Anda di halaman 1dari 1

Berbagai kasus yang terkait dengan terorisme di Indonesia yang mengancam eksistensi ideologi

Pancasila

Menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2018, Terorisme adalah perbuatan yang menggunakan
kekerasan atau ancaman kekerasan yang menimbulkan suasana teror atau rasa takut secara
meluas, yang dapat menimbulkan korban yang bersifat massal, dan/atau menimbulkan kerusakan
atau kehancuran terhadap objek vital yang strategis, lingkungan hidup, fasilitas publik, atau
fasilitas internasional dengan motif ideologi, politik, atau gangguan keamanan. Di Indonesia
sendiri, kasus-kasus terorisme sudah banyak terjadi. Sebagai contoh, ada bom Bali di tahun
2002, bom bunuh diri di depan Gereja Katedral di Makassar, bom Sarinah, dan masih banyak
yang lain.

Menurut saya, kasus terorisme ini sudah sangat melanggar eksistensi dari Pancasila. Dalam sila
pertama yang berbunyi, “Ketuhanan Yang Maha Esa” dan sila kelima yang berbunyi, “Keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”, itu berarti setiap bangsa Indonesia memiliki kebebasan dan
keadilan yang sama untuk memilih agama dan Tuhannya masing-masing. Tetapi, para pelaku
terorisme ini memaksakan satu agama untuk dianut oleh seluruh bangsa Indonesia dan berusaha
memusnahkan orang-orang yang tidak sejalan dengannya. Di sila kedua juga menyebutkan,
“Kemanusiaan yang adil dan beradab”, yang sangat bertentangan dengan para pelaku terorisme
ini, di mana mereka telah meneror bahkan tidak segan-segan untuk membunuh orang lain yang
berbeda paham dan ideologi dengan mereka. Kasus terorisme ini juga secara perlahan dapat
memecah belah persatuan Indonesia, karena oknum-oknum tersebut mengakibatkan salah satu
agama menjadi dipandang buruk oleh yang lain, sehingga agama tersebut dianggap menjadi
agama yang intoleran dan menimbulkan perpecahan.

Anda mungkin juga menyukai