Anda di halaman 1dari 80

DAFTAR ISI

Sampul

Daftar Isi

Kata Pengantar

BAB I Pendahuluan

A. Latar belakang ..................................................................

B. Tujuan ..................................................................

C. Manfaat .................................................................

D. Lingkup kegiatan ..................................................................

BAB II Tinjauan Teoritis

A. Manajemen keperawatan .................................................................

1. Defenisi .................................................................

2. Fungsi-fungsi manajemen ........................................................

3. Prinsip manajemen .................................................................

4. Proses manajemen keperawatan ..............................................

5. Lingkup manajemen keperawatan ............................................

B. Model praktik peperawatan professional ........................................

1. Pengertian ..................................................................

2. Tujuan MPKP ..................................................................

3. Komponen MPKP ..................................................................


4. Model dalam sistem pemberian asuhan keperawatan ..............

5. Kegiatan dalam MPKP ............................................................

BAB III Gambaran Biologis Letak Pengambilan Data

A. Sejarah singkat Rumah Sakit Elim ....................................................

B. Gambaran umum Rumah Sakit Elim .................................................

C. Visi dan Misi ..................................................................

D. Falsafah ..................................................................

E. Motto .................................................................

F. Struktur organisasi Rumah Sakit Elim ..............................................

G. Sarana dan Prasarana ..................................................................

H. Jenis pelayanan Rumah Sakit Elim ...................................................

I. Data ketenagaan ..................................................................

J. Gambaran umum ruangan obgyn ......................................................

K. Analisa SWOT ..................................................................

BAB IV Pengkajian Dan Analisis Manajemen keperawatan

A. Pengkajian terhadap aspek manajemen keperawatan ..........................

B. Hasil pengkajian dan analisa ...............................................................

BAB V Prioritas Dan Alternatif Pemecahan Masalah

A. Identifikasi masalah ..................................................................

B. Prioritas masalah ..................................................................


C. Penetapan tujuan dan alternative pemecahan masalah ........................

D. Seleksi alternative pemecahan masalah ...............................................

BAB VI pelaksanaan Kegiatan

A. Pengumpulan data ..................................................................

B. Pengelolaan data ..................................................................

C. Perencanaan program kerja ..................................................................

D. Pelaksanaan program kerja ..................................................................

BAB VII Penutup

A. Kesimpulan ..................................................................

B. Saran ..................................................................

Daftar Pustaka
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktik
Manajemen ini.

Laporan praktik manajemen keperawatan ini dibuat untuk memenuhi salah


satu syarat dalam mengikuti program profesi Ners STIKES Tana Toraja.

Kami menyadari bahwa laporan ini dapat selesai karena bantuan dan
kerjasama dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini, kami
menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang
terhormat :
1. Ibu Dr. Agustina palamba, S.kep.,Ns.,S.Sos.,M.Kes selaku Direktur STIKES
Tana Toraja.
2. Ibu Ns. Olgrid Algarini Allo, M.Kep, selaku Ketua Program Profesi Ners
STIKES Tana Toraja.
3. Ibu Catherina Bannepadang, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku koordinator dan
pembimbing praktik manajemen keperawatan Program Profesi Ners STIKES
Tana Toraja.
4. Bapak / Ibu CI Akademik dan Lahan, selaku Pembimbing praktik manajemen
Program Profesi Ners STIKES Tana Toraja.
5. dr. Adrian Benedict Wijaya, selaku Kepala Rumah Sakit Elim Rantepao yang
telah memberikan izin praktik klinik Mahasiswa Keperawatan STIKES Tana
Toraja.
6. Seluruh Kepala Bagian dan Kepala Ruangan Rumah Sakit Elim Rantepao
yang telah memfasilitasi dan memberikan arahan selama kami Praktik manajemen
keperawatan.
7. Rekan-rekan Mahasiswa Ners STIKES Tana Toraja angkatan 2020/2021 yang
telah banyak membantu dalam penyusunan laporan akhir praktik mananjemen
keperawatan.
Sebagai manusia biasa yang tak lepas dari kekurangan, kami menyadari bahwa

dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu dengan

kerendahan hati kami bersedia menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun

sebagai penyempurnaan laporan ini Semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua.

Rantepao, Agustus 2021


Tim Penyusun

(Kelompok 2 STIKES Tana Toraja)


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan yang professional yang

merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan

kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-spiritual yang

komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga, dan masyarakat, baik sehat

maupun sakit yang mencakup seluruh prose kehidupan manusia. Keperawatan

merupakan bantuan, diberikan karena adanya kelemahan fisik dan mental,

keterbatasan pengetahuan, serta kurangnya kemauan menuju kepada

kemampuan melaksanakan kehidupan hidup sehari-hari secara mandiri

(Kusnanto, 2004).

Menurut Huber (1996) yang dikutip oleh Sitorus, Ratna (2006)

pelayanan Rumah Sakit adalah pelayanan keperawatan. Oleh karena itu,

pengelolaan pelayanan keperawatan harus mendapatkan perhatian yang lebih

dan menyeluruh karena pelayanan keperawatan sangat menentukan baik

buruknya citra Rumah Sakit. Untuk mewujudkan pelayanan keperawatan yang

berkwalitas sesuai dengan visi dan misi Rumah Sakit tidak terlepas dari proses

manajemen, yang merupakan satu pendekatan dinamis dan proaktif dalam

menjalankan suatu kegiatan organisasi. Didalam organisasi keperawatan,

pelaksanaan manajemen dikenal sebagai manajemen keperawatan.


Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif

dalam menjalankan suatu kegiatan di organisasi. Manajemen tersebut mencakup

kegiatan planning, organizing, actuating, controling (POAC) terhadap staf,

sarana, dan prasarana dalam mencapai tujuan organisasi. Menurut Rika Widya

Sukmana (1996), manajemen didefinisikan sebagai suatu proses dalam

menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain, sedangkan manajemen keperawatan

adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf keperawatan untuk memberikan

asuhan keperawatan secara profesional (Nursalam, 2012).

Proses manajemen keperawatan sejalan dengan proses keperawatan

sebagai satu metode pelaksanaan asuhan keperawatan secara profesional,

sehingga diharapkan keduanya dapat saling mendukung. Model Asuhan

Keperawatan Profesional (MPKP) merupakan suatu kerangka kerja yang

mendefinisikan empat unsur yaitu standar, proses keperawatan, pendidikan

keperawatan dan sistem MAKP. Jika perawat tidak memiliki nilai-nilai tersebut

sebagai sesuatu pengambilamn keputusan yang independen, maka tujuan

pelayanan kesehatan/keperawatan dalam memenuhi kepuasan pasien tidak akan

dapat terwujud (Nursalam, 2012).

Berdasarkan hal tersebut diatas, kami Mahasiswa Program Profesi Ners

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Tana Toraja melaksanakan praktik

dibidang Manajemen Keperawatan di RSU Elim Rantepao khususnya di ruang

perawatan Obgyn (interna), yang merupakan rumah sakit tipe B yang menerima

berbagai pasien baik berasal dari kota Makassar maupun diberbagai kabupaten
di Sulawesi-Selatan, sehingga perlu menampilkan proses manajemen

keperawatan sesuai dengan Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP). .

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah melaksanakan praktek profesi manajemen keperawatan,

mahasiswa diharapkan mampu mengelola pelayanan keperawatan

professional tingkat dasar secara bertanggungjawab dan menunjukkan sikap

kepemimpinan yang professional.

2. Tujuan Khusus

Setelah melaksanakan praktek profesi manajemen keperawatan,

mahasiswa mampu :

a. Menganalisis lingkungan suatu ruang perawatan Obgyn RSU Elim

Rantepao dan menghitung kebutuhan tenaga keperawatan disuatu ruangan

perawatan.

b. Melaksanakan peran sesuai dengan model MPKP yang telah ditentukan.

c. Melakukan pre dan post conference.

d. Melakukan operan.

e. Melakukan ronde keperawatan.

f. Melakukan alur penerimaan pasien baru.

g. Melakukan Discharge Planning.

h. Mendokumentasikan asuhan keperawatan dengan menggunakan model

problem, intervensi, dan evaluasi.


C. Manfaat

1. Bagi Mahasiswa

a. Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan suatu ruang rawat sehingga

dapat memodifikasi metode penugasan yang akan dilaksanakan.

b. Mahasiswa dapat mengumpulkan data dalam penerapan model MPKP

yang diaplikasikan di ruang perawatan Krisan RSU Elim Rantepao.

c. Mahasiswa dapat mengidentifikasi kelebihan dan kekuarangan penerapan

model MPKP di perawatan Melati RSU Elim Rantepao.

d. Mahasiswa dapat menganalisis masalah dan menyusun rencana strategi

pemecahan masalah.

e. Mahasiswa dapat memperoleh pengalaman dalam menerapkan model

praktik keperawatan profesional ruang perawatan Obgyn RSU Elim

Rantepao.

2. Bagi Perawat Ruangan

a. Melalui manajemen praktik keperawatan profesional dapat diketahui

masalah-masalah yang ada di ruang perawatan Obgyn RSU Elim

Rantepao.yang berkaitan dengan pelaksanaan MPKP.

b. Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal.

c. Terbinanya hubungan yang baik antara perawat dengan perawat, perawat

dengan tim kesehatan lain, dan perawat dengan pasien serta keluarga.

d. Tumbuh dan terbinanya akuntanbilitas dan disiplin diri perawat.

3. Bagi Pasien dan Keluarga


a. Pasien dan keluarga mendapatkan pelayanan yang memuaskan.

b. Tingkat kepuasan pasien dan keluarga terhadap pelayanan tinggi.

4. Bagi institusi dan pendidikan

Sebagai bahan masukan dan gambaran tentang pengelolaan ruangan dengan

pelaksanaan model MPKP atau Tim.

D. Lingkup Kegiatan

1. Pelaksanaan kegiatan program praktek manajemen (Activity Execution

Program The Praktik Of Management)

2. Pengelolaan manajemen pelayanan keperawatan (Management Of Nursing

Service) meliputi perencanaan (Planning), pengorganisasian (Organizing),

penggerak (Actuiting) dan pengawasan (Controling).

3. Pengelolaan asuhan keperawatan (Management of nursing care).

E. Tempat Dan Waktu

1. Tempat

Di ruang perawatan Obgyn RSU Elim Rantepao.

2. Waktu

Pelaksanaan praktik berlangsung selama 3 minggu, mulai dari tanggal 9

agustus – 28 Agustus 2021. Dibagi menjadi 3 shift, Pagi (07.00-11.00

WITA), Siang (11.30-16.00 WITA), sore (16.30-21.00 WITA)


F. Tahap Pelaksanaan

1. Tahap Orientasi

a. Perkenalan Kepala Keperawatan, Kepala Ruangan didampingi oleh bagian

Diklat.

b. Diskusi dengan Kepala ruangan, wakil kepela ruangan dan staf

c. Mengumpulkan data terhadap input, proses dan output dari aspek

manajemen yang di kaji.

2. Tahap Identifikasi Masalah

a. Mengidentifikasi kembali permasalahan yang di dapat pada praktek

manajeman

b. Identifikasi masalah dilakukan dengan pembuatan dan penyebaran

kuesioner, perumusan masalah dan presentasi hasil kuesioner.

3. Tahap pemecahan masalah

a. Melakukan analisis data

Penetapan prioritas masalah aspek kajian dari input, proses dan output.

Dilanjutkan dengan penetapan tujuan dan seleksi alternative pemecahan

masalah yang di rumuskan dalam bentuk pertanyaan mencakup apa, siapa,

dimana, dan berapa lama tujuan yang akan di capai.

b. Pembuatan rencana kegiatan (plan of action) dengan mempertimbangkan

biaya, waktu, sarana, dan kebijakan yang tersedia di badan di Badan

Pengelola RSU Elim Rantepao.

c. Presentasi dan sosialisasi dari rencana kegiatan-kegiatan (plan of action)


d. Implementasi rencana kegiatan Role Play yang dilaksanakan pada tanggal

16 Agustus – 25 Agustus 2021.

e. Tahap evaluasi yang di lakukan pada tanggal 26 Agustus – 28 Agustus

2021.
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Manajemen Keperawatan

1. Definisi

Manajemen adalah proses untuk melaksanakan pekerjaan melalui

upaya orang lain ( Gillies 1994, dalam Asmuji 2012). Manajemen adalah

suatu proses merancang dan memelihara suatu lingkungan dimana orang-

orang yang bekerja sama didalam suatu kelompok dapat mencapai tujuan

yang telah ditetapkan seefisien mungkin (H. Weihrich dan H. Koontz, dalam

Suarli dan Bahtiar 2002). Sedangkan Stoner (1982) menyatakan manajemen

adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan

usaha-usaha anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi

lainnya untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan (Asmuji

2012).

Sedangkan manajemen keperawatan adalah suatu proses

menyelesaikan suatu pekerjaan melalui perencanaan, pengorganisasian,

pengarahan, dan pengawasan dengan menggunakan sumber daya secara

efektif, efisien, dan rasional dalam memberikan pelayanan bio-psiko-sosial-

spiritual yang komprehensif pada individu, keluarga, dan masyarakat, baik

yang sakit maupun yang sehat melalui proses keperawatan untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan (Asmuji 2012).

2. Fungsi-fungsi Manajemen
Fungsi manajemen menurut George Terry ( Suyanto, 2009) yaitu planning,

organizing, actuating, dan cotrolling.

a. Perencanaan (planning)

Perencanaan adalah sebuah proses yang dimulai dengan merumuskan

tujuan organisasi, sampai dengan menyusun dan menetapkan rangkaian

kegiatan untuk mencapainya. Melalui perencanaan akan dapat ditetapkan

tugas-tugas staf. Dengan tugas-tugas ini seorang pemimpin akan

mempunyai pedoman untuk melakukan supervisi dan evaluasi serta

menetapkan sumber daya yang dibutuhkan oleh staf dalam menjalankan

tugas-tugasnya.

Kriteria Struktur

1) Kebijakan manajemen pelayanan keperawatan sebagai pendukung

penyusun perencanaan.

2) Visi misi sarana pelayanan kesehatan

3) Falsafah dan tujuan pelayanan keperawatan yang mengacuh pada

visi/misi.

4) Data dan informasi yang dibutuhkan untuk perencanaan secara tepat dan

memadai.

5) Standar ketenagaan, standar fasilitas dan peralatan pelayanan

keperawatan.

6) Tersedianya sumber daya yang dibutuhkan untuk pelayanan

keperawatan.
7) Mekanisme perencanaan pelayanan keperawatan

Kriteria Proses

1) Melaksanakan koordinasi dengan unit pelayanan terkait

2) Melibatkan unsur pengolaan dan staf sesuai tingkat manejerial

3) Melaksanakan perencanaan secara “bottom up“

Kriteria Hasil

1) Dokumentasi yang menunjukkan perencanaan keperawatan meliputi :

aspek ketenagaan, fasilitas, peralatan dan upaya pengendalian mutu

pelayanan.

2) Perencanan keperawatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

rencana induk perencanaan secara kesehatan.

3) Pengorganisasian (organizing), merupakan pengaturan setelah rencana,

mengatur dan menentukan apa tugas pekerjaannya, macam, jenis, unit

kerja, alat – alat, keuangan dan fasilitas.

b. Pengorganisasian (Organizing)

Pengorganisasian adalah rangkaian kegiatan manjemen untuk

menghimpun semua sumber daya (potensi) yang dimiliki oleh organisasi

dan memanfaatkannya secara efisien untuk mencapai tujuan organisasi.

Kriteria Struktur

1) Kebijakan tentang manajemen pelayanan keperawatan sebagai

pendukung pengorganisasian.

2) Struktur organisasi dan tata hubungan kerja struktural dan fungsional


pelayanan keperawatan disarana pelayanan kesehatan.

3) Uraian tugas, tanggung jawab dan wewenang yang jelas dan tertulis bagi

tiap tenaga keperawatan.

4) Tenaga keperawatan yang ditunjuk untuk menduduki jabatan tertentu.

5) Dokumen kualifikasi / persyaratan jabatan bagi pimpinan keperawatan.

Kriteria Proses

1) Memahami uraian tugas, tanggung jawab dan wewenang bagi tiap

tenaga keperawatan.

2) Melaksanakan tugas sesuai dengan uraian tugas, tanggung jawab dan

wewenang.

3) Melakukan koordinasi kegiatan pelayanan keperawatan.

Kriteria Hasil

1) Adanya tenaga keperawatan yang menduduki jabatan sesuai dengan

persyaratan.

2) Pelayanan keperawatan bagian integral didalam struktur organisasi

sarana kesehatan.

3) Adanya dokumen pengaturan pendayagunaan sumber daya

keperawatan : ketenagaan, fasilitas peralatan.

4) Adanya dokumen pelaksanaan rapat koordinasi.

c. Pengarahan (Actuating, Directing, Commanding, Coordinating)


Pengarahan kepada staf agar mereka mampu bekerja secara optimal

dan melalkukan tugas-tugasnya sesuai dengan keterampilan yang mereka

miliki sesuai dengan dukungan sumber daya yang tersedia.

Kriteria Struktur

1) Adanya kebijakan tentang manajemen pelayanan keperawatan yang

mendukung fungsi pengarahan.

2) Adanya tenaga keperawatan yang memiliki kemampuan dan

keterampilan manajemen

3) Adanya mekanisme pembinaan tenaga keperawatan.

4) Adanya fasilitas yang mendukung lingkungan kerja yang kondusif untuk

pembinaan.

Kriteria Proses

1) Melaksanakan pembinaan tenaga keperawatan berdasarkan hasil

evaluasi kinerja.

2) Memberikan umpan balik.

3) Melaksanakan tindak lanjut hasil program pembinaan antara lain :

pemberian penghargaan dan sanksi.

Kriteria Hasil

1) Adanya dokumen pelaksanaan program pembinaan.

2) Adanya peningkatan kemampuan tenaga keperawatan yang dibina.

3) Adanya dokumen upaya tindak lanjut hasil pelaksanaan pembinaan

antara lain : pemberian penghargaan dan sanksi.


d. Pengawasan/pengendalian (Controlling)

Pengawasan/pengendalian adalah suatu proses mengamati secara

terus menerus pelaksanaan rencana kerja yang sudah disusun dan

mengadakan koreksi terhadap penyimpangan yang tersedia.

Kriteria Struktur

1) Adanya kebijakan program pengendalian mutu pelayanan keperawatan

disarana kesehatan.

2) Adanya program pengendalian mutu pelayanan keperawatan.

3) Adanya standar pelayanan keperawatan.

4) Adanya mekanisme pelaksanaan program pemgendalian mutu .

5) Adanya tim pengendalian mutu dalam organisasi pelayanan kesehatan.

6) Adanya sumber daya yang memadai dalam jumlah dan kualitas.

Kriteria Proses

1) Menyusun alat pengendalian mutu sesuai dengan metode yang dipilih.

2) Melaksanakan upaya pengendalian mutu antara lain : audit

keperawatan /supervisi keperawatan, gugus kendali mutu, survey

kepuasan pasien, keluarga/ petugas, presentasi kasus dan ronde

keperawatan.

3) Menganalisa dan menginterpretasikan data hasil evalausi pengendalian

mutu.

Kriteria Hasil

1) Adanya dokumen hasil pengendalian mutu.


2) Adanya dokumen umpan balik dan upaya tindak lanjut.

3) Adanya dokumen hasil survei kepuasan pasien, keluarga dan petugas.

4) Adanya penampilan klinik tenaga keperawatan sesuai dengan standar

pelayanan keperawatan.

5) Minimnya angka kejadian komplikasi sebagai akibat pemberian asuhan

keperawatan antara lain : dekubitus, jatuh, pneumonia, pneumonia

arthostatik, infeksi nosokomial, droof foot.

Adapun unsur yang dikelola sebagai sumber manajemen adalah

man, money, material, methode, machine, minute dan market.

3. Prinsip – Prinsip Manajemen

Suyanto (2009) menyebutkan beberapa prinsip yang mendasari

manajemen keperawatan yaitu:

a. Manajemen keperawatan seyogyanya berlandaskan perencanaan, karena

melalui fungsi perencanaan pimpinan dapat menurunkan resiko kesalahan,

memudahkan pemecahan masalah.

b. Manajemen keperawatan dilandaskan melalui penggunaan waktu yang

efektif. Manajer keperawatan yang menghargai waktu akan menyusun

perencanaan yang terprogram dengan baik dan melaksanakan kegiatan

sesuai waktu yang telah ditentukan

c. Manajemen keperwatan melibatkan para pengambil keputusan

d. Memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan pasien merupakan focus

perhatian manajer keperawatan dengan mempertimbangkan apa yang


pasien lihat, fikir, yakini, dan ingini.

e. Pengarahan merupakan elemen kegiatan manajemen keperawatan yang

meliputi proses pendelegasian, supervise, kordinasi, dan pengendalian

pelaksanaan rencana yang telah diorganisasikan

f. Devisi keperawatan yang baik dapat memotivasi perawat untuk

memperlihatkan penampilan kerja yang terbaik.

g. Manajemen keperawatan menggunakan komunikasi yang efektif

h. Pengembangan staf penting untuk dilaksanakan sebagai upaya persiapan

perawat pelaksana menduduki posisi yang lebih tinggi atau untuk

peningkatan pengetahuan dan keterampilan perawat

i. Pengendalian merupakan elemen manajemen keperawatan yang meliputi :

penilaian pelaksanaan rencana yang telah dibuat, pemberian instruksi,

menetapkan standard an membandingkannya dengan penampilan serta

memperbaiki kekurangan yang terjadi.

4. Proses Manajemen Keperawatan

Proses manajemen keperawatan sesuai dengan pendekatan sistem

terbuka dimana masing – masing komponen saling berhubungan dan

berinteraksi dan dipengaruhi oleh lingkungan. Karena merupakan suatu

sistem maka akan terdiri dari lima elemen yaitu input, proses, output, kontrol

dan mekanisme umpan balik.

Input dari proses manajemen keperawatan antara lain informasi,

personel, peralatan dan fasilitas. Proses dalam manajemen keperawatan


adalah kelompok manajer dari tingkat pengelola keperawatan tertinggi

sampai ke perawat pelaksana yang mempunyai tugas dan wewenang untuk

melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan

dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan.

Output adalah asuhan keperawatan, pengembangan staf dan riset.

Kontrol yang digunakan dalam proses manajemen keperawatan termasuk

budget dari bagian keperawatan, evaluasi penampilan kerja perawat,

prosedur yang standar dan akreditasi. Mekanisme timbal balik berupa

laporan finansial, audit keperawatan, survey kendali mutu dan penampilan

kerja perawat.

5. Lingkup Manajemen Keperawatan

Mempertahankan kesehatan telah menjadi sebuah industri besar yang

melibatkan berbagai aspek upaya kesehatan. Pelayanan kesehatan kemudian

menjadi hak yang paling mendasar bagi semua orang dan memberikan

pelayanan kesehatan yang memadai akan membutuhkan upaya perbaikan

menyeluruh sistem yang ada. Pelayanan kesehatan yang memadai ditentukan

sebagian besar oleh gambaran pelayanan keperawatan yang terdapat

didalamnya.

Keperawatan merupakan disiplin praktek klinis. Manajer

keperawatan yang efektif seyogyanya memahami hal ini dan memfasilitasi

pekerjaan perawat pelaksana. Kegiatan perawat pelaksana meliputi:


a. Menetapkan penggunakan proses keperawatan

b. Melaksanakan intervensi keperawatan berdasarkan diagnose

c. Menerima akuntabilitas kegiatan keperawatan yang dilaksanakan oleh

perawat

d. Menerima akuntabilitas untuk hasil – hasil keperawatan

e. Mengendalikan lingkungan praktek keperawatan

Seluruh pelaksanaan kegiatan ini senantiasa di inisiasi oleh para

manajer keperawatan melalui partisipasi dalam proses manajemen

keperawatan dengan melibatkan para perawat pelaksana. Berdasarkan

gambaran diatas maka lingkup manajemen keperawatan terdiri dari:

a. Manajemen operasional

Pelayanan keperawatan di rumah sakit dikelola oleh bidang

keperawatan yang terdiri dari tiga tingkatan manajerial, yaitu:

1) Manajemen puncak

2) Manajemen menengah

3) Manajemen bawah

Tidak setiap orang memiliki kedudukan dalam manajemen berhasil

dalam kegiatannya. Ada beberapa faktor yang perlu dimiliki oleh orang –

orang tersebut agar penatalaksanaannya berhasil. Faktor – faktor tersebut

adalah :

1) Kemampuan menerapkan pengetahuan

2) Ketrampilan kepemimpinan
3) Kemampuan menjalankan peran sebagai pemimpin

4) Kemampuan melaksanakan fungsi manajemen

b. Manajemen asuhan keperawatan

Manajemen asuhan keperawatan merupakan suatu proses

keperawatan yang menggunakan konsep – konsep manajemen didalamnya

seperti perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian atau

evaluasi dan persyaratan Ruangan menjalankan MPKP.

B. Model Praktik Keperawatan Profesional

1. Pengertian

Model Praktik Keperawatan Profesional “MPKP adalah suatu sistem

(struktur, proses dan nilai-nilai profesional) yang memungkinkan perawat

profesional mengatur pemberian asuhan keperawatan, termasuk

lingkungan untuk menopang pemberian asuhan tersebut. Model praktek

keperawatan profesional (MPKP) adalah suatu sistem (struktur, proses,

dan nilai-nilai profesional) yang memungkinkan perawat profesional

mengatur pemberian asuhan keperawatan termasuk lingkungan yang

dapat mendukung asuhan keperawatan. Pada aspek struktur ditetapkan

jumlah tenaga keperawatan berdasarkan jumlah klien sesuai dengan

derajat ketergantungan klien, jenis tenaga disuatu ruang rawat yaitu

kepala ruangan, Clinical Care Manager (CCM), Perawat Primer (PP) dan

Perawat Asosiet (PA) serta standar rencana perawatan. Pada aspek proses

ditetapkan penggunaan metoda modifikasi keperawatan primer. Metode


modifikasi perawatan primer merupakan kombinasi dari kedua metode

tim dan primer, diharapkan kontinuitas asuhan keperawatan dan

akontabilitas asuhan keperawatan terdapat pada perawat primer. (Santoso,

dona. 2013)

2. Tujuan MPKP adalah sebagai berikut :

a. Menjaga konsistensi asuhan keperawatan.

b. Mengurangi konflik, tumpang tindih dan kekososongan pelaksanaan

asuhan keperawatan oleh tim keperawatan.

c. Menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan keperawatan.

d. Memberikan pedoman dalam menentukan kebijakan dan keputusan.

e. Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan

keperawatan bagi setiap tim keperawatan

Adapun syarat-syarat Ruangan menjalankan MPKP adalah sebagai

berikut :

1) Memiliki fasilitas perawatan yang memadai.

2) Memiliki jumlah perawat minimal sejumlah tempat tidur yang ada.

3) Memiliki perawat pendidikan yang telah terspesialisasi

4) Seluruh perawat telah memiliki kompetensi dalam perawatan primer.

3. Komponen-Komponen MPKP

Terdapat 4 komponen utama dalam model praktek keperawatan

professional, yaitu sebagai berikut :

a. Ketenagaan Keperawatan
Menurut Douglas (1984) yang dikutip oleh (Stephanie, 2011) dalam

suatu pelayanan profesional, jumlah tenaga yang diperlukan

tergantung pada jumlah pasien dan derajat ketergantungan pasien.

Menurut Loveridge & Cummings (1996) yang dikutip oleh Stephanie,

2011 klasifikasi derajat ketergantungan pasien dibagi 3 kategori, yaitu:

1) Perawatan minimal : memerlukan waktu 1 – 2 jam/24 jam ang

terdiri atas :

a) Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri.

b) Makan dan minum dilakukan sendiri

c) Ambulasi dengan pengawasan

d) Observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap shift.

e) Pengobatan minimal, status psikologis stabil.

f) Persiapan prosedur memerlukan pengobatan.

2) Perawatan intermediet : memerlukan waktu 3 – 4 jam/24 jam yang

terdiri atas :

a) Kebersihan diri dibantu, makan minum dibantu

b) Observasi tanda-tanda vital tiap 4 jam

c) Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali

d) Voley kateter/intake output dicatat

e) Klien dengan pemasangan infus, persiapan pengobatan,

memerlukan prosedur

3) Perawatan maksimal/total : memerlukan waktu 5 – 6 jam/24 jam :


a) Segala diberikan/dibantu

b) Posisi yag diatur, observasi tanda-tanda vital setiap 2 jam

c) Makan memerlukan NGT, menggunakan terapi intravena

d) Pemakaian suction

e) Gelisah/disorientasi

Menurut Douglas (1984) yang dikutip dalam Stephanie, 2011 ada

beberapa kriteria jumlah perawat yang dibutuhkan perpasien untuk

dinas pagi, sore dan malam.

Tabel 2.1 Kriteria jumlah perawat yang dibutuhkan perpasien di ruang

MPKP

Waktu
Pagi Siang Malam
Klasifikasi
Minimal 0,17 0,14 0,07

Partial 0,27 0,15 0,1

Total 0,36 0,3 0,2

b. Penerapan sistem pemberian asuhan keperawatan


Merupakan metode penugasan yang dipilih dalam memberikan

pelayanan asuhan keperawatan sesuai dengan kondisi yang ada di

Rumah Sakit. Sistem pemberian asuhan keperawatan harus

merefleksikan falsafah organisasi, struktur, pola ketenagaan dan

karakteristik populasi pasien yang dilayani. Untuk memperoleh

gambaran penerapan sistem ini dapat dilihat dari tanggung jawab,

pelaksanaan uraian tugas dan pelaksanaan wewenang perawat

pelaksana.

1) Tanggung Jawab perawat pelaksana :

a) Kebenaran asuhan keperawatan meliputi pengkajian, diagnosis

dan rencana asuhan keperawatan.

b) Kebenaran dan ketepatan pelayanan asuhan meliputi tindakan

dan evaluasi keperawatan.

c) Kelengkapan bahan dan peralatan kesehatan

d) Kebersihan dan kerapihan pasien serta alat kesehatan

e) Kebenaran isi rekam asuhan keperawatan

f) Kebenaran informasi/bimbingan/penyuluhan kesehatan

g) Ketepatan penggunaan sumber daya secara efisien dan efektif.

2) Uraian tugas perawat pelaksana :

a) Melaksanakan timbang terima tugas setiap awal dan akhir tugas

dari dan kepada petugas penggantinya.

b) Melakukan observasi tentang kondisi pasien.


c) Mengikuti pre dan post konferens yang dilakukan.

d) Melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien yang menjadi

tanggung jawabnya dan didokumentasikan dalam rekam asuhan

keperawatan.

e) Melakukan monitoring respon pasien terhadap tindakan yang

telah dilakukan.

f) Melakukan konsultasi tentang masalah pasien.

g) Membimbing dan melakukan penyuluhan kesehatan kepada

pasien dan keluarga.

h) Menerima keluhan pasien dan berusaha untuk

menyelesaikannya.

i) Melakukan evaluasi askep setiap akhir tugas.

j) Memperkenalkan diri dan rekan yang berada pada satu timnya

untuk melakukan askep lanjutan pada pasien .

k) Melaksanakan tugas pendelegasian pada saat jaga siang/malam

atau hari libur.

l) Mengikuti diskusi kasus / konferens dengan tim kesehatan.

m)Mengikuti pertemuan berkala (rutin) ruangan atau tingkat rumah

sakit.

3) Wewenang

a) Memeriksa kelengkapan peralatan ruang perawatan


b) Meminta bahan dan perangkat kerja sesuai denagn kebutuhan

pelaksanaan tugas

c) Melakukan pengkajian, menetapkan diagnosa dan perencanaan

keperawatan bagi pasien baru pada bertugas

d) Melakukan asuhan keperawatan kepada pasien

e) Melaporkan asuhan keperawatan pasien kepada penanggung

jawab

c. Proses Keperawatan

Proses keperawatan merupakan proses pengambilan keputusan yang

dilakukan perawat dalam menyusun kegiatan asuhan secara bertahap.

Kebutuhan dan masalah pasien merupakan titik sentral dalam

pengambilan keputusan. Pendekatan ilmiah yang fragmatis dalam

pengambilan keputusan adalah :

1) Identifikasi masalah

2) Menyusun alternatif penyelesaikan masalah

3) Pemilihan cara penyelesaian masalah yang tepat dan

melaksanakannya

4) Evaluasi hasil dari pelaksanaan alternatif penyelesaian masalah.

Seluruh langkah pengambilan keputusan ini tertuang pada langkah-

langkah proses keperawatan yaitu:

1) Pengkajian fokus pada keluhan utama dan eksplorasi lebih holistic


2) Diagnosis yaitu menetapkan hubungan sebab akibat dari masalah

masalah keperawatan

3) Rencana tindakan untuk menyelesaikan masalah

4) Implementasi rencana dan

5) Evaluasi hasil tindakan.

d. Dokumentasi keperawatan

Dokumentasi keperawatan merupakan unsur penting dalam sistem

pelayanan kesehatan, karena dengan adanya dokumentasi yang baik,

informasi mengenai keadaan pasien dapat diketahui secara

berkesinambungan. Dokumenasi juga merupakan aspek legal tentang

pemberian asuhan keperawatan, secara lebih spesifik dokumentasi

keperawatan dapat berfungsi sebagai sarana komunikasi antar profesi

kesehatan, sumber data untuk pengelolaan pasien dan penelitian dan

sebagai barang bukti pertanggungjawaban dan pertangunggugatan

asuhan keperawatan serta sebagai sarana pemantauan asuhan

keperawatan. Dokumentasi keperawatan dibuat berdasarkan pemecahan

masalah pasien, yang terdiri dari format pengkajian, rencana

keperawatan, catatan tindakan dan catatan perkembangan pasien.

4. Model Dalam Sistem Pemberian Asuhan Keperawatan

Keberhasilan suatu asuhan keperawatan kepada klien sangat ditentukan oleh

pemilihan metode pemberian asuhan keperawatan profesional. Dengan


semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat akan pelayanan keperawatan

dan tuntutan perkembangan IPTEK, maka metode sistem pemberian asuhan

keperawatan harus efektif dan efisien.

Dasar pertimbangan pemilihan model asuhan keperawatan (MAKP)

a. Sesuai dengan visi dan misi intitusi

Dasar utama penentuan model pemberian asuhan keperawatan harus

didasarkan pada visi dan misi rumah sakit

b. Dapat diterapkannya proses keperawatan dalam asuhan keperawatan

Proses keperawatan merupakan unsur penting terhadap kesinambungan

asuhan keperawatan pada pasien. Keberhasilan dalam asuhan

keperawatan sangan ditentukan oleh pendekatan proses keperawatan.

c. Efisien dan efektif penggunaan biaya

Setiap suatu perubahan, harus selalu mempertimbangkan biaya dan

efektifitas dalam kelancaran pelaksanaanya. Bagaimana baiknya suatu

model, tanpa ditunjang oleh biaya memadai, maka tidak akan didapatkan

hasil yang sempurna.

d. Terpenuhinya kepuasan klien, keluarga dan masyarakat

Tujuan akhir asuhan keperawatan adalah kepuasan pelanggan atau

pasien terhadap asuhan yang diberikan oleh perawat. Oleh karena itu

model yang baik adalah model asuhan keperawatan yang dapat

menunjang terhadap kepuasan pelanggan.

e. Kepuasan kinerja perawat


Kelancaran pelaksanaan suatu model sangat ditentukan oleh motivasi

dan kinerja perawat. Oleh karena itu model yang dipilih harus dapat

meningkatkan kepuasan perawat bukan justru menambah beban kerja

dan frustasi dalam pelaksanaannya.

f. Terlaksananya komunikasi yang adekuat antara perawat dan tim

kesehatan lainnya. Komunikasi secara profesional sesuai dengan lingkup

tanggung jawab merupakan dasar pertimbangan penentuan model.

Model asuhan keprawatan diharapkan dapat meningkatkan hubungan

interpersonal yang baik antara perawat dan tenaga kesehatan lainnya.

5. Kegiatan dalam MPKP

a. Timbang terima

Timbang terima adalah suatu cara dalam menyampaikan dan menerima

sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan kedaan klien. (Hastuti, 2012)

Tujuan :

1) Menyampaikan kondisi atau keadaan secara umum klien

2) Menyampaikan hal-hal penting yang perlu ditindaklanjuti oleh dinas

berikutnya.

3) Tersusun rencana kerja untuk dinas berikutnya.                         

Prosedur timbang terima

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam prosedur ini meliputi:


1) Persiapan yaitu kedua kelompok dalam keadaan siap dan kelompok

yang akan bertugas menyiapkan buku catatan.

2) Pelaksanaan

Dalam penerapannya, dilakukan timbang terima kepada masing-masing

penanggung jawab:

1) Timbang terima dilaksanakan setiap penggantian shift/operan

2) Dari nurse station perawat berdiskusi untuk melaksanakan timbang

terima dengan mengkaji secara komprehensif yang berkaitan tentang

masalah keperawatan klien, rencana tindakan yang sudah dan belum

dilaksanakan serta hal-hal penting lainnya yang perlu dilimpahkan.

3) hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian yang

lengkap sebaiknya dicatat secara khusus untuk kemudian diserah

terimakan kepada perawat yang berikutnya.

Hal-hal yang perlu disampaikan pada saat timbang terima adalah:

a) Identitas klien dan diagnosa medik

b) masalah keperawatan yang kemungkinan masih muncul

c) Tindakan keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan

d) Intervensi kolaborasi dan dependensi

Perawat yang melakukan timbang terima saat melakukan klarifikasi,

tanya jawab dan melakukan validasi terhadap hal-hal yang kurang

jelas. Penyampaan pada saat timbang terima secara singkat dan jelas.

Lama timbang terima untuk setiap klien tidak lebih dari 5 menit
kecuali pada kondisi khusus dan memerlukan penjelasan yang

lengkap dan rinci. Pelaporan untuk timbang terima dituliskan secara

langsung pada buku laporan ruangan oleh perawat. Penyampaian

operan di atas (point c) harus dilakukan secara jelas dan tidak

terburu-buru. Perawat penanggung jawab dan anggotanya dari kedua

shift bersama-sama secara langsung melihat keadaan kien.

b. Pre conference

Pre conference, yaitu komunikasi katim dan perawat pelaksana setelah

selesai operan yang dipimpin oleh katim atau penanggung jawab tim. Isi

pre conference adalah rencana tiap perawat (rencana harian) dan

tambahan rencana dari katim . Isi post conference adalah hasil asuhan

keperawatan tiap perawat dan hal penting untuk operan (Keliat, 2000).

Waktu : Setelah operan

Tempat : Meja masing-masing tim

Penanggung Jawab : Ketua Tim

Kegiatan :

1) Karu/Pj shift membuka acara.

2) Katim menanyakan rencana harian masing-masing perawat

pelaksana.

3) Katim memberikanmasukan dan tindak lanjut terkait dengan asuhan

yang diberikan saat itu.

4) Katim memberikan reinforcement.


5) Katim menutup acara.

c. Post conference

Komunikasi kepala primer dan perawat pelaksana tentang hasil kegiatan

sepanjang shift dan sebelum operan kepada shift berikutnya. Isinya

adalah hasil asuhan keperawatan tiap perawatan dan hal penting untuk

operan (tindak lanjut). Post conference dipimpin oleh kepala primer atau

penanggung jawab primer. (modul mpkp, 2006)

Waktu : sebelum operan ke dinas berikutnya

Tempat : meja masing-masing primer

Penanggung Jawab : kepala primer atau penanggung jawab primer

Kegiatan            :

1) Kepala primer atau penanggung jawab primer membuka acara.

2) Kepala primer atau penanggung jawab primer menanyakan kendala

dalam asuhan yang telah diberikan.

3) Kepala primer atau penanggung jawab primer menyakan tindakan

lanjut asuhan klien yang harus dioperkan kepada perawat shift

berikut nya.

4) Kepala primer atau penanggung jawab primer menutup acara.

d. Ronde keperawatan

Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi

masalah keperawatan pasien yang dilaksanakan oleh perawat di samping

salam melibatkan pasien untuk membahas dan melaksanakan asuhan


keperawatan. Pada kasus tersebut harus dilakukan oleh perawat primer

dan atau konselor, kepala ruangan, perawat associate yang perlu juga

melibatkan seluruh anggota tim kesehatan (Nursalam 2012).

Karakteristik :

1) Klien dilibatkan secara langsung.

2) klien merupakan fokus kegiatan.

3) Perawat asosiet, perawat primer dan konsuler melakukan diskusi

bersama.

4) Konsuler memfasilitasi kreatifitas.

5) Konsuler membantu mengembangkan kemampuan perawat asosiet,

perawat primer untuk meningkatkan kemampuan dalam mengatasi

masalah.

Tujuan :

1) Menumbuhkan cara berfikir secara kritis.

2) Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang

berasal dari masalah klien.

3) Meningkatkan vadilitas data klien.

4) menilai kemampuan justifikasi.

5) Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja.

6) Meningkatkan kemampuan untuk modifikasi rencana perawatan.

7) Peran perawat primer dan perawat asosiet.


Dalam menjalankan pekerjaannya perlu adanya sebuah peranan

yang bisa untuk memaksimalkan keberhasilan yang bisa

disebutkan antara lain :

1) Menjelaskan keadaan dan data demografi klien

2) Menjelaskan masalah keperawatan utama

3) Menjelaskan intervensi yang belum dan yang akan dilakukan

4) Menjelaskan tindakan selanjtunya

5) Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang akan diambil

Peran perawat primer lain dan atau konsuler

1) Memberikan justifikasi.

2) Memberikan reinforcement.

3) Menilai kebenaran dari suatu masalah, intervensi keperawatan

serta,tindakan yang rasional.

4) Mengarahkan dan koreksi.

5) Mengintegrasikan teori dan konsep yang telah dipelajari.

Tahap pelaksanaan ronde keperawatan

1) Pesiapan

a. Penetapan kasus minimal 1 hari sebelum waktu pelaksanaan

ronde.

b. Pemberian informed consent kepada klien/keluarga.

2) Pelaksanaan ronde
Penjelasan tentang klien oleh perawat dalam hal ini penjelasan

difokuskan pada masalah keperawatan dan rencana tindakan yang

akan atau telah dilaksanakan dan memilih prioritas yang perlu

didiskusikan.

a. Pemberian justifikasi oleh perawat tentang masalah klien serta

rencana tindakan yang akan dilakukan.

b. Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah dan

yang akan ditetapkan.

3) Pasca ronde

Mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada klien tersebut

serta menerapkan tindakan yang perlu dilakukan.

e. Supervisi

1. Pengertian Supervisi

Supervisi mengandung pengertian yang lebih demokratis. Dalam

pelaksanaannya supervisi bukan hanya mengawasi apakah seluruh

staf keperawatan menjalankan tugas sebaik-baiknya, sesuai dengan

instruksi atau ketentuan yang telah digariskan, tetapi juga bagaimana

memperbaiki proses keperawatan yang sedang berlangsung. Jadi

dalam kegiatan supervisi seluruh staf keperawatan bukan sebagai

obyek tetapi juga sebagi subyek. Perawat diposisikan sebagi partner

kerja yang memiliki ide-ide, pendapat dan pengalaman yang perlu

didengar, dihargai dan diikutsertakan dalam usaha-usaha perbaikan


proses keperawatan. Dengan demikian supervisi dapat di artikan

sebagi suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk

membantu para tenaga keperawatan dalam melakukan pekerjaan

mereka dengan sebaik-baiknya.(suyanto, 2009)

2. Manfaat dan Tujuan Supervisi

Apabila supervisi dapat dilakukan dengan baik, akan diperoleh

banyak manfaat, diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Dapat lebih meningkatkan efektifitas kerja, peningkatan ini erat

kaitannya dengan peningkatan pengetahuan dan keterampilan

bawahan, serta makin terbinanya hubungan dan suasana kerja

yang lebih harmonis antara atasan dan bawahan.

b. Dapat lebih meningkatkan efisiensi kerja, peningkatan ini erat

kaitannya dengan makin berkurangnya kesalahan yang dilakukan

bawahan, sehingga pemakaian sumber daya (tenaga, harta, dan

sarana) yang sia-sia akan dapat dicegah. (Nursalam, 2007)

c. Tujuan supervisi adalah: memberikan bantuan kepada bawahan

secara langsung sehingga dengan bantuan tersebut bawahan akan

memiliki bekal yang cukup untuk dapat melaksanakan tugas atau

pekerjaan dengan hasil yang baik.

3. Cara Supervisi
Supervisi dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung.

Supervisi diterapkan sesuai dengan situasi dan kondisi serta tujuan

supervisi.

a. Supervisi Langsung. Supervisi dilakukan langsung pada kegiatan

yang sedang berlangsung. Cara supervisi ini ditujukan untuk

bimbingan dan arahan serta mencegah dan memperbaiki

kesalahan yang terjadi.(Suyanto, 2009)

Cara supervisi terdiri dari :

1) Merencanakan

Seorang supervisor, sebelum melakukan supervisi harus

membuat perencanaan tentang apa yang akan disupervisi,

siapa yang akan disupervisi, bagaimana tekniknya, kapan

waktunya dan alasan dilakukan supervisi Dalam membuat

perencanaan diperlukan unsur-unsur Objektif/tujuan dari

perencanaan, Uraian Kegiatan, Prosedur, Target waktu

pelaksanaan, penanggung jawab dan anggaran.

2) Mengarahkan

Pengarahan yang dilakukan supervisor kepada staf meliputi

pengarahan tentang bagaimana kegiatan dapat dilaksanakan

sehingga tujuan organisasi dapat tercapai. Dalam memberikan

pengarahan diperlukan kemampuan komunikasi dari


supervisor dan hubungan kerjasama yang demokratis antara

supervisor dan staf.

Cara pengarahan yang efektif yaitu pengarahan harus lengkap,

menggunakan kata-kata yang tepat, bebicara dengan jelas dan

lambat, berikan arahan yang logis, hindari memberikan

banyak arahan pada satu waktu, pastikan bahwa arahan

dipahami dan yakinkan bahwa arahan supervisor dilaksanakan

sehingga perlu kegiatan tindak lanjut.

3) Membimbing

Agar staf dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik, maka

dalam melakukan suatu pekerjaan, staf perlu bimbingan dari

seorang supervisor. Supervisor harus memberikan bimbingan

pada staf yang mengalami kesulitan dalam menjalankan

tugasnya, bimbingan harus diberikan dengan terencana dan

berkala. Staf dibimbing bagaimana cara untuk melakukan dan

menyelesaikan suatu pekerjaan. Bimbingan yang diberikan

diantaranya dapat berupa pemberian penjelasan, pengarahan

dan pengajaran, bantuan, serta pemberian contoh langsung.

4) Memotivasi

Supervisor mempunyai peranan penting dalam memotivasi

staf untuk mencapai tujuan organisasi. Kegiatan yang perlu


dilaksanakan supervisor dalam memotivasi antara lain.

(Nursalam, 2007)

a) Mempunyai harapan yang jelas terhadap staf dan

mengkomunikasikan harapan tersebut kepada para staf.

b) Memberikan dukungan positif pada staf untuk

menyelesaikan pekerjaan.

c) Memberikan kesempatan pada staf untuk menyelesaikan

tugasnya dan memberikan tantangan-tantangan yang akan

memberikan pengalaman yang bermakna.

d) Memberikan kesempatan pada staf untuk mengambil

keputusan sesuai tugas limpah yang diberikan.

e) Menciptakan situasi saling percaya dan kekeluargaan

dengan staf.

f) Menjadi role model bagi staf.

5) Mengobservasi

Untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi staf dalam

melaksanakan tugasnya sehingga dapat menyelesaikan

pekerjaan sesuai dengan yang diharapkan, maka supervisor

harus melakukan observasi terhadap kemampuan dan perilaku

staf dalam menyelesaikan pekerjaan dan hasil pekerjaan yang

dilakukan oleh staf.

6) Mengevaluasi
Evaluasi merupakan proses penilaian pencapaian tujuan,

apabila suatu pekerjaan sudah selesai dikerjakan oleh staf,

maka diperlukan suatu evaluasi upaya pelaksanaan dan

membandingkan dengan rencana yang telah disusun

sebelumnya. Evaluasi juga digunakan untuk menilai apakah

pekerjaan tersebut sudah dikerjakan sesuai dengan ketentuan

untuk mencapai tujuan organisasi. Evaluasi dapat dilakukan

dengan cara menilai langsung kegiatan, memantau kegiatan

melalui objek kegiatan. Apabila suatu kegiatan sudah di

evaluasi, maka diperlukan umpan balik terhadap kegiatan

tersebut.

b. Supervisi Tidak Langsung

Supervisi dilakukan melalui laporan tertulis, seperti laporan

pasien dan catatan asuhan keperawatan dan dapat juga dilakukan

dengan menggunakan laporan lisan seperti saat timbang terima

dan ronde keperawatan. Pada supervisi tidak langsung dapat

terjadi kesenjangan fakta, karena supervisor tidak melihat

langsung kejadian dilapangan. Oleh karena itu agar masalah

dapat diselesaikan , perlu klarifikasi dan umpan balik dari

supevisor dan staf.


BAB III

GAMBARAN BIOLOGIS TEMPAT PENGAMBILAN DATA

A. Sejarah Singkat Rumah Sakit Elim Rantepao

Rumah Sakit Elim adalah rumah sakit tertua di Tana Toraja/Toraja Utara

yang beralamat di Jl. Ahmad Yani no.68 Rantepao, Toraja Utara – Sulawesi

Selatan dan telah melayani sejak berdirinya pada tahun 1929 oleh pemerintah

Belanda (Zelf Bestuur Luwu’). Sejak berdirinya seluruh pelayanan dipercayakan

kepada Gereformeerde Zendingsbon. Pada tanggal 10 Oktober 1935, Asistent

Resident Luwu’, atas nama De Gouverneur menyerahkan Rumah Sakit Elim

Rantepao kepada Gereformeerde Zendingsbon untuk dimiliki dengan membayar

harga sebesar 8.182.25 golden kepada pemerintah. Demikian juga pada saat yang

sama Pemerintah Belanda mengalihkan/menyerahkan kepemilikan Rumah Sakit

Lepra Batulelleng kepada Gereformeerde Zendingsbon.


Pada zaman pendudukan Jepang Rumah Sakit Elim Rantepao diambil alih

oleh Jepang, tetepi setelah Perang Dunia II, Jepang menyerah lalu Rumah Sakit

Elim Rantepao kembali kepada pemiliknya Gereformeerde Zendingsbon

(GZB).Tahun 1947, pada saat Gereja Toraja berdiri, GZB menyerahkan semua

asetnya kepada Gereja Toraja termasuk kepemilikan dan pengelolaan Rumah

Sakit Elim Rantepao.

Tetapi oleh karena Kabupaten Tana Toraja sedang memproses berdirinya

Kabupaten Tana Toraja, maka Rumah sakit tersebut diambil alih oleh

pemerintah, sebagai pemenuhan salah satu syarat berdirinya sebuah Kabupaten.

Sejak dikelola oleh Pemerintah Daerah, telah dapat dibangun: ruang

Laboratorium, Perawatan Kebidanan, Radiologi, dan Ruang Operasi, tetapi

bangunan-bangunan tersebut telah termakan usia.

Setelah berjuang selama 27 tahun maka pada tanggal 25 Februari 1991

Rumah Sakit Elim Rantepao dikembalikan kepada Gereja Toraja.Operasional RS

dilaksanakan berdasarkan SK Surat Ijin operasional RS Tipe C dengan Nomor

02/SK/1O-RS/RPPTSP/X/2016 dan telah mengikuti akreditasi tingkat utama

pada tahun 2019.

B. Gambaran Umum Rumah Sakit

1. Nama Instansi : RS Elim Rantepao

2. Pendirian : Tahun 1929

3. Status Kepemilikan : Yayasan Kesehatan Gereja Toraja

4. Kelas : Tipe C
5. Akreditasi KARS : Tingkat Utama (Bintang empat) tahun 2019

6. Alamat : Jl. Ahmad Yani no.68 Rantepao, Toraja Utara

– Sul- Sel.

7. Geografi lokasi RS : Bagian utara berbatas dengan Jl. Taman

Bahagia

Bagian barat berbatas dengan Jl. Poros

Makale-Rantepao

Bagian selatan berbatas dengan pemukiman

penduduk

Bagian timur berbatas dengan Jl. Pramuka

8. Kontak : (0423) 21258, 25572

9. Email : rselimrpao@gmail.com

10. Fanpage : RS Elim Rantepao

C. Visi dan Misi

Visi:

“Menajdi Rumah Sakit Dengan Pelayanan Berkualitas, Manusiawi dan

Terjangkau”

Misi:

1. Memberikan pelayanan kesehatan secara paripurna


2. Menumbuhkan kebanggaan dan loyalitas yang tinggi bagi setiap karyawan
3. Meningkatkan kinerja bagi karyawan
4. Meningkatkan kepuasan bagi costumer
5. Menciptakan lingkungan rumah sakit yang baik dan nyaman
D. Falsafah

“DAMAI SEJAHTERA BAGI SEMUA”


(Peace Be With All Of You)

E. Motto

“BUKAN UNTUK DILAYANI, TAPI UNTUK MELAYANI”


(Not To Served, But To Serve)
F. Struktur Organisasi Rumah Sakit Elim
antepao
G. Sarana Dan Prasaran
1. Luas tanah : 18.405 m2

2. Area parkir : 950 m2

3. Kapasitas parkir : 38 unit kendaraan roda 4 dan 100

kendaraan roda 2

4. Sarana air bersih : PDAM dan Sumur Bor

5. Listrik : 131 KVA

6. Genset : 52,1 KVA

7. Pengolahan limbah cair (IPAL) : Sistem Lumpur Aktif Konvensional

8. Kendaraan roda 2 : 3 unit

9. Kendaraan roda 4 : 6 unit

10. Jumlah APAR : 31 unit

11. Luas bangunan : 11.849,19 m2, dengan rincian

sebagai berikut:

N Jenis Luas Keterangan


o Penggunaan Area
2
(m )
1 Perawatan 775 Permanen
Crisan
2 Perawatan 775 Permanen
Antorium
3 Perawatan 134,9 Permanen
Matahari
4 Perawatan IMT 596.6 Permanen
1
5 Perawatan IMT 596.6 Permanen
II
6 Perawatan 277.4 Permanen
Lavender
7 Perawatan 277.4 Permanen
Asoka
8 Perawatan 333,5 Permanen

5
Bedah
9 Perawatan 399.6 Permanen
Interna
1 Perawatan 417.3 Permanen
0 Anak
1 HCU 178 Permanen
1
1 UGD 193,6 Permanen
2
1 Kamar Jenazah 244.8 Permanen
3
1 Kapel 244.8 Permanen
4
1 Radiologi + 212 Permanen
5 CSSD
1 Laundry 141,3 Permanen
6
1 Dapur 286,6 Permanen
7
1 Ruang Operasi 301 Permanen
8
1 Ruang Bersalin 557.2 Permanen
9
2 Farmasi 306.8 Permanen
0
2 Ruang Genset 71.19 Permanen
1
2 Ruang 79 Permanen
2 Prasarana
2 Laboratorium 254,6 Permanen
3
2 Poliklinik 2.417,3 Permanen
4
2 Kantor + Aula 1.142,6 Permanen
5
2 TPRS + RM 254,6 Permanen
6
2 TPS LB3 32 Permanen
7
2 Ruang petugas 24 Permanen
8 TPS
2 Gudang O2 32.7 Permanen
9
3 Asrama 291,8 Permanen

6
0 pegawai
T Total 11.849,19

H. Informasi Jenis Pelayanan Dan Kapasitas Rawat Inap Rs Elim Rantepao

1. Unit Gawat Darurat (UGD)

2. Poliklinik spesialis:

a. Poli Interna

b. Poli Anak

c. Poli kebidanan dan kandungan

d. Poli Bedah

e. Poli Neurologi

f. Poli Telinga, Hidung dan Tenggorokan (THT)

g. Poli Kulit dam kelamin

h. Poli Paru

i. Poli Jantung dan pembuluh darah

j. Poli gigi dan mulut

k. Poli Gizi

l. Poli Umum

3. Pelayanan penunjang medic, terdiri dari:

a. Unit radiologi meliputi: Ultrasonografi, Rontgen, Echocardiografi

b. Unit laboratorium, meliputi: pemeriksaan hematologi, kimia darah,

elektrolit, urinalisis dan mikroskopik sederhana

c. Unit farmasi meliputi pelayanan rawat jalan, rawat inap

d. Unit gizi

e. Fisioterapi

7
f. Unit rekam medik

4. Pelayanan penunjang non medic, meliputi:

a. Instalasi pemeliharaan sarana rumah sakit (IPSRS)

b. Instalasi pemeliharaan air limbah (IPAL)

c. Instalasi pemulasaran jenazah

5. Unit kamar operasi

6. Rawat inap

Total jumlah tempat tidur di RS Elim Rantepao: 212

N Unit Jumlah Bed Ket.


o Perawatan
VVIP VIP I II III

1 Interna - - 10 14 11

2 Bedah - - 2 - 13

3 High Care - - - - 4
Unit

4 Anak - 3 2 6 6

5 Crisan Isolasi: 8 Transisi: 7

6 Anturium - - 17 8 8 Tidak
aktif

7 Obsgyn - 2 4 6 12

8 Asoka - - - - 18 Tidak
aktif

9 Lavender - - - - 23

10 IMT 1 2 11 - - -

11 IMT 2 - 15 - - - Tidak
aktif

Total 2 31 43 41 95

Ruang yang aktif = 146 Ruang yang tidak aktif = 66

8
I. DATA KETENAGAAN

1. Tenaga Medis

No Jenis Tenaga Status Kepegawaian Jumlah

(Kualifikasi PT CPT H Dokter


Pendidikan) tamu

2 Dokter spesialis - - - 2 2
penyakit dalam

3 Dokter spesialis 1 - - 2 3
bedah

4 Dokter spesialis anak 1 - - 1

5 Dokter spesialis 1 - - 1 2
kandungan

6 Dokter spesialis - - - 2 2
anestesi

7 Dokter spesialis paru 1 - - - 1

8 Dokter spesialis 1 - - - 1
jantung & pembuluh
darah

9 Dokter spesialis - - - 4 4
saraf

10 Dokter spesialis - - - 1 1
radiologi

11 Dokter spesialis kulit - - 1 - 1


& kelamin

12 Dokter spesialis - - - 1 1
THT

13 Dokter gizi - - - 1 1

14 Dokter umum 6 1 16 3 17

15 Dokter gigi - - 2 2 4

Total 11 1 14 14 40

*Ket: PT: Pegawai Tetap, CPT: Calon Pegawai Tetap, H: Honor

9
2. Tenaga keperawatan

No Jenis Tenaga Status Kepegawaian Jumlah

(Kualifikasi Pendidikan) PT CPT H

1 D3 Keperawatan 27 13 80 120

2 D3 Kebidanan 8 6 9 23

3 S1 + Ners 34 1 17 52

4 S2 Keperawatan 1 - - 1

Total 70 20 106 196

*Ket: PT: Pegawai Tetap, CPT: Calon Pegawai Tetap, H: Honor

3. Tenaga Klinis Lain

No Jenis Tenaga Status Kepegawaian Jumlah

(Kualifikasi Pendidikan) PT CPT H

1 S1 Farmasi 1 1 5 7

2 D3 Farmasi 2 8 10

3 D3 Radiologi 1 1 2

4 D3 Analis kesehatan 1 1 11 13

5 D3 Fisioterapi 1 1

6 S1 Gizi 2 2

7 S1 SKM Kesehatan 1 1
lingkungan

8 S1 SKM K3RS 1 1

9 D3 Perekam medis 1 4 5

5 4 29 38

*Ket: PT: Pegawai Tetap, CPT: Calon Pegawai Tetap, H: Honor

4. Tenaga Non Klinis: 143 orang

No Jenis Tenaga Status Kepegawaian Jumlah

(Kualifikasi Pendidikan) PT CPT H

10
1 S1 Akuntansi 1 6 5

2 S1 Ekonomi 1 1

3 S1 Ekonomi Pembangunan 1 1

4 S1 Komputer akuntasi 1 1

5 S1 Pendidikan Agama 1 1

6 S1 Theology 1 1

7 S1 Teknik 1 1

8 S1 Hukum 2 2

9 S1 SKM Promosi 1 1
Kesehatan

10 D3 Administrasi Farmasi 1 1

11 D3 Komputer 1 1

12 D3 Sekretaris 1 1

13 D3 Akutansi 1 1

14 D3 Keperawatan 1 1

15 SMA 40 7 62 109

16 SMP 6 2 4 12

17 SD - - - -

Total 54 15 71 140

*Ket: PT: Pegawai Tetap, CPT: Calon Pegawai Tetap, H: Honor

5. Rekapitulasi Daftar Ketenagaan RS Elim Rantepao

No Jenis Tenaga Status Kepegawaian Jumlah

(Kualifikasi Pendidikan) PT CPT H Part


timer

1 Tenaga Medis 11 1 14 14 40

2 Tenaga Keperawatan 70 20 106 - 196

3 Tenaga Klinis Non 5 4 28 1 38


Keperawatan

11
4 Tenaga Non Klinis 54 15 62 - 140

Jumlah 140 39 223 15 414

*Ket: PT: Pegawai Tetap, CPT: Calon Pegawai Tetap, H: Honor

6. Distribusi karyawan berdasarkan area

No Jenis SDM Jumlah

1 Security 10

2 Driver 5

3 Unit interna 17

4 Unit bedah 17

5 Unit anak 14

6 HCU 12

7 UGD + Ponek 27

8 Unit crisan 13

9 Unit anturium -

10 Unit IMT 1 14

11 Unit IMT 2 -

12 Unit Asoka -

13 Unit Lavender 14

14 Unit Kebidanan 25

15 Radiologi 3

16 CSSD 4

17 Pemulasaran jenasah 1

18 Cleaning service 25

19 Unit Gizi 26

20 Unit farmasi 20

21 Unit Laundry+kamar jahit 11

22 Unit kantor 17

12
23 Kasir + ARI 9

24 Unit keuangan 4

25 Loket 8

26 Poliklinik 11

27 Logistic 1

28 Sarana dan prasarana 8

29 Unit laboratorium 14

30 OK 17

31 Portal 4

32 IPAL 4

33 Fisioterapi 1

34 Rekam medic 12

35 Pastoral 3

36 Duta Pelayanan 3

37 Pos Obat Desa 2

38 YKGT 1

Total 377

J. Gambaran Umur Ruangan Obgyn

 Ruang perawatan obgyne

a. Lokasi

Sebelah depan berhadapan dengan ruangan perawatan HCU

Sebelah belakang berbatasan dengan ruangan perawatan Krisan

Sebelah kanan berbtasan dengan ruangan OK

Sebelah kiri berbatasan dengan Gudang Apotik.

b. Visi dan Misi

13
1) Visi

Menjadi unit pelayanan kesehatan ibu dan anak pilihan

masyarakat.

2) Misi

 Memberikan pelayanan obstetric dan ginecologi

secara professional,berdasarkan kasih untuk semua.

 Meningkatkan derajat kesehatan dengan

mengurangi AKI dan AKB.

c. Fasilitas untuk pasien

Secara keseluruhan ruang perawatan obgyn terdiri dari lima

ruangan antara lain :

1) Ruangan VIP : 2 tempat tidur

2) Ruangan Kelas I : 4 tempat tidur

3) Ruangan Kelas II : 4 tempat tidur

4) Ruangan Kelas III : 6 tempat tidur

5) Kamar Bersalin : 2 tempat tidur dan 1 meja

ginekologi.

d. Data Ketenagaan

1. Karakteristik ketenagaan berdasarkan pendidikan

Tabel : Distribusi Ketenagaan Berdasarkan jumlah bidan dan


perawat di Ruang Obgyn

No Pendidikan Jumlah Persen


1 Bidan 22 65,21
2 Perawat 1 34,78
Jumlah 23 100

14
Berdasarkan tabel di atas, jumlah bidan sebanyak 65,21% dan
jumlah perawat sebanyak 34,78%
2. Karakteristik tenaga keperawatan berdasarkan tingkat
pendidikan

Tabel : Distribusi Ketenagaan Berdasarkan Tingkat Pendidikan di


Ruang Obgyn

No Pendidikan Jumlah Persen


1 Diploma 22 95,65
2 Strata I (SI) 1 4,34
Jumlah 23 100
Berdasarkan tabel di atas, jumlah bidan yang berpendidikan
diploma sebanyak 95,65% dan jumlah perawat yang
berpendidikan strata I (SI) sebanyak 4,34%

K. Analisis SWOT Ruang Perawatan Obgyn

1. Streng/kekuatan

 RSU Elim Rantepao berada di lokasi yang strategis

 RSU Elim Rantepao salah satu rumah sakit di Kabupaten Toraja

Utara Sebagai rumah sakit pendidikan, pelatihan dan Penelitian

 Ada kebijakan rumah sakit untuk meningkatkan pelayanan

kesehatan seperti pemberlakuan BPJS pemerintah.

 Ada kebijakan ruangan dalam pengadaan alat secara berkala

 Terdapat tenaga keperawatan yang berpendidikan 1 orang Ners, 7

orang DIII keperawatan dan 15 orang DIII Kebidanan.

 Sistem penugasan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan dengan

sistem tim dapat meningkatkan pelayanan keperawatan yang

15
menyeluruh sehingga dapat memberikan kepuasaan pelayanan

kesehatan kepada pasien.

 Hubungan kepala ruangan dengan anggotanya baik karena sering

mengadakan diskusi dengan staf diruangan untuk memecahkan

masalah ruangan.

2. Weakness/kelemahan

 Masih adanya keterbatasan sarana dan prasarana yang tersedia di

ruang perawatan memungkinkan keterbatasan pelaksanaan

prosedur yang tersedia menyebabkan berkurangnya bentuk

pelayanan yang diberikan

 Pelaksanaan MPKP yang belum maksimal karena SDM yang

kurang dimana posisi perawat primer harus ditempati lulusan Ners

tetapi diruangan obgyn hanya terdapat 1 orang lulusan Ners dan

tidak ada bidan lulusan DIV.

3. Opportunity/peluang

 Sumber daya tenaga keperawatan di ruangan Obgyn sebagian

besar usia produktif, sehingga memiliki peluang besar dalam

pengembangan SDM

 Bertambahnya sekolah keperawatan yang dibuka di Toraja,

sehingga akan semakin banyak mahasiswa yang praktek di RSU

Elim Rantepao untuk memperluas pengetahuan dan keterampilan.

4. Threat/ancaman

 Persaingan antar ruangan yang semakin ketat dalam bentuk

pelayanan

16
 Tuntutan masyarakat akan pemberian pelayanan professional yang

semakin tinggi.

BAB IV

PENGKAJIAN DAN ANALISIS MANAJEMEN KEPERAWATAN

RUANG OBGYN

A. Pengkajian Terhadap Aspek Manajemen


Keperawatan
Pada praktik Manajemen Keperawatan oleh mahasiswa Profesi Ners
STIKES TANA TORAJA dilakukan pengkajian pada fungsi manajemen
keperawatan yang berfokus pada fungsi-fungsi manajemen dan mutu
pelayanan keperawatan. Pada tahap pengkajian diawali dengan print kuesioner
yaitu pada tanggal 09 Agustus 2021 yang kemudian disebarkan pada tanggal
09 Agustus 2021 dalam tahap pengkajian ini, didapatkan data yang
bermasalah yang terkait dengan fungsi manajemen yang ada diruangan
perawatan Obgyn. Setelah diidentifikasi ditemukan masalah yang

17
berhubungan dengan perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),
koordinasi (actuating), dan pengawasan (controlling).

Pendekatan aspek manajemen yang digunakan yaitu metode wawancara,


diskusi, observasi, kuisioner, kajian literatur serta tinjauan dokumen dengan
melibatkan kepala ruangan, perawat pelaksana, bidan serta pasien di ruang
perawatan Obgyn.

B. Hasil Pengkajian dan Analisa


Analisa dilaksanakan dengan metode distribusi frekuensi data primer
yang diperoleh dari pengumpulan data 22 (perawat dan bidan), terdiri dari 1
kepala ruangan (bidan), serta 17 pasien di Ruangan Obgyn RSU Elim
Rantepao.

Untuk mendukung kesimpulan dilakukan observasi langsung, dan


penyebaran kuesioner dengan Kepala Ruangan Obgyn.

Hasil pengkajian dan analisa data masalah didapatkan hasil sebagai berikut:

1. Perencanaan (Planning)
Perencanaan merupakan fungsi primer manajemen untuk menentukan
kelanjutan kebutuhan yang harus dikerjakan.

a. Persiapan
1) Persiapan SDM di ruangan obgyn dari segi jumlah didapatkan hasil
sebagai berikut :
Tenaga DII kebidanan sebanyak 15 orang dan DIII keperawatan 7
orang dan tenaga S1 keperawatan sebanyak 1 orang.

2) Persiapan SDM dari segi kemampuan/kompetensi, kognitif dan


psikomotor dan pelaksanaan MPKP metode
Dari hasil observasi melalui kuesioner didapatkan bahwa di unit
perawatan obgyn sudah menerapkan metode MPKP

3) Sarana pendukung yang meliputi:

18
a) Standar Operasional Prosedur Tindakan Keperawatan
Dari hasil observasi pada setiap tim telah melaksanakan standar
operasional pelayanan keperawatan .

b) Format Dokumentasi Asuhan Keperawatan


Dari hasil observasi, telah ditemukan format dokumentasi
asuhan keperawatan dan hasil wawancara dilakukan
pendokumentasian asuhan keperawatan secara
berkesinambungan.

3) Peralatan/logistik keperawatan yang memadai


Dari hasil obesvasi terhadap peralatan didapatkan hasil belum
memadainya peralatan medis di ruangan Obgyn.

b. Pelaksanaan Proses
1) Visi dan Misi
Dari hasil penyebaran kuesioner di peroleh informasi bahwa visi
dan misi ruangan MPKP di ruang Obgyn semua perawat
mengetahui visi dan misi rungan kerjanya

2) Pre dan Post Conference


Dari hasil observasi di temukan bahwa telah di laksanakan pre
conference dan post conference namun belum maksimal
dilaksanakan.

3) Protap Operan/Timbang Terima


Dari hasil observasi operan/ timbang terima telah di laksanakan
dengan baik tetapi belum optimal

4) Ronde keperawatan
Dari hasil observasi ronde keperawatan sudah dilaksanakan di
ruang Obgyn tetapi karena adanya pandemic covid maka untuk
sementara ditiadakan untuk meminimalkan kontak dengan pasien.

5) Supervisi keperawatan

19
Dari hasil observasi supervisi keperawatan telah dilaksaanakan
oleh kepala ruangan dan penanggung jawab shif setiap hari namun
belum optimal.

2. Pengorganisasian (Organizing)
Dari hasil observasi di ruangan obgyn pembagian tugas kepala ruangan,
ketua tim dan anggota tim sudah optimal.

3. Koordinasi (Actuating)
Merupakan fungsi manajemen yang kegiatannya menggerakan orang-
orang/staf agar mau bekerja, menciptaklan suasana bekerja yang kondusif,
bukan hanya karena perintah tetapi harus dengan kesadaran sendiri atau
termotivasi secara internal dalam melakukan tugas.

4. Pengawasan (Controlling)
Evaluasi Kinerja Perawat Terhadap Penerapan Proses Keperawatan
Metode Primay-Team berdasarkan Persepsi Pasien Obgyn RSU Elim
Rantepao. Adapun hasil pengkajian terhadap kinerja perawat berdasarkan
persepsi pasien diperoleh data sebagai berikut :

Dari hasil kuesioner yang di bagikan sebagian besar pasien merasakan


kepuasan dalam menerima pelayanan keperawatan.

20
BAB V
PRIORITAS DAN ALTERNATIF

TIF PEMECAHAN MASALAH

A. IDENTIFIKASI MASALAH

Adapun masalah pelayanan keperawatan yang ditemukan berdasarkan


pengkajian sesuai dengan fungsi manajemen didapatkan masalah manajemen
keperawatan sebagai berikut :

1. Belum optimalnya pelaksanaan Protap Operan dalam penerapan MPKP


2. Belum optimalnya pelaksanaan Pre dan Post Conference
3. Belum optimalnya pelaksanaan Supervisi Keperawatan

B. PRIORITAS MASALAH

21
Setelah diidentifikasi dari 3 masalah, selanjutnya masalah tersebut
diprioritaskan berdasarkan metode pembobotan dengan memperhatikan aspek-
aspek yang meliputi :

1. Magnitude (Mg) : Kecenderungan besar dan seringnya


kejadian masalah tersebut
2. Severity (Sv) : Besarnya kerugian yang dapat
ditimbulkannya
3. Managebility (Mn) : Dapat atau tidaknya masalah diselesaikan
4. Nursing Concern (Nc) : Perhatian profesi keperawatan
5. Affordability (Af) : Ketersediaan sumber daya
Dari masing-masing dinilai untuk setiap aspek tersebut, masing-masing aspek
memiliki bobot sendiri dengan rentang 1 – 5 yaitu :

1. (satu) jika sangat kurang sesuai


2. (dua) jika kurang sesuai
3. (tiga) jika cukup sesuai
4. (empat) jika sesuai
5. (lima) jika sangat sesuai
Nilai dari setiap masalah kemudian dikalikan dengan masing-masing nilai
setiap masalah, masalah yang memiliki total nilai terbesar merupakan
prioritas masalah yang terpilih.

Hasil Pembobotan Untuk Prioritas Masalah

No MASALAH Mg Sv Mn Nc Af Total
1. Belum optimalnya Protap Operan 5 3 3 3 4 540
dalam penerapan MPKP

2. Belum optimalnya pelaksanaan Pre 4 2 5 4 3 480


dan Post conference

Belum optimalnya pelaksaan


3. 3 3 4 3 4 432
supervise keperawatan

22
Berdasarkan table di atas dapat diketahui susunan prioritas masalah
berdasarkan urutan dari nilai tertinggi ke nilai terendah.

Ketiga masalah yang akan kami coba untuk atasi adalah:

a. Belum optimalnya pelaksanaan Protap Operan dalam penerapan MPKP


b. Belum optimalnya pelaksanaan Pre dan Post Conference
c. Belum optimalnya pelaksanaan Supervisi Keperawatan

C. Penetapan Tujuan Dan Alternatif Pemecahan Masalah


Tujuan dan alternatif penyelesaian masalah dirumuskan dalam bentuk
pertanyaan yang mencakup apa (what), siapa (who), dimana (where), berapa
lama tujuan tercapai (when).

Formulasi tujuan dan alternatif pemecahan masalah sesuai masing – masing


permasalahan sebagaimana berikut ini :

Penetapan Tujuan Dan Alternatif Pemecahan Masalah

No Masalah No. Alternatif Pemecahan Masalah


.
1. Belum Optimalnya pelaksanaan 1. Bersama kepala ruangan
Protap Operan dalam penerapan mempersiapkan protap operan
MPKP. sesuai SOP.
2. Mempersiapkan role model /
contoh bagi perawat pelaksana
dalam melakukan operan setiap
pergantian shift.
2. Belum Optimalnya pelaksanaan 1. Bersama kepala ruangan
Pre dan Post conference mempersiapkan protap operan
sesuai SOP.
2. Mempersiapkan role model /

23
contoh bagi perawat pelaksana
dalam melakukan pre
conference setelah operan shift
dan post conference sebelum
operan shift.
3. Belum optimalnya pelaksaan 1. Bersama kepala ruangan
supervise keperawatan mempersiapkan protap
supervise keperawatan sesuai
SOP.
2. Mempersiapkan role model /
contoh pelaksaan supervise
keperawatan oleh kepala
ruangan kepada perawat
pelaksana

D. Seleksi Alternatif Pemecahan Masalah


Terdapat 4 (empat) alternatif pemecahan masalah yang dirumuskan dan akan
diseleksi dengan pembobotan menggunakan metode CARL yaitu :

Capability (C) : kemampuan melaksanakan alternatif,

Accesability (A) : kemudahan dalam melaksanakan alternatif,

Readiness (R) : kesiapan dalam melaksanakan alternatif dan

Leverage (L) : daya ungkit alternatif tersebut dalam menyelesaikan


masalah.

Dari masing – masing aspek memiliki bobot sendiri dengan rentang 1 – 4


yaitu :

1. 4 (empat) = sangat mampu


2. 3 (tiga) = mampu

24
3. 2 (dua) = cukup mampu
4. 1 (satu) = tidak mampu
Alternatif penyelesaian masalah yang paling prioritas adalah dengan jumlah
skor paling tinggi sebagai berikut :

Alternatif Pemecahan Masalah

No SKOR Total
Alternatif Pemecahan Masalah
. C A R L
1. a. Bersama kepala ruangan 4 4 4 4 192
mempersiapkan protap operan
sesuai SOP.
b. Mempersiapkan role model / 4 4 3 3 144
contoh bagi perawat pelaksana
dalam melakukan operan setiap
pergantian shift.
2. a. Bersama kepala ruangan 4 4 4 4 192
mempersiapkan protap operan
sesuai SOP.
b. Mempersiapkan role model / 4
4 3 3 144
contoh bagi perawat pelaksana
dalam melakukan pre
conference setelah operan shift
dan post conference sebelum
operan shift.
3. a. Bersama kepala ruangan 4
4 4 3 192
mempersiapkan protap
supervise keperawatan sesuai
SOP.
b. Mempersiapkan role model / 3
3 4 4 144
contoh pelaksaan supervise
keperawatan oleh kepala
ruangan kepada perawat
pelaksana

25
BAB VI

PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Pengumpulan data

Pengumpulan data merupakan kegiatan yang dilaksanakan sebelum

membuat dan melaksanakan program kerja. Pengumpulan data dilakukan

pada minggu pertama sebelum menyusun program kerja. Kegiatan ini

dilakukan tanggal 9-10 Agustus 2021. Pengumpulan data dilakukan dengan

cara membagikan kuesioner pada kepala ruangan, ketua tim, perawat

pelaksana dan pasien serta observasi secara langsung di Ruang Perawatan

Obgyn RS Elim Rantepao.

26
Pengumpulan data dilakukan bertujuan selain untuk mengetahui

karakteristik lingkungan praktek manajemen juga untuk mengetahui masalah

manajemen apa yang terdapat pada Ruang Perawatan Obgyn RS Elim

Rantepao.

B. Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan pada tanggal 11-13 Agustus 2021,

pengolahan data dilakukan untuk mempermudah dalam mengidentifikasi

masalah manajemen yang ada di Ruang Perawatan Obgyn RS Elim

Rantepao.

C. Perencanaan program kerja

Prencanaan program kerja dilakukan setelah melakukan skoring masalah

terhadap data yang telah dikumpulkan. Adapun Program Kerja yang telah

direncanakan dan disepakati bersama adalah sebagai berikut :

Role Play

- Operan SBAR/ Timbang Terima

- Pre dan Post Conference

- Supervise keperawatan

D. Pelaksanaan Program Kerja

Kegiatan dalam MPKP :

a. Operan Keperawatan

Operan (Timbang Terima) dilakukan pada tanggal 27-28

Agustus 2021. Operan dilakukan dengan tujuan

27
menyampaikan kondisi dan keadaan pasien, serta

menyampaikan hal yang sudah atau belum dilakukan dalam

asuhan keperawatan pasien kepada perawat pelaksana dalam

pergantian shif jaga.

b. Pre dan Post Conference

Pre dan Post Conference dilakukan pada tanggal 27 – 28

Agustus 2021. Pre dan Post Conference dilakukan dengan

tujuan untuk menginformasikan kondisi pasien pada perawat

pelaksana yang akan bertugas serta mengevaluasi intervensi

yang telah diberikan pada setiap shifnya.

c. Supervisi Keperawatan

Supervisi keperawatan dilakukan pada tanggal 28 Agustus

2021.Supervisi dilakukan dengan tujuan memberikan

bimbingan dan araha serta mencegah dan memperbaiki

kesalahan yang terjadi.

Program Kerja Di Ruang Perawatan Obgyn

RS Elim Rantepao

28
E. Evaluasi Program Kerja

1. Role play operan atau timbang terima


Waktu
No Program/Tindakan Sasaran Penanggung Jawab
Pelaksanaan

1. Melakukan Role model / Perawat dan 27 - 28 Koordinator : Ibrani R

contoh operan setiap Bidan di Agustus 2021 Anggota :

pergantian shift ruangan


1. Elvi G.
Obgyn 2. Herlin B.
3. Inda s.
4. Jeni T.
5. Nople s.
6. Lisa

2. Melakukan Role Perawat dan 27 Agustus Koordinator : Robi M.

model/contoh pre dan post Bidan di 2021 Anggota :

conference ruangan
1. Marnita Tandi
Obgyn 2. Mariani
3. Andrew
Wenda N.
4. Yitran Rante
A.

3. Melakukan Role Perawat dan 28 Agustus Koordinator :


model/contoh dalam
Bidan di 2021 Esther L.Lembang
melakukan Supervisi
ruangan
keperawatan Anggota :
Obgyn
1. Martina T.
2. Mariani
3. Marlina
4. Andrew
5. Yitran
29 6. Alfricilia
Dilaksanakan pada tanggal 27 - 28 Agustus 2021 setiap pergantian

dines pagi ke dines sore,dimana mahasiswa berperan sebagai kepala

ruangan, ketua tim dan perawat pelaksana secara bergantian. Jadwal dinas

terbagi atas dua shift, yaituh pagi dan siang. Operan atau timbang terima

dipimpin oleh kepala ruangan,ketua tim atau penanggung jawab shift

melaporkan jumlah pasien dan tingkat kebutuhan dari pasien, serta

bmenyampaikan kondisi atau keadaan pasien, seperti diagnosa medis,

diagnosa keperawatan, tujuan yang sudah dicapai, tindakan yang sudah

dilakukan dan hasil asuhan keperawatan, serta menyampaikan rencana

tindak lanjut untuk shift berikutnya.

- Faktor pendukung :

a. Respon yang baik dari kepala ruangan, ketua tim dan

perawat pelaksana.

b. Kepala ruangan, ketua tim dan perawat pelaksana

berperan serta dalam kegiatan secara aktif.

c. Kepala ruangan dan ketua tim telah membimbing

dan memberi saran atau masukan pada mahasiswa

dalam pelaksanaan role play operan.

- Faktor penghambat :

Tidak ditemukan adanya faktor penghambat dalam pelaksanaan

role play operan atau timbang terima.

2. Role play pre conference

30
Dilaksanakan pada tanggal 28 Agustus 2021,role play pre

conference dilaksanakan setelah overan/timbang terima untuk

membahas rencana tindak lanjut terkait asuhan keperawatan yang

diberikan dan membagi penugasan kepada perawat

pelaksana/perawat assosiate oleh ketua tim dan atau penanggung

jawab shift.

- Faktor pendukung :

Kepala ruangan dan ketua tim ikut berperan serta, membimbing

dan memberi saran atau masukan pada mahasiswa dalam

pelaksanaan role play pre conference sebelum memulai jadwal

dinas setiap harinya.

- Faktor penghambat :

Tidak ditemukan adanya faktor penghambat dalam

pelaksanaan role play pre conference.

3. Role play post conference

Dilaksanakan setelah melakukan asuhan keperawatan pada pasien

diakhiri shift dilaksanakan pada tanggal 27 Agustus 2021. Role play

pre conference dilaksanakan sebelum operan/timbang terima untuk

membahas hasil dari kegiatan yang sudah dilakukan oleh anggota tim

atau perawat pelaksana, dan mengevaluasi kelengkapan dokumentasi

asuhan keperawatan. Mahasiswa yang berperan sebagai ketua tim

atau penanggung jawab shift membuka post conference dan

menanyakan hasil asuhan masing-masing pasien kepada perawat

31
pelaksana. Selain itu ketua tim atau penanggung jawab shift

membuka post conference dan menayakan hasil asuhan masing-

masing pasien kepada perawat pelaksana. Selain itu ketua tim atau

penanggung jawab shift juga menayakan kendala yang dihadapi

perawat pelaksana dalam memberikan asuhan keperawatan dan

tindak lanjut dari pasien yang akan dioperkan ke shift berikutnya.

- Faktor pendukung :

Kepala ruangan dan ketua tim ikut berperan serta,

membimbing dan memberi saran atau masukan mahasiswa

dalam pelaksanaan role play post conference.

- Faktor penghambat :

Tidak ditemukan adanya faktor penghambat dalam

pelaksanaan role play pre conference.

4. Role Play Supervisi Keperawatan

Supervisi keperawatan dilaksanakan pada tanggal 28 Agustus

2021, Jenis supervisi yang dilakukan adalah supervisi langsung yaitu

menilai langsung kegiatan yang dilakukan oleh ketua tim dan

perawat setelah itu kepala ruangan memberikan penilaian dan

pengarahan.Mahasiswa yang berperan sebagai kepala ruangan

menyampaikan jenis kegiatan,maksud dan tujuan dari pelaksanaan

supervisi setelah itu mahasiswa yang berperan sebagai ketua tim dan

perawat pelaksana akan melakukan kegiatan yang akan

32
disupervisi.Jenis kegiatan yang diangkat pada role play supervise

adalah lima moment cuci tangan dan enam langkah mencuci

tangan.Ada beberapa langkah dalam melakukan supervisi ini yaitu :

 Pra supervisi : Kepala ruangan membuka kegiatan

supervise,menyampaikan tujuan dan maksud supervise

serta memberikan kesempatan kepada ketua tim dan

perawat pelaksana melakukan klarifikasi sebelum

dilakukan supervise.

 Supervisi : Ketua Tim dan perawat pelaksana

melakukan kegiatan supervise yaitu menyebutkan lima

moment cuci tangan dan melakukan 6 langkah memcuci

tangan sambil kepala ruangan memberikan penilaian.

 Post Supervisi : Kepala ruangan menyampaikan hasil

penilaian kegiatan supervisi,memberikan pengarahan

kemudian melakukan dokumentasi hasil kegiatan.

 Faktor pendukung :

Kepala ruangan dan ketua tim ikut berperan serta,

membimbing dan memberi saran atau masukan mahasiswa

dalam pelaksanaan supervise keperawatan.

 Faktor penghambat :

Tidak ditemukan adanya faktor penghambat dalam

pelaksanaan kegiatan supervise keperawatan.

33
BAB VII

PENUTUP

Setelah melaksanakan kegiatan praktek manajemen keperawatan di Rumah

Sakit Elim Rantepao, khususnya di ruang perawatan Obgyn selama 3 (tiga)

minggu dari tanggal 09 Agustus sampai dengan 28 Agustus 2021, maka kelompok

6 mengambil beberapa kesimpulan dan saran sebagai berikut :

A. Kesimpulan

1. Berdasarkan hasil kuesioner yang disebarkan ke kepala ruangan dan staf

pelaksana perawatan, didapatkan beberapa permasalahan. Dari beberapa

masalah tersebut ditentukan 3 masalah yang mempunyai prioritas tinggi

yang akan dicoba untuk diatasi yaitu :

34
a. Belum optimalnya pelaksanaan Protap Operan dalam penerapan

MPKP.

b. Belum optimalnya pelaksanaan Pre dan Post Conference.

c. Belum optimalnya pelaksanaan supervise keperawatan.

2. Dalam upaya memecahkan masalah tersebut di atas maka dilakukan

1) Kerjasama antara mahasiswa dan Preseptor klinik serta perawat dalam

melakukan Overan.

2) Kerjasama antara mahasiswa dan Preseptor klinik serta perawat dalam

melakukan Pre dan Post conference.

3) Kerjasama antara mahasiswa dan Preseptor klinik serta perawat dalam

melakukan Supervisi keperawatan.

B. Saran

1. Pihak rumah sakit

a. Diharapkan pihak RS untuk lebih sering mengadakan pelatihan –

pelatihan tentang penerapan MPKP.

b. Diharapkan pihak RS, terutama pada ruangan Obgyn untuk selalu

menerapkan model MPKP dalam melakukan pelayanan keperawatan

sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.

2. Pihak institusi

Disarankan kepada pihak kampus STIKES TANA TORAJA agar

mampu menyalurkan kemampuan manajemen keperawatan lebih

insentif lagi dalam rangka menyiapkan tenaga keperawatan yang

profesional dimasa yang akan datang.

3. Mahasiswa

35
a. Disarankan kepada mahasiswa yang akan melakukan praktik

manajemen di RS Elim Rantepao, agar melakukan praktik manajemen

dengan lebih baik lagi.

b. Melakukan pelatihan MPKP yang lebih baik dari sebelumnya

c. Disarankan kepada mahasiswa profesi ners STIKES TANA TORAJA

agar ilmu yang diperoleh selama melakukan praktik manajemen

keperawatan dapat dijadikan sebagai pengalaman nayata dalam rangka

mempersiapkan diri untuk menjadi tenaga keperawatan profesional

dimasa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

Doenges, 2012. Rencana Asuhan Keperawatan, Pedoman untuk Perencanaan dan

Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC

Nursalam. 2015. Manajemen Keperawatan Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan

Profesional. Jakarta : Salemba Medika.

Sitorus Ratna. 2010. Model Praktik keperawatan professional di Rumah Sakit.

Jakarta : EGC.

Sitorus Ratna. 2012. Model Praktik keperawatan professional di Rumah Sakit

(Panduan Implementasi). Jakarta

36

Anda mungkin juga menyukai