INTERKORELASI ANTARA
TERMODINAMIKA DAN FISIKA STASTISTIK:
KEADAAN RATA-RATA VERSUS FUNGSI DISTRIBUSI
Abdurrouf
Jurusan Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Brawijaya
ABSTRAK
Termodinamika dan fisika statistik adalah dua pendekatan yang saling melengkapi untuk satu fenomena yang
sama, yaitu sistem banyak partikel. Sekalipun demikian, seringkali keduanya tampak sebagai dua kajian yang
terpisah. Paper ini menunjukkan keterkaitan keduanya, dengan cara menurunkan suatu fungsi distribusi yang
merupakan ciri fisika statistik dari parameter rata-rata termodinamikanya. Untuk itu dikembangkan suatu
spreadsheet yang mampu mengolah proses tersebut. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa distribusi statistik
memberikan harga rata-rata yang konsisten dengan harga termodinamikanya.
Kata kunci: termodinamika, fisika statistik, fungsi distribusi, harga rata-rata, spreadsheet
partikel, partikel ke-i memiliki energi εi, di distribusi N partikel dengan energi total E
mana i=1,2,..,N. Dalam ruang pembicaraan dalam s tingkat energi. Pada penggambaran
yang lebih sempit, distribusi energi bisa makro, jumlah partikel yang menempati tiap
dilakukan dengan menentukan jumlah partikel tingkat energi telah diketahui, tetapi
yang memiliki energi antara ε dan ε+dε. Cara distribusinya pada masing-masing keadaan
ini mempermudah perhitungan statistik tanpa energi belum diketahui. Deskripsi yang paling
kehilangan informasi mengenai asembel. rinci adalah keadaan mikro (microstate, µ),
yaitu lukisan rinci distribusi N partikel pada s
tingkat energi dengan memperhatikan keadaan
energi serta identifikasi partikelnya. Keadaan
mikro seringkali disebut konfigurasi. Pada
kenyataanya, satu keadaan termodinamika
bersesuaian dengan banyak keadaan makro.
Selanjutnya satu keadaan makro bersesuaian
dengan banyak keadaan mikro. Jumlah
keadaan mikro yang bersesuaian dengan satu
keadaan makro dikenal sebagai bobot
Gambar 1: Gambaran tingkat dan keadaan energi konfigurasi (dilambangkan dengan W, dari
untuk elektron pada atom nitrogen. Perhatikan bahasa Jerman Wahrscheinlichkeit). Jumlah
bahwa keadaan energi timbul sebagai akibat keadaan mikro yang bersesuaian dengan satu
pemecahan tingkat energi menjadi beberapa keadaan termodinamika disebut bobot
keadaan yang lebih halus, sehingga nilai efektif konfigurasi total (WT atau Ω) [3,7].
energinya tidak berubah [6]. Penelitian ini dilakukan dalam beberapa
tahapan, sebagai berikut
Misalkan energi-energi partikel terbagi 1. Mendefinisikan parameter termodinamika
dalam tingkat energi (energy level) di mana system (N dan E), serta gambaran energi
suatu tingkat energi s mencakup semua (s, gs, dan εs)
keadaan energi (energy state) pada jangkau εs 2. Mencari keadaan makro yang memenuhi
dan εs+dεs dengan energi efektif adalah εs. keadaan termodinamika yang diberikan,
Jumlah keadaan energi yang tersedia pada dan menghitung bobot konfigurasinya.
tingkat energi ke-s adalah gs, yang dinamakan Rumusan untuk bobot konfigurasi adalah
bobot energi. Jumlah partikel yang menempati [8]
tingkat energi ke-s disebut populasi dari (g ) ns
tingkat energi s dan ditulis sebagai ns. Contoh W MB = N ! ∏ s (1)
keberadaan tingkat dan keadaan energi untuk s
ns !
elektron pada atom nitrogen disajikan pafda untuk boltzon,
(g s − 1 + n s )!
∏
gambar 1.
WBE = (2)
Keadaan suatu asembel dapat dinyatakan
s
( g s − 1)! n s !
dengan menjabarkan penempatan masing-
untuk boson, dan
masing partikel pada tingkat energi. Gambaran
gs!
yang paling sederhana diberikan oleh keadaan
termodinamika (thermostate, T), yang
WFD = ∏ (g
s − ns )! ns !
(3)
s
melukiskan keadaan asembel secara garis untuk fermion. Pada ketiga persamaan terakhir,
besar, dengan parameter termodinamika notasi MB, BE, dan FD berturut-turut berarti
jumlah partikel N, energi total E, dan volume Maxwell-Boltzmann, Bose-Einstein, dan
V. Gambaran yang lebih rinci adalah keadaan Fermi-Dirac.
makro (macrostate, M), yang melukiskan
66 Abdurrouf: Interkorelasi antara termodinamika dan fisika stastistik
Gambar 2 : Model spreadsheet untuk perhitungan keadaan makro dan fungsi distribusi
Pada akhirnya keberhasilan kita untuk [2] R.P. Feynman, 1982, Statistical
memplot kurva distribusi dari input Mechanics: A Set of Lectures, The
termodinamika yang ada, menunjukkan Benjamin Cummings Publishing
keterkaitan kedua bidang ilmu tersebut. Company, Inc.
Perbedaan keduanya hanyalah pada cara [3] F.W Sears dan G.L. Salinger, 1975
pelaporannya. Fisika statistik berbicara tentang Thermodynamics, Kinetic Theory, and
suatu distribusi, sedang termodinamika Statistical Thermodynamics, Addison
memfokuskan diri pada harga rata-ratanya. – Wesley
[4] A. Beiser, 1987, Concept of Modern
KESIMPULAN Physics, McGraw – Hill
[5] K Krane, 1992, Modern Physics, John
Sebagai simpulan, paper ini telah Wiley & Sons
mendemonstrasikan keterkaitan [6] J.E. Lay, 1990, Statistical Mechanics
termodinamika dan fisika statistik. Keterkaitan and Thermodynamics of Matter,
tersebut muncul dari fakta bahwa (i) suatu Harper & Row
fungsi distribusi statistik dapat diturunkan dari [7] M.W. Zemansky dan R.H. Dittman,
parameter termodinamika, dan (ii) nilai 1982, Heat and Thermodynamics,
termodinamika suatu sistem dapat diekstrak McGraw-Hill
dari rata-rata distribusi statistiknya. Sebagai [8] A.J. Pointon, 1967, An Introduction to
tambahan, spreadshhet yang dibuat mampu Statistical Physics for Students,
menghasilkan data yang konsisten dengan data Longman, London
hasil rumusan teoritis. [9] K. Huang, 1987, Statistical
Mechanics, John Wiley & Sons (1987)
UCAPAN TERIMA KASIH [10] D. Chowdhury dan D. Stauffer, 2000,
Terima kasih disampaikan pada Principles of Equilibrium Statistical
mahasiswa peserta mata kuliah Fisika Statistik Mechanics, Wiley-VCH
di program S1 Fisika UB, atas diskusi [11] F. Reif, 1985, Fundamentals of
konstruktifnya. Statistics and Thermal Physics,
McGraw-Hill
[12] B. Linder, 2004, Thermodynamics and
DAFTAR PUSTAKA
Introductory Statistical Mechanics,
[1] Abdurrouf, 2011, Fisika Statistik: studi Wiley-Interscience
keadaan setimbang, Diktat kuliah
Fisika UB