Furi Primasari
Furi Primasari
id
TUGAS AKHIR
PENGOLAHAN KUNYIT
UNTUK PEMBUATAN JAMU SERBUK
DI PJ. BISMA SEHAT
Desa Nguter Rt 02 Rw 07, Kecamatan Nguter, Kabupaten
Sukoharjo 57571, Jawa Tengah
Disusun Oleh:
FURI PRIMASARI
H 3508029
PROGRAM DIPLOMA III AGRIBISNIS AGROFARMAKA
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN
PENGOLAHAN KUNYIT
UNTUK PEMBUATAN JAMU SERBUK
DI PJ. BISMA SEHAT
Desa Nguter Rt 02 Rw 07, Kecamatan Nguter, Kabupaten
Sukoharjo 57571, Jawa Tengah
Menyetujui,
Penguji I Penguji II
Mengetahui
Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Alloh SWT, atas rahmat dan keridhaanNya
sehingga dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini. Penulis dalam
penyusunan Laporan Tugas Akhir ini masih memiliki keterbatasan. Namun
diharapkan semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang memerlukan
dan dicatat oleh Alloh SWT sebagai amal dan ilmu yang bermanfaat, Amin. Tidak
lupa penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang
telah mendukung :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, M.S., selaku Dekan Fakultas
Pertanian UNS.
2. Ir. Heru Irianto, MM., selaku Ketua Program DIII Fakultas Pertanian UNS.
3. Ir. Panut Sahari, MP., selaku Pembimbing Akademik Program DIII
Agribisnis Minat Agrofarmaka Fakultas Pertanian.
4. Ir. Panut Sahari,MP., dan Ir. Sri Nyoto,MS selaku Dosen
Pembimbing/Penguji Magang.
5. Bapak Mulyadi yang telah mengizinkan magang di PJ.Bisma Sehat
6. Bapak Agus dan pihak - pihak lain yang telah membantu dan membimbing
selama melaksanakan kegiatan magang di PJ.Bisma sehat
7. Mas Joko yang telah memberikan banyak informasi dan nasehatnya.
8. Ayah dan Ibu tercinta yang telah memberikan cinta dan kasih sayang yang tak
terhingga, untuk airmata yang menetes saat khusuk berdoa untuk anaknya ini,
serta yang memberikan dukungan moril dan materiil
9. Kakak Fandi yang selalu mendukung dan menyemangati dalam setiap
langkahku.
10. Nenek yang selalu mendukungku dalam setiap langkahku.
11. Rizna yang selalu mengingatkan, memberikan motivasi
12. Semua keluargaku yang telah mendukung untuk menyelesaikan kuliah.
13. Sahabat-sahabatku yang selalu mengingatkan, membantu dan memberiku
motivasi dalam menyelesaikan laporan ini.
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
14. Teman - teman Agribisnis Minat Agrofarmaka Angkatan 2008 yang secara
kompak saling mendukung suksesnya studi kita.
15. Teman-teman dari DIII lainnya yang saling memberikan dukungan.
16. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang banyak
membantu dalam penyelesaian tugas akhir ini.
Kami menyadari Laporan Magang ini jauh dari sempurna, oleh karena itu
kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun
demi terciptanya perbaikan di masa yang akan datang.
Penulis
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Obat tradisional bukan hal yang baru lagi bagi masyarakat
Indonesia salah satu obat tradisional bangsa Indonesia berbentuk jamu,
yang telah dikenal sejak jaman nenek moyang. Jamu yang beredar di
masyarakat pada saat ini adalah jamu gendong, jamu godogan, dan jamu
serbuk.
Industri jamu di Indonesia saat ini semakin berkembang pesat.
Karena masih banyak digunakan oleh masyarakat. Selain itu jamu
tradisional tidak memberikan efek samping bagi kesehatan dan merupakan
obat warisan nenek moyang sebelum obat-obatan kimia berkembang
secara pesat, tetapi masih banyak masyarakat yang menggemari jamu
tradisional. Dan apa lagi di jaman sekarang banyak dokter-dokter
menggunakan obat herbal sebagai resep pengobatan.
Kunyit (Curcuma domestica VAL.) merupakan salah satu tanaman
obat dalam suku Zingiberaceace yang mempunyai potensi cukup tinggi
untuk dibudidayakan. Pemakaian kunyit dari waktu ke waktu cenderung
meningkat baik di dalam negeri maupun di berbagai negara di dunia.
Dalam perdaganga Internasional, kunyit termasuk salah satu mata
dagang komoditas ekspor. Kebutuhan kunyit untuk seluruh dunia
diperkirakan sekitar 12.000 ton per tahun, namun baru dipenuhi oleh India
1.260 ton dan sebagian kecil dari RRC. Perdagangan kunyit untuk ekspor
umumnya dalam bentuk belahan atau irisan rimpang kering. Negara
pengimpor kunyit antara lain adalah Jepang, Hongkong, negara-negara
kawasan Eropa dan Amerika.
Indonesia telah memanfaatkan peluang pasar ekspor kunyit,
sekalipun jumlahnya selalu naik turun cukup dratis (fluktuasi). Pada tahun
1983 ekspor kunyit Indonesia tercatat sebesar 10.000 kg (US $ 4.707),
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2
kemudian tahun 1894 naik menjadi 386. 926 kg (US $ 307.974). Tahun
1985-1986 terjadi penurunan, yakni masing-masing hanya 251.610 kg (US
$ 166.086) dan 129.000 kg (US $ 60.682). Tahun 1987 naik lagi menjadi
398.155 kg (US $ 378.428), tetapi tahun 1988 dan 1989 hanya sebesar
22.600 kg (US $ 23. 679) dan 35.774 kg (US $ 184.225). Tahun 1991
sebesar 162,4 ton (US $ 53.328) dan tahun 1992 hanya 1,7 ton (US $
2.274).
Komoditas ini memberikan peluang cukup tinggi dalam kapasitas
serapnya, baik disektor formal (industri jamu), sektor informal (jamu
gendong, pedagang simplisia, petani pembudidaya dan pengepul simplisia
maupun ekspor). Kebutuhan kunyit untuk bahan baku obat tradisional
lokal maupun ekspor terus meningkat maka perlu adanya pengembangan
agrobisnis tanaman obat di Indonesia. Karena kualitas simplisia sangat
mempengarui hasil jamu, maka pada budidayanya seharusnya lebih
diperhatikan. Pada kenyataannya sering petani membawa hasil tanaman
obat untuk di jual kepada pengusaha, tetapi bahan jamu tersebut ditolak
karena kualitasnya tidak sesuai dengan apa yang diharapkan dan
distandarkan oleh pengusaha.
Kunyit banyak ditemukan dalam ramuan jamu, baik secara tunggal
maupun dikombinasi dengan bahan jamu yang lain. Berdasarkan
penelitian atau pengalaman (empiris), kunyit dapat menyembuhkan
beberapa penyakit diantaranya sakit gatal, kesemutan, gusi bengkak,luka,
sesak nafas, sakit perut, bisul, sakit limpa, usus, kudis, encok, sakit
kuning, memperbaiki pencernakan dan merangsang gerakan usus serta
menghilangkan perut kembung (karminativa), anti diare, obat peluru
empedu (kolagoga), koreng (skabida), racun serangga (desinfectan),
penenang (sedativa), dan penawar racun (antidota). Rasanya tidak terlalu
sulit untuk mendapatkan jamu dan minuman segar yang berasal dari kunyit
di warung-warung atau toko-toko jamu.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3
B. Perumusan Masalah
Untuk menghasilkan produk jamu yang berkualitas, cara
pengolahan sangat berpengaruh. Pertama kali yang perlu diperhatikan
adalah apakah bahan segar yang akan digunakan telah memenuhi standar
atau belum. Selanjutnya bagaiman proses pengolahan bahan bakul jamu
dilakukan sehingga menjadi jamu serbuk yang siap di komsumsi.
Cara pengolahan yang tidak benar dapat mengakibatkan kualitas
produk jamu kurang sempurna, baik dari kebersihan, aroma, warna,
kemasan maupun khasiatnya. Sedangkan apabila cara pengolahan jamu
sudah benar, dapat memperbaiki atau bahkan meningkatkan produk yang
dihasilkan, kebersihan lebih terjamin, aroma warna, dan kemasan yang
menarik sehingga akan lebih berkhasiat.
Disini penulis hanya mengambil satu permasalahan tentang
bagaimana proses pengolahan kunyit sebagai bahan baku jamu serbuk.
C. Tujuan Magang
1. Tujuan Umum
a. Mahasiswa dapat melihat dan memahami secara langsung proses
pengolahan kunyit menjadi jamu serbuk
b. Mahasiswa memperoleh pengalaman kerja secara langsung
sehingga dapat membandingkan antara teori dengan realisasinya di
lapangan serta berkaitan dengan ilmu yang lain.
c. Menjalin hubungan kerjasama antara perguruan tinggi dengan
dunia industri atau perusahaan.
d. Memenuhi salah satu persyaratan dalam mencapai gelar Ahli
Madya Agrofarmaka di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui ciri simplisia kunyit yang berkualitas baik
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
4
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
6
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
8
sejenis dari negara lain baik di pasar dalam negeri maupun internasional
(Anonim, 2009).
Obat tradisional bukan hal yang baru bagi masyarakat Indonesia.
Sebelum obat-obat kimia berkembang secara modern, nenek moyang kita
umumnya menggunakan obat-obatan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan
untuk mengatasi problem kesehatannya.
Dari tumbuhan obat tersebut dapat dibuat berbagai produk yang
sangat bermanfaat dalam menunjang industri obat tradisional, farmasi,
makanan dan minuman. Ragam bentuk hasil olahannya, antara lain berupa
simplisia.
Simplisia adalah bahan baku alamiah yang digunakan untuk
membuat ramuan obat tradisional yang belum mengalami pengolahan
pengeringan. Proses pembuatan simplisia pada prinsipnya meliputi tahap-
tahap pencucian, pengecilan ukuran dan pengeringan.
Mengingat pentingnya penerapan CPOTB maka pemerintah secara
terus menerus memfasilitasi industri obat tradisional baik skala besar
maupun kecil untuk dapat menerapkan CPOTB melalui langkah-langkah
dan pentahapan yang terprogram. Dengan adanya perkembangan jenis
produk obat bahan alam tidak hanya dalam bentuk Obat Tradisional
(Jamu), tetapi juga dalam bentuk Obat Herbal Terstandar dan Fitofarmaka,
maka Pedoman Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik ini dapat pula
diberlakukan bagi industri yang memproduksi Obat Herbal Terstandar dan
Fitofarmaka (Fauziah, 1996).
Jamu adalah sebutan untuk obat tradisional dari Indonesia.
Belakangan populer dengan sebutan herba atau herbal. Jamu dibuat dari
bahan-bahan alami, berupa bagian dari tumbuhan seperti rimpang (akar-
akaran), daun-daunan dan kulit batang, buah. Ada juga menggunakan
bahan dari tubuh hewan, seperti empedu kambing atau tangkur buaya.
Jamu biasanya terasa pahit sehingga perlu ditambah madu sebagai
pemanis agar rasanya lebih dapat ditoleransi peminumnya. Di berbagai
kota besar terdapat profesi penjual jamu gendong yang berkeliling
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
9
air bahan sampai pada tingkat yang diinginkan atau kadar air bahan
sampai pada tingkat yang diinginkan atau kadar air seimbang dengan
atmosfer normal. Pada keadaan ini penurunan mutu bahan oleh kapang,
aktivitas enzim, dan serangga dapat diabaikan (Kartasapoetra, 1989).
Kadar air bahan merupakan jumlah air yang yang terikat secara
fisik dalam bahan sehingga bahan dapat dinyatakan sebagai suatu
material basah atau kering. Jumlah kandungan air pada suatu bahan
hasil pertanian akan mempengaruhi daya tahan bahan terhadap serangan
mikroba. Dengan demikian, penghilangan kadar air hingga jumlah
tertentu berguna untuk memperpanjang daya tahan bahan selama
penyimpanan. Cara mengurangi kadar air bahan dapat dilakukan
dengan menggunakan metode pengeringan pada suhu tertentu sehingga
bahan mencapai berat tetap. Kehilangan berat akibat pengeringan
selanjutnya dianggap sebagai kadar bahan asal.
Dalam pengeringan, keseimbangan kadar air menentukan batas
akhir dari proses pengeringan. Kelembapan udara serta suhu udara pada
simplisia kering biasanya mempengaruhi keseimbangan kadar air. Pada
saat kadar air seimbang, penguapan air pada simplisia akan terhenti dan
jumlah molekul-molekul air yang akan diuapkan sama dengan jumlah
molekul air yang di serap oleh permukaan bahan. Laju pengeringan
amat tergantung pada perbedaan antara kadar air simplisia dengan kadar
air keseimbangan.
Secara garis besar pengeringan produk tanaman obat dapat
dilakukan dengan dua cara:
1. Pengeringan secara alami (natural drying)
Pengeringan secara alami pada dasarnya melibatkan unsur-
unsur iklim :
• Pengeringan dengan cahaya matahari (sun drying)
Pengeringan ini memanfaatkan energi panas dari
cahaya matahari langsung dan merupakan cara pengeringan
yang paling sederhana dan paling umum dan paling umun
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
12
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
14
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
15
D. Manfaat Kunyit
Di daerah Jawa, kunyit banyak digunakan sebagai ramuan jamu
karena berkhasiat menyejukkan, membersihkan, mengeringkan,
menghilangkan gatal, dan menyembuhkan kesemutan. Manfaat utama
tanaman kunyit, yaitu: sebagai bahan obat tradisional, bahan baku industri
jamu dan kosmetik, bahan bumbu masak, peternakan dll. Disamping itu
rimpang tanaman kunyit itu juga bermanfaat sebagai anti inflamasi, anti
oksidan, anti mikroba, pencegah kanker, anti tumor, dan menurunkan
kadar lemak darah dan kolesterol, serta sebagai pembersih darah
(Mooryati, 1998).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
16
BAB III
METODOLOGI
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
17
3. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan di lakukan dengan cara mencari data yang ada dalam
buku-buku di perpustakaan universitas.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
18
BAB IV
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
19
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
20
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
21
B. Manajemen Perusahaan
1. Struktur Organisasi
Adapun struktur organisasi yang ada di P.J Bisma Sehat yaitu
sebagai berikut:
PIMPINAN
Mulyadi
SEKRETARIS BENDAHARA
Wiwik Wiwik
PENGAWAS
Agus dan Gimin
PEMASARAN
Priyanto
Keterangan garis :
a. : sejajar
b. : membawahi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
22
2. Ketenagakerjaan
a. P.J Bisma Sehat mempunyai karyawan sebanyak 25 orang
karyawan yang sudah mempunyai tanggung jawab masing-masing
dan untuk karyawan borongan 4 orang. Dalam P.J Bisma Sehat
tidak ada pembagian tugas secara khusus.
Di bawah ini merupakan karyawan berdasarkan bagian
tugasnya, sebagai berikut :
• Sortir : 3 orang
• Gudang : 2 orang
• Produksi : 4 orang
• Ayak : 2 orang
• Pengemasan : 3 orang
• Pres : 2 orang
• Packing : 2 orang
• Pengawas : 2 orang
• Pemasaran : 3 orang
• Sopir : 2 orang
b. Semua karyawan memiliki jam kerja yang sama yaitu 9,5 jam
perhari, dengan jumlah hari kerja dalam seminggu 7 hari yaitu dari
hari senin sampai minggu, sedangkan untuk libur tiap tanggal 1
(awal bulan). Mulai bekerja dari jam 07.00 – 16.30 WIB dan waktu
istirahat selama 60 menit yaitu dari jam 12.00 – 13.00 WIB.
c. Penerimaan tenaga kerja di P.J Bisma Sehat apabila membutuhkan
karyawan dan lulusan tidak menjadi jaminan asalkan pelamar
pekerja mempunyai kemampuan dan ketrampilan di bidang jamu
tradisional. Dan yang menjadi karyawan di P.J Bisma Sehat adalah
orang sekitar Sukoharjo dan Wonogiri.
d. Sistem gaji di PJ. Bisma Sehat memberikan gaji pada setiap
karyawan berdasarkan kedudukan, prestasi (lemburan), lama
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
23
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
24
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
25
3. Perajangan
Pengecilan dilakukan untuk mempermudah proses selanjutnya.
Simplisia kunyit yang dikirim oleh pengepul ukurannya masih beragam
atau bermacam-macam ada yang sudah berbentuk kepingan kecil-kecil
dan ada yang masih berukuran besar-besar, tetapi juga tegantung dari
jenis masing-masing bahan. Proses pengecilan ukuran disini sudah
menggunakan mesin perajang dengan tebal 3 - 6 mm. Dalam satu hari
bisa mendapatkan hasil rajangan 500 - 700 kg.
4. Pengeringan
Pengeringan dilakukan dengan cahaya matahari,dan apabila
cuaca tidak menentu dibantu dengan api. Suhu yang digunakan
pengeringan di P.J Bisma Sehat 50 - 60ºC.
Pengeringan adalah proses pengurangan kadar air sampai batas
yang terbaik sekitar 8 – 10 %, pada kadar air tersebut, kemungkinan
bahan cukup aman terhadap pencemaran, baik yang disebabkan oleh
jamur ataupun insektisida. Pada waktu penjemuran, dijaga agar bahan
jangan sampai menumpuk. Sedangkan untuk alas penjemuran
digunakan anyaman bambu. Tetapi penjemuran langsung dengan
matahari seringkali menyebabkan bahan mudah tercemar dan keadaan
cuaca yang tidak menentu akan menyebabkan pembusukan.
5. Sortasi Akhir
Sortasi kering pada bahan yang telah dikeringkan dengan cara
memisahkan bahan-bahan dari benda-benda asing seperti kerikil, tanah
atau kotoran-kotoran lain. Timbang jumlah rimpang hasil penyortiran
ini di masukkan dalam wadah untuk proses selanjutnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
26
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
27
dalam mesin selama 20 menit untuk bahan 300 kg dan setelah itu
hasilnya akan keluar menjadi serbuk yang agak halus. Hasil
penggilingan yang kedua ini perlu didinginkan dulu sebelum dilakukan
proses pengayakan.
Pengayakan dilakuakan dengan tujuan agar serbuk jamu benar-
benar halus. Setelah selasai penggilingan yang kedua dingin maka siap
untuk menjalankan proses selanjutnya yaitu pengayakan. P.J Bisma
Sehat menggunakan 3 mesin ayak dengan tipe mesh 120 yang
berukuran 1,25 m x 2,5 m. Cara pengayakan mesin dihidupkan
kemudian serbuk dituang pada ayakan sambil diaduk-aduk dengan kayu
panjang. Hasil ayakan akan jatuh ke bawah dalam bentuk serbuk halus.
Setelah melalui proses ayakan, masih ada proses penggilingan
satu kali lagi tujuannya untuk mendapatkan hasil serbuk jamu yang
sangat halus, dalam penggilingan ini membutuhkan waktu 45 menit
untuk bahan kunyit 300 kg, sehingga lebih mudah larut saat di
konsumsi dengan cara diseduh dengan air hangat. Setelah melewati
beberapa proses penggilingan dan pengayakan bahan sudah bisa di
sebut sebagai serbuk bahan baku.
3. Penyimpanan Awal
Gudang ini bersifat sementara yaitu berfungsi sebagai tempat
penampungan sebelum serbuk bahan baku di ramu menjadi jamu serbuk
jadi. Serbuk bahan baku yang sudah mengalami beberapa proses di
simpan dalam karung plastik yang diberi kode dan tanggal pembuatan.
Kode ini dibuat untuk membedakan ramuan yang satu dengan yang lain
sedangkan tanggal pembuatan di tulis untuk menentukan masa
kadaluarsa bahan baku. Penyimpanan dengan karung plastik bertujuan
untuk mengantisipasi kemungkinan - kemungkinan yang tidak
diinginkan, misalnya kerusakan bahan baku kunyit karena air hujan,
perlindungan terhadap gangguan tikus atau serangga serta
mengantisipasi kerusakan atau kebocoran karung yang menyebabkan
bahan - bahan terjatuh atau tercecer.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
28
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
29
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
30
plastik kecil yang di sablon P.J Bisma Sehat kemudian dari 40 plastik
tadi di masukkan dalam 1 plastik besar dan ditambahkan etiket di
dalamnya.
Setelah proses pecking selesai jamu serbuk siap di pasarkan
tetapi tidak semua langsung dipasarkan ada sebagian digunakan sebagai
cadangan atau stok. Cadangan ini simpan dalam rak – rak yang
diletakkan dalam ruangan tersendiri untuk menunggu pemasaran
selanjutnya. Daerah pemasaran jamu P.J Bisma Sehat yaitu wilayah
kabupaten Wonogiri, Karanganyar, Sukoharjo, dan provinsi Jawa Barat,
Jawa Timur, Sulawesi, Kalimantan, Gorontalo, Nusa Tenggara Timur.
7. Penyimpanan Akhir
Produk P.J Bisma Sehat yang telah dikemas kemudian disimpan
pada ruang terpisah yang tergantung dari jenis bahan yang disimpan.
Pada saat penyimpanan ruang yang digunakan harus ruangan yang
bersih dan terbebas dari serangga, binatang pengerat, cukup
penerangan, terjamin peredaran udaranya dan suhu harus sesuai
sebelum dilakukan pemasaran.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB V
A. Kesimpulan
Dari pelaksanaan kegiatan magang di P.J Bisma Sehat Nguter maka
penulis dapat menarik kesimpulan antar lain:
1. P.J Bisma Sehat adalah salah satu unit usaha yang bergerak dalam
bidang jamu tradisional.
2. P.J Bisma Sehat dalam pendirian perusahaan ini bermaksud untuk :
“Mengembangkan usaha dari pengalaman yang di dukung dengan
mengadakan kerja sama dengan beberapa perusahaan jamu tradisional
di sekitar Nguter dan membantu masyarakat dalam bidang kesehatan
dengan menyediakan sarana pengobatan yang efek sampingnya rendah
serta harganya terjangkau”.
3. Tujuan berdirinya P.J Bisma Sehat adalah :
a. Mendapatkan keuntungan dan menambah penghasilan.
b. Memenuhi permintaan jamu tradisional dari penjual jamu gendong.
c. Membuka lapangan pekerjaan dan mengurangi pengangguran.
4. P.J Bisma Sehat merupakan salah satu industri pembuatan jamu yang
cukup berkembang di Nguter, Sukoharjo dengan memproduksi kurang
lebih 50 macam jamu.
5. Ciri-ciri simplisia untuk jamu serbuk antara lain : Warna kuning cerah,
kadar kering antara 90-95 %, tebal kerina ± 3 cm, diameter ± 7 cm,
aroma sedap khas kunyit.
6. Persiapan pengolahan bahan jamu di P.J Bisma Sehat masih dibagi
menjadi beberapa tahapan, antara lain: sortasi awal, pencucian,
perajang, pengeringan, dan sortasi akhir.
commit31 to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
B. Saran
Adapun saran yang dapat penulis berikan kepada P.J Bisma Sehat
antara lain :
1. Meningkatkan hasil produk, dengan menjaga mutu dan kualitas jamu.
2. Kebutuhan yang besar dan kelangkaan bahan dapat menjadi
perangsang petani tanaman obat untuk mengembangkan budidayanya.
3. Untuk meningkatkan kapasitas produksi, sebaiknya menggunakan
semua media yang saat ini berkembang seperti media cetak (majalah,
surat kabar), media elektronik (radio, tv, internet) ataupun media –
media lain yang mendukung.
4. Untuk meningkatkan mutu, PJ Bisma Sehat dapat meningkatkan obat
herbal berstandar.
5. Mengingat semakin banyaknya jenis produk jamu dipasaran,sebaiknya
produk jamu di PJ Bisma Sehat lebih diperbanyak lagi
commit32 to user