Anda di halaman 1dari 7

TERMINOLOGI SKENARIO III

1. Berat badan
 Menurut Cipto Surono (2000), berat badan adalah ukuran
tubuh dalam sisi beratnya yang ditimbang dalam keadaan berpakaian
minimal tanpa perlengkapan apapun. Berat badan diukur dengan alat
ukur berat badan dengan suatu satuan kilogram.
 Istilah berat badan dalam ilmu biologi dan medis merujuk kepada massa
atau berat badan seseorang. Berat badan diukur dalam kilogram, suatu
penilaian massa di seluruh dunia, meskipun di beberapa negara seperti
Amerika Serikat itu diukur dalam pound. Pengukuran massa tubuh
merupakan salah satu data dasar mengenai kondisi tubuh seseorang baik
berfungsi sebagai diagnosis medis maupun estimasi aktivitas yang
melibatkan fisik. Ditinjau dari aspek kesehatan, massa tubuh dapat
dijadikan patokan ukuran ideal (tidak kekurangan dan kelebihan).
 Berat badan menggambarkan tentang massa tubuh. Dalam keadaan
normal, BB berkembang mengikuti perkembangan umur (balita).
Sedangkan saat dalam keadaan tidak normal, BB berkembang lebih cepat
atau lambat. Berdasarkan sifat tersebut, maka indikator BB/U hanya dapat
menggambarkan status gizi saat ini.
 Berat badan bayi ditimbang dengan timbangan bayi, sedangkan pada anak
dengan timbangan berdiri. Sebelum menimbang, periksa lebih dahulu
apakah alat sudah dalam keadaan seimbang (Jarum menunjukkan angka
nol). Bayi ditimbang dalam posisi berbaring terlentang atau duduk tanpa
baju, sedang anak ditimbang dalam posisi berdiri tanpa sepatu dengan
pakaian minimal. (Latief, 2003)

2. Berat badan ideal


 Berat badan ideal adalah bobot optimal dari tubuh untuk menjaga
kesehatan dan kebugaran. Rentang dari berat badan ideal seseorang
dapat diperhitungkan berdasarkan berbagai macam faktor, di antaranya:
ras, jenis kelamin, usia, serta tinggi badan.
 Dalam dunia kedokteran Indonesia, berat badan ideal
ditentukan dengan menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT),
atau dalam bahasa asingnya Body Mass Index (BMI). Sistem indeks ini
didasarkan pada rasio berat badan dalam satuan kilogram terhadap
kuadrat tinggi badan dalam satuan meter.

3. Karbohidrat
Karbohidrat: Salah satu dari sekelompok turunan aldehida atau keton dari
alkohol polihidrat, dinamakan demikian karena hidrogen dan oksigen biasanya
membentuk air dalam proporsi tertentu. Cn(H2O); yang paling penting terdiri
atas tepung, gula, glikogen, selulosa, dan gum. (Dorland)
4. Lemak
 Lipid (Dorland)
Tiap kelompok heterogen lemak dan substansi serupa lemak, termasuk asam
lemak netral, lilin, dan steroid, yang tidak larut dalam air dan larut dalam
pelaut non polar. Lipid, yang mudah disimpan dalam tubuh, merupakan
sumber energi, bahan penting dalam struktur sel, dan mempunyai fungsi
biologis lainnya. Lipid majemuk terdiri atas glikolipid, lipoprotein, dan
fosfolipid.
 Fat (Dorland)
1) Jaringan adiposa, membentuk bantalan lunak di antara organ, berperan
dalam menghaluskan dan membulatkan kontur tubuh, serta menyediakan
cadangan energi.
2) Ester gliserol dengan asam lemak, biasanya asam oleat, asam palmitat,
ata asam stearate.
 Lipida atau lemak merupakan senyawa organik non-polar yang banyak
ditemukan dalam sel jaringan, tidak larut dalam air, larut dalam zat pelarut
non polar (seperti eter, kloroform, dan benzena). Penyusun utama lipida
(fosfogliserida) adalah trigliserida, yaitu ester gliserol dengan tiga asam
lemak (amfipatik; kepala: hidrofilik, ekor: hidrofobik) yang bisa beragam
jenisnya.
 Fungsi biologi lipid tergantung pada struktur kimianya. Minyak dan lemak
merupakan cadangan makanan pada banyak organisme. Fosfolipid dan
sterol merupakan struktur primer pembentuk membran. Beberapa jenis lipid
yang jumlahnya terbatas pada sel organisme memiliki fungsi sebagai
kofaktor, electron carriers, pigmen pengabsorpsi cahaya, ujung hidrofobik
protein, agen pengemulsi, hormon dan messenger intraselular. Sebagai
bentuk umum lipid yang berfungsi sebagai cadangan makanan, minyak dan
lemak memiliki bentuk sebagai asam lemak dan derivatnya.
 Klasifikasi lipid
1) Lipid SederhanaEster yang terbentuk dari asam lemak dengan
beberapa gugus alkohol.
a. LemakBentuk ester asam lemak dengan gliserol. Minyak
merupakan bentuk cair dari lemak.
b. LilinBentuk ester asam lemak yang memiliki berat molekul besar
dengan bentuk alkohol monohidrat.
2) Lipid kompleksEster yang terbentuk dari asam lemak yang
mengandung gugus lain yang teradisi pada gugus alkohol atau asam
lemak.
a. FosfolipidLipid yang mengandung residu asam fosfat. Molekul ini
mengandung basa nitrogen dan subtituen lainnya, misalnya
gliserofosfolipid memiliki gugus alkohol berupa gliserol dan
spingofosfolipid memiliki gugus alkohol berupa spingosin.
b. Glikolipid (glikospingolipid)Lipid yang mengandung asam lemak,
spingosin dan karbohidrat.
c. Lipid kompleks lainnyaMisalnya sulfolipid, aminolipid, dan
lipoprotein.
3) Lipid prekursor dan derivateContoh lipid kategori ini adalah asam
lemak, gliserol, steroid, aldehid lemak, keton bodies, lipid yang terlarut
pada vitamin dan hormon.

5. Lingkar pinggang
 Lingkar pinggang: merupakan indikator antropometri yang berhubungan
dengan lemak viseral dan subkutan. LiPi merupakan alat ukur lemak
abdominal yang mudah dan berhubungan dengan risiko penyakit
kardiometabolik.
 Lingkar pinggang merupakan pengukur distribusi lemak abdominal yang
mempunyai hubungan erat dengan indeks massa tubuh (Bell et al., 2001).
 Ukuran lingkar pinggang atau ukuran lingkar perut adalah besaran
panjang keliling badan seseorang pada bagian perut yang sejajar dengan
pusar.

6. Obesitas
 Obesitas merupakan penumpukan lemak yang abnormal atau kelebihan
akumulasi lemak di jaringan adiposa akibat ketidakseimbangan asupan
energi (energy intake) dengan energi yang digunakan (energy expenditure)
dalam waktu lama dan dapat mengganggu kesehatan. (WHO)
 Penyebab utama terjadinya obesitas yaitu ketidakseimbangan antara
asupan energi dengan pengeluaran energi yang akhirnya disimpan dalam
bentuk lemak di jaringan tubuh. Penumpukan lemak dalam tubuh yang
abnormal dalam kurun waktu yang lama bisa dikatakan obesitas bila nilai
Z-scorenya >2SD berdasarkan IMT/U umur 5-18 tahun (Kemenkes, 2010)

7. Olah raga
 Exercise: melakukan gerakan fisik untuk memperbaiki kesehatan atau
mengoreksi cacat jasmani. (Dorland)
 Olahraga: gerak badan untuk menguatkan dan menyehatkan tubuh.
(KBBI)
 Santoso Giriwijoyo dan Didik Jafar Sidik (2013) berpendapat bahwa
“Olahraga adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana untuk
memelihara hidup, meningkatkan kualitas hidup, dan mencapai tingkat
kemampuan jasmani yang sesuai dengan tujuan”

8. Protein
Protein: Setiap kelompok senyawa organik kompleks yang mengandung
karbon, hydrogen, oksigen, nitrogen, dan sulfur. Protein mempunyai berat
molekul yang tinggi dan terdiri atas asam alfa-amino yang dihubungkan dengan
ikatan peptida. Masing-masing protein memiliki rangkaian asam amino yang
unik, ditentukan oleh faktor genetik yang menentukan fungsi dan bentuk
spesifik protein tersebut. Fungsi protein meliputi katalis enzim, transport dan
penyimpanan, koordinasi pergerakan, transmisi dan pembangkit impuls saraf,
mengatur pertumbuhan dan diferensiasi, imunitas, dan bantuan mekanis.
(Dorland)

9. Tinggi badan
 Height: ukuran vertikal objek atau tubuh. (Dorland)
 Menurut Snell (2006), tinggi badan didefinisikan sebagai hasil
pengukuran maksimum panjang tulang-tulang tubuh yang membentuk poros
tubuh (The body axist), yang diukur dari titik tertinggi kepala yang disebut
vertex (puncak kepala) ke titik terendah dari tulang kalkaneus (tuberositas
calcanei) yang disebut heel.
 Tinggi badan (TB) merupakan komponen yang fundamental sebagai
indikator status gizi, dengan menghubungkan berat badan terhadap tinggi
badan. Sehingga pengukuran tinggi badan seseorang secara akurat sangatlah
penting untuk menentukan nilai Indeks Massa Tubuh (IMT), selain itu
tinggi badan dapat digunakan sebagai pengukur Basal Metabolism Rate
(BMR) (N. Yabanci et al., 2009).
 Basal metabolic rate (BMR) adalah kalori yang tubuh Anda perlukan untuk
melakukan aktivitas basal. Aktivitas basal mencakup memompa
jantung, mencerna makanan, bernapas, memperbaiki sel tubuh, membuang
racun dalam tubuh, dan sebagainya.
BMR pada pria dan wanita dapat diketahui dengan rumus berikut.

BMR Pria = 66,5 + (13,7 x berat badan) + (5 x tinggi badan) – (6,8 x usia)
BMR Wanita = 655 + (9,6 x berat badan) + (1,8 x tinggi badan) – (4,7 x
usia)

Pada rumus di atas, berat badan dicantumkan dalam satuan kilogram (kg),
sedangkan tinggi badan dalam satuan sentimeter (cm).
RUMUSAN MASALAH SKENARIO III

1. Apa hubungan suka mengonsumsi makanan tinggi karbohidrat, protein,


dan lemak dengan masalah yang dialami Pak D?
Faktor utama penyebab obesitas yaitu adanya peningkatan asupan
makanan dan penurunan pengeluaran energi. Energi yang dikonsumsi dalam
tubuh tidak digunakan secara efektif sehingga tertimbun dalam jaringan
lemak. Tubuh akan menyimpan kelebihan kalori dalam bentuk lemak,
namun kelebihan kalori yang terjadi terus menerus mengakibatkan produksi
lemak menumpuk sehingga tubuh mengalami obesitas. (Mustamin, 2010).
Factor obesitas berupa pola makan yang berlebihan dan rendahnya
aktivitas fisik merupakan hal yang paling berpengaruh terhadap terjadinya
obesitas. Menurut Nugraha (cit.,Yamin, 2013) faktor-faktor yang
berpengaruh dari pola makan yaitu kuantitas, porsi makan, kepadatan energi
dari makanan yang dimakan, frekuensi makan dan jenis makanan. Makanan
dikatakan bergizi jika mengandung zat makanan yang cukup dalam jumlah
dan kualitasnya sesuai dengan kebutuhan tubuh. Sumber energi dalam bahan
makanan dapat diperoleh dari zat gizi makro yaitu karbohidrat, lemak, dan
protein (Irianto, 2010).

 Kebutuhan karbohidrat sebagai sumber energi utama pada umur dewasa


kurang lebih 46% dari total energi.
 Kebutuhan protein pada umur dewasa adalah 50-60 gram per hari atau
berkisar 11% dari total energi (Hidayat, 2008).
 Kebutuhan lemak orang dewasa tidak boleh melebihi 630 kkal atau
sekitar 30% dari total kalori (Hidayat, 2008).
Seseorang yang tidak mendapatkan zat gizi yang cukup akan mengalami
gangguan kesehatan yaitu masalah gizi kurang. Sebaliknya, seseorang yang
mendapatkan gizi berlebih, terutama makronutrien yang merupakan sumber
energi, akan memperoleh kalori yang lebih tinggi juga. Apabila hal ini
terulang terus menerus, akan menimbulkan gizi lebih dan timbunan lemak
yang tidak terpakai akan semakin menumpuk dan dapat menimbulkan
obesitas.
Menurut Rimbawan (cit., Banowati, Nugraheni, dan Puruhita, 2011)
pada saat tubuh mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung
karbohidrat atau gula, sumber energi yang digunakan berasal dari glikogen
(simpanan karbohidrat) sehingga lemak yang tertimbun tidak terpakai.
Apabila hal ini terulang terus menerus, timbunan lemak akan semakin
menumpuk, menjadi abnormal, dan menyebabkan obesitas.
Zat lemak dibutuhkan sekitar 2/5 dari kalori total menu harian.
Lemak dapat memberikan tenaga bagi tubuh, tetapi apabila asupan lemak
berlebihan, kalori yang tidak terpakai akan ditimbun dalam tubuh.
Sementara itu, orang yang mengkonsumsi protein hewani berisiko
terkena obesitas sebesar 4,62 kali. Hal ini diduga karena pangan sumber
protein hewani juga merupakan pangan yang tinggi lemak, selain konsumsi
protein hewani, masyarakat Indonesia juga gemar mengkonsumsi makanan
yang berlemak dan digoreng (Rahmawati, 2008). Makanan yang digoreng
menjadi salah satu penyebab terjadinya obesitas sentral (Castillon, 2007).

2. Mengapa baju dan celana yan dipakai Pak D terasa tidak nyaman?
Ukuran tubuhnya kini sudah tidak sesuai dengan ukuran pakaian yang
biasa ia kenakan dahulu sebelum mengalami obesitas. Hal ini dikarenakan
berat badannya yang bertambah dan lipatan lemak di beberapa bagian tubuh
yang menebal, termasuk lingkar pinggang yang melebar akibat kelebihan
lemak perut.

3. Apa arti lingkar perut 110 cm?


Lingkar pinggang yang lebar menjadi tanda kelebihan lemak perut.
Inilah yang sangat berhubungan dengan banyak gangguan kesehatan, seperti
kolesterol tinggi, trigliserida tinggi, kadar gula darah tinggi, serta tekanan
darah tinggiyang meningkatkan risiko mengalami penyakit kronis, termasuk
penyakit jantung, pembuluh darah, dan kanker.
Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, batas aman
lingkar perut normal bagi pria adalah 90 cm dan untuk wanita adalah 80 cm.
Lingkar perut yang melebihi batas ini menandakan bahwa Anda memiliki
lemak perut yang berlebih.
Dalam penelitian, ditemukan bahwa pria dengan lingkar pinggang 110
cm atau lebih, ternyata 50 persen lebih berisiko mengalami sakit kronis,
daripada yang memiliki lingkar pinggang 94 cm. Sementara, wanita dengan
lingkar pinggang 94 cm, sekitar 80 persen lebih berisiko sakit kronis
daripada yang memiliki lingkar pinggang 70 cm.
Meski demikian, risiko akibat lebarnya lingkar pinggang ini juga
tergantung pada beberapa faktor lain. Ada faktor usia, sering tidaknya
beraktivitas fisik atau olahraga, serta apakah memiliki kebiasaan merokok
atau kebiasaan mengonsumsi alkohol.

4. Mengapa OP termasuk kategori obesitas?

IMT = BB(kg)/TB (m)2


IMT = 100kg/ 1,72 = 100 kg/2,89 m = 34, 60, dengan interpretasi
OBESITAS.

5. Idealkah tinggi badan 170 cm dengan berat badan 100 kg?


Tidak ideal.

Anda mungkin juga menyukai