Anda di halaman 1dari 12

Nama : Ni Luh Putu Indah Artika Dewi

NIM : 1802561063

A. Penghantar
Dalam suatu penelitian kerap kali digunakan istilah sampel dan populasi, dan kerap
kali kita mempertanyakan kenapa sampel yang digunakan dalam suatu penelitian ?
mengapa tidak populasi ? Jawaban atas pertanyaan tersebut adalah karena tidak
memungkinkan sebuah penelitian mengamati seluruh objek yang digunakan dalam
penelitian (populasi) kemudian tingkat efisiensi dari penggunaan sampel lebih baik
daripada menggunakan populasi hal ini dikarenakan adanya keterbatasan waktu, tenaga
dan biaya dalam melakukan penelitian, dengan menggunakan sample maka keterbatasan
tersebut dapat diatasi serta kualitas data yang disilkan dengan menggunkan data lebih
baik, serta penelitian yang menggunakan sampel lebih cepat dan mudah dilaksanakan.
Saat sudah mengetahui tujuan menggunakan sampel dalam suatu penelitian, muncul
pertanyaan baru yaitu apa saja konsekuensi dalam penggunaan sampel ini? Jawabannya
adalah mungkin saja terjadi bias dalam penelitian. Bias atau eror penelitian adalah
kondisi dimana terdapat perbedaan antara hasil penelitian menggunakan sampel dengan
keadaan yang terjadi di populasi.
Bias dalam penelitian terjadi dikarenakan adanya sampling eror (kesalahan dalam
menentukan atau memilih sampel) dan sistematik eror (pemilihan desain penelitian yang
kurang tepat, data yang digunakan kurang valid dikarenakan pemilihan alat ukut yang
kurang valid, dan cara menganalisis data yang kurang tepat). Bias dalam penelitian dapat
diminimalisir dengan cara merepresentatifkan sampel yang artinya menyamakan ciri
yang ada di sampel dengan yang ada di populasi, hal ini dapat meminimalisir bias dalam
suatu penelitian. Kemudian hal kedua yang dapat dilakukan adalah menggunakan jumlah
sampel yang adekuat yang berarti menggunakan besar sampel yang sesuai dengan
penelitian maka dari itu penting untuk menggunakan metode sampling yang tepat sesuai
dengan jenis penelitian agar menghasilkan besar sampel yang adekuat dan dapat
merepresentatifkan sampel.
B. Populasi
Populasi penelitian adalah kumpulan individu yang akan diteliti atau menentukan arah
penelitian yang akan digenerelasikan, atau dapat didefinisikan populasi ilmiah sebagai
subjek dalam jumlah besar yang memiliki karakteristik tertentu, subjek dalam penelitian
dapat berupa manusia, hewan coba, data rekam medis, atau data lainnya (Sastroasmoro
& Ismael, 2014). Populasi dalam penelitian dibagi menjadi dua yaitu:
• Populasi Target
Populasi target adalah kumpulan individu yang menjadi target dari suatu penelitian
yang dilakukan, populasi target juga membantu menentukan arah generalisasi suatu
penelitian. Dalam menentukan populasi target dalam penelitian klinis harus memiliki
karakteritik, yaitu karakteristik demografi (kelompok usiadan jenis kelamin) dan
karakteristik klinis (penyakit yang diderita seperti strokeatau hipertensi)
(Sastroasmoro & Ismael, 2014).Kedua karakteristik ini dapat berdiri sendiri atau
saling berdampingan.
Contoh : Penelitian tentang anemia pada remaja usia 15-18 tahun di kota Denpasar
Populasi target : Remaja usia 15-18 tahun
• Populasi Terjangkau
Populasi terjangkau atau populasi sumber adalah populasi yang dapat dijangkau atau
dipilih oleh peneliti dalam melakukan penelitian dan merupakan bagian dari populasi
target dalam suatu penelitian (Sastroasmoro & Ismael, 2014). Karakteristik dalam
populasi target harus ada didalam populasi terjangkau. Dalam menentukan populasi
terjangkau dalam suatu penelitian karakteristik dalam menentukan populasi target
juga diikutsertakan ditambah dengan karakteristik administrasi yang meliputi
keterangan lokasi dan waktu.
Contoh : Penelitian tentang anemia pada remaja usia 15-18 tahun di kota Denpasar
tahun 2019
Populasi terjangkau : Remaja usia 15-18 tahun di kota Denpasar tahun 2019
C. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi terjangkau yang didapatkan dengan cara tertentu
(Sastroasmoro & Ismael, 2014), yang memiliki karakteristik yang sama dengan populasi
target karena sampel merupakan bentuk representasi dari populasi target yang akan
diteliti. Dalam menetukan sampel diperlukan suatu kriteria khusus yang disebut dengan
kriterian egabilitas. Kriteria egabilitas dibagi menjadi tuga yaitu kriteria inklusi,eksklusi
dan drop out.Berikut penjelasan dari ketiga kriteria tersebut :
• Kriteria inklusi atau kriteria penerimaan adalah syarat umum yang harus dimiliki oleh
peserta dalam penelitian (Sastroasmoro & Ismael, 2014). Kriteria inklusi mencangkup
kriteria demografi, klinis, dan administrasi, kesedian peserta untuk menjadi sampel
juga diperhitungkan untuk memenuhi hak individu. Kriteria inklusi suatu penelitian
dapat dibuat ketat ataupun longgar, jika dibuat longgar sampel akan lebih mudah
digeneralisasikan ke populasi dan sebaliknya.
Contoh : Penelitian tentang obesitas pada remaja usia 15-18 tahun di kota Denpasar
tahun 2019
Kriteria inklusi : Remaja usia 15-18 tahun yang menderita obesitas di Kota Denpasar
tahun 2019.
• Kriteria ekslusi adalah keadaan dimana peserta penelitian yang telah memenuhi
kriteria inklusi tidak dapat kembali terlibat dalam penelitian (Sastroasmoro & Ismael,
2014). Kriteria ekslusi berfungsi untuk menyaring sampel penelitian dengan beberapa
tujuan yaitu mendapatkan data yang valid dari sampel. Yang dimaksud dengan data
yang valid dari sampel adalah sampel yang digunakan dalam penelitian harus sadar
(tidak dalam keadaan koma,mengalami gangguan jiwa, atau hilang ingatan). Tujuan
kedua menjamin keselamatan sampel (pasien), yang dimaksud dengan menjamin
keselamatan sampel adalah ketika sampel memiliki kontra indikasi atau alergi pada
obat yang akan diuji dalam penelitian maka sampel tersebut dieliminasi dari sampel
penelitian.Tujuan ketiga adalah mengontrol variable perancu yang mungkin saja
memiliki pengaruh terhadap validitas penelitian. Hal yang dapat dilakukan untuk
mengontrol variabel perancu adalah melakukan kontrol terhadap analisis yang
digunakan atau mengontrol sampel yang digunakan.
Contoh : Efektifitas penggunaaan obat Lisinopril pada penurunan tekanan darah
pasien hipertensi di RS Sanglah.
Kriteria eklusi : Pasien hipertensi di RS sanglah yang memiliki kontra indikasi
terhadap obat lisinopril.
• Kriteria Drop out erat hubungannya dengan kelengkapan data yang digunakan dalam
penelitian. Kriteria drop out berfungsi untuk mencegah adanya missing data yang
dapat mengganggu hasil analisis, seperti sampel yang hilang, sampel yang datanya
tidak lengkap atau sampel yang menolak terlibat dalam penelitian.
Efektifitas penggunaaan obat Lisinopril pada penurunan tekanan darah pasien
hipertensi di RS Sanglah.
Kriteria drop out : Pasien hipertensi di RS sanglah yang mengonsumsi obat lisinopril
yang enggan menjadi sampel dari penelitian.
D. Prinsip sampling
• Prinsip sampling 1 adalah makin besar jumlah sampel makan makin kecil sampling
errornya.
• Prinsip sampling 2 adalah semakin bervariasi kejadian dipopulasi (sd) maka makin
banyak jumlah sampel yang diperlukan.
• Prinsip sampling 3 adalah rata-rata dari sampel sama dengan rata-rata pada populasi.

E. Metode Sampling adalah metode untuk menentukan sample pada suatu penelitian.
Pemilihan metode sampling yang sesuai dapat membantu peneliti untuk bisa memperoleh
sampel yang representative (mewakili populasi) (Sastroasmoro & Ismael, 2014). Metode
pemilihan sampel dibagi menjadi dua yaitu secara acak (random sampling) dan tidak
secara acak (non random sampling).
▪ Random sampling adalah salah satu metode pemilihan sampel dimana setiap populasi
penelitian memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi sampel penelitian
(Sastroasmoro & Ismael, 2014). Random sampling ini dibagi kembali menjadi dua
yaitu single stage dan multi stage. Berikut penjelasan mengenasi dua bagian random
sampling :
▪ Single Stages adalah metode pemilah sampel secara random yang hanya melewati
satu tahap. Single stage dibagi menjadi lima jenis random sampling sebagai berikut
:
• Simple Random Sampling adalah metode penentuan sampel yang sederhana dan
banyak digunakan (Arieska, 2018). Dalam metode penentuan sampel ini setiap
populasi penelitian memiliki peluang yang sama untuk terpilih menjadi sampel
penelitian (Kriyantono, 2012).Metode ini digunakan ketika populasi dalam
penelitian bersifat homogen dan wilayah penelitian dapat dijangkau oleh
peneliti.
• Systematic Random Sampling adalah metode penentuan sampel yang hamper
sama dengan simple random sampling,akan beberapa orang berpendapat metode
sampling ini lebih mudah digunakan dalam menentukan sampel jika
populasinya besar (Kriyantono, 2012). Metode penentuan sampel ini digunakan
jika populasi bersifat homogen dan peneliti ingin distribusi sampel merata
keseluruh wilayah penelitian.
• Stratified Random Sampling adalah metode penentuan sampel yang memilih
subyek penelitian berdasarkan strata (Sastroasmoro & Ismael, 2014). Pemberian
strata pada subyek ini disebut stratifikasi, variable yang sering digunakan dalam
stratifikasi adalah jenis kelamin, umur, status ekonomi dan lain-lain
(Sastroasmoro & Ismael, 2014). Metode penentuan sampel ini digunakan dalam
populasi yang heterogen.
• Cluster Random Sampling adalah metode penentuan sampel yang biasanya
digunakan pada survei dengan cakupan yang besar seperti SDKI. Sampel pada
metode ini diambil secara acak pada populasi penelitian yang telah dibagi
menjadi beberapa kelompok atau cluster seperti sampel diambil pada satu
wilayah tertentu seperti kabupatem, kota, kecamatan hingga desa (Sastroasmoro
& Ismael, 2014).
• Multiple Stages adalah metode pengambilan sampel yang melewati beberapa tahap.
Metode ini dibagi menjadi dua yaitu :
• Multistage Simple Random sampling
• Two Stages Cluster Random sampling
▪ Non Random sampling adalah metode pemilihan sampel dimana setiap populasi tidak
mempunyai peluang yang sama untuk terpilih menjadi sampel penelitian (Kriyantono,
2012). Metode ini lebih praktis dan lebih mudah dilakukan daripada random sampling
(Sastroasmoro & Ismael, 2014). Ada lima jenis metode non random sampling, antara
lain:
• Snowball sampling adalah metode pengambilan sampel melalui pendekatan untuk
menemukan informan kunci yang memiliki banyak informasi terkait penelitian
yang dilakukan, ketika sudah menemui informan pertama peneliti akan bertanya
kembali apakah informan pertama mengetahui orang lain yang memiliki informasi
serupa dan seterusnya. Penelitian yang menggunakan metode ini biasanya
penelitian underground seperti narkoba (Nurdiani, 2014).
• Consecutive sampling adalah metode non ranmdom sampling yang paling baik
diantara keempat lainnya (Sastroasmoro & Ismael, 2014). Penentuan sampel
menggunakan sampel ini berdasarkan subyek yang datang berurutan dan
memenuhi kriteria penelitian hingga jumlah yang dibutuhkan (Sastroasmoro &
Ismael, 2014).
• Convenience sampling adalah metode pemilihan sampel berdasarkan kemudahan
data yang dimiliki oleh populasi , mempunyai tingkat generalisasi yang rendah
serta biasanya metode ini digunakan untuk riset awal suatu penelitian (Kriyantono,
2012).
• Purposive sampling atau jugmental sampling adalah metode pengambilan sampel
yang berdasarkan pertimbangan subjektif dan praktis, dimana responden
mempunyai kemampuan untuk memberikan informasi yang memadai kepada
peneliti (Sastroasmoro & Ismael, 2014).
• Incidental sampling adalah metode pengambilan sampel yang memilih siapa pun
yang penelititi temui untuk menjadi sampel pada penelitiannya, teknik ini memiliki
tingkat representative yang paling rendah (Kriyantono, 2012).
F. Menentukan besar sampel sesuai dengan metode yang digunakan
Dalam menetukan besar sampel dalam suatu penelitian bias atau defisiasi (d) harus dibuat
sekecil mungkin agar besar sampel sesuai,menentukan besar sampel juga dipengaruhi
oleh SD (standar defiasi) atau lebar variasi peristiwa di populasi, jumlah sampel (n) serta
tingkat kepercayaan penelitian (z) yang dirumuskan sebagai berikut :
𝑍 2 . 𝑆𝐷 2
𝑛=
𝑑2
▪ Simple Random Sampling
Dalam menentukan besar sampel menggunakan metode simple random sampling
harus memenuhi beberapa parameter yaitu :
• Jika skala data numerik perhitungan menggunakan SD dan jika skala data berupa
data katerogikal menggunakan nilai P
• Terdapat tingkat kepercayaan dalam penelitian (Z)
• Nilai presisi (d) ditentukan
Jika ketiga parameter tersbut telah terpenuhi maka perhitungan bisa menggunakan
rumus sebegai berikut :
Data numerik Data Kategorikal

𝑍 2 .𝑆𝐷2 𝑍 2.𝑝(1−𝑝)
𝑛= 𝑛=
𝑑2 𝑑2

Jika N < 8000 maka besar sampel (n) dapat diuji dengan jumlah populasi (N), dengan
rumus sebagai berikut :
𝑛
𝑛𝑘 =
1 + 𝑛/𝑁
▪ Cluster atau Multi Stage Random Sampling
Dalam menentukan besar sampel menggunakan metode cluster atau multi stage
random sampling harus memenuhi beberapa parameter yaitu :
• Skala data berupa data katerogikal menggunakan nilai P
• Terdapat tingkat kepercayaan dalam penelitian (Z)
• Nilai presisi (d) ditentukan
• Terdapat efek desain (e) biasanya 1,75
• Terdapat kriteria drop out (f)
Jika parameter tersebut telah terpenuhi maka besar sampel (n) dapat dihitung dengan
rumus sebagai berikut :
𝑍 2 . 𝑝 (1 − 𝑝 ). 𝑒 1
𝑛= ×
𝑑2 1−𝑓
▪ Stratified Random Sampling
Dalam menentukan besar sampel menggunakan metode stratified random sampling
harus memenuhi beberapa parameter yaitu :
• N (jumlah semua populasi terjangkau)
• Nh (jumlah penduduk strata ke h)
• Ph (kejadian di strata ke h)
• Nilai presisi (d) ditentukan
• Wh (weighting) = N/ Nh
Jika parameter tersebut telah terpenuhi maka besar sampel (n) dapat dihitung dengan
rumus sebagai berikut :
𝑁ℎ 𝑃ℎ (1 − 𝑃ℎ )
𝑍 ∑ℎ1𝑤ℎ
𝑛= 2 2 ℎ
𝑁 𝑑 + 𝑍 ∑1 𝑁ℎ 𝑃ℎ (1 − 𝑃ℎ )

G. Penggunaan Aplikasi Sample Size


Aplikasi sample size dipergunakan untuk menentukan jumlah sampel dengan lebih
mudah, berikut langkah-langkah penggunaannya :
Langkah 1 : Pastikan aplikasi Sample Size terinstal, kemudian buka aplikasi Sample Size,
tampilan akan seperti gambar dibawah ini.
Langkah 2 : Pilih metode yang akan digunakan, disini sebagai contoh bisa memilih
sample random sampling, seperti gambar dibawah ini.

Langkah 3 : Pilih menu Estimate untuk bisa melakukan perhitungan besar sampel (n)

Langkah 4 : Setelah memilih menu Estimate akan muncul tampilan seperti dibawah ini.
Langkah selanjutnya lengkapi data yang diminta seperti nilai P,d,s dan N, secara
otomatis besar sampel (n) akan terhitung.
H. Latihan
• Latihan 1 Populasi
• Kasus 1 :
Akan diteliti efek obat simvastatin terhadap tingkat kekambuhan pasien stroke di
RSUP tahun 2019-2020.
Populasi target :Pasien stroke
Populasi terjangkau : Pasien stroke di RSUP tahun 2019-2020
• Kasus 2 :
Akan diteliti faktor risiko hipertensi pada penduduk usia lanjut (> 64 th) di
Denpasar tahun 2020
Populasi target : Penduduk usia lanjut (>64 tahun)
Populasi terjangkau : Penduduk usia lanjut (>64 tahun) di Denpasar tahun 2020”
• Latihan 1 Penentuan Besar Sampel (Simple Random Sampling)
Akan dilakukan survei untuk mengetahui pengeluaran kesehatan keluarga di
Denpasar 2020. Brp sampel yang diperlukan bila asumsi pengeluaran Rp5.000.000
(sd= Rp 150.000), dengan kepercyaan sampel 95%, bias (d) = Rp 15.000 dan
kemungkinan DO = 10%.
Jawab :
Untuk menentukan jumlah sampel menggunakan aplikasi sample size, dari hasil
perhitungan mendapatkan hasil jumlah sampel yang diperlukan pada survei ini
adalah 12.390 sampel

• Latihan 2 Penentuan Besar Sampel (Simple Random Sampling)


Survei anemia ibu hamil dilakukan di Denpasar. Jumlah populasi ibu hamil 20000
dan menurut SKRT kejadian anemia ibu hamil di Bali 43%. Brp besar sampel yg
diperlukan bila sampel dipilih dengan simle random, dengan tingkat kepercayaan
sampel 95%, bias (d) = 2,5%, dan kemungkinan DO = 10%.
Jawab :
Untuk menentukan jumlah sampel menggunakan aplikasi sample size, dari hasil
perhitungan mendapatkan hasil jumlah sampel yang diperlukan pada survei ini
adalah 1.402 sampel

• Latihan 3 Penentuan Besar Sampel (Cluster atau Multi Stage Random Sampling)
Survei cakupan imunisasi dasar di lakukan di Bali 2020. populasi terjangkau adalah
anak usia 1-2 th yg terdaftar di regiter posyandu di Bali. Sampel dipilih dgn metode
cluster dua tingkat. Berapa sampel dipelukan bila asumsi cakupan imunisasi 80%,
tingkat kepercayaan 95%, bias (d) = 5%, efek disain (e) = 1,75 dan DO = 10%.
Jawab:
𝑍 2 . 𝑝 (1 − 𝑝 ) . 𝑒 1
𝑛= ×
𝑑2 1−𝑓
1,962 . 0,8(1 − 0,8). 1,75 1
𝑛= 2
×
0,05 1 − 0,1
n = 477,3
Dengan menggunakna perhitungan manual jumlah sampel yang diperlukan pada
survei ini adalah 47 sampel.
• Latihan Penentuan Besar Sampel (Stratified Random Sampling)
Survei SKRT kepemilikan jaga di desa dan dikota. Jumlah RT semua 35.000 dengan
rincian di kota 15.000 dan di desa 20.000 RT. Kepemiliki jaga di kota p1 = 70% dan
didesa p2 = 30% (SKRT 2018), sampel dipilih secara stratified sample. Berapa
sampel diperlukan bila kepercayaan sampel yang diinginkan 95% dan bias (d) = 5%.
Buat tabel bantu sbb:
Strata Nh Ph wh

Kota 15.000 70% 2,33


Desa 20.000 30% 0,57
Total 35.000 100% 2,9
Jawab :
Untuk menentukan jumlah sampel menggunakan aplikasi sample size, dari hasil
perhitungan mendapatkan hasil jumlah sampel yang diperlukan pada survei ini
adalah 347 sampel
DAFTAR PUSTAKA

Arieska, P. K. dan N. H. (2018). Pemilihan Teknik Sampling Berdasarkan Perhitungan


Efisiensi Relatif. Jurnal Statistika, 6(2), 166–171.
https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/statistik/article/view/4322/4001
Kriyantono, R. (2012). Teknik Praktis Riset Komunikasi Cet. 6. In Jakarta: Kencana.
Nurdiani, N. (2014). TEKNIK SAMPLING SNOWBALL DALAM PENELITIAN
LAPANGAN. ComTech Computer , Mathematics and Engineering Applications, 5,
1110–1118.
Sastroasmoro, S., & Ismael, S. (2014). Dasar-Dasar Metodologi Klinis Edisi Ke-4. In Dasar-
Dasar Metodologi Peneltian Klinis.

Anda mungkin juga menyukai