1. Mengidentifikasi
1.1 Indikasi, definisi dan tujuan IMD
indikasi dan kontra 1.2 Kontra indikasi pelaksanaan IMD
indikasi pelaksanaan
IMD
3 Melakukan pencataan
3.1 Dokumentasi tindakan
dan pelaporan
BATASAN VARIABEL
Kompetensi ini merupakan dasar melaksanakan tindakan penatalaksanaan IMD pada
bayi baru lahir dalam rangkaian upaya mendukung ASI ekslusif sehingga meningkatkan
meningkatkan keberhasilan ASI . Kompetensi ini dilakukan pada semua perawat vokasi
secara perorangan
Penilaian mandiri
Nama peserta : ___________________ tanggal/waktu : ____________
Nama asesor : ___________________ tempat : ____________
Pada bagian ini, anda diminta untuk menilai diri sendiri terhadap unit (unit unit) yang
akan diajukan
1. Pelajari seluruh standar Kriteria Unjuk Kerja (KUK) yang dipersyaratkan, batasan
variabel penduan penilaian dan kompetensi kunci serta yakinkan bahwa anda sudah
benar benar memahami seluruh isinya
2. Laksanakan penilaian mandiri dengan mempelajari dan menilai kemampuan yang
aanda miliki secara objektif terhadap seluruh daftar pertanyaan yang ada, serta
tentukan apakah sudah kompeten (K) atau belum kompeten (BK)
3. Apabila anda menilai belum kompeten untuk sebagian item pertanyaan yanga ada,
disaranakan untuk melakukan pelatihan terlebih dahulu sampai anda merasa yakin
apakah anda dapat mendemonstrasikan item yang dinilai belum kompeten tersebut.
Unit kompetensi
Kode :
Judul : INISIASI MENYUSU DINI (IMD)
Tanda tangan /
Tanggal
Catatan : Asesor :
Nama
No reg.
Tanda tangan/
Tanggal
Perencanaan Penilaian
Unit kompetensi : INISIASI MENYUSU DINI (IMD)
Nama peserta : tanggal/waktu:
Nama asesor : tempat :
Catatan : Peserta
Nama :
Tanda tangan /
Tanggal
Asesor
Nama
No reg
Tanda tangan/
Tanggal
BANK PERTANYAAN
Kode unit :PK 2.2. 14
Judul unit : INISIASI MENYUSU DINI (IMD)
Nama asesi :
Nama asesor :
Tanggal assesment :
Kriteria unjuk kerja Indikator unjuk kerja Pertanyaan Jawaban yang diharapkan Metode
tertulis Lisan
1.1.1 dapat menyebutkan Sebutkan definisi IMD IMD adalah segera menaruh bayi di dada
definisi IMD ibunya, kontak kulit dengan kulit (skin to skin)
1.1.2 dapat menjelaskan tujuan Apa tujuan dan manfaat 1. Bayi siaga
dan manfaat IMD pelaksanaan IMD Apabila bayi sehat diletakkan segera pada
perut dan dada ibu setelah lahir untuk
kontak kulit ibu dan kulit bayi, bayi
memperlihatkan kemampuan
1.1 Indikasi, definisi menakjubkan, bayi siaga. Bayi dapat
dan tujuan IMD merangkak melintasi perut ibu mencapai
payudara.
2. Sentuhan awal tangan dan kepala bayi
pada payudara ibu akn merangsang
produksi oksitosin bagi ibu.
3. ASI mulai diproduksi dan mengalir saat
bayi menyentuh payudara ibu.
4. Meningkatkan cinta kasih ibu dan bayi
1.2 Kontra indikasi 1.2.1 dapat menyebutkan Kondisi yang bagaiman 1. Bayi asfiksia
pelaksanaan kontra indikasi IMD pada yang tidak boleh dilakukan 2. Bayi BBLR/Prematur
IMD ibu dan bayi IMD 3. Komplikasi persalinan pada ibu, Eklamsia,
perdarahan,
4. Ibu dengan HIV/AIDS
1.2.2 dapat menentukan kondisi Bagaimana menentukan Anamnesa Ibu dengan seksama, lakukan
ibu layak atau tidak untuk dapat tidaknya dilakukan pengkajian pada ibu dan kesejahteraan janin
dilakukan IMD IMD saat belum dilahirkan dan lakukan penilaian
cepat pada bayi yang baru dilahirkan
2.1 Persiapan IMD 2.1.1 dapat menjelaskan Apa saja persiapan dalam 1. Persiapan Alat
(alat, tim dan persiapan alat, persiapan yang harus dilakukan Kain/handuk untuk membersihkan bayi dari
Klg) Tim di kamar bersalin, dan dalam tindakan IMD sisa ketuban dan darah, topi
keluarga dalam tindakan bayi,kain/selimut untuk menyelimuti bayi,
IMD sarung tangan.
2. Persiapan tim penolong
Tim penolong persalinan minimal terdapat
1 orang ynag mampu melakukan IMD
3. Persiapan ibu dan keluarga bayi
Suami /Keluarga dianjurkan mendampingi
ibu dalam proses persalinan dan turut serta
dalam menjaga bayi saat ditengkurapkan
didada ibu
2.4. Tindakan 2.2.1 dapat menyebutkan Jelaskan urutan langkah 1. Cuci tangan
dilakukan sesuai urutan langkah IMD IMD 2. Memakai sarung tangan steril
SOP 3. Setelah lahir, bayi secepatnya dikeringkan
seperlunya tanpa menghilangkan vernix
(kulit putih). Vernix (kulit putih)
menyamankan kulit bayi.
4. Bayi kemudian ditengkurapkan di dada dan
perut ibu, dengan kulit bayi melekat pada
kulit ibu. Untuk mencegah bayi kedinginan,
kepala bayi dapat dipakaikan topi. Kemudian,
jika perlu, bayi dan ibu diselimuti.
5. Bayi yang ditengkurapkan di dada/perut ibu,
dibiarkan untuk mencari sendiri puting susu
ibunya (bayi tidak dipaksakan ke puting
susu).
6. Bayi dibiarkan tetap dalam posisi kulitnya
bersentuhan dengan kulit ibu sampai proses
menyusu pertama selesai. Biarkan kulit bayi
bersentuhan dengan kulit ibu selama
PALING TIDAK SATU JAM; bila menyusu awal
terjadi sebelum 1 jam, tetap biarkan kulit ibu
– bayi bersentuhan sampai setidaknya 1 jam.
Bila dalam 1 jam menyusu awal belum
terjadi, bantu ibu dengan MENDEKATKAN
BAYI KE PUTING tapi jangan memasukkan
puting ke mulut bayi. BERI WAKTU kulit
melekat pada kulit 30 MENIT atau 1 JAM lagi
7. Melepas sarung tangan dan cuci tangan
3.4 Evaluasi 2.3.1 dapat menjelaskan Jelaskan indikator Indikator keberhasilan IMD adalah bayi dapat
tindakan IMD indikator keberhasilan IMD keberhasilan IMD menyentuh,menjilat puting ibu dan akhirnya
bayi melekat pada payudara dan menghisap
minum ASI sendiri tanpa dibantu didekatkan
puting kemulut bayi
3.1 dokumentasikan 3.1.1 dapat menjelaskan sistem Jelaskan sistem pencatatan Catat hasil pengkajian, kelompokkan data
tindakan pencatatan fokus subjektif (S) dan objektif (O), buat
diagnosa dan masalah (A), rencanakan ,
laksanakan asuhan dan evaluasi
Bandar Lampung,..................................
Tanda tangan asesor tandatangan asesi
(..............................) (............................)
Kriteria unjuk Indikator unjuk kerja Pertanyaan Jawaban yang diharapkan Jawaban Asesi
kerja
1.1.2 dapat Apa tujuan dan 1. Bayi siaga
menjelaskan manfaat Apabila bayi sehat diletakkan segera
tujuan dan pelaksanaan IMD pada perut dan dada ibu setelah lahir
manfaat IMD untuk kontak kulit ibu dan kulit bayi,
bayi memperlihatkan kemampuan
menakjubkan, bayi siaga. Bayi dapat
indikasi, definisi merangkak melintasi perut ibu
dan tujuan IMD mencapai payudara.
2. Sentuhan awal tangan dan kepala bayi
pada payudara ibu akn merangsang
produksi oksitosin bagi ibu.
3. ASI mulai diproduksi dan mengalir saat
bayi menyentuh payudara ibu.
4. Meningkatkan cinta kasih ibu dan bayi
Kontra indikasi 1.2.2 dapat Bagaimana Anamnesa Ibu dengan seksama, lakukan
pelaksanaan menentukan menentukan dapat pengkajian pada ibu dan kesejahteraan janin
IMD kondisi ibu layak tidaknya dilakukan saat belum dilahirkan dan lakukan penilaian
atau tidak untuk IMD cepat pada bayi yang baru dilahirkan
dilakukan IMD
Persiapan IMD 2.1.1 dapat Apa saja persiapan 1. Persiapan Alat
(alat, tim dan menjelaskan dalam yang harus Kain/handuk untuk membersihkan bayi
Klg) persiapan alat, dilakukan dalam dari sisa ketuban dan darah, topi
persiapan Tim di tindakan IMD bayi,kain/selimut untuk menyelimuti
kamar bersalin, bayi, sarung tangan.
dan keluarga 2. Persiapan tim penolong
dalam tindakan Tim penolong persalinan minimal
IMD terdapat 1 orang ynag mampu
melakukan IMD
3. Persiapan ibu dan keluarga bayi
Suami /Keluarga dianjurkan
mendampingi ibu dalam proses
persalinan dan turut serta dalam
menjaga bayi saat ditengkurapkan
didada ibu
Evaluasi 2.3.1 dapat Jelaskan indikator Indikator keberhasilan IMD adalah bayi
tindakan IMD menjelaskan keberhasilan IMD dapat menyentuh,menjilat puting ibu dan
indikator akhirnya bayi melekat pada payudara dan
keberhasilan IMD menghisap minum ASI sendiri tanpa dibantu
didekatkan puting kemulut bayi
dokumentasika 3.1.1 dapat Jelaskan sistem Catat hasil pengkajian, kelompokkan data
n tindakan menjelaskan pencatatan fokus subjektif (S) dan objektif (O), buat
sistem pencatatan diagnosa dan masalah (A), rencanakan ,
laksanakan asuhan dan evaluasi
Bandar Lampung,..................................
Tanda tangan asesor tandatangan asesi
(..............................) (............................)
CEKLIS OBSERVASI
Kode unit :PK 2.2. 14
Judul unit : INISIASI MENYUSU DINI (IMD)
Nama asesi :
Nama asesor :
Tanggal asesment :
Elemen kompetensi Kriteria unjuk kerja Indikator unjuk kerja Point Yang Diamati Pencapaian
Ya Tidak
1.Mengidentifikasi 1.1.3 dapat melakukan proses identifikasi Ketepatan dalam mencari data
indikasi dan dari IMD meliputi, denyut jantung janin, air
kontra indikasi ketuban, komplikasi pada ibu,
1.1 Indikasi, definisi dan perkiraan berat bayi dan jenis
pelaksanaan IMD
tujuan IMD persalianan
1.1. 4 dapat menampilkan sikap yang Mendapatkan data langsung dari
benar dalam mengidentifikasi kondisi ibu atau dengan membaca status
ibu dan bayi sebelum melakukan ibu di ruang bersalin
tindakan
1.2 Kontra indikasi 1.2.2 dapat menentukan kondisi ibu layak Cepat mengambil keputusan dan
pelaksanaan IMD atau tidak untuk dilakukan IMD menjelaskan kepada keluarga
kondisi yang terjadi
1.2.3 dapat menujukkan sikap yang tegas Tidak ragu dalam menentukan suatu
dalam menentukan kontra indikasi kondisi
pelaksanaan tindakan
2.Melakukan 2.1 Persiapan IMD 2.1.2 mampu mempersiapakan tindakan Melakukan persiapan dengan teliti
tindakan IMD (alat, tim dan Klg) IMD dan menjelaskan kepada tidak ada yang kurang. Komunikasi
keluarga mengenai tindakan yang kepada tim persalinan dan keluarga
akan dilaksanakan dilakukan dengan tepat
2.1.3 mampu menunjukkan sikap yang Penjelasan menggunakan bahasa
benar saat menjelaskan dan yang santun dan dimengerti oleh
mengarahkan keluarga selama semua kalangan
tindakan IMD
2.2 Tindakan dilakukan 2.2.2 dapat melaksanakan IMD sesuai SOP Langkah langkah sesuai SOP
sesuai SOP 2.2.3 dapat menunjukkan sikap yang Tindakan dilaksanakan dengan tepat
benar dalam melakukan tindakan IMD dan tidak ragu ragu
2.3 Evaluasi tindakan IMD 2.3.2 dapat melaksanakan evaluasi diakhir Observasi keadaan bayi IMD
tindakan dilakukan secara berkala
2.3.3 mampu menunjukkan sikap yang Pemeriksaan bayi dilkaukan dengan
benar saat mengevaluasi tindakan lembut dan menujukkan rasa kasih
IMD sayang
3 Melakukan 3.1 dokumentasikan 3.1.2 dapat mencatat hasil tindakan Mencatat seluruh hasil pengkajian
pencataan dan tindakan dengan padat, singkat dan tepat.
pelaporan Membubuhkan nama dan tanda
tangan diakhir catatan
3.1.3 dapat menujukkan sikap yang rapi Dokumentasi dicatat pada lembar
dan teliti dalam pendokumentasian catatan perawat dengan rapi dan
dengan tulisan yang dapat dibaca
(.................................) (................................)
DAFTAR PERTANYAAN TERTULIS
Kode unit :
Judul unit : INISIASI MENYUSU DINI (IMD)
Nama asesi :
Nama asesor :
Tanggal asesment :
NO : PK 2.2.14
Unit kompetensi : INISIASI MENYUSU DINI (IMD)
Kriteria unjuk Indikator unjuk kerja Kegiatan pengumpulan Bukti bukti keputusan
kerja bukti pendukung
K BK PL
Demontrasi :
Memepersiapkan
peserta uji
Memberikan
penjelasan uji
Melaksanakan
proses uji
Menutup proses
uji
2.3 Evaluasi 2.3.1 dapat Tes tulis/
tindakan menjelaskan wawancara:
IMD indikator Mempersiapkan
keberhasilan IMD peserta uji
2.3.2 dapat Memeberikan
melaksanakan penjelasankepada
evaluasi diakhir peserta uji
tindakan Memberi soal dan
2.3.3 mampu lembar jawaban
menunjukkan sikap Melaksanakan
yang benar saat psoses uji
mengevaluasi Menutup proses
tindakan IMD ujI
Demontrasi :
Memepersiapkan
peserta uji
Memberikan
penjelasan uji
Melaksanakan
proses uji
Menutup proses
uji
3.1 3.1.1 dapat Tes tulis/
dokument menjelaskan sistem wawancara:
asI kan pencatatan Mempersiapkan
tindakan 3.1.2 dapat mencatat peserta uji
hasil tindakan Memeberikan
3.1.3 dapat penjelasankepada
menujukkan sikap peserta uji
yang rapi dan teliti Memberi soal dan
dalam lembar jawaban
pendokumentasian Melaksanakan
psoses uji
Menutup proses
ujI
Demontrasi :
Memepersiapkan
peserta uji
Memberikan
penjelasan uji
Melaksanakan
proses uji
Menutup proses
uji
Nama
Tandatangan/
Tanggal
Catatan Asesor
Nama
No reg
Tandatangan/
Tanggal
PENDAHULUAN
3. Klasifikasi
Ventilasi mekanik diklasifikasikan berdasarkan cara alat tersebut mendukung
ventilasi, dua kategori umum adalah ventilator tekanan negatif dan tekanan positif.
a. Ventilator Tekanan Negatif
Ventilator tekanan negatif mengeluarkan tekanan negatif pada dada eksternal.
Dengan mengurangi tekanan intratoraks selama inspirasi memungkinkan udara mengalir
ke dalam paru-paru sehingga memenuhi volumenya. Ventilator jenis ini digunakan
terutama pada gagal nafas kronik yang berhubungn dengan kondisi neurovaskular
seperti poliomyelitis, distrofi muscular, sklerosisi lateral amiotrifik dan miastenia
gravis. Penggunaan tidak sesuai untuk pasien yang tidak stabil atau pasien yang
kondisinya membutuhkan perubahan ventilasi sering.
b. Ventilator Tekanan Positif
Ventilator tekanan positif menggembungkan paru-paru dengan mengeluarkan
tekanan positif pada jalan nafas dengan demikian mendorong alveoli untuk
mengembang selama inspirasi. Pada ventilator jenis ini diperlukan intubasi endotrakeal
atau trakeostomi. Ventilator ini secara luas digunakan pada klien dengan penyakit paru
primer. Terdapat tiga jenis ventilator tekanan positif yaitu tekanan bersiklus, waktu
bersiklus dan volume bersiklus.
Ventilator tekanan bersiklus adalah ventilator tekanan positif yang mengakhiri
inspirasi ketika tekanan preset telah tercapai. Dengan kata lain siklus ventilator hidup
mengantarkan aliran udara sampai tekanan tertentu yang telah ditetapkan seluruhnya
tercapai, dan kemudian siklus mati.
Ventilator tekanan bersiklus dimaksudkan hanya untuk jangka waktu pendek di
ruang pemulihan. Ventilator waktu bersiklus adalah ventilator mengakhiri atau
mengendalikan inspirasi setelah waktu ditentukan. Volume udara yang diterima klien
diatur oleh kepanjangan inspirasi dan frekuensi aliran udara .Ventilator ini digunakan
pada neonatus dan bayi. Ventilator volume bersiklus yaitu ventilator yang mengalirkan
volume udara pada setiap inspirasi yang telah ditentukan. Jika volume preset telah
dikirimkan pada klien siklus ventilator mati dan ekshalasi terjadi secara pasif. Ventilator
volume bersiklus sejauh ini adalah ventilator tekanan positif yang paling banyak
digunakan.
Gambaran ventilasi mekanik yang ideal adalah :
1) Sederhana, mudah dan murah
2) Dapat memberikan volume tidak kurang 1500cc dengan frekuensi nafas hingga
60X/menit dan dapat diatur ratio I/E.
3) Dapat digunakan dan cocok digunakan dengan berbagai alat penunjang pernafasan
yang lain.
4) Dapat dirangkai dengan PEEP
5) Dapat memonitor tekanan , volume inhalasi, volume ekshalasi, volume tidal, frekuensi
nafas, dan konsentrasi oksigen inhalasi
6) Mempunyai fasilitas untuk humidifikasi serta penambahan obat didalamnya
7) Mempunyai fasilitas untuk SIMV, CPAP, Pressure Support
8) Mudah membersihkan dan mensterilkannya.
8. Komplikasi
Komplikasi yang dapat timbul dari penggunaan ventilasi mekanik, yaitu :
a. Obstruksi jalan nafas
b. Hipertensi
c. Tension pneumotoraks
d. Atelektase
e. Infeksi pulmonal
f. Kelainan fungsi gastrointestinal ; dilatasi lambung, perdarahan
g. Gastrointestinal.
h. Kelainan fungsi ginjal
i. Kelainan fungsi susunan saraf pusat
3. Intervensi
a. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan ventilasi-perfusi,
ditandai dengan :
1) Perubahan dalam frekwensi dan kedalaman pernapasan
2) Dyspneu atau peningkatan kerja pernapasan, otot aksesori
3) Sianosis
4) Penurunan PO2, Saturasi Oksigen, dan peningkatan PCO2.
kriteria hasil:
1) Kemudahan bernafas
2) Terbebas dari dyspneu
3) Terbebas dari kegelisahan
4) AGD dan saturasi oksigen dalam rentang normal.
Intervensi keperawatan:
1) Monitoring tanda-tanda vital meliputi:
a) monitoring tekanan darah, nadi , suhu tubuh, dan status pernafasan
b) monitoring dan laporkan jika ada hipotermi dan hipertermia
c) monitor keberadaan pulsus paradoksus atau alternans
d) monitoring irama dan kecepatan denyut jantung
e) monitoring adanya kemungkinan cianosis
f) monitor warna, temperature, dan kelembaban kulit
2) Monitoring respirasi
a) monitor irama, kecepatan, kedalaman, dan usaha pernafasan
b) auskultasi bunyi paru
c) monitor kelelahan otot diafragma ( pergerakan paradoksal )
d) monitor nilai PFT, kapasitas vital, maximal inspiratory force, forced expiratory volume
e) monitor tanda-tanda kelelahan, cemas, dam air hunger
f) monitor kesiapan ventilator mekanik, catat peningkatan tekanan inspirasi, dan
penurunan tidal volume.
g) Monitor kemampuan batuk efektif pasien
h) Monitor sekresi pernapasan pasien
i) Lakukan resusitasi jika diperlukan
3) Terapi oksigen
a) Pertahankan kepatenan jalan nafas
b) Berikan suplemen oksigen sesuai order
c) Monitor aliran oksigen
d) Lakukan pengecekan secara periodic peralatan oksigen untuk memastikan oksigen
sesuai dengna yang dibutuhkan
e) Monitor efektifitas pemberian oksigen ( missal: pulse oxymetry, AGD )
f) Monitor kemampuan toleransi pasien tanpa bantuan oksigen ketika makan
g) Observasi tanda-tanda hipntilasi yang diinduksi oksigen
h) Monitor tanda – tanda keracunan oksigen dan atelektasis absorbs
i) Monitor kecemasa pasien akibat kebutuhan oksigen
4) Manajemen asam basa
a) Pertahankan kepatenan akses iv
b) Pertahankan kepatenan jalan nafas
c) Monitor gas darahdan serum artery, dan kadar elektrolit urin
d) Monitor status hemodinamik, meliputi nilai CVP, MAP, PAP, dan PCWP jika ada
e) Monitor kemungkinan kehilangan asam (misalnya muntah, diare, keluaran nasogastrik,
dan dieresis)
f) Monitor kemungkinan hilangnya bikarbonat (misalnya drainase fistula, dan diare)
g) Monitor gejala gagal nafas ( missal; PaO2 rendah dan peningkatan PcO2, serta
kelelahan otot pernafasan
h) Berikan oksigen secara adekuat
i) Berikan dukungan ventilator mekanik jika perlu
j) Monitor tanda – tanda memburuknya ketidakseimbangan elektrolit
k) Monitor status neurilois pasien
b. Diagnosa keperawatan : Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan deprei pusat
pernafasan
Ditandai dengan:
1) Perubahan dakam frekuensi dan kedalaman pernafasan
2) Dispnea/ peningkatan kerja pernafasan, penggunaan otot-otot aksesori
3) Penurunan kapasitas vital/ volume paru total
4) Takipnea/ bradipnea atau henti nafas bila dilepaskan dari ventilator
5) Sianosis
6) Penurunan PO2 dan SaO2, peningkatan PCO2
7) Peningkatan kegelisahan, ketakutan, dan laju metabolic
Kriteria Hasil:
1) Membuat/mempertahankan pola pernafasan efektif melalui vetiltor dengan tidak ada
retraksi/penggunaan otot aksesori, sianosis, atau tanda lain hipoksia.
2) AGD/ saturasi oksigen dalam rentang normal
3) Berpartisipasi dalam upaya penyapihan (dengan tepat) dalam kemampuan individu
4) Menunjukkan perilaku untuk mempertahankan fungsi pernafasan
Intervensi keperawatan:
1) Observasi pola nafas. Catat frekuensi pernafasan, jarak antara pernafasan spontan dan
nafas ventilator
Rasional: Pasien pada ventilator dapat mengalami hiperventilasi/ hipoventilasi, dispnea
dan berupaya memperbaiki kekurangan dengan bernafas berlebihan
2) Auskultasi dada secara periodik, catat ada/tidak dan kualitas bunyi nafas, bunyi nafas
tambahan, juga kesimetrisan gerakan dada.
Rasional : Memberikan informasi tentang aliran udara melaui trakeobronkial dan ada/
tidaknya cairan.
3) Tinggikan kepala tempat tidur atau letakkan pada kursi ortopedik bila mungkin
Rasional : Peninggian kepala pasien atau turun dari tempat tidur sementara masih pada
ventilator secara fisik dan psikologi menguntungkan
4) Jumlahkan pernafasan pasien 1 menit penuh dan bandingkan untuk menyusun frekuensi
yang diinginkan/ventilator
Rasional : Pernafasan sangat bergantung pada masalah yang memerlukan bantuan
ventilator. Pernafasan yang cepat dapat menghasilkan alkalosis respiratori sedangkan
pernafasan yang lambat (Hipoventilasi) menghasilkan asidosis respiratorik.
5) Periksa selang terhadap obstruksi, contoh terlipat atau akumulasi air. Alirkan selang
sesuai indikasi, hindari aliran ke pasien atau kembali ke wadah
Rasional : Lipatan selnag mrncegah pengiriman volume adekuat dan meningkatkan
tekanan jalan nafas. Air mencegah distribusi gas dan pencetus pertumbuhan bakteri
6) Pertahankan perlengkapan resusitasi di samping tempat tidur dan ventilasi manual
kapanpun diindikasikan
Rasional : Memberikan/menyediakan ventilasi yang adekuat bila pasien atau alat
menuntut pasien sementara dilepas dari ventilator
7) Bantu pasien dalam control pernafasan bila penyapihan diupayakan /dukungan
ventilator dihentikan selamaprosedur/aktivitas
Rasional : Meltih pasien untuk bernafas lambat, lebih dalam, praktik nafas dalam,
praktik nafas abdomen/nafas bibir, member posisi yang nyaman dan penggunaan teknik
relaksasi, dapat membantu memaksimalkan fungsi pernafasan
c. Diagnosa keperawatan : Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan
ketidakmampuan batuk
Ditandai dengan :
1) Perubahan frekuensi atau kedalaman pernafasan
2) Sianosis
3) Bunyi nafas tak normal
4) Ansietas/gelisah
Kriteria Hasil: Mempertahankan jalan nafas paten dengan bunyi nafas jelas dan aspirasi
dicegah
Intervensi keperawatan:
1) Kaji kepatenan jalan nafas
Rasional : Obstruksi dapat disebabkan oleh akumulasi secret, perlengkatan mukosa,
perdarahan, spasme bronkus dan masalah dengan posisi trakeostomi/ selang
endotrakeal
2) Evaluasi gerakan dada dan auskultasi untuk bunyi nafas bilateral
Rasional : Gerakan dada simetri dengan bunyi nafas melalui area paru menunjukkan
letak selang tepat / tak menutup jalan nafas. Obstruksi jalan nafas bawah menghasilkan
perubahan bunyi nafas seperti ronki, mengi.
3) Anjurkan pasien untuk melakukan teknik batukselama penghisapan.
Rasional: meningkatkan keefektifan upaya batuk dan pembersihan secret
4) Ubah posisi tubuh dan berikan cairan sesuai dengan kemampuan pasien
Rasional: meningkatkan drainase secret dan ventilasi pada semua segmen paru,
menurunkan resiko atelektasis
5) Kolaborasi dengan fisioterapis dalam melakukan postural drainase dan perkusi
Rasional: meningkatkan ventilasi pada semua segmen paru dan alat drainase secret.
6) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian bronkodilator IV dan aerosol sesuai
indikasi
Rasional : meningkatkan ventilasi dan membuang secret dengan relaksasi otot halus/
spasme bronkus
Intervensi keperawatan:
1) Kaji kemampuan pasien untuk berkomunikasi dengan pilihan arti
Rasional : alasan untuk dukungan ventilator jangka panjang bermacam-macam, pasien
dapat sadar atau mungkin letargik, koma atau paralisis. Metode komunikasi pasien
sangat individual.
2) Dorong keluarga atau orang terdekat bicara dengan pasien, berikan informasi tentang
keluarga dan kejadian sehari hari
Rasional: Orang terdekat dapat merasa sadar diri dalam perbincangan satu arah dan
dapat menurunkan rasa kaku.
3) Buat cara-cara komunikasi contoh memperhatikan kontak mata, tanyakan pertanyaan
ya/tidak, kertas/pensil, gambar/alphabet, gunakan tanda bahasa yang tepat.
Rasional: kontak mata menjamin komunikasi pasien
4) Pertimbangkan bentuk komunikasi bila IV terpasang
Rasional: posisi IV pda tangan/pergelangan dapat membatasi kemampuan untuk
menulis atau membuat tanda.
Intervensi keperawatan:
1) Identifikasi persepsi pasien tentang ancaman yang ada dari situasi
Rasional: mengidentifikasi lingkup masalah individu dan mempengaruhi pemilihan
intervensi
2) Observasi respon fisik contoh: gelisah, perubahan tanda vital, gerakan berulang. Catat
kesesuaian data verbal dan non verbal
Rasional: berguna dalam mengevaluasi luas dan derajat masalah, khususnya bila
dibandingkan dengan pernyataan verbal
3) Dorong pasien/orang terdekat untuk menyatakan rasa takut
Rasional: memberikan kesempatan untuk menerima masala, memperjelas kenyataan
takut, dan menurunkan ansietas sampai ke tingkat yang dapat diterima
4) Akui ansietas dan takut terhadap situasi. Hindari pemberian keyakinan yang tak berarti
bahwa segalanya akan baik
Rasional: memvalidasi kenyataan situasi tanpa tanpa meminimalkan dampak emosi.
Memberikan kesempatan pada pasien/ orang terdekat menerima dan mulai menerima
apa yang terjadi, menurunkan anietas.
5) Identifikasi/kaji pasien/orang terdekat tentang pencegahan keamanan yang diambil.
Contoh, marah dan suplai oksigen, alat darurat pada tangan untuk menghisap.
Diskusikan dan kaji system alarm
Rasional: memberikan keyakinan untuk membantu mengatasi ansietas yang tidak perlu.
Menurunkan masalah ketidaktahuan dan perencanaan untuk respons dalam situasi
darurat.
6) Catat reaksi orang terdekat . berikan kesempatan untuk diskusi perasaan pribadi/
masalah dan harapan yang akan datang.
Rasional: anggota keluarga yang mempunyai respon individual terhadap apa yang
terjadi , dan ansietas mereka dapat dikomunikasikan pada pasien .
7) Identifikasi kekuatan koping sebelumnya.
Rasional: memfokuskan perhatian pada kekuatan diri sendiri dan meningkatkan rasa
control.
8) Berikan/dorong altivitas olahraga, waktu senggang dalam kemampuan individu, contoh
kerajinan tangan, menulis, menonton televisi.
Rasional: meskipun tidak mampu dan tergantung pada ventilator, aktivitas yang normal
pada individu harus tetap diertahankan untuk meningkatkan kualitas hidup.
f. Diagnosa keperawatan: Resiko tinggi terhadap perubahan membrane mukosa oral
berhubungan dengan ketikmmpuan menelan cairan oral
Criteria hasil: Menunjukkan penurunan gejala
Intervensi keperawatan:
1) Lihat secara rutin rongga mulut, gigi, gusi, terhdap adanya lesi, luka, perdarahan
Rasional: identifikasi dini masalah memberikan kesempatan untuk intervensi atau
pencegahan dengn tepat
2) Berikan perawatan mulut secara rutin dan s esuai kebutuhan, khususnya pada pasien
dengan intubasi oral.
Rasional: mencegah pengeringan/luka membrane mukosa dan menurunkan media
pertumbuhan bakteri. Meningktakan kenyamanan
3) Ubah posisi selang endotrakeal/ jalan nafas pada jadwal teratur.
Rasional: menurunkan resiko luka bibir dan membrane mukosa mulut
4) Berikan pelembab bibir
Rasional: mempertahankan kelembaban dan mencegah kekeringan mulut
h. Diagnosa keperawatan: Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan penyakit
kronis, malutrisi
Criteria hasil:
1) Menunjukkan pemahaman factor risiko individu
2) Mengidentifikasi intervensiuntuk mencegah/menurunkan resiko infeksi
3) Menunjukkan tenik untuk meningkatkan lingkungan aman
Intervensi keperawatan:
1) Catat factor reiko terjadinya infeksi
Rasional : intubasi, ventilasi mekanik lama, ketidakmampuan umum , malnutrisi, usia,
dan prosedur invasive adalah factor dimana pasien potensial mengalami infeksi dan
lama sembuh
2) Observasi warna, bau, karakteristik sputum
Rasional: sputum berbau purulent menunjukkan infeksi, sputum kental, lengket
menunjukkan dehidrasi.
3) Turunkan factor resiko nasokomial melalui cuci tangan yang tepat pada semua perawat,
mempertahankan teknik penghisapan steril
Rasional: factor yang paling penting untuk mencegah infeksi rumah sakit
4) Dorong nafas dalam, batuk dan sering mengubah posisi
Rasional: memaksmalkan ekspansi paru dan memobilisasi secret untuk mencegah/
menurunkan atelektasis dan akumulasi secret kental
5) Auskultasi bunyi nafas
Rasional: adanya ronki/mengi diduga ada tahanan secret yang perlu dikeluarkan
6) Batasi pengunjung
Rasional: individual telah dipengaruhi dan berada pada resiko tinggi mengalami infeksi.
7) Anjurkan pasien untuk menyiapkan wadah sekali pakai untuk sputum
Raional: menurunkan tranmisi organism melalui cairan.
8) Berikan isolasi pernafasan bila diindikasikan
Rasional: tergantung pada diagnosis khusus pasien memerlukan perlindungan dari
orang lain atau mencegah tranmisi infeksi ke orang lain.
9) Pertahankan hidrasi adekuat dan nutrisi.
Rasional: membantu memperbaiki tahanan umum untuk penyakit dan menurunkan
resiko infeksi dari stasis secret.
10) Dorong perawatn diri/ aktivitas sampai batasan toleransi
Rasional: memperbaiki kesehatan umum dan regangan otot dan dapat merangsang
perbaikan system imun.
11) Kolaborasi dengan dokter mengenai pemberian obta anti microbial
Rasional: satu atau lebih agen dapat dipergunakan tergantung pada identifikasi pathogen
bila infeksi terjadi.
12) Kolaborasi mengenai pemeriksaan laboratorium sputum.
Rasional: diperlukan untuk mengidentifikasi pathogen dan anti microbial yang tepat.
i. Diagnosa keperawatan: resiko tinggi tinggi difungsi respons penyapihan ventilator
Criteria hasil:
1) Secara aktif berpartisipasi dalam proses penyapihan
2) Membuat pernafasan mandiri dengan AGD dalam rentang normal dan bebaas tanda
gagal pernafasan
3) Menunjukkan peningkatan toleransi untuk aktivitas/ berpartisipasi dalam perawatan diri
sesuai kemampuan
Intervensi keperawatan:
1) Kaji factor fisik dalam penyapihan (frekuensi jantung, irama stabil, TD, dan bunyi
nafas jelas, demam, status nutria dan kekuatan otot)
Rasional: Jantung harus bekerja lebih keras untuk memenuhi kebutuhan energy
sehubungan dengan penyapihan, peningkatan 1 derajat suhu tubuh
Meningkatkan laju dan kebutuhan oksigen7%,
2) Menentukan kesiapan psikologis
Rasional: penyapihan menimbulkan ansietas pada pasien sehubungan dengan masalah
tentang kemampuan untuk bernafas sendiri dan kebutuhan ventilator jangka panjang
3) Jelaskan teknik penyapihan
Rasional: membantu pasien untuk siap menghhadapi proses pennyapihan, membantu
membatasi takut akan ketidak tahuan
4) Berikan periode tidur/istirahat tanpa diganggu
Rasional: memmaksimalkan energy untuk proses penyapihan, membatasi kelelahan dan
konsumsi oksigen
5) Evaluasi/catat kemajuan pasien
Rasional: indicator bahwa pasien memerlukan kesempatan lebih lambat untuk stabil
atau perlu menghenntikan program .
6) Kenalkan/ berikan dorongan untuk upaya pasien
Rasional: umpan balik positif memberikan kkeyakinan dan dukungan untuk
melanjutkan proses penyapihan.
7) Awasi respon terhadap aktivitas
Rasional: konsumsi/kebutuhan oksigen berlebihan meningkkatkan kemungkinan
kegagalan
8) Kolaborasi dengan ahli gizi mengenai pemenuhan kebutuhan nutrisi
Rasional: penurunan karbohidrat/lemak membutuhkan pencegahan produksi CO2
berlebihan dimana dapat mengganggu kemudi pernafasan.
9) Kolaborasi dengan dokter mengenai pemeriksaan laboratorim , foto dada dan AGD
Rasional: Meyakinkan nutrisi adekuat untuk memenuhi kebutuhan energy untuk
penyapihan. Sinar X dada: harus menunjukkan paru bersih atau gambaran perbaikan
kongesti paru atau infiltrate. GDA harus mencatat oksigenasi memuaskan pada FiO2
49% atau kurang
4. Implementasi
Implementasi ialah tindakan pemberian asuhan keperawatan yang dilaksanakan
untuk membantu mencapai tujuan pada rencana keperawatan yang telah disusun. Prinsip
dalam memberikan tindakan keperawatan menggunakan komunikasi terapeutik serta
penjelasan setiap tindakan yang diberikan kepada klien.
Tindakan keperawatan yang dilakukan dapat berupa tindakan keperawatan
secara independent, dependent, dan interdependent. Tindakan independent yaitu suatu
kegiatan yang dilakukan oleh perawat tanpa petunjuk atau perintah dokter atau tenaga
kesehatan lainnya. Tindakan dependent ialah tindakan yang berhubungan dengan
tindakan medis atau dengan perintah dokter atau tenaga kesehat lain. Tindakan
interdependent ialah tindakan keperawatan yang memerlukan kerjasama dengan tenaga
kesehatan lain seperti ahli gizi, radiologi,fisioterapi dan lain-lain.
Dalam melakukan tindakan pada pasien dengan gagal napas perlu diperhatikan
ialah penanganan terhadap tidak efektifnya bersihan jalan napas, Kerusakan pertukaran
gas, Resiko tinggi kekurangan volume cairan, Ansietas/ketakutan, dan Kurangnya
pengetahuan mengenai kondisi.
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dalam proses keperawatan yang dapat
digunakan sebagai alat ukur kerberhasilan suatu asuhan keperawatan yang dibuat.
Evaluasi berguna untuk menilai setiap langkah dalam perencanaan, mengukur kemajuan
klien dalam mencapai tujuan akhir dan untuk mengevaluasi reaksi dalam menentukan
keefektifan rencana atau perubahan dalam membantu asuhan keperawatan.
Adapun evaluasi akhir dengan gagal napas adalah jalan napas efektif, tidak
terjad kerusakan pertukaran gas, status volume cairan tercukupi, kecemasan
berkurang,dan pengetahuan keluarga bertambah mengenai penyakit klien.