Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Penelitian Pendidikan

Vol. 32 Nomor 1 Tahun 2015

MODEL IMPLEMENTASI SILA KE 4


“KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT
KEBIJAKSANAAN DALAM PERMUSYAWARATAN/
PERWAKILAN” SEBAGAI LOKUS PENDIDIKAN
DEMOKRASI DI SMP KOTA SEMARANG

Suyahmo

Jurusan Politik dan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang

Abstract. The purpose of this study was 1) the exploration Application Democ-
racy Education in Junior Semarang; 2) What Weakness and Strength Application
Democracy Education; 3) How to model Sila Implementation 4 as the locus of
Democratic Education in Junior Semarang. The research method research ap-
proach and development (research and development). Location of the study will
be selected from junior high schools that have implemented Democracy Edu-
cation in Semarang. This research subject in addition to students, junior high
school teacher in the city of Semarang. The results showed that (1) Implementa-
tion of democratic education in schools is carried out using a simulated election
dominant class president and student council president directly. These conditions
resulted in the student will understand that it is democratic. (2) In a democratic
learning a lot of teachers who use the method of discussion, the conditions will be
created to make students’ perception that the discussion is a method for develop-
ing a democratic character. (3) Many students found that dominant, apathetic,
normal. Dominant conditions are not controlled by the teacher. (4) The Coun-
cil is the original form of discussion Indonesia with special characteristics not
shared by ordinary discussion.

Keywords: Model Implementation, Sila Fourth, Locus Education, democracy

PENDAHULUAN karno atau tidak. Kutipan pidato Sukarno ini


menyatakan bahwa suatu bangsa memerlukan
Sukarno menyatakan “…janganlah demokrasi konsepsi politik yang sesuai dengan jati diri
yang kita jalankan itu demokrasi jiplakan en- bangsanya. Ibnu Khladun (Noor. 1998: 123)
tah dari Eropa Barat, entah dari Amerika Seri- menyatakan bahwa kekuasaan digunakan
kat, entah dari negara lain. Bahkan saya dalam untuk mengekang nafsu kebinatangan manu-
waktu akhir-akhir ini menegaskan Demokrasi sia, sehingga nafsu tersebut tidak merajalela.
Indonesia adalah Demokrasi terpimpin (Dep- Kekuasaan (mulk) meskipun salah satunya
pen/ 67: Pancasila Sebagai Dasar Negara, berfungsi untuk mengekang nafsu kebinatang-
1954). Diluar konteks apakah kita setuju den- an manusia, juga diharapkan agar dapat men-
gan konsepsi demokrasi terpimpinnya Su- datangkan kebahagiaan kepada umat manusia,

49
Suyahmo Model Implementasi Sila Ke 4

tetapi kekuasaan juga seperti pisau bermata yang penuh nuansa kepentingan individu dan
dua, yakni di satu sisi mengatur, tetapi di sisi golongan. Inilah yang merisaukan kita, de-
lainnya pasti akan diikuti oleh sifat merusak mokrasi Indonesia era sekarang berkembang
yakni keinginan hidup mewah dan mencari kearah demokrasi yang “individualis dan
kenikmatan di dunia. mementingkan golongan, serta berkompetisi
Pencarian format politik tidak akan menang kalah”. Yang menang akan memiliki
datang begitu saja. Pencarian format politik akses untuk menggunakan kekuatan ekonomi
suatu negara dapat terkendala masalah sosial negara bagi kepentingannya.
politik. Ada negara yang telah menemukan Karena itu perlu dikemukakan bahwa
format politiknya, tetapi penemuan format demokrasi yang dikembangkan harus sesuai
tersebut harus di dahului dengan konflik atau dengan pengamalan Sila ke 4 dari Pancasila.
perang saudara seperti yang terjadi di Ameri- Tanpa kemauan untuk pengimplementasian
ka Serikat. USA pernah mengalami perang sila 4 dalam pendidikan demokrasi di Indone-
saudara antara bagian negara yang setuju sia, maka siswa akan memahami demokrasi
perbudakan karena basis daerahnya adalah seperti yang dianut negara Eropa Barat atau
agraris dengan bagian yang tidak setuju per- Amerika Serikat, bahwa demokrasi adalah
budakan karena basis daerahnya industrialis. kebebasan politik, kebebasan berkompetisi,
Konstitusi Amerika Serikat menyatakan anti kebebasan berpendapat dan tahapan imple-
budak, tetapi ada sebagian wilayah yang tetap mentasinya adalah pemilihan ketua OSIS
menginginkan perbudakan. Kondisi ini menja- dengan berdebat dan berkampanye. Coba per-
dikan perang saudara antara pemerintah pusat hatikan praktik Pendidikan Demokrasi seperti
dengan beberapa negara bagian yang mem- ini mengajak siswa belajar zero sum game,
berontak. Akhir dari pertikaian dimenangkan biarkan diri saya yang hidup atau saya yang
oleh pemerintah pusat, tetapi menghasilkan akan mati. Kondisi tersebut menjadikan me-
pengertian agar negara bagian juga diperhati- reka tidak memiliki pemahaman terhadap ciri
kan kepentingannya. kerakyatan, dipimpin oleh hikmat, kebijaksa-
Demikian pula dengan Indonesia. naan, permusyawaratan. Penanaman Pendidi-
Setelah Indonesia merdeka 17 Agustus 1945, kan Karakter harus berbasis pada kebudayaan
format politik Indonesia selalu berganti. Dari dari murid, karena kebudayaan mempenga-
Parlementer ke Presidensial dengan ben- ruhi tempo penerimaan (Mischel. 1971; Cre-
tuk yang berubah-rubah dan skenario politik mer. 1995). Demikian pula dengan White
yang berubah. Misalnya Orde Baru memiliki (1978) kebudayaan akan mempengaruhi cepat
adigium “Ekonomi sebagai panglima”, maka lambatnya pencapaian tahap-tahap perkem-
kepentingan politik agar terkontrol seperti Pe- bangan moral dan juga mempengaruhi batas
nyederhanaan partai politik, konsepsi floating tahap perkembangan yang dicapai.
mass (masa mengambang), pemenangan Par- Kondisi tersebut menjadikan perlu ada-
tai Politik yang didukung pemerintah. Pada nya model Pengimplementasian Sila Ke 4
masa ini yang terpenting adalah Pembangun- sebagai lokus pendidikan demokrasi di Seko-
an Ekonomi. Berbeda dengan Orde Baru, lah. Kegiatan ini lebih ke Sekolah karena ke-
Orde Reformasi menegasikan konsepsi Politik tika seorang siswa keliru dalam memahami
Orde Baru. Adigium yang digunakan “Kebe- arti Demokrasi maka ketika dewasa dia akan
basan Politik dan HAM”. Maka era Orde Re- keliru dalam implementasinya. Model ini
formasi penuh dengan intrik-intrik permainan tentu saja memiliki harapan agar demokrasi
politik, bahkan ada yang menyebutnya seolah- yang dikembangkan di Indonesia menjadi de-
olah seperti masa parlementer 1955-1960 an mokrasi deliberative, bukan demokrasi libera-

50
Suyahmo Model Implementasi Sila Ke 4

lis yang kapitalis atau demokrasi bentuk lain d) Pemikir politik dan demokrasi banyak yang
yang tirani. dibangun secara spekulatif tanpa merujuk
Manusia dalam teori Kewarganegaraan pada hasil riset.
(citizenship), seperti yang dikemukakan Mar- e) Konsep demokrasi tidak ditopang oleh su-
shal memiliki beberapa hak, antara lain: 1) Hak premasi hukum dan aspirasi riel.
Sipil meliputi kebebasan dalam berpendapat, f) Tuntutan penegakan demokrasi tidak diiku-
bergagasan dan berkeyakinan dan berhak atas ti oleh perubahan sikap yang menekankan
properti, kontrak dan keadilan, 2) Hak Politik pada kesadaran hukum, tanggung jawab,
meliputi hak untuk berpartisipasi dalam kepu- profesionalisme, disiplin dan kerjasama
tusan-keputusan dan pemilihan publik, 3) Hak Problematika dari Sistem Politik Indone-
sosial meliputi hak untuk keamanan dan ke- sia adalah selalu dibentuk dalam kondisi daru-
sejahteraan guna berbagi dalam warisan sosial rat, serta bersifat incremental, sehingga format
dan untuk hidup dalam kehidupan yang lebih politik yang cocok bagi Bangsa Indonesia se-
maju sesuai dengan standar-standar yang ber- lalu mencari bentuk dari bentuk yang satu ke
laku dalam masyarakat (Kalidjernih. 2011: 5). bentuk yang lainnya, selalu di dahului kondisi
Ketiga hak tersebut merupakan sesuatu yang gejolak. Orde Sukarno, dimulai dari gejolak
secara minimalis harus dipunyai oleh setiap
kemerdekaan yakni menghilangkan otoritas
Warga Negara.
penjajah, memasuki otoritas ke Indonesiaan.
Easton (1963: 3) menyatakan bahwa
Meskipun dalam bidang Politik untuk meng-
Sistem Politik akan dapat berjalan baik serta
menghasilkan output yang baik bila mendapat hindari isu fasisme, Bung Hatta mengeluarkan
dukungan (supporting system) serta mendapat- maklumat No X (eks) yang isinya memperbo-
kan tentangan (oposan system). Dukungan lehkan segenap bangsa Indonesia untuk mem-
dan tentangan harus ada agar sistem politik bentuk Partai politik. Maka munculah berb-
dapat berjalan dengan seimbang. Keseim- agai Partai Politik yang memiliki ciri ideologi
bangan antara tentangan dan dukungan baru yang beragam.
dapat berjalan bila tidak ada pemutlakan dan Dalam negara demokrasi yang baru, telah
penghilangan kebenaran. Peter (2007: 374) muncul fokus agar pendidikan dapat mem-
menyatakan “Political egalitarianism is at the berikan kontribusi guna pembentukan warga
core of most normative conceptions of demo- negara yang demokratis. Sektor pendidikan
cratic legitimacy. It finds its minimal expres- harus lebih berperan untuk menghilangkan
sion in the “one person one vote” formula”. apatis, keengganan berpartisipasi, pengabaian
Mulyasa (2001) dalam Dra. Sri Wuryan (ignorance) dan non sektarian. Sementara di
(2008: 94-95) mengemukakan sebab-sebab negara-negara demokrasi mapan lebih fokus
terjadinya degradasi nilai-nilai demokrasi, tentang cara memelihara dan mempertahank-
yaitu:
an minat dan keterlibatan dalam kemasyara-
a) Adanya kelompok yang menjadikan de-
katan melalui proses dan praktik demokrasi.
mokrasi sebagai komoditi yaitu mengha-
Rumusan masalah penelitian ini adalah
lalkan berbagai cara dalam perilakunya
dengan kedok demokrasi. 1) melakukan eksplorasi Penerapan Pendi-
b) Banyaknya pemikir yang berperan sebagai dikan Demokrasi di SMP Kota Semarang;
pekerja demokrasi. 2) Apa Kelemahan dan Kekuatan Penerapan
c) Pembangunan demokrasi terjebak pada Pendidikan Demokrasi; 3) Bagaimana model
pembicaraan hubungan antara konsep dan Penerapan Sila 4 sebagai Lokus Pendidikan
nilai. Demokrasi di SMP Kota Semarang.

51
Suyahmo Model Implementasi Sila Ke 4

HASIL DAN PEMBAHASAN 1) Demokratis


2) Dominan
Penerapan Pendidikan Demokrasi 3) Normal (sedang/ biasa)
di Sekolah 4) Apatis.
Demokrasi menjadi materi Bab 2 Kelas Muncul suatu problem, apakah anak
VII yang bertema menyemai kesadaran kon- yang dominan diperbolehkan dalam diskusi?
stitutional, disitu guru biasanya akan mem- yang tidak diperbolehkan adalah anak yang
berikan uraian yang bersifat kognitif, apa itu mendominasi (melakukan dominasi) terha-
demokrasi, macam-macam demokrasi yang dap pendapat siswa lainnya. Dia memaksakan
berkembang di dunia ini. Guru juga sudah kehendaknya agar diikuti oleh pihak lainnya.
berceramah bahwa praktik demokrasi di- Dengan demikian metode diskusi kalau kita
lakukan dengan musyawarah mufakat. Tetapi tidak hati-hati akan melahirkan orang yang
yang menjadi persoalan adalah guru belum tidak demokratis (ademokratis). Disamping
dapat menunjukkan bagaimana cara bermus- itu juga dapat pula melahirkan orang yang
yawarah yang baik. Hal ini juga disebabkan apatis yakni orang yang tidak perduli den-
masih minimnya model atau contoh bagaima- gan pendapat orang lain. Metode Diskusi
na musyawarah itu. Dalam penelitian ini guru harus diarahkan agar siswa masuk dalam kat-
hanya menyatakan musyawah itu seperti dis- egori normal yakni dapat menerima pendapat
kusi. orang lain, mampu bertoleransi serta mampu
Praktik diskusi biasanya dilakukan deng- mengemukakan pendapat secara baik, santun
an mengelompok-kelompokan siswa dalam dan jelas. Sehingga metode diskusi tidak seke-
jumlah antara 8 s. d. 10 orang. Satu kelompok dar dijadikan ajang untuk latihan bicara atau
bisanya duduk melingkar, dalam kelompok itu mengemukakan pendapat saja. Guru harus
biasanya ditunjuk pimpinan kelompok serta menyusun sintaks pembelajaran yang dapat
notulen yang akan mencatat setiap usulan atau mengawasi aktifitas setiap siswa.
pernyataan dari anggota kelompok. Anggota Pelaksanaan pendidikan demokrasi harus
kelompok tersebut ada yang pasif tetapi ada pula didukung dengan penerapan pendidikan
yang aktif, ada yang dominan bahkan cende- demokrasi. Penerapan pendidikan demokrasi
rung mendominasi tetapi adapula kurang par- berarti, praktik pendidikan harus dalam nuan-
tisipasif. Biasanya hasil kelompok ini yang sa demokratis. Seringkali kita saksikan bahwa
kemudian akan didiskusikan secara pleno di praktik pendidikan tidak mencerminkan nuan-
kelas. Kondisi ini menjadikan apa yang ter- sa yang demokratis, yakni membiarkan orang
jadi dengan per anggota kurang begitu terpan- yang apatis menjadi apatis serta membiarkan
tau. Apalagi kalau gurunya hanya satu orang orang yang cenderung mendominasi orang
saja. Dalam suatu kelompok diskusi; mung- lain menjadi tetap dominan. Kondisi ini berar-
kin akan muncul anak yang ingin mendomi- ti kita akan melahirkan orang yang tyran dan
nasi pendapat orang lain. Akan muncul anak orang yang tidak berpartisipatif. Ada sekolah
yang memaksakan kehendaknya agar semua yang selalu menjadi ketua kelas adalah siswa
anggota menuruti apa yang diusulkannya, itu itu saja. Memang siswa yang dominan me-
demikian pula sebaliknya akan muncul anak miliki kompetensi serta keterampilan yang
yang terlalu apatis tidak mau berpendapat, lebih dibandingkan siswa lainnya. Kondisi ini
cenderung tidak urusan dengan apa yang akan menjadikan guru harus melakukan pembinaan
didiskusikan. Anak akan terkategorikan men- yang tepat terhadap kategori siswa seperti ini,
jadi empat dalam diskusi yang biasa dilakukan mereka memiliki talenta untuk memimpin
di kelas yakni: tetapi harus disadarkan bahwa ada pendapat

52
Suyahmo Model Implementasi Sila Ke 4

orang lain, ada sudut pandang orang lain siswa berpikir bahwa lingkungan yang harus
(SPOL) , bukan hanya sudut pandang dirinya sependapat dengan siswa tersebut.
sendiri (SPDS). Pendidikan demokrasi harus mengkait
Bagaimana dengan anak yang memiliki dengan cara pandang siswa dalam berinteraksi
kecenderungan apatis? Anak yang memiliki dengan sesamanya, tetapi juga harus mengkait
kecenderungan apatis biasanya memiliki berb- dengan strukturalis atau aturan-aturan yang
agai permasalahan dalam memandang metode menjamin pelaksanaan demokratis dalam
diskusi seperti; 1) memandang bahwa dis- pemerintahan. Dalam penelitian untuk menge-
kusi tidak ada gunanya, hanya menghabiskan nalkan pemerintahan yang demokratis, siswa
waktu saja, 2) memiliki masalah dalam komu- dikenalkan dengan pemilihan ketua kelas serta
nikasi seperti tidak terbiasa untuk berbicara pemilihan ketua OSIS secara langsung.
di depan umum, cara komunikasinya belum Berkaitan dengan pemilihan ketua OSIS,
bagus, 3) memiliki rasa malu yang berlebih dijumpai ada yang menggunakan sistem pe-
untuk berpendapat di depan umum. Guru juga milihan langsung yakni semua siswa memiliki
harus memperhatikan kategori ini, karena ka- kesempatan untuk memilih ketua OSIS yang
lau dibiarkan, dia akan menjadi manusia yang diinginkan, tetapi adapula pemilihan sistem
masa bodo dengan sekitarnya. Demikian pula perwakilan yakni yang memiliki hak suara
dengan siswa kategori normal, siswa ini dapat adalah ketua kelas, wakil ketua kelas serta ke-
tertarik menjadi dominan, atau dapat pula ter- tua dan wakil ketua pengurus kegiatan siswa
tarik menjadi apatis. Dengan demikian guru seperti Racana Pramuka, Atletik, PMR, PKS
harus mengarahkan anak menjadi orang yang dan sebagainya. Perwakilan ini yang akan
demokratis. Karakter Demokratis memiliki menentukan ketua OSIS kedepan. Sekolah
ciri menurut John Dewey dalam Zamroni kadang menyederhanakan bahwa pendidikan
(2007: 50) bahwa nilai-nilai demokrasi adalah demokrasi sekadar memilih ketua OSIS atau
toleransi, menghormati perbedaan pendapat, ketua kelas secara langsung. Kandidat biasa-
memahami dan menyadari keanekaragaman nya ditentukan dengan menentukan kriteria
masyarakat, terbuka dalam menjunjung tinggi siswa yang dapat mencalonkan atau dicalonk-
nilai dan martabat manusia, mampu me- an sebagai Ketua.
ngendalikan diri sehingga tidak mengganggu Siswa yang memiliki nilai rata-rata
orang lain, kebersamaan dan kemanusiaan, Rapor delapan yang diperbolehkan untuk
percaya diri tidak mengutamakan diri sendiri mencalonkan diri. Siswa yang sesuai kriteria
pada orang lain dan taat pada peraturan yang diberi kesempatan untuk melakukan kam-
berlaku. Dengan demikian karakter demokra- panye terbuka di aula sekolah atau lapangan
tis itu menyeimbangkan antara SPOL (Sudut sekolah. Pada hari pemilihan semua siswa
Pandang orang lain) dengan SPDS (sudut pan- sekolah tersebut akan dipersilahkan oleh guru
dang dirinya sendiri) ditambah dengan cara menuju tempat pemilihan.
penyampaian yang tidak menyinggung orang Tempat kampanye biasanya dilakukan di
lain. Metode diskusi harus dikembangkan le- aula atau halaman sekolah. Kampanye dilaku-
bih lanjut, karena diskusi merupakan metode kan dengan memberi kesempatan kandidat
yang netral. Inilah fungsinya guru, bila gu- untuk berpidato di depan seluruh siswa.
runya tidak memahami apa esensi karakter Kandidat akan menyampaikan beberapa
demokrasi maka siswa yang dominan akan pemikirannya dengan waktu yang ditentukan.
berkembang menjadi siswa yang egois dan Teman-temannya akan bersorak memberi se-
mau menang sendiri, siswa dapat tidak mem- mangat, atau mentertawakan apa yang dilaku-
perhatikan lingkungan sekitarnya, bahkan kan oleh kandidat. Tahapan kampanye kandi-

53
Suyahmo Model Implementasi Sila Ke 4

dat dianggap sebagai penyampaian Visi Misi siswa biasanya akan ditindaklanjuti kalau di-
seorang calon ketua OSIS. Setelah penyam- rasa dapat dilakukan, tetapi kalau memerlu-
paian pemikiran tersebut, siswa akan diberi kan pemikiran lebih lanjut maka saran terse-
kesempatan untuk memilih kandidat sesuai but akan di rekapitulasi dulu, setelah itu akan
pilihannya. diagendakan dalam rapat guru. Kotak saran
Dalam praktik Pemilihan Ketua OSIS, biasanya diletakkan di tempat-tempat strategis
pelaksanaannya seperti melakukan simulasi seperti di samping pintu kelas, dekat kantin,
Pemilihan Umum secara langsung. Siswa dekat ruang guru, UKS dan perpustakaan.
langsung melakukan pencoblosan untuk me- Kotak saran adalah upaya dari pihak
nentukan pilihan sesuai seleranya. Siswa se- sekolah untuk mendapatkan input dari stake-
olah-olah dibawa untuk merasakan suasana holders terutama siswa tentang berbagai hal
PEMILU. yang terkait dengan segala permasalahan
sekolah yang mungkin timbul. Input kemu-
Sarana Prasarana dalam Pendidikan dian akan memasuki tahapan proses yang
Demokrasi dilakukan dengan rekapitulasi saran yang
terkumpul, membicarakan saran dalam suatu
Dalam pendidikan demokrasi kita mema- rapat, kemudian memberikan rekomendasi
hami bahwa siswa memiliki bawaan sebelum untuk menyelesaikan saran.
belajar, bawaan siswa ini akan mempenga- Belum semua sekolah menyadari pen-
ruhi daya serap siswa terhadap stimulus yang tingnya keberadaan kotak saran, bahkan siswa
diberikan. Siswa dengan bawaan A ketika tidak dilatih secara khusus untuk menyampai-
menerima stimulus B, dengan siswa dengan kan sesuatu secara tertulis dengan menggu-
bawaan B ketika menerima stimulus B maka nakan kotak saran. Sejauhmana kemampuan
hasil yang didapatkan akan berbeda. Siswa siswa dapat menyampaikan pendapatnya baik
dengan bawaan yang berbeda akan menerima secara tertulis maupun lisan merupakan salah
stimulus yang sama, maka hasil yang didapat- satu keterampilan demokrastis harus dimiliki
kannya akan berbeda pula. Demikian juga siswa. Siswa dapat menuliskan hal-hal yang
guru, guru juga memiliki bawaan tertentu se- dianggap kurang atau menyampaikan saran-
belum dia mengajarkan sesuatu. Bawaan guru saran perbaikan dalam suatu susunan kata
akan menjadi stimulus bagi siswa. Disamping yang tidak menyinggung berbagai pihak.
bawaan guru dan siswa, Pendidikan Demokra- Peningkatan keterampilan demokratis in-
si kadang juga dimasukkan di dalam kuriku- dividu merupakan sesuatu yang harus dilaku-
lum, sehingga pelaksanaan Pendidikan De- kan. Ketrampilan berbicara dengan orang lain
mokrasi akan berjalan sesuai dengan apa yang dalam rangka menyampaikan suatu pendapat
ditentukan kurikulum. Disamping dari kuriku- sudah dilakukan di berbagai sekolah. Siswa
lum juga akan terpengaruh oleh lingkungan dilatih untuk menyampaikan pendapatnya
sekolah. Lingkungan sekolah ini akan mem- dalam suatu diskusi, tetapi keterbatasan ma-
berikan iklim demokrasi di Sekolah. Sekolah teri masih dirasakan siswa, hal ini disebabkan
yang memiliki lingkungan dengan nuansa keterbatasan dari pustaka yang dimiliki siswa.
demokratis yang baik, akan mendorong siswa Siswa kadang merasa kurang percaya diri ke-
untuk berperilaku demokratis. tika menyampaikan suatu pendapat disebab-
Dalam penelitian ini dijumpai ada seko- kan siswa belum yakin secara utuh memahami
lah yang memasang kotak saran agar siswa materi yang didiskusikan tersebut.
yang akan memberi pendapat tentang sesuatu Keterbatasan pustaka dapat diminimali-
dapat disalurkan dengan mudah. Saran dari sir dengan pengayaan siswa terhadap sumber

54
Suyahmo Model Implementasi Sila Ke 4

belajar yang menggunakan internet secara on- dalam bentuk lomba yang akan diikuti oleh
line. Tetapi kondisi tersebut terkendala oleh seluruh siswa yang mengambil mata pelajaran
kemampuan sekolah untuk pengadaan sarana civic. Lomba ini tidak sekadar mencari siapa
internet yang memadai. Sekolah yang mampu yang menang dan menjadi juara, lomba ini
melakukan pengadaan akses poin internet se- merupakan simulasi pelaksanaan demokratis
cara memadai, akan menjadikan siswa mampu sehingga siswa akan memiliki pemahaman
mencari berbagai sumber terkait materi yang untuk menjumbuhkan antara teori dan praktik.
didiskusikan dari internet online. Kemam-
puan sekolah untuk menyelenggarakan sarana Model Implementasi Sila Ke 4
prasarana yang lebih terkendala dengan diha- Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmah
puskannya sekolah untuk mendayagunakan Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/
bantuan orang tua siswa. Akibatnya pendaya- Perwakilan
gunaan dana sangat tergantung dengan ang-
garan dari negara, akibatnya sekolah-sekolah Pelaksanaan “SILA KERAKYATAN
tertentu tidak dapat menyediakan sarana dan YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAH KE-
prasarana secara prima. BI­JAK­SA­NAAN DALAM PERMUS-
Perpustakaan Sekolah juga belum ban- YAWARATAN/PERWAKILAN” memiliki
yak mengkoleksi buku-buku tentang pengem- nilai antara; 1) Mengutamakan kepentingan
bangan karakter demokratis. Buku-buku yang Negara dan masyarakat, 2) Tidak memak-
dikoleksi masih bernuansa kognitif, berisi sakan kehendak terhadap orang lain, 3) Meng-
penguasaan terhadap ilmu pengetahuan. Pe- utamakan musyawarah dalam mengambil
nguasaan terhadap “how do life together” ma- keputusan untuk kepentingan bersama, 4)
sih kurang. Buku-buku karakter masih tersirat Musyawarah untuk mencapai mufakat dili-
dalam buku-buku sastra, masih jarang buku puti oleh semangat kekeluargaan, 5) Dengan
yang membahas bagaimana agar kita dapat itikat yang baik dan rasa tanggung jawab
tenggang rasa dengan orang lain. menerima dan melaksanakan hasil keputusan
Demikian pula dengan keberadaan labo- musyawarah, 6) Musyawarah dilakukan de-
ratorium Pendidikan Pancasila dan Kewarga­ ngan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani
nega­raan, hampir seluruh sekolah yang diteliti yang luhur, 7) Keputusan yang diambil dapat
tidak memiliki laboratorium PPKn. Kondisi dipertanggungjawabkan secara moral kepada
ini mengisyaratkan bahwa PPKn akan lebih Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi
cenderung dihapalkan dibandingkan dijadikan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai
sebagai pengembang karakter. Laboratorium kebenaran dan keadilan. Nilai-nilai tersebut
PPKn di dalam civic education international diatas merupakan versi Eka Prasetya Panca-
berfungsi sebagai civic engangement, yakni karsa, tafsir Pancasila yang sering didengung-
mata pelajaran pegungkit, yang akan melejit- kan masa orde baru.
kan karakter siswa dengan melakukan bebe- Kalau kita nalisis pengamalan sila Pan-
rapa kegiatan baik skala sekolah maupun skala casila nilai-nilai diatas maka ada beberapa ni-
nasional. Misalnya di dalam skala sekolah dia- lai inti; 1) mementingkan kepentingan negara
dakan peningkatan keterampilan siswa dalam dan masyarakat, 2) adanya musyawarah seba-
mengusulkan sesuatu ketimpangan baik di gai pengambilan keputusan bersama dengan
sekolah maupun di luar sekolah yang dilaku- mufakat dengan kekeluargaan, itikad baik,
kan secara lisan maupun tulisan. rasa tanggungjawab menerima keputusan,
Civic engangement ini kemudian dijadi- melaksanakan hasil, akal sehat, hati nurani
kan event yang dilakukan dewan civic wilayah luhur, keputusan dapat dipertanggungjawab-

55
Suyahmo Model Implementasi Sila Ke 4

kan dihadapan Tuhan YME, Harkat martabat Siswa dilatih sensitifitasnya terhadap emosi
manusia serta nilai-nilai kebenaran dan keadi- dirinya serta emosi kelompoknya. 8) Siswa
lan. Dengan demikian dalam mengembang- diajak untuk menganalisis berbagai pendapat
kan karakter demokratis yang utama adalah dari Sudut Pandang Diri Sendiri (SPDS) serta
mengajarkan siswa untuk melakukan musy- dari Sudut Pandang Orang Lain (SPOL). 9)
awarah. Siswa kemudian mengemukakan pendapat-
Apakah musyawarah berbeda dengan nya. 10) Siswa mengambil kesimpulan.
diskusi ? Diskusi merupakan istilah yang ne- Disamping pengembangan kemam-
tral, dalam diskusi orang dapat mencapai sia- puan sensitifitas diri siswa; siswa diajak un-
pa yang menang dan siapa yang kalah, dalam tuk merasakan berbagai pendapat orang lain,
diskusi orang tidak memperdulikan siapa yang demikian pula dengan pendapatnya. Sensitifit-
dominan. Dalam diskusi kadang orang ber- as ini untuk meminimalisir timbulnya domina-
pikir secara tim, agar apa yang akan diusulkan si diantara sesama. Ketika seseorang merasa
dapat diterima oleh seluruh peserta. Sedang- terlalu dominan, maka hendaknya dia segera
kan musyawarah merupakan konsep diskusi menyadari sejauhmana dominasinya, kemudi-
yang asli Indonesia, dalam musyawarah yang an berusaha untuk menguranginya. Demikian
dipikirkan adalah mencapai keputusan yang juga dengan siswa lainnya, sehingga dengan
dianggap paling utama berdasarkan hati nura- berlatih sensitivitas ini maka siswa berlatih
ni, pertimbangan akal sehat, serta dapat di- untuk mengendalikan dirinya sendiri. Ketika
pertanggungjawabkan dihadapan Tuhan Yang semua orang berlatih untuk mengendalikan
Maha Esa serta nilai-nilai Kemanusiaan Yang dirinya maka akan timbul kemampuan teng-
Adil dan Beradab. gang rasa.
Dengan demikian pengembangan keter-
Pengembangan kemampuan demokratis
ampilan demokrasi dapat dilakukan terlebih
lainnya adalah pengembangan kemampuan
dahulu dengan: meningkatkan kemampuan
retorika. Siswa harus dididik agar mampu
musyawarah diantara siswa. Untuk memprak-
menyampaikan pendapatnya baik secara lisan
tikkan musyawarah maka siswa harus diberi
maupun tulisan. Siswa diajarkan menuliskan
pengertian dulu apa itu musyawarah. Se-
pendapat-pendapat, permasalahan-permasala-
hingga langkah pertama adalah menyadarkan
siswa tentang keunggulan musyawarah. Apa han di sekitar. Ke­mam­puan ini diasah dengan
itu musyawarah? Bagaimana cara melakukan mengembangkan citizen project.
musyawarah? Disamping pengembangan retorika serta
Model peningkatan musyawarah yang citizen project maka juga dilakukan dengan
ditawarkan adalah sebagai berikut: 1) Guru simulasi berbagai kegiatan yang relevan den-
memberi pengertian dulu, apa itu musy- gan kegiatan demokrasi seperti simulasi pe-
awarah. 2) Guru menyiapkan materi yang milihan umum, simulasi kampanye, simulasi
akan dimusyawarahkan. 3) Kelas dibagi men- sidang parlemen, simulasi membuat rancan-
jadi lima kelompok besar, yang masing-ma- gan Undang-Undang dan sebagainya.
sing terdiri dari 5 sampai dengan 7 anak. 4)
SIMPULAN DAN SARAN
Guru mempersilahkan siswa untuk membahas
bahan musyawarah. 5) Guru mempersilah- Simpulan
kan salah satu siswa untuk memaparkan hasil
musyawarah kelompok. 6) Siswa diajak untuk Berdasarkan hal tersebut, maka kesim-
mencari yang terbaik dari setiap pendapat. 7) pulan yang dapat penulis sampaikan antara

56
Suyahmo Model Implementasi Sila Ke 4

lain. (1) Pelaksanaan Pendidikan demokrasi sia: Democracy, Islam and the Ideology
di sekolah lebih dominan dilakukan meng- of Tolerance. Routledge. 11 New Fetter
gunakan simulasi pemilihan ketua kelas dan Lane, London EC4P 4EE
ketua OSIS secara langsung. Kondisi ini Biesta, Gert J. J. 2010. Learning Democracy in
mengakibatkan siswa akan memahami bah- School and Society. Sense Publishers,P.
wa demokratis itu. (2) Dalam pembelajaran O. Box 21858,3001 AW Rotterdam.
demokrasi guru banyak yang menggunakan Peter, Fabienne . 2007. The Political Egalitar-
metode diskusi, kondisi menjadikan persepsi ian’s Dilemma. Journal Ethic Theory
siswa akan terbentuk bahwa diskusi merupak- Moral Prac V 10. Springer Science.
an metode untuk mengembangkan karakter Halaman : 373–387
demokratis. (3) Banyak ditemukan siswa yang Izzo, Valerio Nitrato . 2012. Beyond Consen-
dominan, apatis, normal. Kondisi yang domi- sus: Law, Disagreement and Democ-
nan tidak dikendalikan oleh guru. (4) Musy- racy Int J Semiot Law V 25. Springer
awarah merupakan bentuk diskusi yang asli Science. Hal: 563–575
Indonesia dengan ciri yang khusus yang tidak Saksono, Ign Gatut. Pancasila-Soekarno. CV
dimiliki oleh diskusi biasa. Urna Cipta Media Jaya. Yogyakarta.
Wuryan, Sri. 2006. Ilmu Kewarganegaraan
DAFTAR PUSTKA (civics). Bandung: Laboratorium Pendi-
dikan Kewarganegaraan.
Kalidjernih, Freddy K. 2011. Puspa Ragam R. J. G. Claassen. 2009. New Directions for
Konsep Dan Isu Kewarganegaraan. the Capability Approach: Deliberative
Edisi 3. Widya Aksara Press. Bandung. Democracy and Republicanism. Res
Ramage, Douglas E. 2005. Politics in Indone- Publica :421–428

57

Anda mungkin juga menyukai