Anda di halaman 1dari 11

ek

SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

PENGENDALIAN MOTOR SINKRON MAGNET PERMANEN MENGGUNAKAN


DIRECT MODEL REFERENCE ADAPTIVE CONTROL DAN ADAPTIVE FIELD
WEAKENING CONTROL
Tajuddin Hamdani *

Abstract
This paper present an approach for adaptive control of the surface mounted permanent magnet
synchronous motor (PSMS) over its entire speed range. This requires coordination of direct and
quadrature axis currents id, iq. Direct model reference adaptive control is responsible for the
control of quadrature axis current. Direct axis current is controlled by an adaptive field weakening
approach at elevated speeds where the inverter is in voltage saturation. The developed adaptive
field weakening scheme is able to determine the right amount of i d at any operation conditions
without the knowledge of load torque, motor or inverter parameters.
Keywords: MSMP, adaptive control, field weakening, fluks, DMRAC.

Abstrak
Paper ini akan membahas sebuah pendekatan kendali adaptive untuk Motor sinkron magnet
permanen (MSMP) tipe surface mounted dalam seluruh rentang kecepatannya. Pendekatan ini
membutuhkan koordinasi antara arus sumbu direct i d dan arus sumbu quadratur iq. Direct Model
Reference Adaptive Control digunakan untuk mengendalikan arus sumbu quadratur. Sedangkan
arus sumbu direct dikendalikan dengan pendekatan Adaptive Field Weakening pada saat
kecepatan bertambah dimana inverter dalam kondisi saturasi. Skema kendali dari Adaptive Field
Weakening yang dikembangkan dapat menentukan besar i d yang tepat pada sembarang
kondisi operasi tampa perlu mengetahui torka beban, parameter motor atau inverter.
Kata kunci: MSMP, adaptive control, field weakening, fluks, DMRAC

1. Pendahuluan kecepatan dasar, hal ini tidak bisa


Motor Sinkron Magnet Permanen dilakukan, karena ketika motor
(MSMP) banyak digunakan dalam mencapai kecepatan dasar, inverter
aplikasi penggerak servo yang yang mensuplai tegangan ke terminal
mensyaratkan respon dinamik yang stator mulai mengalami saturasi
cepat seperti robotika dan kendaraan tegangan, sehingga kecepatan motor
listrik karena kelebihan yang dimilikinya tidak bisa lagi dinaikkan. Untuk
dibandingkan dengan motor induksi mengoperasikan motor diatas
seperti efiensi, rasio torka terhadap kecepatan dasar maka fluks medan
inersia dan kerapatan daya yang tinggi, harus diperlemah. Namun pelemahan
ukuran lebih kecil dan bebas dari fluks tidak bisa ddilakukan secara
pemeliharaan. Dalam aplikasi tertentu, lansung karena medan dibangkitkan
MSMP harus dapat dioperasikan dalam oleh magnet permanen. Sehingga
rentang kecepatan yang lebar mulai pengendalian torka dan fluks harus
dari kecepatan rendah dibawah dilakukan dengan cara mengendalikan
kecepatan dasar sampai melebihi arus stator secara decouple, yaitu
kecepatan dasar. membagi arus stator menjadi dua
Pengendalian motor di bawah komponen sumbu, yaitu arus sumbu
kecepatan dasar umumnya dapat direct dan arus sumbu quadratur. Kedua
dilakukan dengan mengatur tegangan komponen arus stator ini dikendalikan
masukan. Namun untuk kondisi diatas

* Staf Pengajar Jurusan D3 Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Tadulako, Palu
Pengendalian Motor Sinkron Magnet Permanen Menggunakan Direct Model Reference
Adaptive Control dan Adaptive Field Weakening Control
(Tajuddin Hamdani)
untuk mengendalikan torka dan Model prilaku dinamis MSMP
kecepatan motor. dibutuhkan untuk mendukung
pengembangan sistem pengendalian.
Paper ini membahas pendekatan
Persamaan dinamik belitan tiga fasa
kendali adaptive untuk mengendalikan
yang menghubungkan tegangan
kedua komponen arus stator ini. Yaitu
terminal ke fluks linkup dan arus fasa
Direct Model Reference Adaptive
adalah:
Control untuk mengendalikan arus
sumbu quadratur. Dan Adaptive Field d abc iabc , 
  Ri abc  v abc ……......(1)
Weakening Control untuk dt
mengendalikan arus sumbu direct pada
saat kecepatan bertambah dimana
   
abc  L  iabc  k  ………….......(2)
inverter dalam kondisi saturasi. dimana L  dan k   dan 
2. Tinjauan Pustaka berturut-turut adalah induktansi,
2.1 Motor Sinkron Magnet Permanen konstanta ggl lawan posisi rotor. Karena
(MSMP) permeabillitas relatif dari magnet
Motor sinkron magnet permanen permanen mendekati nilai satu
(MSMP) merupakan suatu solusi yang induktansi fasa nominal dan tak
sangat menarik untuk penggerak servo tergantung posisi rotor, maka fluks
dalam kisaran kilo Watt. Stator pada lingkup didefinisikan sebagai:
MSMP mirip dengan motor induksi,
sedangkan rotornya merupakan  La Lba Lca 
magnet permanen sehingga tidak ada abc   Lba Lb Lcb  iabc 
arus magnetisasi.
Ada dua tipe utama MSMP di  Lca Lcb Lc  .....(3)
pasaran. Yang pertama adalah motor  K cos P  
magnet interior (MI). Motor ini mampu
menghasilkan torka reluktansi selain

 2 
 K cos P  3  
torka mutual. Torka reluktansi dihasilkan
 
 K cos P  2 
3 

oleh struktur yang menonjol dalam
lintasan-lintasan magnetik sumbu Dimana P adalah jumlah pasangan
quadratur (q) dan sumbu direct (d). kutub magnetik.
Torka magnetik dihasilkan oleh interaksi Karena La = Lb = Lc = L, Lab = Lca = Lcb = M,
medan magnet dan arus stator. Karena ia + ib + ic = 0 dan Mib + Mic = -Mia,
torka reluktansi yang besar maka maka:
memungkinkan untuk dilakukan
pelemahan medan. Yang lain adalah  LT 0 0
tipe permukaan (surface mounted). abc   0 LT 0  iabc 
Motor tipe ini memiliki struktur yang kecil ..........(4)
 0 0 LT 
dengan unjuk kerja yang sangat baik
dan sangat efektif dalam aplikasi-  K cos P  
aplikasi industri dengan daya yang

 2
 K cos P  3 
tinggi. Dalam penelitian ini digunakan 
 K cos P  2
 
MSMP enam kutub tipe permukaan. 3

Dimana LT = L–M. Dengan


2.2 Model Motor Sinkron Magnet menggabungkan persamaan 1 dan 4,
Permanen maka persamaan dinamik elektrik dapat
ditulis :

v a   R 0 0 ia   LT 0 0  dia    KP sin P  


 didt   …………….(5)
v    0
 b  R 0  i    0
 b  LT 0   2
 dtb    KP sin P  3 
 vc   0 0 R  ic   0 0 LT 
 dt  

 dic   KP sin P  2
3


47
Jurnal SMARTek, Vol. 3, No. 1, Pebruari 2005 : 46- 56

Sedangkan persamaan dinamik Pengaturan torka dilakukan dengan


mekanik adalah: mengendalikan magnitud iqs dan efek
d pelemahan medan (field weakening)
J  Te  Tl  B …………..(6) dilakukan dengan mengendalikan
dt magnitud ids .
Pengoperasian motor secara
d
  ………………………… .(7) optimal dilakukan di bawah kecepatan
dt dasar, dimana tegangan cukup tersedia
Dimana Te adalah torka elektromagnetik dari inverter untuk mensuplai belitan
yang dapat dinyatakan sebagai: stator. Akan tetapi di atas kecepatan
dasar (zona daya konstan), ggl yang
1 T dL  T dk  
Te  iabc iabc  iabc  v  ..(8) terinduksi bertambah secara
2 d d proporsional dengan kecepatan rotor
(fluks eksitasi tetap konstan). Jika
Bagian pertama persamaan (8) adalah kecepatan dinaikkan maka tegangan
torka reluktansi dan nilainya nol untuk terminal mesti juga dinaikkan untuk
MSMP non-salient. v  merupakan menselaraskan ggl stator. Kenaikan
tegangan stator membutuhkan
torka roda penggerak dan nilainya
penambahan rating tegangan dari
sangat kecil disebabkan oleh
inverter yang digunakan. Akan tetapi
ketidaksimetrian laminasi stator sehingga
inverter mempunyai batasan tegangan
persamaan torka dapat
tertinggi yang tidak dapat dicapai.
disederhanakan menjadi:
Sehingga untuk membatasi tegangan
dk   …………..............(9)
Te  iabc
T
terminal mesin pada batasan tertinggi
d tegangan inverter, pelemahan medan
Dengan menerapkan (field weakening) harus dilakukan.
transformasi dua fasa ke dq, maka Pelemahan medan secara langsung
sistem dinamik elektrik dalam kerangka tidaklah mungkin karena eksitasi
referensi rotor dapat ditulis menjadi : diperoleh dari magnet permanen. Akan
tetapi, efek yang sama dapat dicapai
v d   R  LT dtd  LT P  i d  dengan menambahkan suatu arus
v     i  sumbu-d negatif, seperti
 q   LT P R  LT dtd   q
 0 
  3  .........................(10)
 KP
 2 

Torka elektromagnetik dalam kerangka


dq adalah :
Te  3
2
KPi q ……………..........(11)

2.3 Operasi pada Zona Daya Konstan


Berdasarkan model ruang fasor
MSMP, pengendalian torka dan fluks
Gambar 1. Diagram fasor selama
motor secara terpisah (decouple)
operasi field weakening
dilakukan dengan mengendalikan
komponen ids dan iqs dari arus stator is.

Persamaan fluks lingkup diberikan oleh :


 ds   
( t )  j qs ( t ) e j( t )  Ls ids ( t )  j iqs ( t ) e j( t )   f e j( t ) ...............................(12)

48
Pengendalian Motor Sinkron Magnet Permanen Menggunakan Direct Model Reference
Adaptive Control dan Adaptive Field Weakening Control
(Tajuddin Hamdani)

Dengan menghilangkan unsur e j( t ) di Gambar 2. Karakteristik Torka –


kedua sisi dan memisahkan bagian real kecepatan MSMP
dan imajiner, maka fluks lingkup sumbu 2.4 Strategi pengendalian
d dan q diberikan oleh : Rancangan kendali dari MSMP
 ds ( t )  Ls ids ( t )   f ……........(13) dimulai dengan kendali kecepatan
varibel. Perbedaan skala waktu sistem
 ds ( t )  Ls iqs ( t ) ……..…….....(14) mekanik dan elektrik memungkinkan kita
Persamaan (14) menyatakan bahwa untuk menggunakan kendali multi-loop.
arus sumbu d negatif mengurangi fluks Pengendalian ini dilakukan dengan
lingkup sumbu d, yang berarti mengoperasikan secara serempak dari
melemahkan medan. tiga pengendali yaitu (1) kendali direct
Magnitud arus stator yang model reference adaptive control
merupakan jumlah vektor komponen (DMRAC), (2) adaptive field weakening
arus sumbu d dan sumbu q, akan control, dan (3) sebuah regulator arus.
bertambah jika mesin dikendalikan DMRAC digunakan untuk loop kendali
untuk menimbulkan torka yang sama kecepatan. Loop bagian luar
seperti pada kecepatan dasar. Untuk membentuk arus-arus referensi tiga fasa
membatasi arus stator pada nilai yang dan loop arus bagian dalam
tepat, komponen iqs, dari arus stator menghasilkan arus-arus referensi ini
harus dikurangi sedemikian rupa melalui inverter sumber tegangan.
sehingga : DMRAC mengendalikan kecepatan
dengan arus sumbu q yang diinginkan.
Ids 2 + Iqs 2  Imax 2 ......................(15) Arus sumbu d diperlukan untuk operasi
Dimana I max adalah nilai RMS dari arus kecepatan tinggi dimana inverter
stator. dalam keadaan saturasi tegangan.
Supaya motor beroperasi di zona daya Gambar 3 memperlihatkan diagram
konstan, maka : blok umum dari sistem penggerak
 r Te   rbTb ……………….......(16) MSMP.
dimana  r adalah kecepatan angular 2.5 Algoritma DMRAC
di atas kecepatan dasar  rb dan Tb Ada dua tipe dasar algoritma
adalah torka dasar yang ditentukan adaptif, yaitu teknik direct dan teknik
indirect. Teknik adaptif indirect
pada kecepatan dasar  rb . Karena
membutuhkan pengetahuan yang jelas
torka berbanding lurus dengan iqs, dari parameter plant. Teknik indirect
maka persamaan (16) dapat ditulis memperbarui pengendali berdasarkan
kembali menjadi : parameter yang diestimasi (Sepe, 1991).
Teknik direct merubah gain pengendali
iqs = (rb/(r)iqs,rated …………….(17)
berdasarkan error antara model dan
Dimana iqs adalah komponen sumbu q keluaran sistem. Algoritma direct
dari arus stator pada kecepatan r dan adaptive dapat menangani variasi
iqs,rated adalah arus stator untuk torka parameter dalam sistem MSMP (Sozer,
yang ditentukan pada kecepatan 1997).
dasar. Karateristik torka-kecepatan dari Persoalan kendali adaptif
motor diperlihatkan dalam Gambar 2 referensi model invarian waktu linear
diambil untuk plant :
.
x p (t )  Ap x p (t )  B p u p (t )
yp( t )  Cp xp( t ) ………..........(18)

49
Jurnal SMARTek, Vol. 3, No. 1, Pebruari 2005 : 46- 56

Dimana ey(t) = ym(t) – yp(t) dan Ke(t),


dimana x p ( t ) adalah vektor keadaan
Kx(t), dan Ku(t) adalah gain-gain
(n x 1), u p ( t ) adalah vektor kendali (m adaptif. Dengan mendefinisikan vektor
x 1), r(t) sebagai :
y p ( t ) adalah vektor keluaran
plant (q x 1), dan Ap, Bp adalah matrik 
r( t )  e y ( t ) x m ( t ) u m ( t ) …..(21)
T

dengan dimensi yang sesuai untuk


memvariasikan parameter. maka kendali up(t) ditulis sebagai
Tujuannya adalah memperoleh kendali u p ( t )  K ( t ) r( t ) dengan :
up(t), tampa mengetahui secara explisit
Ap, Bp , sehingga vektor keluaran plant K( t )  K p ( t )  K i ( t ) ,
yp(t) mengikuti model referensi : K p (t )  ey (t )rT (t )Tp , Tp  0 …...(22)
.
x m ( t )  Am xm ( t )  Bm u m ( t )
K i (t )  e y (t )r T (t )Ti , Ti  0
y m ( t )  Cm xm ( t ) .................(19)
Tp dan Ti berturut-turut adalah tetapan
proporsional dan integral. Diagram blok
Model tersebut menggabungkan dari DMRAC diperlihatkan dalam
prilaku plant yang diinginkan, tetapi Gambar 4. Gain-gain dalam pengendali
pilihannya tidak dibatasi. Dalam DMRAC menyesuaikan diri untuk
kenyataanya, orde dari plant dapat mengurangi error antara model dan
lebih besar daripada orde model keluaran plant. Penyesuaian berhenti
referensi. bila error sudah menjadi nol. Dalam
Hukum kendali adaptif diberikan penelitian ini tetapan kendali ditentukan
oleh : untuk memperoleh keluaran kecepatan
u p (t )  K e (t )e y (t )  yang diinginkan dalam batasan arus
...(20) maksimun.
K x (t ) xm (t )  K u (t )u m (t )

Gambar 3. Diagram blok umum dari sistem penggerak MSMP (Sozer, 1998)

50
Pengendalian Motor Sinkron Magnet Permanen Menggunakan Direct Model Reference
Adaptive Control dan Adaptive Field Weakening Control
(Tajuddin Hamdani)

Um Xm(t) Ym(t) + ey(t)


MODEL Cm

Yp(t) -

Kx(t)
f(xm,dy)

Ku(t)
+
Up(t)
f(xm,dy) PLANT
+
+
Ke(t)
f(xm,dy)

Gambar 4. Diagram blok untuk direct model reference adaptive controller (DMRAC)

Keadaan plant xp dan keluaran kecepatan yang berbeda adiberikan


plant yp keduanya sama dengan oleh:
kecepatan , dan kendali adaptif up
adalah magnitud dari arus iq.. Arus  
Vlim 2

 P a  PLT id   PLT iq 
2 2

referensi tiga fasa yang dihasilkan


tergantung dari posisi rotor , magntiud ...............................................(24)
arus iq dan arus id.
Dimana Vlim adalah tegangan
Model orde satu dipilih untuk
maksimun yang tersedia dari inverter.
menghasilkan respon kendali cepat.
Gambar 5 memperlihatkan
Model yang diinginkan untuk diikuti
lingkaran batas arus dan tegangan.
kecepatan motor dipilih sebagai Am = -
Garis edar 1 dalam gambar 5
16, Bm = 1 dan Cm = 16 dimana um
mereprsentasikan operasi motor
adalah masukan model (kecepatan
dibawah kecepatan dasar. Garis edar 2
referensi) dan ym adalah keluaran
menyatakan operasi di atas kecepatan
model.
dasar, dimana penerapan arus sumbu d
2.6 Kendali Pelemahan Medan (Foeld negatif secara terpisah melawan fluks
Weakening Control) yang melingkupi belitan yang
Arus iq dikendalikan untuk disebabkan oleh magnet rotor. Dengan
menghasilkan torka elektromagnetik mengurangi fluks linkup kecepatan
yang diperlukan selama inverter dapat motor dapat dinaikkan pada zona daya
mensuplai tegangan yang diperlukan ke konstan. Di atas kecepatan kristis c
terminal fasa motor. Satu-satunya produksi arus pada lingkaran batas arus
batasan arus di bawah kecepatan menjadi tidak mungkin dipertahankan (
dasar motor adalah arus maksimun Sozer, 1998).
yang dapat dipikul motor. Magnitud
arus fasa diberikan sebagai Im2 = id2 + iq2
. Bertambahnya kecepatan
menyebabkan ggl lawan dan tegangan
yang dibutuhkan ke motor juga
bertambah. Magnitud dari tegangan
fasa yang diberikan ke terminal motor
adalah:

Va  P a  PLT id 2  PLT iq 2


..........................................................(23) Gambar 5. Lingkaran tegangan dan
Dimana a adalah arus maksimun
3
K . Persamaan
2 Permasalahan dalam teknik field
Lingkaran batas tegangan untuk weakening control adalah menerapkan

51
Jurnal SMARTek, Vol. 3, No. 1, Pebruari 2005 : 46- 56

jumlah arus id yang tepat pada waktu Suatu algoritma kendali yang
yang tepat. Jika arus id tak cukup, maka didasarkan atas perhitungan torka untuk
inverter menjadi jenuh dan arus fasa MSMP tipe interior dijelaskan oleh Jahns
yang dibutuhkan tidak dapat dihasilkan. (1991). Error antara torka yang
Sebaliknya arus id yang berlebihan diinginkan dan torka referensi
menaikan magnitud arus fasa dan mengendalikan magnitud arus id.
menyebabkan inefisiensi dari Algoritma ini sangat tergantung baik
penggunaan inverter dan motor. Arus id pada parameter mesin ataupun torka
yang memenuhi untuk kondisi berbeban beban dan kecepatan mesin.
dan tanpa beban diberikan oleh: Algoritma kendali adaptif
dikembangkan untuk memperoleh nilai
1  V  arus id yang benar dengan
ia    a  lim  menggunakan error antara arus aktual
LT  P r  ....(25) dan arus referensi dalam kerangka
 iq  Vlim  referensi  -  (Sozer, 1998). Error antara
   aktual dan referensi dari arus dua fasa
LT I m  P b   a  memberikan ukuran kejenuhan inverter.
Dimana Im adalah arus maksimun yang Integrasi dari error ini mengendalikan
dialirkan dalam belitan. Metoda ini arus id. Ketika kecepatan motor atau
mengasumsikan operasi daya konstan di torka beban berkurang atau parameter
atas kecepatan dasar dengan motor berubah, maka amplitudo arus id
b
iq  r
Im . Gambar 6 dan 7 harus dapat diturunkan. Informasi ini
tidak dapat diperoleh jika perubahan-
memperlihatkan vektor arus fasa dan perubahan ini tidak diestimasi.
vektor tegangan terminal dari motor. Arus id dikurangi sedikit demi
sedikit dalam periode yang pantas.
Integrasi dari error menaikkan arus id ke
nilai sebelumnya dengan cepat setelah
setiap langkah reduksi jika tidak ada
perubahan dalam kondisi operasi sistem.
Jika sistem berubah, errror tidak akan
terjadi sehingga arus id berkurang
dengan nilai pengurangan yang
bertambah sampai ke nilai yang benar.
Diagram blok dari field weakening
kontrol diperlihatkan dalam Gambar 8.

Gambar 6. Vektor arus fasa 3. Metodologi Penelitian


Teori yang dibahas diuji pada
motor MSMP 25 hp. Parameter motor
diperoleh dari analisis FEM. Inverter
sumber tegangan tiga fasa, algoritma
kendali dan model motor disimulasikan.
Untuk memperoleh efek saturasi
tegangan inverter, maka simulasi pada
kondisi kecepatan tinggi dilakukan
dengan dua perlakuan, yaitu dengan
field weakening dan tampa field
weakening. Kecepatan diubah-ubah
dari 150 rad/det sampai 160 rad/det
dengan kenaikan 5 rad/det. Torka
Gambar 7. Vektor tegangan terminal beban dibuat konstan pada 140 Nm.
Dimana kecepatan dasar = 150 rad/det.

52
Pengendalian Motor Sinkron Magnet Permanen Menggunakan Direct Model Reference
Adaptive Control dan Adaptive Field Weakening Control
(Tajuddin Hamdani)

Gambar 8. Diagram blok Adaptive Field Weakening Control (Sozer, 1998)

4. Hasil dan Pembahasan mencapai keadaan mantap (id=0)


Hasil yang diperoleh dari simulasi ketika kecepatan mencapai keadaan
diperlihatkan dalam bentuk gambar- mantap. Gambar 12 memperlihatkan
gambar seperti yang ditunjukkan pada keadaan mantap dari arus aktual dan
gambar 9 sampai 14. arus referensi pada kecepatan 160
Gambar 9 memperlihatkan arus rad/det dan torka beban 140 Nm. Tidak
fasa aktual dan referensi pada ada lagi error ketika kecepatan
kecepatan 150 rad/det dan torka berkurang sampai nilai kecepatan
beban 140 Nm. Ketika kecepatan dasar.
dinaikkan sampai 155 rad/det, inverter Dari 0,4 sampai 0,8 detik, arus id
mengalami saturasi dan tidak dapat berkurang pada setiap pulsa switching,
menghasilkan arus referensi, seperti tetapi error antara referensi dan actual
ditunjukkan dalam Gambar 10. dari arus-arus dua fasa memaksa
Algoritma pengaturan id secara pengendali untuk menaikkan arus id
otomatis diuji melalui operasi transien kembali setelah setiap pulsa. Pada 0,8
dari mesin. Proses adaptasi arus id detik, referensi kecepatan dikurangidan
terhadap perubahan kecepatan kecepatan motor berkurang secara
diperlihatkan pada Gambar 11. bertahap sampai 120 rad/det dan
Selama transien dari 0 sampai 0,4 detik, pengendali pengendali dapat
id diberikan oleh pengendali secara menurunkan arus id yang tidak
bertahap sampai kecepatan mendekati diperlukan sampai 0 secara bertahap.
160 rad/det. Ketika kecepatan motor Arus id membutuhkan 1,2 detik untuk
bertambah, inverter mulai saturasi dan mencapai 0.
error antara aktual dan referensi dari Torka yang dihasilkan motor untuk
arus dua fasa timbul, dan integrasi dari kondisi yang diberikan pada gambar 11
error ini menimbulkan arus id. Arus id diperlihatkan pada gambar 13.

Gambar 9 . Arus referensi (garis putus-putus) dan arus aktual (garis padat) fasa a pada
kecepatan 150 rad/det, torka beban 140 Nm, id = 0

53
Jurnal SMARTek, Vol. 3, No. 1, Pebruari 2005 : 46- 56

Gambar 10 . Arus referensi (garis putus-putus) dan arus aktual (garis padat) fasa a
pada kecepatan 155 rad/det, torka beban 140 Nm, id = 0

Gambar 11. Adaptasi arus sumbu d ketika kecepatan motor naik (0 detik – 0,4 detik)
dan ketika turun (0,8 detik – 1,2 detik) dengan torka beban 140 Nm

Gambar 12 . Arus referensi (garis putus-putus) dan arus aktual (garis padat) fasa a
pada kecepatan 160 rad/det, torka beban 140 Nm, id = 0

54
Pengendalian Motor Sinkron Magnet Permanen Menggunakan Direct Model Reference
Adaptive Control dan Adaptive Field Weakening Control
(Tajuddin Hamdani)

(a)

(b)
Gambar 13. Torka yang dihasilkan motor ketika kecepatan naik (0 – 0,4 det) dan turun
(0,8 – 1,2 det). (a) kurva keseluruhan, (b) perbesaran kurva untuk interval
0,45 - 0,7 detik.

(a)

(b)
Gambar 14. Arus iq ketika kecepatan motor naik (0 det– 0,4 det) dan turun (0,8 det –
1,2 det). (a) kurva keseluruhan, (b) perbesaran kurva untuk interval 0,54 -
0,63 detik.
55
Jurnal SMARTek, Vol. 3, No. 1, Pebruari 2005 : 46- 56

5. Kesimpulan Kim,J.M., et.al.,1997, Speed Control of


Operasi MSMP pada daerah field Interior Permanent Magnet PM
weakening merupakan operasi motor Syncronous Motor Drives for the
dalam kondisi daya konstan. Flux Weakening Operation, IEEE
Pengaturan MSMP di daerah field Transction on Ind. Appl., Vol IA-
weakening dilakukan dengan membuat 33, No. 1, pp 43-48.
arus sumbu d menjadi negatif. Sepe, R.B., et.al., 1991, Real Time
Untuk mendapat arus sumbu d Adaptive Control of Permanent
negatif banyak algoritma yang dapat Magnet Synchronous Motor, IEEE
dilakukan untuk kendali flux weakening, Transaction on Industrial
salah satunya adalah direct mode Application, Vol.IA-27, No.4,
reference adaptive control (DMRAC). pp.706-714.
Adaptif flux weakening dapat tetap
Sozer, Y, et.al., 1997, Direct Model
menjaga inverter menjadi tak jenuh
Reference Adaptive Control of
dengan mengendalikan arus sumbu
Permanent Magnet Brushless DC
negatif.
Motor, IEEE International Conf.
Skema adaptif flux weakening
On Control Appl., Vol.1, pp.633-
yang telah dikembangkan dapat untuk
638.
menentukan kuantitas yang tepat dari id
pada sembarang kondisi operasi tanpa Sozer, Y. et.al., 1998, Adaptive Flux
mengetahui torka beban, paramter weakening Control of
motor atau inverter. Permanent Magnet
Synchronous Motors, IEEE kode
6. Daftar Pustaka paper 0-7803-4943-1/98/$10.00.
Jahns,TM., 1991, Control Technique for
Improved High-Speed
Performance of Interior PM
Syncronous Motor Drives, IEEE
Transction on Ind. Appl., Vol IA-
27, No. 4, pp 997-1004.

56

Anda mungkin juga menyukai