Modul Praktikum Dasar Sistem Kendali
Modul Praktikum Dasar Sistem Kendali
Step Response
From: U(1)
0.9
0.8
oscillatory
0.7
0.6
underdamped
Amplitude
0.5
To: Y(1)
0.4
overdamped
0.3
0.2
critically damped
0.1
0
0 5 10 15 20
Time (sec.)
I. Tujuan Percobaan
1. Mampu menganalisa spesifikasi transient response dari sistem orde-1 dan orde-2.
2. Mampu menganalisa perbedaan transient response antara sistem orde -1 dan orde-2.
3. Mampu menganalisa kestabilan pada fungsi transfer system dan respon keluaran
system.
4. Mampu memodelkan fungsi alih dari transient response suatu system
Time response menunjukkan karakteristik output terhadap input dalam time domain.
Karakteristik suatu sistem kendali biasanya dilihat dari transient response-nya. Kondisi
transisi menunjukkan karakteristik output terhadap input dalam domain waktu yang mana
parameter waktu masih mempengaruhi tanggapan sistem. Sedangkan kondisi tunak
menunjukkan karakteristik output terhadap input dalam domain waktu yang mana parameter
waktu tidak lagi mempengaruhi kondisi tersebut. Karakteristik suatu sistem kendali
biasanya dilihat dari konsisi transisi dan kondisi tunak yang dimilikinya. Hal ini karena
sistem dengan penyimpanan energi tidak bisa merespon seketika itu juga dan akan selalu
menunjukkan transient response ketika sistem itu diberi input atau gangguan. Untuk
menganalisa sistem kendali biasanya digunakan standar input seperti fungsi impulse, step,
ramp, atau sinusoidal. Input yang paling sering digunakan adalah unit step, karena input ini
menyediakan informasi tentang karakteristik transient respons dan steady state respons dari
suatu sistem. Secara umum setiap kita mengaktifkan suatu sistem, kita mengaktifkan fungsi
step.
1
Gambar diagram blok :
+
R(s
Gc(s Gp(s C(s R(s T(s) C(s
_
H(s
Keterangan :
Gambar 1.a. Blok diagram suatu sistem kendali
Gambar 1.b. Blok diagram suatu sistem kendali yang disederhanakan di mana:
Perhatikan gambar 1.1.b. Fungsi alih lingkar tertutup dari sistem kendali tersebut
adalah:
C(s)
T (s) Gc(s)Gp(s) G(s)
R(s)
1 Gc(s)Gp(s)H 1 (1.2)
(s) G(s)
G(s)
C(s) R(s)
1 (1.3)
G(s)
Time respons dari suatu sistem adalah invers Transformasi Laplace dari C(s) atau
c(t)=L-1[C(s)]
1. Sistem orde –1
Sistem orde –1 mempunyai bentuk umum fungsi alih sebagai berikut :
C(s) K /
R(s) s (1/ (1.4)
)
dimana adalah konstanta waktu.
2. Sistem orde –2
Bentuk fungsi alih lingkar tertutup dari sistem orde –2 adalah sebagai berikut:
C(s)
R(s)
n2
s 2 n
2
n (1.5)
2
Dengan merupakan koefisien redaman yang menunjukkan apakah sistem orde-2 tersebut
overdamped, underdamped, critically damped atau oscilatory (lihat pada lampiran).
Sedangkan n adalah frekuensi natural.
Dalam perancangan suatu sistem kendali harus diketahui spesifikasi-spesifikasi yang
mendefinisikan karakteristik sistem.
Spesifikasi transient respons orde 2 adalah sebagai berikut :
1. Rise time (Tr)
2. Peak time (Tp)
3. Persent Overshoot (%OS)
4. Settling time (Ts)
5. Final Value (Fv) atau nilai steady state
Rumus Spesifikasi Sistem Orde-1 Rumus Spesifikasi Sistem Orde-2
Tr = 2.2 Tr = ( 1 - 0.4167 + 2.917 2 ) / n
Ts = 4/ Tp = / { n ( 1 - 2 ) 0.5 }
%OS = exp (- / ( 1 - 2 ) 0.5 )
Ts = 4 / (n)
B. Kestabilan Sistem
Kestabilan merupakan suatu parameter yang sangat penting dalam pengendalian. Suatu
sistem dikatakan stabil apabila memebuhi kriteria Bounded Input Bounded Output
(BIBO). Terdapat 3 jenis kestabilan yaitu stable, critically stable, dan unstable. Untuk
sistem stabil, maka terdapat 2 kondisi yang dapat ditentukan yaitu transient response
(kondisi transisi) dan steady-state response (kondisi tunak).
Kestabilan sistem dapat ditentukan salah satunya dengan menggunakan Routh-Hurwithz
Criterion. Yang menyatakan bahwa jumlah dari akar-akar polynomial yang berada di
sebelah kanan sumbu origin adalah sama dengan bahnyaknya perubahan tanda yang
terjadi pada kolom pertama.
Diketahui:
Tabel Routh
b. Ramp Input
Dengan R(s) = 1/s2
c. Parabolic Input
Dengan R(s) = 1/s3
Static Error Constant
o Position constant (Kp), di mana
o Velocity constant (Kv), di mana
o Acceleration constant (Ka), di mana
IV. PERCOBAAN
LAMPIRAN :
Bebarapa karakteristik tanggapan waktu suatu sistem orde 2 dengan ζ berbeda :
Step Response
From: U(1)
0.9
0.8
oscillatory
0.7
0.6
Amplitude underdamped
To: 0Y.5(1)
0.4
overdamped
0.3
0.2
critically damped
0.1
0
0 5 10 15 20
Time (sec.)
PERCOBAAN 2
TEMPAT KEDUDUKAN AKAR
I. Tujuan Percobaan
1. Mampu memahami prinsip tempat kedudukan akar (TKA) dan menggambarkan
kurva TKA dari suatu sistem.
2. Mampu menganalisa kestabilan suatu sistem berdasarkan analisis TKA.
+ G (s)
R (s) C (s)
K
_
H (s)
1
K = (2.2)
G (s) H (s)
r 180 (2.4)
dimana ±1, ±3, ±5, .... dan = banyaknya zero pada titik tak hingga dan
(letak pole berhingga) (letak zero berhingga) (2.5)
(pole berhingga) (zero berhingga)
4. Menentukan daerah cakupan TKA pada sumbu nyata. Tempat Kedudukan Akar
mencakup titik-titik pada sumbu nyata di sebelah kiri frekuensi kritis ( pole-pole dan
zero-zero) nyata yang berjumlah ganjil.
5. Menentukan titik pencar ( titik pisah atau titik temu), yang terdapat diantara akar-akar
N(s)D '(s) N '(s)D(s)
(2.6)
0
dengan N(s) dan D(s) masing-masing merupakan numerator dan denumerator G(s)H(s).
IV. PERCOBAAN
1. Buat fungsi alih sistem dengan mengetikan perintah-perintah berikut pada MATLAB
command window :
Misalkan: G(s)
b a0 a1s 2
b s b s
0 1 2
R(S) C(S)
Fungsi alih lingkar tertutup sistem kendali pada gambar di atas dapat dinyatakan
sebagai berikut:
C(s) G(s)
(2.1)
R(s) 1 G(s)H (s)
dengan G(s) merupakan fungsi alih maju dan H(s) merupakan fungsi alih umpan balik.
(2.6)
Unit cycle
θ
-1
Gambar 2.2. Diagram Nyquist yang menunjukkan gain margin dan phase margin
Pada sistem yang stabil, GM dan PM-nya selalu positif. Semakin besar nilai GM dan
PM, maka semakin stabil sistem tersebut.
I. TUJUAN PERCOBAAN
-
H(s)
Dari kedua buah grafik yang diplot tersebut, yang perlu diperhatikan adalah nilai dari
1
Gain Margin (GM) dan Phase Margin (PM). Nilai GM besarnya adalah , dengan G
G
adalah gain saat kurva grafik fasa memotong nilai –180o. Nilai GM umumnya dinyatakan
dalam dB, yang dihitung dengan
20log10 (GM ) . Sementara PM adalah nilai fasa dalam
derajat saat kurva grafik magnitude dengan frekuensi memotong nilai 0 dB.
Dari metode analisa Tempat Kedudukan Akar (TKA) diketahui bahwa suatu sistem
lingkar tertutup dinyatakan stabil apabila letak akarnya memotong sumbu j, atau
1 KG( j)H ( j) 0 . Dalam nilai magnitude, ini dinyatakan sebagai nilai mutlak
KG( j)H ( j) 1, dan nilai fasanya adalah KG( j)H ( j) 180 . Keuntungan
dari
metode ini dibandingkan dengan metode lainnya adalah pole dan zero nyata dapat terlihat
dengan mudah.
Tanggapan frekuensi dari suatu sistem, yang dapat disusun baik dengan pendekatan
perhitungan manual, maupun dengan software MATLAB, dipengaruhi oleh beberapa
komponen dalam sistem fungsi alih yang berpengaruh s.b.b.:
1. Penguatan konstan
2. Pole dan zero yang terletak pada titik awal (origin)
3. Pole dan zero yang tidak terletak pada titil awal.
4. Pole dan zero kompleks
5. Waktu tunda ideal.
C. PERALATAN
1. Pentium-based PC dengan sistem operasi Microsoft Windows XP Professional SP2
2. Perangkat lunak MATLAB versi R2008a
3. Program penunjang praktikum yang dibuat oleh asisten.
D. LANGKAH PERCOBAAN
1. Buat fungsi alih sistem dengan mengetikan perintah-perintah berikut pada MATLAB
command window :
Misalkan: G(s)
b a0 a1s 2
b s b s
0 1 2
I. TUJUAN PERCOBAAN
+ Gp (s)
R (s) C (s)
Gc(s
_
H (s)
K (s zO )
G (s) (3.1)
C
(s pO )
c
s
bahwa pengendali PID memiliki satu buah pole di origin dan dua buah zero. Pada penentuan
zero, kita dapat melakukan dengan dua cara, yaitu dengan menganggap zc zc atau
1 2
1. Gambar letak pole dan zero open loop sistem dan pengendali yang telah diketahui
pada bidang s.
2. Tentukan desired closed loop sesuai dengan spesifikasi karakteristik yang diinginkan.
zc
menganggap zc zc , maka salah satu zero (misalnya
zc ) ditentukan secara trial and error.
1 2 1
4.
l4 l1
3l
l2
Фzc
d
tan z (3.4)
c1
zc1
n
Setelah z
c1
diketahui, letak zero PID dapat diketahui pula.
Kc
l pole
l zero
atau
s zc1 s zc 2
Kc .G s 1 (3.5)
s
p ss1, 2
Sehinggadidapatnilai
Kc
6. Akhirnya, dapatdisusun
s zc1 s zc2
Gc (s) Kc (3.6)
s
III. PERALATAN
IV. PERCOBAAN
Percobaan ini bertujuan untuk merancang pengendali PID dengan menggunakan TKA.
Pengendali PID yang telah didapatkan selanjutnya akan diujikan pada sistem untuk melihat
pengaruh dari penambahan pengendali tersebut.
1. Jalankan program MATLAB.
2. Lihat model plant yang telah dipersiapkan
3. Tentukan parameter-parameter pengendali PID (Ti dan Td)dengan menggunakan TKA
sesuai dengan karakteristik yang diinginkan.
4. Ujikan parameter-parameter pengendali PID yang telahdidapat di ataspada system closed-
loop.
PERCOBAAN V
PERANCANGAN PENGENDALI
MENGGUNAKAN
DIAGRAM BODE
I. TUJUAN PERCOBAAN
Praktikan mampu memahami dan merancang pengendali Lag, Lead dan Lag-Lead
dengan menggunakan metode Diagram Bode.
Salah satu kegunaan diagram Bode adalah untuk melakukan perancangan pengendali
khususnya pengendali fasa tertinggal (phase lag) dan fasa mendahului (phase lead) ataupun
pengendali proporsional.
R + E Gc(s) U G(s) Y
1 s
Gc (s) 1 s o (4.1)
p
Secara umum jika o>p, maka pengendali disebut fasa tertinggal, dan apabila o<p
maka disebut pengendali fasa mendahului.
Pada pengendali fasa mendahului, zero lebih dekat ke titik awal daripada pole,
sehingga menambah menambah sudut positif pada syarat sudut tempat kedudukan akar
(magnitude pole lebih besar dari pada magnitude zero). Sementara pada pengendali fasa
tertinggal, pole lebih dekat ke titik asal daripada zero, sehingga menambah sudut negatif
pada syarat sudut tempat kedudukan akar (magnitude pole lebih kecil dibandingkan
magnitude zero). Dan pada pengendali proporsional, komponennya berupa sebuah
konstanta. Tujuan pemberian pengendali ini adalah memperbaiki respon sistem agar sesuai
dengan keinginan kita.
1. Dari fungsi alih plant, digambarkan diagram Bodenya sehingga diperoleh GM dan PM
sistem sebelum ditambahkan pengendali.
1 sin m
1 sin m (4.2)
4.
m harus berada pada frekuensi dimana magnitude fungsi alih uncompensated process
adalah sebesar :
20
log 1 (4.3)
10
Nilai m ini diperoleh dengan dengan melihat pada saat diagram magnitude bode
1
sebesar 20 log dB
10
Berikut ini akan dijelaskan langkah-langkah perancangan pengendali phase lag dengan
menggunakan diagram Bode.
1. Dari fungsi alih plant, digambarkan diagram Bodenya sehingga diperoleh GM, PM, Kv
sistem sebelum ditambahkan pengendali.
2. Gambarkan Kv baru yang diinginkan pada diagram Bode yang telah dibuat.
3. Geser grafik magnitude Bode sehingga diperoleh PM sesuai dengan yang diinginkan
ditambah dengan faktor koreksi (5o – 12o) sehingga diperoleh
g yang baru.
20logKc.Klama
(4.6)
dB
G s K
s (4.7)
zc
c c
s pc
III. PERALATAN