Anda di halaman 1dari 28

PENYALAHGUNAAN NAPZA

DAN AIDS
Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Mata Kuliah Keperawatan Kesehatan Jiwa
Lucia Aryanthi, S.,Kep., Ners., M.kep

Disusun oleh :

Devi Rahayu 1116023

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RAJAWALI
KEPERAWATAN A TK 2
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan pembuatan makalah dengan judul “Penyalahgunaan NAPZA dan
AIDS” ini.Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu dan memberikan bimbingan dalam pembuatan makalah ini terutama
kepada :
1. Ibu Tonika Tohri S.Kp.,M.Kes selaku Ketua Stikes Rajawali Bandung
2. Ibu Istianah S.Kep.,Ners.,M.Kep selaku Ketua Program Studi S1
Keperawatan Stikes Rajawali Bandung
3. Ibu Lisbeth Octavia Manalu S.Kep.,Ners,M.Kes selaku koordinator
mata kuliah keperawatan maternitas
4. Ibu Lucya Aryanthi S.Kep.,Ners.,MH.Kes selaku dosen pembimbing
5. Seluruh dosen dan sivitas akademik
6. Teman yang telah membantu dan memberikan dukungan
Kami bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktu
yang telah ditentukan, kami berharap setelah pembuatan makalah ini semoga
dapat menambah wawasan pembaca dan bermanfaat bagi pembaca.
Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari bahwa terdapat banyak
kekurangan dan kesalahan. Untuk itu kami mengharapkan segala masukan dan
kritikan dari pembaca maupun dari dosen pembimbing yang dapat
menyempurnakan makalah ini.

Bandung,16 Maret 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................................1
A. Latar belakang........................................................................................................2
B. Tujuan....................................................................................................................2
C. Manfaat..................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................3
A. Pengertian NAPZA................................................................................................3
B. Penggolongan NAPZA...........................................................................................4
C. Jenis-jenis NAPZA.................................................................................................5
D. Tanda Dan Gejala...................................................................................................9
E. Faktor Penyebab Penyalahgunaan NAPZA..........................................................10
F. Proses Terjadinya Penyalahgunaan Dan Ketergantungan NAPZA.......................11
G. Upaya Penanggulangan Masalah NAPZA............................................................14
H. Pengertian AIDS..................................................................................................17
I. Etiologi.................................................................................................................18
J. Patofisiologi.........................................................................................................18
K. Pathogenesis.........................................................................................................20
L. Penularan..............................................................................................................20
M. Gambaran klinis...................................................................................................21
N. Pencegahan Penyakit HIV/AIDS..........................................................................22
BAB III PENUTUP........................................................................................................24
A. Kesimpulan..........................................................................................................24
B. Saran....................................................................................................................24
Daftar Pustaka..................................................................................................................25

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Napza adalah singkatan untuk narkotika, alkohol, psikotropika, dan
zat adiktif lain. Narkotika menurut farmakologi adalah zat yang dapat
menghilangkan rasa nyeri dan membius (opiat). Narkotika menurut UU RI
No. 22 tahun 1997 adalah opiat, ganja dan kokain. Zat adiktif adalah zat
yang bila digunakan secara teratur , sering dalam jumlah yang cukup
banyak, , dapat menimbulkan ketergantungan (adiksi). Adiksi adalah suatu
keadaan ketika seseorang yang bila mengurangi atau menghentikan
penggunaan NAPZA tertentu secara teratur, sering, dan cukup banyak, ia
akan mengalami sejumlah gejala fisik maupun mental, sesuai dengan jenis
NAPZA yang biasa digunakannya.
HIV (Human Immunodeficiency Virus) merupakan masalah
kesehatan didunia sejak tahun 1981, penyakit ini berkembang secara
pandemik. Obat dan vaksin untuk mengatasi masalah tersebut belum
ditemukan, yang dapat mengakibatkan kerugian tidak hanya dibidang
kesehatan tetapi juga dibidang sosial, ekonomi, politik, budaya dan
emografi (Depkes RI 2006).
Virus HIV adalah retrovirus yang termasuk dalam famili lentivirus.
Retrovirus mempunyai kemampuan menggunakan RNA-nya dan DNA
pejamu untuk membentuk virus DNA dan dikenali selama priode inkubasi
yang panjang. Seperti retrovirus yang lain, HIV menginfeksi tubuh dengan
periode inkubasi yang panjang (klinik-laten), dan utamanya menyebabkan
munculnya tanda dan gejala AIDS. HIV menyebabkan beberapa kerusakan
sistem imun dan menghancurkannya. Hal tersebut terjadi dengan
menggunakan DNA dan CD4+ dan limfosit untuk mereplikan diri. Dalam
proses itu, virus tersebut menghancurkan CD4+ dan limfosit.
Widoyono (2005) menjelaskan bahwa penulran kasus HIV/AIDS
disebabkan hubungan seksual (70-80%). Kasus HIV/AIDS terus

1
mengalami peningkatan, fenomena peningkatan dan penyebran kasus yang
terjadi pada kelompok risiko tinggi demikan cepat.
Walaupun HIV/AIDS merupakan penyakit yang desebabkan oleh
infeksi mikrooragnisme, namun ternyata dalam penyebarannya sangat
dipengaruhi oleh pola perilaku dan gaya hidup seseorang (Yuwono, 2007
dalam Widodo, E. 2009).
Upaya pencegahan HIV/AIDS terutama didasarkan pada upaya
untuk melakukan perubahan perilaku seksual seseorang yang berisiko
tertular (Depkes RI 2010).
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu NAPZA dan AIDS
2. Untuk mengetahui bagaimana bahaya NAPZA dan AIDS
3. Untuk mengetahui bagaimana proses penyalahgunaan NAPZA serta
upaya penanggulangannya
4. Untuk mengetahui jenis-jenis NAPZA
5. Untuk mengetahui Tanda dan gejala NAPZA dan AIDS
C. Manfaat
1. Mengetahui seberapa besar dampak penggunaan NAPZA
2. Mengetahui mengenai bahaya dan penyebab penyakit AIDS
3. Mengetahui bagaimana agar terhindar dari penyakit AIDS
4. Mengetahui jenis-jenis NAPZA
5. Mengetahui bagaimana agar terhindar dari NAPZA

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian NAPZA
Napza adalah singkatan untuk narkotika, alkohol, psikotropika, dan zat
adiktif lain. Narkotika menurut farmakologi adalah zat yang dapat menghilangkan
rasa nyeri dan membius (opiat). Narkotika menurut UU RI No. 22 tahun 1997
adalah opiat, ganja dan kokain. Zat adiktif adalah zat yang bila digunakan secara
teratur , sering dalam jumlah yang cukup banyak, , dapat menimbulkan
ketergantungan (adiksi). Adiksi adalah suatu keadaan ketika seseorang yang bila
mengurangi atau menghentikan penggunaan NAPZA tertentu secara teratur,
sering, dan cukup banyak, ia akan mengalami sejumlah gejala fisik maupun
mental, sesuai dengan jenis NAPZA yang biasa digunakannya. Sekarang,
pengertian adiksi hanya dimaksudkan sebagai ketergantungan fisik saja.
a) Narkotika, Menurut Undang-Undang RI No. 2 tahun 1997 adalah zat atau
obat yang berasal dari tanaman atau bukan makanan baik sintesis maupun
semi sintesis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri,
dan dapat menimbulkan ketergantungan.
b) Alkohol
Alkohol diperoleh dari proses fermentasi madu, gula, sari buah, atau
umbi-umbian. Hasil fermentasi ini dapat diperoleh alkohol dengan kadar
tidak lebih dari 15% tetapi dengan proses penyulingan dapat dihasilkan
alkohol dengan kadar yang lebih tinggi, bahkan mencapai 100%. Alkohol
dapat diserap dengan cepat oleh saluran pencernaan, tanpa perlu dicerna
lagi kecepatan penyerapan tersebut tergantung dari kadar alkohol serta
ada atau tidak adanya makanan dalam lambung. Masalah kesehatan yang
ditimbulkan adalah kematian akibat overdosis alkohol atau bercampurnya
alkohol dengan zat lain yang mendefresi susunan saraf pusat, rusaknya
jaringan dan organ kronis karena efek toksik, kerusakan otak irreversibel
yang mengakibatkan kerusakan kognitif, fetal alkohol sindrom, trauma
dan kecelakaan. Alkohol adalah zat yang banyak dikonsumsi orang

3
melalui minuman (Bir 2-5% alkohol, anggur 10-40% alkohol,
wiski,vodka 40-50% alkohol).
c) Psikotrapika Menurut Undang-Undang RI No. 5 tahun 1997 adalah zat
atau obat baik alamiah mapun sintesis bukan narkotika, yang berkhasiat
psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku.
d) Zat adiktif Adalah bahan atau zat yang berpengaruh psikoaktif diluar
yang disebut narkotika dan psikotropika, yang meliputi : alkohol,
inhalansia, tembakau dan kafein.
B. Penggolongan NAPZA
1. Berdasarkan undang-undang
a. Penggolongan narkotika terdiri dari tiga golongan yaitu :
 Golongan 1 yaitu narkotika yang tidak digunakan untuk
terapi dan berpotensi tinggi untuk ketergantungan, misalnya
heroin.
 Golongan 2 yaitu narkotika yang dapat digunakan untuk
terapi tetapi berpotensi tinggi untuk ketergantungan, misalnya
morfin.
 Golongan 3 yaitu narkotika yang digunakan untuk terapi dan
berpotensi rendah untuk ketergantungan, misalnya kodein.
b. Penggolongan psikotropika terdiri dari 4 golongan yaitu :
 Golongan 1 yaitu psikotropika yang hanya dapat digunakan
untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan untuk
terapi, tetapi berpotensi tinggi untuk ketergantungan
(MDMA, misalnya ekstasi, amfetamin, misalnya sabu-sabu).
 Golongan 2 yaitu psikotropika yang dapat digunakan untuk
terapi tetapi berpotensi tinggi untuk ketergantungan
(misalkan fensiklind/PCP,metilfenidat)
 Golongan 3 yaitu psikotropika yang digunakan untuk terapi
dan berpotensi sedang untuk ketergantungan (misalkan
amobarbital dan flunitrazepam).

4
 Golongan 4yaitu psikotropika yang digunakan untuk terapi
dan berpotensi ringan untuk ketergantungan
(diazepam/valium, nitrazepam/DUM, megadon, BK)
2. Berdasarkan efek terhadap susunan syaraf pusat
a. Depresan
Depresan adalah zat yang bekerja menekan susunan saraf pusat
yang dapat mengakibatkan penurunan kesadaran. Yang termasuk
golongan depresan adalah opioid (morfin, heroin/putau/codein),
sedatif (penenag), hipnotik (obat tidur), tranquilizer (anti cemas),
alkohol dalam dosis rendah, dan lain-lain.
b. Stimulan
Stimulan adalah zat yang mempunyai khasiat merangsang kerja
otak, sehingga menyebabkan pemakainya menjadi aktif, segerdan
bersemangat. Yang termasuk golongan ini adalah kokain,
amfetamin (shabu-shabu dan extasi), kafein, dan nikotin.
c. Halusinogen
Halusinogen adalah zat yang dapat menimbulkan efek halusinasi
yang dapat merubah perasaan dan pikiran dan sering menciptakan
daya pandang yang berbeda sehingga seluruh perasaan dapat
terganggu, golongan ini tidak digunakan dalam terapi medis. Yang
termasuk golongan ini adalah kanabis (ganja), LDS, mescalin,
fensiklidin, berbagai jenis jamur, tanaman kecubung dan lain-lain.
C. Jenis-jenis NAPZA
1. Opioida
Opioida dihasilkan dari getah opium poppy yang diolah menjadi morfin,
kemudian dengan proses tertentu menghasilkan putaw, dimana putaw
mempunyai kekuatan 10 kali melebihi morfin. Opioid sintetik mempunyai
kekuatan 400 kali lebih kuat dari morfin. Opioida atau opiate biasanya
digunakan dokter sebagai analgetika kuat berupa pethidin, methadone,
talwin, codein dan lain-lain.

5
Opiate disalahgunakan dengan cara disuntik atau dihisap, dengan nama
jalanna adalah putau, ptw, black heroin, brown sugar. Opiate dibagi dalam
3 golongan besar, yaitu :
a. Opiate alamiah : morfin, opium, codein.
b. Piate semi sintetik : heroin/putau,hidromorfin.
c. Piate sintetik : meperidin, propoksipen, metadon.

Masalah kesehatan yang ditimbulkan akibat penyalahgunaan opiate dapat


berupa jangka pendek ataupun jangka panjang, seperti gagal napas, koma,
kematian, trauma dan kecekaan pada saat mencari zat, AIDS dan heptitis,
infeksi lokal dan sistemik, serta konvulsi.
2. Kokain
Kokain adalah zat adiktif yang sering disalahgunakandan merupakan zat
yang sangat berbahaya. Kokain merupakan alkoloid yang didapatkan dari
tanaman belukar erythoroxylon coca, yang berasal dari amerika selatan,
dimana daun dari tanaman belukar ini biasanya dikunyah-kunyah oleh
penduduk oleh penduduk setempat untuk mendapatkan efek stimulan.
Kokain mempunyai dua bentuk, yaitu kokain hidroklorid dan free base.
Nama jalanan dari kokain adalah koka, coke, happy dust, charlie,
snow/salju, putih. Biasanya dalam bentuk bubuk putih, disalahgunakan
dengan cara menghirup, yaitu membagi setumpuk kokain menjadi
beberapa bagian berbaris lurus di aats permukaan kaca atau benda dengan
permukaan datar, kemudian dihirup dengan menggunakan penyedot atau
gulungan kertas atau dengan cara dibakar bersama tembakau yang sering
disebut cocopuff, ada juga dengan melalui suatu proses menjadi bentuk
padat untuk dihirup asapnya yang sering disebut freebasing.
Masalah kesehatan yang ditimbulkan akibat penyalahgunaan kokain
adalah hipertensi, anistesi okal, gangguan pernafasan dan jantung, cardic
arrest, gangguan cerebrovaskular, paranoid, halusinasi, kejang-kejang,
kematian, toxic pada janin.

6
3. Kanabis
Kanabis (ganja) mengandung delta-9 tetra-hidrokanabinol (THC). Ganja
yang dibentuk seperti rokok merupakan tanaman yang sudah dikeringkan
dan dirajang, kemudian dilinting seperti tembakau. Komplikasi yang
mungkin terjadi adalah sindrom amotivasional, yaitu sekumpulan gejala
yang timbul karena penggunaan ganja dalam waktu yang lama dam dalam
jumlah yang banyak sehingga mengakibatkan kemampuan bicara, baca,
hitung akan menurun, kemampuan dan keterampilan sosial terhambat,
menghindari persoalan bukan menyelesaikannya, gerak anggota badan
lambat, perhatian terhadap lingkungan sekitar berkurang sampai tidak
bereaksi sama sekali ketika di panggil, mudah percaya mistik, kurang
semangat dalam bersaing, dan kurang memikirkan masa depan.
Perubahan fisik juga terjadi seperti mulut kering, sakit tenggorokan,
peningkatan denyut jantung, hipotensi ortostatik, bronchitis,
immunosupresi, penurunan testosteron dan sperma, gangguan menstruasi
dan ovulasi, cemas, paranoid, dan panik, kesulitan pengambilan
keputusan, gangguan tidur, halusinasi dan delusi.
4. Amfetamin
Nama generik amfetamin adalah D-pseudo efinefrin, yang digunakan
sebagai dekongestan. Amfetamin terdiri dari dua jenis yaitu MDMA
(methilene dioxy methamphetamine)/ ekstasi dan metamfetamin (sabu-
sabu). Penggunaannya melalui oral dalam bentuk pil, kristal yang dibakar
dengan menggunakan kertas aluminium foil dan asapnya dihisap atau
dibakar dengan menggunakan botol kaca yang di rancang khusus (bong)
atau kristal yang dilarutkan disuntikan melalui intravena. Komplikasi
kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah meningkatkan denyut jantung
dan pernafasan , detak jantung irreguler, penurunan fisik, demam tinggi
gangguan kardiovaskuler dan cardiac arrest, psikosis.
5. Lysergic acid (LSD)
Lysergic acid biasa didapatkan berbentuk seperti kertas berukuran kotak
kecil, sebesar seperempat perangko dalam banyak warna dan gambar, ada
juga yang berbentuk pil, kapsul. Cara penggunaannya dengan meletakkan

7
LSD pada permukaan lidah, dan bereaksi setelah 30-60 menit dan hilang
setelah 8-12 jam. Komplikasi kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah
tindak kekerasan, gangguan memori dan ilusi, kesulitan berbicara,
konvulsi, koma, pecah pembuluh darah otak, gangguan pernafasan dan
jantung, psikotik, flashback.
6. Sedatif hipnotik (Benzodiazepine)
Sedatif (obat penenang) hipnotik (obat tidur) yang disalahgunakan adalah
benzodiazepam (nitrazepam, flunitrazepam).cara penggunaannya dapat
melalui oral, intravena atau rektal. Tes darah dan urin dapat mendeteksi
adanya benzodiazepin dalam tubuh. Komplikasi kesehatan yang dapat
ditimbulkan adalah skin rshes, letargi, gangguan aktifitas fisik dan mental,
penurunan libido, gangguan siklus menstruasi , abnormalitas sel darah.
7. Solvent/inhalansia
Inhalan adalah zat yang berbentuk gas dan dapat masuk kedalam tubuh
melalui sistem pernafasan (paru-paru). Zat tersebut hanya dapat
digunakan dengan cara dihirup. Biasanya digunakan secara coba-coba
oleh anak dibawah umur golongan kurang mampu seperti anak-anak
jalanan. Contoh zat yang sering dipakai adalah aerosol, aica aibon (karena
harga yang relatif murah) , gas korek api, tiner, tipe-x, pembersih kuteks,
uap bensin. Penggunaan inhalasi cepat bereaksi pada pernafasan syaraf
pusat dalam beberapa detik setelah di absorbsi oleh paru-paru dan
mengakibatkan penurunan status mental dalam waktu 5-15 menit. Zat ini
jarang menyebabkan withdrawal. Komplikasi kesehatan yang ditimbulkan
akibat zat solvent ini adalah gangguan pada mulut, gangguan pencernaan,
anoreksia, konvulsi, kematian akibat aspiksia, kerusakan otak permanen,
gangguan memori, kerusakan jalan napas, paru-paru, ginjal dan hati,
perdarahan pada hidung.
8. Alkohol
Alkohol diperoleh dari proses fermentasi madu, gula, sari buah, atau
umbi-umbian. Hasil fermentasi ini dapat diperoleh alkohol dengan kadar
tidak lebih dari 15% tetapi dengan proses penyulingan dapat dihasilkan
alkohol dengan kadar yang lebih tinggi, bahkan mencapai 100%. Alkohol

8
dapat diserap dengan cepat oleh saluran pencernaan, tanpa perlu dicerna
lagi kecepatan penyerapan tersebut tergantung dari kadar alkohol serta
ada atau tidak adanya makanan dalam lambung. Masalah kesehatan yang
ditimbulkan adalah kematian akibat overdosis alkohol atau bercampurnya
alkohol dengan zat lain yang mendefresi susunan saraf pusat, rusaknya
jaringan dan organ kronis karena efek toksik, kerusakan otak irreversibel
yang mengakibatkan kerusakan kognitif, fetal alkohol sindrom, trauma
dan kecelakaan. Alkohol adalah zat yang banyak dikonsumsi orang
melalui minuman (Bir 2-5% alkohol, anggur 10-40% alkohol,
wiski,vodka 40-50% alkohol).
D. Tanda Dan Gejala
Pengaruh NAPZA pada tubuh disebut dengan intoksikasi. Selain
intoksikasi ada juga sindroma putus zat yaitu sekumpulan gejala yang timbul
akibat penggunaan zat yang dikurangi atau dihentikan. Tanda dan gejala yang
ditampilkan akibat intoksikasi dan putus zat berbeda-beda tergantung pada jenis
zat yang dikonsumsi. Tanda dan gejala tersebut dapat dilihat secara langsung, baik
tanda-tanda fisik ataupun tanda-tanda non fisik.
a. Tanda-tanda non fisik yang biasa ditampakkan dirumah, meliputi :
1. Membangkang terhadap teguran orang tua
2. Tidak mau mempedulikan peraturan keluarga
3. Mulai melupakan tanggung jawab rutinnya dirumah
4. Malas mengurus diri (tidak mau membereskan tempat tidur, malas mandi,
sering tidur, malas menggosok gigi, kamar berantakan
5. Sering tersinggung dan mudah marah
6. Sering berbohong
7. Banyak menghindar pertemuan dengan anggota keluarga lainnya karena
takut ketahuan bahwa ia menggunakan narkotika. Banyak mengurung diri
dikamar dan menolak ajakan makan bersama anggota keluarga lain
b. Tanda-tanda non fisik yang biasa ditampakkan disekolah, meliputi :
1. prestasi di sekolah tiba-tiba menurun
2. membolos sekolah, tidak disiplin
3. perhatian terhadap lingkungan tidak ada

9
4. sering keluar dari kelas pada jam pelajaran
5. sering terlambat masuk kekelas setelah jam istirahat
6. mudah tersinggung dan mudah marah
7. sering berbohong

E. Faktor Penyebab Penyalahgunaan NAPZA


Ada beberapa faktor yang mempengaruhi penyalahgunaan NAPZA pada
seseorang , terdiri dari :
a. Faktor Zat
tidak semua zat yang digunakan akan memberikan pengaruh yang sama
bagi pemakai. Dalam hal ini hanya obat dengan pengaruh farmakologi tertentu
yang akan menimbulkan gangguan penyalahgunaan NAPZA baik yang
menimbulkan ketergantungan dan yang tidak menimbulkan ketergantungan.
b. Faktor individu
Tiap individu memiliki perbedaan tingkat resiko untuk menyalahgunakan
NAPZA. Faktor yang mempengaruhi individu terdiri dari faktor keperibadian dan
faktor konstitusi.

ALASAN-ALASAN YANG BIASANYA BERASAL DARI DIRI SENDIRI


SEBAGAI PENYEBAB PENYALAHGUNAAN NAPZA

 Keingin tahuan yang besar untuk mencoba , tanpa sadar atau berpikir
panjang
 Keingan untuk bersenang-senang
 Keinginan untuk mengikuti trend atau gaya
 Keinginan untuk diterima dilingkungan atau kelompok
 Lari dari kebosanan, masalah hidup
 Tidak dapat berkata tidak pada NAPZA

c. Faktor lingkungan sosial


faktor lingkungan sosial adalah faktor dimana individu melakukan
interaksi dengan orang-orang yang ada disekitarnya. Faktor ini mencakup
faktor keluarga yang kurang harmonis, lingkungan pergaulan individu,

10
komunikasi orang tua dan anak kurang baik, orang tua yang bercerai atau
kawin lagi, orang tua terlampau sibuk, orang tua yang acuh, kurangnya
orang yang menjadi teladan dalam hidupnya.

F. Proses Terjadinya Penyalahgunaan Dan Ketergantungan NAPZA


1. abstinence, adalah kondisi tidak menggunakan NAPZA sama
sekali
2. eksperimental, adalah penggunaan NAPZA yang bersifat coba-
coba, tanpa motivasi tertentu karena keinginan sendiri.
Ciri pengguna NAPZA untuk penggunaan eksperimental :
a) frekuensi penggunaan
pemakai bersifat occasional, biasanya beberapa kali dalam
sebulan, pada saat liburan atau berkumpul dengan teman-
teman
sumber zat biasanya obat didapat dari teman sebaya
b) alasan penggunaan
 karena rasa ingin tahu
 solidaritas
 agar diterima oleh kelompok
 menginginkan tantangan
 menunjukan kedewasaan
 mengusir kebosanan
 untuk kesenangan
c) efek yang dirasakan
 pengguna akan merasakan euporia dan dapat kembali
normal
 dalam jumlahn kecil dapat menyebabkan intok-sikasi
 perasaan yang diinginkan meliputi perasaan senang,
diterima, kontrol
 ciri-ciri pengguna adanya perubahan sikap,berbohong
3. penyalahgunaan, adalah penyalahgunaan NAPZA yang sudah
bersifat patologis dipakai secara rutin (paling tidak selama 1

11
bulan), terjadi penyimpangan perilaku dan gangguan fisik di
lingkungan. Ciri khas penggunaan NAPZA untuk
penyalahgunaan :
a) Frekuensi penggunaan
Reguler, beberapa kali dalam seminggu lebih sering
menggunakan sendirian
b) Sumber zat
 Dari teman, membeli dan menyimpan untuk
persediaan
 Menjual dan menyimpan zat untuk digunakan
sendiri
 Mencuri untuk mendapatkan uang untuk membeli
zat
c) Alasan penggunaan
 Untuk manipulasi emosi, mendapatkan kesenangan
efek pengguna zat
 Untuk menghilangkan perasaan tidak nyaman
d) Efek yang dirasakan
 Euporia merupakan efek yang diinginkan, merasa
normal kembali dari perasaan sakit
 Perasaan yang diinginkan oleh pengguna
 Bermasalah dengan keluarga
4. Ketergantungan adalah pengguna NAPZA yang cukup berat,
telah terjadi ketergantungan fisik dan psikologikyang ditandai oleh
adanya toleransi dan sindroma putus obat.
Ciri khas penggunaan NAPZA untuk ketergantungan :
a) Frekuensi penggunaan
 Setiap hari atau terus-menerus
b) Sumber zat
 Menghalalkan segala car untuk mendapatkan zat
 Mengambil resiko yang serius

12
 Sering melakukan tindakan kriminal, merampok dan
mencopet
c) Alasan menggunakan zat
 Membutuhkan zat untuk menghilangkan sakit dan
depresi
 Untuk melarikan diri dari kenyataan
 Menggunakan karena diluar kontrol
d) Efek yang dirasakan
 Pada saat tidak menggunakan zat klien akan merasa
sakit atau tidak nyaman
 Zat membantu mereka merasa normal
 Pengguna tidak merasa euporia pada tahap ini
 Kemungkinan ada perasaan ingin bunuh diri
 Merasa bersalah, malu dan ditolak
 Merasa adanya perubahan emosi, seperti depresi,
agresif, cepat tersinggung dan apatis
e) Ciri-ciri pengguna
 Perubahan fisik, seperti penurunan berat badan
 Penampilan yang buruk
 Kemungkinan mengalami hilang ingatan,
flashback,paranoid, perubahan mood dan gangguan
mental lainnya
 Kemungkinan drop out dari sekolah dan di
keluarkan dari pekerjaan
 Sering keluar rumah
 Kemungkinan over dosis
5. Relapase, merupakan keadaan dimana seseorang yang memiliki
riwayat penggunaan NAPZA setelah mampu berhenti dalam
jangka waktu kembali menggunakan NAPZA yang bisa
disebabkan oleh berbagai faktor.

a. bahaya penyalahgunaan NAPZA

13
bahaya penyalahgunaan NAPZA (BNN, 2009) adalah
1. bahaya terhadap diri pemakai :
a) merubah kepribadian
b) merubah perilaku
c) semangat kerja atau semangat belajar menurun, bersikap
seperti orang yang mengalami gangguan jiwa
penyalahgunaan NAPZA membahayakan seluruh tubuh. Sudah
terlalu banyak kasus kematia terjadi akibat pemakaian NAPZA,
terutama karena overdosis, dan kematian karena ADIS (akibat
pemakain NAPZA dari jarum suntik bersama dengan orang
yang sudah terinfeksi HIV). Juga banyak remaja yang
meninggal karena penyakit, kecelakaan dan perkelahian akibat
NAPZA.
2. Pendidikan
Misalnya kebiasaan malas, sering bolos, dikeluarkan dari sekolah
3. Pekerjaan
Misalnya konflik dengan teman kerja, tidak masuk kantor ,
pemutusan hubungan kerja (PHK)
4. Ekonomi
Misalnya karugian materi yang mengakibatkan kemiskinan
5. Sosial dan psikologis
Ketergantungan pada NAPZA menyebabkan orang tidak lagi dapat
berpikir dan berperilaku normal. Perasaan, pikiran dan perilakunya
dipengaruhi oleh zat yang dipakai. Gangguan jiwa ini bisa
sementara tetapi juga bisa selamanya. Gangguan psikologis yang
paling jelas adalah pengguna tidak bisa mengendalikan diri untuk
terus-menerus menggunakan NAPZA

G. Upaya Penanggulangan Masalah NAPZA


Upaya penanggulangan masalah NAPZA bertujuan untuk menghentikan
sama sekali (abstinensia), mengurangi frekuensi/keparahan relaps, memperbaiki
fungsi psikologi dan adaptasi sosial.

14
1. Preventif
Upaya pencegahan dapat dilakukan dengan cara :
a. latihan afirmasi, misalnya mengatakan kepada diri sendiri “say no to
drug”, tidak pernah mencoba walaupun hanya satu kali
b. menolak ajakan (negosiasi) taman, seperti :
 menolak ajakan yang tidak bermanfaat
 menolak ajakan yang jelas merugikan dan melanggar kesopanan
 menolak ajakan untuk melakukan perbuatan yang menakutkan atau
mencurigakan
c. deteksi dini atau pengenalan sedini mungkin
d. penyebaran informasi melalui media masa, misalnya iklan
e. pendidikan efektif, misalnya terampil menyelasaikan masalah secara
konstruktif
f. pemberian alternatif, misalnya mengadakan aktifitas dan memberi
kesempatan mengembangkan diri dalam aktifitas tersebut.
g. Latihan ketahanan sosial, misalnya meningkatkan pertahanan diri
h. Peningkatan kemampuan, misalnya menyelesaikan
2. Kuratif
Pengobatan dapat dilakukan dengan cara :
a) Detoksikasi , bertujuan untuk mengurangi gejala putus zat, membantu
klien terhindar dari pengobatan sendiri dengan zat-zat ilegal,
mempersiapkan untuk program lanjutan (maintenance/ rehabilitas).
 Tanpa obat disebut “cold turkey”, klien diisolir di tempat khusus
yang tidak dapat berhubungan dengan pengguna NAPZA lainnya.
 Dengan obat, klien diberikan substitusi seperti kodein dan obat
somatik lainnya, misalnya untuk penghilang nyeri dan obat tidur.
b) Maintenance (pemeliharaan), klien diberikan substitusi setelah
detoksifikasi untuk jangka panjang, misalnya dengan naltrekson,
bufrenorfin atau metadon.
c) Terapi psikososial seperti konseling (termasuk komunikasi terapeutik),
psikoterapi, terapi kelompok, terapi keluarga dan terapi lingkungan.
Termasuk juga pemberian pemberian pendidikan, misalnya agama.

15
3. Rehabilitas dan terapi psikososial
a) Rehabilitas keagamaan misalnya pesantren
b) Terapi komunitas (TC), dilakukan oleh mantan pengguna NAPZA
c) Program-program untuk keterampilan individu dan sosial.

16
H. Pengertian AIDS
Istilah AIDS yang kepanjangannya adalah (acquired Immuno Deficienty
Syndrome). Ia merupakan suatu sumber penyakit yang ditimbulkan oleh virus
HIV(Human Immuno Deficiency Virus) yaitu virus yang menghancurkan jaringan
tubuh manusia. AIDS diperkirakan berasal dari benua Asia Afrika dan merupakan
suatu penyakit menular yang dengan cepat menyebar ke seluruh dunia, terutama
melalui hubungan seksual. Penyakit ini adalah kumpulan gejalan penyakit akibat
menurunnya sistem kekebalan tubuh. Penyebabnya adalah virus HIV. HIV sendiri
adalah singkatan Human Immuno Deficiency Virus.Salah satu cara penularan
HIV/AIDS adalah melalui hubungan seksual. HIV dapat juga menular melalui
pemakaian jarum suntik bekas orang yang terinfeksi virus HIV, menerima tranfusi
darah yang tercemar HIV, atau dari ibu hamil yang terinfeksi virus HIV kepada
bayi yang dikandungnya. Di indonesia, penularan HIV/AIDS paling banyak
melalui hubungan seksual yang tidak aman serta jarum suntik (bagi pecandu
narkoba). AIDS adalah sindroma penyakit yang pertama kali dikenal pada tahun
1981.
Istilah penyakit AIDS sebenarnya kurang tepat, karena AIDS merupakan
suatu sindrom (kumpulan gejala) infeksi yang disebabkan oleh penurunan
kekebalan tubuh. AIDS itu sebenarnya merupakan istilah untuk menjelaskan
tahapakhir perjalanan infeksi HIV ke dalam tubuh seorang penderita. Apabila
seorang telah memasuki tahap AIDS itu dalam waktu tidak terlalu lama dapat
dipastikan ia akan meninggal. Tahap AIDS ini ditandai dengan timbulnya
kerusakan sistem kekebalan tubuh, rusaknya sel-sel otak atau penyakit ganas yang
akhirnya menyebabkan kematian.
Negara-negara berkembang terkadang kekurangan fasilitas labolaturium
yang memadai untuk pemeriksaan histoligis atau diagnosis kultur bagi penyakit-
penyakit indikator spesifik. WHO merubah definisi kasus AIDS yang dirumuskan
di Afrika untuk digunakan di negara berkembang pada tahun 1994 : yaitu dengan
menggabungkan tes serologi HIV, jika tersedia dan termasuk beberapa penyakit
indikator sebagai pelengkap diagnostik bagi mereka yang seropositip.
Manisfestasi klinis dari HIV pada bayi dan balita tumpang tindih dengan

17
imunodefisiensi turunan dan masalah kesehatan anak lainnya. CDC dan WHO
telah mempublikasikan definisi kasus AIDS pada anak.
AIDS ini amat berbahaya dan dapat menyerang perempuan dan laki-laki.
AIDS telah merenggut jutaan nyawa manusia, atau menjadikan mereka pasien
abadi di rumah-rumah sakit atau tempat karantina hingga mati, penyakit ini
menyebar di seluruh dunia tanpa terkecuali. Penyakit AIDS muncul karena
fenomena seks bebas, sodomi, homoseksualitas, narkotika dan praktik pembuatan
tato.
Penyakit menular ini tidak hanya menyebar melalui hubungan seks bebas
atau kecanduan narkotika, bisa juga melalui praktik berganti-ganti pasangan.
Dengan kata lain, virus ini berkaitan erat dengan perilaku seksual seseorang.
Pengobatannya sangat sulit hingga hampir dibilang mustahil akibatnya tentu
kematian.
AIDS singkatan dari Aquired Immuno Deficiency Syndrome. Penyakit ini
adalah kumpulan gejalan penyakit akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh.
Penyebabnya adalah virus HIV. HIV sendiri adalah singkatan Human Immuno
Deficiency Virus. Salah satu cara penularan HIV/AIDS adalah melalui hubungan
seksual. HIV dapat juga menular melalui pemakaian jarum suntik bekas orang
yang terinfeksi virus HIV, menerima tranfusi darah yang tercemar HIV, atau dari
ibu hamil yang terinfeksi virus HIV kepada bayi yang dikandungnya. Di
indonesia, penularan HIV/AIDS paling banyak melalui hubungan seksual yang
tidak aman serta jarum suntik (bagi pecandu narkoba).
I. Etiologi
Virus Human Immunodefisiensi (HIV) adalah sejenis retrovirus. Ada 2
tipe : Tipe 1 (HIV-1) dan tipe 2 (HIV-2). Virus-virus ini secara serologis dan
geografis relative berbeda tetapi mempunyai cirri epdemiologis yang sama.
Patogenesitas dari HIV-2 lebih rendah di banding HIV-1.
J. Patofisiologi
1. Sistem imun normal
Sistem imun melindungi tubuh dengan cara mengenali bakteri atau
virus yang masuk kedalam tubuh, dan bereaksi terhadapnya. Ketika sistem
imun melemah atau rusak oleh virus seperti HIV, tubuh akan lebih mudah

18
terkena infeksi oportunistik. Sistem imun terdiri atas rongga dan jaringan
limfoid, termasuk didalamnya sumsum tulang, thymus, nodus limfa, limfa,
tonsil, adenoid, appendix, darah, dan pembuluh limfa. Seluruh komponen
dari sistem imun tersebut adalah penting dalam produksi dan
perkembangan limfosit atau sel darah putih. Limfosit B dan T diproduksi
oleh sel utama sumsum tulang.
2. Siklus hidup HIV
Sel pejamu yang terinfeksi oleh HIV memiliki waktu hidup sangat
pendek, hal ini berarti HIV secara terus-menerus menggunakan sel pejamu
baru untuk merefleksikan diri. Sebanyak 10 milyar virus dihasilkan setiap
hariny. Serangan pertama HIV akan tertangkap oleh sel dendrit pada
membran mukosa dan kulit pada 24 jam pertama setelah paparan. Sel yang
terinfeksi tersebut akan membuat jalur ke nodus limfa dan kadang-kadang ke
pembuluh darah perifer selama 5 hari setelah paparan, dimana replikasi virus
menjadi semakin cepat.
Siklus hidup HIV dapat dibagi menjadi lima fase, yaitu :
 Masuk dan mengikat
 Reverse transkiptase
 Budding
 Maturasi
 Tipe HIV
Pembagian stadium :
1. Stadium pertama : HIV
Infeksi dimulai dengan masuknya HIV dan diikuti terjadinya
perubahan serologis ketika antibodi terhadap virus tersebut berupa dari
negatif menjadi positif. Rentang waktu sejak HIV masuk kedalam
tubuh sampai tes antibodi terhadap HIV menjadi positif disebut
window period. Lama window period antara satu sampai tiga bulan ,
bahkan ada yang dapat berlangsung sampai enam bulan.
2. Stadium kedua : Asimptomatik (tanpa gejala)
Asimptomatik berarti bahwa didalam organ tubuh terdapat HIV
tetapi tubuh tidak menunjukan gejala-gejala. Keadaan ini dapat

19
berlangsung rata-rata selama 5-10 tahun, cairan pasien HIV/AIDS
yang tampak sehat ini sudah dapat menularkan HIV kepada orang lain.
3. Stadium ketiga : pembesaran kelenjar limfe secara menetap dan merata
(persistent Generalized Lymphadenopathy), tidak hanya muncul pada
satu tempat saja, dan berlangsung lebih dari satu bulan.
4. Stadium keempat: AIDS
Keadaan ini disertai adanya bermacam-macam penyakit, antara
lain penyakit konstitusional, penyakit syaraf, dan penyakit infeksi
sekunder.
Gejala klinis pada stadium AIDS dibagi antara lain :
a) Gejala utama (mayor) :
1. Demam berkepanjangan lebih dari tiga bulan
2. Diare kronis lebih dari satu bulan berulang maupun terus-menerus
3. Penurunan berat badan lebih dari 10 % dalam tiga bulan
4. TBC
b) Gejala minor :
1. Batuk kronis selama lebih dari satu bulan
2. Infeksi pada mulut dan tenggorokan disebabkan jamur candida
Albicans.
3. Pembengkakan kelenjar getah bening yang menetap diseluruh
tubuh
4. Munculnya Herves Zoster berulang dan bercak-bercak gatal di
seluruh tubuh (Depkes RI, 1997).
K. Pathogenesis
DNA virus yang dianggap oleh tubuh sebagai DNA sel induk, akan
membentuk RNA dengan fasilitas sel induk, sedangkan MRNA dalam sitoplasma
akan diubah oleh enzim protease menjadi partikel HIV partikel itu selanjutnya
mengambil selubung dari bahan sel induk untuk dilepas sebagai virus HIV lannya.
Mekanisme penekanan pada system imun (imunosupersi) ini akan menyebabkan
pengurangan dan terganggunyaa jumlah dan fungsi sel limfosit T.
L. Penularan

20
HIV dapat di tularkan dari orang ke orang melaui kontak seksual,
penggunaan jarum dan syringes yang terkontaminasi, transfusi darah atau
komponen-komponennya yang terinfeksi, transplantasi dari organ jaringan yang
terinfeksi HIV. Sementara virus kadang-kadang ditemukan di ar liur, air mata,
urin dan secret bronchial, penularan sesudah kontak dengan dengan secret ini
belum pernah dilaporan.
Risiko dari penularan HIV melaui hubungan seks lebih rendah di
bandingkan dengan penyakit menular seksual lainnya. Namun adanya penyakit
yang ditularkan melalui hubungan seksual terutama penyakit seksual dengan luka
seperti Chancroid, besar kemungkinan dapat menjadi pencetus penulran HIV.
3.5 Jarum suntik
Penularan HIV pada anak dan remaja biasanya melalui jarum
suntik karena penyalahgunaan obat. Penularan melalui darah :
a. Transfusi darah atau produk darah yang berisiko terbesar yaitu 90
% yang tercemar HIV
b. Penggunaan alat yang tidak steril di sarana pelayanan kesehatan
c. Penggunaan alat yang tidak steril di sarana pelayanan kesehatan
tradisional misalnya tindik, sirkumisisi dan lain-lain.
M. Gambaran klinis
1. Gejala klinis muncul sebagai penyakit yang tidak khas seperti :
a. Diare kronis
b. Kandidiasi mulut yang luas
c. Pneumoystis carini
d. Pneumonia interstisialis lifositik
e. Ensefalopati kronik
2. Ada beberapa gejala dan tanda mayor (menurut WHO, antara lain :
a. Kehilangan berat badan (BB) > 10%
b. Diare kronik > 1 bulan
c. Demam > 1 bulan
3. Sedangkan tanda minornya adalah :
a. Bentuk menetap > 1 bulan
b. Dermatitis pruitis (gatal)

21
c. Herpes zoster berulang
d. Kandidasis orofaring
e. Herpes simpleks yang meluas dan berat
f. Limfadenapate yang meluas
4. Tanda lainnya adalah :
a. Sarcoma Kaposi yang meluas
b. Menginitis kriptokokal
N. Pencegahan Penyakit HIV/AIDS
Upaya pencegahan meliputi :

 Pemberian penyuluhan kesehatan disekolah dan di masyarakat


harus menekankan bahwa mempunyai pasangan berganti-ganti
serta penggunaan obat suntik bergantian dapat meningkatkan
resiko terkena infeksi HIV.
 Tidak melakukan hubungan seksual atau hanya berhubungan seks
dengan satu orang yang diketahui tidak mengidap infeksi
 Memperbanyak fasilitas pengobatan bagi pecandu obat terlarang
akan mengurangi penularan HIV. Begitu pula program “Harm
reduction” yang menganjurkan para pengguna jarum suntik untuk
menggunakan metode dekontaminasi dan menghentikan
penggunaan jarum bersama telah terbukti efektif.
 Setiap wanita hamil sebaiknya sejak awal kehamilan disarankan
untuk dilakukan tes HIV sebagai kegiatan rutin dari standar
perawatan kehamilan. Ibu dengan HIV positif harus dievaluasi
untuk memperkirakan kebutuhan mereka terhadap terapi
zidovudine (ZDV) untuk mencegah penularan HIV melalui uterus
dan perinatal.

pengawasan penderita, kontak dan lingkungan sekitarnya :

 laporan kepada instansi kesehatan setempat, mengirimkan laporan


resmi kasus AIDS adalah wajib di semua jajaran kesehatan di AS
dan hampir di semua negara di dunia.

22
 isolasi, mengisolasi orang dengan HIV positif secara terpisah tidak
perlu, tidak efektif dan tidak dibenarkan “universal precaution”
(kewaspadaan universal) diterapkan untuk semua penderita yang
dirawat. Tindakan kewaspadaan tambahan tertentu perlu dilakukan
pada infeksi spesifik yang terjadi pada penderita AIDS.
 disinfeksi serentak, dilakukan terhadap alat-alat yang
terkontaminasi dengan darah atau cairan tubuh dengan
menggunakan larutan pemutih (chlorine) atau germisida
tuberkulosidal.
 imunisasi dari orang orang yang kontak, tidak ada
 investigasi terhadap kontak dan sumber infeksi.
 pengobatan spesifik : disarankan untuk melakukan diagnosa dini
dan melakukan rujukan untuk evaluasi medis.

23
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
NAPZA adalah singkatan untuk narkotika, alkohol, psikotropika, dan zat
adiktif lain. Narkotika menurut farmakologi adalah zat yang dapat menghilangkan
rasa nyeri dan membius (opiat). Narkotika menurut UU RI No. 22 tahun 1997
adalah opiat, ganja dan kokain. Zat adiktif adalah zat yang bila digunakan secara
teratur , sering dalam jumlah yang cukup banyak, , dapat menimbulkan
ketergantungan (adiksi). Adiksi adalah suatu keadaan ketika seseorang yang bila
mengurangi atau menghentikan penggunaan NAPZA tertentu secara teratur,
sering, dan cukup banyak, ia akan mengalami sejumlah gejala fisik maupun
mental, sesuai dengan jenis NAPZA yang biasa digunakannya.
AIDS singkatan dari Aquired Immuno Deficiency Syndrome. Penyakit ini
adalah kumpulan gejalan penyakit akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh.
Penyebabnya adalah virus HIV. HIV sendiri adalah singkatan Human Immuno
Deficiency Virus. Salah satu cara penularan HIV/AIDS adalah melalui hubungan
seksual. HIV dapat juga menular melalui pemakaian jarum suntik bekas orang
yang terinfeksi virus HIV, menerima tranfusi darah yang tercemar HIV, atau dari
ibu hamil yang terinfeksi virus HIV kepada bayi yang dikandungnya. Di
indonesia, penularan HIV/AIDS paling banyak melalui hubungan seksual yang
tidak aman serta jarum suntik (bagi pecandu narkoba).

A. Saran
Peran orang terdekat seperti, keluarga, saudara, rekan dan sahabat sangat
berpengaruh bagi keadaan psikologis seseorang agar terhindar dari berbagai
pengaruh buruk akibat pergaulan (NAPZA). Melihat bagaimana pergaulan di
zaman sekarang sangat rentan untuk seseorang dapat terjerumus kepada hal-hal
negatif.
Semoga bisa lebih selektif lagi dalam memilih pergaulan, karena banyak
penyakit mematikan yang berdampak dari salahnya pergaulan, selain itu koping
individu terhadap permasalah peribadi juga menjadi salah satu penyebabnya.

24
Daftar Pustaka

Firdaus, J.(2013). Pengantar Epidemiologi Penyakit Menular. CV. Trans


Info Media : Jakarta

Syafni. G.(2011). Waspada Penyakit Reproduksi Anda. Pustaka Reka


Cipta : Bandung.

Sumiati, & Dinarti. (2009). Asuhan Keperawatan Pada Klien


Penyalahgunaan & Ketergantungan NAPZA. Jakarta: CV. Trans info media.

Nasronudin, (2007). HIV dan AIDS ; suatu pendekatan biologi molekule


klinis dan sosial.cetakan II, Airlangga University Press, Surabaya.

Nursalam.M.2007. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Terinfeksi


HIV/AIDS. Salemba Medika : Jakarta

25

Anda mungkin juga menyukai