Anda di halaman 1dari 38

Laporan Hasil SID

Optimasi Lahan Kering PT/CV/Firma/Konsultan……

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Lahan pertanian adalah salah satu faktor produksi yang sangat
penting karena lahan merupakan media tumbuh bagi tanaman. Banyak
lahan-lahan pertanian yang sementara tidak diusahakan, apabila
ditangani lahan dimaksud dapat menghasilkan produksi yang optimal.
Optimasi lahan pertanian merupakan usaha meningkatkan
pemanfaatan sumber daya lahan pertanian menjadi lahan usaha tani
tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan melalui upaya perbaikan
dan peningkatan daya dukung lahan sehingga dapat menjadi lahan
usaha tani yang lebih produktif.
Berkaitan dengan optimasi lahan kering sebagai lahan pangan
tahun 2021, Pemerintah Pusat memberikan bantuan pendanaan
melalui Pemerintah Provinsi kepada kelompok tani atau gabungan
kelompok tani yang mengalami kekeringan untuk memperbaiki kondisi
infrastruktur lahan dengan prioritas pada kegiatan perbaikan tata air
mikro, rehabilitasi atau membangun pintu-pintu air serta infrastruktur
yang dibutuhkan lahan sawah pada lahan kering sesuai dengan
petunjuk teknis dari Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana
Pertanian - Kementerian Pertanian RI serta rekomendasi teknis dari
konsultan pelaksana kegiatan tersebut. Bantuan Pemerintah kepada
kelompok tani atau gabungan kelompok tani dilakukan sesuai dengan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 173/PMK.05/2016 tentang
Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah pada
Kementerian Negara/Lembaga.

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dilaksanakannya pekerjaan ini adalah melakukan Survey
Investigasi Desain (SID) Optimasi Lahan Kering di Kabupaten
Sukabumi
dengan hasil akhir produk perencanaan/desain infrastruktur yang
P a g e 1 | 38
Laporan Hasil SID
Optimasi Lahan Kering PT/CV/Firma/Konsultan……
dibutuhkan pada lahan kering. Sedangkan tujuan dari pekerjaan ini
yaitu : a. Meningkatkan ketersediaan air untuk memenuhi kebutuhan air
pada usaha pertanian; b. Meningkakan luas areal tanam dan
meningkatkan produktivitas usaha tani; c. Meningkatkan kualitas produk
pertanian dan pendapatan petani.

1.3. SASARAN
Sasaran dari pekerjaan Survey Investigasi Desain (SID) Optimasi
Lahan Kering di Kabupaten Sukabumi dibagi menjadi 2 (dua) yaitu :
 Manfaat Langsung
a. Meningkatkan kebutuhan air pada areal sawah yang
mengalami kekeringan;
b. Peningkatan produktivitas pertanian.
 Manfaat Tidak Langsung
a. Meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui peningkatan
produksi pertanian
b. Mendukung pengembangan sektor pertanian di Kabupaten
Sukabumi.

1.4. DASAR HUKUM


Peraturan perundang-undangan yang harus digunakan sebagai dasar
hukum pelaksanaan Survey Investigasi Desain (SID) Optimasi Lahan
Kering di Kabupaten Sukabumi, antara lain :
 Undang-undang No. 7 Tahun 2004 tenang Sumber Daya Air;
 Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah;
 Peraturan Menteri Keuangan No. 168/PMK.105/2015 tentang
Mekanisme Pelaksanaan Bantuan Pemerintah pada Kementerian
Negara/Lembaga Juncto. Peraturan Menteri Keuangan Republik
Indonesia No. 173/PMK.05/2016 tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Keuangan No. 168/PMK.105/2015 tentang Mekanisme
Pelaksanaan Bantuan Pemerintah pada Kementerian
Negara/Lembaga.

P a g e 2 | 38
Laporan Hasil SID
Optimasi Lahan Kering PT/CV/Firma/Konsultan……

1.5. LOKASI KEGIATAN


Lokasi Kegiatan Optimasi Lahan Kering ini dilaksanakan dibeberapa
Kecamatan dan Desa diantaranya :
1. Kecamatan Sukalarang Desa Sukamaju Kelompok Tani Rukun
Tani 1.
2. Kecamatan Cibadak Desa Sekarwangi Kelompok Tani Galuh II.
3. Kecamatan Cidahu Desa Cidahu Kelompok Tani Saban Geureuh.
4. Kecamatan Bantargadung Desa Bantargebang Kelompok Tani
Ciwaru.
5. Kecamatan Cikakak Desa Gandasoli Kelompok Tani Karya Bakti.
6. Kecamatan Ciracap Desa Ciracap Kelompok Tani Lestari Alam.
7. Kecamatan Cibitung Desa Cibitung Kelompok Tani Mekar Saluyu.
8. Kecamatan Jampang Kulon Desa Bojongsari Kelompok Tani
Makmur Tani.
9. Kecamatan Cimanggu Desa Cimanggu Kelompok Tani Horti
Mandiri.
10. Kecamatan Ciemas Desa Tamanjaya Kelompok Tani Cisagu.
11. Kecamatan Ciemas Desa Mandrajaya Kelompok Tani Simpati.
12. Kecamatan Ciemas Desa Mandrajaya Kelompok Tani Raharja.

P a g e 3 | 38
Laporan Hasil SID
Optimasi Lahan Kering PT/CV/Firma/Konsultan……

BAB II
GAMBARAN UMUM

2.1. GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI


Kabupaten Sukabumi termasuk ke dalam wilayah Provinsi Jawa
Barat. Secara geografis Kabupaten Sukabumi terletak antara 106049’ -
107000’ Bujur Timur dan 6057’ – 7025’ Lintang Selatan dan secara
administrasi terdiri atas 47 kecamatan, 381 desa dan 5 kelurahan.
Sampai dengan akhir tahun 2020 terdapat 3.709 RW dan 14.205 RT.
Menurut data pendataan potensi desa, dari 386 desa dan kelurahan
yang ada, wilayah yang dikatagorikan masuk perkotaan sebanyak 67
desa/kelurahan dan sisanya 319 desa merupakan katagori perdesaan.
Ibukota Kabupaten terletak di Kecamatan Palabuhanratu. Luas
Kabupaten Sukabumi adalah sekitar 4.128 km2 atau 416.111 ha.
Batas-batas wilayah Kabupaten Sukabumi adalah sebelah utara
berbatasan dengan Kabupaten Bogor, sebelah selatan berbatasan
dengan Samudera Indonesia/ Hindia, sebelah barat berbatasan dengan
Kabupaten Lebak Provinsi Banten dan Samudera Indonesia/Hindia
dan sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Cianjur. Kabupaten
Sukabumi juga berbatasan secara langsung dengan wilayah Kota
Sukabumi yang merupakan daerah kantong (enclave) yang dikelilingi
beberapa wilayah kecamatan di Kabupaten Sukabumi. Kota Sukabumi
dengan wilayah-wilayah Kabupaten Sukabumi mempunyai hubungan
yang bersifat fungsional, dimana Kota Sukabumi merupakan salah satu
pusat (nodal) bagi wilayah-wilayah Kabupaten Sukabumi yang
mengelilinginya (hinterland). Jarak dari ibukota Propinsi Jawa Barat
adalah 95 km sedangkan jarak terhadap ibukota Negara sejauh 120
km. Peta Administrasi Kecamatan di Wilayah Kabupaten Sukabumi
tertera pada Gambar 2.1.

P a g e 4 | 38
Laporan Hasil SID
Optimasi Lahan Kering PT/CV/Firma/Konsultan……

Gambar 2.1. Peta Administrasi Kabupaten Sukabumi

2.2. TOPOGRAFI
Kemiringan lereng di wilayah Kabupaten Sukabumi cukup
bervariasi berkisar antara 0-40% (persen). Daerah pesisir pantai
memiliki kemiringan lebih landai bila dibandingkan dengan daerah di
bagian tengah Kabupaten Sukabumi. Daerah pesisir bagian barat
cenderung lebih terjal dibandingkan dengan daerah pesisir lainnya.
Daerah yang memiliki kemiringan 25-40% (persen) sebagian besar ada
di wilayah utara dan barat yaitu disekitar Gunung Gede dan Gunung
Halimun Salak. Sebaran wilayah Kabupaten Sukabumi berdasarkan
kemiringan lereng didominasi oleh daerah dengan kemiringan lereng %
(persen) mencapai 60% (persen). Kelas lereng kedua didominasi oleh
kemiringan lereng 25-40% (persen) mencapai 21,20% (persen) dan
diikuti kemiringan lereng 8-15% (persen) mencapai 7,82% (persen).
Kelas lereng wilayah Kabupaten Sukabumi tertera pada Tabel 2.1. dan
Gambar 2.2.

P a g e 5 | 38
Laporan Hasil SID
Optimasi Lahan Kering PT/CV/Firma/Konsultan……

Tabel 2.1. Kemiringan Lereng Wilayah Kabupaten Sukabumi

No. Kelas Lereng Luas (ha) Persentase (%)


1. 0-3% 22.423 5,39
2. 3-8% 5.153 1,24
3. 8-15% 32.542 7,82
4. 15-25% 250.747 60,26
5. 25-40% 88.240 21,20
6. > 40% 17.006 4,09
JUMLAH 416.111 100,00

Gambar 2.2. Peta Kemiringan Lereng di Wilayah Kabupaten Sukabumi

2.3. MORFOLOGI DAN KETINGGIAN WILAYAH


Bentuk permukaan tanah (morfologi) wilayah Kabupaten
Sukabumi bervariasi dari datar, bergelombang, berbukit sampai
bergunung. Bentuk topografi wilayah Kabupaten Sukabumi pada
umumnya meliputi permukaan yang bergelombang di daerah selatan
dan bergunung di daerah bagian utara dan tengah. Ketinggian wilayah
Kabupaten Sukabumi bervariasi antara 0 – 2.958 mdpl (dengan puncak
tertinggi terdapat di Gunung Gede Pangrango 2.958 mdpl). Daerah
datar umumnya terdapat di daerah pantai dan kaki gunung yang
P a g e 6 | 38
Laporan Hasil SID
Optimasi Lahan Kering PT/CV/Firma/Konsultan……
sebagian besar merupakan daerah pertanian lahan basah
(persawahan), sedangkan daerah berbukit-bukit sebagian besar
merupakan daerah pertanian lahan kering dan perkebunan.

2.4. CURAH HUJAN


Sebaran curah hujan di wilayah Kabupaten Sukabumi bervariasi
antara 2.500-5.500 mm/tahun. Wilayah Kabupaten Sukabumi
sebagaian besar didominasi oleh curah hujan yang berkisar antara
3.000-3.500 mm/tahun, yaitu di sekitar wilayah bagian tengah
Kabupaten Sukabumi. Wilayah yang memiliki curah hujan yang tinggi
berada pada daerah ketinggian > 2.000 m dengan penutupan lahan
berupa hutan. Curah hujan di Kabupaten Sukabumi tertera pada
Gambar 2.3.

Gambar 2.3. Peta Curah Hujan di Wilayah Kabupaten Sukabumi

2.5. JENIS TANAH DAN GEOLOGI


Dari aspek kemampuan tanah (kedalaman efektif dan tekstur),
wilayah Kabupaten Sukabumi sebagian besar bertekstur tanah sedang
(tanpa liat). Kedalaman tanahnya dapat dikelompok menjadi 2 (dua)
golongan besar, yaitu kedalaman tanah sangat dalam (lebih dari 90 cm)
dan kedalaman tanah kurang dalam (kurang dari 90 cm). Kedalaman

P a g e 7 | 38
Laporan Hasil SID
Optimasi Lahan Kering PT/CV/Firma/Konsultan……
efektif tanah dalam tersebar di bagian utara, sedangkan kedalaman
efektif tanah sedang sampai dangkal tersebar di bagian tengah dan
selatan (BPS Kabupaten Sukabumi 2014).
Jenis tanah wilayah Kabupaten Sukabumi berdasarkan
taksonomi tanah tahun 2010 (USDA) terdiri atas lima jenis tanah, yaitu
Inceptisol, Entisol, Alfisol, Ultisol dan Andisol. Sebaran jenis tanah
Andisol sebagian besar ada di wilayah bagian utara dengan luasan
mencapai 62.967 ha atau 15,13% (persen). Tanah Inceptisol tersebar
merata dan mendominasi hampir seluruh jenis tanah yang ada di
wilayah Kabupaten Sukabumi denganluasan sebesar 206.690 ha atau
49,67% (persen). Tanah ultisol juga tersebar tetapi sebagian besar ada
di wilayah bagian selatan dengan luasan mencapai 125.535 ha atau
30,17% (persen). Komposisi jenis tanah di Kabupaten Sukabumi tertera
dalam Tabel 2.2. dan Gambar 2.4.

Tabel 2.2. Sebaran Jenis Tanah di Wilayah Kabupaten Sukabumi

No. Jenis Tanah Luas (ha) Persentase (%)


1. Andisol 6.967 15,13
2. Alfisol 18.438 4,43
3. Entisol 2.481 0,60
4. Inceptisol 206.690 49,67
5. Ultisol 125.535 30,17
JUMLAH 416.111 100,00

P a g e 8 | 38
Laporan Hasil SID
Optimasi Lahan Kering PT/CV/Firma/Konsultan……

Gambar 2.4. Peta Jenis Tanah di Wilayah Kabupaten Sukabumi

Berdasarkan landform yang ada, maka tanah di Kabupaten


Sukabumi terbagi dalam lima kelompok landform, yaitu : Alluvial, Karst,
Marine, Tektonik dan Vulkan. Lanform vulkan mendominasi wilayah
sukabumi bagian utara dan menjadi landform terluas dengan besaran
227.005 ha atau 54,55% (persen), sedangkan landform tektonik
mendominasi wilayah sukabumi selatan dengan luas sebesar 147.656
ha atau 35,48% (persen). Landform Aluvial terdapat di daerah
sepanjang aliran sungai dan muara dengan luas mencapai 25.954 ha
atau 6,24% (persen). Luasan landform di Kabupaten Sukabumi tertera
dalam Tabel 2.3. dan secara spasial disajikan pada Gambar 2.5.

Tabel 2.3. Landform Wilayah Kabupaten Sukabumi

No. Landform Luas (ha) Persentase (%)


1. Aluvial 25.954 6,24
2. Karst 11.962 2,87
3. Marine 3.534 0,85
4. Tektonik 147.656 35,48
5. Volkan 227.005 54,55
JUMLAH 416.111 100,00

P a g e 9 | 38
Laporan Hasil SID
Optimasi Lahan Kering PT/CV/Firma/Konsultan……

Gambar 2.5. Peta Landform Kabupaten Sukabumi

2.6. HIDROLOGI DAN HIDROGEOLOGI


Kondisi hidrologi dan hidrogeologi Kabupaten Sukabumi meliputi
air tanah berupa mata air, dan air permukaan berupa sungai dan anak
anak sungainya. Di wilayah Kabupaten Sukabumi banyak dijumpai
mata air, biasanya tempat pemunculan mata air ini berasal dari dasar
lembah atau kaki perbukitan. Munculnya mata air dari tempat-tempat
tersebut disebabkan adanya lapisan batuan kedap air di bawahnya,
sehingga peresapan tidak terus ke dalam melainkan ke arah lateral dan
muncul di kaki-kaki tebing/lembah atau kaki perbukitan. Sementara air
permukaan yang sebagian besar terdiri atas sungai-sungai dan anak-
anak sungainya membentuk 6 daerah aliran sungai (DAS) utama yaitu;
1) DAS Cimandiri, dengan anak-anak sungainya yakni Cipelang,
Citarik, Cicatih, Cibodas, dan Cidadap; 2) DAS Ciletuh; 3) DAS
Cipelang; 4) DAS Cikaso; 5) DAS Cibuni, dan 6) DAS Cibareno. Bila
diamati, nampak bahwa sumber daya air cukup banyak, namun belum
dimanfaatkan secara optimal. Peta hidrologi di Kabupaten Sukabumi
disajikan pada Gambar 2.6.

P a g e 10 | 38
Laporan Hasil SID
Optimasi Lahan Kering PT/CV/Firma/Konsultan……

Gambar 2.6. Peta Hidrologi di Kabupaten Sukabumi

2.7. KEPENDUDUKAN
Keadaan penduduk suatu daerah sangat erat hubungannya
dengan latar belakang sosial budaya dimana penduduk tersebut
berada. Faktor pendidikan, perkawinan, adat istiadat, mata pencaharian
dan lain-lain akan berpengaruh terhadap keadaan penduduk suatu
masyarakat, sehingga keadaan penduduk yang satu akan berbeda
dengan keadaan penduduk masyarakat lainnya. Sebagai ilustrasi
sederhana, di Kabupaten Sukabumi pengaruh sosial budaya/tradisi
masih cukup dominan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, peranan
kaum pria masih cukup dominan sebagai pencari nafkah dibandingkan
dengan kaum wanita. Sebaliknya kecenderungan seorang wanita
sebagai ibu rumah tangga juga masih cukup dominan. Keadaan ini
dapat terlihat baik pada pasangan rumah tangga maupun pada
penduduk yang masih belum menikah maupun yang sudah menikah.
Pada penduduk yang sudah menikah, kedudukan pria dalam
rumah tangga lebih dominan sebagai pencari nafkah, sedangkan pria
yang belum menikah cenderung lebih dinamis keterlibatannya dalam
kegiatan sosial ekonomi dibandingkan kaum wanitanya. Hal ini
barangkali pengaruh budaya positif dan rasa tanggung jawab bagi
setiap pria dewasa telah tertanam dengan baik secara kultural.
Demikian juga terhadap anak, kedudukan orang tua dalam pembinaan
anak cukup tinggi. Diduga bahwa kedudukan sebagai pencari nafkah
berpengaruh kuat dalam kedudukan seseorang dalam rumah tangga.
Di negara yang sudah maju antara pria dan wanita memiliki kedudukan
yang sama oleh karena faktor kesetaraan dalam hal pendapatan. Hal
ini menunjukkan bahwa kemajuan ekonomi dapat menggeser sosio-
kultural suatu bangsa di suatu daerah.

2.8. SEBARAN PENDUDUK

P a g e 11 | 38
Laporan Hasil SID
Optimasi Lahan Kering PT/CV/Firma/Konsultan……
Persebaran penduduk dan pertumbuhan penduduk dipengaruhi
oleh komponen-komponen demografi seperti kelahiran (fertilitas),
kematian (mortalitas) dan migrasi. Menurut teori demografi,
penambahan penduduk suatu daerah dibedakan atas dua jenis yaitu
natural increase (pertambahan penduduk secara alamiah yaitu jumlah
kelahiran dikurangi jumlah kematian), dan social increase
(pertumbuhan penduduk akibat terjadinya perpindahan karena didorong
oleh faktor-faktor sosial seperti: ekonomi, pendidikan, dan sebagainya).
Komponen penambah jumlah penduduk adalah jumlah kelahiran dan
migrasi masuk, sedangkan sebagai pengurangnya adalah jumlah
kematian dan migrasi keluar. Istilah fertilitas mengacu pada peristiwa
melahirkan anak lahir hidup dari seorang perempuan. Oleh karenanya,
fertilitas juga disebut sebagai kelahiran hidup (live birth), yaitu
terlepasnya bayi dari rahim seorang perempuan dengan disertai
adanya tanda-tanda kehidupan dari bayi tersebut (seperti menangis,
bernafas, jantung berdenyut, dan sebagainya) tanpa memperhatikan
berapa lama bayi tersebut
dikandung. Apabila pada saat dilahirkan tidak menunjukkan tandatanda
kehidupan, kejadian tersebut disebut dengan lahir mati (still
birth), yang dalam demografi tidak digolongkan sebagai suatu
peristiwa kelahiran. Ada beragam faktor yang mempengaruhi dan
menentukan fertilitas baik yang berupa faktor demografi maupun
faktor non-demografi. Yang berupa faktor demografi diantaranya
adalah struktur umur, umur perkawinan pertama wanita, lama
perkawinan, paritas, distrupsi perkawinan, dan proporsi yang kawin.
Sedangkan faktor non-demografi dapat berupa faktor sosial, ekonomi
maupun psikologi.
Kematian adalah hilangnya semua tanda-tanda kehidupan
secara permanen yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup.
Dengan demikian, still birth dan keguguran tidak termasuk dalam
pengertian kematian. Perubahan jumlah kematian (naik turunnya) di
tiap daerah tidaklah sama, tergantung dari berbagai macam faktor
keadaan. Besar-kecilnya tingkat kematian ini dapat merupakan

P a g e 12 | 38
Laporan Hasil SID
Optimasi Lahan Kering PT/CV/Firma/Konsultan……
petunjuk atau indikator bagi tingkat kesehatan dan tingkat kehidupan
penduduk di suatu daerah. Mortalitas dapat dipengaruhi oleh beberapa
hal, diantaranya adalah pendidikan, pendapatan, kesehatan, faktor
kelahiran, dan sebagainya.
Migrasi dalam arti luas adalah perubahan tempat tinggal secara
permanen, tanpa ada pembatasan baik pada jarak perpindahan
maupun sifatnya, yaitu apakah tindakan itu bersifat sukarela atau
terpaksa, serta tidak ada perbedaan antara perpindahan di dalam
negeri atau ke luar negeri, dan migrasi dapat terjadi lebih dari satu kali
selama hidup seseorang. Oleh karenanya, maka perlu ditetapkan
batasan waktu migran yaitu selama 6 bulan sejalan dengan konsep
tempat tinggal. Artinya, seseorang dikatakan migran jika tinggal di
tempat baru atau berniat tinggal di tempat baru paling sedikit 6 bulan
lamanya. Adapun faktor yang mempengaruhi keputusan seseorang
untuk bermigrasi adalah faktor pendorong dan faktor penarik. Faktor
pendorong dari daerah asal antara lain; karena semakin berkurangnya
sumber daya alam, kurangnya lapangan pekerjaan, adanya tekanan
atau diskriminasi, bencana alam dan lain-lain. Faktor penarik dari
daerah tujuan antara lain; lapangan pekerjaan yang lebih besar,
kesempatan mendapatkan pekerjaan yang lebih baik, kesempatan
mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi, keadaan lingkungan dan
keadaan hidup yang menyenangkan, tarikan dari orang yang
diharapkan sebagai tempat berlindung, adanya aktivitas kota besar,
tempat-tempat hiburan, pusat kebudayaan, dan lain-lain (Munir, 1981).

Tabel 2.4. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Sukabumi


Tahun 2016-2020

Tahu Laki-Laki Perempuan Laki-Laki + Sex Ratio


n Perempuan
(1) (2) (3) (4) (5)
2016 1.239.279 1.205.337 2.444.616 103
2017 1.243.192 1.210.306 2.453.498 103
2018 1.246.210 1.214.483 2.460.693 103
2019 1.248.270 1.218.002 2.466.272 102
2020 1.249.584 1.220.635 2.470.219 102

P a g e 13 | 38
Laporan Hasil SID
Optimasi Lahan Kering PT/CV/Firma/Konsultan……
Jumlah penduduk Kabupaten Sukabumi pada tahun 2020
sebanyak 2.470.219 jiwa, dimana 1.249.584 jiwa berjenis kelamin
lakilaki dan 1.220.635 jiwa berjenis kelamin perempuan. Dengan
demikian, sex ratio penduduk Kabupaten Sukabumi adalah sekitar 102.
Artinya, setiap 100 jiwa penduduk perempuan terdapat 102 jiwa
penduduk laki-laki, atau secara rata-rata jumlah penduduk laki-laki
sekitar 2 persen lebih banyak dibanding jumlah penduduk perempuan.

Tabel 2.5. Luas Daerah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk


Kabupaten Sukabumi Tahun 2016-2020

Tahun Luas Wilayah Jumlah Kepadatan


Penduduk Penduduk
(1) (2) (3) (4)
2016 4.162 2.444.616 587
2017 4.162 2.453.498 589
2018 4.162 2.460.693 591
2019 4.162 2.466.272 593
2020 4.162 2.470.219 593

Jumlah penduduk Kabupaten Sukabumi pada tahun 2020 ini


mengalami peningkatan sebesar 0,46 persen per tahun sejak tahun
2010. Kepadatan penduduk adalah perbandingan antara jumlah
penduduk (jiwa) terhadap luas daerah (Km2). Dengan luas daerah
sebesar 4.162 km2 dan jumlah penduduk sebesar 2.470.219 jiwa,
maka kepadatan penduduk di Kabupaten Sukabumi sebesar 593 jiwa
per km2. Kepadatan penduduk Kabupaten Sukabumi terus mengalami
peningkatan dari tahun 2016 hingga 2020. Meningkatnya kepadatan
penduduk di Kabupaten Sukabumi dipengaruhi oleh berbagai faktor
ekonomi dan sosial budaya. Faktor ekonomi yang mempengaruhi
kepadatan penduduk antara lain pembangunan transportasi,
ketersediaan sumber daya alam, maupun lapangan pekerjaan.
Sementara faktor sosial budaya yang mempengaruhi kepadatan
penduduk antara lain kesempatan meneruskan pendidikan,
keterbukaan masyarakat, dan faktor keamanan.

2.9. PENDIDIKAN
P a g e 14 | 38
Laporan Hasil SID
Optimasi Lahan Kering PT/CV/Firma/Konsultan……
Tingkat pendidikan penduduk juga merupakan salah satu
indikator untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat di suatu
daerah. Apabila tingkat pendidikan masyarakat tinggi akan cenderung
lebih mudah untuk menerima dan mengembangkan pengetahuan serta
teknologi agar perekonomiannya tidak selalu tergantung kepada alam.
Dengan demikian, masyarakat dengan pendidikan yang memadai
diharapkan mampu menjadi sumber daya yang sangat berperan dalam
meningkatkan produktivitas untuk mencapai kesejahteraan. Sejumlah
penelitian mengungkapkan adanya hubungan yang positif antara
tingkat pendidikan yang ditamatkan dengan produktivitas kerja.
Pendidikan pada dasarnya ditujukan untuk meningkatkan keahlian
profesional dan keterampilan teknis. Tenaga kerja yang ahli dan
terampil relatif mempunyai tingkat produktivitas yang lebih tinggi
dibanding tenaga kerja pada umumnya. Dengan demikian, peningkatan
tingkat pendidikan akan tercipta tenaga kerja yang terampil dan baik,
kreatif dan inovatif, serta dapat mendorong gairah kerja yang lebih
tinggi, dan pada gilirannya akan meningkatkan pendapatan riil yang
diterima.
Klasifikasi pendidikan dibedakan dua kelompok yaitu pendidikan
formal dan pendidikan informal. Secara umum pendidikan formal
sangat berpengaruh positif daripada pendidikan informal terhadap
pasar kerja. Sejauh ini pendidikan formal merupakan prasyarat utama
dalam memilih bidang pekerjaan yang akan ditekuni, dan pendidikan
informal hanya bersifat penunjang. Tingkat pendidikan mempunyai
korelasi positif dengan tingkat kesejahteraan, karena semakin tinggi
tingkat pendidikan seseorang cenderung semakin besar peluang untuk
menerima pendapatan yang lebih tinggi. Ketersedian fasilitas
pendidikan merupakan faktor penting yang dapat menunjang
peningkatan pendidikan masyarakat di suatu wilayah. Fasilitas
pendidikan yang memadai dan mudah diakses tentunya memberikan
nilai positif bagi pertimbangan masyarakat untuk mengenyam bangku
pendidikan yang lebih tinggi. Tabel di bawah ini menggambarkan
fasilitas pendidikan berupa jumlah sekolah, kelas, serta guru yang

P a g e 15 | 38
Laporan Hasil SID
Optimasi Lahan Kering PT/CV/Firma/Konsultan……
terdapat di Kabupaten Sukabumi tahun 2020.

Tabel 2.6. Sarana dan Prasarana Pendidikan di Kabupaten Sukabumi


Tahun 2020

Sarana / Prasarana SD Sederajat SMP SMA


Pendidikan Sederajat Sederajat
(1) (2) (3) (4)
Sekolah 1.560 652 369
Guru 12.917 7.762 5.242
Murid 289.909 133.930 102.413
Rasio Guru - Murid 24 18 21

Pada tahun 2020, tercatat terdapat 1.560 unit sekolah SD, 652
unit sekolah SMP, dan 369 unit sekolah SMA yang tersebar hampir di
seluruh kecamatan. Pada jenjang pendidikan SD dan SMP, masing-
masing kecamatan telah memiliki fasilitas sekolahnya. Jumlah SD
terbanyak terdapat di Kecamatan Jampang Tengah yakni sebanyak 66
unit SD. Sedangkan kecamatan dengan jumlah SMP terbanyak adalah
Kecamatan Cisaat dan Cibadak yakni 30 unit SMP. Sementara pada
jenjang pendidikan SMA, semua kecamatan di Kabupaten Sukabumi
juga sudah mempunyai sekolah SMA. Kemudian, jumlah SMA di
Kecamatan Cicurug adalah terbanyak dibandingkan kecamatan lain
yakni mencapai 25 unit SMA. Hal ini menunjukkan terjadinya
pemusatan fasilitas pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi di wilayah
tertentu. Kondisi ini tentunya dapat mendorong penduduk luar wilayah
kecamatan untuk bermigrasi ke kecamatan yang memiliki sekolah guna
mengenyam pendidikan yang lebih tinggi tingkatnya dari yang ada di
masing-masing kecamatan asalnya. Selain dipandang dari sisi
ketersediaan fasilitas pendidikannya, hal lain yang perlu juga
diperhatikan adalah kemampuannya dalam memberikan pelayanan
pendidikan yang baik dan layak. Hal ini salah satu indikatornya adalah
rasio antara muridguru. Rasio murid-guru menggambarkan beban kerja

P a g e 16 | 38
Laporan Hasil SID
Optimasi Lahan Kering PT/CV/Firma/Konsultan……
seorang guru dalam mengajar, dan dapat memberikan informasi awal
tentang mutu pengajaran di kelas. Walaupun belum ada standarisasi
tentang besaran ideal indikator ini, namun indikator ini sekurang-
kurangnya dapat memberikan informasi awal tentang efektivitas
pengajaran di kelas.
Pada tahun 2020, rasio murid-guru SD sederajat di Kabupaten
Sukabumi adalah 22. Artinya, setiap seorang guru SD sederajat di
Sukabumi memiliki beban mengajar rata-rata terhadap sebanyak 24
orang murid SD sederajat. Rasio murid-guru SMP sederajat merupakan
rasio yang terkecil dibandingkan dengan jenjang pendidikan SD dan
SMA sederajat, yaitu nilainya sekitar 17 orang murid per 1 orang guru.
Dengan demikian, rasio ini masih sesuai dengan batas yang ditetapkan
oleh menteri pendidikan dalam Permendikbud No.23 Tahun 2016 yang
menetapkan bahwa di setiap SD/MI harus tersedia 1 orang guru untuk
setiap 32 murid (maksimal).

2.10. KESEHATAN
Kesehatan memiliki korelasi positif dengan produktifitas kerja.
Kondisi kesehatan harus terus dijaga sebaik mungkin, baik melalui
kebersihan lingkungan maupun perbaikan gizi keluarga. Jika kedua
faktor tersebut kurang diperhatikan akan beresiko terhadap kesehatan
yang cenderung mudah mengalami gangguan kesehatan, atau rentan
terhadap gangguan berbagai jenis penyakit. Kemajuan bidang
kesehatan termasuk salah satu keberhasilan pembangunan.
Pemerintah mengarahkan agar pelayanan kesehatan dapat dijangkau
oleh semua lapisan masyarakat secara mudah, merata dan murah.
Upaya perbaikan kesehatan masyarakat dilakukan melalui pengadaan
dan peningkatan sarana dan prasarana kesehatan, baik menyangkut
kuantitas maupun kualitas. Untuk mempermudah akses masyarakat
terhadap sarana kesehatan, pemerintah mengarahkan agar tenaga
kesehatan dan tenaga penunjang kesehatan terus ditingkatkan
kualitasnya, kemampuan serta persebarannya. Upaya perbaikan
kesehatan masyarakat juga dilakukan antara lain melalui pencegahan,

P a g e 17 | 38
Laporan Hasil SID
Optimasi Lahan Kering PT/CV/Firma/Konsultan……
pemberantasan penyakit menular, penyehatan lingkungan pemukiman,
perbaikan gizi, penyediaan air bersih, penyuluhan kesehatan, serta
pelayanan kesehatan ibu dan anak.
Pembangunan kesehatan tidak terlepas dari peran serta
pemerintah dalam menyediakan fasilitas kesehatan yang berkualitas
dan jaminan kesehatan bagi masyarakatnya. Salah satu fasilitas yang
penting dalam rangka pembangunan kesehatan adalah ketersediaan
sarana kesehatan, yaitu tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya kesehatan, baik berupa rumah sakit,
puskesmas, puskesmas pembantu, posyandu, balai pengobatan, dan
lain sebagainya. Sebagai unit pelayanan kesehatan yang bertanggung
jawab untuk melayani kesehatan masyarakat di kecamatan ataupun
desa/kelurahan, puskesmas diharapkan dapat menjangkau dan
dijangkau serta dimanfaatkan dengan baik oleh seluruh penduduk di
suatu wilayah. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten
Sukabumi, pada tahun 2020 terdapat 7 unit Rumah Sakit Umum yang
terletak di Kecamatan Jampang Kulon, Segaranten, Palabuhanratu,
Sukaraja, Cisaat, Cibadak, dan Cicurug. Selain itu, terdapat 61 unit
puskesmas, dan 187 unit puskesmas pembantu yang tersebar di 47
kecamatan.
Di Kabupaten Sukabumi pada tahun 2020, rasio sarana
kesehatan per 100.000 penduduk adalah sebesar 2,47 untuk
puskesmas, dan sebesar 7,57 untuk pustu. Artinya, untuk setiap
100.000 penduduk di Kabupaten Sukabumi terdapat 2 hingga 3
puskesmas, dan 7 hingga 8 pustu yang siap melayaninya jika ada
penduduk yang mengalami gangguan kesehatan. Namun,
persoalannya, sebaran dan kepadatan penduduk per kilometer persegi
di Kabupaten Sukabumi belum merata antar wilayah kecamatan apalagi
antar wilayah desa/kelurahan, sisi lain sarana dan prasarana
transportasi darat umum sangat minim khususnya di wilayah perdesaan
(desa pedalaman), sehingga besaran angka rasio tersebut walaupun
cukup tinggi namun tidak/belum operasional kaitannya dengan
kemudahan seluruh penduduk untuk dapat mengakses fasilitas

P a g e 18 | 38
Laporan Hasil SID
Optimasi Lahan Kering PT/CV/Firma/Konsultan……
dimaksud ketika butuh pertolongan/bantuan kesehatan.
Kondisi kesehatan masyarakat merupakan petunjuk keberhasilan
pembangunan bidang kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
Semakin baik tingkat kesehatan masyarakat cenderung lebih produktif,
dan secara bertahap akan terus meningkatkan tingkat
kesejahteraannya. Indikator kesehatan pada dasarnya dibagi dua jenis
yaitu kesehatan jasmani dan kesehatan rohani. Pada kajian indikator
kesejahteraan masyarakat saat ini indikator kesehatan lebih diarahkan
pada kondisi kesehatan jasmani. Kesehatan jasmani yang terjaga
dengan baik memungkinkan seseorang untuk dapat melakukan
aktivitasnya semaksimal mungkin, sehingga cenderung lebih produktif.
Indikator kesehatan antara lain dicerminkan oleh persentase penduduk
yang tidak pernah sakit atau tidak mengalami keluhan kesehatan pada
periode pengamatan.

Tabel 2.7. Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan Kesehatan dan Lamanya
Terganggu Menurut Klasifikasi Daerah di Kabupaten Sukabumi Tahun 2020

Jenis Kelamin Penduduk Mengalami


Keluhan Kesehatan (%)
(1) (2)
Laki-Laki 14,86
Perempuan 13,71
Sukabumi 14,29

Penduduk yang mengalami keluhan kesehatan idealnya


ditangani oleh tenaga medis agar mendapatkan pengobatan yang cepat
dan tepat sesuai dengan keluhan yang diderita. Untuk meringankan
biaya pengobatan, penduduk dapat mengunakan jaminan kesehatan.
Penduduk yang menggunakan jaminan kesehatan untuk berobat jalan
sebesar 54,90 persen.

2.11. KETENAGAKERJAAN
Seiring dengan penambahan jumlah penduduk, akan terjadi
pertambahan jumlah angkatan kerja. Perihal ini perlu diimbangi dengan
penyediaan lapangan kerja (labour market) yang cukup, dan jika tidak

P a g e 19 | 38
Laporan Hasil SID
Optimasi Lahan Kering PT/CV/Firma/Konsultan……
tentunya akan terjadi lonjakan angka pengangguran (unemployment)
dengan berbagai karakteristiknya karena tidak sebandingnya antara
demand dan supply pencari kerja terhadap lowongan kerja. Angkatan
kerja yang banyak jumlahnya, satu sisi menguntungkan para pelaku
pembangunan khususnya yang bergerak di sektor informal seperti;
industri pengolahan, perkebunan, dan konstruksi karena tingkat upah
buruh cenderung rendah. Sisi lain, akan mempengaruhi hasil
pembangunan itu sendiri bila angkatan kerja dimaksud belum berhasil
guna dan berdaya guna dalam pembangunan. Upah yang rendah
disinyalir menjadi pemicu utama munculnya kesenjangan ekonomi yang
dilatar belakangi oleh keunggulan komparatif.
Keunggulan komparatif merupakan potret nyata ciri demografi
negara berkembang. Dalam kondisi sosial politik dan ekonomi stabil
salah satu keuntungannya adalah pesatnya investor domestik maupun
asing menanamkan modal usaha di berbagai sektor ekonomi karena
tergiur oleh sistem dan riil pengupahan buruh yang murah.
Kelemahannya, bila berlangsung cukup lama dapat mengganggu
stabilitas sosial karena rentang ketimpangan pendapatan atau tingkat
kesenjangan antara si-kaya (pemilik modal) dengan si-miskin
(buruh/karyawan) semakin lebar. Dengan kata lain, tingkat
kemakmuran yang dicapai oleh suatu daerah yang dicirikan oleh tingkat
pertumbuhan ekonomi makro cukup tinggi hanya kamuplase, karena
hanya dinikmati oleh kelompok tertentu (pemodal), dibalik itu
sebenarnya tersembunyi angka kemiskinan absolut yang cukup besar.
Sejauh ini tingkat pertumbuhan ekonomi makro masih banyak dipakai
oleh ekonom sebagai indikator penilaian hasil-hasil pembangunan
suatu daerah. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi diartikan terjadi
peningkatan nilai tambah atau output produksi, karena output produksi
terkait langsung dengan biaya antara. Perekonomian akan dinilai stabil
jika pertumbuhannya juga diikuti dengan penekanan biaya antara atau
proporsi biaya-biaya produksi semakin kecil. Artinya, output meningkat
biaya antara tetap atau peningkatan output relatif lebih besar daripada
penambahan biaya antara. Kecilnya proporsi biaya produksi

P a g e 20 | 38
Laporan Hasil SID
Optimasi Lahan Kering PT/CV/Firma/Konsultan……
menggambarkan efisiensi, yang berdampak positif terhadap harga
barang dan jasa (komoditas) relatif dapat ditekan seminimum mungkin
harganya, sehingga dapat meningkatkan daya beli masyarakat atau
harga relatif menjadi terjangkau.
Dalam penciptaan output, ada tiga variabel dominan yaitu tenaga
kerja (labour), modal (capital), dan teknologi (technology). Tenaga kerja
merupakan variabel aktif dan mendapat tempat penting dalam
kelangsungan proses produksi. Pada bab sebelumnya disimpulkan
sementara bahwa pendidikan dan kesehatan merupakan dua faktor
yang berandil besar terhadap penciptaan SDM handal dan bermutu,
yang pada gilirannya akan mendorong produktivitas kerja lebih
optimum. Memotret ketenagakerjaan tidak terpisahkan dengan mutu
SDM karena fungsinya sebagai faktor penggerak utama pembangunan.
Di negara-negara yang tergabung dalam Kelompok Selatan telah mulai
mengembangkan mutu SDM (develoment) sejak menjelang akhir
dasawarsa 70-an. Penerapan strategi ini karena bukti empiris
menunjukan bahwa setelah bereksperimen model pembangunan
dengan orientasi “capital” sebagai mesin penggerak selama kurang
lebih tiga dasawarsa, ternyata hasil yang diharapkan belum
menggembirakan, dan perluasan kesempatan kerja tidak kunjung
datang. Dalam eksperimen tersebut beberapa negara harus membayar
mahal seperti; terjadinya perpecahan Pakistan Timur dan Banglades,
Argentina dan Brazil terjadi peningkatan kriminalitas khususnya di
daerah perkotaan, dan di Mozambique serta Vietnam Selatan terjadi
penguasaan ideologi Marxis.
Belajar dari pengalaman beberapa negara di atas, Indonesia
sejak awal tahun 80-an perhatiannya terhadap peningkatan mutu SDM
mendapat porsi lebih tinggi, dan beberapa tahun terakhir dibuktikan
dengan porsi APBN bidang pendidikan meningkat cukup pesat.
Pertanyaannya, “apakah strategi pembangunan harus sepenuhnya
meninggalkan penggunaan modal?”. Tentunya tidak, keterpaduan
antara keduanya adalah jalan menuju keseimbangan. Untuk
menghadapi era teknologi tepat guna yang dicirikan oleh semakin

P a g e 21 | 38
Laporan Hasil SID
Optimasi Lahan Kering PT/CV/Firma/Konsultan……
canggihnya penggunaan prasarana penunjang (machine technology)
sangat diperlukan modal atau investasi berjumlah besar, namun juga
perlu ditunjang dengan mutu SDM yang handal dan berwawasan luas.
Dibalik itu, yang perlu diperhatikan dalam aplikasi teknologi tepat guna
adalah dampak negatif yang timbul baik dari segi ketimpangan
pendapatan, aspek lingkungan maupun aspek sosial budaya. Hal ini
perlu penekanan karena tujuan pembangunan Indonesia adalah
mengacu pada pembangunan masa depan yang menyentuh kehidupan
masyarakat banyak dan tetap berwawasan lingkungan. Selain aspek
lingkungan, yang juga perlu diperhatikan adalah keseimbangan antar
sektor ekonomi. Maksudnya, pengembangan suatu sektor hendaknya
memperhatikan sektor ekonomi yang lain demi terciptanya Tingkat
Produktivitas Relatif (TPR) antar sektor yang terkendali. Idealnya TPR
antara sektor tersier dengan sektor primer maupun sektor skunder tidak
boleh terlalu timpang, agar tercipta keseimbangan peningkatan mutu
tenaga kerja antar sektor ekonomi yang proporsional.

2.12. GAMBARAN UMUM LOKASI PEKERJAAN


2.12.1. Kecamatan Sukalarang
Luas Kecamatan Sukalarang adalah 2.211,00 ha.
Berdasarkan wilayah administrasi Kecamatan Sukalarang
terdiri dari 6 Desa, 24 Dusun, 49 RW dan 211 RT. Desa
yang termasuk pada wilayah Kecamatan Sukalarang adalah
sebagai berikut :
Jumlah Kepadatan/
No. Desa Luas (ha)
Penduduk ha
(1) (2) (3) (4) (5)
1. SEMPLAK 367,00 4.766 13
2. PRIANGANJAYA 362,00 5.917 16
3. TITISAN 471,00 9.478 20
4. CIMANGKOK 332,00 7.381 22
5. SUKALARANG 332,00 9.181 28
6. SUKAMAJU 347,00 6.004 17
JUMLAH 2.211,00 42.727 19

P a g e 22 | 38
Laporan Hasil SID
Optimasi Lahan Kering PT/CV/Firma/Konsultan……
Batas administrasi Kecamatan Sukalarang adalah sebagai
berikut :
- Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Sukabumi
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan
Cireunghas
- Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Sukaraja
- Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Cianjur
Kecamatan Sukalarang berada di kaki Gununggede
yang mempunyai ketinggian antara 700-900 meter diatas
permukaan laut. Bentuk wilayah Kecamatan Sukalarang
pada permukaan terdiri dari perbukitan dan pegunungan.
Kemiringan lereng wilayah Kecamatan Sukalarang terdiri dari
lahan dengan kemiringan antara 3-8% terdapat dibagian
selatan, kemiringan 25-40% terdapat dibagian tengah dan >
40% terdapat dibagian utara wilayah kecamatan.
Iklim di Kecamatan Sukalarang masih dipengaruhi
keadaan iklim secara regional wilayah Kabupaten Sukabumi
yang beriklim tropis basah dengan curah hujannya sangat
dipengaruhi oleh angin Muson yang bertiup dari dataran
Australia dan Asia. Keadaan curah hujan di Kecamatan
Sukalarang setiap tahunnya rata-rata sebesar 1.613 mm
pertahun. Banyaknya hari hujan setiap tahunnya adalah 81
hari dan suhu udara berkisar antara 18 0C - 310C. Jenis tanah
di Kecamatan Sukalarang terdiri dari latosol coklat, asosiasi
andosol coklat dan regosol coklat.

2.12.2. Kecamatan Cibadak


Luas Kecamatan Cibadak adalah 6.404,71 ha.
Berdasarkan wilayah administrasi Kecamatan Cibadak terdiri
dari 1 Kelurahan dan 9 Desa, 36 Dusun, 139 RW dan 495
RT. Kelurahan dan Desa yang termasuk pada wilayah
Kecamatan Cibadak adalah sebagai berikut :
No. Desa Luas (ha) Jumlah Kepadatan/

P a g e 23 | 38
Laporan Hasil SID
Optimasi Lahan Kering PT/CV/Firma/Konsultan……
Penduduk ha
(1) (2) (3) (4) (5)
1. NEGLASARI 1.091,81 6.073 5,56
2. TENJOJAYA 910,20 5.909 6,40
3. SEKARWANGI 567,80 11.541 20,32
4. BATUNUNGGAL 187,00 7.255 38,79
5. KARANGTENGAH 377,00 15.007 39,80
6. KEL. CIBADAK 406,70 30.910 76,00
7. WARNAJATI 566,00 6.593 11,64
8. SUKASIRNA 1.332,20 11.192 8,40
9. PAMURUYAN 588,00 7.481 12,72
10. CIHEULANG 378,00 8.459 22,37
TONGGOH
JUMLAH 6.404,71 110.420 24,20

Batas administrasi Kecamatan Cibadak adalah sebagai


berikut :
- Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Nagrak
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan
Cikembar
- Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan
Parungkuda
- Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan
Cicantayan
Kondisi topografi Kecamatan Cibadak secara umum
bervariasi antara 0-15% dengan ketinggian diatas
permukaan laut berkisar antara 500-1000 m, dengan bentuk
tanah morfologi yang terdiri atas tiga klasifikasi yaitu datar,
bergelombang dan perbukitan dimana kondisi tersebut
membentuk tingkat kesuburan yang relatif tinggi. Daerah
yang relatif datar ditunjukan oleh tingkat kemiringan lereng
antara 0-2% dan morfologi bergelombang terdapat pada
lahan yang kemiringan antara 2-15%. Gunung dan daerah
perbukitan sampai daerah pegunungan terletak pada lahan
dengan kemiringan lereng antara 15-25%.
Iklim di Kecamatan Cibadak masih dipengaruhi

P a g e 24 | 38
Laporan Hasil SID
Optimasi Lahan Kering PT/CV/Firma/Konsultan……
keadaan iklim secara regional wilayah Kabupaten Sukabumi
yang beriklim tropis basah dengan curah hujannya sangat
dipengaruhi oleh angin Muson yang bertiup dari dataran
Australia dan Asia. Berdasarkan data stasion pencatat hujan,
curah hujan di Kecamatan Cibadak adalah 1.792 mm/tahun
dengan jumlah hari hujan 106 hari hujan. Suhu udara
berkisar antara 18-300C, dengan suhu rata-rata 260C.
Kelembaban rata-rata sebesar 85%.
Jenis batuan di Kecamatan Cibadak oleh pelapukan
gunung api yang tak teruraikan. Sedangkan jenis tanah di
Kecamatan Cibadak pada umumnya terdiri dari grumosol,
latosol, podsolik dan regosol. Jenis tanah latosol dan
podsolik dinilai yang paling dominan dan terletak dibagian
tengah dan utara Kecamatan Cibadak. Jenis tanah latosol
merupakan jenis tanah yang mengalami proses pelapukan
yang telah lanjut sehingga tanah latosol telah mengalami
proses pencucian unsur-unsur hara, bahan organik dan silika
dengan meninggalkan sekuioksida yang berwarna merah
dimana tingkat kesuburan yang digambarkan oleh unsur
hara yang tersedia bagi tanaman berkisar dari agak rendah
hingga sedang. Sedangkan untuk jenis tanah podsolik
terdapat pada bagian tengah kearah barat kecamatan. Jenis
tanah ini adalah tanah yang berasal dari bahan tanah liat
dengan solum dalam dan disertai dengan batas antar lapisan
jelas.
Keadaan hidrologi di Kecamatan Cibadak pada
umumnya cukup baik, hal ini disertai dengan adanya
beberapa aliran sungai yang mengalir, kondisi air tanah dan
mata air. Sungai-sungai yang mengalir disini adalah sungai
Cicewol, sungai Cipanengah, sungai Cidadap, sungan
Cibangke, sungai Cipaebakti dan kali-kali kecil lainnya. Air
sungai pada umumnya dipakai untuk keperluan sehari-hari
penduduk yang berada disekitar sungai tersebut seperti

P a g e 25 | 38
Laporan Hasil SID
Optimasi Lahan Kering PT/CV/Firma/Konsultan……
kebutuhan mandi, cuci dan kakus. Air tanah diperoleh
dengan menggunakan sumur gali dan unsur pompa dengan
kedalaman air yang cukup bervariasi yaitu antara 4-15
meter. Sumber mata air lainnya adalah mata air yang selalu
mengalir sepanjang tahun dimana selain untuk kebutuhan
penduduk sehari-hari juga digunakan untuk kebutuhan
industri pengolahan air minum (air mineral). Kondisi hidrologi
di Kecamatan Cibadak ini terletak pada aquifer dengan
produktivitas sedang dan penyebarannya luas. Muka air
tanah berkisar antara 7-10 meter pada musim hujan dan 9-
20 meter pada musim kemarau dengan kedalaman air tanah
yang cukup bervariasi dan debit air sumur rata-rata 5
liter/detik.
2.12.3. Kecamatan Cidahu
Luas Kecamatan Cidahu adalah 2.916 ha. Berdasarkan
wilayah administrasi Kecamatan Cidahu terdiri 8 Desa, 52
RW dan 268 RT. Desa yang termasuk pada wilayah
Kecamatan Cidahu adalah sebagai berikut :
Jumlah Kepadatan/
No. Desa Luas (ha)
Penduduk ha
(1) (2) (3) (4) (5)
1. PONDOK KASO 259 6.701 25
TENGAH
2. PASIRDOTON 121 6.021 48
3. PONDOK KASO 100 7.463 72
TONGGOH
4. BABAKANPARI 217 7.343 32
5. TANGKIL 319 8.857 27
6. JAYABAKTI 320 11.828 36
7. CIDAHU 1.224 11.020 9
8. GIRIJAYA 357 7.660 21
JUMLAH 2.916 66.893 269

Batas administrasi Kec. Cidahu adalah sebagai berikut :


- Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Bogor
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan
Parungkuda
P a g e 26 | 38
Laporan Hasil SID
Optimasi Lahan Kering PT/CV/Firma/Konsultan……
- Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan
Parakansalak
- Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Cicurug
Kondisi tofografi kecamatan Cidahu secara umum
bervariasi antara 0-3%, 3-8%, 15-25%, dan >40%. Pada
umumnya kemiringan lahan di Kecamatan Cidahu
didominasi oleh lahan dengan kemiringan 15-25%,
sementara lahan dengan kemiringan 0-3% terdapat di bagian
barat dan kemiringan 3-8% terdapat di bagian selatan.
Ketinggian di atas permukaan laut berkisar antara 500-
1000m.
Iklim di Kecamatan Cidahu masih dipengaruhi keadaan iklim
secara regional wilayah Kabupaten Sukabumi yang beriklim
tropis basah dengan curah hujannya sangat dipengaruhi oleh
angin Muson yang bertiup dari dataran Australia dan Asia.
Rata-rata curah hujan di Kecamatan Cidahu tahun 2004
berdasarkan data stasion pencatat hujan di Cicurug adalah
2.309 mm/tahun, dengan jumlah hari hujan 158 hari hujan.
Suhu udara berkisar antara 18-30°C, dengan suhu rata-rata
26°C. kelembaban rata-rata 85%.
Potensi geologi di Kecamatan Cidahu pada umumnya
sama dengan wilayah utara Kabupaten Sukabumi dimana
struktur tanah dan batuan merupakan hasil pelapukan
batuan dari aktivitas Gunung Gede Pangrango. Potensi Jenis
Tanah di Kecamatan Cidahu terdiri dari:
1. Kompleks laterik merah kekuningan, dan posolik merah
kekuningan
2. Latosol coklat
Keadaan hidrologi di Kecamatan Cidahu pada
umumnya cukup baik, kedalama rata-rata 3-8 meter.
Berdasarkan data geohidrologi dan Dinas Geologi dan Tata
Lingkungan Provinsi Jawa Barat, 37,12% atau 1554,27 Ha
merupakan akuifer dengan produktivitas sedang dan

P a g e 27 | 38
Laporan Hasil SID
Optimasi Lahan Kering PT/CV/Firma/Konsultan……
penyebaran akuifer dengan keterusan dangat beragam.
Muka air tanah umumnya kurang dari 5lt/detik. Sedangkan
62,88% atau 2.632,75 Ha merupakan akuifer dengan
produktivitas sedang dengan penyebaran akuifer dan muka
air tanah sangat beragam. Debit sumur umumnya lebih dari
5lt/det.

2.12.4 Kecamatan Bantargadung


Luas Kecamatan Bantargadung adalah 8.511 Ha.
Berdasarkan wilayah administrasi Kecamatan Bantargadung
terdiri dari 7 desa, 50 RW, 231 RT.
Desa yang termasuk pada wilayah Kecamatan
Bantargadung adalah sebagai berikut :
Jumlah Kepadatan/
No. Desa Luas (ha)
Penduduk ha
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Bantargebang 1342 4738 3.53
2. Bojonggaling 1393 9014 6.47
3. Bantargadung 1701 10548 6.20
4. Mangunjaya 969 3587 3.70
5. Limusnunggal 1468 6198 4.22
6. Buanajaya 943 3429 3.64
7. Boyongsari 695 3987 5.74
JUMLAH 8511 41501 4.88

Batas administrasi Kecamatan Bantargadung adalah


sebagai berikut :
- Sebelah Utara berbatasan dengan Kec. Cikidang
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan
Simpenan
- Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan
Palabuhanratu
- Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan
Warungkiara
Kondisi tofografi Kecamatan Bantargadung terdiri dari
pedataran, perbukitan dan pegunungan. Kemiringan lahan
P a g e 28 | 38
Laporan Hasil SID
Optimasi Lahan Kering PT/CV/Firma/Konsultan……
Kecamatan Bantargadung secara umum didominasi oleh
lahan dengan kemiringan 15-25% yang terdapat di sebelah
barat wilayah kecamatan, sedangkan lahan yang relatif datar
dengan kemiringan 0-3% terdapat di bagian timur,
sementara lahan dengan kemiringan >40% tersebar di
bagian tengah wilayah kecamatan. Ketinggian wilayah
Kecamatan Bantargadung antara 0-500 meter di atas
permukaan laut.
Iklim di Kecamatan Bantargadung masih dipengaruhi
keadaan iklim secara regional wilayah kabupaten Sukabumi
yang beriklim tropis basah yang curah hujannya sangat
diperngaruhi oleh angin Muson yang bertiup dari dataran
Australia dan Asia. Rata-rata curah hujan di kecamatan
Bantargadung berdasarkan stasion pencatat hujan di
Warungkiara tahun 2004 adalah 648 mm/tahun dengan
jumlah hari hujan 66 hari hujan. Suhu udara berkisar anatar
19-30°C.
Jenis tanah di Kecamatan Bantargadung pada
umumnya terdiri dari:
1. Latosol coklat kemerahan
2. Asosiasi Latosol coklat kemerahan dan Latosol coklat
3. Asosiasi aluvial kelabu dan dan aluvial coklat kekelabuan

2.12.5 Kecamatan Cikakak


Luas Kecamatan Cikakak adalah 11.515.89 Ha.
Berdasarkan wilayah administrasi Kecamatan Cikakak terdiri
dari 9 desa, 68 RW, 255 RT. Desa yang termasuk pada
wilayah Kecamatan Cikakak adalah sebagai berikut :
Jumlah Kepadatan/
No. Desa Luas (ha)
Penduduk ha
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Cimaja 995 7,078 7.11
2. Cikakak 752.89 6,215 8.25
3. Sukamaju 470 6,049 12.87

P a g e 29 | 38
Laporan Hasil SID
Optimasi Lahan Kering PT/CV/Firma/Konsultan……
4. Cileungsing 889 2,871 3.23
5. Ridogalih 1,310 5,711 4.36
6. Margalaksana 1,421 4,015 2.83
7. Sirnarasa 4,028 5,431 1.35
8 Gandasoli 1,029 2,670 2.59
9 Cirendang 621 2,109 3.40
JUMLAH 11,515.89 42,149.00 45.99

Batas administrasi Kecamatan Cikakak adalah sebagai


berikut :
- Sebelah Utara berbatasan dengan Kec. Kabandungan
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudra Indonesia
- Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Cisolok
- Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan
Palabuhanratu dan Cikidang.
Kondisi tofografi Kecamatan Cikakak terdiri dari
perbukitan gelombang halus dan kasar, serta pegunungan.
Kemiringan lahan kecamatan Cikakak secara umum
didominasi oleh perbukitan berlereng sedang dengan
kemiringan 15-25% di bagian tengah kecamatan, daerah
perbukitan berlereng agak terjal dengan kemiringan 25-40%
di bagian utara kecamatan dan daerah perbukitan berlereng
halus dengan kemiringan 3-8% terdapat di bagian selatan
kecamatan. Ketinggian wilayah Kecamatan Cikakak antara
200-600 meter di atas permukaan laut.
Iklim di Kecamatan Cikakak masih dipengaruhi oleh
keadaan iklim secara regional wilayah Kabupaten Sukabumi
yang beriklim tropis basah dengan curah hujannya sangat
dipengaruhi oleh angin Muson yang bertiup dari dataran
Australia dan Asia. Rata-rata curah hujan di Kecamatan
Cikakak tahun 2004 berdasarkan stasion pencatat hujan di
Kecamatan Palabuhanratu adalah 1,248 mm/tahun, dengan
jumlah hari hujan di Kecamatan Cikakak sebanyak 87 hari
hujan.
Jenis tanah di Kecamatan Cikakak berdasarkan hasil
P a g e 30 | 38
Laporan Hasil SID
Optimasi Lahan Kering PT/CV/Firma/Konsultan……
penilitian dari Lembaga Penilitian Bogor terdiri dari:
1. Kompleks latosol merah kekuningan, latosol coklat,
padsolik merah kekuningan dan litosol.
2. Asosiasi latosol coklat dan latosol coklat kekuningan
3. Kompleks latosol coklat kemerahan dan litosol.

2.12.6 Kecamatan Ciracap


Luas Kecamatan Ciracap adalah 16,382 Ha.
Berdasarkan wilayah administrasi Kecamatan Ciracap terdiri
dari 8 desa, 72 RW, 354 RT. Desa yang termasuk pada
wilayah Kecamatan Ciracap adalah sebagai berikut :
Jumlah Kepadatan/
No. Desa Luas (ha)
Penduduk ha
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Gunung Batu 2,097 5,447 2.60
2. Cikangkung 2,399 8,866 3.70
3. Purwasedar 2,382 7,741 3.25
4. Ciracap 1,613 8,695 5.39
5. Pasir Panjang 1,351 6,260 4.63
6. Mekarsari 2,754 5,898 2.14
7. Pangumbahan 1,916 4,613 2.41
8 Ujung Genteng 1,870 5,013 2.68
JUMLAH 16,382 52,533 3.21

Batas administrasi Kecamatan Ciracap adalah sebagai


berikut :
- Sebelah Utara berbatasan dengan Kec. Ciemas dan Kec.
Waluran
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudra Hindia
- Sebelah Barat berbatasan dengan Samudra Hindia
- Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Surade
dan Jampangkulon
Kondisi tofografi Kecamatan Ciracap secara umum
merupakan wilayah yang relatif datar dengan kemiringan 3-
8%, dan hanya sebagian kecil dengan kemiringan 15-25%
yang berada di sebelah utara Kecamatan, sementara
P a g e 31 | 38
Laporan Hasil SID
Optimasi Lahan Kering PT/CV/Firma/Konsultan……
kemiringan 0-3% berada di sebelah selatan wilayah
kecamatan. Ketinggian wilayah Kecamatan Ciracap berkisar
antara 0-155 meter di atas permukaan laut (dpl). Dengan
bentuk permukaan tanah (morfologi) terdiri atas 3 klasifikasi
yaitu datar, bergelombang, dan perbukitan dimana kondisi
tersebut membentuk tingkat kesuburan yang relatif tinggi.
Iklim di Kecamatan Ciracap masih dipengaruhi oleh
keadaan iklim secara regional wilayah Kabupaten Sukabumi
yang beriklim tropis basah dengan curah hujannya sangat
dipengaruhi oleh angin Muson. Rata-rata curah hujan di
Kecamatan Ciracap tahun 2004 berdasarkan stasion
pencatat hujan di Kecamatan Ciracap adalah 3500-4500
mm/tahun, dengan jumlah hari hujan di Kecamatan Ciracap
sebanyak 180 hari hujan. Suhu udara berkisar antara 27°C-
32°C, dengan suhu rata-rata 28°C.
Jenis tanah di Kecamatan Ciracap pada umumnya
terdiri dari:
4. Kompleks laterik merah kekuningan, padsolik merah
kekuningan
5. Kompleks mediteran coklat kemerahan dan litosol
6. Aluvial hydromorf.

2.12.7 Kecamatan Cibitung


Luas Kecamatan Cibitung adalah 7578.6 Ha.
Berdasarkan wilayah administrasi Kecamatan Cibitung terdiri
dari 6 desa, 34 RW, 154 RT. Desa yang termasuk pada
wilayah Kecamatan Cibitung adalah sebagai berikut :
Jumlah Kepadatan/
No. Desa Luas (ha)
Penduduk ha
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Cidahu 2723.0 5,464 2.0
2. Cibitung 2810.0 6,435 2.3
3. Banyuwangi 869.6 2,904 3.3

P a g e 32 | 38
Laporan Hasil SID
Optimasi Lahan Kering PT/CV/Firma/Konsultan……
4. Cibodas 515.8 4,358 8.4
5. Banyumurni 306.0 2,788 9.1
6. Talagamurni 354.2 5,938 16.8
JUMLAH 7578.6 27,887 3.7

Batas administrasi Kecamatan Cibitung adalah sebagai


berikut :
- Sebelah Utara berbatasan dengan Kec. Jampangkulon
dan Kalibunder
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudra Hindia
- Sebelah Barat berbatasan dengan Kec. Surade
- Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan
Tegalbuleud.
Kecamatan Cibitung mempunyai ketinggian antara
100-500 meter di atas permukaan laut (dpl). Bentuk
morfologi kecamatan Cibitung terdiri dari dataran, perbukitan,
pegunungan, wilayah datar pada umumnya terdapat di
bagian selatan dekat dengan wilayah pantai. Persentase
kemiringan lereng terhadap luas wilayah yaitu datar seluas
57%, wilayah bergelombang seluas 11%, wilayah berbukit
seluas 32% dari luas lahan keseluruhan.
Iklim di Kecamatan Cibitung masih dipengaruhi oleh
keadaan iklim secara regional wilayah Kabupaten Sukabumi
yang beriklim tropis basah dengan curah hujannya sangat
dipengaruhi oleh angin Muson. Keadaan suhu udara berkisar
antara 21°C-30°C, dengan suhu rata-rata 26°C.
Potensi Geologis Kecamatan Cibitung , umumnya sama
dengan potensi geologis daerah-daerah yang terletak di
bagian selatan Kabupaten Sukabumi. Potensi jenis tanah
yang dimiliki Kecamatan Cibitung adalah sebagai berikut:
1. Podsolik merah kekuningan
2. Kompleks mediteran coklat kemerahan dan litosol
3. Kompleks latosol coklat kemerahan dan litosol

P a g e 33 | 38
Laporan Hasil SID
Optimasi Lahan Kering PT/CV/Firma/Konsultan……
2.12.8 Kecamatan Jampangkulon
Luas Kecamatan Jampangkulon adalah 8.219,61 Ha.
Berdasarkan wilayah administrasi Kecamatan Jampangkulon
terdiri dari 11 desa, 69 RW, 291 RT. Desa yang termasuk
pada wilayah Kecamatan Jampangkulon adalah sebagai
berikut :
Jumlah Kepadatan/
No. Desa Luas (ha)
Penduduk ha
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Ciparay 421.85 4882.0 10.80
2. Bojong Genteng 344.27 2645.0 7.68
3. Bojong Sari 1057.77 5320.0 5.02
4. Mekar Jaya 845.11 4618.0 5.46
5. Nagrak Sari 583.00 6065.0 10.40
6. Jampang Kulon 154.27 2501.0 16.21
7. Tanjung 1159.11 5608.0 4.83
8. Padajaya 794.9 4055.0 5.10
9. Cikarang 951.33 3126.0 3.28
10. Karanganyar 1121.00 3147.0 2.80
11. Cikaranggeusan 787.00 2749.0 3.49
JUMLAH 8219.61 44716.0 5.44

2.12.9 Kecamatan Cimanggu


Luas Kecamatan Cimanggu adalah 621,724.00 Ha.
Berdasarkan wilayah administrasi Kecamatan Cimanggu
terdiri dari 6 Desa, 32 RW dan 130 RT. Desa yang termasuk
pada wilayah Kecamatan Cimanggu adalah sebagai berikut :
Jumlah Kepadatan/
No. Desa Luas (ha)
Penduduk ha
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Boregah Indah 56,526.00 4,087 723.00
2. Cimanggu 1,522.00 4,385 288.00
3. Sukamaju 108,950.00 4,121 378.00
4. Sukajadi 97,770.00 5,037 515.00
5. Karang Mekar 97,329.00 3,218 330.00
6. Sukamanah 108,950.00 4,262 391.00

P a g e 34 | 38
Laporan Hasil SID
Optimasi Lahan Kering PT/CV/Firma/Konsultan……
JUMLAH 621,724.00 25,110

2.12.10 Kecamatan Ciemas


Luas Kecamatan Ciemas adalah 31,316 Ha.
Berdasarkan wilayah administrasi Kecamatan Ciemas terdiri
dari 9 desa, 74 RW, 346 RT. Desa yang termasuk pada
wilayah Kecamatan Ciemas adalah sebagai berikut :
Jumlah Kepadatan/
No. Desa Luas (ha)
Penduduk ha
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Cibenda 2,837 5,849 2.06
2. Ciwaru 1,596 8,188 5.13
3. Taman Jaya 1,372 6,531 2.00
4. Mekar Jaya 3,768 8,056 2.14
5. Ciemas 1,567 5,575 3.56
6. Giri Mukti 3,050 3,880 1.27
7. Mandra Jaya 4,859 4,739 0.98
8. Mekar Sakti 2,394 5,846 2.44
9. Sida Mulya 4,873 2,803 0.58
JUMLAH 31,316 51,467 1.64

Batas administrasi Kecamatan Ciemas adalah sebagai


berikut :
- Sebelah Utara berbatasan dengan Kec. Simpenan
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Ciracap
- Sebelah Barat berbatasan dengan Samudra Hindia
- Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Ciracap
dan Waluran.
Kondisi tofografi Kecamatan Ciemas terdiri dari
dataran, perbukitan dan pegunungan, dengan kemiringan
bervariasi antara 0-3%, 8-15%, 15-25%, dan >40%. Lahan
yang relatif datar dengan kemiringan antara 0-3% terdapat di
bagian tengah wilayah kecamatan di sekitar sungai Ciletuh,
kemiringan 15-25%, terdapat di bagian utara dan selatan,
sementara kemiringan >40% terdapat di bagian tengah

P a g e 35 | 38
Laporan Hasil SID
Optimasi Lahan Kering PT/CV/Firma/Konsultan……
berupa ngarai di daerah panenjoan. Ketinggian kecamatan
Ciemas antara 0-500 meter di atas permukaan laut.
Iklim di Kecamatan Ciemas masih dipengaruhi oleh
keadaan iklim secara regional wilayah Kabupaten Sukabumi
yang beriklim tropis basah dengan curah hujannya sangat
dipengaruhi oleh angin Muson yang bertiup dari dataran
Australia dan Asia. Keadaan suhu udara berkisar antara
20°C-32°C.
Jenis tanah di Kecamatan Ciemas umumnya terdiri
dari:
1. Kompleks latosol coklat kemerahan dan litosol
2. Kompleks latosol merah kekuningan, latosol coklat
kemerahan dan litosol
3. Kompleks laterik merah kekuningan dan Podsolik
merah kekuningan
4. Aluvial hydromorf
5. Kompleks mediteran coklat kemerahan dan litosol

P a g e 36 | 38
Laporan Hasil SID
Optimasi Lahan Kering PT/CV/Firma/Konsultan……

BAB III
I

METODOLOGI PERENCANAAN

12.1. PENGUMPULAN DATA DAN PEMETAAN


a. Inspeksi Lapangan Pendahuluan
Inspeksi lapangan pendahuluan harus dilakukan bersama dengan
Tim Teknis Kegiatan Optimasi Lahan Kering pada Dinas Pertanian
Kabupaten Sukabumi untuk memperoleh keterangan awal di
lapangan.
b. Persiapan Peta Daerah Pembangunan Infrastruktur
Tujuan pekerjaan ini adalah untuk menghasilkan peta daerah
pembangunan infrastruktur dari kondisi yang memang sudah ada
atau tidak ada sekalipun.
c. Skema Pendahuluan Pembangunan Infrastruktur
Sebuah skema pendahuluan harus disiapkan dengan
memperlihatkan kondisi terbaru lokasi yang akan dibangun
infrastruktur.

12.2. SURVEY INVESTIGASI DESAIN (SID)


Untuk melaksanakan pekerjaan Survey Investigasi Desain (SID),
diperlukan rincian tentang lingkup pekerjaan, yakni :
a. Pekerjaan Persiapan;
b. Pekerjaan Inventarisasi;
c. Pekerjaan Pengukuran;
d. Pekerjaan Planning dan Desain.

P a g e 37 | 38
Laporan Hasil SID
Optimasi Lahan Kering PT/CV/Firma/Konsultan……

12.3. SYSTEM PLANNING


a. Inspeksi Lapangan Terinci
Peta pembangunan infrastruktur pendahuluan, skema
pembangunan infrastruktur pendahuluan dan inventarisasi
pembangunan infrastruktur pendahuluan harus dicek ke setiap
sudut lokasi yang akan dibangun, setelah itu harus dibuat catatan
secara rinci dan sketsa serta pemotretan dari setiap titik yang akan
dibangun. Beberapa hal penting yang diperlukan untuk diidentifikasi
:
a. Posisi lokasi sawah kering

P a g e 38 | 38

Anda mungkin juga menyukai