Anda di halaman 1dari 4

Hordeolum

No. Dokumen : sop/pkmcp/pkm/


No. Revisi : 00
Tanggal Terbit :

SOP
Halaman : 1/4
PEMERINTAH
PROVINSI DKI
JAKARTA
PUSAT Drg. Ati Sukmaningsih, MKM
KESEHATAN NIP.19600326 198409 2 001
MASYARAKAT
KECAMATAN
CEMPAKA PUTIH

1. Pengertian Hordeolum adalah peradangan supuratif kelenjar kelopak mata.


Biasanya merupakan infeksi Staphylococcus pada kelenjar
sebasea kelopak mata.
Dikenal dua bentuk hordeolum internum dan eksternum.
Hordeolum eksternum merupakan infeksi pada kelenjar Zeiss atau
Moll. Hordeolum internum merupakan infeksi kelenjar Meibom
yang terletak di dalam tarsus.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah petugas dalam
penatalaksanaan penyakit Hordeolum.
3. Kebijakan Keputusan Kepala Pusat Kesehatan Masyarakat Kecamatan
Cempaka Putih Nomor 081 Tahun 2017 Tentang Penyakit -
Penyakit Yang Dapat Ditangani di Pusat Kesehatan Masyarakat
Kecamatan Cempaka Putih.
4. Referensi 1. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun
2004 Tentang Pelayanan Publik.
2. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
Tentang Kesehatan.
3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02/02/MENKES/514 tahun 2015 tentang Panduan
Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Tingkat Pertama.
5. Alat dan Bahan 1. ATK
2. Cotton Bud
3. Senter
4. Antibiotik (Oral/topikal)
6. Prosedur/ 1. Dokter melakukan anamnesa keluhan pasien : Deskripsi jelas
langkah- keluhan pasien kelopak mata yang bengkak disertai rasa sakit
langkah dan mengganjal, merah dan nyeri bila ditekan, serta perasaan
tidak nyaman dan sensasi terbakar pada kelopak mata
2. Dokter melakukan pemeriksaan fisik oftalmologis
Ditemukan kelopak mata bengkak, merah, dan nyeri pada
perabaan.
Nanah dapat keluar dari pangkal rambut (hordeolum
eksternum).
Apabila sudah terjadi abses dapat timbul undulasi.
3. Dokter menegakkan diagnosis berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan fisik oftalmologis.
4. Dokter melakukan diagnosis banding :
- Selulitis preseptal
- Kalazion
- Granuloma piogenik
5. Dokter melakukan penatalaksanaan :
 Mata dikompres hangat 4-6 kali sehari selama 15 menit
setiap kalinya untuk membantu drainase. Tindakan
dilakukan dengan mata tertutup.
 Kelopak mata dibersihkan dengan air bersih atau pun
dengan sabun atau sampo yang tidak menimbulkan iritasi,
seperti sabun bayi. Hal ini dapat proses penyembuhan.
Tindakan dilakukan dengan mata tertutup.
 Jangan menekan atau menusuk hordeolum, hal ini dapat
menimbulkan infeksi yang lebih serius.
 Hindari pemakaian make-up pada mata, karena
kemungkinan hal itu menjadi penyebab infeksi.
 Jangan memakai lensa kontak karena dapat menyebarkan
infeksi ke kornea.
 Pemberian terapi topikal dengan Oxytetrasiklin salep mata
atau kloramfenikol salep mata setiap 8 jam. Apabila
menggunakan kloramfenikol tetes mata sebanyak 1 tetes
tiap 2 jam.
 Pemberian terapi oral sistemik dengan Eritromisin 500 mg
pada dewasa dan anak sesuai dengan berat badan.
6. Rencana Tindak Lanjut
Bila dengan pengobatan konservatif tidak berespon dengan
baik, maka prosedur pembedahan mungkin diperlukan untuk
membuat drainase pada hordeolum.
7. Dokter mencegah komplikasi yang dapat terjadi :
 Selulitis palpebral
 Abses palpebral

No. Dokumen : sop/pkmcp/pkm/96


No. Revisi : 00
Halaman : 2/4
8. Dokter melakukan pengkodean penyakit berdasrkan ICD X
H00.0 Hordeolum and other deep inflammation of eyelid
7. Diagram Alir
Pasien datang
(MULAI)

Pemeriksaan
TTV, BB, TB,
anamnesa dan
pemeriksaan
fisik

Pemeriksaan
penunjang

Penegakkan diagnosa :
Hordeolum

Tatalaksana :
1. Mata dikompres hangat 4-6 kali sehari selama 15 menit
setiap kalinya untuk membantu drainase. Tindakan
dilakukan dengan mata tertutup.
2. Kelopak mata dibersihkan dengan air bersih atau pun
SIKDA
dengan sabun atau sampo yang tidak menimbulkan
iritasi, seperti sabun bayi. Hal ini dapat proses Ambil
penyembuhan. Tindakan dilakukan dengan mata Obat
tertutup.
3. Jangan menekan atau menusuk hordeolum, hal ini
dapat
menimbulkan infeksi yang lebih serius.
4. Hindari pemakaian make-up pada mata, karena
kemungkinan hal itu menjadi penyebab infeksi.
5. Jangan memakai lensa kontak karena dapat
menyebarkan infeksi ke kornea.
6. Pemberian terapi topikal dengan Oxytetrasiklin salep
mata atau kloramfenikol salep mata setiap 8 jam.
Apabila menggunakan kloramfenikol tetes mata
sebanyak 1 tetes tiap 2 jam.
7. Pemberian terapi oral sistemik dengan Eritromisin 500
mg pada dewasa dan anak sesuai dengan berat badan.
8. Bila dengan pengobatan konservatif tidak berespon
dengan baik, maka prosedur pembedahan mungkin
diperlukan untuk membuat drainase pada hordeolum.

8. Dokumen 1. Rekam medik Elektonik (SIKDA)/ Rekam Medik Manual


Terkait 2. Formulir Rujukan Eksternal (Umum/ BPJS).
9. Unit Terkait Seluruh Unit Usaha Kesehatan Perorangan Pusat Kesehatan

No. Dokumen : sop/pkmcp/pkm/96


No. Revisi : 00
Halaman : 3/4
Masyarakat Kecamatan Cempaka Putih

10. Rekaman Historis Perubahan


No Yang dirubah Isi Perubahan Tgl.Terbit

No. Dokumen : sop/pkmcp/pkm/96


No. Revisi : 00
Halaman : 4/4

Anda mungkin juga menyukai