Nim : PO.71.31.2.19.003
MK : Bahasa Indonesia
Pinky Annisa
Email: Pinkyannisa666@gmail.com
Abstrak
Pada era globalisasi seperti saat ini pengaruh bahasa asing terutama bahasa
Inggris sebagai bahasa global sulit dihindari. Hegemoni ini tampak di mana-mana
dan hampir menyentuh seluruh aspek penggunaan bahasa Indonesia. Penggunaan
bahasa asing (bahasa Inggris) semakin menggejala. Namun, gejala ini tidak harus
dibiarkan karena merusak pertumbuhan dan perkembangan bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia harus tetap eksis dan menjadi alat kebanggaan bangsa dan harus
tetap berdaulat di negeri sendiri. Untuk itu, sikap positif masyarakat Indonesia
harus didorong untuk tetap loyal terhadap bahasa nasionalnya. Sikap nasionalisme
itu tidak perlu menipis akibat globalisasi. Internasionalisasi dalam era globalisasi
dalam konteks Indonesia tidak harus diartikan sebagai pengingrisan bahasa
Indonesia, tetapi ditujukan pada upaya pemadanan, penerjemahan, dan
penyerapan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Melalui
penelitian ini diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk terus
menjunjung tinggi bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional maupun identitas
bangsa, agar bahasa Indonesia tetap eksis meski bahasa asing mulai digunakan
oleh masyarakat Indonesia.
Kata kunci: Eksis, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Asing
Abstract
PENDAHULUAN
3. Bahasa itu arbitrer. Artinya mana suka atau tidak ada hubungan wajib
antara lambang bahasa dengan yang dilambangkannya.
4. Bahasa itu bermakna.
Di era globalisasi seperti sekarang ini, jati diri bahasa Indonesia perlu
dibina dan dimasyarakatkan oleh setiap warga negara Indonesia. Hal ini
diperlukan agar bangsa Indonesia tidak terbawa oleh arus dan pengaruh budaya
asing yang sangat jelas tidak sesuai dengan bahasa dan budaya Indonesia.
Pengaruh alat komunikasi yang begitu canggih dihadapi dengan mempertahankan
jati diri bangsa Indonesia, termasuk jati diri bahasa Indonesia. Sudah pasti karena
ini menyangkut tentang kedisiplinan berbahasa nasional, yaitu pematuhan aturan
yag berlaku. Dengan kata lain, pemakaian bahasa Indonesia yang disiplin adalah
pemakaian yang patuh terhadap semua kaidah dan pedoman pemakaian bahasa
Indonesia.
Sebagai kalangan muda haruslah menumbuhkan dan membina sikap
positif terhadap Bahasa Indonesia itu sendiri. Sikap kesetiaan berbahasa Indonesia
terungkap jika mereka lebih suka memakai bahasa Indonesia daripada bahasa
asing dan bersedia menjaga agar pengaruh asing tidak terlalu berlebihan. Sikap
kebanggaan berbahasa Indonesia terungkap melalui kesadaran bahwa bahasa
Indonesia pun mampu mengungkapkan konsep yang rumit secara cermat dan
dapat mengungkapkan isi hati yang sehalus-halusnya. Yang perlu dipahami
adalah sikap positif terhadap bahasa Indonesia ini tidak berarti sikap berbahasa
yang tertutup.
SIMPULAN
2. Walaupun kita belajar bahasa asing, namun kita tidak melupakan nilainilai
yang ada dalam bahasa Indonesia dan bahasa daerah.
3. Bahasa Indonesia dan bahasa daerah lebih diutamakan dalam pendidikan
formal.
4. Masyarakat tidak boleh mengenyampingkan bahasa daerah, Negara
Indonesia mempunyai bermacam-macam bahasa daerah, dan itu yang
memjadi ciri dari Negara Indonesia, dan dipersatukan oleh bahasa
Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Solusi permasalahan :
Arus globalisasi tentu saja akan mempengaruhi seluruh aspek kehidupan
dan penghidupan manusia sejagat. Pengaruh itu, antara lain akan terlihat dalam
bidang pendidikan dan kebudayaan. Salah satu pokok yang dihadapi duia
pendidikan adalah masalah identitas bangsa. Arus globalisasi selalau mengalir
seiring dengan perubahan terhadap berbagai bidang.
Terdapat beberapa usaha untuk melestarikan bahasa Indonesia. Terdapat
usaha-usaha untuk melestarikan penggunaan bahasa Indonesia diantaranya:
1. Memupuk kebanggaan berbahasa Indonesia
Pada era globalisasi saat ini bahasa Indonesia juga digunakan sebagai
penghela ilmu pengetahuan dan digunakan oleh penutur asing. Seperti
penggunaan bahasa Indonesia yang digunakan oleh mahasiswa asing. Bahasa
yang paling dominan adalah bahasa Indonesia (BIN) oleh karena dalam
pembelajaran BIPA diwajibkan menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa
pengantar (Saddhono, 2012: 179).
Di era globalisasi seperti sekarang ini, jati diri bahasa Indonesia perlu
dibina dan dimasyarakatkan oleh setiap warga negara Indonesia. Hal ini
diperlukan agar bangsa Indonesia tidak terbawa oleh arus dan pengaruh budaya
asing yang sangat jelas tidak sesuai dengan bahasa dan budaya Indonesia.
Pengaruh alat komunikasi yang begitu canggih dihadapi dengan mempertahankan
jati diri bangsa Indonesia, termasuk jati diri bahasa Indonesia. Sudah pasti karena
ini menyangkut tentang kedisiplinan berbahasa nasional, yaitu pematuhan aturan
yag berlaku. Dengan kata lain, pemakaian bahasa Indonesia yang disiplin adalah
pemakaian yang patuh terhadap semua kaidah dan pedoman pemakaian bahasa
Indonesia.