BAB I
PENDAHULUAN
1.3. SASARAN
Sasaran dari pekerjaan Survey Investigasi Desain (SID) Optimasi
Lahan Kering di Kabupaten Sukabumi dibagi menjadi 2 (dua) yaitu :
Manfaat Langsung
a. Meningkatkan kebutuhan air pada areal sawah yang
mengalami kekeringan;
b. Peningkatan produktivitas pertanian.
Manfaat Tidak Langsung
a. Meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui peningkatan
produksi pertanian
b. Mendukung pengembangan sektor pertanian di Kabupaten
Sukabumi.
P a g e 2 | 38
Laporan Hasil SID
Optimasi Lahan Kering PT/CV/Firma/Konsultan……
P a g e 3 | 38
Laporan Hasil SID
Optimasi Lahan Kering PT/CV/Firma/Konsultan……
BAB II
GAMBARAN UMUM
P a g e 4 | 38
Laporan Hasil SID
Optimasi Lahan Kering PT/CV/Firma/Konsultan……
2.2. TOPOGRAFI
Kemiringan lereng di wilayah Kabupaten Sukabumi cukup
bervariasi berkisar antara 0-40% (persen). Daerah pesisir pantai
memiliki kemiringan lebih landai bila dibandingkan dengan daerah di
bagian tengah Kabupaten Sukabumi. Daerah pesisir bagian barat
cenderung lebih terjal dibandingkan dengan daerah pesisir lainnya.
Daerah yang memiliki kemiringan 25-40% (persen) sebagian besar ada
di wilayah utara dan barat yaitu disekitar Gunung Gede dan Gunung
Halimun Salak. Sebaran wilayah Kabupaten Sukabumi berdasarkan
kemiringan lereng didominasi oleh daerah dengan kemiringan lereng %
(persen) mencapai 60% (persen). Kelas lereng kedua didominasi oleh
kemiringan lereng 25-40% (persen) mencapai 21,20% (persen) dan
diikuti kemiringan lereng 8-15% (persen) mencapai 7,82% (persen).
Kelas lereng wilayah Kabupaten Sukabumi tertera pada Tabel 2.1. dan
Gambar 2.2.
P a g e 5 | 38
Laporan Hasil SID
Optimasi Lahan Kering PT/CV/Firma/Konsultan……
P a g e 7 | 38
Laporan Hasil SID
Optimasi Lahan Kering PT/CV/Firma/Konsultan……
efektif tanah dalam tersebar di bagian utara, sedangkan kedalaman
efektif tanah sedang sampai dangkal tersebar di bagian tengah dan
selatan (BPS Kabupaten Sukabumi 2014).
Jenis tanah wilayah Kabupaten Sukabumi berdasarkan
taksonomi tanah tahun 2010 (USDA) terdiri atas lima jenis tanah, yaitu
Inceptisol, Entisol, Alfisol, Ultisol dan Andisol. Sebaran jenis tanah
Andisol sebagian besar ada di wilayah bagian utara dengan luasan
mencapai 62.967 ha atau 15,13% (persen). Tanah Inceptisol tersebar
merata dan mendominasi hampir seluruh jenis tanah yang ada di
wilayah Kabupaten Sukabumi denganluasan sebesar 206.690 ha atau
49,67% (persen). Tanah ultisol juga tersebar tetapi sebagian besar ada
di wilayah bagian selatan dengan luasan mencapai 125.535 ha atau
30,17% (persen). Komposisi jenis tanah di Kabupaten Sukabumi tertera
dalam Tabel 2.2. dan Gambar 2.4.
P a g e 8 | 38
Laporan Hasil SID
Optimasi Lahan Kering PT/CV/Firma/Konsultan……
P a g e 9 | 38
Laporan Hasil SID
Optimasi Lahan Kering PT/CV/Firma/Konsultan……
P a g e 10 | 38
Laporan Hasil SID
Optimasi Lahan Kering PT/CV/Firma/Konsultan……
2.7. KEPENDUDUKAN
Keadaan penduduk suatu daerah sangat erat hubungannya
dengan latar belakang sosial budaya dimana penduduk tersebut
berada. Faktor pendidikan, perkawinan, adat istiadat, mata pencaharian
dan lain-lain akan berpengaruh terhadap keadaan penduduk suatu
masyarakat, sehingga keadaan penduduk yang satu akan berbeda
dengan keadaan penduduk masyarakat lainnya. Sebagai ilustrasi
sederhana, di Kabupaten Sukabumi pengaruh sosial budaya/tradisi
masih cukup dominan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, peranan
kaum pria masih cukup dominan sebagai pencari nafkah dibandingkan
dengan kaum wanita. Sebaliknya kecenderungan seorang wanita
sebagai ibu rumah tangga juga masih cukup dominan. Keadaan ini
dapat terlihat baik pada pasangan rumah tangga maupun pada
penduduk yang masih belum menikah maupun yang sudah menikah.
Pada penduduk yang sudah menikah, kedudukan pria dalam
rumah tangga lebih dominan sebagai pencari nafkah, sedangkan pria
yang belum menikah cenderung lebih dinamis keterlibatannya dalam
kegiatan sosial ekonomi dibandingkan kaum wanitanya. Hal ini
barangkali pengaruh budaya positif dan rasa tanggung jawab bagi
setiap pria dewasa telah tertanam dengan baik secara kultural.
Demikian juga terhadap anak, kedudukan orang tua dalam pembinaan
anak cukup tinggi. Diduga bahwa kedudukan sebagai pencari nafkah
berpengaruh kuat dalam kedudukan seseorang dalam rumah tangga.
Di negara yang sudah maju antara pria dan wanita memiliki kedudukan
yang sama oleh karena faktor kesetaraan dalam hal pendapatan. Hal
ini menunjukkan bahwa kemajuan ekonomi dapat menggeser sosio-
kultural suatu bangsa di suatu daerah.
P a g e 11 | 38
Laporan Hasil SID
Optimasi Lahan Kering PT/CV/Firma/Konsultan……
Persebaran penduduk dan pertumbuhan penduduk dipengaruhi
oleh komponen-komponen demografi seperti kelahiran (fertilitas),
kematian (mortalitas) dan migrasi. Menurut teori demografi,
penambahan penduduk suatu daerah dibedakan atas dua jenis yaitu
natural increase (pertambahan penduduk secara alamiah yaitu jumlah
kelahiran dikurangi jumlah kematian), dan social increase
(pertumbuhan penduduk akibat terjadinya perpindahan karena didorong
oleh faktor-faktor sosial seperti: ekonomi, pendidikan, dan sebagainya).
Komponen penambah jumlah penduduk adalah jumlah kelahiran dan
migrasi masuk, sedangkan sebagai pengurangnya adalah jumlah
kematian dan migrasi keluar. Istilah fertilitas mengacu pada peristiwa
melahirkan anak lahir hidup dari seorang perempuan. Oleh karenanya,
fertilitas juga disebut sebagai kelahiran hidup (live birth), yaitu
terlepasnya bayi dari rahim seorang perempuan dengan disertai
adanya tanda-tanda kehidupan dari bayi tersebut (seperti menangis,
bernafas, jantung berdenyut, dan sebagainya) tanpa memperhatikan
berapa lama bayi tersebut
dikandung. Apabila pada saat dilahirkan tidak menunjukkan tandatanda
kehidupan, kejadian tersebut disebut dengan lahir mati (still
birth), yang dalam demografi tidak digolongkan sebagai suatu
peristiwa kelahiran. Ada beragam faktor yang mempengaruhi dan
menentukan fertilitas baik yang berupa faktor demografi maupun
faktor non-demografi. Yang berupa faktor demografi diantaranya
adalah struktur umur, umur perkawinan pertama wanita, lama
perkawinan, paritas, distrupsi perkawinan, dan proporsi yang kawin.
Sedangkan faktor non-demografi dapat berupa faktor sosial, ekonomi
maupun psikologi.
Kematian adalah hilangnya semua tanda-tanda kehidupan
secara permanen yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup.
Dengan demikian, still birth dan keguguran tidak termasuk dalam
pengertian kematian. Perubahan jumlah kematian (naik turunnya) di
tiap daerah tidaklah sama, tergantung dari berbagai macam faktor
keadaan. Besar-kecilnya tingkat kematian ini dapat merupakan
P a g e 12 | 38
Laporan Hasil SID
Optimasi Lahan Kering PT/CV/Firma/Konsultan……
petunjuk atau indikator bagi tingkat kesehatan dan tingkat kehidupan
penduduk di suatu daerah. Mortalitas dapat dipengaruhi oleh beberapa
hal, diantaranya adalah pendidikan, pendapatan, kesehatan, faktor
kelahiran, dan sebagainya.
Migrasi dalam arti luas adalah perubahan tempat tinggal secara
permanen, tanpa ada pembatasan baik pada jarak perpindahan
maupun sifatnya, yaitu apakah tindakan itu bersifat sukarela atau
terpaksa, serta tidak ada perbedaan antara perpindahan di dalam
negeri atau ke luar negeri, dan migrasi dapat terjadi lebih dari satu kali
selama hidup seseorang. Oleh karenanya, maka perlu ditetapkan
batasan waktu migran yaitu selama 6 bulan sejalan dengan konsep
tempat tinggal. Artinya, seseorang dikatakan migran jika tinggal di
tempat baru atau berniat tinggal di tempat baru paling sedikit 6 bulan
lamanya. Adapun faktor yang mempengaruhi keputusan seseorang
untuk bermigrasi adalah faktor pendorong dan faktor penarik. Faktor
pendorong dari daerah asal antara lain; karena semakin berkurangnya
sumber daya alam, kurangnya lapangan pekerjaan, adanya tekanan
atau diskriminasi, bencana alam dan lain-lain. Faktor penarik dari
daerah tujuan antara lain; lapangan pekerjaan yang lebih besar,
kesempatan mendapatkan pekerjaan yang lebih baik, kesempatan
mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi, keadaan lingkungan dan
keadaan hidup yang menyenangkan, tarikan dari orang yang
diharapkan sebagai tempat berlindung, adanya aktivitas kota besar,
tempat-tempat hiburan, pusat kebudayaan, dan lain-lain (Munir, 1981).
P a g e 13 | 38
Laporan Hasil SID
Optimasi Lahan Kering PT/CV/Firma/Konsultan……
Jumlah penduduk Kabupaten Sukabumi pada tahun 2020
sebanyak 2.470.219 jiwa, dimana 1.249.584 jiwa berjenis kelamin
lakilaki dan 1.220.635 jiwa berjenis kelamin perempuan. Dengan
demikian, sex ratio penduduk Kabupaten Sukabumi adalah sekitar 102.
Artinya, setiap 100 jiwa penduduk perempuan terdapat 102 jiwa
penduduk laki-laki, atau secara rata-rata jumlah penduduk laki-laki
sekitar 2 persen lebih banyak dibanding jumlah penduduk perempuan.
2.9. PENDIDIKAN
P a g e 14 | 38
Laporan Hasil SID
Optimasi Lahan Kering PT/CV/Firma/Konsultan……
Tingkat pendidikan penduduk juga merupakan salah satu
indikator untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat di suatu
daerah. Apabila tingkat pendidikan masyarakat tinggi akan cenderung
lebih mudah untuk menerima dan mengembangkan pengetahuan serta
teknologi agar perekonomiannya tidak selalu tergantung kepada alam.
Dengan demikian, masyarakat dengan pendidikan yang memadai
diharapkan mampu menjadi sumber daya yang sangat berperan dalam
meningkatkan produktivitas untuk mencapai kesejahteraan. Sejumlah
penelitian mengungkapkan adanya hubungan yang positif antara
tingkat pendidikan yang ditamatkan dengan produktivitas kerja.
Pendidikan pada dasarnya ditujukan untuk meningkatkan keahlian
profesional dan keterampilan teknis. Tenaga kerja yang ahli dan
terampil relatif mempunyai tingkat produktivitas yang lebih tinggi
dibanding tenaga kerja pada umumnya. Dengan demikian, peningkatan
tingkat pendidikan akan tercipta tenaga kerja yang terampil dan baik,
kreatif dan inovatif, serta dapat mendorong gairah kerja yang lebih
tinggi, dan pada gilirannya akan meningkatkan pendapatan riil yang
diterima.
Klasifikasi pendidikan dibedakan dua kelompok yaitu pendidikan
formal dan pendidikan informal. Secara umum pendidikan formal
sangat berpengaruh positif daripada pendidikan informal terhadap
pasar kerja. Sejauh ini pendidikan formal merupakan prasyarat utama
dalam memilih bidang pekerjaan yang akan ditekuni, dan pendidikan
informal hanya bersifat penunjang. Tingkat pendidikan mempunyai
korelasi positif dengan tingkat kesejahteraan, karena semakin tinggi
tingkat pendidikan seseorang cenderung semakin besar peluang untuk
menerima pendapatan yang lebih tinggi. Ketersedian fasilitas
pendidikan merupakan faktor penting yang dapat menunjang
peningkatan pendidikan masyarakat di suatu wilayah. Fasilitas
pendidikan yang memadai dan mudah diakses tentunya memberikan
nilai positif bagi pertimbangan masyarakat untuk mengenyam bangku
pendidikan yang lebih tinggi. Tabel di bawah ini menggambarkan
fasilitas pendidikan berupa jumlah sekolah, kelas, serta guru yang
P a g e 15 | 38
Laporan Hasil SID
Optimasi Lahan Kering PT/CV/Firma/Konsultan……
terdapat di Kabupaten Sukabumi tahun 2020.
Pada tahun 2020, tercatat terdapat 1.560 unit sekolah SD, 652
unit sekolah SMP, dan 369 unit sekolah SMA yang tersebar hampir di
seluruh kecamatan. Pada jenjang pendidikan SD dan SMP, masing-
masing kecamatan telah memiliki fasilitas sekolahnya. Jumlah SD
terbanyak terdapat di Kecamatan Jampang Tengah yakni sebanyak 66
unit SD. Sedangkan kecamatan dengan jumlah SMP terbanyak adalah
Kecamatan Cisaat dan Cibadak yakni 30 unit SMP. Sementara pada
jenjang pendidikan SMA, semua kecamatan di Kabupaten Sukabumi
juga sudah mempunyai sekolah SMA. Kemudian, jumlah SMA di
Kecamatan Cicurug adalah terbanyak dibandingkan kecamatan lain
yakni mencapai 25 unit SMA. Hal ini menunjukkan terjadinya
pemusatan fasilitas pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi di wilayah
tertentu. Kondisi ini tentunya dapat mendorong penduduk luar wilayah
kecamatan untuk bermigrasi ke kecamatan yang memiliki sekolah guna
mengenyam pendidikan yang lebih tinggi tingkatnya dari yang ada di
masing-masing kecamatan asalnya. Selain dipandang dari sisi
ketersediaan fasilitas pendidikannya, hal lain yang perlu juga
diperhatikan adalah kemampuannya dalam memberikan pelayanan
pendidikan yang baik dan layak. Hal ini salah satu indikatornya adalah
rasio antara muridguru. Rasio murid-guru menggambarkan beban kerja
P a g e 16 | 38
Laporan Hasil SID
Optimasi Lahan Kering PT/CV/Firma/Konsultan……
seorang guru dalam mengajar, dan dapat memberikan informasi awal
tentang mutu pengajaran di kelas. Walaupun belum ada standarisasi
tentang besaran ideal indikator ini, namun indikator ini sekurang-
kurangnya dapat memberikan informasi awal tentang efektivitas
pengajaran di kelas.
Pada tahun 2020, rasio murid-guru SD sederajat di Kabupaten
Sukabumi adalah 22. Artinya, setiap seorang guru SD sederajat di
Sukabumi memiliki beban mengajar rata-rata terhadap sebanyak 24
orang murid SD sederajat. Rasio murid-guru SMP sederajat merupakan
rasio yang terkecil dibandingkan dengan jenjang pendidikan SD dan
SMA sederajat, yaitu nilainya sekitar 17 orang murid per 1 orang guru.
Dengan demikian, rasio ini masih sesuai dengan batas yang ditetapkan
oleh menteri pendidikan dalam Permendikbud No.23 Tahun 2016 yang
menetapkan bahwa di setiap SD/MI harus tersedia 1 orang guru untuk
setiap 32 murid (maksimal).
2.10. KESEHATAN
Kesehatan memiliki korelasi positif dengan produktifitas kerja.
Kondisi kesehatan harus terus dijaga sebaik mungkin, baik melalui
kebersihan lingkungan maupun perbaikan gizi keluarga. Jika kedua
faktor tersebut kurang diperhatikan akan beresiko terhadap kesehatan
yang cenderung mudah mengalami gangguan kesehatan, atau rentan
terhadap gangguan berbagai jenis penyakit. Kemajuan bidang
kesehatan termasuk salah satu keberhasilan pembangunan.
Pemerintah mengarahkan agar pelayanan kesehatan dapat dijangkau
oleh semua lapisan masyarakat secara mudah, merata dan murah.
Upaya perbaikan kesehatan masyarakat dilakukan melalui pengadaan
dan peningkatan sarana dan prasarana kesehatan, baik menyangkut
kuantitas maupun kualitas. Untuk mempermudah akses masyarakat
terhadap sarana kesehatan, pemerintah mengarahkan agar tenaga
kesehatan dan tenaga penunjang kesehatan terus ditingkatkan
kualitasnya, kemampuan serta persebarannya. Upaya perbaikan
kesehatan masyarakat juga dilakukan antara lain melalui pencegahan,
P a g e 17 | 38
Laporan Hasil SID
Optimasi Lahan Kering PT/CV/Firma/Konsultan……
pemberantasan penyakit menular, penyehatan lingkungan pemukiman,
perbaikan gizi, penyediaan air bersih, penyuluhan kesehatan, serta
pelayanan kesehatan ibu dan anak.
Pembangunan kesehatan tidak terlepas dari peran serta
pemerintah dalam menyediakan fasilitas kesehatan yang berkualitas
dan jaminan kesehatan bagi masyarakatnya. Salah satu fasilitas yang
penting dalam rangka pembangunan kesehatan adalah ketersediaan
sarana kesehatan, yaitu tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya kesehatan, baik berupa rumah sakit,
puskesmas, puskesmas pembantu, posyandu, balai pengobatan, dan
lain sebagainya. Sebagai unit pelayanan kesehatan yang bertanggung
jawab untuk melayani kesehatan masyarakat di kecamatan ataupun
desa/kelurahan, puskesmas diharapkan dapat menjangkau dan
dijangkau serta dimanfaatkan dengan baik oleh seluruh penduduk di
suatu wilayah. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten
Sukabumi, pada tahun 2020 terdapat 7 unit Rumah Sakit Umum yang
terletak di Kecamatan Jampang Kulon, Segaranten, Palabuhanratu,
Sukaraja, Cisaat, Cibadak, dan Cicurug. Selain itu, terdapat 61 unit
puskesmas, dan 187 unit puskesmas pembantu yang tersebar di 47
kecamatan.
Di Kabupaten Sukabumi pada tahun 2020, rasio sarana
kesehatan per 100.000 penduduk adalah sebesar 2,47 untuk
puskesmas, dan sebesar 7,57 untuk pustu. Artinya, untuk setiap
100.000 penduduk di Kabupaten Sukabumi terdapat 2 hingga 3
puskesmas, dan 7 hingga 8 pustu yang siap melayaninya jika ada
penduduk yang mengalami gangguan kesehatan. Namun,
persoalannya, sebaran dan kepadatan penduduk per kilometer persegi
di Kabupaten Sukabumi belum merata antar wilayah kecamatan apalagi
antar wilayah desa/kelurahan, sisi lain sarana dan prasarana
transportasi darat umum sangat minim khususnya di wilayah perdesaan
(desa pedalaman), sehingga besaran angka rasio tersebut walaupun
cukup tinggi namun tidak/belum operasional kaitannya dengan
kemudahan seluruh penduduk untuk dapat mengakses fasilitas
P a g e 18 | 38
Laporan Hasil SID
Optimasi Lahan Kering PT/CV/Firma/Konsultan……
dimaksud ketika butuh pertolongan/bantuan kesehatan.
Kondisi kesehatan masyarakat merupakan petunjuk keberhasilan
pembangunan bidang kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
Semakin baik tingkat kesehatan masyarakat cenderung lebih produktif,
dan secara bertahap akan terus meningkatkan tingkat
kesejahteraannya. Indikator kesehatan pada dasarnya dibagi dua jenis
yaitu kesehatan jasmani dan kesehatan rohani. Pada kajian indikator
kesejahteraan masyarakat saat ini indikator kesehatan lebih diarahkan
pada kondisi kesehatan jasmani. Kesehatan jasmani yang terjaga
dengan baik memungkinkan seseorang untuk dapat melakukan
aktivitasnya semaksimal mungkin, sehingga cenderung lebih produktif.
Indikator kesehatan antara lain dicerminkan oleh persentase penduduk
yang tidak pernah sakit atau tidak mengalami keluhan kesehatan pada
periode pengamatan.
Tabel 2.7. Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan Kesehatan dan Lamanya
Terganggu Menurut Klasifikasi Daerah di Kabupaten Sukabumi Tahun 2020
2.11. KETENAGAKERJAAN
Seiring dengan penambahan jumlah penduduk, akan terjadi
pertambahan jumlah angkatan kerja. Perihal ini perlu diimbangi dengan
penyediaan lapangan kerja (labour market) yang cukup, dan jika tidak
P a g e 19 | 38
Laporan Hasil SID
Optimasi Lahan Kering PT/CV/Firma/Konsultan……
tentunya akan terjadi lonjakan angka pengangguran (unemployment)
dengan berbagai karakteristiknya karena tidak sebandingnya antara
demand dan supply pencari kerja terhadap lowongan kerja. Angkatan
kerja yang banyak jumlahnya, satu sisi menguntungkan para pelaku
pembangunan khususnya yang bergerak di sektor informal seperti;
industri pengolahan, perkebunan, dan konstruksi karena tingkat upah
buruh cenderung rendah. Sisi lain, akan mempengaruhi hasil
pembangunan itu sendiri bila angkatan kerja dimaksud belum berhasil
guna dan berdaya guna dalam pembangunan. Upah yang rendah
disinyalir menjadi pemicu utama munculnya kesenjangan ekonomi yang
dilatar belakangi oleh keunggulan komparatif.
Keunggulan komparatif merupakan potret nyata ciri demografi
negara berkembang. Dalam kondisi sosial politik dan ekonomi stabil
salah satu keuntungannya adalah pesatnya investor domestik maupun
asing menanamkan modal usaha di berbagai sektor ekonomi karena
tergiur oleh sistem dan riil pengupahan buruh yang murah.
Kelemahannya, bila berlangsung cukup lama dapat mengganggu
stabilitas sosial karena rentang ketimpangan pendapatan atau tingkat
kesenjangan antara si-kaya (pemilik modal) dengan si-miskin
(buruh/karyawan) semakin lebar. Dengan kata lain, tingkat
kemakmuran yang dicapai oleh suatu daerah yang dicirikan oleh tingkat
pertumbuhan ekonomi makro cukup tinggi hanya kamuplase, karena
hanya dinikmati oleh kelompok tertentu (pemodal), dibalik itu
sebenarnya tersembunyi angka kemiskinan absolut yang cukup besar.
Sejauh ini tingkat pertumbuhan ekonomi makro masih banyak dipakai
oleh ekonom sebagai indikator penilaian hasil-hasil pembangunan
suatu daerah. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi diartikan terjadi
peningkatan nilai tambah atau output produksi, karena output produksi
terkait langsung dengan biaya antara. Perekonomian akan dinilai stabil
jika pertumbuhannya juga diikuti dengan penekanan biaya antara atau
proporsi biaya-biaya produksi semakin kecil. Artinya, output meningkat
biaya antara tetap atau peningkatan output relatif lebih besar daripada
penambahan biaya antara. Kecilnya proporsi biaya produksi
P a g e 20 | 38
Laporan Hasil SID
Optimasi Lahan Kering PT/CV/Firma/Konsultan……
menggambarkan efisiensi, yang berdampak positif terhadap harga
barang dan jasa (komoditas) relatif dapat ditekan seminimum mungkin
harganya, sehingga dapat meningkatkan daya beli masyarakat atau
harga relatif menjadi terjangkau.
Dalam penciptaan output, ada tiga variabel dominan yaitu tenaga
kerja (labour), modal (capital), dan teknologi (technology). Tenaga kerja
merupakan variabel aktif dan mendapat tempat penting dalam
kelangsungan proses produksi. Pada bab sebelumnya disimpulkan
sementara bahwa pendidikan dan kesehatan merupakan dua faktor
yang berandil besar terhadap penciptaan SDM handal dan bermutu,
yang pada gilirannya akan mendorong produktivitas kerja lebih
optimum. Memotret ketenagakerjaan tidak terpisahkan dengan mutu
SDM karena fungsinya sebagai faktor penggerak utama pembangunan.
Di negara-negara yang tergabung dalam Kelompok Selatan telah mulai
mengembangkan mutu SDM (develoment) sejak menjelang akhir
dasawarsa 70-an. Penerapan strategi ini karena bukti empiris
menunjukan bahwa setelah bereksperimen model pembangunan
dengan orientasi “capital” sebagai mesin penggerak selama kurang
lebih tiga dasawarsa, ternyata hasil yang diharapkan belum
menggembirakan, dan perluasan kesempatan kerja tidak kunjung
datang. Dalam eksperimen tersebut beberapa negara harus membayar
mahal seperti; terjadinya perpecahan Pakistan Timur dan Banglades,
Argentina dan Brazil terjadi peningkatan kriminalitas khususnya di
daerah perkotaan, dan di Mozambique serta Vietnam Selatan terjadi
penguasaan ideologi Marxis.
Belajar dari pengalaman beberapa negara di atas, Indonesia
sejak awal tahun 80-an perhatiannya terhadap peningkatan mutu SDM
mendapat porsi lebih tinggi, dan beberapa tahun terakhir dibuktikan
dengan porsi APBN bidang pendidikan meningkat cukup pesat.
Pertanyaannya, “apakah strategi pembangunan harus sepenuhnya
meninggalkan penggunaan modal?”. Tentunya tidak, keterpaduan
antara keduanya adalah jalan menuju keseimbangan. Untuk
menghadapi era teknologi tepat guna yang dicirikan oleh semakin
P a g e 21 | 38
Laporan Hasil SID
Optimasi Lahan Kering PT/CV/Firma/Konsultan……
canggihnya penggunaan prasarana penunjang (machine technology)
sangat diperlukan modal atau investasi berjumlah besar, namun juga
perlu ditunjang dengan mutu SDM yang handal dan berwawasan luas.
Dibalik itu, yang perlu diperhatikan dalam aplikasi teknologi tepat guna
adalah dampak negatif yang timbul baik dari segi ketimpangan
pendapatan, aspek lingkungan maupun aspek sosial budaya. Hal ini
perlu penekanan karena tujuan pembangunan Indonesia adalah
mengacu pada pembangunan masa depan yang menyentuh kehidupan
masyarakat banyak dan tetap berwawasan lingkungan. Selain aspek
lingkungan, yang juga perlu diperhatikan adalah keseimbangan antar
sektor ekonomi. Maksudnya, pengembangan suatu sektor hendaknya
memperhatikan sektor ekonomi yang lain demi terciptanya Tingkat
Produktivitas Relatif (TPR) antar sektor yang terkendali. Idealnya TPR
antara sektor tersier dengan sektor primer maupun sektor skunder tidak
boleh terlalu timpang, agar tercipta keseimbangan peningkatan mutu
tenaga kerja antar sektor ekonomi yang proporsional.
P a g e 22 | 38
Laporan Hasil SID
Optimasi Lahan Kering PT/CV/Firma/Konsultan……
Batas administrasi Kecamatan Sukalarang adalah sebagai
berikut :
- Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Sukabumi
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan
Cireunghas
- Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Sukaraja
- Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Cianjur
Kecamatan Sukalarang berada di kaki Gununggede
yang mempunyai ketinggian antara 700-900 meter diatas
permukaan laut. Bentuk wilayah Kecamatan Sukalarang
pada permukaan terdiri dari perbukitan dan pegunungan.
Kemiringan lereng wilayah Kecamatan Sukalarang terdiri dari
lahan dengan kemiringan antara 3-8% terdapat dibagian
selatan, kemiringan 25-40% terdapat dibagian tengah dan >
40% terdapat dibagian utara wilayah kecamatan.
Iklim di Kecamatan Sukalarang masih dipengaruhi
keadaan iklim secara regional wilayah Kabupaten Sukabumi
yang beriklim tropis basah dengan curah hujannya sangat
dipengaruhi oleh angin Muson yang bertiup dari dataran
Australia dan Asia. Keadaan curah hujan di Kecamatan
Sukalarang setiap tahunnya rata-rata sebesar 1.613 mm
pertahun. Banyaknya hari hujan setiap tahunnya adalah 81
hari dan suhu udara berkisar antara 18 0C - 310C. Jenis tanah
di Kecamatan Sukalarang terdiri dari latosol coklat, asosiasi
andosol coklat dan regosol coklat.
P a g e 23 | 38
Laporan Hasil SID
Optimasi Lahan Kering PT/CV/Firma/Konsultan……
Penduduk ha
(1) (2) (3) (4) (5)
1. NEGLASARI 1.091,81 6.073 5,56
2. TENJOJAYA 910,20 5.909 6,40
3. SEKARWANGI 567,80 11.541 20,32
4. BATUNUNGGAL 187,00 7.255 38,79
5. KARANGTENGAH 377,00 15.007 39,80
6. KEL. CIBADAK 406,70 30.910 76,00
7. WARNAJATI 566,00 6.593 11,64
8. SUKASIRNA 1.332,20 11.192 8,40
9. PAMURUYAN 588,00 7.481 12,72
10. CIHEULANG 378,00 8.459 22,37
TONGGOH
JUMLAH 6.404,71 110.420 24,20
P a g e 24 | 38
Laporan Hasil SID
Optimasi Lahan Kering PT/CV/Firma/Konsultan……
keadaan iklim secara regional wilayah Kabupaten Sukabumi
yang beriklim tropis basah dengan curah hujannya sangat
dipengaruhi oleh angin Muson yang bertiup dari dataran
Australia dan Asia. Berdasarkan data stasion pencatat hujan,
curah hujan di Kecamatan Cibadak adalah 1.792 mm/tahun
dengan jumlah hari hujan 106 hari hujan. Suhu udara
berkisar antara 18-300C, dengan suhu rata-rata 260C.
Kelembaban rata-rata sebesar 85%.
Jenis batuan di Kecamatan Cibadak oleh pelapukan
gunung api yang tak teruraikan. Sedangkan jenis tanah di
Kecamatan Cibadak pada umumnya terdiri dari grumosol,
latosol, podsolik dan regosol. Jenis tanah latosol dan
podsolik dinilai yang paling dominan dan terletak dibagian
tengah dan utara Kecamatan Cibadak. Jenis tanah latosol
merupakan jenis tanah yang mengalami proses pelapukan
yang telah lanjut sehingga tanah latosol telah mengalami
proses pencucian unsur-unsur hara, bahan organik dan silika
dengan meninggalkan sekuioksida yang berwarna merah
dimana tingkat kesuburan yang digambarkan oleh unsur
hara yang tersedia bagi tanaman berkisar dari agak rendah
hingga sedang. Sedangkan untuk jenis tanah podsolik
terdapat pada bagian tengah kearah barat kecamatan. Jenis
tanah ini adalah tanah yang berasal dari bahan tanah liat
dengan solum dalam dan disertai dengan batas antar lapisan
jelas.
Keadaan hidrologi di Kecamatan Cibadak pada
umumnya cukup baik, hal ini disertai dengan adanya
beberapa aliran sungai yang mengalir, kondisi air tanah dan
mata air. Sungai-sungai yang mengalir disini adalah sungai
Cicewol, sungai Cipanengah, sungai Cidadap, sungan
Cibangke, sungai Cipaebakti dan kali-kali kecil lainnya. Air
sungai pada umumnya dipakai untuk keperluan sehari-hari
penduduk yang berada disekitar sungai tersebut seperti
P a g e 25 | 38
Laporan Hasil SID
Optimasi Lahan Kering PT/CV/Firma/Konsultan……
kebutuhan mandi, cuci dan kakus. Air tanah diperoleh
dengan menggunakan sumur gali dan unsur pompa dengan
kedalaman air yang cukup bervariasi yaitu antara 4-15
meter. Sumber mata air lainnya adalah mata air yang selalu
mengalir sepanjang tahun dimana selain untuk kebutuhan
penduduk sehari-hari juga digunakan untuk kebutuhan
industri pengolahan air minum (air mineral). Kondisi hidrologi
di Kecamatan Cibadak ini terletak pada aquifer dengan
produktivitas sedang dan penyebarannya luas. Muka air
tanah berkisar antara 7-10 meter pada musim hujan dan 9-
20 meter pada musim kemarau dengan kedalaman air tanah
yang cukup bervariasi dan debit air sumur rata-rata 5
liter/detik.
2.12.3. Kecamatan Cidahu
Luas Kecamatan Cidahu adalah 2.916 ha. Berdasarkan
wilayah administrasi Kecamatan Cidahu terdiri 8 Desa, 52
RW dan 268 RT. Desa yang termasuk pada wilayah
Kecamatan Cidahu adalah sebagai berikut :
Jumlah Kepadatan/
No. Desa Luas (ha)
Penduduk ha
(1) (2) (3) (4) (5)
1. PONDOK KASO 259 6.701 25
TENGAH
2. PASIRDOTON 121 6.021 48
3. PONDOK KASO 100 7.463 72
TONGGOH
4. BABAKANPARI 217 7.343 32
5. TANGKIL 319 8.857 27
6. JAYABAKTI 320 11.828 36
7. CIDAHU 1.224 11.020 9
8. GIRIJAYA 357 7.660 21
JUMLAH 2.916 66.893 269
P a g e 27 | 38
Laporan Hasil SID
Optimasi Lahan Kering PT/CV/Firma/Konsultan……
penyebaran akuifer dengan keterusan dangat beragam.
Muka air tanah umumnya kurang dari 5lt/detik. Sedangkan
62,88% atau 2.632,75 Ha merupakan akuifer dengan
produktivitas sedang dengan penyebaran akuifer dan muka
air tanah sangat beragam. Debit sumur umumnya lebih dari
5lt/det.
P a g e 29 | 38
Laporan Hasil SID
Optimasi Lahan Kering PT/CV/Firma/Konsultan……
4. Cileungsing 889 2,871 3.23
5. Ridogalih 1,310 5,711 4.36
6. Margalaksana 1,421 4,015 2.83
7. Sirnarasa 4,028 5,431 1.35
8 Gandasoli 1,029 2,670 2.59
9 Cirendang 621 2,109 3.40
JUMLAH 11,515.89 42,149.00 45.99
P a g e 32 | 38
Laporan Hasil SID
Optimasi Lahan Kering PT/CV/Firma/Konsultan……
4. Cibodas 515.8 4,358 8.4
5. Banyumurni 306.0 2,788 9.1
6. Talagamurni 354.2 5,938 16.8
JUMLAH 7578.6 27,887 3.7
P a g e 33 | 38
Laporan Hasil SID
Optimasi Lahan Kering PT/CV/Firma/Konsultan……
2.12.8 Kecamatan Jampangkulon
Luas Kecamatan Jampangkulon adalah 8.219,61 Ha.
Berdasarkan wilayah administrasi Kecamatan Jampangkulon
terdiri dari 11 desa, 69 RW, 291 RT. Desa yang termasuk
pada wilayah Kecamatan Jampangkulon adalah sebagai
berikut :
Jumlah Kepadatan/
No. Desa Luas (ha)
Penduduk ha
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Ciparay 421.85 4882.0 10.80
2. Bojong Genteng 344.27 2645.0 7.68
3. Bojong Sari 1057.77 5320.0 5.02
4. Mekar Jaya 845.11 4618.0 5.46
5. Nagrak Sari 583.00 6065.0 10.40
6. Jampang Kulon 154.27 2501.0 16.21
7. Tanjung 1159.11 5608.0 4.83
8. Padajaya 794.9 4055.0 5.10
9. Cikarang 951.33 3126.0 3.28
10. Karanganyar 1121.00 3147.0 2.80
11. Cikaranggeusan 787.00 2749.0 3.49
JUMLAH 8219.61 44716.0 5.44
P a g e 34 | 38
Laporan Hasil SID
Optimasi Lahan Kering PT/CV/Firma/Konsultan……
JUMLAH 621,724.00 25,110
P a g e 35 | 38
Laporan Hasil SID
Optimasi Lahan Kering PT/CV/Firma/Konsultan……
berupa ngarai di daerah panenjoan. Ketinggian kecamatan
Ciemas antara 0-500 meter di atas permukaan laut.
Iklim di Kecamatan Ciemas masih dipengaruhi oleh
keadaan iklim secara regional wilayah Kabupaten Sukabumi
yang beriklim tropis basah dengan curah hujannya sangat
dipengaruhi oleh angin Muson yang bertiup dari dataran
Australia dan Asia. Keadaan suhu udara berkisar antara
20°C-32°C.
Jenis tanah di Kecamatan Ciemas umumnya terdiri
dari:
1. Kompleks latosol coklat kemerahan dan litosol
2. Kompleks latosol merah kekuningan, latosol coklat
kemerahan dan litosol
3. Kompleks laterik merah kekuningan dan Podsolik
merah kekuningan
4. Aluvial hydromorf
5. Kompleks mediteran coklat kemerahan dan litosol
P a g e 36 | 38
Laporan Hasil SID
Optimasi Lahan Kering PT/CV/Firma/Konsultan……
BAB III
I
METODOLOGI PERENCANAAN
P a g e 37 | 38
Laporan Hasil SID
Optimasi Lahan Kering PT/CV/Firma/Konsultan……
P a g e 38 | 38