NIM : B1021201014
Prodi : Manajemen
Salah satu faktor, yang menyebabkan naiknya jumlah tenaga kerja wanita
dalam memasuki lapangan kerja. adalah muncul dan berkembangnya
sektor industri, jasa dan perdagangan yang merupakan peluang bagi tenaga
kerja wanita untuk memasuki sektor publik, terutama sektor industri yang
masih berpusat pada sektor-sektor yang dianggap sebagal sektor wanita.
(Teks Sosial. Wahyuningsih & Poerwanto, 2004)
Kepadatan leksikal juga dapat dilihat dari kelompok nomina yang
terbentuk dari rangkaian dua kata leksikal atau lebih tanpa disisipi oleh kata
struktural apa pun, seperti diambil dari Contoh (1.8) di atas: "naiknya jumlah
tenaga kerja wanita", "lapangan keria". "berkembangnya sektor industrt",
"sektor publik", dan "sektor wanita". Kelompok nomina akan menjadi semakin
padat apabila unsur penjelas yang melibatkan kata-kata struktural dalam
kelompok tersebut diperhitungkan.
Pemadatan informasi akan menjadi kompleks apabila dua atau lebih leksis
hasil nominalisasi tersebut dihimpun dalam satu gugusan pada kelompok nomina.
Menurut Hyland, pada teks akademik sebagian besar gugusan berupa kelompok
nomina atau kelompok adverbia (dengan bersandar pada teori Halliday) dapat
berfungsi sebagai sarana untuk memolakan makna teks secara ideasional,
interpersonal, dan tekstual (Hyland, 2008:48-49). Akan tetapi, pada teks
akademik yang dicontohkan, gugusan leksis cenderung berupa kelompok nomina,
dan lebih banyak berkenaan dengan realisasi makna ideasional daripada realisasi
kedua makna yang lain. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa dari sudut
pandang nominalisasi teks-teks tersebut menunjukkan ciri keilmiahan secara
ideasional.
E. Teks Akademik Banyak Memanfaatkan Metafora Gramatika Melalui
Ungkapan Inkongruen
Metafora gramatika adalah pergeseran dari satu jenis leksis ke jenis leksis lain
atau dari tataran gramatika yang lebih tinggi ke tataran gramatika yang lebih
rendah. Metafora gramatika terjadi pada ungkapan yang inkronguen. Realisasi
secara kongruen adalah realisasi yang sewajar-wajarnya sesuai realitas. Misalnya
benda direalisasikan sebagai nomina, proses direalisasikan sebagai verba, kondisi
direalisasikan sebagai adjektiva, dan sirkumtansi direalisasikan sebagai adverbia.
Sebaliknya, pada realisasi secara inkongruen, proses tidak diungkapkan dengan
verba tetapi dengan nomina, kondisi tidak diungkapkan dengan adjektiva tetapi
dengan nomina, dan sebagainya. Berikut ini bagian dicetak tebal menunjukkan
leksis-leksis yang mengalami pergeseran dari kongruen menjadi inkongruen.
Wanita pekerja [di tobong gamping] (Teks Sosial, Wahyuningsih & poerwanto,
2004)