Anda di halaman 1dari 30

PROPOSAL PRAKTIK LAPANGAN

PROSES PRODUKSI CRUDE PALM OIL (CPO) DAN PALM


KERNEL OIL (PKO) DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA
VII UNIT SULI INTI, GUNUNG MEGANG KAB. MUARA
ENIM, SUMATERA SELATAN

PRODUCTION PROCESS OF CRUDE PLAM OIL (CPO) AND


PALM KERNEL OIL (PKO) AT PT. NUSANTARA
PLANTATIONS VII UNIT SUNGAI LENGI, GUNUNG
MEGANG KAB. MUARA ENIM, SUMATRA SELATAN

Edo Pratama
05021381823067

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN


JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2021
PROPOSAL PRAKTIK LAPANGAN

PROSES PRODUKSI CRUDE PALM OIL (CPO) DAN PALM


KERNEL OIL (PKO) DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA
VII UNIT SULI INTI, GUNUNG MEGANG KAB. MUARA
ENIM, SUMATERA SELATAN

Diajukan Sebagai Syarat untuk Mendapatkan Gelar


Sarjana Teknologi Pertanian pada Fakultas Pertanian
Universitas Sriwijaya

Edo Pratama
05021381823067

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN


JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2021
LEMBAR PENGESAHAN

PROSES PRODUKSI CRUDE PALM OIL (CPO) DAN PALM KERNEL


OIL (PKO) DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA
VII UNIT SULI INTI, GUNUNG MEGANG KAB. MUARA ENIM,
SUMATERA SELATAN

PROPOSAL PRAKTIK LAPANGAN

i Universitas Sriwijaya
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk

Memperoleh Gelar Sarjana Teknologi Pertanian

Oleh :
Edo Pratama
05021381823067

Indralaya , Agustus 2021

Menyetujui :
Pembimbing

Prof. Dr. Ir. Daniel Saputra, M. S. A. Eng


NIP. 195808091985031003

Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya

Dr. Ir. Edward Saleh, M. S.


NIP. 196208011988031002

ii Universitas Sriwijaya
RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Desa Penanggiran Kecamatan Gunung Megang.


Kabupaten Muara Enim pada tanggal 06 Mei 2000. Penulis merupakan anak
pertama dari dua bersaudara. Orang tua penulis bernama Suryadi dan Erlina.
Pendidikan sekolah dasar diselesaikan pada tahun 2012 di SD Negeri 04
Ujanmas. Sekolah menengah pertama diselesaikan pada tahun 2014 di SMP
Negeri 1 Ujanmas dan sekolah menengah atas diselesaikan pada tahun 2018 di
SMA Negeri 1 Ujanmas.
Sejak bulan Agustus 2018 penulis tercatat sebagai mahasiswa Fakultas
Pertanian Program Studi Teknik Pertanian Jurusan Teknologi Pertanian melalui
jalur Ujian Seleksi Masuk Bersama (USMB), Saat ini penulis merupakan anggota
Ikatan Mahasiswa Teknik Pertanian Indonesia (IMATETANI). Penulis memiliki
hobby olahraga salah satunya yaitu bermain futsal.

Universitas Sriwijaya
KATA PENGANTAR

Assalammu‘alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh


Puji syukur kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya penyusun dapat menyelesaikan proposal penelitian
dengan judul “ Proses Produksi Crude Plam Oil (CPO) Dan Plam Kernel
Oil (PKO) Di PT. Perkebunan Nusantara VII Unit Suli Inti, Gunung
Megang Kab. Muara Enim Sumatra Selatan”.
Proposal praktek lapangan ini merupakan salah satu syarat untuk
menyelesaikan pendidikan tingkat sarjana sesuai dengan kurikulum yang
ditetapkan oleh Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas
Sriwijaya. Penulis mengucapkan ucapan Terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada dosen pembimbing, Bapak Prof. Dr. Ir. Daniel Saputra, M. S. A. Eng yang
telah memberikan bimbingan dan arahan, saran, masukan dalam proses penulisan
proposal Praktik Lapangan ini. Penulis mengucapkan banyak terimkasih kepada
kedua orang tua yang selalu memberikan semangat dan dukungan baik dalam hal
moril maupun material selama menempuh pendidikan. Ucapan terimakasih pula
kepada teman-teman seperjuangan dan semua pihak yang telah rela membantu dan
meluangkan waktu demi terselesainya laporan ini.
Demikianlah, semoga proposal penelitian ini dapat memberikan informasi
kepada pembaca agar bisa melanjutkan penelitian kami sebagaimana mestinya.
Atas perhatian para pembaca, penyusun ucapkan terima kasih.
Wassalammu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh

Indralaya, 22 Agustus 2021

Edo Pratama

Universitas Sriwijaya
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN................................................................... i
RIWAYAT HIDUP............................................................................... ii
KATA PENGANTAR........................................................................... iii
DAFTAR ISI.......................................................................................... iv
BAB 1 PENDAHULUAN...................................................................... 1
1.1. Latar Belakang............................................................................... 1
1.2. Tujuan dan Manfaat....................................................................... 3
1.2.1. Tujuan............................................................................................ 3
1.2.2. Manfaat.......................................................................................... 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA............................................................ 5
2.1. Crude Palm Oil.............................................................................. 5
2.2. Palm Kernel................................................................................... 5
2.3. Sawit (Elaeis Guineensis Jac.)....................................................... 6
2.3.1. Klasifikasi Kelapa Sawit............................................................... 6
2.3.2. Morfologi Kelapa Sawit................................................................ 6
2.3.3.Tipe Varietas Tanaman Kelapa Sawit............................................ 8
2.3.4. Syarat Tumbuh Kelapa Sawi......................................................... 8
2.4 Tandan Buah Segar (TBS)............................................................. 9
2.5 Proses Pengolahan CPO................................................................. 10
2.5.1. Stasiun Penerimaan Buah (Fruit Reception Station)..................... 10
2.5.2. Stasiun Perebusan (Sterilizing Station)......................................... 10
2.5.3. Stasiun Pengempaan (Pressing Station)........................................ 11
2.5.4. Stasiun Pemurnian Minyak (Clarification Station)....................... 12
2.5.5 Stasiun Pengolahan Inti (Kernel Station)....................................... 13
2.6 Proses pengolahan KPO................................................................. 14
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN.............................................. 16
3.1. Tempat dan Waktu......................................................................... 16
3.2. Metode Pelaksanaan...................................................................... 16
3.2.1. Metode Wawancara....................................................................... 16
3.2.2. Metode Pengamatan Lapangan..................................................... 16

Universitas Sriwijaya
3.2.3 Praktik Kerja Langsung ................................................................ 17
3.2.4. Studi Kepustakaan......................................................................... 17
3.2.5. Konsultasi Penyusunan Laporan dan Penyelesaian Laporan........ 17
BAB 4 SISTEMATIKA PENULISAN................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 20
LAMPIRAN KUISIONER................................................................... 21

Universitas Sriwijaya
BAB 1
LATAR BELAKANG

1.1. Latar Belakang


Perkembangan sektor pertanian di Indonesia sangatlah pesat dan berperan
penting dalam meningkatkan perekonomian negara. Salah satu tanaman yang
memiliki prospek tinggi sebagai sumber devisa adalah kelapa sawit (Elaeis
guineensis Jacq.). Jenis tanaman perkebunan ini sangat toleran terhadap
lingkungan yang kurang baik sehingga cocok untuk dikembangkan di Indonesia,
karena di Indonesia memiliki kekurangan sumber daya lahan dengan karakteristik
optimum bagi beberapa tanaman. Tanaman dari famili Arecaceae yang sangat
diminati ini dapat dikelola menjadi minyak nabati yang bisa dimakan dan juga
bahan agroindustri (Novrina dan Zaman, 2017).
Luas tanaman perkebunan kelapa sawit di Indonesia pada tahun 2018
14.326,30 ribu ha dan mengalami peningkatan ditahun 2019 menjadi 14.724,60
ribu ha. Perkebunan kelapa sawit terluas di Indonesia pada tahun 2019 berada di
Provinsi Riau dengan luas 2.808,70 ribu ha, sedangkan di Provinsi Sumatera
Selatan memiliki luas 1.178,10 ribu ha (Badan Pusat Statistika, 2021).
CPO adalah minyak kelapa sawit mentah yang umumnya digunakan sebagai
bahan baku pembuatan minyak goreng dan margarin. CPO memiliki kelebihan yai
tu harga relatif murah, rendah kolestrol, dan memiliki kandungan karoten tinggi
(Kashiai dan Widodo, 2019). PKO sebagai hasil sampingan dari pengolahan CPO
yang komposisi asam lemaknya tidak sama dengan CPO, jumlah asam lemak jenu
h dan tak jenuh dari PKO jauh lebih rendah dari jumlah asam laurat. Komposisi as
am lemak esensial PKO memiliki sifat yang mirip dengan minyak kelapa (coconut
oil) ( Murhadi et al., 2017).
Minyak inti sawit (PKO: palm kernel oil) diekstraksi dari inti sawit untuk m
enghasilkan minyak dan lemak nabati. Karakteristik fisik PKO berfasa cair dalam
suhu ruang yang komponen trigliseridanya dapat difraksinasi sesuai dengan sifat k
elarutannya. Palm kernel olein (PKOl) dan palm kernel stearin (PKSt) adalah prod
uk hasil fraksinasi dari PKO dengan karakteristik fisik fasa cair dan semipadat. P
KO dan produk turunannya biasa difungsikan sebagai bahan pangan maupun non

Universitas Sriwijaya
pangan, produk pangan seperti margarin, coca butter substitute, shortening, lemak
plastis lainnya ( Hasibuan et al., 2012).
Tandan buah sawit (TBS) diolah oleh pabrik kelapa sawit melalui tahapan
yang panjang dengan kecermatan dalam sistem pengontrolan. Setiap tahapan
proses pengolahan TBS akan berdampak terhadap tahapan proses berikutnya yang
pada akhirnya mempengaruhi kualitas produk utama. Produksi pada pengolahan
TBS pada umumnya ditentukan dengan mengetahui rendemen produk yaitu
persentase dari produk akhir dibandingkan dengan total bahan baku yang
digunakan. Kestabilan produksi dapat dijaga dengan mengontrol nilai rendemen
produk akhir melalui cara memantau persentase setiap tahapan proses produksi.
Hasil maksimal dapat dicapai dengan cara pendataan nilai rendemen pada setiap
proses produksi akan meminimalisir terjadinya kerugian (Suandi et al., 2016).
Pabrik kelapa sawit dalam memenuhi kebutuhan produksi selain
memanfaatkan hasil panen dari kebun perusahaan juga menyuplai bahan baku dari
kebun milik masyarakat. Replanting mengakibatkan terjadinya penurunan jumlah
bahan baku untuk proses produksi. Ketidakstabilan rendemen CPO juga
merupakan salah satu permasalahan yang dihadapi pada industri kelapa sawit.
Tandan buah segar mengalami banyak perubahan pada saat pemanenan,
pengangkutan ke pabrik dan pemrosesan TBS dalam pabrik. Perubahan pada buah
kelapa sawit tersebut akan menyebabkan rendahnya nilai rendemen CPO (Subagia
dan Suwondo, 2018).
Kendala lain yang mempengaruhi jumlah produksi adalah kurang efisiennya
penggunaan alat dan mesin industri kelapa sawit dan manajemen ketenagakerjaan.
Kendala-kendala tersebut akan menghambat tercapainya hasil produksi
maksimum yang berdampak terhadap finansial perusahaan (Heryani, 2015). Peng
kajian proses produksi CPO dan PKO penting dilakukan pada suatu pabrik kelapa
sawit, khususnya oleh PT. Perkebunan Nusantara (PTPN) VI (Persero) Unit
Usaha Bunut Muaro Jambi (Suandi et al., 2016).

Universitas Sriwijaya
1.2. Tujuan dan Manfaat
1.2.1. Tujuan
Tujuan dari praktik lapangan proses produksi Proses Produksi Crude Plam Oil
(CPO) Dan Plam Kernel Oil (PKO) Di PT. Perkebunan Nusantara VII Unit Suli
Inti, Gunung Megang Kab. Muara Enim Sumatra Selatan adalah sebagai berikut :
1. Untuk Memperoleh pengalaman kerja, berkesempatan mengikuti semua
kegiatan di lapangan dan juga di pabrik, serta dapat meningkatkan
kerjasama antar tim yang nantinya akan digunakan sebagai bekal bagi
mahasiswa ketika turun langsung ke masyarakat setelah memperoleh gelar
sarjana dan memasuki dunia kerja.
2. Untuk mempelajari mekanisme pengolahan tandan buah sawit segar dari
awal pemanenan hingga menjadi produk akhir.
3. Untuk mengetahui berbagai sistem manajerial pada Proses Produksi Crude
Plam Oil (CPO) Dan Plam Kernel Oil (PKO) Di PT. Perkebunan Nusantara
VII Unit Suli Inti, Gunung Megang Kab. Muara Enim Sumatra Selatan.
4. Untuk menambah wawasan dan pengalaman kerja di PT. Perkebunan
Nusantara VII Unit Suli Inti, Gunung Megang Kab. Muara Enim Sumatra
Selatan khususnya yang berkaitan dengan sektor pertanian terutama di
bidang teknik pertanian.

1.2.2. Manfaat
Manfaat dari pelaksanaan kegiatan Praktek Lapangan di PT.
Perkebunan Nusantara VII Unit Suli Inti, Gunung Megang, Muara Enim,
Sumatera Selatan adalah sebagai berikut :
1. Memperoleh pengalaman kerja, berkesempatan mengikuti semua kegiatan di
lapangan dan juga di pabrik, serta dapat meningkatkan kerjasama antar tim
yang nantinya akan digunakan sebagai bekal bagi mahasiswa ketika turun
langsung ke masyarakat setelah memperoleh gelar sarjana dan memasuki
dunia kerja.
2. Menambah wawasan mengenai proses pengolahan tandan buah sawit segar
dari awal pemanenan hingga menjadi produk akhir berupa CPO dan minyak
inti sawit.

3 Universitas Sriwijaya
3. Meningkatkan pengetahuan tentang sistem manajemen yang berlaku di
pabrik kelapa sawit dalam upaya mencapai tujuan perusahaan.
4. Meningkatkan kemampuan pergaulan, menambah jaringan dan wawasan
kerja serta mengaplikasikan ilmu teknik pertanian di lapangan.

4 Universitas Sriwijaya
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Crude Palm Oil


Crude Palm Oil (CPO) atau minyak kelapa sawit adalah minyak
nabati edibel yang didapatkan dari mesocarp buah (daging buah) pohon
kelapa sawit, umumnya dari spesies Elaeis guineensis dan sedikit dari
spesies Elaeis oleifera dan Attalea maripa..
Minyak sawit merupakan bahan baku oleokimia karena
mengandung lemak alkohol, metil ester, dan asam lemak. Hampir 70 –
80% dari berat buah adalah mesokarp dan sekitar 45 – 50% dari mesokarp
ini adalah minyak. Bagian lain dari buah meliputi cangkang, inti buah
(kernel), lengas, dan serat tanpa lemak lainnya.
Minyak yang diekstrak dikenal sebagai minyak sawit mentah
(Crude Palm Oil / CPO). Minyak CPO, sebelum mengalami pengolahan
lebih lanjut, disimpan dalam tangki penyimpanan CPO (tangki baja las).
Karena peningkatan laju oksidasi dipengaruhi oleh temperatur, maka
temperatur penyimpanan minyak CPO dalam tangki dipertahankan sekitar
50˚C (40 – 60˚C) untuk mencegah pemadatan dan fraksinasi. Kontaminasi
zat besi dari tangki penyimpanan mungkin bisa terjadi apabila bagian
dalam tangki tidak dilapisi dengan lapisan pelindung yang cocok.

2.2 Palm Kernel


Inti sawit merupakan hasil olahan dari biji sawit yang telah dipecah
menjadi cangkang dan inti, cangkang sawit digunakan sebagai bahan bakar
ketel uap, arang, pengeras jalan dan lainlain. Sedangkan inti sawit diolah
kembali menjadi minyak inti sawit (Palm Kernel Oil).
Proses pengolahan inti sawit menjadi minyak inti sawit tidak
terlalu rumit bila dibandingkan dengan proses pengolahan buah sawit.
Bentuk inti sawit bulat padat atau agak gepeng berwarna cokelat hitam.
Inti sawit mengandung lemak,protein, serat dan air. Pada pemakaiannya
lemak yang terkandung didalamnya disebut minyak inti sawit 12 dan

5 Universitas Sriwijaya
ampas atau bungkilnya yang kaya protein digunakan sebagai bahan
makanan ternak. Kadar minyak dalam inti kering adalah 44 – 53%.

2.3 Sawit (Elaeis Guineensis Jac.)


Kelapa sawit merupakan salah satu tanaman komoditas perkebunan yang
cukup penting di Indonesia dan masih memiliki prospek pengembangan yang
cukup cerah.

2.3.1. Klasifikasi Kelapa Sawit


Tanaman kelapa sawit termasuk ke dalam tanaman monokotil. Menurut
Mangoensoekarjo dan Semangun (2008) kelapa sawit dapat diklasifikasikan
sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Angiospermae
Ordo : Monocotyledon
Famili : Arecaceae
Genus : Elaeis
Spesies : Elaeis guineensis Jacq.

2.3.2. Morfologi Kelapa Sawit


a. Akar
Kelapa sawit termasuk sebagai tumbuhan monokotil yang mempunyai
akar serabut. Akar pertama yang muncul dari biji yang berkecambah disebut
radikula (bakal akar) dan plumula (bakal akar). Selanjutnya akar ini akan mati dan
kemudian disusul dengan tumbuhnya sejumlah akar yang berasal dari pangkal
batang.
Berdasarkan ukuran diameter, terdapat beberapa jenis akar. Jenisjenis akar
tersebut ialah; akar primer (5-10 mm) yang tumbuh ke bawah sampai kedalaman
1,5 m, akar sekunder (2-4 mm), akar tersier (1-2 mm) yang paling aktif menyerap
air dan unsur hara, begitu pula dengan akar kuarter (0,1-0,3 mm) berada pada
kedalaman 0-60 cm dan jarak 2-2,5 m dari pangkal pohon (Wahyuni,2007).

6 Universitas Sriwijaya
b. Batang
Batang kelapa sawit terdiri dari pembuluh-pembuluh yang terikat
secara diskrit dalam jaringan parenkim. Penebalan dan pembesaran batang
terjadi karena aktivitas penebalan meristem primer yang terletak di bawah
meristem pucuk da ketiak daun. Pada tahun pertama atau kedua
pertumbuhan kelapa sawit, pertumbuhan membesar terlihat pada bagian
pangkal, diameter batang bisa mencapai 60 cm.
Tanaman kelapa sawit berbatang lurus, tidak bercabang. Terdapat
pelepah-pelepah daun yang melekat dan sukar terlepas, meskipun daun
telah kering dan mati, dan pelepah tersebut menyelimuti batang hingga
umur 12 tahun. Setelah itu pelepah akan terlepas sehingga mirip dengan
tanaman kelapa. Pada tanaman dewasa diameter batang bisa mencapai 45-
60 cm. bagian bawah batang biasanya lebih besar, disebut bonggol dengan
diameter 60-100 cm. pertambahan tinggi batang kelapa sawit dipengaruhi
oleh jenis tanaman, tanah, iklim, pupuk, kerapatan tanam, dan lain-lain
(Wahyuni, 2007).
c. Daun
Daun kelapa sawit memiliki rumus 1/8. Lingkaran atau spiralnya
ada yang berputar kekiri dan kana tetapi kebanyakan berputar ke kanan.
Produksi pelapah daun tergantung pada umur tanaman. Produksi pelepah
pada tanaman dalam setahun dapat mencapai 20-30, kemudian akan
berkurang sesuai umur menjadi 18-25 atau kurang. Jumlah anak daun pada
tiap bagian isi mencapai 125-200. Panjang anak daun yang ditengah dapat
mencapai 1,2 m. berat satu pelepah dapat mencapai 4,5 kg berat kering.
Biasanya pada pohon dewasa terdapat 40-50 pelepah (Lubis, 2008).
d. Bunga
Tanaman kelapa sawit merupakan tanaman berumah satu
(monoecious), artinya bunga jantan dan bunga betina berada dalam satu
pohon walau bukan dalam tandan yang sama. Tanaman kelapa sawit mulai
mengeluarkan bunga jantan dan bunga betina sejak umur 3 tahun. Bunga 6
Universitas Sriwijaya jantan berbentuk lonjong memanjang, sedangkan
bunga betina agak bulat. Tanaman kelapa sawit mengadakan penyerbukan

7 Universitas Sriwijaya
silang (cross pollination). Artinya, bunga betina dari pohon yang satu
dibuahi oleh bunga jantan dari pohon yang lainnya dengan perantara angin
dan atau serangga penyerbuk. Namun, buah yang terbentuk diawal
pembungaan itu dinamakan buah pasir dan belum diambil produksinya.
e. Buah
Buah kelapa sawit termasuk jenis buah keras (drupe), menempel
dan membrondol pada tandan buah. Panjang buah 2-a5 cm, beratnya
sampai 30 gram. Jumlah buah dalam satu tandan dapat mencapai 2000
buah. Buah kelapa sawit mempunyai warna yang bervariasi dari hitam,
ungu, hingga merah tergantung bibit yang digunakan. Kandungan minyak
dari buah kelapa sawit tergantung dari kematangan buahnya. Bagian
bagian buah terdiri dari atas eksokarp (exocarp) atau kulit buah, mesokarp
(mesocarp) atau sabut, dan biji. Eksokarp dan mesokarp disebut perikarp
(pericarp). Biji terdiri dari endokarp (endocarp) atau cangkang, dan inti
(karnel), sedangkan inti sendiri terdiri atas endosperm atau putih lembaga
dan embrio. Dalam embrio terdapat bakal daun (plumula), haustorium, dan
bakal akar (radicula).

2.3.3.Tipe Varietas Tanaman Kelapa Sawit


Berdasarkan ketebalan cangkang dan buahnya terdapat tiga tipe
varietas kelapa sawit (Dura, Psifera dan Tenera). Karakter ketebalan
cangkang dikendalikan oleh gen tunggal yang dikenakl dengan sh (shell).
Kelapa sawit tipe Dura memiliki buahnya bercangkang tebal.kelapa sawit
tipe Psifera tidak memiliki cangkang pada buahnya. Sedangkan tipe tenera
memiliki ketebalan cangkang yang medium. Tipe tenera adalah jenis
hibrida hasil persilangan antara tipe dura (buah dengan cangkang tebal)
dan tipe psifera (buah tanpa cangkang) (Tasma dan Arumsari, 2013).

2.3.4. Syarat Tumbuh Kelapa Sawit


Karakteristik dan kesesuaian lahan merupakan kegiatan yang
sangat penting dalam merancang pengelolaan sebidang lahan yang sesuai
dengan potensinya. Pertumbuhan dan produksi kelapa sawit rata-rata curah

8 Universitas Sriwijaya
hujan tahunan 2.339 mm/tahun, suhu udara 26,4 oC, dan kelembaban
udara 81,2 %. Sifat kimia tanah juga berpengaruh teradap produksi TBS
kelapa sawit meliputi kadar Corganik, kadar nitrogen, kadar P2O5 dan
kadar S-tersedia (Wigena, et all., 2009).

2.4 Tandan Buah Segar (TBS)


Bahan baku minyak kelapa sawit berupa TBS perlu dijaga kuantitas dan
kualitasnya dalam proses produksi minyak kelapa sawit.Usaha mempertahankan
kuantitas dan kualitas TBS dilakukan pada kegiatan pascapanen yang terbagi
menjadi tiga tahapan yaitu pemanenan, pengangkutan dan pengolahan. Ketiga
tahapan tersebut saling mempengaruhi satu sama lain, hambatan dalam satu sistem
akan merubah kinerja sistem yang lain. Contoh pengaruh kinerja sistem adalah
hambatan pada proses pengangkutan TBS dari kebun kelapa sawit menuju PKS
akan menyebabkan keterlambatan yang akan mengganggu proses pengolahan
minyak berupa penurunan kapasitas pengolahan dan kualitas akhir minyak kelapa
sawit (Krisdiarto et al., 2017).
Manajemen sistem panen dan angkut yang layak dapat menciptakan
penurunan kualitas TBS yang minimum dan peningkatan jumlah produksi berupa
rendemen secara maksimum. Kuantitas produksi minyak kelapa sawit dapat
ditingkatkan melalui penggunaan metode panen yang tepat, sedangkan pemilihan
waktu panen yang tepat akan menjamin kualitas produksi sesuai dengan standar
mutu.
Penurunan kualitas TBS dipengaruhi oleh waktu sama halnya dengan
produk hasil pertanian yang lain. Asam lemak bebas (ALB) merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi mutu minyak kelapa sawit. Kadar ALB setelah TBS
dipanen bertambah setiap 24 jam sebesar 0,1%. TBS dengan kadar ALB yang
lebih dari 2-3% seharusnya tidak boleh masuk ke dalam proses pengolahan di
PKS. Penangan produk hasil pertanian seperti TBS yang dilakukan secara fisik
akan lebih cepat menyebabkan penurunan kualitas. Perlakuan fisik tidak dapat
dihindarkan pada proses panen dan angkut TBS.
Kerusakan TBS akibat proses panen dan angkut akan memicu penurunan
kualitas pada tahap selanjutnya. Kerusakan dapat berupa memar atau luka yang

9 Universitas Sriwijaya
dialami oleh TBS dan akan mempercepat kenaikan kadar ALB. Peningkatan kadar
ALB secara cepat disebabkan oleh rusaknya struktur sel yang diakibatkan oleh
kontak fisik. Struktur sel yang rusak berakibat pada pecahnya dinding sel dan
enzim lipase bekerja dalam TBS (Krisdiarto et al., 2017).

2.5 Proses Pengolahan CPO


Pengolahan TBS menjadi CPO dibagi menjadi beberapa tahapan yang
berada pada setiap stasiun yang berbeda menurut Suandi et al. (2016) yaitu :
1. Stasiun penerimaan buah (fruit reception station)
2. Stasiun perebusan (sterilizing station)
3. Stasiun penebahan (threshing station)
4. Stasiun pengempaan (pressing station)
5. Stasiun pemurnian minyak (clarification station)
6. Stasiun pengolahan inti (kernel recovery station)

2.5.1. Stasiun Penerimaan Buah (Fruit Reception Station)


Stasiun penerimaan buah digunakan sebagai tempat penerimaan TBS hasil
dari perkebunan sebelum dilakukannya pengolahan. Stasiun penerimaan juga
dapat mengetahui jumlah jumlah TBS yang dihasilkan pada setiap kebun.
Komponen stasiun penerimaan buah dibagi menjadi sebagai berikut (Suandi et al.,
2016).
1. Jembatan timbang (weight bridge)
2. Sortasi tandan buah segar (TBS)
3. Tempat pemindahan buah (loading ramp)
4. Lori buah

2.5.2. Stasiun Perebusan (Sterilizing Station)


Perebusan dapat mempengaruhi kualitas mutu dan rendemen olahan pabrik
kelapa sawit. Perebusan TBS menggunakan uap panas dengan tujuan seperti
dituliskan pada poin-poin berikut ini (Suandi et al., 2016).
1. Merusak enzim dan dapat menghentikan peragian yang membentuk asam
lemak bebas
2. Membekukan getah dan protein

10 Universitas Sriwijaya
3. Memudahkan buah untuk lepas dari tandan
4. Melonggarkan inti dari tempurung
Komponen alat pada stasiun perebusan dibagi menjadi sebagai berikut
(Suandi et al., 2016):
A. Alat Penarik (Capstand)
Capstand merupakan alat yang digunakan untuk menarik lori agar dapat
keluar dan masuk sterilizer.
a) Ketel Rebusan (Sterilizer)
Sterilizer merupakan suatu bejana untuk melakukan perebusan TBS dengan
tekanan uap tertentu. Sterilizer memiliki kapsitas yang dapat memuat 8 buah lori
dengan suhu kerja maksimal yang diizinkan adalah 140oC dan tekanan kerja
maksimal 3 kg/cm2. Proses perebusan dilakukan dalam sterilizer horizontal yang
diberikan katup pengaman agar menjaga tekanan dalam rebusan sehingga tidak
melebihi tekanan kerja yang diizinkan.
b) Tippler
TBS dari sterilizer yang telah direbus ditampung kedalam tippler dengan
cara memutar lori sebesar 180o, kemudian TBS tersebut diangkut menuju thresher
menggunakan conveyor.
c) Stasiun Penebahan (Threshing Stasiun)
Stasiun penebahan merupakan stasiun yang digunakan untuk mesisahkan
buah pada tandannya dengan cara rotary drum threshing yaitu membanting dan
memutar TBS dengan kecepatan 23-25 rpm.

2.5.3. Stasiun Pengempaan (Pressing Station)


Stasiun pengempaan terdiri dari 2 bagian yaitu :
a. Digister
Digister merupakan alat yang digunakan untuk memotong brondolan yang
telah direbus, dengan bentuk silinder terbuat dari bahan besi pelat pada sekeliling
dindingnya dipasang pelat mantel untuk memanaskan adukan. Pisau aduk
dipasang pada suatu as dalam silinder yang bagian bawahnya terdapat pisau buang
yang berfungsi untuk mengeluarkan masa adukan menuju screw press.
b. Pemisah Ampas Kempa (Cake Beaker Conveyor)

11 Universitas Sriwijaya
Pemisahan antara ampas hasil press dengan nuts dilakukan dengan suatu
alat yang tersusun atas pedal-pedal pada suatu poros putar berkecepatan 52 rpm.
Pemecahan gumpalan secara sempurna dapat dilakukan dengan mengatur
kemiringan pedal-pedal.

2.5.4. Stasiun Pemurnian Minyak (Clarification Station)


Stasiun pemurnian minyak merupakan stasiun yang digunakan untuk
memisahkan minyak dari kotoran serta mengupayakan kehilangan minyak dari
proses pengolahan agar mampu meningkatkan kualitas rendemen. Beberapa
peralatan permurnian minyak yang digunakan pada stasiun klarifikasi adalah
sebagai berikut:
1. Talang minyak (oil gutter)
2. Tangki pemisah pasir (sand trap tank)
3. Ayakan getar (vibrator screen)
4. Crude oil tank (COT)
5. Continous settling tank (CST)
6. Oil tank (OT)
7. Oil Purifier
8. Vacum dryer
9. Storage tank
10. Tangki lumpur (sludge tank)
11. Sand cyclone
12. Sludge buffer tank
13. Sludge separator
14. Sludge drain tank
15. Reclained oil tank
16. Decanter
17. Fat pit

2.5.5. Stasiun Pengolahan Inti (Kernel Station)


Pada stasiun pengolahan inti terdapat beberapa bagian yaitu (Suandi et al.,
2016)

12 Universitas Sriwijaya
a) Cake Breaker Conveyor
Cake brea.ker conveyor merupakan alat yang berfungsi sebagai
memindahkan ampas dan nuts menuju depericarper serta mengurangi kadar air
ampas untuk memudahkan kerja blower pada depericarper.
b) Depericarper
Depericarper merupakan alat yang digunakan untuk memisahkan ampas dan
nuts serta membersihkannya dari serabut yang masih melekat.
c) Nuts Polishing Drum
Nuts polishing drum merupakat alat yang berfungsi sebagai pemisah fibre
yang masih melekat pada nuts.
d) Nuts Silo
Nuts silo tempat yang digunakan untuk memeram nuts agar lebih kering
untuk dilakukan pemecahan.
e) Ripple Mill
Ripple mill merupakan alat yang digunakan untuk memecahkan nuts untuk
dijadikan sebagai inti (kernel) dan shell.
f) Light Tenera Separation (LTDS 1)
LTDS 1 dilakukan pemisahan campuran yang pertama , proses tersebut
bekerja berdasarkan berat dan kemampuan hisap blower.
g) Light tenera dust separation (LTDS2)
LTDS 2 memiliki kemiripan dengan LTDS 1 dalam hal bentuk dan cara
kerja yang berfungsi melakukan pembersihan kernel terhadap seluruh shell kasar.
Kernel pecah dengan massa yang lebih ringan akan diteruskan ke shell hopper
sedangkan kernel dengan massa yang lebih berat tidak mampu dipisahkan oleh
pleh blower dan akan masuk dalam kernel transfer conveyor.
h) Claybath
Claybath menggunakan CaCO3 untuk memisahkan kernel dan shell dengan
prinsip kerja sama seperti hydrocyclone. Prinsip pemisahan menggunakan
claybath berdasarkan perbedaan massa jenis, shell karena memiliki massa jenis
yang lebih besar akan tenggelam dengan larutan CaCO 3 dan kernel akan berada
diatas. Shell dan inti pecah diteruskan ke vibrating screen, shell dan inti pecah
dapat terpisah sendiri serta untuk membersihkan CaCO3 digunakan air dingin

13 Universitas Sriwijaya
sebagai pembilas. Shell yang terpisah diteruskan ke shell transfort dengan bantuan
blower. Kernel jatuh diteruskan ke kernel distributing conveyor dan masuk dalam
kernel silo yang ditransfer melalui elevator.
i) Kernel silo
Kernel silo adalah suatu bangunan beberbentuk silinder vertikal berlubang
yang berfungsi untuk menyimpan dan mengeringkan kernel dengan suhu kerja
50o-60oC.
j) Kernel Bin
Kernel disimpan dalam kernel bin sebelum dilakukan pengolahan minyak
inti sawit (KPO).

2.6. Proses pengolahan KPO


Pengolahan palm kernel oil dilakukan melalui beberapa tahapan proses
yaitu pemindahan ampas kempa dari screw press yang terdiri dari serat dan biji
masuk menuju screw conveyor. Alat ini melakukan pemindahan fiber dan kernel
menuju alat pemisahan yaitu depericarper. Depericarper memisahkan ampas serta
biji menggunakan bantuan 2 buah blower untuk mendorong serat menuju
kedalam cyclone, ampas yang sudah dipisahkan dari debu dan kotorannya
diproses kembali didalam metode fraksinasi CO 2 super kristis atau super critical
fluid extraction (SCFE) untuk mengekstark sisa minyak yang terkandung didalam
ampas. CO2 digunakan kembali pada proses absorpsi untuk menghilangkan
kandungan airnya, serta dapat di recycle kembali menggunakan pompa sentrifugal
dengan mengatur tekanannya (Larasati et al., 2016).
Proses selanjutnya ampas dan biji dipindahkan menuju nut silo yang
merupakan tempat untuk pemeraman biji. Pemeraman biji dilakukan agar
kandungan kadar air berkurang sehingga memudahkan dilakukannya pemecahan
inti lekang dari cangkangnya, kemudian masuk kedalam nut craker dengan tipe
hammer mill untuk memecahkan inti kernel agar inti terpisah dari cangkangnya.
Biji masuk kedalam hydro cyclone dilakukang pemisahan inti menggunakan
media air, proses tersebut memanfaatkan berat jenis dari bahan yang dipisahkan.
Inti biji akan dibawa menuju nut dryer dilakukan pengurangan kadar air yang
selanjutnya di press didalam screw press dengan tipe press roller mill. Dua buah

14 Universitas Sriwijaya
roller bergerak seca berlawanan arah untuk menjepit bahan sehingga bahan
menjadi hancur. Minyak PKO yang didapatkan pada proses tersebut dimurnikan
melalui purifikasi. Hasil produk PKO setelah melaluit palm kernel oil purifier
dipompa menggunakan oil transfer pum menuju storage tank (Larasati et al.,
2016).

15 Universitas Sriwijaya
BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat


Praktik lapangan ini dilaksanakan pada tanggal Agustus sampai September
2021 di PT. Perkebunan Nusantara VII Unit Suli Inti, Gunung Megang Kab.
Muara Enim Sumatra Selatan.

3.2. Metode Pelaksanaan


Praktik lapangan ini dilakukan dengan cara penjajakan, studi kepustakaan
dan melakukan kunjungan langsung ke lapangan. Adapun metode dalam
pelaksanaan praktik lapangan yang digunakan adalah dengan cara meninjau
langsung ke di PT. Perkebunan Nusantara VII Unit Suli Inti, Gunung Megang
Kab. Muara Enim Sumatra Selatan. Penulis juga melakukan metode-metode
pengambilan data praktik lapangan antara lain:

3.2.1. Metode Wawancara (Interview)


Metode ini dilakukan dengan cara melakukan wawancara secara langsung
dengan pihak-pihak terkait dan yang bersangkutan dengan proses produksi crude
palm oil (CPO) dan palm kernel oil (PKO). Metode ini menghasilkan data
sekunder yang bersumber dari kepala bagian produksi dan teknisi serta para
karyawan yang ada di kantor.

3.2.2. Pengamatan Lapangan (Observation)


Metode ini dilakukan dengan cara pengamatan langsung di lapangan dalam
bentuk kunjungan langsung ke lokasi di PT. Perkebunan Nusantara VII Unit Suli
Inti, Gunung Megang Kab. Muara Enim Sumatra Selatan dan menganalisa hasil
pengamatan.

Universitas Sriwijaya
3.2.3. Praktik Kerja Langsung
Metode ini dilakukan dengan cara praktik kerja langsung di PT.
Perkebunan Nusantara VII Unit Suli Inti, Gunung Megang Kab. Muara Enim
Sumatra Selatan sesuai dengan topik yang ditetapkan sebelumnya. Praktik kerja
ini dibimbing secara langsung oleh pegawai yang bekerja di bidangnya masing-
masing agar penulis dapat lebih memahami ilmu, pembelajaran serta keadaan
yang ada di lokasi pemanenan padi. Sehingga data-data yang diperlukan untuk
laporan praktik lapangan dapat lebih akurat dan tajam dalam proses analisanya.

3.2.4. Studi Kepustakaan


Metode studi kepustakaan dilakukan dengan cara mencari bahan dan data
dari buku, artikel, jurnal, maupun bahan bacaan lainnya. Metode ini akan
menghasilkan data-data sekunder yang dapat menambah wawasan dan
pengetahuan penulis serta dapat menunjang data lain yang diperoleh dari metode
wawancara (interview), metode pengamatan (observation) dan praktek kerja
langsung.

3.2.5. Konsultasi Penyusunan Laporan dan Penyelesaian Laporan


Metode akhir dari kegiatan praktik lapangan ini adalah penyusunan dan
penyelesaian laporan dengan cara berkonsultasi langsung kepada dosen
pembimbing mengenai praktek lapangan yang telah dilaksanakan dan dilakukan
oleh mahasiswa.

17 Universitas Sriwijaya
BAB 4 SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan laporan praktek lapangan yang berjudul “Proses Produksi Crude
Plam Oil (CPO) Dan Plam Kernel Oil (PKO) Di PT. Perkebunan Nusantara VII Unit
Suli Inti, Gunung Megang Kab. Muara Enim Sumatra Selatan” Sebagai Berikut:

SUMMARY
RINGKASAN
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
PERNYATAAN
RIWAYAT HIDUP
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan
1.2.2. Manfaat
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Crude Palm Oil
2.2. Palm Kernel
2.3. Sawit (Elaeis Guineensis Jac.)
2.3.1. Klasifikasi Kelapa Sawit
2.3.2. Morfologi Kelapa Sawit
2.3.3.Tipe Varietas Tanaman Kelapa Sawit
2.3.4. Syarat Tumbuh Kelapa Sawi
2.4 Tandan Buah Segar (TBS)
2.5 Proses Pengolahan CPO
2.5.1. Stasiun Penerimaan Buah (Fruit Reception Station)
2.5.2. Stasiun Perebusan (Sterilizing Station)
2.5.3. Stasiun Pengempaan (Pressing Station)

18
2.5.4. Stasiun Pemurnian Minyak (Clarification Station)
2.5.5 Stasiun Pengolahan Inti (Kernel Station)
2.6 Proses pengolahan KPO
BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu
3.2. Metode Pelaksanaan
3.2.1. Metode Wawancara
3.2.2. Metode Pengamatan Lapangan
3.2.3 Praktik Kerja Langsung
3.2.4. Studi Kepustakaan
3.2.5. Konsultasi Penyusunan Laporan dan Penyelesaian Laporan
BAB 4 SISTEMATIKA PENULISAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN KUISIONER

19
DAFTAR PUSTAKA

Bindrianes, S., Kemala, N., dan Bus, R. G., 2017. Produktivitas tenaga kerja panen
kelapa sawit dan faktor-faktor yang mempengaruhinya pada Unit Usaha
Batanghari di PTPN VI Jambi. Agrica (Jurnal Agribisnis Sumatera Utara), 10(1).
Kashiai, R. Y., dan Widodo, E., 2019. Pengendalian kualitas crude palm oil (CPO)
dengan diagram kontrol multivariat exponatially weighted moving avarage
(MEWMA). Prosiding Seminar Nasional Matematika (hal. 848-853). Semarang:
Jurusan Matematika, Universitas Negeri Semarang.
Murhadi, M., Hidayati, S., dan Kurniawan, R., 2017. Pengaruh jenis asam dan waktu
reaksi pemanasan terhadap karakteristik produk etanolisis PKO (palm kernel oil).
J. Agritech, 37(1): 69-76.
Suandi, A., Supardi, N. I., dan Puspawan, A., 2016. Analisa Pengolahan Kelapa Sawit
dengan Kapasitas Olah 30 ton/jam. J.Teknosia, 2(17): 12-19.
Hermawan, B., Edison, dan Damayanti, Y., 2015. Analisis faktor-faktor yang
mempengaruhi produksi crude palm oil (CPO) pada PT. Satya Kisma Usaha
Sungai Bengkal Mill Kabupaten Tebo. J. Sosio Ekonomi Bisnis, 18(2): 1-11.
Heryani, R. O., 2015. Optimasi Produksi Crude Palm Oil (Cpo) dan Inti Sawit (Kernel)
Pada PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero) Unit Usaha Rejosari Natar
Lampung Selatan. Skripsi Bandar Lampung: Fakultas Pertanian: Universitas
Negeri Lampung.
Krisdiarto, A. W., Sutiarso, L., dan Widodo, K. H., 2017. Optimasi kualitas tandan buah
segar kelapa sawit dalam proses panen-angkut menggunakan model dinamis. J.
Agritech, 37(1): 101-107.
Larasati, N., Chasanah, S., Machmudah, S., dan Winardi, S., 2016. Studi analisa
ekonomi pabrik CPO (crude palm oil) dan PKO (palm kernel oil) dari buah kelapa
sawit. J. Teknik ITS, 5(2): 212-215.
Suandi, A., Supardi, N. I., dan Puspawan, A., 2016. Analisa pengolahan kelapa sawit
dengan kapasitas olah 30 ton/jam. J.Teknosia, 2(17): 12-19.
Subagia, F., dan Suwondo, E., 2018. Instabilitas rendemen CPO pada industri minyak
sawit. J. Teknologi dan Industri Hasil Pertanian, 23(2): 82-88.

20
LAMPIRAN KUISIONER

Berikut ini merupakan daftar pertanyaan atau kuisioner Pratek Lapangan yang akan
diajukan kepada PT. Perkebunan Nusantara VII Unit Suli Inti, Gunung Megang Kab.
Muara Enim Sumatra Selatan.
1. TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
1.1. Sejarah Berdirinya Perusahaan
1. Kapan PT. Perkebunan Nusantara VII Unit Suli Inti, Gunung Megang Kab. Muara
Enim Sumatra Selatan mulai didirikan dan apa latar belakang pendirian
perusahaan?
2. Bagaimana perkembangan perusahaan sejak didirikan hingga sekarang?
3. Bagaimana tanggapan sosial masyarakat sekitar mengenai perusahaan ini?
4. Apakah dengan adanya perusahaan ini dapat membuka lapangan pekerjaan untuk
masyarakat sekitarnya?
1.2 Lokasi Industri
1. Berapa luas areal produksi secara keseluruhan?
2. Bagaimana kondisi areal produksi?
3. Apakah lokasi perusahaan mengalami perubahan sejak didirikan hingga sekarang?
1.3 Struktur Organisasi
1. Bagaimana Susunan Pengurus dan pembagian tugasnya?
2. Bagaimana Struktur dan sistem organisasinya?
1.4 Tenaga Kerja
1. Berapa jumlah tenaga kerja sejak didirikan hingga sekarang?
2. Bagaimana proses perekrutan dan pelatihan tenaga kerja?
3. Bagaimana pembagian jam kerja yang ada di perusahaan?
4. Bagaimana sistem manajemen yang dipakai?
5. Fasilitas-fasilitas apa saja yang diberikan kepada tenaga kerja?
2. Kondisi Industri Pengolahan Kelapa Sawit
2.1. Proses Pengolahan Kelapa Sawit

21
1. Apakah kelapa sawit hanya di ambil dari perkebunan sekitar pabrik atau membeli
dari konsumen yang memiliki kebun kelapa sawit?
2. Apabila pabrik juga mengambil kelapa sawit dari konsumen, berapa harga untuk
perkg kelapa sawit?
3. Setelah dilakukan proses pengambilan kelapa sawit dari batang , kelapa sawit akan
memasuki proses apa?
4. Berapa banyak dalam sehari pabrik bisa meproduksi kelapa sawit?
5. Bagaimana proses pengolahan kelapa sawit dari proses pemanenan hingga menjadi
CPO?
6. Bagaimana kita mengetahui bahwa kelapa sawit tersebut memenuhi standar
pembuatan CPO
7. Seandainya jika kelapa sawit yang dihasilkan tidak sesuai dengan apa yang
diingikan dan menyebabkan kerugian, langkah awal apa yang diambil oleh
perusahaan?
2.2 Perawatan Alat dan Mesin Pembuatan CPO
1. Bagaimana sistem perawatan alat dan mesin di perusahaan ini?
2. Apakah ada perawatan khusus yang dilakukan perusahaan?
3. Bagaimana proses perawatan dan cara merawat alat dan mesin pembuatan CPO di
perusahaan ini agar tetap baik pada saat digunakan?
4. Berapa kali dalam setahun dilakukan perawatan alat dan mesin?
5. Apa bahan bakar yang dipakai untuk menjalankan alat dan mesin?
6. Apakah ada kesulitan atau kendala dalam proses perawatan alat dan mesin di
perusahaan ini?
2.3 Pengoperasian Alat dan Mesin
1. Jelaskan proses pengoperasian alat dan mesin pembuatan CPO di perusahaan ini ?
2. Berapa banyak bahan bakar yang digunakan dalam 1 hari proses pembuatan CPO di
perusahaan ini?
3. Apakah ada pekerja khusus yang ditugaskan dalam pengoperasian alat dan mesin
pembuatan CPO?
4. Jika ada pekerja khusus, berapa kali pergantian untuk penugasan dalam
pengoperasian alat dan mesin pembuatan CPO di perusahaan ini?

22

Anda mungkin juga menyukai