Anda di halaman 1dari 16

BAB II

PEMBAHASAN

A. Komunikasi Intrapersonal

Jalaludin Rakhmat (2001), menyatakan bahwa jika dilihat dari segi psikologi komunikasi
maka yang dimaksud dengan komunikasi intrapersonal adalah proses pengolohan informasi yang
meliputi sensasi, persepsi, memori dan berfikir.

Ronald B. Adler dan George Rodman (2006), mendefenisikan komunikasi intrapersonal


sebagai komunikasi dengan diri sendiri.

Judy pPearson dan Paul Nelson (2011), mendefenisikan komunikasi intrapersonal sebagai
proses menggunakan pesan untuk menghasilkan makna di dalam diri.

Jurgen Ruesch dan Gregory bateson, berpendapat bahwa komunikasi intrapersonal adalah
bentuk khusus dari komunikasi interpersonal dan dialog adalah dasar dari semua
wacana.komunikasi intrapersonal cukup berbicara kedpada diri sendiri, membaca dalam hati,
mengulangi apa yang didengar, berbagai kegiatan tambahan dalam hal berbicara dan mendengar
apa yang dipikirkan, membaca dan mendengar dapat meningkatkan konsentrasi dan retensi.

Komunikasi intrapersonal meliputi sensasi, persepsi, memori dan berfikir. Sensasi adalah
proses menangkap stimuli. Persepsi adalah proses memberi makna pada sensasi sehingga
manusia memiliki pengetahuan baru. Dengan kata lain persepsi mengubah sensasi menjadi
informasi. Memori adalah proses penyimpanan informasi dan memanggilnya kembali. Berfikir
adalah mengolah dan memanipulasi informasi untuk memenuhi kebutuhan atau memberikan
respon.

a. Sensasi

Tahap paling awal dalam penerimaan informasi adalah sensasi. Sensasi berasal dari kata
“sense” artinya alat pengindraan, yang menghubungkan prganisme dengan lingkungannya. Bila
alat-alat indra mengubah informasi menjadi implus-implus saraf dengan bahasa yang dipahami
oleh (komputer) otak maka terjadilah sensasi. Jadi sensasi adalah pengalaman elementer yang
segera, yang tidak memerlukan penguraian verbal, simbolis atau konseptual dan terutama sekali
berhubungan dengan kegiatan alat indra.

Fungsi indra dalam menerima informasi dari lingkungan sangat penting. Melalui panca
indra manusia dapat memahamai kualitas fisik lingkungannya. Lebih dari itu, melalui alat
indralah manusia memperoleh pengetahuan dan semua kemampuan untuk berinteraksi dengan
dunianya. Tanpa alat indra manusia mungkin sama, bahkan mungkin lebih dari rumput-
rumputan, karena rumputan dapat mengindra cahaya. Informasi yang diserap oleh panca indra
disebut stimuli yang kemudian melahirkan proses sensasi. Dengan demikian sensasi adalah
proses menangkap stimuli.

b. Persepsi

Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang


diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan
makna pada stimuli indrawi. Hubungan persepsi dengan sensasi adalah : Sensasi adalah bagian
dari persepsi. Walaupun demikian, menafsirkan makna informasi indrawi tidak hanya melibatkan
sensasi, tetapi juga atensi, ekspektasi, motivasi dan memori.

Selain dipengaruhi oleh sensasi yang merupakan hasil serapan panca indra, persepsi
dipengaruhi juga oleh perhatian (attention), harapan (expectation), motivasi dan ingatan. Secara
umum tiga hal yang disebut pertama terbagi menjadi dua faktor personal dan faktor situasional.
Penarik perhatian yang bersifat situasional merupakan penarik perhatian yang ada di luar diri
seseorang (eksternal), seperti intensitas stimuli, kebaruan dan perluangan. Secara internal, ada
yang dinamakan perhatian selektif (selective attention) yang dipengaruhi oleh beberapa faktor
biologis, sosiopsikologis, dan sosiogenis.

c. Memori

Dalam komunikasi intrapersonal, memeori memegang peranan penting dalam


mempengaruhi baik persepsi maupun berfikir. Mempelajari memori membawa kita pada
psikologi kognitif, terutama sekali pada model manusia sebagai pengolah informasi. Memori
adalah system yang sangat berstruktur, yang mengyebabkan organisme sanggup merekam fakta
tentang dunia dan menggunakan pengetahuannya untuk membimbing perilakunya. Setiap saat
stimulu mengenai indra kita, setiap saat pula stimuli itu direkam secara sadar atau tidak sadar.

Secara singkat, memori melewati tiga proses, perekaman, penyimpangan dan


pemanggilan. Perekaman disebut encoding, adalah pencatan informasi melalui reseptor indra dan
sirkit saraf internal. Penyimpanan (storage) menentukan berapa lama informasi itu berada
beserta kita dalam bentuk apa dan dimana. Penyimpanan bias aktif atau pasif. Kita menyimpan
secara aktif bila kita menambahkan informasi yang tidak lengkap dengan kesimpulan kita
sendiri. Pemanggilan (retrieval), dalam bahasa sehari-hari mengingat lagi, adalah menggunakan
informasi yang disimpan.

d. Berfikir

Proses keempat yang mempengaruhi penafsiran kita terhadap stimuli adalah berfikir,
dalam berfikir kita melibatkan semua proses sensasi, persepsi dan memori. Secara garis besar
ada dua macam berfikir yaitu berfikir autuitis seperti melamun, fantasi, menghayal dan berfikir
realistic disebut juga nalar (berfikir dalam rangka menyesuaikan diri dengan dunia nyata).

Berfikir deduktif ialah mengambil kesimpulan dari dua pernyataan, yang pertama
menyatakan pernyataan umum dalam logika disebut silogisme contoh :

- Semua manusia bakal mati


- Muhammad manusia
- Jadi, Muhammad bakal mati

Berfikir deduktif dapat dirumuskan “Jika A benar, dan B benar, maka akan terjadi C,”
jika semua mahasiswa belajar di perguruan tinggi, dan Umar mahasiswa, maka pasti Umar
belajar di perguruan tinggi. Dalam berfikir deduktif kita, kita mulai dari hal-hal yang umum pada
hal-hal yang khusus. Berfikir Induktif sebaliknya, dimulai dari hal-hal yang khusus dan
kemudian mengambil kesimpulan umum. Berfikir evaluative ialah berfikir kritis, menilai baik
buruknya tepat atau tidak suatu gagasan. Dalam berfikir evaluative, kita tidak menambah atau
mengurangi gagasan.
1. Variabel Intrapersonal

Terdapat beberapa variable intrapersonal yang mempengaruhi komunikasi intrapersonal


yaitu nilai-nilai, sikap dan kepercayaan. Ketiga hal tersebut merupakan dasar kesadaran diri yang
menjadi landasan bagi komunikasi intrapersonal. Variable intrapersonal dijabarkan sebagai
berikut, yaitu :

- Nilai-nilai adalah orientasi ideal yang berdasarkan kepercayaan


- Sikap adalah reaksi terhadap orang atau kejadian yang dapat dipelajari dan
berimplikasi terhadap evaluasi positif atau negative tentang seseorang atau sesuatu
- Kepercayaan adalah pandangan mendasar tentang apa yang baik dan apa yang buruk

Agar kita dapat menjadi seorang komunikator yang baik maka seseorang harus memiliki
kesadaran diri yang mencakup nilai-nilai, sikap, serta kepercayaan.

2. Elemen-elemen Komunikasi Intrapersonal

Pada umumnya, komunikasi yang efektif harus melalui tahap-tahap komunikasi dan
didukung oleh berbagai elemen komunukasi. Selain itu, faktor-faktor yang mempengaruhi
komunikasi pun harus dipertimbangkan dengan baik. Terkait dengan hal tersebut, maka
komunikasi intrapersonal juga memiliki elemen-elemen komunikasi atau komponen-komponen
komunikasi atau unsur komunikasi yang mendukung proses komunikasi intrapersonal. Adapun
elemen-elemen komunikasi intrapersonal adalah sebagai berikut :

- Decoding – bagian dari proses komunikasi intrapersonal yang harus dilalui dimana
pesan-pesan atau informasi diambil ke dalam otak dan dibuat menjadi masuk akal.
- Integrasi ( Integration) – bagian dari proses komunikasi intrapersonal dimana
berbagai bagian kecil informasi ditempatkan bersama. Kita menghubungkan satu
bagian informasi kepada orang lain, membuat perbandingan adan analogi,
menggambarkan perbedaan dan kemudian mengelompokkannya atau membuat
sebuah keputusan tentang bagian informasi dimana ia berada.
- Memori (Memory) – ruang penyimpanan dalam komunikasi intrapersonal. Dalam
ruang penyimpanan ini berbagai kenyataan dan kejadian, sikap, penilaian sebelumnya
dan kepercayaan disimpan. Memori melibatkan kemampuan untuk menyimpan
informasi dan memanggilnya kembali.
- Serangkaian persepsi atau schemata – menggambarkan struktur berpikir atau cara
mengorganisasi informasi.
- Encoding – bagian akhir dari proses komunikasi intrapersonal dimana pemaknaan
diberikan untuk menghasilkan komunikasi yang penuh makna.
- Umpan balik (Feedback) – komunikasi intrapersonal juga memiliki umpan balik
yang dinamakan umpan balik diri internal. Terdapat dua jenis umpan balik diri yaitu
umpan balik diri eksternal dan umpan balik diri internal. Yang dimaksud dengan
umpan balik eksternal adalah bagian dari pesan yang didengar. Sementara itu, yang
dimaksud dengan umpan balik diri internal adalah bagian yang kita terima dalam diri
kita sendiri.
- Gangguan – elemen lain dari komunikasi intrapersonal adalah interferensi atau
gangguan. Berbagai bentuk gangguan terjadi ketika kita memproses beberapa
informasi pada tingkatan yang salah. Gangguan ini dapat menimbulkan hambatan-
hambatan komunikasi.

3. Fungsi Komunikasi Intrapersonal

Komunikasi intrapersonal memiliki beberapa fungsi, yaitu :

- Kesadaran diri. Komunikasi intrapersonal memungkinkan orang untuk menyadari


setiap aspek kepribadian mereka sendiri. Dengan introspeksi, orang akan menjadi
sadar akan kualitas yang membantu membentuk kepribadiannya yang pada gilirannya
membuatnya sadar akan motivasi, aspirasi, dan harapannya kepada dunia. Jika
pemahaman diri seseorang mutlak, akan membantu mengkomunikasikan keinginan
dan kebutuhannya kepada orang lain dengan mudah.
- Rasa percaya diri. Sadar diri membuat seseorang merasa aman dan meningkatkan
kepercayaan diri.
- Manajemen diri. Fakta bahwa seseorang sadar akan kekuatan dan kekurangan yang
dimilikinya, ia melengkapi dirinya untuk mengelola urusan sehari-hari secara efisien
dengan menggunakan kekuatannya secara maksimal yang pada gilirannya
mengkompensasi kelemahannya.
- Motivasi diri. Pengetahuan mutlak tentang apa yang seseorang inginkan dari
kehidupan dan memungkinkan orang tersebut berusaha mencapai tujuan dan sasaran
tersebut sambil terus memotivasi diri mereka sendiri.
- Terfokus. Kualitas motivasi diri dan manajemen diri akan membantu
mengembangkan konsentrasi yang lebih dalam mengarahkan fokusnya pada tugas
yang ada.
- Kemandirian. Kesadaran diri memungkinkan orang untuk mandiri.
- Kemampuan beradaptasi. Orang akan sangat mudah beradaptasi dengan
lingkungannya karena pengetahuan tentang kualitasnya sendiri memungkinkannya
untuk percaya diri dan dengan tenang mengambil keputusan dan mengubah
pendekatannya sesuai dengan respon terhadap stimulus situasional.

4. Teori-teori Komunikasi Intrapersonal

Komunikasi Intrapersonal adalah komunikasi internal dengan diri sendiri yang


mendorong proses untuk membawa makna individual terhadap beragamnya pesan. Terdapat 4
(empat) teori yang meneliti aspek komunikasi intrapersonal, yaitu :

- Teori Message Design Logic


Pada umumnya setiap orang memiliki pemikiran yang berbeda tentang komunikasi.
Karenanya, mereka akan membentuk berbagai jenis pesan yang berbeda. Terdapat 3
(tiga) logika perancangan pesan, yaitu :
(1) Expressive Message Logic. Orang menggunakan pola ini dengan menitikberatkan
pada ekspresi diri. Komunikasi dipandang sebagai pengiriman pemikiran dan
perasaan seseorang kepada yang lain. Nilai-nilai seperti keterbukaan, kejujuran, dan
kejelasan sangatlah penting. Komunikator sering kali memberikan sedikit perhatian
pada koneks dan kesesuaian.
(2) Conventional Design Logic. Orang menggunakan pola ini karena melihat
komunikasi sebagai sebuah aturan. Mereka menaruh perhatian pada kesesuaian dan
melakukan hal yang benar.
(3) Rhetorical Message Design Logic. Seorang menggunakan pola ini karena melihat
komunikasi sebagai cara untuk menciptakan situasi dan negosiasi beberapa tujuan.
Mereka menaruh perhatian pada fleksibilitas, kepuasan dan keterampilan komunikasi.
penggunaan pola ini ditujukan untuk menarik perhatian terhadap komunikasi yang
dilakukan oleh orang lain sebagai usaha mengetahui sudut pandang orang lain.
- Teori Akomodasi Komunikasi
Teori yang dikembangkan oleh Howard Giles dan kawan-kawan menyuguhkan
sebuah platform informative untuk memahami perbedaan dan kesamaan budaya yang
berkaitan dengan bahasa dan tutur kata. Teori akomodasi komunikasi menitikberatkan
pada bagaimana dan mengapa orang memodifikasi atau merubah perilaku komunikasi
mereka dalam situasi yang berbeda. Teori ini berpendapat bahwa ketika
berkomunikasi, orang berupaya untuk mengurangi atau meningkatkan perbedaan
antara diri mereka sendiri dengan orang lain. Mereka akan melakukan hal-hal yaitu
berkomunikasi seperti yang orang lain lakukan atau menampakkan perbedaan cara
berkomunikasi.
- Teori Pengurangan Ketidakpastian
Teori yang dirumuskan oleh Charles Berger dan Richard Calabrese ini mencoba
untuk menjelaskan dan memprediksi kapan, mengapa, dan bagaimana setiap individu
menggunakan komunikasi untuk meminimalisasi keraguan mereka ketika berinteraksi
dengan orang lain. Secara garis besar, terdapat 3 (tiga) asumsi yang digunakan dalam
teori ini yaitu :
1. Tujuan utama komunikasi adalah untuk meminimalisasi ketidakpastian yang
dimiliki manusia tentang sekitarnya.
2. Setiap individu mengalami ketidakpastian yang menyebabkan
ketidaknyamanan.
3. Komunikasi adalah alat untuk mengurangi ketidakpastian.
Setiap individu termotivasi untuk mengurangi ketidakpastian berdasarkan 3 (tiga)
kondisi:
1. Antisipasi interaksi masa depan, terjadi ketika kita akan bertemu dengan
orang yang sama.
2. Nilai insentif, terjadi ketika orang memiliki potensi untuk menyediakan
ganjaran dan hukuman kepada kita .
3. Deviansi terjadi ketika seseorang melakukan hal yang tidak biasa untuk
melawan harapan orang lain.
Terdapat 2 (dua) macam ketidakpastian yaitu Ketidakpastian Perilaku dan
Ketidakpastian Kognitif.
1. Ketidakpastian Perilaku adalah bagaimana untuk bertindak dengan sesuai.
2. Ketidakpastian Kognitif adalah bagaimana untuk berpikir tentang seseorang
atau sesuatu.
- Teori Pelanggaran Harapan
Teori pelanggaran harapan yang digagas oleh Judee Burgoon dan kawan-kawan ini
menjelaskan berbagai perilaku orang ketika ruang pribadinya mengalami
pelanggaran. Ruang pribadi dapat juga merujuk pada ruang psikologis dan ruang
emosional. Sebagian besar inti teori pelanggaran harapan memiliki asumsi bahwa
manusia memiliki kebutuhan untuk ruang pribadi dan afiliasi. Ketika kita menerima
satu kebuuhan yang telah dikompromikan, teori ini memprediksi bahwa kita akan
mencoba untuk melakukan sesuatu tentang hal itu. Kita dapat bergerak mendekat atau
melawan. Terdapat 3 (tiga) konsep dalam teori pelanggaran harapan yaitu :
1. Pengharapan merujuk pada apa yang diantisipasi oleh seorang individu dalam
suatu situasi berdasarkan tiga faktor, yaitu konteks, hubungan, dan karakteristik
komunikator.
2. Pelanggaran valensi yaitu evaluasi baik positif maupun negatif yang dibuat
tentang perilaku yang tidak kita antisipasi.
3. Komunikator menghargai valensi yaitu sebuah evaluasi yang dibuat tentang
seseorang yang berkomitmen terhadap pelanggaran.
Dapat kita lihat bahwa teori-teori komunikasi intrapersonal terkait erat dengan teori-teori
komunikasi antar pribadi atau teori komunikasi interpersonal. Hal ini disebabkan karena menurut
beberapa ahli komunikasi intrapersonal merupakan bentuk khusus dari komunikasi interpersonal.
Selain itu, sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa komunikasi interpersonal yang
efektif dapat terjadi manakala komunikasi intrapersonal berjalan dengan sukses.
B. Komunikasi Interpersonal

Kata interpersonal, pada dasarnya terdiri dari dua suku kata, yaitu inter dan personal.
Kata inter berarti di tengah, antara dua hal yang berhubungan. Adapun kata personal dapat
diartikan bersifat pribadi atau perorangan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa hubungan
interpersonal berarti hubungan antara dua hal yang bersifat pribadi yang saling berhubungan.
Hubungan interpersonal adalah dimana ketika kita berkomunikasi, kita bukan sekedar
menyampaikan isi pesan, tetapi juga menentukan kadar hubungan interpersonalnya. Jadi ketika
kita berkomunikasi, kita tidak hanya menentukan konten melainkan juga menentukan
relationship. Istilah hubungan selalu terkait dengan komunikasi, dengan kata lain hubungan tidak
dapat dipisahkan dengan komunikasi. Dan sifat hubungan ditentukan oleh komunikasi diantara
para anggotanya.

Menurut Morisan mengemukakan mengenai komunikasi interpersonal berdasarkan


prinsip suatu sistem yaitu: Hubungan merupakan bagian penting pada suatu sistem. Ketika dua
orang berkomunikasi, maka mereka akan menentukan relasi mereka. Orang-orang yang terlibat
dalam suatu relasi selalu menciptakan seperangkap harapan, memperkuat harapan yang ada
sebelumnya, atau mengubah pola-pola interaksi yang tengah berlangsung.

Hal lain juga diungkapkan oleh Suranto A.W, bahwa : Komunikasi interpersonal adalah
proses penyampaian dan penerimaan pesan antara pengirim pesan dengan penerima pesan baik
secara langsung maupun tidak langsung. Komunikasi dikatakan terjadi secara langsung (primer)
apabila pihak-pihak yang terlibat komunikasi dapat saling berbagi informasi tanpa melalui
media. Sedangkan komunikasi tidak langsung (sekunder) dicirikan oleh adanya penggunaan
media tertentu.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa komunikasi interpersonal


merupakan proses penyampaian informasi, pikiran dan sikap tertentu antara dua orang atau lebih
yang terjadi pergantian pesan baik sebagai komunikan maupun komunikator dengan tujuan untuk
mencapai saling pengertian mengenai masalah yang akan dibicarakan yang akhirnya terjadi
perubahan tingkah laku.
1. Komponen-Komponen Komunikasi Interpersonal

Pada proses komunikasi interpersonal terdapat komponen- komponen komunikasi yang


saling berperan dan terintegrasi didalamnya sehingga proses komunikasi tersebut dapat
berlangsung secara baik. Menurut Wiryanto, komponen-komponen komunikasi interpersonal
antara lain :

(1) Pengirim-penerima Dalam komunikasi interpersonal melibatkan paling tidak dua orang.
Setiap orang yang terlibat dalam komunikasi interpersonal memformulasikan dan
mengirim pesan sekaligus menerima dan memahami pesan.
(2) Encoding dan Decoding Encoding adalah tindakan yang menghasilkan pesan yaitu pesan-
pesan ynag akan disampaikan diformulasikan terlebih dahulu dengan menggunakan kata-
kata, simbol dan sebagainya. Dan sebaliknya tindakan untuk menginterpretasikan dengan
memahami pesan-pesan yang diterima disebut dengan decoding.
(3) Pesan Dalam komunikasi interpersonal pesan bisa berbentuk verbal (kata-kata) atau non
verbal (gerakan, simbol) atau gabungan keduanya.
(4) Saluran Para pelaku komunikasi interpersonal pada umumnya bertemu secara tatap muka,
sehingga terjalin hubungan antara pengirim dan penerima informasi.
(5) Gangguan Dalam komunikasi interpersonal sering terjadi kesalahpahaman yang
disebabkan adanya gangguan saat berlangsungnya komunikasi. Gangguan ini
mencangkup tiga hal : (a) Gangguan fisik, biasanya berasal dari luar dan mengganggu
transmisi fisik seperti kegaduhan intruksi dan lain lain-lain. Kondisi tersebut akan
menimbulkan kekacauan dalam informasi. (b) Gangguan psikologis, yang timbul karena
perbedaan gagasan dan penilaian subjektif diantara orang-orang yang terlibat dalam
komunikasi seperti emosi, perbedaan nilai-nilai, sikap dan status. (c) Gangguan semantik,
terjadi karena kata-kata atau simbol yang digunakan dalama komunikasi memiliki arti
ganda sehingga penerima gagal menangkap maksud dari pengirim pesan.
(6) Umpan balik Umpan balik sangat penting dalam komunikasi interpersonal karena
pengirim dan penerima secara terus-menerus dan bergantian memberikan umpan balik
baik secara verbal maupun non verbal.
(7) Bidang pengalaman
(8) Komunikasi akan lebih efektif bila para pelaku yang terlibat dalam komunikasi
mempunyai bidang pengalaman yang sama sehingga pembi caraan bisa berjalan dengan
lancar.
(9) Akibat Dalam proses komunikasi selalu timbul adanya berbagai akibat, baik positif
maupun negatif pada pihak-pihak yang terlibat dalam proses komunikasi.
(10) Etika meliputi komunikasi yang pantas dan tidak pantas dilakukan dalam
berkomunikasi.

Sedangkan menurut Suranto A.W komponen komunikasi interpersonal antara lain :

(1) Sumber/komunikator
Merupakan orang yang mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi, yakni keinginan
untuk membagi keadaan internal sendiri, baik yang bersifat emosional maupun
informasional dengan orang lain.
(2) Encoding
Adalah suatau aktivitas internal pada komunikator dalam menciptakan pesan melalui
pemilihan simbol-simbol verbal dan non verbal, yang disusun berdasarkan aturan-aturan
tata bahasa, serta disesuaikan dengan karakteristik komunikan.
(3) Pesan Merupakan hasil encoding.
Pesan adalah seperangkat simbol- simbol baik verbal maupun non verbal, atau gabungan
keduanya, yang mewakili keadaan khusus komunikator untuk disampaikan kepada pihak
lain.
(4) Saluran
Merupakan sarana fisik penyampaian pesan dari sumber ke penerima atau yang
menghubungkan orang ke orang lain secara umum.
(5) Penerima/komunikan
Adalah seorang yang menerima, memahami, dan menginterpretasi pesan.
(6) Decoding
Merupakan kegiatan internal dalam diri penerima.
(7) Respon
Yakni apa yang telah diputuskan oleh penerima untuk dijadikan sebagai sebuah
tanggapan terhadap pesan.
(8) Gangguan (noise)
Merupakan apa saja yang mengganggu atau membuat kacau penyampaian dan
penerimaan pesan, termasuk yang bersifat fisik dan phsikis.
(9) Konteks komunikasi
Komunikasi selalu terjadi dalam suatu konteks tertentu, paling tidak ada tiga dimensi
yaitu ruang, waktu dan nilai. Konteks ruang menunjuk pada lingkungan kongkrit dan
nyata tempat terjadinya komunikasi, seperti ruangan, halaman dan jalanan.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa komponenkomponen


komunikasi merupakan unsur dalam proses terjadinya komunikasi interpersonal. Apabila
komponen sudah ada dan dapat dijalankan dengan baik sesuai dengan kebutuhan, maka proses
komunikasi dapat berlangsung secara efektif.

2. Tujuan Komunikasi Interpersonal

Pada kehidupan manusia, komunikasi yang dilakukan oleh komunikator dengan


komunikan memiliki tujuan yang ingin diperoleh dan disepakati. Oleh karena itu keberhasilan
komunikasi interpersonal tidak terlepas dari tujuan komunikasi itu sendiri. Menurut Arni
Muhammad, mengemukakan tujuan dari komunikasi interpersonal antara lain :

(1) Menemukan diri sendiri


(2) Menemukan dunia luar
(3) Membentuk dan menjaga hubungan yang penuh arti
(4) Berubah sikap dan tingkah laku

Hubungan interpersonal akan terbentuk dengan baik manakala ditandai dengan adanya
empati, sifat positif, saling keterbukaan, dan sikap percaya. Kegagalan komunikasi terjadi bila isi
pesan dipahami akan tetapi hubungan diatara komunikan menjadi rusak. Selain itu, menurut
Bovee dan Thill dikutip dan diterjemahkan oleh Djoko Purwanto ada beberapa tujuan yang ingin
dicapai dalam komunikasi interpersonal, antara lain :

(1) Menyampaikan informasi


Ketika berkomunikasi dengan orang lain, tentu saja seseorang memiliki berbagai macam
harapan dan tujuan. Salah satu diantaranya adalah untuk menyampaikan informasi kepada
orang lain agar orang tersebut mengetahui sesuatu.
(2) Berbagi pengalaman
Komunikasi interpersonal juga memliki tujuan untuk saling membagi pengalaman pribadi
kepada orang lain mengenai hal-hal yang menyenangkan maupun hal-hal yang
menyedihkan.
(3) Menumbuhkan simpati
Simpati adalah suatu sikap positif yang ditunjukkan oleh seseorang yang muncul dari
lubuk hati yang paling dalam untuk ikut merasakan bagaimana beban yang sedang
dirasakan orang lain. Komunikasi juga dapat digunakan untuk menumbuhkan rasa
simpati seseorang kepada orang lain.
(4) Melakukan kerjasama
Tujuan komunikasi interpersonal yang lainnya adalah untuk melakukan kerjasama antara
seseorang dengan orang lain untuk mencapai suatu tujuan tertentu atau untuk melakukan
sesuatu yang bermanfaat bagi keduanya.
(5) Menceritakan kekecewaan
Komunikasi interpersonal juga dapat digunakan seseorang untuk menceritakan rasa
kecewa atau kesalahan kepada orang lain. Pengungkapan segala bentuk kekecewaan atau
kekesalan secara tepat secara tidak langsung akan dapat mengurangi beban pikiran.
(6) Menumbuhkan motivasi
Melalui komunikasi interpersonal, seseorang dapat memotivasi orang lain untuk
melakukan sesuatu yang baik dan positif. Motivasi adalah dorongan kuat dari dalam diri
seseorang untuk melakukan sesuatu.

Sedangkan menurut Suranto A.W. tujuan komunikasi interpersonal melupiti :

(1) Mengungkapkan perhatian kepada orang lain


(2) Menemukan diri sendiri
(3) Menemukan dunia luar
(4) Membangun dan memelihara hubungan yang harmonis
(5) Mempengaruhi sikap dan tingkah laku
(6) Mencari kesenangan atau sekedar menghabiskan waktu
(7) Menghilangkan kerugian akibat salah komunikasi
(8) Memberikan bantuan (konseling)

Tujuan dari komunikasi interpersonal itu sendiri merupakan suatu action oriented, yaitu
tindakan yang berorientasi pada tujuan tertentu. Oleh sebab itu kualitas komunikasi perlu
ditingkatkan untuk menumbuhkan hubungan interpersonal. Terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi komunikasi interpersonal yang juga dikemukakan oleh Suranto A.W, antara lain :

(1) Toleransi
(2) Kesempatan-kesempatan yang seimbang
(3) Sikap menghargai orang lain
(4) Sikap mendukung, bukan sikap bertahan
(5) Sikap terbuka
(6) Pemilikan bersama atas informasi
(7) Kepercayaan
(8) Keakraban
(9) Kesejajaran
(10) Kontrol
(11) Respon
(12) Suasana emosional

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam komunikasi interpersonal


agar memiliki sikap yang terbuka antara kepala sekolah dan guru sehingga menghasilkan
hubungan interpersonal yang efektif dan kerjasama yang baik. Hubungan perlu ditumbuhkan dan
ditingkatkan dengan memperbaiki hubungan dan kerjasama antara berbagai pihak tidak
terkecuali dalam lembaga pendidikan (sekolah) salah satunya antara kepala sekolah dengan guru.

3. Aspek-aspek Komunikasi Interpersonal

Pada suatu komunikasi interpersonal diharapkan mengetahui aspek-aspek yang harus


diperhatikan agar satu sama lain dapat saling memahami dan memahami saat berkomunikasi.
Aspek-aspek yang harus diperhatikan oleh pelaku komunikasi agar komunikasi interpersonal
terjalin secara efektif dalam buku yang ditulis oleh Wiryanto adalah :
1) Keterbukaan
Keterbukaan dalam komunikasi interpersonal dapat dipahami sebagai keinginan untuk
membuka diri dalam rangka berinteraksi dengan orang lain. Kualitas keterbukaan
mengacu pada sejauh mana komunikator terbuka pada komunikan dan demikian juga
sebaliknya, kesediaan komunikator bereaksi secara jujur terhadap stimulus yang datang,
serta mengakui perasaan dan fikiran yang ada.
2) Empati
Orang yang empatik mampu memahami motivasi dan pengalaman orang lain, perasaan
dan sikap mereka untuk masa yang akan datang. Sikap empati adalah adanya usaha
masing-masing pihak untuk merasakan apa yang dirasakan orang lain dalam upaya
melakukan pemahaman terhadap orang lain.
3) Dukungan
Dukungan dapat berupa ungkapan non-verbal seperti gerakan menganggukkan kepala,
mengedipkan mata, tersenyum atau bertepuk tangan.
4) Sikap positif
Dalam komunikasi interpersonal diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam
memandang dirinya secara positif dan menghargai orang lain. Sikap positif tidak dapat
lepas dari upaya mendorong dan menghargai akan pentingnya orang lain. Dorongan
positif pada umumnya berbentuk pujian atau penghargaan, dan terdiri dari perilaku yang
diharapkan.
5) Kesetaraan
Komunikasi interpersonal akan efektif apabila suasananya setara. Artinya adanya
pengakuan kedua belah pihak sama- sama berharga terhadap apa yang disampaikan. Dan
adanya pengakuan secara diam-diam bahwa kedua belah pihak sama- sama bernilai dan
berharga dan masing-masing pihak mempunyai sesuatu yang penting untuk disampaikan.
Kesamaan dalam komunikasi akan menjadikan suasana menjadi lebih baik, akrab dan
lebih nyaman.

Ada beberapa indikator komunikasi yang efektif ditandai dengan hubungan interpersonal
yang baik, menurut Suranto antara lain :
1) Pemahaman, ialah kemampuan memahami pesan secara cermat sebagaimana
dimaksudkan oleh komunikator.
2) Kesenangan, yakni apabila proses komunikasi itu selain berhasil menyampaikan
informasi, juga dapat berlangsung dalam suasana yang menyenangkan kedua belah pihak.
Sebenarnya tujuan berkomunikasi tidaklah sekedar transaksi pesan, akan tetapi
dimaksudkan pula untuk saling interaksi secara menyenangkan untuk memupuk
hubungan insani.
3) Pengaruh pada sikap, apabila seorang komunikan setelah menerima pesan kemudian
sikapnya berubah sesuai dengan makna pesan itu. Tindakan mempengaruhi orang lain
merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari. Dalam berbagai situasi tetap berusaha
mempengaruhi sikap orang lain dan berusaha agar orang lain bersikap positif sesuai
dengan keinginan yang diharapkan.
4) Hubungan yang makin baik, bahwa dalam proses komunikasi yang efektif secara tidak
sengaja meningkatkan kadar hubungan interpersonal. Di sekolah, sering kali terjadi
komunikasi dilakukan bukan untuk melakukan informasi atau mempengaruhi sikap
semata, tetapi kadang kadang terdapat maksud implisit disebaliknya, yakni untuk
membina hubungan baik.
5) Tindakan, kedua belah pihak yang berkomunikasi melakukan tindakan sesuai dengan
pesan yang dikomunikasikan.

Anda mungkin juga menyukai