. Ibu juga terlihat sangat antusias untuk
belajar merawat anaknya dari orang-orang sekitar.
b. Sosial
Ibu tinggal serumah dengan kedua orangtuanya saat ini.
Sehingga Ibu merasa nyaman, karena orang terdekat Ibu adalah ibu dan
suaminya. Suami dan keluarga sangat senang dan bersyukur atas
kelahiran bayi. Ibu mengambil peran sebagai pengambil keputusan
utama ditambah pertimbangan dari suami, bapak dan ibu. Namun,
disaat tertentu yang mendesak, ibu dapat mengambil keputusan sendiri.
c. Spiritual
Ibu, suami dan keluarga beragama Islam. Setelah kelahiran bayi, Ibu
berencana melakukan syukuran/pengajian dan aqiqah di rumahnya.
10. Pengetahuan tentang masa nifas dan perawatan bayi
Ibu sudah mengetahui tentang masa nifas dan perawatan bayi dari dari
informasi buku KIA, dari tetangganya yang sudah berpengalaman dan
pendidikan kesehatan yang telah diberikan bidan.
II. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum: baik, Kesadaran: compos mentis
b. Tanda – Tanda Vital
Tekanan Darah: 120/80 mmHg, Suhu 36,5˚C, Respirasi: 20x/menit,
Nadi: 85x/menit
c. Berat Badan: 64,5 kg
d. Tinggi badan : 158 cm
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
Rambut : bersih, hitam, tidak bercabang, tidak mudah rontok
Muka : tidak pucat dan tidak udem
Mata : konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik
Hidung : bersih, tidak ada polip
Bibir : tidak pecah-pecah
Mulut : tidak ada sariawan
Gigi : tidak ada karies, tidak berlubang
Lidah : bersih
110
c. Fe 60 mg 1x1
III. ANALISISA DATA
Diagnosa :
Ny.D.A P1A0 umur 20 tahun 7 Jam post partum fisiologis
Masalah :
1. Sakit punggung bagian bawah
2. Asi belum lancar
3. Ibu merasa kesusahan untuk menyusui bayinya
IV. PENATALAKSANAAN
Tanggal : 25 Juli 2020 Jam : 20.00 WIB
1. Memberi tahu ibu mengenai hasil pemeriksaan
Rasionalisasi : Asuhan nifas menghargai hak ibu nifas untuk berpartisipasi dan
memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang berhubungan dengan masa
nifasnya. Seorang tenaga kesehatan tidak mungkin akan terus menerus
mendampingi dan merawat ibu nifas, karenanya ibu perlu mendapatkan
informasi dan pengalaman yang berhubungan dengan masa nifasnya agar dapat
merawat dirinya dengan benar. (Kuswanti, 2014)
Hasil : Ibu sudah mengetahui bahwa hasil pemeriksaan baik
2. Mengobservasi TFU, perdarahan, eliminasi dan pengeluaran ASI
Rasionalisasi :
a. Berikut adalah perubahan tinggi fundus uteri pada masa nifas :
1) Segera setelah persalinan, TFU 2 cm dibawah pusat, 12 jam kemudian
kembali 1 cm di atas pusat dan menurun kira-kira 1 cm setiap hari.
2) Pada hari ke dua setelah persalinan TFU 1 cm dibawah pusat. Pada hari
ke-3-4 TFU 2 cm dibawah pusat. Pada hari 5-7 TFU setengah pusat
sympisis. Pada hari ke-10 TFU tidak teraba.
(Eny Retna Ambarwati, Diah Wulandari, 2009)
b. Perdarahan
Lochia rubra yang menetap pada awal periode postpartum menunjukkan
adanya perdarahan postpartum sekunder yang mungkin disebabkan
tertinggalnya sisa/selaput plasenta. (Anggraini, 2011).
Lochea rubra berwarna merah karena berisi darah segar, dan sisa selaput
ketuban, sel desidua, verniks kaseosa, lanugo, dan mekonium. Keluar selama
2-3 hari post partum. (Marmi, 2012)
c. Eliminasi
a) BAK
1) Dalam 6 jam ibu nifas harus sudah BAK spontan
112
2) Urin jumlah banyak akan diproduksi dalam waktu 12-36 jam setelah
melahirkan
b) BAB
1) BAB biasanya tertunda selama 2-3 hari karena edema persalinan dan
perineum yang sakit
2) Bila lebih dari 3 hari belum BAB, bisa diberikan obat
3) Ambulansi diri selama teratur akan membuat BAB lancar (Marmi,
2012)
d. Pengeluaran ASI
Masa nifas terkaitan erat dengan proses laktasi. Pada prosesnya keberhasilan
laktasi dipengaruhi kesiapan ibu dari awal masa nifas yang bisa berhubungan
dengan perubahan / adaptasi pada masa nifas. Setelah melahirkan, ibu
mengalami perubahan fisik dan fisiologis yang juga mengakibatkan adanya
beberapa perubahan dari psikisnya. Ia mengalami stimulasi kegembiraan
yang luar biasa, menjalani proses eksplorasi dan berada di bawah tekanan
untuk dapat menyerap pembelajaran yang diperlukan tentang apa yang harus
diketahuinya dan perawatan untuk bayinya, dan merasa tanggung jawab yang
luar biasa untuk menjadi seorang ibu (Ambarwaty, 2009).
Hasil : TFU, perdarahan, dan pengeluaran ASI telah dimonitor. TFU berada
di 2 jari dibawah pusat, pengeluaran pervaginam berupa lochea rubra dengan
jumlah kurang lebih 10 cc. Ibu sudah BAK sebanyak 2 kali, dan tidak
merasakan adanya keluhan. Ibu sudah mulai menyusui dan bayi sudah
menyusu dengan kuat.
3. Mengkonseling ibu cara vulva hygiene.
Rasionalisasi : Menurut Denise (2006), untuk menghindari infeksi perineum
perlu dilakukan perawatan vulva yang disebut vulva hygiene. Vulva hygiene
adalah membersihkan alat kelamin wanita bagian luar. Manfaat vulva hygiene
untuk menjaga vagina dan daerah sekitarnya tetap bersih dan nyaman,
mencegah munculnya keputihan, bau tak sedap dan gatal – gatal serta menjaga
pH vagina tetap normal. Munculnya infeksi perineum dapat merambat pada
saluran kandung kemih ataupun pada jalan lahir, infeksi tidak hanya
menghambat proses penyembuhan luka tetapi dapat juga menyebabkan
kerusakan sel penunjang, sehingga akan menambah ukuran dari luka itu sendiri
baik panjang maupun kedalaman dari luka (Suwiyoga, 2004).
Hasil : Ibu sudah memahami perawatan vulva hygiene.
113
PENGKAJIAN :
Tanggal : 30 Juli 2020 Jam 09.00 WIB
IDENTITAS PASIEN:
I. DATA SUBJEKTIF
1. Keluhan Utama : Ibu mengatakan saat ini sudah tidak ada keluhan.
2. Kebutuhan Fisik
a. Nutrisi : ibu mengatakan sudah makan tadi magrib menggunakan jatah
makanan dari ranap dan mengemil roti roma dan minum sari kurma,
ibu sudah minum air putih 2 gelas dan teh 1 gelas.
b. Eliminasi : Ibu mengatakan belum BAB. Namun Ibu sudah BAK 1 kali
dengan warna kuning dan bau khas urine.
c. Istirahat : Ibu mengatakan sudah tidur sebentar karena capek menyusui
bayinya, bayi seperti belum puas menyusu
d. Personal Hygiene : Ibu mengatakan sudah mandi dan keramas sudah
ganti pembalut 2 kali.
e. Ambulasi dan aktifitas : Ibu mengatakan sudah bisa duduk dan berjalan
seperti biasa.
II. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum: baik,
b. Kesadaran: compos mentis
115
116
e. Genetalia Eksterna
Keadaan : bersih
Oedema : tidak ada
Varises : tidak ada
Perineum : perineum rupture derajat II, hecting secara jelujur
dan subkutikuler, jahitan belum kering
Pengeluaran : berwarna merah kecoklatan ( lochea
sanguinolenta), berbau khas
f. Anus : tidak terdapat hemoroid
g. Ekstrimitas
Oedema : tidak ada
Varises : tidak ada
Reflek patella : ada reflek
Warna kuku : merah muda
Kelainan : tidak ada
3. Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan
4. Terapi yang pernah didapat :
a. Amoxcillin 500 mg 3x1
b. Asam Mefenamat 500 mg 3x1
c. Fe 60 mg 1x1
III. ANALISIS DATA
Diagnosa :
Ny.DA P1A0 umur 20 tahun 5 hari post partum fisiologis
Masalah :
1. Sakit punggung bagian bawah
2. Asi belum lancar
3. Ibu merasa kesusahan untuk menyusui bayinya
IV. PENATALAKSANAAN
Tanggal : 30 Juli 2020 Jam : 09.10 WIB
1. Memberitahu ibu mengenai hasil pemeriksaan
Rasionalisasi : Hasil pemeriksaan berhak untuk ibu ketahui sebagai sarana agar
supaya ketika ibu mengalami kejadian patologis ibu bisa langsung mempunyai
gambaran dan keputusan guna segala sesuatu yang terbaik buat dirinya sendiri
dan keluarga
118
Hasil : Ibu memahami informasi yang diberikan dan keadaan dirinya serta
bersedia mendapatkan terapi sesuai yang diberikan tenaga kesehatan
2. Mengobservasi perdarahan, eliminasi dan pengeluaran ASI
Rasionalisasi :
a. Perdarahan
Pentingnya melakukan pemeriksaan lochea karena lochea mengalami
perubahan warna akibat proses involusi. Pada saat ini keadaan lochea ibu
termasuk dalam kategori lochea sanguinolenta. Lochea sanguinolenta
muncul hari ke 3-7 hari post partum. Warnanya merah kekuningan.
Merupakan sisa darah bercampur lendir.
b. Eliminasi
BAK : Pengeluaran BAK pada ibu post partum perlu diketahui karena
dikhawatirkan terjadi pembengkakan dan luka pada jaringan yang
terdapat di sekitar kandung kemih dan uretra akan membuat ibu kesulitan
untuk BAK. Kerusakan pada saraf dan otot yang terhubung pada kandung
kemih atau uretra juga dapat menyebabkan ibu mengeluarkan urin tanpa
sadar. Dalam kasus ini, Ibu sudah BAK secara normal tanpa ada keluhan.
BAB : Sering terjadi konstipasi pada ibu setelah melahirkan disebabkan
karena pengaruh hormon progesteron yang meingkat saat kehamilan,
melambatnya sistem pencernaan Ibu saat melahirkan, serta makanan
padat dan kurang serat. Selain itu diawal post partum Ibu takut untuk
BAB, karena rasa nyeri pada luka jahitan. Dalam kasus ini, Ibu sudah
BAB normal 1 hari sekali dan tidak ada keluhan.
c. Pengeluaran ASI
Masa nifas berkaitan erat dengan proses laktasi. Pada prosesnya
keberhasilan laktasi dipengaruhi kesiapan ibu dari awal masa nifas yang
bisa berhubungan dengan perubahan / adaptasi pada masa nifas. Setelah
melahirkan, ibu mengalami perubahan fisik dan fisiologis yang juga
mengakibatkan adanya beberapa perubahan dari psikisnya. Ia mengalami
stimulasi kegembiraan yang luar biasa, menjalani proses eksplorasi dan
berada di bawah tekanan untuk dapat menyerap pembelajaran yang
diperlukan tentang apa yang harus diketahuinya dan perawatan untuk
bayinya, dan merasa tanggung jawab yang luar biasa untuk menjadi
seorang ibu.
119
Hasil : TFU, perdarahan, dan pengeluaran ASI telah dimonitor. TFU tidak
teraba, pengeluaran pervaginam berupa lochea sanguinolenta. Ibu sudah BAK
sebanyak 5-6 kali sehari dan BAB 1 kali sehari, serta tidak merasakan adanya
keluhan. Ibu sudah brusaha menyusui bayi walaupun ASI belum lancar.
3. Memberi motivasi pada ibu untuk terus memberi ASI eksklusif selama 6 bulan
pertama kelahiran dan tidak perlu khawatir ASI kurang.
Rasionalisasi : Menurut Permenkes 450/MENKES/SK/IV/2004 pemberian ASI
secara eksklusif bagi bayi di Indonesia adalah sejak lahir sampai bayi berusia 6
bulan, dan semua tenaga kesehatan agar menginformasikanya kepada semua ibu
yang baru melahirkan. Support dari lingkungan sangat bermanfaat bagi kondisi
psikologis ibu pada saat proses menyusui. Hal ini terkait dengan seringnya rasa
khawatir yang timbul pada ibu salah satunya adalah khawatir produksi ASI
yang tidak cukup bagi bayinya. Penjelasan dan edukasi dari bidan sebagai
pendamping ibu sangat membantu untuk menurunkan rasa cemas pada ibu
khususnya terkait produksi ASI bagi bayinya.
Hasil : Ibu bersedia untuk memberikan ASI pada bayinya.
4. Menganjurkan ibu untuk tetap mengkonsumsi sayuran hijau dan makanan
bergizi untuk memperbanyak dan memperlancar pengeluaran ASI seperti daun
katu, bayam, tahu, tempe dan lain-lain.
Rasionalisasi : Menurut Saleha (2009) Ibu yang menyusui harus memenuhi
kebutuhan akan gizi, yaitu mengonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari, dan
makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral, dan vitamin
yang cukup.
Hasil : ibu masih mengkonsumsi makan-makanan bergizi sesuai dengan apa
yang telah dianjurkan pada kunjungan sebelumnya.
5. Mengajarkan pada ibu pijat oxytocin
Rasionalisasi : Pijat oksitosin merupakan salah satu solusi untuk mengatasi
ketidaklancaran produksi ASI. Pijat oksitosin ini dilakukan untuk merangsang
reflek oksitosin atau reflek let-down. Permasalahan ASI yang tidak keluar pada
hari-hari pertama kehidupan bayi seharusnya bisa di antisipasi. Salah satu upaya
yang bisa dilakukan untuk memperlancar pengeluaran ASI adalah dengan
melakukan pijat oksitosin. manfaat pijat oksitosin yaitu memberikan
kenyamanan pada ibu, Mengurangi bengkak pada payudara (engorgement),
mengurangi sumbatan ASI, merangsang pelepasan hormon oksitosin, dan
mempertahankan produksi ASI ketika ibu dan bayi sakit.
120
Hasil : Keluarga yang hadir dalam pemeriksaan ibu nifas, mau terlibat dalam
melakukan pijat oxytocin
6. Menganjurkan ibu untuk beristirahat
Rasionalisasi : Pada saat nifas, ibu dianjurkan untuk : 1) Istirahat yang cukup
untuk mengurangi kelelahan. 2) Tidur siang atau istirahat selagi bayi tidur. 3)
Kembali ke kegiatan rumah tangga secara perlahan-lahan. Mengatur kegiatan
rumahnya sehingga dapat menyediakan waktu untuk istirahat pada siang kira-
kira 2 jam dan malam 7-8 jam. Kurang istirahat pada ibu nifas dapat berakibat :
Mengurangi jumlah ASI, Memperlambat involusi, yang akhirnya bisa
menyebabkan perdarahan, Depresi.
Hasil : Ibu bersedia untuk istirahat cukup
7. Menganjurkan ibu untuk membasuh daerah kewanitaannya dengan air bersih
dari arah depan ke belakang, membasuh daerah luka jahitan dengan seksama
setiap kali BAK dan BAB dan mengganti pembalut apabila sudah penuh atau
dirasa sudah tidak nyaman.
Rasionalisasi : agar kondisi luka tetap bersih dan mencegah kontaminasi
kuman dari anus ke vagina
Hasil : ibu mengetahui dan bersedia mempraktekkan setiap kali BAB dan BAK
8. Memberikan suplementasi zat besi 1 x 60 mg sebanyak 40 tablet.
Rasionalisasi : Menurut Depkes RI (2012) pemberian tablet besi dilakukan
pada ibu hamil selama trimester I – III dan dapat diteruskan hingga masa nifas
42 hari untuk mencegah terjadinya anemia pada ibu nifas. Dosis pencegahan
yakni pemberian sehari 1 tablet (60 mg besi elemental).
Hasil : Ny.DA telah diberikan suplementasi zat besi 1 x 60 mg.