Anda di halaman 1dari 29

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ................................................................................................................................... ii
BAB I ....................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Kerja Praktik ......................................................................................................... 1
1.2 Tujuan Kerja Praktik ..................................................................................................................... 1
1.3 Ruang Lingkup Kerja Praktik ......................................................................................................... 2
BAB II ...................................................................................................................................................... 3
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN .......................................................................................................... 3
2.1 Sejarah Singkat Perusahaan.......................................................................................................... 3
2.2 Struktur Organisasi ....................................................................................................................... 4
2.3 Tugas Dan Wewenang Jabatan ..................................................................................................... 5
2.4 Visi Dan Misi,Tujuan Dan Fungsi PT Bank Sumut (BUMD)............................................................ 10
2.5 Statement Budaya Perusahaan pada PT Bank SUMUT ................................................................ 11
2.6 Jenis Kredit................................................................................................................................. 11
BAB III ................................................................................................................................................... 13
PEMBAHASAN ....................................................................................................................................... 13
3.1 Pengertian Kredit dan Unsur Kredit ............................................................................................ 13
3.1.1 Pengertian Kredit ............................................................................................................... 13
3.1.2 Prosedur Pemberian Kredit ............................................................................................... 14
3.1.3 Syarat PT. Bank Sumut Iskandar Muda dalam memberikan kredit ...................................... 17
3.2 Pengertian Kredit Bermasalah ..................................................................................................... 19
3.2.1 Penyebab Kredit Bermasalah.............................................................................................. 19
3.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Kredit Macet (Bermasalah) Atas pinjaman Nasabah
Bank Pada PT. Bank Sumut Cabang Iskandar Muda ............................................................................ 20
3.4 Penanganan atau Penyelesaian Kredit Macet (Bermasalah) Pada PT. Bank Sumut Cabang Iskandar
Muda Medan ..................................................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................................. 27

i
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kami ucapkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas


limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan Praktik Kerja
Industri ini yang dilaksanakan pada PT Bank Sumut (BUMD).
Penulisan laporan Kerja Praktik ini disusun berdasarkan kegiatan yang kami lakukan
pada PT Bank Sumut (BUMD). Kami menyadari bahwa penulisan laporan ini masih jauh dari
kata sempurna dan masih banyak kekurangan yang disebabkan pengetahuan dan pengalaman
kami yang terbatas. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun untuk pembuatan laporan dimasa yang akan datang dan demi kesempurnaan laporan
Kerja Praktik ini.
Dalam kesempatan ini kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :
1. Allah Subhanahu Wa Ta’ala,karena berkat Rahmat dan Hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan laporan Kerja Praktik ini.
2. Teristimewa buat kedua orang tua tercinta Ayah dan Ibu,serta keluarga semua atas
bimbingan serta dorongan semangat dan perhatiannya hingga terselesainya laporan Kerja
Praktik ini.
3. Kepada Kepala Sekolah SMK Muhammadiyah 08 Medan,Bapak Luliadi S.Pd yang telah
memberikan kami izin untuk melaksanakan PKL.
4. Kepada pembimbing PKL, Ibu Febri Ariani Lubis,SE yang telah memberikan bimbingan
dan pengarahan kepada kami dalam menyusun laporan ini.
5. Kepada seluruh staff karyawan dan teman-teman yang telah membantu dan memberikan
semangat kepada kami dalam menyelesaikan laporan Kerja Praktik ini.
Dan akhir kata kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
mendukung kami yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu,semoga Allah Subhanahu Wa
Ta’ala akan membalasnya, Aamiin ya rabbalalaamiin.

Medan,18 Maret 2021

Indria Nabila & Siti Nabila

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kerja Praktik


Kerja Praktik adalah suatu cara kerja yang langsung dipraktikkan atau dilakukan peserta
praktek kerja lapangan secara mandiri dan langsung terjun ke dunia kerja yang bertujuan untuk
memberikan pengalaman praktis dilapangan yang secara langsung berhubungan dengan teori-
teori keahlian yang diterima di bangku sekolahan,dan peserta praktek kerja lapangan mampu
berpikir kritis,tegas,kreatif khususnya dalam bidang yang mereka pelajari.
Dalam melakukan kerja praktik ini,peserta praktek kerja lapangan memerlukan sebuah
wadah atau tempat untuk mengaplikasikan teori di sekolah. Hal ini merupakan salah satu
tantangan bagi para peserta praktek kerja lapangan sebagai sarana untuk mempersiapkan diri
sebelum memasuki dunia kerja. Dan dalam hal ini,Kerja Praktik merupakan transfer ilmu
pengetahuan yang dapat digunakan sebagai masukan dalam mengambil langkah-langkah
perubahan.
Kami memilih melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) pada PT Bank Sumut
(BUMD) yang beralamat di Jalan Iskandar Muda Medan. Hal ini bukan merupakan pemenuhan
salah satu syarat dalam menyelesaikan program pendidikan saja. Melainkan juga bagaimana para
siswa/siswi mengenal dunia kerja yang sebenarnya.

1.2 Tujuan Kerja Praktik


Tujuan Kerja Praktik yang paling utama adalah meningkatkan kompetensi peserta
praktek kerja lapangan dalam melatih kemampuan dalam dunia kerja. Selain itu,tujuan lainnya
adalah wadah untuk meningkatkan kualitas peserta praktek kerja lapangan menurut jurusan
masing-masing. Kegiatan ini ditujukan untuk memantapkan kegiatan di dunia kerja sebelum
memasuki dunia kerja yang sesungguhnya.
Dalam pelaksanaan kerja praktik ini,kerja praktik memiliki peranan yang sangat penting
bagi peserta praktek kerja lapangan. Karena selain mempersiapkan diri peserta praktek kerja
lapangan,praktek langsung dalam dunia kerja juga dapat mengantar peserta praktek kerja
lapangan untuk dapat mengaplikasikan ilmu atau keahlian yang didapat dalam lembaga
pendidikan. Untuk itulah kerja praktik dilaksanakan dengan tujuan :
1. Menghasilkan tamatan yang memiliki pengetahuan,keterampilan dan etos kerja yang sesuai
dengan tuntutan lapangan kerja.
2. Membentuk semangat kerja yang baik bagi peserta kerja praktik.

1
3. Menjalin dan meningkatkan hubungan kerja sama antara SMK Muhammadiyah 08 Medan
dengan perusahaan yang bersangkutan.
4. Memperluas wawasan dan mengembangkan pribadi yang berguna untuk mempersiapkan
Sumber Daya Manusia yang aktif dan berkualitas.
5. Menambah kreatifitas siswa agar dapat mengembangkan bakat yang terdapat dalam dirinya.

1.3 Ruang Lingkup Kerja Praktik


Dalam Kerja Praktik ini ruang lingkup tidak hanya bertumpu pada aktifitas kerja dan
profil tentang perusahaan yang ditempati,tetapi juga menyangkut berbagai kendala dan
permasalahan yang dihadapi serta solusi yang diambil dengan tetap memperhatikan prosedur dan
batasan-batasan yang telah ditetapkan,sehingga kecakapan kerja yang diperoleh seperti struktur
organisasi,bidang kerja,hubungan sosial dan pada batasan-batasan tertentu.
Maka dari itu,dengan kenyamanan ruang lingkup kerja praktik yang dirasakan peserta
praktek kerja lapangan akan dapat membuat siswa/siswi melaksanakan tanggung jawab dari
tugas yang diberikan dengan baik,juga dapat meningkatkan rasa percaya diri terhadap ruang
lingkup pekerjaan yang dihadapi. Dan mengenai berbagai persoalan,kendala yang dihadapi,dan
bagaimana peserta praktek kerja lapangan dapat berupaya memecahkan masalahnya.

2
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Singkat Perusahaan


PT BANK Pembangunan Daerah Sumatera Utara disingkat PT Bank SUMUT didirikan
di Medan pada tanggal 4 November 1961 dalam bentuk PT berdasarkan Akta Notaris Rusli
Nomor 22. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 tahun 1962 tentang Ketentuan Pokok Bank
Pembangunan Daerah dan sesuai dengan Peraturan Daerah Tingkat I Sumatera Utara Nomor 5
tahun 1965, bentuk usaha diubah menjadi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Modal dasar
sebesar Rp. 100 juta dan saham yang dimiliki oleh Pemerintah Daerah Tingkat I Sumatera Utara
dan Pemerintah Tingkat II se-Sumatera Utara. Untuk meningkatkan modal disetor sesuai dengan
kebutuhan dan perkembangannya telah terjadi beberapa kali perubahan peraturan daerah.
Bentuk Badan Hukum dirubah menjadi PT sesuai dengan akta pendirian PT Nomor 38
tahun 1999 Notaris Alina Hanum Nasution, SH pada tanggal 16 April 1999 yang telah mendapat
pengesahan dari Menteri Kehakiman RI Nomor C - 8224HT. 01. 01 TH 99 tanggal 5 Mei 1999
dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia Nomor 54 tanggal 6 Juli 1999 dengan
modal dasar Rp. 400 milyar. Dasar perubahan bentuk hukum dan modal dasar sebelumnya telah
dituangkan dalam Peraturan Daerah Tingkat I Sumatera Utara Nomor 2 tahun 1999. Modal dasar
ditingkatkan menjadi Rp.500 Milyar, sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan selanjutnya
dengan akta Nomor 31 tanggal 15 Desember 1999.
PT Bank SUMUT merupakan bank non devisa yang kantor pusatnya beralamatkan di
Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan. Dalam tahun 2005, bank telah menambah 1 kantor cabang, 3
kantor cabang pembantu, 18 kantor kas dan 7 unit ATM, sedangkan kas mobil dan payment
point tidak berubah sehingga 31 Desember 2005 bank telah memiliki 20 kantor cabang, 8 kantor
cabang pembantu, 37 kantor kas, 15 kas mobil, 1 payment point dan 30 unit ATM.

Gambar 2.1 Logo PT Bank SUMUT

3
Kata kunci dari logo PT Bank Sumut adalah SINERGY yaitu kerjasama yang erat
sebagai langkah lanjut dalam rangka meningkatkan taraf hidup yang 10 lebih baik, berbekal
kemauan keras yang didasari dengan profesionalisme dan memberikan pelayanan yang terbaik.
Bentuk Logo menggambarkan dua elemen dalam bentuk huruf "U" yang saling berkait
bersinergy membentuk huruf "S" yang merupakan kata awal "SUMUT". Sebuah penggambaran
bentuk kerjasama yang sangat erat antara Bank Sumut dengan masyarakat Sumatera Utara
sebagaimana visi Bank Sumut.
Warna Orange sebagai simbol suatu hasrat untuk terus maju yang dilakukan dengan
energik yang dipadu dengan warna biru yang sportif dan professional sebagaimana misi Bank
Sumut. Warna Putih sebagai ungkapan ketulusan hati untuk melayani sebagaimana statement
Bank Sumut. Jenis huruf "Platino Bold" sederhana dan mudah dibaca. Penulisan Bank dengan
huruf kecil dan SUMUT dengan huruf kapital guna lebih mengedepankan Sumatera Utara,
sebagai gambaran keinginan dan dukungan untuk membangun dan membesarkan Sumatera
Utara.

2.2 Struktur Organisasi


PT. Bank Sumut Cabang Medan Iskandar Muda digolongkan kepada Kantor Cabang
Kelas Dua. Struktur organisasi merupakan mekanisme yang terformat dalam pengelolaan suatu
organisasi. Struktur organisasi menunjukkan suatu susunan yang berupa bagan, dimana terdapat
hubungan diantara fungsi bagian, status ataupun orang-orang yang menunjukkan tanggung jawab
dan wewenang yang berbeda dalam organisasi tersebut.
Struktur organisasi PT Bank Sumut Cabang Medan Iskandar Muda dapat dilihat pada
Gambar 1.2

4
Keterangan Gambar :

PT Bank SUMUT Kantor Cabang Medan Iskandar Muda memiliki 1 Pemimpin Kantor Cabang, 1 Wakil
Pemimpin Kantor Cabang yang dibantu oleh 4 Pemimpin Seksi yaitu Pemimpin Seksi Adm & PK, Pemimpin Seksi
Pemasaran, Pemimpin Seksi Operasional, dan Pemimpin Seksi Pelayanan Nasabah, memiliki bawahan yang
membantu dalam melaksanakan tugas dan wewnang masing – masing pemimpin seksi dalam mencapai target
perusahaan berdasarkan RKAT (Rencana Kerja Anggaran Tahunan).

2.3 Tugas Dan Wewenang Jabatan


1. Pemimpin Cabang
 Memimpin, mengkoordinir, membimbing, dan mengawasi serta melakukan penilaian
terhadap kinerja pejabat dan karyawan dilingkungan Kantor Cabang.
 Membimbing dan mengarahkan kegiatan pelayanan kepada nasabah, penggunaan
teknologi Informasi, administrasi kredit, pengelolaan likuiditas serta memantau dan
mengendalikan kegiatan-kegiatan tersebut.
 Membimbing dan mengarahkan kegiatan penghimpunan dana, penyaluran kredit,
pemasaran jasa-jasa bank sesuai dengan ketentuan yang berlaku berdasarkan kebijakan
direksi pada rencana kerja bank serta memantau dan mengendalikan kegiatan-kegiatan
tersebut.
 Membimbing dan mengarahkan penyusunan rencana kerja tahunan, jangka menengah
dan jangka panjang untuk diajukan kepada direksi dan selanjutnya menyusun action plan,
melakukan koordinasi atas pelaksanaan rencana kerja yang telah disetujui Direksi.

5
 Melakukan evaluasi atas perfomance dan memberikan pengarahan dalam penyusunan
program-program untuk meningkatkan performance sesuai target yang telah ditetapkan
Direksi.
 Menjalin dan meningkatkan hubungan dengan masyarakat terutama pemilik dana dan
pengusaha-pengusaha swasta, pemerintah dan yayasan-yayasan.
 Memimpin kegiatan kelompok pemutus kredit sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
 Membimbing mengarahkan dan memonitor upaya-upaya penyelesaian kredit non lancar.
 Mengelola dan mengamankan kunci pintu kluis penyimpanan uang dan penyimpanan
surat berharga dan surat barang jaminan kredit serta seluruh inventaris kantor.
 Menyelenggarakan acara serah terima jabatan dan pengambilan sumpah pejabat
struktural di bawahnya sesuai ketentuan yang berlaku.
 Mengadakan rapat-rapat untuk meningkatkan performance Cabang, pelayanan kepada
nasabah, kebersihan dan kerapian kantor dan pengamanan seluruh harta benda
perusahaan.
 Melakukan tugas-tugas lainnya yang berhubungan dengan aktivitas Kantor Cabang.
 Memberikan saran dan pertimbangan kepada Direksi tentang langkah-langkah yang perlu
diambil dibidang tugasnya.
2. Wakil Cabang
 Memberikan saran dan pertimbangan kepada Pemimpin Cabang tentang langkah-langkah
yang perlu diambil dibagian tugasnya.
 Mensupervisi unit kerja di Kantor Cabang yang dibawahinya.
 Membantu Pemimpin Cabang dalam membimbing dan mengawasi seluruh pekerjaan staf
dan karyawan dilingkungan Kantor Cabang.
 Membantu Pemimpin Cabang dalam mengevaluasi dan meningkatkan performance
Kantor Cabang.
 Melakukan upaya peningkatan pelayanan kepada nasabah.
 Mengkoordinir penyusunan usulan rencana kerja dari unit kerja yang dibawahi.
 Sebagai salah satu Ketua atau anggota Komite Pemutus Kredit Kantor Cabang sesuai
dengan batas kewenangannya.
 Mengkoordinir dan memeriksa pembuatan laporan-laporan, analisa serta memberikan
saran antisipasi untuk tindak lanjutnya.
 Melakukan pembinaan, pengawasan dan pengaturan seluruh kegiatan operasional Kantor
Cabang termasuk Kantor Kas dan Kas Mobil.
 Membantu Pemimpin Cabang dalam menjalin dan meningkatkan hubungan dengan
masyarakat terutama pemilik dana.
 Mengawasi penggunaan seluruh harta benda yang berada dilingkungan Kantor Cabang.
 Memeriksa dan meneliti bilyet deposito dan sertifikat deposito serta surat berharga sesuai
ketentuan yang berlaku.
 Memeriksa kebenaran lampiran neraca dan saldo rekening.

6
3. Pemimpin Divisi Pengawasan
 Memberikan saran dan pertimbangan kepada Pemimpin Cabang tentang langkah-langkah
yang perlu diambil di bidang tugasnya dengan tembusan kepada Direksi cq. Divisi
Pengawasan.
 Membantu Pemimpin Cabang dalam kegiatan yang berhubungan dengan pengawasan
transaksi dan administrasi.
 Melakukan pemeriksaan dan kebenaran transaksi dan verifikasi nota serta memeriksa
kelengkapan persyaratan administrasi sesuai ketentuan yang berlaku.
 Memberitahukan segera kesalahan transaksi atau kekurangan persyaratan administrasi
kepada kepala unit terkait untuk diperbaiki atau dilengkapi.
 Melaporkan segera kepada Pemimpin Cabang atas penyimpangan transaksi yang
ditemukan untuk segera diambil pindahkan dengan tembusan kepada Direksi cq. Divisi
Pengawasan.
 Membuat laporan hasil temuan penyimpangan kegiatan operasional Kantor Cabang
kepada Pemimipin Cabang dengan tembusan kepada Direksi cq. Divisi Pengawasan dan
kepada Seksi Terkait.
 Membuat catatan atas setiap kesalahan dan penyimpangan yang terjadi, baik jenis
maupun petugas dan pejabat yang melakukan dan secara rutin setiap bulan dilaporkan
kepada Pemimpin Cabang dengan tembusan kepada Direksi cq. Divisi Pengawasan.
4. Pemimpin Seksi Operasional
 Mengatur, membimbing, mengarahkan dan mengawasi pegawai-pegawai di seksinya
dalam melaksanakan tugasnya.
 Memberikan saran dan pertimbangan kepada Wakil Pemimpin Cabang tentang langkah-
langkah yang perlu diambil dibidang tugasnya.
 Melakukan pembinaan, pengawasan dan pengaturan seluruh kegiatan operasional
Pelaksana Transfer / Inkasso / Pajak, Pelaksana Kliring, Pelaksana Verifikasi, Pelaksana
Akuntansi IT & Laporan, Pelaksana Umum & Kepegawaian serta Pelaksana Administrasi
Kredit.
 Mengajukan usulan rencana kerja, anggaran tahunan dan action program untuk Seksi
Operasional.
 Memeriksa kebenaran, kelengkapan dan pencatatan dokumen transaksi pengiriman uang,
pembebanan biaya, test key dan mensahkannya.
 Memeriksa kebenaran posting transaksi seluruh kegiatan di seksinya yang diinput ke
komputer sesuai ketentuan yang berlaku.
 Menerima, memproses dan memeriksa bukti sehubungan dengan transfer / inkasso / LLG
(Lalu Lintas Giro)
 Memeriksa kebenaran bukti-bukti penerimaan dan pembayaran berkenaan dengan
rekening-rekening nasabah yang berhubungan dengan seksinya.
 Mengadministrasikan daftar warkat yang akan dikliringkan dan daftar warkat pemindah
bukuan.

7
 Memeriksa surat keterangan penolakan warkat kliring.
 Memeriksa dan mengawasi input data warkat-warkat kliring ke komputer Sistem Otomasi
Kliring Lokal (SOKL).
 Memeriksa neraca kliring, laporan – laporan dan peralatan lainnya yang berhubungan
dengan tugasnya.
 Melakukan verifikasi atas seluruh nota yang telah diinput ke komputer pada hari yang
sama sebelum bukti transaksi tersebut disampaikan ke Kontrol Intern atau diarsipkan
sesuai ketentuan yang berlaku.
 Mengawasi dan memeriksa follow up surat – surat masuk dan keluar, baik dari ekstern
maupun intern.
 Mengawasi dan mengatur tata ruang, perawatan, kebersihan gedung/inventaris dan
keamanan kantor.
 Mencetak rekap mutasi gabungan serta posisi Neraca dan Laba Rugi harian untuk
disampaikan ke unit yang memerlukan sesuai ketentuan yang berlaku.
 Melakukan proses tutup hari transaksi dan mencetak rekap lampiran serta
mencocokkannya dengan Neraca.
 Mencetak rekening giro/kredit dan seluruh data yang dibutuhkan untuk keperluan
laporan, pengarsipan dan lainnya serta mendistribusikannya ke seluruh unit yang
memerlukan.
 Mengkoordinir pembuatan perhitungan ongkos yang masih harus dibayar pada akhir
tahun buku.
 Menyusun laporan-laporan harian, mingguan, bulanan dan tahunan untuk kepentingan
intern dan ekstern.
5. Pemimpin Seksi Pelayanan Nasabah
 Memelihara persediaan kas pada tingkat yang efisien sehingga likuiditas tidak terganggu
dalam rangka mengoptimalkan rentabilitas.
 Mengelola dana Pemerintah Daerah dan menjaga agar tidak beralih ke bank lain.
 Menjalin dan memelihara hubungan dengan masyarakat dan instansi pemilik dana.
 Mengawasi dana tunai yang dikuasai para teller agar tetap dalam batas yang diizinkan
oleh ketentuan yang berlaku.
 Mengawasi kepatuhan pegawai terhadap pelaksanaan Standar Operasional Prosedur di
lingkungan kerja seksi pelayanan nasabah.
 Mengawasi pelaksanaan tata kelola perusahaan oleh pegawai di lingkungan seksi
pelayanan nasabah.
 Mengawasi pelaksanaan standart layanan Bank SUMUT oleh pegawai di lingkungan
seksi pelayanan nasabah.
 Mengawasi penggunaan teknologi informasi oleh pegawai di lingkungan seksi pelayanan
nasabah.
 Mengajukan rencana anggaran, investasi, inventaris untuk seksi pelayanan nasabah yang
akan dituangkan ke dalam rencana kerja anggaran tahun bank.

8
 Menyusun program kerja seksi pelayanan nasabah sehubungan dengan upaya pencapaian
target rencana kerja dan melakukan pemantauan serta mengevaluasi pelaksanaannya.
 Menindaklanjuti hasil temuan dan rekomendasi dari Satuan Pemeriksaan Internal (SPI) /
Pemeriksa Eksternal serta melaporkan tindak lanjut temuan kepada Pemimpin Cabang.
 Memeriksa status calon nasabah simpanan giro dalam daftar hitam Bank Indonesia.
 Mengadministrasikan pembukuan dan penutupan rekening serta membuat dan
memelihara buku register nasabah dan daftar hitam (black list).
 Melayani penjualan blangko Cek dan Bilyet Giro dan membebankan biaya yang
berkenaan dengan hal tersebut serta biaya – biaya lainnya yang berhubungan dengan
pembukuan dan penutupan rekening.
 Membuat referensi bank, dana blokir dan sejenisnya sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
6. Pemimpin Analisis Penyelamatan Kredit (APK)
 Mengawasi dan mengkoordinir seluruh kegiatan operasional di Seksi Penyelamatan
Kredit.
 Memberikan saran dan pertimbangan kepada Pemimpin Cabang tentang langkah-langkah
yang perlu diambil dibidang tugasnya.
 Membuat rencana kerja, anggaran tahunan dan action program dari Seksi Penyelamatan
Kredit.
 Membantu Pemimpin Cabang dalam penyelenggaraan kegiatan yang berhubungan
dengan restrukturisasi kredit.
 Melakukan wawancara investigasi dan negoisasi sehubungan dengan restrukturisasi
kredit.
 Melakukan pemantauan terhadap kredit yang telah direstrukturisasi (dengan menyusun
laporan bulanan perkembangan usaha debitur yang memuat perincian perkembangan
usaha, pelaksanaan rencana kegiatan atau action plan dan kemungkinan pembayaran
kembali) guna memastikan kesanggupan debitur untuk melakukan pembayaran kembali
sesuai persyaratan dalam akad kredit baru.
 Mengevaluasi kredit yang telah direstrukturisasi setiap triwulan dan menghitung kembali
kerugian yang terjadi serta melaporkannya ke Divisi Penyelamatan Kredit.
 Menyusun jadwal kunjungan Tim Penyelamatan Kredit dan mengkoordinir penagihan
tunggakan kredit.
 Mengupayakan jalan keluar penyelamatan dan pelunasan tunggakan kredit.
 Membuat laporan hasil penagihan kredit non lancar dan laporan – laporan lain yang
sehubungan dengan seksi penyelamatan kredit.
 Membuat surat peringatan dan surat panggilan kepada debitur kredit non lancar.
 Menata dan mengarsipkan dengan baik seluruh surat masuk dan surat keluar sehubungan
dengan Seksi Penyelamatan Kredit.
 Mempersiapkan surat pengajuan penagihan dan penyelamatan kredit bermasalah kepada
BUPLN atas izin Kantor Pusat.

9
7. Pemimpin Seksi Pemasaran
 Memasarkan produk dana, kredit, jasa dan layanan syariah ( office channeling ) sesuai
rencana kerja bank.
 Melakukan analisa permohonan kredit dan bank garansi.
 Meninjau lokasi usaha dan proyek yang akan dibiayai.
 Memeriksa data calon debitur melalui Sistem Informasi Debitur.
 Melaksanakan taksasi barang agunan.
 Melakukan pemeriksaan keabsahan izin usaha, keaslian surat barang agunan dan keaslian
Surat Perintah Kerja (SPK) maupun kontrak kerja pada instansi yang berwenang.
 Membuat undangan rapat anggota pemutus kredit.
 Membuat surat persetujuan dan penolakan pemberian kredit.
 Mengawasi kepatuhan pegawai terhadap pelaksanaan Standar Operasional Prosedur di
lingkungan seksi pemasaran.
 Mengawasi pelaksanaan tata kelola perusahaan oleh pegawai di lingkungan seksi
pemasaran.
 Mengawasi pelaksanaan Standar Pelayanan Bank SUMUT oleh pegawai di lingkungan
seksi pemasaran.
 Mengawasi penggunaan teknologi informasi oleh pegawai dilingkungan seksi pemasaran.
 Mengajukan rencana anggaran, investasi, inventaris seksi pemasaran untuk dituangkan ke
dalam rencana kerja anggaran tahunan bank.
 Menyusun program kerja seksi pemasaran sehubungan dengan upaya pencapaian target
rencana kerja dan melakukan pemantauan serta mengevaluasi pelaksanaannya.
 Menindaklanjuti hasil temuan dan rekomendasi dari Satuan Pemeriksa Internak (SPI)
serta melaporkan tindak lanjut temuan kepada Pemimpin Cabang.
 Melakukan kunjungan kepada debitur yang menunggak sebagai usaha pembinaan dan
menggali informasi atas kendala yang dihadapi debitur untuk mencari solusi
pemecahannya.
 Memberikan saran atau pertimbangan kepada Pemimipin Cabang tentang langkah-
langkah yang perlu diambil dibidang tugasnya.
 Memeriksa setiap proses pengambilan keputusan dan memastikan resiko-resiko yang
diambil atas setiap keputusan dalam batas toleransi yang tidak merugikan bank baik saat
ini maupun masa yang akan datang.
 Membuat laporan terkait operasional seksi pemasaran sesuai ketentuan yang berlaku.

2.4 Visi Dan Misi,Tujuan Dan Fungsi PT Bank Sumut (BUMD)


1. Visi
“Visi dari PT Bank SUMUT adalah menjadi bank andalan untuk membantu dan
mendorong pertumbuhan perekonomian dan pembangunan daerah di segala bidang serta sebagai
salah satu sumber pendapatan daerah dalam rangka peningkatan taraf hidup rakyat”.

10
2. Misi
“Misi dari PT Bank SUMUT adalah mengelola dana pemerintah dan masyarakat secara
professional yang didasarkan pada prinsip-prinsip compliance”.
Adapun tujuan dari perusahaan PT. Bank SUMUT adalah :
1. Menghasilkan Laba.
2. Meningkatkan pertumbuhan dikuasai daerah di berbagai bidang.
3. Meningkatkan taraf hidup rakyat.
4. Memenuhi fungsi social dengan penyediaan lapangan pekerjaan bagi masyarakat.
5. Menyediakan produk dan layanan jasa yang kompetitif.
Fungsi PT. Bank SUMUT
Fungsi dari pendirian PT Bank Sumut adalah sebagai alat kelengkapan otonomi daerah
dibidang perbankan, PT Bank Sumut berfungsi sebagai 12 penggerak dan pendorong laju
pembangunan di daerah, bertindak sebagai pemegang kas daerah yang melaksanakan
penyimpanan uang daerah, serta sebagai salah satu sumber pendapatan asli daerah dengan
melakukan kegiatan usaha sebagai Bank umum pada Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992
tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998.

2.5 Statement Budaya Perusahaan pada PT Bank SUMUT


Statement Budaya Perusahaan atau sering dikenal dengan nama Motto dari PT Bank
SUMUT adalah “Memberikan Pelayanan TERBAIK”. Makna dari TERBAIK yaitu:
a. Berusaha untuk selalu Terpercaya.
b. Energik didalam melakukan setiap kegiatan.
c. Senantiasa bersikap Ramah.
d. Membina Hubungan secara Bersahabat.
e. Menciptakan suasana yang Aman dan nyaman.
f. Memiliki Integritas tinggi Integritas tinggi.
g. Komitmen penuh untuk memberikan yang terbaik.

2.6 Jenis Kredit


Jenis kredit yang ada di PT.BANK SUMUT :
1. KPR SS (Kredit Pemilikan Rumah Sumut Sejahtera)
11
2. KPR FLPP (Kredit Pemilikan Rumah Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan)
Kredit pemilikan rumah yang diberikan kepada masyarakat berpenghasilan rendah serta
mendapat bantuan fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan.

3. KUR (Kredit Usaha Rakyat)


Kredit investasi atau modal kerja yang diberikan kepada debitur
individu/perseorangan,kelompok usaha atau badan usaha yang produktif dan layak dengan
bantuan subsidi bunga dari pemerintah.

4. KMG (Kredit Multi Guna)

Kredit yang diberikan kepada perorangan yang memiliki profesi sebagai


PNS,CPNS,Pegawai tetap,Tenaga honorer,Kepala desa,Kepala lingkungan di
Dinas/Instansi/Lembaga/BUMN/BUMD/Koperasi Pegawai/Perusahaan swasta,dengan
sumber pengembalian kredit dari penghasilan yang diterima pegawai tersebut setiap
bulannya.

5. Kredit Pegawai
Kredit yang diberikan kepada pegawai PT.BANK SUMUT yang telah memenuhi
persyaratan.

6. KAL (Kredit Angsuran Lainnya)


Fasilitas kredit yang diberikan kepada pemohon yang mempunyai usaha produktif dan
atau mempunyai penghasilan tetap untuk tujuan membiayai keperluan yang bersifat
investasi,modal kerja,dan konsumtif.

7. Kredit Pensiun
Kredit yang ditujukan kepada para penerima pension yang menerima manfaat
pensiunnya melalui PT.BANK SUMUT.

8. KMSS II (Kredit Mikro Sumut Sejahtera II)


Kredit yang ditujukan untuk pengusaha mikro yang ingin menambah modal usaha dan
mengembangkan usaha mikro.

12
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Kredit dan Unsur Kredit


3.1.1 Pengertian Kredit
Kredit dalam bahasa latin disebut credere yang artinya percaya. Menurut Kasmir (2001 :
73) “Apabila seseorang memperoleh kredit, maka berarti mereka memperoleh kekayaan,
sedangkan si pemberi kredit berarti memberikan kepercayaan kepada seseorang bahwa uang
yang akan dipinjam akan kembali. Penerima, bahwakredit yang disalurkannya pasti akan
dikembalikan sesuai dengan perjanjiannya dan mempunyai kewajiban untuk membayar kembali
pinjaman tersebut sesuai dengan jangka waktunya.”
Menurut Undang-Undang Perbankan No. 10 tahun 1998, “ Kredit adalah penyediaan
uang atau tagihan yang dapat disamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan
pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk
melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga, imbalan atau
pembagian hasil keuntungannya.”
Pemberian kredit merupakan salah satu usaha bank untuk mendapatkan keuntungan,
maka bank hanya dapat meneruskan simpanan masyarakat kepada nasabahnya dalam bentuk
kredit, jika ia betul-betul yakin bawa debitur akan mengembalikan pinjaman yang akan
diterimanya sesuai dengan jangka waktu dan syarat-syarat yang disetujui oleh kedua pihak.
Dalam Undang-Undang Perbankan yaitu Undang-Undang No. 10 tahun 1998 tentang
perbankan, kredit digunakan dalam dua istilah, namun mengandung makna yang sama untuk
pengertian kredit. Kedua istilah tersebut tergantung pada kegiatan usaha yang dijalankan oleh
bank, apakah bank dalam menjalankan kegiatan usahanya secara konvensional atau prinsip
syariah. Dari kedua rumusan istilah tersebut perbedaanya terletak pada bentuk kontra prestasi
yang diberikan nasabah peminjam dana (debitur) kepada bank (kreditur) atas pemberian kredit
pembiayaanya. Pada bank konvesional, kontra prestasinya terletak pada bunga sedangkan pada
bank syariah kontra prstasinya berupa imbalan atau bagi hasil sesuai dengan kesepakatan tujuan
bersama

13
Gambar 3.1.1 Pencarian Berkas Kredit

3.1.2 Prosedur Pemberian Kredit


Dalam Undang-Undang Perbankan tidak ada sama sekali menyinggung tentang macam-
macam kredit. Meskipun demikian dalam praktek perbankan kredit-kredit yang diberikan kepada
nasabahnya dapat dilihat dari beberapa segi yakni:
a. Jangka Waktunya
Dari segi jangka waktunya terdapat tiga macam kredit yaitu kredit jangka pendek, kredit jangka
menengah, kredit jangka panjang.
b. Kegunaannya
Bila ditinjau dari segi kegunaannya, maka kredit dapat digolongkan menjadi tiga yaitu kredit
investasi, kredit modal kerja dan kredit profesi. Kredit investasi adalah penanaman modal yang
bersifat ekspansi, modernisasi maupun rehabilitasi perusahaan. Sedangkan,kredit modal kerja
adalah kredit yang diberikan untuk kepentingan kelancaran modal kerja nasabah. Jadi kegunaan
dari kredit ini misalnya untuk pembelian bahan dasar, alat-alat untuk membayar biaya lainnya.
Kredit profesi adalah kredit yang diberikan oleh bank semata-mata untuk kepentingan
profesinya. Misalnya kredit yang diberikan kepada seseorang dokter gigi untuk membeli
peralatan medisnya.
c. Pemakaiannya
Menurut pemakaiannya kredit dapat digolongkan menjadi dua yakni kredit konsumtif yaitu
kredit yang diberikan kepada nasabah untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Misalnya,

14
kredit untuk membeli alat-alat rumah tangga. Jenis kredit yang kedua adalah kredit produktif
yaitu pembiayaan bank yang ditujukan untuk keperluan nasabah agar produktifitasnya semakin
meningkat, misalnya kredit modal kerja
d. Menurut sektor yang dibiayai
Macam-macam kredit yang diberikan nasabah dipandang dari sektor yang dibiayai:
1) Garansi bank atau stand by L/C
Dalam hal ini bank akan membayar apabila terjadi perbuatan tertentu, misalnya jika pada suatu
saat, pihak pemohon garansi tidak melaksanakan kewajibannya kepada pihak lain, maka dalam
hal seperti ini bank lah yang akan membayarnya
2) Letter Of Credit
Merupakan salah satu jasa bank yang diberikan kepada masyarakat untuk memperlancar arus
barang (ekspor-impor) termasuk barang dalam negeri (antarpulau). Kegunaan Letter of Credit
adalah untuk menampung dan menyelesaikan kesulitan-kesulitan dari pihak pembeli (importer)
maupun penjual (eksportir) dalam transaksi dagangannya. Pengertian secara umum Letter of
Credit merupakan suatu pernyataan dari bank atas permintaan nasabah (biasanya importer) untuk
menyediakan dan membayar sejumlah uang tertentuuntuk kepentingan pihak ke tiga (penerima
Letter of Credit atau eksportir). Letter of Credit sering disebut dengan kredit berdokumen.
Pembukaan Letter of Credit oleh importer dilakukan nasabah melalui bank yang disebut Opening
Bank atau Issuing Bank sedangkan bank eksportir merupakan bank pembayar terhadap barang
yang diperdagangkan. Dalam hal ini eksportir berhubungan dengan bank pembayar atau disebut
Advising Bank.
Menurut Supriyono (2011:161) menyatakan proses analisis kredit mempunyai tujuan utama yang
paling hakiki, yaitu agar bank membuat satu keputusan kredit yang baik dan benar “make a good
loan”, sehingga terhindar dari keputusan kredit yang keliru yang menyebabkan kredit bermasalah
“bad loan”. Analisis kredit harus dibuat secara lengkap, akurat dan objektif yang minimal
meliputi hal-hal sebagai berikut:
 Menggambarkan semua informasi yang berkaitan dengan usaha dan data pemohon
termasuk hasil penelitian pada daftar kredit macet.
 Penilaian atas kelayakan jumlah permohonan kredit dengan proyek atau kegiatan usaha
yang akan dibiayai, dengan sasaran menghindari kemungkinan terjadinya praktek mark-
up yang dapat merugikan bank.
 Menyajikan penilaian yang objektif dan tidak dipengaruhi oleh pihak-pihak yang
berkepentingan dengan pemohon kredit. Analisis kredit tidak boleh merupakan suatu
formalitas yang dilakukan semata-mata untuk memenuhi prosedur. (Banker Association
for Risk Management (BARA) dengan Lembaga Sertifikasi Profesi Perbankan (LSPP),
2011)

15
Pada sasarannya prinsip 5C ini akan dapat memberikan informasi mengenai itikad baik dan
kemampuan membayar nasabah untuk melunasi kembali pinjaman berserta bunganya. Adapun
prinsip 5 C yang dilakukan atau dinilai oleh pihak yang bersangkutan.
1. Penilaian watak (Character)
Penilaian watak/karakter calon debitur yang dimaksudkan untuk mengetahui kejujuran dan itikad
baik calon debitur untuk melunasi atau mengembalikan pinjamannya, sehingga tidak
menyulitkan bank dikemudian hari.
2. Penilaian kemampuan (Capacity)
Bank harus meneliti tentang keahlian calon debitur dalam bidang usahanya dan kemampuan
manajerialnya, sehingga bank yakin bahwa usaha yang akan dibiayainya dikelola oleh orang-
orang yang tepat, sehingga calon debiturnya dalam jangka waktu tertentu dapat melunasi atau
mengembalikan pinjamannya.
3. Penilaian terhadap modal (Capital)
Bank harus melakukan analisis terhadap posisi keuangan secara menyeluruh mengenai masa lalu
dan yang akan datang, sehingga dapat diketahui kemampuan pemodalan calon debitur dalam
menunjang pembiayaan proyek tata usaha calon debitur yang bersangkutan.
Biasanya bank tidak akan memberikan kredit untuk mendanai seluruh biaya usaha nasabah. Oleh
sebab itu nasabah wajib menyediakan modal untuk mendanai usaha yang akan dikelolanya itu,
sedangkan kredit yang akan diberikan oleh bank itu fungsinya hanya sebagai tambahan modal
saja yang jumlahnya lebih sedikit dari pokoknya.
4. Penilaian terhadap agunan (Collateral)
Untuk menanggung pembayaran kredit macet, calon debitur umumnya wajib menyediakan
jaminan berupa agunan yang berkualitas tinggi dan mampu dicairkan yang nilainya minimal
sebesar jumlah kredit atau pembiayaan yang diberikan kepadanya.
5.Penilaian terhadap prospek usaha nasabah debitur (Condition of Economy)
Bank harus menganalisa keadaan pasar didalam dan diluar negeri, baik masa lalu maupun masa
yang akan datang, sehingga masa depan dari hasil proyek tata calon debitur yang dibiayai bank
dapat diketahui
Selain hal-hal tersebut diatas, bank juga harus mengetahui tujuan penggunaan kredit dan rencana
pembangunan kreditnya
Selain prinsip 5 C, bank juga menerapkan sistem 5 P dalam memberikan suatu kredit kepada
nasabahnya yakni:

16
1. Party (Para pihak)
Para pihak merupakan titik sentral yang harus diperhatikan dalam setiap pemberian kredit. Untuk
itu pihak pemberi kredit harus memperoleh suatu “kepercayaan” terhadap para pihak, dalam hal
ini debitur tentang bagaimana karakter, kemampuannya dan sebagainya.
2. Purpose (Tujuan)
Tujuan dari pemberi kredit juga sangat penting diketahui oleh pihak kreditur. Harus dilihat
apakah kredit akan digunakan untuk hal-hal yang positif benar-benar dapat menaikkan income
perusahaan. Dan harus diawasi pula agar kredit tersebut benar-benar diperuntukkan untuk tujuan
seperti yang dijanjikan dalam suatu perjanjian kredit.
3. Payment (Pembayaran)
Dalam hal ini, harus dilihat apakah sumber pembayaran kredit dalam calon debitur cukup
tersedia dan cukup aman, sehingga dengan demikian diharapkan bahwa kredit yang akan
diluncurkan tersebut dapat kembali oleh debitur yang bersangkutan.
4. Profitability (Perolehan laba)
Dalam hal ini kreditur harus memperhatikan dan berantisipasi apakah laba yang akan diperoleh
oleh perusahaan lebih besar daripada bunga pinjaman dan apakah pendapatan perusahaan dapat
menutupi pembayaran kredit itu kembali.
5. Protection (Perlindungan)
Suatu kredit oleh perusahaan, debitur diperlakukan suatu perlindungan dari kelompok
perusahaan atau jaminan pribadi pemilik perusahaan penting diperhatikan, terutama untuk
berjaga-jaga sekiranya terjadi hal-hal diluar skenario atau diluar prediksi semula.

3.1.3 Syarat PT. Bank Sumut Iskandar Muda dalam memberikan kreditnya antara
lain:
1.Calon debitur mengajukan permohonan tertulis kepada Bank Sumut yang
ditandatangani oleh calon debitur sendiri, atau bagi calon debitur perusahaan permohonan
ditandatangani oleh pejabat yang berwenang sesuai anggaran dasar perusahaan. Permohonan
tersebut diajukan ke Business Unit sesuai dengan jumlah kredit yang diinginkan debitur.
2. Bank melakukan verifikasi data/dokumen yang disampaikan oleh calon dan jika
diperlukan melakukan peninjauan ke lapangan.
3. Bank akan melakukan penolakan langsung apabila kredit yang dimohonkan oleh calon
debitur termasuk dalam kriteria:
a. Kredit akan digunakan untuk membiayai usaha yang dilarang menurut aturan Bank Sumut atau
ketentuan yang berlaku.

17
b. Usaha/bisnis yang akan dibiayai menurut Bank Sumut tidak layak untuk dipertimbangkan.
4. Apabila bank berpendapat bahwa calon debitur mempunyai reputasi baik dan usaha
yang akan dibiayai dengan fasilitas kredit mempunyai prospek bisnis yang baik maka
permohonan dilanjutkan dengan analisa kredit yang dilaksanakan oleh analisis kredit yang
dilaksanakan oleh analisis business unit.
5. Pemutusan kredit dilakukan berdasarkan nota analisa yang dilakukan oleh Unit
Business bersama dengan Unit Risk Management sesuai dengan tingkat kewenangannya dalam
rapat komite kredit.
6. Keputusan dari rapat Komite Kredit kemudian disampaikan kepada calon debitur
dalam bentuk Surat Pemberitahuan Persetujuan Kredit (SPPK).
7.Jika debitur setuju dengan syarat-syarat kredit yang dicantumkan dalam SPPK, debitur
menandatanganinnya dan mengembalikan kepada bank sebagai tanda persetujuannya beserta
syarat yang dibutuhkan seperti yang disyaratkan dalam SPPK
8. Berdasarkan SPPK yang disetujui oleh calon debitur tersebut, Credit Operation Unit
akan membuat Perjanjian Kredit (PK) atau draft PK apabila PK harus dibuat dalam bentuk akta
notarial dan dilanjutkan dengan pengikatan agunan
9. Setelah PK ditandatangani, dilakukan pencairan kredit.
Semua debitur PT Bank Mandiri harus memiliki rekening (tabungan/giro) di PT Bank Sumut
yang akan digunakan untuk pendebetan atas angsuran pokok, bunga dan biaya lainnya dari
fasilitas kredit yang bersangkutan.

18
Gambar 3.1.3 Mencari dokumen PMK untuk difotocopy
3.2 Pengertian Kredit Bermasalah
Perkembangan pemberian kredit yang paling tidak menguntungkan adalah apabila kredit
yang diberikan ternyata menjadi kredit bermasalah (Non Performing Loan). Hal ini disebabkan
karena kegagalan pihak debitur memenuhi kewajibannya untuk membayar angsuran pokok kredit
beserta bunganya yang telah disepakati kedua pihak dalam perjanjian kredit.
Pengertian Non Performing Loan menurut Mahmoedin (2002:2), Non Performing Loan
adalah kredit yang tidak menepati jadwal angsuran sehingga terjadi tunggakan. Secara luas Non
Performing Loan didefinisikan sebagai suatu kredit dimana pembayaran yang dilakukan
tersendat-sendat dan tidak mencukupi kewajiban minimum yang ditetapkan sampai dengan
kredit yang sulit untuk memperoleh pelunasan atau bahkan tidak dapat ditagih. Berdasarkan
Surat Keputusan BI No. 31/147/KEP/DIR tentang kualitas aktiva produktif, maka ditetapkan
kolektibilitas kredit yang termasuk kredit bermasalah adalah Kredit Kurang Lancar, Kredit
Diragukan dan Kredit Macet.
3.2.1 Penyebab Kredit Bermasalah
Secara umum ada tiga faktor yang menyebabkan terjadinya kredit bermasalah, yaitu:
1. Faktor Intern Bank, antara lain sebagai berikut :
a. Account Officer dan Credit Analyst yang bertugas mengelola kredit dinilai tidak mampu.
Kelemahan dalam analisa kredit.
b. Bank terlalu agresif menyalurkan kredit karena besarnya dana simpanan pihak ketiga.
19
c. Lemahnya system pengawasan mutu kredit dan kredibilitas debitur.
d. Kelemahan dokumentasi dan agunan kredit.
e. Persaingan antar bank.
f. Campur tangan pemegang saham yang berlebihan dalam proses. pengambilan keputusan.
g. Tidak adanya tambahan jaminan yang memadai dalam mengcover kredit yang diberikan.
2. Faktor ketidaklayakan debitur
Ada tiga sebab utama kredit bermasalah pada badan usaha yaitu salah urus (mismanagement),
kurangnya pengetahuan dan pengalaman pemilik dalam bidang usaha bisnis dimana mereka
beroperasi dan penipuan (fraud).
3. Faktor Ekstern dan Debitur, yang mempengaruhi kelancaran usaha perusahaan atau
bank yaitu :
a. Menurunnya kondisi ekonomi dan moneter negara atau sektor usaha
b. Meningkatnya tingkat suku bunga pinjaman serta menurunnya kegiatan ekonomi dan
tingginya tingkat suku bunga kredit.
c. Bencana alam yang merusak atau memusnahkan fasilitas produksi yang mereka miliki.
d. Peraturan pemerintah dapat menjadi sebab lain merosotnya kemampuan debitur bank
mengembalikan kredit.
e. Melemahnya kurs nilai tukar mata uang nasional terhadap mata uang asing. Hal ini
menyebabkan beban bunga dan pembayaran kembali kredit meningkat sampai diluar
batas debitur untuk memikulnya.
Agar dapat menentukan suatu kredit dikatakan bermasalah atau macet harus didasarkan pada
kolektibilitas kreditnya. Kolektibilitas adalah keadaan pembayaran pokok atau angsuran dan
bunga kredit oleh debitur serta tingkat kemungkinan diterimanya kembali dana tersebut. Menurut
Rachmadi Usman (2001:355) suatu kredit dikatakan macet dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a. Tidak memenuhi kriteria lancar, kurang lancar dan diragukan.
b. Memenuhi kriteria diragukan, tetapi dalam jangka waktu 21 bulan sejak digolongkan
diragukanbelum ada pelunasan atau usaha penyelamatan kredit.
c. Kredit tersebut penyelesaiannya telah diserahkan kepada Pengadilan Negeri atau Badan
Urusan Piutang Negara atau diajukan penggantian ganti rugi kepada perusahaan asuransi
kredit.

3.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Kredit Macet (Bermasalah) Atas


pinjaman Nasabah Bank Pada PT. Bank Sumut Cabang Iskandar Muda
Sebagian besar pinjaman termasuk bank umum, mengatakan bahwa banyak peminjam
yang mempunyai sedikit sifat maling dalam hati kecilnya. Tetapi kelihatannya alasan utama
adanya kredit bermasalah dan kemungkinan kerugian adalah ketidakmampuan peminjam untuk

20
mewujudkan pendapatan dari kegiatan bisnis yang normal, kesempatan kerja atau penjualan
hartanya.
Menurut Rene Setiawan, ada buku yang menuliskan bahwa ada beberapa faktor yang
menyebabkan terjadinya kredit bermasalah atau macet, buku ini ditulis oleh W.Reed Edward dan
K.Gill Edward. Faktor penyebab tersebut terdiri dari faktor eksternal maupun faktor internal.
Faktor Internal yang menjadin penyebab timbulnya kredit bermasalah yaitu:
a. Kebijakan perkreditan yang ekspansit.
b. Penyimpangan dalam pelaksanaan prosedur perkreditan.
c. Itikad kurang baik dari pemilik, pengurus atau pegawai bank.
d. Lemahnya sistem administrasi dsn pengawasan kredit serta lemahnya sitem informasi kredit
macet
Sedangkan Faktor eksternal penyebab timbulnya kredit bermasalah adalah:
1. Kegagalan usaha debitur
2. Musibah tehadap debitur atau terhadap Kegiatan Usaha debitur
3. Pemanfaatan iklim perusahaan perbankan yang tidak sehat oleh debitur.
4. Menurunnya kegiatan ekonomi dan tingginya suku bunga kredit.
Ada 100 faktor yang menyebabkan terjadinya kredit bermasalah, dimana menurut Mahmoeddin
A.S (2002: 81) faktor-faktor tersebut antara lain:
1. Bank memiliki kemampuan teknis yang kurang
Bank sangat memerlukan tenaga ahli/konsultan untuk melakukan penilaian atau analisis
sebelum memberikan kredit kepada perusahaan atau proyek yang melakukan usaha high
technology seperti misalnya industri komputer, dan industri baja. Secara teknis dapat dipastikan
petugas bank jauh ketinggalan , oleh sebab itu diperlukan tenaga ahli untuk melakukan penilaian
terhadap prospek kerja usaha tersebut agar pihak bank tidak dibohongi mentah-mentah oleh
nasabahnya.
2. Bank terlalu mengejar target
Bank sebagai perusahaan yang bergerak dibidang keuangan, mempunyai prinsip
prositability. Semakin besar keuntungan yang diperoleh maka semakin besar pula bank tersebut
dimata para pemilik saham dan para karyawannya. Banyaknya dana yang mengendap dalam kas,
akan merupakan dana yang harus dibayar sewanya, apakah itu menganggur atau tidak. Dari segi
keuntungan dana yang menganggur dapat merugikan dan mengurangi keuntungan bank.

21
3. Bank terlalu melihat riwayat nasabah
Memang benar bahwa riwayat pinjaman seorang nasabah bank merupakan faktor penting
dalam penilaian karakternya. Tetapi tidak jarang bahwa suatu waktu seseorang tersebut
karakternya tidak teruji pada masa-masa sulit, dan tidak jarang pengusaha akan maju usahanya,
jika ia berusaha dalam skala kecil, namun begitu usahanya membesar ia menjadi merasa bahwa
ia tidak mampu mengelolanya.
4. Bank terlalu melihat agunan atau terlampau mementingkan pinjaman
Bank adalah lembaga keuangan yang memberikan kredit kepada nasabahnya, bukan
rumah gadai yang memberikan kredit berdasarkan cukup atau tidaknya nilai transaksi dari barang
agunan yang dijaminkan nasabahnya. Sebenarnya, hampir tidak ada hubungan sama sekali antara
kredit dengan jaminan, kalau dimulai dari jaminan. Tetapi sebaliknya, jika analis telah dilakukan
secara cermat, paling akhir baru dibicarakan permasalahan jaminan sekedar benteng pengamanan
dari kredit atau dengan motif berjaga-jaga.
Tugas para analis kredit adalah menghitung dengan cermat, berapa kebutuhan dari
nasabah. Bukan sebaliknya, dengan sejumlah agunan tertentu, berapa nasabah diperbolehkan
menikmati kredit. Jika permasalahan ini dilakukan secara terbalik, maka sekali mengabaikan
cash buget, atau tidak memperhitungkan Repayment Capacity oleh nasabah.
5. Bank terlalu besar memberikan kredit
Pemberian kredit yang berlebihan dapat menyebabkan nasabah menggunakan uangnya
untuk membeli barang-barang yang tidak kurang bermanfaat atau tidak produktif bagi
perusahaanya.
Selain itu alternatif lain yang akan dilakukan nasabah yang kelebihan kredit yaitu
menabungnya dibank lain, yang tentu saja memperoleh bunga-bunga yang lebih kecil dari bunga
6. Bank terlalu sedikit memberikan kredit
Jika perusahaan dapat dan mampu beroperasi secara optimum maka perusahaan tersebut
juga akan dapat memperoleh laba yang maksimum. Produksi pada operasi yang optimum
diperoleh jika model kerja yang digunakan sudah diperhitungkan dengan cermat dan tepat.
7. Nasabah melarikan diri
Hal ini merupakan kasus yang ekstrim. Dalam kasus ini, nasabah langsung meninggalkan
alamat tempat tinggal (keberadaanya) secara formal, sesudah memperoleh kredit. Bahkan,
nasabah bisa saja menghilang dari kota atau negaratempat ia memperoleh kredit. Tujuannya agar
pihak bank tidak dapat ataupun kesulitan melacak nasabah tersebut.
8. Nasabah memalsukan catatan dan pembukuan
Pemalsuan catatan dan pembukuan, baik itu pada saat pengajuan kredit maupun pada
selama kredit berjalan, dapat menyebabkan terjadinya kasus kredit yang boleh dikatakan
mendekati fiktif dimana bank terjebak dalam kasus penipuan.

22
Catatan dan pembukuan nasabah merupakan sumber utama dalam menganalisi perjalanan
bisnis nasabah.adapun isi dari catatan tersebut adalah menerangkan mengenai prospek
perusahaan dan keadaan usaha nasabah yang bersangkutan. Jika catatan tersebut palsu maka si
pembaca yaitu pihak bank akan dibohongi oleh nasabah. Cepat atau lambat catatan ini akan
bermuara pada ketidakberesan kredit matinya.
9. Perusahaan nasabah sulit berkembang
Bank memberikan kredit kepada perusahaan yang sulit berkembang. Ukuran suatu bank
dikatakan sulit berkembang dapat dilihat pada laporan keuangan dimana angka-angka dari tahun
ke tahun menunjukkan grafik yang datar, bahkan bisa menurun.terutama dapat dilihat pada laba
perusahaan yang sama hampir setiap tahun.
Usaha untuk menangkal hal ini, bank harus mendidik nasabah berbisnis dengan baik
dengan baik dan tepat. Jika perlu mendidik mereka perlu pencatatan berdasarkan kebiasaan yang
berlaku.
10. Nasabah dan banker dalam melakukan kolusi
Nasabah dan banker harus melakukan kerja sama yang baik dalam arti positif. Hal ini
adalah demi kelancaran usaha nasabah, demi kelancaran pengembalian kredit, demi keberhasilan
usaha perbankan dan akhirnya demi kesuksesan para banker dalam membina nasabah dan
banknya sendiri.
Jika kerjasama antara banker dan nasabah dilakukan secara negatif, maka hal ini disebut
kolusi atau persengkokolan.

3.4 Penanganan atau Penyelesaian Kredit Macet (Bermasalah) Pada PT. Bank Sumut
Cabang Iskandar Muda Medan
Adalah suatu langkah penyelesaian kredit bermasalah melalui lembaga hukum. Yang
dimaksud dengan lembaga hukum dalam hal ini adalah Panitia Urusan Piutang Negara (PUPN)
dan Direktorat Jendral Piutang dan Lelang Negara (DJPLN), melalui Badan Peradilan, dan
melalui Arbitrase Apabila penyelesaian sebagaimana tersebut diatas tidak berhasil dilaksanakan,
pada umumnya upaya yang dilakukan bank dilakukan melalui prosedur hukum. Sehubungan
dengan hal tersebut, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku terdapat
beberapa lembaga dan berbagai sarana hukum yang dapat dipergunakan untuk mempercepat
penyelesaian masalah kredit macet perbankan. Penyelesaian Kredit Bermasalah dilakukan
melalui2 (dua) cara, yaitu sebagai berikut:
1. Penyelesaian Kredit Bermasalah Secara Damai
Penyelesaian kredit bermasalah secara damai dapat dilakukan terhadap debitur yang beritikad
baik untuk menyelesaikan kewajibannya dan cara yang ditempuh dalam penyelesaian ini
dianggap lebih baik dibandingkan alternatif penyelesaian melalui saluran hukum.
Jenis-Jenis dan Ketentuan Penyelesaian Kredit Secara Damai, meliputi:
23
• Pemberian fasilitas keringanan bunga, Pemberian fasilitas keringanan bunga hanya diberikan
kepada penunggak dengan kolektibilitas Diragukan, Macet dan Kredit yang telah dihapus
bukukan.
• Penjualan agunan di bawah tangan, Penjualan agunan di bawah tangan dilakukan agar debitur
masih diberikan kesempatan untuk menawarkan/menjual sendiri agunannya.
• Memperpanjang jangka waktu kredit Dalam hal ini si debitur diberikan keringanan dalam
masalah jangka waktu kredit, misalnya perpanjangan jangka waktu kredit dari enam bulan
menjadi satu tahun sehingga debitur mempunyai waktu yang lebih lama untuk
mengembalikannya
• Memperpanjang janga waktu angsuran Dalam hal ini, jangka waktu angsuran kreditnya
diperpanjang pembayarannya. Misalnya dari tiga puluh enam (36) kali menjadi empat puluh
delapan (48) kali dan hal ini tertentu saja jumlah angsuran pun menjadi mengecil seiring dengan
penambahan jumlah angsuran.
• Reconditioning
Reconditioning adalah penyelamatan kredit dengan cara mengubah persyaratan yang ada seperti:
a. Kapitalisme bunga, yaitu bunga dijadikan hutang pokok.
b. Penundaan pembayaran bunga sampai waktu tertentu.
Dalam hal ini penundaan pembayaran bunga sampai waktu tertentu, maksudnya hanya bunga
yang dapat ditunda pembayarannya, sedangkan pokok piutangnya tetap harus dibayar seperti
biasa.
c. Penurunan suku bunga Penurunan suku bunga dimaksudkan agar lebih meringankan beban
nasabah. Sebagai contoh, jika pertahun sebelumnya dibeabankan 20% diturunkan menjadi 18%.
Hal ini tergantung dari pertimbangan yang bersangkutan. Penurunan suku bunga akan
mempengaruhi jumlah angsuran yang semakin mengecil, sehingga diharapkan dapat membantu
meringankan beban nasabah.
d. Pembebasan bunga Dalam pembebasan suku bunga diberikan kepada nasabah dengan
pertimbangan nasabah tidak akan mampu lagi membayar kredit tersebut. Akan tetapi nasabah
tetap mempunyai kewajiban untuk membayar pokok pinjamannya sampai lunas.
• Restructuring
Restructuring (Restrukturisasi Kredit) yaitu perubahan syarat-syarat pinjaman yang menyangkut
perubahan dana dari bank, atau konversi seluruh atau sebagian pinjaman menjadi equality
perusahaan, yang dapat dilakukan dengan cara meambah jumlah kredit. Restrukturisasi kredit
terdiri dari:
a. Penurunan suku bunga kredit
b. Perpanjangan jangka waktu kredit

24
c. Pengurangan tunggakan bunga kredit
d. Penambahan fasilitas kredit
e. Konversi kredit penyertaan modal sementara

Gambar 3.4 Mencari Berkas Restrukturisasi Kredit

2. Penyelesaian Kredit Bermasalah Melalui Saluran Hukum


• Melalui Badan Piutang dan Lelang Negara (BUPLN)
Cara ini adalah untuk kredit macet di bank milik negara. Besarnya kredit yang telah
macet (dan telah diupayak penagihannya/penyelesaiannya) melalui BUPLN untuk selanjutnya
dilakukan penjualan/pelelangan dibantu dengan BUPLN, sebab apabila bank telah memperoleh
“kuasa menjual” maka ia dapat menjual harta jaminan tersebut dibawah tangan.
• Proses Litigasi di Pengadilan
Apabila suatu kredit bermasalah atau macet (dari bank swasta), maka penyelesaiannya
dapat dilakukan dengan melalu pengadilan. Proses litigasi merupakan langkah terpaksa yang
dilakukan bank apabila debitur menunjukkan itikad tidak baik yang sengaja menyembunyikan
harta bendanya yang masih cukup banyak untuk melunasi kreditnya.
Akan tetapi proses litigasi sering kali dinilai oleh masyarakat memakan aktu bertahun-
tahun. Sementara dipihak lain, lembaga sandera (gizeling) yang dulunya dapat dianggap sangat

25
membantu sebagai alat pemaksa debitur untuk melunasi hutangnya, telah dihapus
pemberlakuannya oleh Mahkamah Agung dengan SEMA No. 2 Tahun 1960 jo. No. 2 Tahun
1975.
• Melalui Arbitrase dan Pewasitan
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa penyelesaian kredit macet/bermasalah
melalui BUPLN maupun melalui pengadilan dipandang kurang menguntungkan, karena waktu
yang diperlukan relatif lama dan jumlah uang yang bisa ditarik sangat kecil. Lembaga ini
sebenernya telah lama dikenal dalam hukum kita yaitu dalam Undang-Undang No.14 Tahun
1970 jo. Pasal 377 HIR.

26
DAFTAR PUSTAKA

Bisnis dan Manajemen.2021.Pedoman Praktik Kerja Lapangan.Medan: Bisnis dan Manajemen


SMK MUHAMMADIYAH 08 Medan
Sumber dari internet
www.repository.usu.ac.id

27

Anda mungkin juga menyukai