Anda di halaman 1dari 5

ُ‫ض اة‬ َ ُ‫ َق ا َل َر ُس و ُل هَّللَا ِ ص لى هللا علي ه وس لم ( اَ ْلق‬:‫رض ي هللا عن ه َق ا َل‬ 

‫َعنْ ب َُر ْي دَ َة‬


‫ َف ُه َو فِي‬,ِ‫ض ى ِب ه‬ َ ‫ َف َق‬ ,‫ف اَ ْل َح َّق‬َ ‫ َر ُج ٌل َع َر‬.ِ‫ َو َوا ِح ٌد فِي اَ ْل َج َّنة‬ ,‫ار‬ ِ ‫ا ِْث َن‬ :‫َثاَل َث ٌة‬
ِ ‫ان فِي اَل َّن‬
‫ َو َر ُج ٌل َل ْم‬ .‫ار‬ِ ‫ َف ُه َو فِي اَل َّن‬,‫ار فِي اَ ْل ُح ْك ِم‬َ ‫ َو َج‬,ِ‫ض ِبه‬ ِ ‫ َف َل ْم َي ْق‬ ,‫ف اَ ْل َح َّق‬َ ‫ َو َر ُج ٌل َع َر‬.ِ‫اَ ْل َج َّنة‬
‫ص حَّ َح ُه‬ َ ‫ َو‬,‫ار ) َر َواهُ اَأْل َرْ َب َع ُة‬ ِ ‫ َف ُه َو فِي اَل َّن‬,‫اس َع َلى َج ْه ٍل‬ ِ ‫ض ى لِل َّن‬ َ ‫ َف َق‬ ,‫َيعْ ِرفِ اَ ْل َح َّق‬
ُ‫اَ ْل َحاكِم‬ 

Dari Buraidah Radliyallaahu 'anhu bahwa


Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"Hakim itu ada tiga, dua orang di neraka dan seorang lagi
di surga. Seorang yang tahu kebenaran dan ia
memutuskan dengannya,maka ia di surga; seorang yang
tahu kebenaran, namun ia tidak
memutuskan dengannya, maka ia di neraka; dan seorang
yang tidak tahu kebenaran dan ia memutuskan untuk
masyarakat dengan ketidaktahuan, maka ia di neraka."
(HR. Imam Empat. Hadits shahih menurut Hakim).
As-Sunan al-Kubroo Li al-Baehaqy III/263

FIQH SIYASAH DUSTURIAH I ( KONSTITUSI )

A. OBJEK KAJIAN FIQH SIYASAH

1.         Siyasah dusituriyah, yaitu hokum yang mengatur hubungan antara


warga Negara dengan lembaga Negara yang satu dengan warga Negara
yang lain dalam batas-batas administrasi suatu Negara. Didalamnya
mencakup pengangkatan imam, hokum pengangkatan imam, syarat ahlu
ahlwalahli, syarat imam pemberhentian imam, persoalan bai’ah persoalan
hujaroh (kementrian).
2.         Siyasah Dauliyah (hubungan internasional), yaitu hokum yang
mengatur antara waga Negara dengan lembaga Negara dari Negara yang
satu dengan warga Negara dan Negara lain. Didalamnya mencakup
Hubungan waktu damai (politik, ekonomi, kebudayaan, kemasyarakatan)
dan hubungan dalam waktu perang.
3.         Siyasah Maliyah, yaitu hokum yang mengatur tentang penasukan,
pengelolaan, dan pengeluaran uang milik Negara.[1]

B.     SIYASAH DUSTURIYAH I
Ialah hubungan antara pemimpin di satu tempat atau wilayah dan
rakyatnya di pihak lain serta kelembagaan-kelembagaan yang ada didalam
masyrakatnya. Oleh karena itu biasanya dibatasi hanya membahas
persoalan pengaturan dan perundang-undangan yang dituntut dengan
prinsip-prinsip agama dan merupakan realisasi kemasyarakatan manusia
serta memenuhi kebutuhannya.

v   sumber-sumber fiqh dusturiyah :

a.       al-qur’an, yaitu ayat-ayat yang berhubungan dengan prinsip-psrinsip


kehidupan masyarakat.
b.      Al-hadits, terutama hadits-hadit yang berhubungan dengan imamah dan
kebijaksanaan-kebijaksanaan Rasul SAW didalam menerapkan hokum di
negeri Arab.
c.       Kebijakan-kebijakan Khulafau Rasyidin didalam mengendalikan
pemerintahan, meskuipun mereka mempunyai perbedaan didalam gaya
pemerinyahannya sesuai dengan pembawaan sifat dan wataknya masing-
masing, tetapi ada kesamaan alur kebijakan yaitu Reorientasi.
d.      Ijtihad ulama didalam mencapai kemaslahtan umat, misalnya haruslah
terjamin dan terpelihara dengan baik.
e.       Adat kebiasaan suatu bangsa, yang tidak beretentangan dengan
prinsip-prinsip al-qur’an dan hadits. Ada kemungkinan adat kebiasaan
semacam ini tidak tertulis yang disebut konversi.[2]

Fiqh siyasah dusturiah mencakup bidang-bidang sebagai berikut :


           
1.      Imamah, Hak, Dan Kewajibannya.
Menurut al-mawardi adalah suatu kedudukan yang diadakan untuk
mengganti tugas kerabian dalam memelihara agama dan mengendalikan
dunia.

Berikut adalah istilah khalifah atau imam yang termuat dalam al-
Qur'an dan hadis. Menurut al-Qur'an istilah khalifah yang terdapat dalam
beberapa surat, antara lain:
‫وإذ قال ربك للمالئكة إني جاعل في األرض خليفة قالوا أتجعل فيها من يفسد فيها ويسفك الدماء ونحن نسبح‬
‫بحمدك ونقدس لك قال إني أعلم ما ال تعلمون‬

Artinya:
"Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "sesungguhnya
Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata:
"Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang
akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal
kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan
Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang
tidak kamu ketahui". (Q.S. Al-Baqarah/2:30)[3]

Artinya:
"Dia-lah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah di muka bumi. Barang
siapa yang kafir, maka (akibat) kekafirannya menimpa dirinya sendiri. Dan
kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah
kemurkaan pada sisi Tuhannya dan kekkafiran orang-orang yang kafir itu
tidak lain hanyalah akan menambah kerugian mereka belaka." (Q.S. Al-
Fathir/35:39).[4]

ü  Hak rakyat : hak persamaan. Hak diberlakukan secara adil, hak kebebasan
berpikir, beraqidah, berpendapat, berbicara, berpendidikan dan memiliki
tempat tinggal.
ü  hak imam : hak dibantu, ditaati, dan mendapatkan imbalan.
ü  Kewajiban imam
a)   Memelihara agama
b)   Menetapkan hokum-hukum diantara orang-orang yang bersengketa
c)   Memerangi orang-orang yang menentang agama islamsetelah melakukn
dakwah secara baik-baik
d)  Mengajarkan umat untuk menjaga agama dengan baik.
2.       Bai’at

Menurut ibnu khaldun adalah mereka apabila membai’atkan


seseorang Amir danmengikatkan perjanjian. Mereka meletakkan tangan-
tangan mereka di tangannya untuk mengikrarkan perjajnjian. Bisa
dikatakan, bai’at itu ketika ada atau ketika terjadi masalah yang
berhubungan dengan pemerintahan kemudian membuat perjanjian untuk
tidak mengulngi kaesalahn tersebut. Bai’at dilakukan oleh Ahlul ahli wa al-
aqd.

3.      Ahl Al-Ahl Wa Al-Aqd (Perwakilan)


Berdasarkan beberapa pendapat para ahli, bahwa ahl al-ahl wa al-
aqd ialah :
a.                pemegang kekuasaan yang mempunyai wewenang memilih dan
membai’at imam.
b.               mengarhkan masyarakat pada kemaslahatan.
c.                mempunyai wewenang membuat undang-undang
d.                tempat konsultasi orang yang mempunyai keluhan tentang
pemerintahan.
e.                mengawasi jalannya pemerintahan.[5]

Dari beberapa uraian para ahli diatas, maka dapat disimpulkan


bahwa ahl al-ahl wa al-aqd adalah sebuah pemegang kekuasaan tinggi
dalam pemerintahan yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab
dalam menjalankan pemerintahannya itu juga berwenang dalam membuat
undang-undang.

Menurut Abd kadir adalah :


v  Al-sultan Al-Tanjhidiyah (eksekutif)
v  Al-sultan Al-Tasyri’iyah (Legislatif)
v  Al-sultan Al-Qadha’iyah (Yudikatif)
v  Al-sultan Al-Maaliyah (bank sentral)
v  Al-sultan Al-Mu’raqabah (konsultatif)[6]

4.                      WIZARAH
Wizarah berasal dari kata Al-wijru yang artinya beban. Maka dalam
hal ini seorang wazir memikul beban pemerintahan yang harus di emban
dari seorang imamah. Wazir juga disebut sebagai pembantu imam dalam
menjalankan roda pemerintahan.
Wazir dibagi menjadi dua, yaitu:

ü  Wazir taf widl


a)      Boleh ikut campur dalam masalah peradilan
b)      Boleh mengangkat pejabat tinggi
c)      Punya kekuasaan mengumumkan perang
d)     Punya wewenang mengeluarkan uang
ü  Wazir tanfidz
a)                              tidak bisa ikut campur dalam masalah peradilan
b)                              tidak boleh mengangkat pejabat tinggi
c)                              tidak mempunyai kekuasaan mengumumkan perang
d)                             tidak mempunyai wewenang mengeluarkan uang.

Jadi, dengan demikian dapat diartikan bahwa wazir tafwidl adalah


perdana menteri (wakil presiden) sedangkan wazir tanfidz hanya menteri
biasa.[7]

Anda mungkin juga menyukai