Anda di halaman 1dari 10

21

3.3 PENGUJIAN TRIAKSIAL ( TRIAXIAL TEST )


3.3.1 Tujuan Pengujian

1. Melakukan pengujian triaksial dengan benar


2. Dapat menentukan besaran nilai sudut geser (Φ) derajat dalam dan nilai
2
kohesi tanah C (kg/cm ).

3.3.2 Dasar Teori

Pengujian triaxial merupakan pengujian kekuatan geser yang sering


digunakan dan cocok untuk semua jenis tanah. Keuntungannya adalah kondisi
pengalirannya dapat dikontrol, tekanan air pori dapat diukur dan bila diperlukan
tanah jenuh dengan permeabilitas rendah dapat dibuat terkonsolidasi. Dalam
pengujian triaxial dipergunakan contoh tanah berbentuk silinder, dengan
perbandingan panjang terhadap diameter 2. Di dalam pelaksanaan pengujian,
contoh tanah dibebani dengan normal/axial secara variable dan tekanan sel yang
konstan. Tekanan normal (vertikal) menghasilkan σ 1 (berubah – ubah). Sedangkan
tekanan sel menghasilkan σ 3 (konstan). Besarnya σ 1 akan ditambah terus sehingga
tanah pecah. Tanah pecah dengan membentuk sudut ∅, pada saat tanah pecah
pertahanan geseran adalah minimum atau krisis, sehingga sudut kritisnya dikenal
sebagai sudut geser kritis (θ kritis). Jenis – jenis pengujian terhadap berbagai
macam kemungkinan prosedur pengujian, tetapi hanya ada tiga jenis pengujian
yang pokok, yaitu :

1. Unconsolidated Undrained( UU )

2. Consolidated Undrained( CU)

3. Consolidated Drained ( CD )

Rumus atau persamaan yang digunakan dalam pengujian triaksial adalah sebagai
berikut :

1. Penurunan dibaca pada dial penurunan, dihitung:


22

Penurunan = Lo - ∆ L
Keterangan : Lo = Panjang sampel mula – mula
∆ L = Selisih panjang awal dikurangi panjang setelah ditekan (Lo – Li)
Li = Panjang sampel setelah ditekan ke i.
2. Regangan¿) . Dapat dihitung :
Lo−li
ε=
Lo

3. Besar beban (P) geser = p x angka kalibrasi alat


4. Luas terkoreksi (Ak)
A0
Ak =
1−ε
Keterangan :
Ak = Luas koreksi (cm2)
Ao = Luas benda (cm2)
ε = Regangan (%)
5. Tegangan geser
τ = P / Ak
Keterangan :τ = tegangan geser (kg/cm2)
P = Beban (kg)
Ak = Luas koreksi (cm2)

3.3.3 Alat dan Bahan Uji


Peralatan yang digunakan :
1. Proving ring
2. Dial indicator untuk mengukur starin rate dan axial load pada proving
ring dengan ketilitian 5 x 0,001 mm.
3. Reservoir air pemberian tekanan sel / horizontal
4. Batu pori
5. Karet pembungkus
6. Alat pengeluar sampel
7. Alat penusuk sabun specimen
23

8. Pisau Kawat / perata


9. Timbangan ketilitian
10. Container (tempat) kadar air.
11. Tabung sampel
12. Spatula
13. Stopwatch
14. Oven
15. Kompresor
16. Cawan
17. Pengeluaran sampel.

Benda Uji :

1. Tiga sampel tanah asli.

Gambar 1. Peralatan Triaksial. Sumber: Djuwadi. 1995. Petunjuk Praktikum


Mekanika Tanah untuk Mahasiswa Politeknik Jurusan Teknik Sipil.
24

3.3.4 Langkah Kerja


1. Ukur diameter dan tinggi cetakan benda uji

Jangka sorong

Cetakan benda uji

Gambar 1. Pengukuran cetakan benda uji.


2. Siapkan tiga sampel tanah buatan

Sampel tanah

Extruder

Gambar 2. Proses pengeluaran sampel


menggunakan extruder.

3. Tentukan kadar air dari sisa tanah bekas pembentukan sampel.

Cawan + tanah ditimbang

Timbangan
25

Gambar 3. Sisa tanah sampel ditimbang untuk mengetahui kadar air.


4. Timbang benda uji

Sampel ditimbang

Timbangan

Gambar 4. Sampel ditimbang

5. Masukkan sampel yang sudah disiapkan ke dalam karet latek dan batu pori
ke dalam karet latek, tepatnya di atas sampel tanah.

Karetlatek

Gambar 5. Proses pemasukan sampel ke dalam karet latek.

6. Setelah itu, tempatkan sampel pada sel triaksial dan pasang pembungkus
pada alat penghisap dan masukkan ke dalam sampel, pasang karetring
pada bagian atas dan bawah specimen.

Karet ring

Sampel dalam karet latek


26

Gambar 6. Pemasangan karet ring

7. Tutup sel triaksial dan tempatkan pada mesin triaksial, kemudian naikkan
pedasten sehingga top cap menyentuh piston.

Seltriaksial di tutup

Gambar 7. Penutupan tabung triaksial

8. Beri tegangan sel sesuai dengan job sheet. Sampel 1 diberi tegangan sel
0,125 kg/ cm², sampel 2 diberi tegangan sel 0,25 kg/cm², sampel 3 diberi
0,375 kg/cm².

Pemberian tegangan sel pada


mesin triaksial.
27

Gambar 8. Pemberian tegangan sel

9. Isi sel dengan cairan dari reservoir, buka kran udara pada sel triaksial serta
miringkan sedikit agar udara dengan mudah dapat keluar, tutup kembali.

Air dari resovoir masuk


atau terisi ke dalam tabung
sel

Gambar 9. Proses air mengisi tabung sel.

10. Pilih kecepatan mesin dengan memilih gigi putaran, putar mesin sedikit
untuk memastikan piston telah menyentuh speciment, putar mesin secara
otomatis dan percobaan dimulai. Catat dial proving ring pada interval
waktu 15 detik.

Proving ring
Penurunan piston
yang dilakukan pada
mesin triaksial.
28

Gambar 10. Penurunan piston dan pembacaan dial proving ring.

11. Lepaskan tekanan sel dan kembalikan cairan ke dalam reservoir.

Tabungtriaksial

Air kembali dikembalikan ke


resorvoir

Gambar 11. Proses penghisapan atau pengeluaran air ke dalam reservoir


kembali

12. Ambil specimen dan catat tipe keruntuhan serta timbang untuk mencari
berat isi dan uji kadar airnya. Ulangi pekerjaan ini mulai dari poin 2
hingga 11 untuk 2 sampel berikutnya dengan tekanan sel yang berbeda.
13. Hasil akhir sampel yang telah diuji lalu di timbang dan di masukkan ke
dalam oven untuk mencari kadar air.

3 sampel yang telah


diuji dan dioven
29

Gambar12 .Hasil akhir benda uji yang telah di uji.

3.3.5 Keselamatan Kerja

Dalam pengujian triaksial, pada waktu memasukkan sampel ke dalam karet


latek, harus secara hati-hati, karena karet latek mudah robek dan tipis dan
dihindarkan dari benda tajam sehingga tidak bocor. Karet membrane yang
digunakan harus cukup kuat dan tipis. Hindarkan air dari mesin tekan triaksial
karena ada arus listrik.

3.3.5 Perhitungan
1. Menghitung Luas dan volume sampel benda uji
Dik :D = 3.95 cm
T = 6.7 cm
Angka Kalibrasi Alat = 1,649694 kg/div
1
L sampel= x π x d2
4
1
¿ x 3.14 x ( 3.952 )=12.25 cm ²
4

1
V sampel= x π x d 2 x T
4
1
¿ x 3.14 x ( 3.952 ) 6.7 x=82.06 cm3
4

2. Contoh perhitungan pada waktu 1 menit kolom pertama baris ke 5. Catat


nilai dial pada saat pengujian dengan tegangan sel pertama 0.125. Hitung
nilai ∆ Lpada kolom 3 baris ke 5:
∆ L(cm) = Nilai pembacaan dial x 0.001” ( inchi) x 2.54
∆ L (cm) = 39 x 0.001” x 2.54 = 0.099 cm.

3. Hitung pembacaan penurunan (cm) pada kolom kedua baris ke 5.


Pembacaan penurunan (cm) = Lo – ΔL
Pembacaan penurunan (cm) = 6.7 – 0.099
Pembacaan penurunan (cm) = 6.60 cm

4. Hitung regangan pada kolom ke 4 baris ke 5 :


30

ΔL 0,099
= Lo x 100% = 6,7 x 100% = 1.501 %
5. Catat pembacaan dial beban pada saat pengujian pada kolom ke 5.
6. Hitung beban deviator dengan cara pembacaan dial beban x kalibrasi alat
pada kolom ke 6 :
 1.3 x 1.649694 = 2.145 Kg
7. Hitung luas terkoreksi pada kolom 7 baris ke 5 :
Ao 12.25
 Ak= 1−ε = 1−1.501 % = 12.435 cm2

8. Hitung Tegangan Deviator pada kolom 8 baris ke 5:


P 2.145
τ ❑
 = Ak = 12.435 ❑= 0.172 kg/cm2

9. Plot nilai tegangan sel dan tegangan normal dalam grafik. Nilai kohesi
dan geser ialah 0.02 kg/cm2 dan ɸ = 21°.

3.3.7 Simpulan

Berdasarkan data grafik yang dihasilkan dari pengujian triaksial, maka


didapatkan nilai kohesinya adalah C = 0.02 kg/cm2 dan nilai parameter sudut
gesernya adalah ɸ = 21°.

Anda mungkin juga menyukai