Anda di halaman 1dari 4

PENANGANAN SYOK ANAFILAKTIK

No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit :

SOP
PEMERINTAH Halaman : 1/4
PROVINSI DKI
JAKARTA
PUSKESMAS TTD KA. PUSKES Drg. Ati Sukmaningsih, MKM
KECAMATAN NIP.19600326 198409 2 001
CEMPAKA PUTIH

1. Pengertian Syok Merupakan salah satu sindroma kegawatan yang memerlukan


penanganan intensif dan agresif.
2. Tujuan Mencegah terjadinya kematian yang disebabkan reaksi alergi dan kerusakan sistem
organ.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No 0001 Tahun 2017 Tentang Jenis – jenis pelayanan yang
tersedia
SK KEPALA Puskesmas No 0108 Tahun 2017 Tentang penyakit -penyakit
yang dapat ditangani di Pusat Kesehatan Masyarakat Kecamatan Cempaka
Putih

4. Referensi PMK 514 Tahun 2015

5. Alat dan 1. Alat pelindung diri (handscoon, masker)


bahan 2. Alat bantu nafas ( set oksigen, kanul nasal, face mask, intubasi set)
3. Infus set
4. Nacl 0,9 %
5. Adrenalin ampul,aminofilin ampul, difenhidramin, deksametason
ampul
6. Prosedur / A. Persiapan pasien
langkah- Pasien dibaringkan dalam posisi tredelenburg atau berbaring dengan
langkah
kedua tungkai diangkat (diganjal dengan kursi)
B. Persiapan petugas
Dokter dan perawat terlatih
C. Pelaksanaan
1. baringkan pasien pada posisi Tredelenberg atau berbaring dengan
kedua tungkai diangkat (diganjal dengan kursi) akan membantu
menaikan venous return sehingga tekanan darah ikut meningkat. Ini
2. Berikan oksigen 3-5 liter /menit harus dilakukan,pada keadaan yang
sangat ekstrim tindakan trakeostomi atau krikottiroidektomi perlu
dipertimbangkan
3. melakukan pemasangan infus,cairan plasma expander (dextran)
merupakan pilihan utama guna dapat mengisi volume intravaskuler
secepatnya. Jika cairan tersebut tidak tersedia,ringer laktat atau Nacl
fisiologis dapat dipakai dengan cairan pengganti. Pemberian cairan
infus sebaiknya di pertahankan sampai tekanan darah kembali optimal
dan stabil.
4. Berikan Adrenalin 0,3-0,5 cc dalam pengencer (1:1000), diberikan
secara intramuskuler yang dapat diulangi 5-10 menit. Dosis ulangan
umumnya diperlukan,mengingat lama kerja adrenalin/epinefrin cukup
singkat. Jika respon pemberian secara intramuskuler kurang
efektif,dapat diberi secara intravenous setelah 0,1 – 0,2 ml adrenalin
dilarutkan dalam spuit 10 ml dengan Nacl fisiologis, diberikan perlahan-
lahan. Pemberian subkutan sebaiknya dihindari pada syok anfilaktik
karena efeknya lambat bahkan mungkin tidak ada akibat vasokontriksi
pada kulit, sehingga absorbsi obat tidak terjadi.
5. Aminofilin dapat diberikan dengan sangat hati - hati apabila

No. Dokumen :
No. Revisi : 00
Halaman : 2/3
bronkospasme belum hilang dengan pemberian adrenalin. 250mg
aminofilin diberikan perlahan - lahan selama 10 menit intravena. Dapat
dilanjutkan 250 mg lagi melalui drips infus bila dianggap perlu.
6. Antihistamin dan kortikosteroid merupakan pilihan kedua setelah
adrenalin. Kedua obat tersebut kurang manfaatnya pada tingkat syok
anafilaktik,dapat diberikan setelah gejala klinik mulai membaik guna
mencegah komplikasi selanjutnya berupa serum sickness atau
prolonged effect. Antihistamin yang biasa digunakan adalah
difenhidramin HCL 5-20 mg IV dan untuk golongan kortikosteroid dapat
digunakan deksametason 5-10 mg IV atau Hidrokortison 100 - 250 mg
IV.
7. Resusitasi Kardio Pulmoner (RKP), seandainya terjadi henti jantung
(cardiac arrest) maka prosedur resusitasi kardiopulmoner segera harus
dilakukan sesuai dengan falsafah ABC dan seterusnya. Mengingat
kemungkinan terjadinya henti jantung pada suatu syok anafilaktik
selalu ada, maka sewajarnya di setiap ruang praktek seorang dokter
tersedia selain obat-obatan emergency,perangkat infus dan cairan nya
juga perangkat resusitasi (Resuscitation kit) untuk memudahkan
tindakan secepatnya.
8. Lihat Alur Penatalaksanaan Reaksi anafilaksis

7. Dokumen 1. Rekam medis/e-rekam (SIKDA)


Terkait 2. Protap Syok Anafilaktik
3. Buku daftar rujukan pasien

8. UnitTerkait 1. Unit Pelayanan 24 Jam


2. Unit Pelayanan Ruang Bersalin
3. Unit Pelayanan Imunisasi
4. Unit Pelayanan Gigi
5. Ruang Tindakan

No. Dokumen :
No. Revisi : 00
Halaman : 3/3
6. Unit Pelayanan Kelurga Berencana
7. Unit Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
8. Ruang Laboratorium

9. Rekaman historis perubahan


No Yang dirubah Isi Perubahan Tgl.Terbit

No. Dokumen :
No. Revisi : 00
Halaman : 4/3

Anda mungkin juga menyukai