MENGUKUR HUBUNGAN

ANTAR VARIABEL
BERSKALA ORDINAL &
NOMINAL

Oleh:
Agung Priyo Utomo
BAHAN KULIAH MK ANALISIS DATA KATEGORIK
PADA SEKOLAH TINGG ILMU STATISTIK
2013

Agung Priyo Utomo - agung@stis.ac.id

CONTOH (1)

Agung Priyo Utomo - agung@stis.ac.id

 CONTOH (2)
The table below summarizes responses of 91 married
couples in Arizona to a question about how often sex is fun.

Agung Priyo Utomo - agung@stis.ac.id

 MENGUKUR HUBUNGAN ANTAR VARIABEL
BERSKALA ORDINAL

 Pertanyaan mendasar: “Apakah Y cenderung naik jika

X naik?”
 Data berskala interval  Koefisien korelasi Pearson 
diinterpresikan: ada/tidak ada hubungan linier antar
variabel
 Variabel ordinal belum metrik  linieritas tidak
berlaku
 Urutan kategori diinterpretasikan: monotonicity
 Analogi dg koef. Korelasi Pearson  utk variabel
ordinal berarti mengukur hubungan secara monoton

Agung Priyo Utomo - agung@stis.ac.id

 MENGUKUR HUBUNGAN ANTAR VARIABEL
BERSKALA ORDINAL

 Pada variabel ordinal, membandingkan 2 variabel:

“Subyek mana yg memiliki/membuat respon yg lebih
tinggi?”, BUKAN berapa besar perbedaan antara 2
variabel tsb.
 Klasifikasi perbandingan 2 variabel ordinal:
1) Concordant (C), yaitu jika rangking tinggi pada
variabel X juga merangking tinggi variabel Y
2) Discordant (D), yaitu jika rangking tinggi pada
variabel X tapi merangking rendah variabel Y

Agung Priyo Utomo - agung@stis.ac.id

 CONCORDANT (C):

Rangking tinggi pada variabel X juga merangking tinggi variabel Y

Probabilita dari Concordant:

Agung Priyo Utomo - agung@stis.ac.id

 DISCORDANT (C):

Rangking tinggi pada variabel X tapi merangking rendah variabel Y

Probabilita dari Discordant:

Agung Priyo Utomo - agung@stis.ac.id

 MENGUKUR HUBUNGAN ANTAR VARIABEL
BERSKALA ORDINAL
 Hubungan dikatakan positif jika:
 c -  d > 0 atau C > D
 Hubungan dikatakan negatif jika:
 c -  d < 0 atau C < D

 Ukuran keeratan hubungan data ordinal:

Koefisien Gamma:

𝐶−𝐷
Estimasi untuk Koef. Gamma: 𝛾 =
𝐶+𝐷
Agung Priyo Utomo - agung@stis.ac.id
CONTOH: TABEL 2.8 (HLM 57, AGRESTI, 2002)

CONCORDANT (C) = 1(3+10+7+6+14+12+1+9+11) +

3(10+7+14+12+9+11) + …+ 14(11) = 1331

Agung Priyo Utomo - agung@stis.ac.id

CONTOH: TABEL 2.8 (HLM 57, AGRESTI, 2002)

DISCORDANT (D) = 3(2+1+0) + … + 12 (9+1+0) = 849

BANDINGKAN: C … D
Nilai Koef. Gamma?
Agung Priyo Utomo - agung@stis.ac.id
 MENGUKUR TINGKAT KESEPAKATAN ATAU
KEANDALAN DARI KLASIFIKASI
 Tujuan:
1. Mengukur tingkat kesepakatan (degree of agreement) dari
dua penilai dalam mengklasifikasikan obyek ke dalam
grup/kelompok
2. Mengukur kesepakatan alternatif metode baru dengan
metode yg sudah ada

 Koefisien Cohen’s Kappa:

 Diestimasi dengan:

Agung Priyo Utomo - agung@stis.ac.id

 MENGUKUR TINGKAT KESEPAKATAN ATAU
KEANDALAN DARI KLASIFIKASI
Interpretasi Koefisien Cohen’s Kappa (Landis and Koch, 1977)
Value of kappa Strength of agreement
< 0,20 Poor
0,21 – 0,40 Fair
0,41 – 0,60 Moderate
0,61 – 0,80 Good
0,81 – 1,00 Very Good
CI (1-α)100% untuk : 𝜅 ± 𝑧 𝛼 2 . 𝑠𝑒 𝜅
𝑝(1−𝑝)
𝑠𝑒 𝜅 =
𝑛 1−𝑝 𝑒 2

p = total proporsi diagonal utama berdasarkan frek. observasi

p e = total proporsi diagonal utama berdasarkan frek. harapan
Agung Priyo Utomo - agung@stis.ac.id
 CONTOH:

𝑝𝑖𝑖 = 0,5750
𝑖=1

𝑝𝑖+ 𝑝+𝑖 = 0,320

𝑖=1

Nilai koef. Cohen’s

Kappa = 0,375

CI 95% untuk :
(0,22 <  < 0,53)
Agung Priyo Utomo - agung@stis.ac.id
 LATIHAN 1

Find and interpret

a measure of
association
between Attitude
about life and
marital status.

Agung Priyo Utomo - agung@stis.ac.id

 LATIHAN 2

Find and interpret a measure of

association between Attitude
about life and marital status.

Agung Priyo Utomo - agung@stis.ac.id