Anda di halaman 1dari 8

(peliharalah) hubungan silaturrahim.

Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan


I. MA’RIFATUL INSAN Mengawasi kamu.” (An Nisa’ [4]:1).

“Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti


A. PRINSIP PENCIPTAAN MANUSIA (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, Kemudian Allah
berfirman kepadanya: "Jadilah" (seorang manusia), Maka jadilah Dia.” (Ali Imran
Allah SWT berfirman: [3]:59).
“Bukankah Telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang dia
ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut?” (Al Insan [76]:1). 2. Proses Alami

dan tidakkah manusia itu memikirkan bahwa Sesungguhnya Kami telah Proses alami adalah proses kejadian manusia setelah Adam dan Hawa kecuali
menciptakannya dahulu, sedang ia tidak ada sama sekali? (Maryam [19]:67) Isa a.s. yaitu terjadinya hubungan antara laki-laki dan perempuan, bertemunya sel
sperma dan indung telur di dalam rahim perempuan. Dalam rahim seorang ibu, ia
Kedua ayat diatas dimulai dengan kalimat istifham, yang menuntut perhatian dibentuk dengan melalui beberapa tahapan dan dalam waktu yang telah
supaya manusia memikirkan diri dan proses kejadiannya, sehingga dengan ditetapkan. Kemudian setelah sempurna kejadiannya, ia dilahirkan ke atas dunia
demikian diharapkan, ia akan bertingkah laku dengan benar dalam kehidupan sebagai seorang bayi, lalu Allah tumbuhkan ia menjadi dewasa dan menjadi tua,
didunia ini, sesuai dengan fungsi dan tujuan penciptaannya. kemudian Allah wafatkan.
Manusia adalah makhluk ciptaan Allah. Pada mulanya ia bukanlah apa-apa, Sebagaimana firman Allah dibawah ini:
tidak ada, tidak berwujud dan tidak berbentuk. Kemudian atas kehendak-Nya, ia
diciptakan. “Dan Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dari suatu saripati
Ihwal penciptaan manusia ini, menunjukkan ke-Maha Kuasaan Allah. Hal ini (berasal) dari tanah. Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan)
harusnya menjadi renungan kita, betapa tanpa kekuasaan-Nya, diri kita bukanlah dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal
apa-apa dan tak ada artinya. darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal
daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus
B. PROSES PENCIPTAAN MANUSIA dengan daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka
Dalam penciptaan manusia, terdapat dua proses, yaitu: (1) Proses azali, dan (2) Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik. Kemudian, sesudah itu,
Proses alami. Sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati. Kemudian, Sesungguhnya
kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari kiamat.” (Al Mu’minun
1. Proses azali [23]:12-16).
Proses azali adalah proses dimana peran ke Maha Kun Fayakunan Allah
terjadi, tidak ada sedikitpun campur tangan peran serta manusia. Seperti dalam C. BAHAN DASAR (BENTUK & ISI) PENCIPTAAN MANUSIA
penciptaan Adam, ia diciptakan dari tanah liat yang dibentuk. Hawa yang
diciptakan dari tulang rusuk Adam. Dan Isa Al masih yang diciptakan tanpa 1. BENTUK DASAR
seorang ayah. Bahan dasar manusia adalah tanah yang tidak berharga, sebagaimana
diterangkan dalam ayat di bawah ini:
Hal ini sebagaimana dinyatakan dalam ayat berikut:
“Dan Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat “yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan yang
kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk.” (Al Hijr [15]:26). memulai penciptaan manusia dari tanah.kemudian Dia menjadikan keturunannya
dari saripati air yang hina” (As Sajdah [32]:7-8).
“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang Telah
menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan Seorang manusia yang gagah perkasa, tampan atau cantik rupawan, hanyalah
isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan berbahan dasar tanah liat/tanah tembikar yang merupakan bahan terendah yang
perempuan yang banyak. dan bertakwalah kepada Allah yang dengan kurang berharga. Bila manusia suka memperhatikan asal kejadiannya ini, maka ia
(mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan tidak akan menyombongkan diri, menentang dan mendurhakai Allah, penciptanya.
1
Ia akan tunduk merendahkan dirinya kepada Allah, sebab hanya atas karunia- Manusia diberikan oleh Allah potensi fitriyah. Makna fitrah ialah al-islam.
Nyalah ia menjadi ada. Sebagaiman yang kita pahami dalam ayat dan hadits di bawah ini:

2. ISI DASAR “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah
Dari bahan dasar yang sangat rendah tersebut, kemudian Allah mengisinya atas) fitrah Allah yang Telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada
dengan sesuatu yang sangat tinggi nilainya yaitu ruh-Nya. Sebagaimana firman- peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia
Nya: tidak mengetahui.” (Ar Ruum [30]:30)

“Kemudian dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)- Berkenaan ayat ini Rasulullah s.a.w. bersabda:
Nya dan dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) “Dari Abu Hurairah ra. Bersabda Rasulullah saw: “Tiada bayi yang dilahirkan
kamu sedikit sekali bersyukur.” (As Sajdah [32]:9). kecuali lahir dalam keadaan fitrah. Maka ayah bundanyalah yang menjadikannya
Yahudi. Nasrani atau Majusi. Sebagai lahirnya binatang yang lengkap sempurna.
Dengan demikian manusia mempunyai hubungan yang sangat dekat sekali dengan Apakah ada binatang yang lahir terputus telinganya?. Kemudian Abu Hurairah ra.
Allah karena manusia diberi ruh-Nya.Dari dua asal yang sangat berbeda ini Membaca: “Fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak
menunjukkan adanya dua hal yang berbeda. Jasad manusia yang diciptakan dari ada perubahan pada fitrah Allah. Itulah Dien yang lurus”. (HR. Mutafaqun ‘alaih,
bahan dasar tanah maka ia memiliki kecenderungan yang sangat kuat kepada Lu’lu Wal marjan).
tanah, yaitu: Dengan demikian, pada diri manusia sudah melekat (menyatu) satu potensi
kebenaran (dienullah). Kalau ia gunakan potensinya ini, ia akan senantiasa
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang berjalan di atas jalan yang lurus. Karena Allah telah membimbingnya semenjak
diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, dalam alam ruh (dalam kandungan) (lihat Al A’raaf [7]:172)
kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang..” (Ali Imran [3]:14).
b. Potensi Ruhiyah
Sedangkan ruh (jiwa) yang berasal dari Allah, maka ia juga memiliki
kecenderungan dan kebutuhan kepada petunjuk Allah yaitu ad dien, jalan menuju Potensi ruhiyah adalah potensi yang dilekatkan pada hati nurani untuk
taqwa. membedakan dan memilih jalan yang hak dan jalan yang batil, jalan menuju
Katakanlah: "Inginkah Aku kabarkan kepadamu apa yanglebih baik dari ketaqwaan dan jalan menuju kedurhakaan.
yang demikian itu?". untuk orang-orang yang bertakwa (kepada Allah), .. (Ali Imran Allah berfirman:
[3]:15).
“Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya). Maka Allah mengilhamkan
D. POTENSI DASAR MANUSIA kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya.” (Asy Syams [91]:7- 8)
Di dalam hati setiap manusia telah tertanam potensi ini, yang dapat
Allah menciptakan manusia dengan memberikan kelebihan dan keutamaan membedakan jalan kebaikan (kebenaran) dan jalan keburukan (kesalahan).
yang tidak diberikan kepada makhluk lainnya. Kelebihan dan keutamaan itu,
berupa potensi dasar yang disertakan Allah atasnya, baik potensi internal (yang Dari kemampuan ini, Nabi pernah bersabda:
terdapat dalam dirinya) dan potensi external (yaitu potensi disertakan Allah untuk “Wabishah bin Ma’lab ra. Berkata: Saya datang kepada Nabi saw untuk bertanya
membimbingnya). Potensi ini adalah modal utama bagi manusia, untuk tentang bakti (al-birri). Maka sebelum saya bertanya,Nabi bertanya: “Kau datang
mlaksanakan tugas dan memikul tanggung jawabnya. Oleh karena itu, potensinya untuk bertanya tentang bakti? Jawabku: Ya. Bersabda Nabi SAW: “Tanyakan pada
harus diolah dan didaya-gunakan dengan sebaik-baiknya, sehingga ia dapat hatimu. Bakti itu ialah semua perbuatan yang menimbulkan ketenangan dalam hati
menunaikan tugas dan tanggung jawabnya dengan sempurna. dan jiwa. Sedangkan dosa, itu semua perbuatan yang menimbulkan keraguan
dalam hati dan jiwa. Meskipun telah mendapat fatwa dari orang-orang”. (HR.
1. Potensi Internal Ahmad dan Darimi).
Potensi internal ialah potensi yang menyatu dalam diri manusia itu sendiri, Hadits ini menunjukkan bahwa potensi inilah yang menentukan arah kehidupan
terdiri: manusia.
a. Potensi Fitriyah.
2
C. Potensi Aqliyah. “Dia membentuk rupamu dan dibaguskanNya rupamu itu dan Hanya kepada
Allah-lah kembali(mu).” (At Taghaabun [64]:3).
Potensi aqliyah terdiri dari panca indera dan akal pikiran (sam’a, basyar, Potensi jasmaniyah ini adalah merupakan basthoh fil kholqi (fil jism). Sebagai
Fu’ad}. Dengan potensi ini manusia dapat membuktikan dengan daya nalar dan modal utama untuk melaksanakan tugasnya.
ilmiah, tentang “kekuasaan” Allah. Serta dengan potensi ini, ia dapat mempelajari
dan memahami dengan benar, apa saja yang bermanfaat baginya, sebagai 2. Potensi Eksternal
sesuatu yang tentu harus diterima dan hal yang mudharat baginya dan tentu harus
dihindarkan. Disamping potensi internal yang melekat erat pada diri manusia. Allah juga
sertakan potensi external sebagai pengarah dan pembimbing potensi-potensi
Allah berfirman: internal itu agar berjalan sesuai dengan kehendak-Nya. Tanpa arahan potensi
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui external ini, maka potensi internal tidak akan membuahkan hasil yang diharapkan.
sesuatupun, dan dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar
kamu bersyukur.” (An Nahl [16]:78). a. Potensi Huda

Potensi inilah yang akan dimintai pertanggung jawaban oleh Allah. Dalam hal Yaitu petunjuk Allah yang mempertegas nilai kebenaran yang Allah turunkan
ini Allah berfirman: kepada Rasul-Nya untuk membimbing umat manusia ke jalan yang lurus.
Allah SWT berfirman:
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan
tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu “Sesungguhnya kami Telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang
akan diminta pertanggungan jawabnya.” (Al Isra’ [17]:36). bersyukur dan ada pula yang kafir.” (Al Insan [76]:3).

Manusia yang tidak mempergunakan potensi ini, maka sungguh ia telah “…Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, Maka barang siapa yang
menyia-nyiakan kelebihan dan keutamaan yang Allah berikan. Sehingga ia tidak mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak
pantas mendapat fadhilah disisi Allah, tetapi ia sama dengan mahluk yang (pula) mereka bersedih hati". (Al Baqarah [2]:38)
terendah yaitu binatang ternak, bahkan lebih hina lagi.
b. Potensi Alam
Allah berfirman:
Alam semesta adalah merupakan potensi external kedua untuk menyertai umat
“Dan Sesungguhnya kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin manusia melaksanakan fungsinya. Seluruh alam semesta ini merupakan ayat-ayat
dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk Allah, bila ditafakuri maka manusia akan mendapatkan kebenaran.
memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak Allah berfirman:
dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka
mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam
Allah). mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. (yaitu) orang-orang
mereka Itulah orang-orang yang lalai.” (Al A’raaf [7]:179). yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan
mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya
d. Potensi Jasmaniyah Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan Ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau,
Maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (Ali Imran [3]:190-191).
Potensi jasmaniyah yaitu kemampuan tubuh manusia yang telah Allah ciptakan
dengan sempurna, baik rupa, kekuatan dan kemampuan. “Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang Telah menciptakanmu dan orang-
“Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik- orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa. Dialah yang menjadikan bumi
baiknya.” (At Tin [95]:4). sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan dia menurunkan air
(hujan) dari langit, lalu dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan

3
sebagai rezki untukmu; Karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu 3. Peran Manusia
bagi Allah, padahal kamu Mengetahui.” (Al Baqarah [2]:21-22). Peran manusia adalah memelihara amanah yang Allah pikulkan kepadanya,
setelah langit, bumi dan gunung enggan memikulnya.
E. TUJUAN PENCIPTAAN MANUSIA
“Sesungguhnya kami Telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan
Allah SWT telah menegaskan bahwa, Ia menciptakan manusia tidaklah dengan gunung-gunung, Maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka
main-main tetapi dengan tujuan yang hak. Dengan diberi tugas dan kewajiban khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia.
yang akan dimintai pertanggung jawaban. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh,” (Al Ahzab [33]:72).

Sebagaimana firman Allah di bawah ini: Amanat Allah itu adalah berupa tanggung jawab memakmurkan bumi dengan
melaksanakan hukum-Nya, dalam kehidupan manusia di bumi ini. Sebagaimana
“Maka apakah kamu mengira, bahwa Sesungguhnya kami menciptakan kamu yang Allah tegaskan kepada Nabi Daud as.
secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?.
(Al Mu'minun [23]:115). “Hai Daud, Sesungguhnya kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka
bumi, Maka berilah Keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan
Tujuan penciptaan manusia adalah mengabdi kepada-Nya, dengan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, Karena ia akan menyesatkan kamu dari
malaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya. jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat darin jalan Allah akan
mendapat azab yang berat, Karena mereka melupakan hari perhitungan.” (As
Allah berfirman: Shaad [38]:26).

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka Untuk menunaikan tanggung jawab yang dipikulkan kepadanya, manusia harus
mengabdi kepada-Ku.” (Adz Dzriyaat [51]:56). mengerahkan segala potensi (baik internal dan external) yang ada pada dirinya,
dan harus sanggup berkorban dengan jiwa dan hartanya. Dengan pengerahan
F. FUNGSI, TUGAS DAN PERAN MANUSIA DI BUMI potensi dan kesanggupan berkurban, maka tugas dan peran manusia untuk
mewujudkan kekhalifahan dan menegakkan hukum-Nya pasti akan dapat terwujud.
1. Fungsi Manusia Adapun manusia yang tidak mau melaksanakan tugas, enggan merealisasikan
Fungsi manusia adalah sebagai khalifah di muka bumi, sebagaimana firman- tugas dan perannya, maka ia adalah manusia yang jahil (bodoh) dan dzalim.
Nya: Sebagaimana yang disinyalir oleh Allah SWT: “Sesungguhnya manusia itu
amat dzalim dan amat bodoh”. (Al Ahzab [33]:72).
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya
Aku hendak menjadikan manusia di muka bumi sebagai khalifah". (Al Baqarah G. SIFAT DASAR MANUSIA DAN CARA MENGATASINYA
[2]:30).
Arti khalifah fil ardhi adalah mandataris Allah untuk melaksanakan hukum- Manusia diciptakan disertai sifat-sifat dasar, disamping sifat positif juga yang
hukum dan merealisasikan kehendak-kehendak-Nya di muka bumi. Manusia telah negatif. Apabila tidak diarahkan ke arah yang positif, maka akan menjatuhkan
dipilih Allah sebagai khalifah-Nya. Untuk melaksanakan fungsinya itu, Allah dirinya ke dalam kerugian. Allah SWT berfirman:
mengajarkan manusia ilmu (Asmaa kullaha).
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,
2. Tugas Manusia Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat
Tugas manusia adalah mengabdi kepada-Nya, dengan menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya
malaksanakan\perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya. menetapi kesabaran.” (Al ‘Ashr [103]:1-3).
Sebagaimana firman-Nya:
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka Hal ini, merupakan masalah yang sangat serius, karena bila manusia tetap
mengabdi kepada-Ku.” (Adz Dzariyaat [51]:56). pada tabiat dasar itu (dzaluman jahuula, misalnya), maka ia berada dalam kerugian
yang nyata. Oleh karena itu, manusia harus berjuang untuk mengatasinya. Secara
4
umum mengatasinya adalah dengan beriman kepada Allah dan melaksanakan Allah menciptakan manusia dalam keadaan yang sangat berat, yaitu adanya
amal shaleh, serta saling nasihat menasihati untuk tetap dalam hak dan berbagai halangan dan rintangan yang harus dihadapinya, sebagaimana firman-
kesabaran. Nya:
Untuk itu marilah kita mengenali sifat-sifat dasar itu dan cara mengatasinya.
“Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia berada dalam susah
1. Keluh Kesah dan Kikir payah.” (Al Balad [90]:4).
Allah berfirman
Cara mengatasinya adalah dengan mengadakan perjuangan untuk
“Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia membebaskan perbudakan manusia atas manusia. Apabila manusia enggan
ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, Dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat mengadakan perjuangan, maka ia akan senantiasa di dalam kesusahpayahan itu.
kikir,” (Al-Ma’arij [70]:19-21). Oleh karena itu, ia harus bangkit mempergunakan potensi yang ada dan menyusun
Keluh kesah dan kikir, timbul karena tidak adanya rasa syukur atas karunia kekuatan bersama-sama untuk perjuangan pembebasan tersebut.
yang Allah berikan dan tidak sabar atas cobaan-Nya. Sehingga ia senantiasa Sebagaimana firman Allah SWT di bawah ini:
merasa kurang dan tidak cukup dalam segala hal dan tidak sabar atas musibah-
musibah yang menimpanya. Apabila sifat ini dituruti, maka manusia akan “Dan kami Telah menunjukkan kepadanya dua jalan, Tetapi dia tiada
terombang-ambing dalam keragu-raguan, dan sifat syu’udzan kepada Allah, menempuh jalan yang mendaki lagi sukar. Tahukah kamu apakah jalan yang
sehingga mengingkari ni’mat yang telah Allah berikan. mendaki lagi sukar itu? (yaitu) melepaskan budak dari perbudakan, Atau memberi
Untuk itu, sifat itu harus diluruskan, dan diarahkan kepada arah yang benar, makan pada hari kelaparan, (kepada) anak yatim yang ada hubungan kerabat,
yaitu dengan mengerjakan shalat dan amalan-amalan shaleh lainnya. Sedangkan Atau kepada orang miskin yang sangat fakir. Dan dia (Tidak pula) termasuk orang-
untuk mangatasi sifat kikir yaitu dengan menginfakkan harta kepada fakir miskin. orang yang beriman dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan
untuk berkasih sayang. Mereka (orang-orang yang beriman dan saling berpesan
Sebagaimana firman Allah di bawah ini: itu) adalah golongan kanan.” (Al Balad [90]:10-18).

“Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia 3. Tergesa-gesa
ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, Dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat Allah berfirman:
kikir.” (Al Maarij [70]:19-35).
“Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa.” (Al Isra’ [17]:11).
2. Lemah
Allah SWT berfirman: Tergesa-gesa ialah ingin mendapatkan/mencapai sesuatu dengan segera,
tanpa melalui proses yang seharusnya. Karena ketergesa-gesaanya itu, maka
“Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, dan manusia dijadikan manusia sering terjerembab ke jalan yang salah, sehingga hanya menghasilkan
bersifat lemah.” (An Nisa’ [4]:28). kekecewaan. Karena tergesa-gesa adalah merupakan sifat negatif, maka ia harus
Dengan adanya kelemahan pada manusia, Allah memberikan rukhshoh ditundukkan dan diarahkan ke jalan yang benar.
(keringanan dan kemudahan) baginya. Untuk mengatasi kelemahannya itu Cara mengatasinya adalah dengan bersabar, sebagaimana diperintahkan Allah
manusia harus menerima kemudahan dan keringanan yang Allah berikan. Bagi dalam firman-Nya.
manusia mendapatkan balasan yang madai, dari apa yang telah ia usahakan
sesuai dengan keadaanya. “Bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari
Sebagaimana firman Allah di bawah ini: rasul-rasul Telah bersabar dan janganlah kamu meminta disegerakan (azab) bagi
mereka.“ (Al Ahqaaf [46]:35).
“Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang Telah
diusahakannya,” (An Najm [53]:39). H. MUSUH BESAR DAN TEMAN SEJATI MANUSIA

3. Susah Payah 1.Musuh Manusia

5
Musuh besar manusia adalah syaithan (iblis la’natullah) dan golongannya yaitu
orang-orang yang mengikuti jalan kesesatan. Mereka senantiasa meniupkan 2. Teman Sejati Manusia
bisikan jahat (yuwaswisudurinnas) ke dalam dada manusia. Al-Qur’an telah
mempertegas: syaithan itu adalah musuh yang harus benar-benar dijadikan Adapun teman sejati manusia adalah orang-orang yang beriman kepada Allah
musuh. Karena setan itu akan menggiring orang-orang yang mengikutinya ke dan Rasul-Nya. Yang melaksanakan syari’ahnya. Yang konsisten menegakkan
dalam api neraka. kebenaran. Mereka adalah Hizbullah dan hanya hizbullahlah yang akan meraih
Sebagaimana Firman Allah SWT di bawah ini: kemenangan.

“Hai manusia, Sesungguhnya janji Allah adalah benar, Maka sekali-kali “Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat,
janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan sekali-kali janganlah saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-
syaitan yang pandai menipu, memperdayakan kamu tentang Allah. Sesungguhnya Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau Saudara-
syaitan itu adalah musuh bagimu, Maka anggaplah ia musuh(mu), Karena saudara ataupun keluarga mereka. meraka Itulah orang-orang yang Telah
Sesungguhnya syaitan-syaitan itu Hanya mengajak golongannya supaya mereka menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan
menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.” (Faathir [35]:5-6). pertolongan yang datang daripada-Nya. dan dimasukan-Nya mereka ke dalam
Pernyataan permusuhan syaithan (iblis) itu telah ia proklamirkan di hadapan surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah
Allah ketika ia terusir dari surga. ridha terhadap mereka, dan merekapun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-
Sebagaimana dinyatakan dalam ayat di bawah ini. Nya. mereka Itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya hizbullah itu
adalah golongan yang beruntung.” (Al Mujadilah [58]:22)
“Dan (ingatlah), ketika kami wahyukan kepadamu: "Sesungguhnya (ilmu)
Tuhanmu meliputi segala manusia". dan kami tidak menjadikan mimpi[859] yang Dengan demikian, jelas siapa yang harus dijadikan kawan dan siapa yang
Telah kami perlihatkan kepadamu, melainkan sebagai ujian bagi manusia dan harus dianggap lawan. Maka hendaknya manusia mengambil kawan yang layak
(begitu pula) pohon kayu yang terkutuk dalam Al Quran. dan kami menakut-nakuti dijadikan kawan dan memperlakukan lawan layaknya sebagai lawan. Dengan
mereka, tetapi yang demikian itu hanyalah menambah besar kedurhakaan mereka. tegas Rasulullah SAW telah memperingatkan betapa besar pengaruh kawan
Dan (ingatlah), tatkala kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu terhadap kepribadian kita. Sebagaimana sabdanya :
semua kepada Adam", lalu mereka sujud kecuali iblis. dia berkata: "Apakah Aku
akan sujud kepada orang yang Engkau ciptakan dari tanah?" Dia (iblis) berkata: “Seseorang itu mengikuti dien temannya, maka hendaknya ia memperhatikan
"Terangkanlah kepadaku inikah orangnya yang Engkau muliakan atas diriku? siapa yang menemaninya”. (HR. Abu Dawud dan Tarmidzi).
Sesungguhnya jika Engkau memberi tangguh kepadaku sampai hari kiamat,
niscaya benar-benar akan Aku sesatkan keturunannya, kecuali sebahagian kecil". Sabda Nabi tersebut menerangkan, bahwa: seseorang itu akan mengikuti
(Al Isra’ [17]:60-62) agama, kebiasaan, adat istiadat, tabiat temannya. Hal ini, menunjukkan betapa
kuatnya pengaruh teman dalam membentuk dan mewarnai perilaku manusia, baik
Orang-orang yang sesat dan mengikuti bujuk rayu syaithan, mereka adalah pengaruh kepada kebaikan dan kepada keburukan. Karena sangat strategisnya
hizbus syaithan/golongan syaithan/partai syaithan. Mereka sangat giat teman ini, maka apabila manusia ingin senantiasa berada dalam kebaikan, maka
menyuarakan kebatilan dan menghalangi tegaknya kebenaran. Mereka adalah harus memilih teman yang baik yaitu mu’min sejati.
manusia yang merugi dunia dan akhirat, lalu akan dilemparkan ke dalam neraka
Jahannam.
Allah berfirman:
“Syaitan Telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat I. POLA HIDUP MANUSIA SEPANJANG SEJARAH
Allah; mereka Itulah golongan syaitan. Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya golongan
syaitan Itulah golongan yang merugi.” (Al Mujadilah [58]:19). Allah SWT berfirman:

“Tuhan berfirman: "Pergilah, barangsiapa di antara mereka yang mengikuti “Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dari setetes mani yang
kamu, Maka Sesungguhnya neraka Jahannam adalah balasanmu semua, sebagai bercampur yang kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), Karena
suatu pembalasan yang cukup.” (Al Isra’ [17]:63). itu kami jadikan dia mendengar dan Melihat. Sesungguhnya kami Telah
6
menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir.” (Al
Insan [76]:2-3). “Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri
Di dalam menyikapi nikmat yang Allah berikan kepadanya, manusia terpecah peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak juga akan beriman. Allah
menjadi dua: ada yang bersyukur dan ada yang kafir. Telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka
Orang-orang yang bersyukur itu adalah mu’min muttaqin. Mereka ditutup. dan bagi mereka siksa yang amat berat.” (Al Baqarah [2]:6-7).
mempergunakan nikmat-nikmat itu unuk menunjang terpenuhinya kewajiban-
kewajiban yang telah diperintahkan kepadanya. Mereka mengikuti jejak para penentang kebenaran, Iblis la’natullah. Fira’un.
Sedangkan orang yang kafir mendapat nikmat dari Allah untuk menentang Namrud, Abu Jahal dan lain-lain dengan menyombongkan diri, menolak wahyu
kehendak Allah. Orang yang kafir ini, terbagi menjadi dua, yaitu (1) yang dengan Allah dan membuat kerusakan dimuka bumi.
jelas dan terang-terangan menyatakan kafir kepada Allah. Dan (2) yang Mereka senantiasa menentang Allah, dengan membuat tandingan-tandingan
menampakkan keimanan sedang dalam hatinya ingkar, mereka adalah orang- yang mereka sembah (agung-agungkan) dengan penuh kecintaan. Karena
orang munafik. kekafirannya itu, Allah menutupi hati mereka, membutakan mata mereka,
menggiring mereka di atas jalan yang sesat dan memasukkannya ke dalam neraka
1. Pola hidup orang mu’min-mutaqin Jahannam, satu tempat kembali yang sangat buruk.
Allah SWT berfirman:
Mereka berjalan di atas petunjuk Allah sirathal mustaqim. Senantiasa
melaksanakan dan menjaga syariat-syariat Allah, menegakkan shalat, “Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-
menginfakkan hartanya di jalan Allah, mengimani kitab-kitab-Nya dan mengimani tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai
hari akhirat. Allah membimbing golongan ini, karena ketaqwaannya di atas Allah. adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. dan
petunjuk-Nya dan memasukkannya ke dalam surga-Nya. jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka
Allah SWT berfirman: melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya,
dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal).” (Al
“Kitab (Al Quran) Ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang Baqarah [2]:165).
bertaqwa, (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan
shalat, dan menafkahkan sebahagian rezki yang kami anugerahkan kepada 3. Pola hidup orang munafiq
mereka. Dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Quran) yang Telah
diturunkan kepadamu dan kitab-kitab yang Telah diturunkan sebelummu, serta Orang-orang munafiq secara lahiriyah beriman kepada Allah, Rasul-Nya dan
mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat. Mereka Itulah yang tetap hari akhirat. Keimanannya ia persaksikan dengan sebenar-benarnya, tetapi mereka
mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang bukanlah orang yang beriman.
beruntung”(Al Baqarah [2]:2-5) Golongan ini, hidup di tengah-tengah kaum mu’minin. Mereka juga mendengar
Orang-orang mu’min mutaqin rela mengorbankan seluruh hidupnya (baik harta wahyu-wahyu Allah yang disampaikan, namun karena hatinya berpenyakit, wahyu
dan jiwa) untuk mencari keridhaan Allah. itu tidak bermanfaat sedikitpun.
Sebagaimana ayat di bawah ini. Orang-orang munafiq ini tidak memiliki komitmen dan loyalitas yang jelas
kepada Islam, sehingga mereka rela menukar hidayah Allah dengan kesesatan.
“Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya Karena Mereka tetap loyal kepada syetan-syetan meraka (musuh-musuh Islam),
mencari keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya.” mengadakan makar untuk menghancurkan Islam. Pola hidup munafiq ini dengan
(Al Baqarah [2]:207). jelas diterangkan dalam Surah Al-Baqoroh, sebagai berikut :
“Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan hari
2. Pola hidup orang kafir kemudian," pada hal mereka itu Sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman.
Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka
Orang-orang kafir menjalani hidupnya dengan menolak wahyu (petunjuk) Allah Hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar. Dalam hati mereka ada
dan lebih memilih ideology sesatnya, fastahabbul ‘amma ‘alal huda (41:17). penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih,
Mereka adalah orang yang tuli, pekak dan bisu tidak mau mendengar peringatan, disebabkan mereka berdusta. Dan bila dikatakan kepada mereka:"Janganlah kamu
sebagaimana firman Allah: membuat kerusakan di muka bumi". mereka menjawab: "Sesungguhnya kami
7
orang-orang yang mengadakan perbaikan.". Ingatlah, Sesungguhnya mereka ditimpa oleh suatu bencana, berbaliklah ia ke belakang. Rugilah ia di dunia dan di
Itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar. Apabila akhirat. yang demikian itu adalah kerugian yang nyata.” (Al – Hajj [22]:11).
dikatakan kepada mereka: "Berimanlah kamu sebagaimana orang-orang lain Telah
beriman." mereka menjawab: "Akan berimankah kami sebagaimana orang-orang
yang bodoh itu Telah beriman?" Ingatlah, Sesungguhnya merekalah orang-orang
yang bodoh; tetapi mereka tidak tahu. Dan bila mereka berjumpa dengan orang-
orang yang beriman, mereka mengatakan: "Kami Telah beriman". dan bila mereka
kembali kepada syaitan-syaitan mereka, mereka mengatakan: "Sesungguhnya
kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok.". Allah akan
(membalas) olok-olokan mereka dan membiarkan mereka terombang-ambing
dalam kesesatan mereka. Mereka Itulah orang yang membeli kesesatan dengan
petunjuk, Maka tidaklah beruntung perniagaan mereka dan tidaklah mereka
mendapat petunjuk.” (Al Baqarah [2] :8-16).

Allah telah memberikan perumpamaan tentang pola hidup mereka itu, dalam
ayat yang sangat indah:

“Perumpamaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan api, Maka


setelah api itu menerangi sekelilingnya Allah hilangkan cahaya (yang menyinari)
mereka, dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat Melihat. Mereka
tuli, bisu dan buta, Maka tidaklah mereka akan kembali (ke jalan yang benar).
Atau seperti (orang-orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit disertai gelap gulita,
guruh dan kilat; mereka menyumbat telinganya dengan anak jarinya, Karena
(mendengar suara) petir,sebab takut akan mati. dan Allah meliputi orang-orang
yang kafir. Hampir-hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka. setiap kali kilat
itu menyinari mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap menimpa
mereka, mereka berhenti. Jikalau Allah menghendaki, niscaya dia melenyapkan
pendengaran dan penglihatan mereka. Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala
sesuatu.” (Al Baqarah [2]:17-20)

Betapa orang-orang munafik tidak dapat mengambil manfaat dari wahyu-wahyu


Allah (hujan) yang senantiasa diturunkan, karena keragu-raguan yang ada dalam
hatinya. Yang mereka tangkap hanyalah kerasnya suara guntur yang memekakkan
telinganya dan kilatan petir yang seakan membutakan matanya, ia menutup telinga
dengan telunjuknya, sehingga tuli dan tidak mendengar peringatan Allah yang
terkandung di dalamnya.
Golongan ini, beribadah kepada Allah berada di tepian, bergerak sesuai situasi
dan kondisi. Sekiranya menguntungkan, maka ia tetap dalam kondisi itu, tetapi
manakala ia pandang merugikan dirinya, maka ia mundur kebelakang. Mereka
terombang-ambing dalam keragu-raguan dan Allah masukkan mereka ke dalam
neraka Jahannam.

“Dan di antara manusia ada orang yang menyembah Allah dengan berada di
tepi, Maka jika ia memperoleh kebajikan, tetaplah ia dalam keadaan itu, dan jika ia
8

Anda mungkin juga menyukai